Modul Pelatihan Pengadaan Barang Jasa Pe
Modul Pelatihan Pengadaan Barang Jasa Pe
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
MODUL
2010 1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
MODUL
PENGANTAR
PENGADAAN
BARANG/JASA
DI INDONESIA
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Pendahuluan 5
A.1 Garis Besar Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 5
A.2 Prinsip Pengadaan Barang/Jasa 11
A.3 Ruang Lingkup Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 13
DAFTAR tabel
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
A. PENDAHULUAN
P
A.1 Garis Besar Proses engadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/
Barang/ Jasa Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/
Pemerintah
Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sam-
A.2 Prinsip Pengadaan pai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Dalam
Barang/Jasa hal ini proses yang dimaksud diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Dalam modul-
A.3 Ruang Lingkup modul ini selanjutnya akan disebut Perpres 54/2010.
Berlakunya
Peraturan Presiden Perpres 54/2010 secara garis besar dapat digambarkan secara diagram
Nomor 54 Tahun
seperti yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini
2010
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Tata cara pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui swakelola dijelaskan secara rinci pada
Lampiran VI Perpres 54/2010 yang secara umum prosesnya bisa dikelompokkan dalam 3 (tiga)
tahapan utama (lihat gambar 2 di bawah ini), yaitu:
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
>> Melalui Penyedia Barang/Jasa (BAB VI), yaitu badan usaha atau orang perseorangan yang
memenuhi syarat dan mampu menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan.
Tata cara pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui penyedia barang/jasa dijelaskan secara rinci
pada Lampiran II Perpres 54/2010 untuk pengadaan barang, pada Lampiran III untuk pengadaan
pekerjaan konstruksi, Lampiran IVa dan IVb untuk pengadaan jasa konsultansi dan Lampiran V un-
tuk pengadaan jasa lainnya. Secara umum prosesnya dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini dan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengelompokan kebutuhan barang/jasa yang akan diadakan kedalam jenis-jenis barang/
jasa sebagai berikut :
a. Barang, yaitu setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak mau-
pun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau di-
manfaatkan oleh Pengguna Barang.
Contoh : bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, mahluk hidup.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
b. Pekerjaan Konstruksi, yaitu seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
Contoh : Pekerjaan membangun gedung mencakup pekerjaan arstektural, sipil, mekanikal, elektrikal
dan tata lingkungannya beserta kelengkapannya; konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan
tempur; pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan lahan; penggalian dan/atau penataan lahan
(landscaping); perakitan atau instalasi komponen pabrikasi; penghancuran (demolition) dan pembersihan
(removal); reboisasi dan sejenisnya.
c. Jasa Konsultansi, yaitu Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
Contoh : jasa rekayasa (engineering); jasa perencanaan (planning), perancangan (design) dan
pengawasan (supervision) untuk Pekerjaan Konstruksi; jasa perencanaan (planning), perancangan (design)
dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan selain Pekerjaan Konstruksi, seperti transportasi, pendi-
dikan, kesehatan, kehutanan, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, kedirgantaraan, pengembangan
usaha, perdagangan, pengembangan SDM, pariwisata, pos dan telekomunikasi, pertanian, perindustrian,
pertambangan, energi; jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan, jasa penilaian, jasa pendampingan,
bantuan teknis, konsultan manajemen, konsultan hukum.
d. Jasa Lainnya, yaitu jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan
(skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi,
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
Contoh : jasa boga (catering service); jasa layanan kebersihan (cleaning service); jasa penyedia tenaga
kerja; jasa asuransi, perbankan dan keuangan; jasa layanan kesehatan, pendidikan, pengembangan
sumber daya manusia, kependudukan; jasa penerangan, iklan/reklame, film, pemotretan; jasa per-
cetakan dan penjilidan; jasa pemeliharaan/perbaikan; jasa pembersihan, pengendalian hama (pest
control) dan fumigasi; jasa pengepakan, pengangkutan, pengurusan dan penyampaian barang;
jasa penjahitan/konveksi; jasa impor/ekspor; jasa penulisan dan penerjemahan; jasa penyewaan;
jasa penyelaman; jasa akomodasi; jasa angkutan penumpang; jasa pelaksanaan transaksi instrumen
keuangan; jasa penyelenggaraan acara (event organizer); jasa pengamanan; jasa layanan
internet; jasa pos dan telekomunikasi; jasa pengelolaan aset.
Jenis barang/jasa beserta karakteristiknya akan menentukan sistem pengadaan, metode kualifikasi,
jadwal pengadaan, dokumen pengadaan, HPS dan jaminan lelang yang akan digunakan dalam proses
pemilihan penyedia barang/jasa. Karakteristik barang yang dimaksudkan disini adalah berdasarkan :
a. Nilai/harga barang/jasa
b. Apakah untuk kebutuhan darurat atau bukan,
c. Kompleks tidaknya teknologi barang/jasa yang akan diadakan
d. Apakah merupakan kebutuhan rutin atau bukan bagi K/L/D/I yang bersangkutan
e. Apakah barang/jasa yang mempunyai hak paten
f. Apakah barang/jasa hasil industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri
g. Lain-lainnya sesuai yang diatur dalam Perpres 54/2010.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
3. Selanjutnya adalah proses memilih penyedia. Untuk memilih salah satu dari beberapa penyedia barang/
jasa yang ada, maka yang harus dilakukan sebelum dilakukan proses pemilihan penyedia, terlebih dahulu
perlu dilakukan langkah persiapan yang meliputi:
a. Menyusun rencana pemilihan penyedia
b. Menetapkan sistem pengadaan yang meliputi :
• Menetapkan metode pemilihan penyedia, yaitu memilih salah satu dari beberapa metode
pemilihan berikut :
> Apakah dengan pelelangan untuk memilih penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya
> Apakah dengan seleksi untuk memilih penyedia jasa konsultansi
> Apakah dengan pemilihan langsung
> Apakah dengan pengadaan langsung
> Apakah dengan penunjukan langsung
> Apakah dengan kontes/sayembara
• Menetapkan metode penyampaian dokumen, yaitu memilih salah satu dari metode penyampaian
dokumen berikut :
> Satu sampul
> Dua sampul
> Dua tahap
• Menetapkan metode evaluasi penawaran, yaitu memilih salah satu dari metode evaluasi
penawaran berikut :
> Sistem gugur
> Sistem nilai
> Sistem nilai berdasarkan umur ekonomis
c. Menetapkan sistem kualifikasi, yaitu memilih salah satu dari metode kualifikasi berikut :
> Prakualifikasi
> Pascakualifikasi
d. Menyusun jadwal pemilihan penyedia
e. Menyusun dokumen pengadaan
f. Menetapkan HPS
g. Menetapkan kebutuhan jaminan penawaran
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
4. Setelah persiapan pengadaan sudah dilakukan dengan matang, maka langkah selanjutnya
adalah proses pemilihan penyedia sesuai dengan rencana pengadaan yang sudah ditetap-
kan melalui langkah persiapan tersebut. Dari proses pemilihan penyedia ini akan didapatkan
penyedia barang/jasa yang terpilih.
5. Setelah penyedia barang/jasa terpilih, selanjutnya adalah penandatangan kontrak yang dilanjutkan
dengan pelaksanaan kontrak
C. Disamping mengatur seperti pada butir a dan b di atas, hal-hal lain yang diatur
adalah :
> Pengadaan Khusus dan Pengecualian (BAB XIV), yaitu mengatur barang/jasa khusus berupa Alat
Utama Sistem Senjata (ALUTSISTA) yang dibutuhkan oleh Tentara Nasional Indonesia dan Alat
Material Khusus (ALMATSUS) yang dibutuhkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
> Pengendalian, Pengawasan, Pengaduan dan Sangsi (BAB XV).
> Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Pengadaan (BAB XVI)
> Ketentuan Lain-lain (BAB XVII) mengatur pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui kerjasama
Pemerintah dengan Swasta dan pengadaan tanah.
> Ketentuan Peralihan (BAB XVIII) yang mengatur batas waktu pembentukan ULP.
> Ketentuan Penutup (BAB XIX).
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
T
A.1 Garis Besar Proses erdapat sejumlah prinsip yang harus dijadikan dasar dalam
Pengadaan melaksanakan proses pengadaan barang/jasa. Prinsip-prinsip
Barang/Jasa
yang dimaksud terdiri dari tujuh prinsip dasar seperti disajikan
Pemerintah
dalam bentuk gambar yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
A.2 Prinsip Pengadaan
Barang/Jasa Efisien
Akuntabel Efektif
A.3 Ruang Lingkup
PRINSIP
Berlakunya PENGADAAN
Tidak diskriminatif Transparan
Peraturan
Presiden Nomor
Bersaing Terbuka
1. Efisien.
Efisiensi pengadaan diukur terhadap seberapa besar upaya yang di-
lakukan untuk memperoleh Barang/Jasa dengan spesifikasi yang su-
dah ditetapkan. Upaya yang dimaksud mencakup dana dan daya yang
dikeluarkan untuk memperoleh Barang/Jasa. Semakin kecil upaya yang
diperlukan maka dapat dikatakan bahwa proses pengadaan semakin
efisien.
2. Efektif.
Efektifitas pengadaan diukur terhadap seberapa jauh Barang/Jasa
yang diperoleh dari proses pengadaan dapat mencapai spesifikasi
yang sudah ditetapkan.
3. Transparan.
Bagaimana proses pengadaan Barang/Jasa dilakukan dapat diketahui
“ Apabila prinsip-prinsip secara luas. Proses yang dimaksud meliputi dasar hukum, ketentuan-
tersebut dapat dilaksanakan,
dapat dipastikan akan
ketentuan, tata cara, mekanisme, aturan main, sepsifikasi barang/jasa,
diperoleh barang/jasa yang dan semua hal yang terkait dengan bagaimana proses pengadaan
sesuai dengan spesifikasinya barang/jasa dilakukan. Dapat diketahui secara luas berarti semua
dengan kualitas yang
maksimal serta biaya
informasi tentang proses tersebut mudah diperoleh dan mudah diakses
pengadaan yang minimal ” oleh masyarakat umum, terutama Penyedia Barang/Jasa yang berminat.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
4. Terbuka.
Berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi
persyaratan/kriteria yang ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap penyedia yang me-
menuhi syarat dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang prosedur yang jelas untuk
mengikuti lelang/seleksi.
5. Bersaing.
Proses pengadaan barang dapat menciptakan iklim atau suasana persaingan yang sehat di antara
para penyedia barang/jasa, tidak ada intervensi yang dapat mengganggu mekanisme pasar, sehingga
dapat menarik minat sebanyak mungkin penyedia barang/jasa untuk mengikuti lelang/seleksi yang
pada gilirannya dapat diharapkan untuk dapat memperoleh barang/jasa dengan kualitas yang
maksimal.
6. Adil/tidak diskriminatif.
Berarti proses pengadaan dapat memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Ba-
rang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, kecuali diatur dalam
peraturan ini. Sebagai contoh bahwa dalam peraturan ini mengatur agar melibatkan sebanyak mungkin
Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Koperasi Kecil. Disamping itu juga mengutamakan produksi dalam
negeri.
7. Akuntabel.
Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa
sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila prinsip-prinsip tersebut dapat dilaksanakan, dapat dipastikan akan diperoleh barang/jasa
yang sesuai dengan spesifikasinya dengan kualitas yang maksimal serta biaya pengadaan yang
minimal. Disamping itu dari sisi penyedia barang/jasa akan terjadi persaingan yang sehat dan pada
gilirannya akan terdorong untuk semakin meningkatnya kualitas dan kemampuan penyedia
barang/jasa.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
P
A.1 Garis Besar Proses eraturan Presiden No 54 tahun 2010 yang mengatur pengadaan
Pengadaan barang/jasa berlaku untuk pengadaan barang/jasa pemerintah
Barang/Jasa dengan ketentuan :
Pemerintah
A.2 Prinsip Pengadaan 1. Pengadaan barang/jasa di lingkungan K/L/D/I yang sumber pem-
Barang/Jasa biayaannya baik sebagian atau seluruhnya berasal dari APBN/
APBD atau Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
2. Pengadaan barang/jasa untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia,
A.3 Ruang Lingkup Badan Hukum Milik Negara, Badan usaha Milik Negara, Badan Usaha
Berlakunya Milik Daerah, yang sumber pembiayaannya baik sebagian atau seluruh-
Peraturan
nya berasal dari APBN/APBD atau Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
Presiden Nomor
54 Tahun 2010 3. Untuk pembiayaan yang bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri,
bila terdapat perbedaan peraturan dengan pemberi pinjaman/hibah,
maka para pihak dapat membuat kesepakatan tentang tata cara
pengadaan yang akan dipergunakan.
Contoh kasus :
1. Semua proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan
oleh K/L/D/I yang dibiayai oleh APBN/APBD, baik sebagian maupun
seluruhnya, harus mengacu pada Perpres 54/2010.
2. Semua proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibutuh-
kan oleh K/L/D/I yang dibiayai dari sumber pinjaman atau hibah
luar negeri, baik sebagaian maupun seluruhnya, harus mengacu
pada Perpres 54/2010. Apabila ada perbedaan peraturan tata cara
pengadaan antara pemberi pinjaman atau hibah dengan Perpres
54/2010, maka pemberi pinjaman atau hibah bersama-sama dengan
K/L/D/I dapat membuat kesepakatan tentang tata cara pelaksanaan
pengadaan yang akan digunakan.
3. Pengadaan Barang/jasa investasi untuk investasi adalah pengadaan
untuk belanja modal dalam rangka penambahan aset dan/atau
peningkatan kapasitas. Sebagai contoh : pengadaan mobil, bangu-
nan kantor, pelatihan SDM untuk pengembangan kapasitas kerja,
pengadaan alat kerja (komputer, furniture kantor), pengembangan
sistem informasi, pembelian mesin untuk meningkatkan produksi.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
- Sebagian atau seluruhnya dari APBN/APBD; atau Semua jenis Barang/Jasa yang dibutuhkan K/L/D/I.
- Sebagian atau seluruhnya dari pinjaman/hibah luar
negeri Semua jenis Barang/Jasa investasi yang dibutuhkan
di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik
Negara, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah
Catatan :
- Bila ada perbedaan peraturan dengan pemberi pinjaman/hibah, maka para pihak dapat membuat kesepakatan
tentang tata cara pengadaan
- Contoh barang/jasa investasi adalah kendaraan, bangunan kantor, pelatihan SDM untuk pengembangan kapasitas
kerja, pengadaan alat kerja (komputer, furniture kantor), pengembangan sistem informasi, pembelian mesin untuk
meningkatkan produksi dan sejenisnya.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
P
B.1 Peraturan dan engadaan barang/jasa pemerintah dilakukan dengan mengacu
Kebijakan pada sejumlah peraturan dan kebijakan. Dasar hukum dan ke-
tentuan/peraturan pengadaan barang/jasadapat dikelompok-
kan menjadi dua bagian, yaitu :
B. 2 Konsep Ramah 1. Dasar Hukum Utama
Lingkungan
2. Dasar HukumTerkait
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pennyelenggaraan Negara yang
bersih dan Bebas dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Jasa Konstruksi.
e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
g. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Pembinaan Jasa Konstruksi
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Perubahan Kedua Atas Keputusan
Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Kebijakan umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bertujuan untuk mensinergikan ketentuan Pengadaan
Barang/Jasa dengan kebijakan-kebijakan di sektor lainnya. Langkah-langkah kebijakan yang akan ditempuh
Pemerintah dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini, meliputi :
a. Peningkatan penggunaan produksi Barang/Jasa dalam negeri yang sasarannya untuk memperluas
kesempatan kerja dan basis industri dalam negeri dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi
dan daya saing nasional;
b. Kemandirian industri pertahanan, industri alat utama sistem senjata (Alutsista) dan industri alat
material khusus (Almatsus) dalam negeri;
c. Peningkatan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam
Pengadaan Barang/Jasa;
d. Perhatian terhadap aspek pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
secara arif untuk menjamin terlaksananya pembangunan berkelanjutan;
e. Peningkatan penggunaan teknologi informasi dan transaksi elektronik;
f. Penyederhanaan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan keputusan
dalam Pengadaan Barang/Jasa;
g. Peningkatan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam
perencanaan dan proses Pengadaan Barang/Jasa;
h. Peningkatan penerimaan negara melalui sektor perpajakan;
i. Penumbuhkembangan peran usaha nasional;
j. Penumbuhkembangan industri kreatif inovatif, budaya dan hasil penelitian laboratorium atau
institusi pendidikan dalam negeri;
k. Memanfaatkan sarana/prasarana penelitian dan pengembangan dalam negeri;
l. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk di
Kantor Perwakilan Republik Indonesia; dan
m. Pengumuman secara terbuka rencana dan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di masing-masing
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Pemerintah Daerah/Institusi lainnya kepada masyarakat luas.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
P
B.1 Peraturan dan engadaan barang/jasa hendaknya memperhatikan kelestarian
Kebijakan lingkungan. Hal ini dilakukan agar kerusakan lingkungan dapat dimi-
nimalisasi sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi kehidupan umat
manusia. Pengadaan barang/jasa dilakukan dengan memperhatikan konsep
B. 2 Konsep Ramah
ramah lingkungan dengan menggunakan prinsip seperti yang diuraikan
Lingkungan
dalam BAB XII Perpres 54/2010. Berdasarkan hal tersebut, prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi adalah :
B.3 Pengecualian a. Kebutuhan barang/jasa dapat dipenuhi sesuai dengan spesifikasi yang
Pengadaan Barang/ ditetapkan tetapi harus dengan meminimasi dampaknya terhadap
Jasa lingkungan. Contoh :
1. Penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) diper-
lukan oleh setiap kota/kabupaten. Disisi yang lain, keberadaan
TPAS akan mencemari lingkungan. Maka pengadaan TPAS harus
meminimasi dampaknya terhadap lingkungan dengan cara
pemilihan teknologi yang tepat, dilakukannya studi analisis
mengenai dampak lingkungan sehingga dampak yang negatif
bisa dibuatkan rencana pengendaliannya.
2. Rancangan Gedung Perkantoran yang ramah lingkungan.
• Sistem pencahayaan sebanyak mungkin menggunakan cahaya
matahari. Sehingga bisa menghemat pemakaian listrik.
• Komponen kayu menggunakan kayu yang bersertifikat “eco labeling”
• Sebanyak mungkin menggunakan bahan-bahan recycle.
b. Untuk mencapai seperti yang diuraikan pada butir a di atas, maka pada
dokumen pengadaan perlu ditambahkan persyaratan-persyaratan
tertentu dalam proses pengadaan barang/jasa. Persyaratan yang di-
maksud terkait dengan bagaimana proses pengadaan barang/jasa
dilakukan dengan meminimasi dampaknya terhadap lingkungan.
Contoh persyaratan :
• Penyedia harus menyertakan studi AMDAL.
• Penyedia harus sebanyak mungkin menggunakan bahan-
bahan recycle.
• Penyedia harus mengusulkan konsep agar dampaknya terhadap
lingkungan bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi dan
dikendalikan.
• Dan sebagainya.
c. Pengendalian dampak terhadap lingkungan, pada banyak kasus akan
menambah biaya. Maka perlu dilakukan optimalisasi sehingga kebu-
tuhan dapat dipenuhi dan dampak lingkungan dapat dikendalikan
dengan biaya yang seminimal mungkin. Atau dengan perkataan yang
lain, pemenuhan kebutuhan barang/jasa dapat dilakukan dengan cara
yang efisien dan efektif.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
T
B.1 Peraturan dan erdapat pengecualian dalam pengadaan sejumlah barang/jasa.
Kebijakan Pengecualian dilakukan karena terdapatnya sifat khusus yang tidak
dapat disamakan dengan pengadaan barang/jasa pada umumnya.
Pengecualian tersebut meliputi:
B. 2 Konsep Ramah
Lingkungan
a. Pengadaan ALUTSISTA oleh Tentara Nasional Indonesia.
Pengecualian pengadaan dilakukan pada pengadaan alat utama
B.3 Pengecualian sistem senjata (alutsista) yang dipergunakan untuk kepentingan
Pengadaan pertahanan Negara ditetapkan oleh menteri pertahanan berdasar-
Barang/ Jasa kan masukan dari Panglima TNI.
b. Pengadaan ALMATSUS oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pengecualian pengadaan dilakukan pada pengadaan alat material
khusus (almatsus) yang digunakan untuk kepentingan penyeleng-
garaan keamanan dan ketertiban masyarakat ditetapkan oleh Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri
Pengadaan barang/jasa untuk kepentingan Pemerintah Republik
Indonesia di luar negeri pada prinsipnya berpedoman pada Perpres
RI No 54 tahun 2010. Apabila pelaksanaan pengadaan barang/jasa
berdasarkan Perpres RI no 54 tahun 2010 tidak dapat dilaksanakan,
maka pengadaan barang/jasa dapat menyesuaikan dengan keten-
tuan peraturan perundang-undangan di Negara setempat dengan
tetap memperhatikan kepentingan nasional.
Contoh :
ALUTSISTA :
- Pesawat tempur
- Persenjataan
- Alat komunikasi khusus
ALMATSUS :
- Peralatan penanggulangan huru hara
- Alat komunikasi khusus
- Persenjataan
TIDAK TERMASUK ALUTSISTA DAN ALMATSUS :
- Alat tulis kantor
- Pakaian seragam, kecuali mempunyai spesifikasi yang khusus
- Kendaraan operasional, kecuali mempunyai spesifikasi yang khusus
- Bahan bakar
KEBUTUHAN BARANG/JASA DI LUAR NEGERI :
- Barang/jasa yang dibutuhkan oleh kantor-kantor Pemerintah Re-
publik Indonesia di luar negeri seperti di kantor perwakilan dan
kedutan besar yang berada di luar negeri.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Pengguna
Anggaran
Panitia/Pejabat
ULP/Pejabat
PPK Penerima Hasil
Pengadaan
Pekerjaan
: Opsional
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Pada gambar 6 di bawah ini dapat dilihat susunan perangkat ULP yang disajikan dalam bentuk gambar.
Struktur Organisasi pengadaan barang/jasa melalui swakelola tergantung pada pihak mana yang
bertindak sebagai pelaksana swakelola. Sesuai pasal 26 ayat (4), pengadaan melalui swakelola
dapat dilakukan oleh :
1. K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran.
2. Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola.
3. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Hubungan kerja antara ke-tiga fungsi tersebut bersifat koordinatif dan ketiga-
tiganya diangkat dan bertanggung-jawab kepada PA/KPA. Dengan demikian
ketiga fungsi tersebut bisa bekerja secara independen dengan harapan akan
terjadi saling mengendalikan.
“ Penanggungjawab
utama terhadap anggaran
yang diberikan kepada
K/L/D/I adalah PA atau KPA
yang diberi kewenangan
oleh PA ”
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
S
D.1 Sistem istem pengelolaan dokumen pengadaan barang/jasa jenis pengadaan
Pengelolaan/ barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya maupun jasa konsultansi
Penataan pada dasarnya hampir sama, namun disesuaikan dengan komponen
Dokumen
dari jenis pengadaan tersebut. Uraian dari sistem pengelolaan doku-
Pengadaan Barang
dan Jasa men pengadaan dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Secara umum dokumen yang perlu dikelola oleh K/L/D/I, Instansi Pemerintah lain, dan Kelompok
Masyarakat untuk pekerjaan swakelola dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3 Dokumentasi Pekerjaan Swakelola
1. Dokumen kemajuan pelak- • Laporan kemajuan pelaksanaan • Tim swakelola (tim pelak-
sanaan pekerjaan keuangan secara berkala sana)
2. Dokumen kemajuan realisasi • Laporan kemajuan realisasi fisik • PPK
fisik dan keuangan dan keuangan
3. Dokumen pencapaian target • Pencapaian target fisik yang • Tim swakelola
fisik dicatat setiap hari dan hasil
evaluasi
4. Dokumen pencapaian target • Pencapaian target non-fisik dan • Tim swakelola
non-fisik hasil evaluasi
5. Dokumen penggunaan • Penggunaan bahan, jasa lain- • Tim swakelola
bahan, jasa lainnya, nya, peralatan/suku cadang
peralatan/suku cadang, dan/ dan/atau tenaga ahli perse-
atau tenaga ahli orangan yang dicatat setiap hari
dalam laporan harian
6. Dokumen bulanan • Laporan bulanan yang dibuat • Tim swakelola
berdasarkan laporan mingguan
7. Dokumen pekerjaan • Administrasi dan foto pelaksa- • Tim swakelola
naan pekerjaan
Penyimpanan data dapat dilakukan dengan media penyimpanan soft copy maupun hard copy. Sedangkan
lokasi penyimpanan dokumen dapat disimpan di masing-masing kantor unit organisasi K/L/D/I yang ber-
tanggung jawab.
Soft copy adalah file-fle yang ada dan tersimpan pada hard disk
komputer saat kita membuat sebuah dokumen di komputer.
Penyimpanan melalui soft copy dapat dengan mudah dibuka
dan di-edit pada komputer, juga dapat dengan mudah diha-
pus. Soft copy juga dapat dengan mudah dipindahkan dari
satu komputer ke komputer lainnya baik melalui USB drive dan
disk drive atau melalui media lainnya.
Selain pada hard disk komputer, soft copy bisa disimpan pada
media CD, DVD, flash disk, bahkan dapat disimpan pada media
blog dan situs web.
Sedangkan hard copy dapat berupa hasil cetak dari soft copy atau tulisan tangan dan dapat digunakan
langsung tanpa harus menggunakan media seperti komputer atau teknologi lainnya. Hard copy ber-
bentuk permanen tanpa bisa dilakukan perubahan. Hard copy dilakukan untuk membuat cadangan fisik
dokumen dari soft copy. Contoh hard copy yaitu dapat berupa hasil print komputer baik itu berupa draft,
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
S
D.1 Sistem Pengelo-
laan/Penataan Do- etiap kali suatu proses pengadaan menghasilkan dokumen tertentu
kumen Pengadaan (seperti dijelaskan pada subbab D.1.1), maka ULP/Pejabat Pengadaan
Barang dan Jasa dan PPK harus membuat salinan dan mengarsipkannya sesegera
mungkin, untuk kepentingan klarifikasi, verifikasi, pemeriksaan, dan
D.2 Program Pengelo-
kegiatan lain yang terkait dengan proses pengadaan. Berdasarkan Per-
laan/Penataan Do-
kumen Pengadaan pres 54 Tahun 2010, PPK harus menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
Barang/Jasa dokumen pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
1. Sistem Sentralisasi
Pada sistem sentralisasi, semua dokumen disimpan di pusat penyimpanan.
Unit bawahannya yang ingin menggunakan dokumen dapat menghubungi
untuk mendapatkan dan menggunakan sesuai dengan keperluan yang di-
maksud. Ada beberapa manfaat penggunaan sistem sentralisasi, antara lain:
a. Mencegah Duplikasi
Dengan sistem pengawasan yang terpusat, setiap dokumen yang
berkaitan dengan subjek tertentu akan disimpan pada ruangan
penyimpanan dan peminjam atau pengguna akan terekam dengan
baik, termasuk waktu peminjaman hingga durasi peminjaman. Apabila
berbagai tebusan akan dibuat untuk keperluan subjek atau susunan
tersebut telah tersimpan dan dapat diklasifikasikan sebagai dokumen
2 inaktif, hanya satu dokumen saja yang disimpan sedangkan kertas
lain (tembusan) dapat dimusnahkan.
b. Layanan yang lebih baik
“ Ada tiga sistem Penggunaan sistem ini memerlukan tenaga khusus yang terlatih, sehingga
penyimpanan dokumen
yang dapat dipertimbang- diharapkan layanan yang diberikan akan lebih baik diban- dingkan dibe-
kan oleh suatu organisasi bankan secara mandiri kepada masing–masing karyawan yang bekerja
yaitu penyimpanan terpu- dengan dokumen. Dapat dibayangkan apabila seorang stenografer
sat (sentralisasi), penyim-
panan desentralisasi dan diminta untuk memberkaskan atau menjajarkan dokumen, maka
kombinasi kedua sistem “ besar sekali kemungkinan akan terjadi kesalahan karena memang bu-
(Quible: 2001) kan tugas atau keahliannya.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
c. Adanya keseragaman
Semua dokumen yang terpusat, pengelolaan dan penyimpanannya akan dilakukan secara seragam
serta memudahkan pengawasannya.
d. Menghemat waktu
Keberadaan tempat penyimpanan dan penemuan kembali dokumen pada satu tempat menjadikan
pemakai akan menghemat waktu bila mencari informasi. Pemakai tidak perlu mendatangi bagian-
bagian lain hanya untuk mencari informasi atau dokumen yang dibutuhkan.
e. Menghemat ruangan, peralatan, dan alat tulis kantor
Penggunaan sistem ini akan meminimalisir jumlah keberadaan duplikasi dokumen beserta perlengkapan
penyimpanannya (folder, filing cabinet dan lain-lain). Hal tersebut menyebabkan ruang yang digunakan
juga semakin sempit dan efisien yang tentunya akan menghemat penggunaan ruang kantor.
2. Sistem Desentralisasi
Sistem ini menyerahkan pengelolaan dan penyimpanan dokumen pada masing–masing unit. Ada
beberapa keuntungan dari penggunaan sistem ini, antara lain :
a. Dekat dengan pemakai, sehingga penggunaan dokumen di dalam organisasi dapat langsung
diawasi, dan di sisi lain dapat langsung memakainya tanpa kehilangan waktu maupun tenaga
untuk mendapatkannya
b. Sistem ini sangat cocok bila informasi rahasia yang berkaitan dengan sebuah bagian, disimpan
dibagian yang bersangkutan
c. Sistem ini juga akan menghemat waktu dan tenaga dalam pengangkutan berkas, karena setiap berkas
yang relevan dengan sebuah bagian akan disimpan di bagian yang bersangkutan
3. Sistem Kombinasi
Pada setiap kominasi, masing–masing bagian menyimpan dokumennya sendiri di bawah kontrol
sistem terpusat. Dokumen yang disimpan apda masing–masing bagian lazimnya adalah dokumen
menyangkut personalia, gaji, kredit, keuangan, dan catatan penjualan. Pada sistem kombinasi,
tanggung jawab sistem berada di pundak Manajer Dokumen atau petugas yang secara operasional
sistem kearsipan. Sistem ini lazimnya dipakai oleh perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan
perusahaan seligus anak perusahaannya.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Dilihat dari cara kerja penyimpanannya, sistem penyimpanan arsip dapat dilakukan seperti;
1. Sistem Hastawi (manual)
Sistem ini digunakan untuk mengendalikan dokumen sebelum masuk ke berkas ataupun untuk surat
menyurat yang belum masuk berkas tertentu. Sistem ini mencakup:
a. Pemakaian buku agenda yang mencatat dokumen yang dipinjam dan disusun berdasarkan tanggal
peminjaman atau tanggal dokumen yang dikeluarkan dari rak penyimpanan.
b. Pemakaian kartu kendali yang akan dipasangkan pada masing-masing dokumen yang dipinjam.
Kartu ini disusun menurut nama dokumen atau menurut nomor yang digunakan.
c. Pemakaian kartu keluar diletakkan di tempat dokumen bila dokumen itu dipinjam seorang pengguna.
Apabila dokumen tertentu dipinjam, maka sebagai pengganti dokumen akan diberi kartu.
2. Sistem Barcoding
Sistem ini dilakukan dengan memberikan tanda berupa garis atau balok secara vertikal pada berkas
atau dokumen. Setiap lokasi atau berkas memperoleh
sandi balok yang unik, dan untuk membacanya di-
gunakan barcode scanner. Alat baca sandi balok jin-
jing (portable barcode reader) dapat digunakan un-
tuk melaksanakan sensor berkas atau audit berkas.
Manajer dokumen dapat memeriksa setiap ruangan den-
gan portable barcode reader yang dapat memindai sandi
balok pemakai atau lokasi, dan informasi kemudian dikir-
im ke sistem pelacakan otomatis, sehinga pemantauan
gerakan dokumen lebih aktual.
Sangat lazim ditemui sebuah organisasi mengalami berkas yang hilang atau salah tempat dikarenakan
staf menyerahkan kepada orang lain tanpa mencatatnya pada buku peminjaman. Dengan melakukan
sensus barcode, berkas akan dapat dilacak di manapun berkas itu berada. Keuntungan lain dari sistem
ini adalah mudah di upgrade ketika sistem lama tidak dapat memenuhi kebutuhan organisasi.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Pengelolaan dokumen merupakan suatu kegiatan pengarsipan surat yang bertujuan untuk mengetahui lalu
lintas surat dan memudahkan dalam pencarian surat jika sewaktu-waktu diperlukan kembali. Pada umum-
nya dokumen yang ada di instansi pemerintah maupun swasta belum dikelola (ditata) dengan baik,
sehingga ketika dokumen tersebut diperlukan sulit untuk ditemukan.
Beberapa keuntungan pelayanan pengelolaan dokumen dokumen bisa ditemukan dengan tepat dan
cepat, dapat menyimpan keutuhan dan keautentikan sebuah informasi yang tersimpan dalam dokumen,
dokumen tertata dengan baik, memperlancar proses kegiatan kantor, dll. Ragam proses pengelolaan
dokumen setidaknya terdiri dari:
• Mengumpulkan data
• Menyiapkan dokumen
• Menyimpan dokumen
• Memperbarui data
• Memanggil/mencari data
• Menyajikan data
• Mencetak dokumen
• Men-scan dokumen
• Membuat salinan dokumen
• Membuat dokumentasi tertulis
• Membuat dokumentasi rekaman audio
• Membuat dokumentasi foto/gambar
• Membuat dokumentasi video
• Menyiapkan perangkat penyimpanan dokumen
• Menyiapkan lokasi penyimpanan (di kantor)
• Membuat kodifikasi dokumen
Masing-masing ragam kegiatan tersebut akan membutuhkan biaya, karena itu para pengelola dokumen
harus juga menyiapkan rencana penganggaran untuk program pengelolaan dokumen.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
P
E.1 Etika Pengadaan engadaan barang/jasa harus dilakukan dengan menjunjung tinggi
etika pengadaan. Pengamalan terhadap etika pengadaan diharap-
kan dapat membuat pengadaan barang/jasa berlangsung dengan
E.2 Good Governance baik. Etika pengadaan barang/jasa meliputi:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya
E.3 Contoh-Contoh
tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
Penyimpangan
Barang dan Jasa b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Doku-
men Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/
Jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetap-
kan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak
lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa
apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa
“ Pelanggaran terhadap
salah satu atau lebih etika Para pihak tidak boleh memiliki peran ganda atau terafiliasi dalam proses
dapat dipastikan akan
melanggar prinsip-prinsip
pengadaan demi menjamin perilaku konsisten para pihak dalam melaku-
pengadaan ” kan pengadaan. Peran ganda misalnya:
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
a. Dalam suatu Badan Usaha, seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris merangkap sebagai
anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi peserta pada
Pelelangan/Seleksi yang sama.
b. Dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan perencana bertindak sebagai pelaksana pekerjaan atau kon-
sultan pengawas pekerjaan yang direncanakannya, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi
(turn key contract) dan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.
c. Pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang
mengikuti Pengadaan Barang/Jasa dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai
anggota ULP/Pejabat Pengadaan atau pejabat yang berwenang menentukan pemenang Pelelangan/
Seleksi.
Yang dimaksud dengan afiliasi adalah keterkaitan hubungan, baik antar Penyedia Barang/Jasa, maupun
antara Penyedia Barang/Jasa dengan PPK dan/atau anggota ULP/Pejabat Pengadaan, antara lain meli-
puti:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai dengan derajat kedua, baik secara
horizontal maupun vertikal;
b. PPK/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan
perusahaan Penyedia Barang/Jasa;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung
oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham dan/atau salah
satu pengurusnya sama.
Para pihak dalam proses pengadaan harus memegang teguh etika pengadaan seperti yang diuraikan di
atas. Pelanggaran terhadap salah satu atau lebih etika dapat dipastikan akan melanggar prinsip-prinsip
pengadaan seperti yang diuraikan pada sub-bab A.2. Sebagai contoh apabila melanggar etika a, yaitu
bekerja dengan tidak tertib akan melanggar prinsip akuntabel dan atau efisien dan atau efektif. Demikian
juga bila melanggar etika b, yaitu bekerja secara profesional dan mandiri serta menjaga kerahasiaan
akan melanggar prinsip bersaing dan atau tidak diskriminatif dan atau akuntabel dan atau transparan.
Semakin banyak etika yang dilanggar dapat semakin dipastikan bahwa tujuan pengaturan
proses pengadaan barang/jasa melalui Perpres 54/2010 ini menjadi tidak tercapai, yaitu :
a. Pengadaan barang/jasa menjadi tidak efisien dan efektif
b. Persaingan menjadi tidak terbuka dan tidak kompetitif
c. Ketersediaan barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas menjadi tidak tercapai.
d. Meningkatnya kapasitas dan kemampuan penyedia karena adanya persaingan yang sehat menjadi
sulit tercapai.
e. Pada gilirannya kualitas pelayanan publik akan sulit ditingkatkan.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
S
E.1 Etika Pengadaan alahsatusebabterjadinyakebocoranyangsangatbesardalampengadaan
barang/jasa pemerintah, disamping tidak ditegakkannya prinsip-prin-
sip dasar pengadaan. Juga karena diabaikannya penyelengga-
E.2 Good Governance raan tata pemerintahan yang baik (good governance) di negara kita.
Pengertian Good Governance, berbeda antara beberapa definisi yang ada.
E.3 Contoh-Contoh
Penyimpangan Istilah good governance, baru kita kenal dalam sepuluh tahun terakhir,
Barang dan Jasa terutama dengan merebaknya tuntutan/desakan agar dapat dilakukan kon-
trol/pengawasan (exercised) terhadap pemerintah, yang berkaitan dengan:
(i) proses pemilihan pemerintah, yang harus jujur dan transparan. Karena
sebagai pemerintah, nantinya akan dituntut untuk selalu melakukan
prinsip-prinsip akuntabilitas yang dipersyaratkan;
(ii) kemampuan dan kapasitas pemerintah mengelola sumberdaya (resources)
secara efisien, dan cara memformulasikan, kebijakan, dan mewujudkan-
nya dengan tindakan dan peraturan yang baik (sound) dan tidak berpihak;
(iii) kemampuan pemerintah menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan
sosial diantara para para pihak terkait (stake holders), dengan secara
adil, transparan, dan akuntabel.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Sedangkan, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank), pada dasarnya memiliki pandangan
yang sama dengan Bank Dunia, memperhatikan issue “good governance” dari segi efektivitas pemerintah
melakukan fungsinya, dampak dari program-program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, dan
kapasitas penyerapan (absorptive capacity) terutama berkaitan dengan penggunaan dana-dana yang berasal
dari pinjaman Bank Pembangunan Asia.
Selanjutnya, Bank Pembangunan Asia menguraikan empat elemen dasar dari “good governance”, yaitu:
akuntabilitas, partisipasi, predictability, dan transparansi Untuk mencapai sistem akuntabilitas yang handal,
maka diperlukan pembangunan kapasitas pemerintah (building government capacity), antara lain dengan
melalui: perbaikan manajemen sektor publik, reformasi dan perbaikan manajemen badan usaha milik pemer-
intah, perbaikan manajemen keuangan pemerintah, serta dilakukannya reformasi pegawai negeri. Dalam el-
emen partisipasi, yang diperlukan adalah partisipasi dari seluruh pihak yang diuntungkan (beneficiaries) serta
kelompok yang menerima akibat (affected group), adanya mekanisme yang menyerasikan hubungan antara
sektor publik dengan sektor privat (public sector interface), dilakukannya desentralisasi pelayanan publik
(memperkuat pemerintah daerah), melakukan kerja sama dengan lembaga non pemerintah (NGO).
Elemen predictability (legal framework), mencakup pengembangan dan penataan hukum dan
kebijakan-kebijakan pembangunan yang baik dan dapat diperkirakan, adanya kerangka pengaturan yang
baik untuk sektor privat. Selanjutnya, elemen transparansi (keterbukaan informasi), yang diperlukan adalah
akses yang sama terhadap informasi, dan ada kewajiban pihak-pihak tertentu yang harus membuka in-
formasi (disclosure of information) kepada semua pihak yang terkait. Yang sangat penting dari semua ini,
adalah perlindungan terhadap pihak-pihak yang mau memberikan informasi/bukti/keterangan tentang
terjadinya penyimpangan kaidah penyelenggaraan pemerintahan yang benar.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
2. PPK/ULP/Pejabat Pengadaan
a. Memberikan sanksi administrasi kepada penyedia barang/jasa
sesuai dengan ketentuan
b. Mengusulkan sangsi pencantuman dalam daftar hitam kepada
PA/KPA atas pelanggaran penyedia barang/jasa sesuai dengan
ketentuan
3. APIP K/L/D/I
a. Menindaklanjuti pengaduan penyedia barang/jasa dan/atau
“ Para Pihak dalam pen-
gendalian dan penga- masyarakat yang dianggap beralasan dan mempunyai bukti
wasan pengadaan barang/ sesuai dengan kewenangannya.
jasa adalah Pimpinan
b. Hasil tindak lanjut pengaduan dilaporkan kepada Menteri/
K/L/D/I; PPK/ULP/Pejabat
Pengadaan; APIP K/L/D/I; Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan institusi,
LKPP; Penyedia Barang/
Jasa dan Masyarakat “
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
c. Dari hasil tindak lanjut bila diyakini terdapat indikasi KKN yang akan merugikan keuangan neg-
ara, dapat dilaporkan kepada instansi yang berwenang dengan persetujuan Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi, dengan tembusan kepada LKPP dan BPKP.
4. LKPP
a. Melakukan evaluasi atas laporan berkala yang dibuat K/L/D/I tentang pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
b. Menindak lanjuti pengaduan yang didukung bukti sesuai dengan kewenangan yang dimiliki
c. Mengumumkan secara nasional daftar hitam yang dibuat K/L/D/I
F.2 Sanksi
A
F.1 Pengendalian dan pabila terjadi pelanggaran, sesuai dengan kewenangannya,
Pengawasan pimpinan K/L/D/I dapat memberikan sangsi baik kepada penye-
dia maupun kepada PPK/ULP/Pejabat Pengadaan. Sanksi yang
F.2 Sanksi dapat diberikan kepada penyedia karena pelanggaran tersebut berupa
:
a. sanksi administratif;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.
Pada tabel 4, tabel 5 dan Tabel 6 dapat dilihat jenis-jenis perbuatan atau
tindakan penyedia barang/jasa, ULP/Pejabat Pengadaan dan PPK yang
dapat dikenakan sanksi beserta jenis-jenis sanksi yang dikenakan.
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
Tabel 4 Perbuatan/Tindakan Penyedia Yang Dapat Dikenakan Sanksi Beserta Jenis-jenis Sanksinya
Tabel 5 Perbuatan/Tindakan ULP/Penjabat Pengadaan Yang Dapat Dikenakan Sanksi Beserta Jenis-jenis
Sanksinya
Sanksi
Perbuatan atau Tindakan
Tabel 6 Perbuatan/Tindakan PPK Yang Dapat Dikenakan Sanksi Beserta Jenis-jenis Sanksinya
Melakukan cedera janji terhadap ketentuan yang termuat Membayar bunga terhadap nilai tagihan
dalam kontrak ( misalnya: Keterlambatan pembayaran) yang belum dibayar, atau membayar kom-
pensasi sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
1
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA DI INDONESIA
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
MODUL
PERSIAPAN
PENGADAAN
BARANG/JASA
PEMERINTAH
BAGIAN I
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Pendahuluan 5
DAFTAR gambar
DAFTAR tabel
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu memahami proses
persiapan yang harus dilakukan meliputi :
1. Memahami tahapan persiapan dalam Pengadaan Barang/Jasa
2. Memahami tahapan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
3. Memahami metode pemilihan penyedia Pengadaan Barang/Jasa
4. Memahami pemilihan penyampaian dokumen penawaran
5. Memahami pemilihan metode evaluasi
6. Memahami pemilihan jenis kontrak
7. Melaksanakan penyampaian dokumen penawaran dengan latihan kelompok
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
A. PENDAHULUAN
S eperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah
dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1. Melalui Swakelola
2. Melalui Penyedia Barang/Jasa
Pada Modul Persiapan ini ruang lingkup pembahasannya adalah menjelaskan langkah-langkah
persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan cara
melalui penyedia barang/jasa. Persiapan pengadaan barang/jasa melalui penyedia barang/jasa
merupakan penyusunan rencana kerja secara rinci untuk melaksanakan proses pengadaan barang/
jasa pemerintah.
Persiapan ini merupakan bagian yang paling penting karena akan digunakan sebagai landasan
dalam setiap langkah proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui penyedia barang/jasa.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam persiapan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian ulang rencana umum pengadaan
2. Penyusunan dan penetapan rencana pelaksanaan pengadaan
3. Pemilihan sistem pengadaan yang meliputi :
a. Memilih dan menetapkan metode pemilihan penyedia barang/jasa
b. Memilih dan menetapkan metode penyampaian dokumen penawaran
c. Memilih dan menetapkan metode evaluasi penawaran
d. Memilih dan menetapkan jenis kontrak
4. Memilih dan menetapkan metode penilaian kualifikasi
5. Penyusunan tahapan dan jadwal pengadaan
6. Penyusunan dokumen pengadaan
7. Penyusunan HPS
8. Menetapkan Jaminan Pengadaan dan Sertifikat Garansi
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Proses persiapan pengadaan barang/jasa tersebut digambarkan secara diagram seperti yang dapat
dilihat pada gambar 1. Sedangkan uraian tentang langkah persiapan pengadaan butir 1, 2, dan 3
akan dibahas pada modul ini dan untuk butir 4, 5, 6, 7, dan 8 akan dibahas pada Modul 3 Persiapan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian 2.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
K
eluaran (output) yang dihasilkan pada tahap pengkajian ulang rencana umum pengadaan
berupa rencana pengadaan. Tahap pengkajian ini tidak terlepas dari proses rencana umum
pengadaan barang/jasa yang dtelah dilakukan sebelum proses persiapan pelaksanaan
pengadaan. Untuk itu pada sub-bab ini akan dibahas :
1. Rencana Umum Pengadaan
2. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan
3. Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan
Secara umum proses pada pengkajian ulang rencana umum pengadaan ini digambarkan secara
diagram yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
MULAI
PA/KPA menyerahkan
rencana umum
pengadaan
Pengkajian rencana
Usulan perubahan
umum pengadaan oleh
rencana umum
PPK dan ULP/Pejabat
pengadaan
Pengadaan
Rencana umum Ya
pengadaanperlu
direvisi?
Tidak
Penyusunan dan
penetapan rencana
pelaksanaan pengadaan
SELESAI
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Ketentuan-ketentuan yang diberlakukan dalam melakukan pengumuman ini adalah sebagai berikut :
1. Waktu pengumuman :
a. Setelah rencana kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui oleh DPR/DPRD.
b. Dapat mengumumkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang kontraknya akan
dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya/yang akan datang.
2. Media pengumuman :
a. Website K/L/D/I masing-masing; dan
b. Papan pengumuman resmi untuk masyarakat; serta
c. Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.
3. Materi pengumuman paling kurang berisi :
a. Nama dan alamat PA;
b. Paket pekerjaan yang akan dilaksanakan, baik dilaksanakan melalui penyedia jasa maupun
melalui swakelola.
c. Lokasi pekerjaan; dan
d. Perkiraan besaran anggaran.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam melakukan rapat koordinasi tentang pengkajian
ulang rencana umum pengadaan adalah sebagai berikut :
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
S
Pengadaan esuai dengan pasal 11 PPK mempunyai tugas dan kewenan-
gan untuk menyusun dan menetapkan Rencana Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa. Untuk melaksanakan hal ini PPK
B. 2 Pengkajian Ulang
Rencana Umum mengacu pada Rencana Umum Pengadaan yang sudah ditetapkan
Pengadaan PA/KPA. Selanjutnya dokumen Ketetapan Rencana Pelaksanaan
Pengadaan diserahkan kepada ULP/Pejabat Pengadaan untuk diproses
lebih lanjut.
B.3 Penyusunan dan
Penetapan Output yang Dihasilkan pada Tahap Penyusunan dan Penetapan
Rencana
Rencana Pelaksanaan Pengadaan
Pelaksanaan
Pengadaan Output yang dihasilkan pada tahap ini berupa Rencana Pelaksanaan
Pengadaan yang akan digunakan oleh ULP/Pejabat Pengadaan untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Penanggung Jawab
S
esuai dengan pasal 35 ayat (1), 41 ayat (1) dan 47 ayat (1), ULP/
Pejabat Pengadaan mempunyai tugas dan kewenangan untuk
menyusun dan menetapkan metode pemilihan penyedia barang/jasa
dan metode penyampaian dokumen. Khusus pada bab ini akan diuraikan
bagaimana memilih dan menetapkan Metode Pemilihan Penyedia Barang/
Jasa.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Pelelangan umum √ √ √
Pelelangan sederhana √ √
Pelelangan terbatas √
Kontes √
Seleksi umum √
Seleksi sederhana √
Penunjukan langsung √ √ √ √
Pengadaan langsung √ √ √ √
Pemilihan langsung √
Sayembara √ √
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memilih salah satu alternatif metode pemilihan penyedia
barang/jasa adalah sebagai berikut :
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
P
C.1 Metode Pemilihan ada sub-bab ini khusus menguraikan Pemilihan Penyedia untuk
Penyedia Barang pengadaan Barang, sehingga tidak berlaku untuk pengadaan
Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Konsultansi atau Jasa Lainnya.
C.2 Metode Pemilihan
Penyedia Pekerjaan
Alternatif metode yang dapat digunakan untuk memilih Penyedia Ba-
Konstruksi
rang terdiri dari:
C.3 Metode Pemilihan a. Pelelangan, terdiri dari pelelangan umum dan pelelangan sederhana
Penyedia Jasa b. Penunjukan langsung
Lainnya c. Pengadaan langsung
d. Kontes
C.4 Metode Pemilihan
Penyedia Jasa
Kriteria pemilihan salah satu dari masing-masing metode pemilihan
Konsultansi
Penyedia Barang dapat dilihat pada Tabel 2.
C.5 Kriteria Keadaan
Tertentu dan
Kekhusususan
Barang/Jasa
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
P
C.1 Metode Pemilihan ada sub-bab ini khusus menguraikan Pemilihan Penyedia
Penyedia Barang untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi, sehingga tidak
berlaku untuk pengadaan Barang atau Jasa Konsultansi
C.2 Metode Pemilihan atau Jasa Lainnya.
Penyedia Pekerjaan
Konstruksi
Alternatif metode yang dapat digunakan terdiri dari:
C.3 Metode Pemilihan a. Pelelangan, terdiri dari pelelangan umum, pelelangan terbatas,
Penyedia Jasa dan pemilihan langsung
Lainnya b. Penunjukan langsung
c. Pengadaan langsung
C.4 Metode Pemilihan
Penyedia Jasa
Kriteria pemilihan salah satu dari masing-masing metode dapat
Konsultansi
dilihat pada Tabel 3.
C.5 Kriteria Keadaan
Tertentu dan
Kekhusususan
Barang/Jasa
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
P
C.1 Metode Pemilihan ada sub-bab ini khusus menguraikan Pemilihan Penyedia un-
Penyedia Barang tuk pengadaan Jasa Lainnya, sehingga tidak berlaku untuk
pengadaan Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa
C.2 Metode Pemilihan Konsultansi.
Penyedia Pekerjaan
Konstruksi
Alternatif metode yang dapat digunakan terdiri dari:
C.3 Metode Pemilihan a. Pelelangan, terdiri dari pelelangan umum dan sederhana
Penyedia Jasa b. Penunjukan langsung
Lainnya c. Pengadaan langsung
d. Sayembara
C.4 Metode Pemilihan
Penyedia Jasa
Kriteria pemilihan salah satu dari masing-masing metode dapat dilihat
Konsultansi
pada Tabel 4
C.5 Kriteria Keadaan
Tertentu dan
Kekhusususan
Barang/Jasa
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
P
C.1 Metode Pemilihan ada sub-bab ini khusus menguraikan Pemilihan Penyedia un-
Penyedia Barang tuk pengadaan Jasa Konsultansi, sehingga tidak berlaku un-
tuk pengadaan Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa
C.2 Metode Pemilihan
Lainnya.
Penyedia Pekerjaan
Konstruksi
Alternatif metode yang dapat digunakan untuk memilih Penyedia Jasa
C.3 Metode Pemilihan Konsultansi terdiri dari:
Penyedia Jasa Lain- a. Seleksi, terdiri dari seleksi umum dan seleksi sederhana,
nya b. Penunjukan langsung
c. Pengadaan langsung
C.4 Metode Pemilihan
d. Sayembara
Penyedia Jasa
Konsultansi
Kriteria pemilihan salah satu dari masing-masing metode pemilihan
C.5 Kriteria Keadaan Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tertentu dan
Kekhusususan
Barang/Jasa
Seleksi Seleksi Umum Seleksi Seleksi Umum Secara prinsip pemilihan Penye-
dia Jasa Konsultansi menggunakan metode ini, kecuali
memenuhi kriteria untuk dapat menggunakan metode
pemilihan Penyedia Konsultansi yang lainnya
-Bersifat sederhana, dan
Seleksi Sederhana -Nilai maksimal Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
-Keadaan tertentu;
Penunjukan langsung (Perpres RI no 54 tahun 2010 pasal 44 )
-Nilai maksimal Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
Pengadaan langsung - merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I;
-Merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, ino-
Sayembara vasi dan metode pelaksanaan tertentu; dan
-Tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
K
Penyedia Barang
riteria keadaan tertentu yang memungkinkan dilaksanakannya
C.2 Metode Pemilihan penunjukan langsung dalam pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/
Penyedia Pekerjaan jasa lainnya adalah sebagai berikut:
Konstruksi
1. Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan
C.3 Metode Pemilihan
Penyedia Jasa waktu penyelesaian pekerjaannya harus segera/tidak dapat ditunda
Lainnya untuk:
a. Pertahanan negara;
C.4 Metode Pemilihan b. Keamanan dan ketertiban masyarakat;
Penyedia Jasa c. Keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan
Konsultansi pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera, termasuk:
• Akibat bencana alam dan/atau bencana non-alam dan/atau
C.5 Kriteria Keadaan bencana sosial;
Tertentu dan • Dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau
Kekhusususan • Akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat menghentikan
Barang/Jasa kegiatan pelayanan publik.
2. Pekerjaan penyelenggaraan penyiapan konferensi yang mendadak
untuk menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri oleh
Presiden/Wakil Presiden;
3. Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh
Menteri Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan
dan ketertiban masyarakat yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia; atau
4. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik dan hanya
dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa Lainnya karena
1 (satu) pabrikan, 1 (satu) pemegang hak paten, atau pihak yang telah
mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi pe-
menang pelelangan untuk mendapatkan izin dari pemerintah.
5. Khusus untuk Jasa Konsultansi ditambahkan ketentuan sebagai berikut :
a. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Penyedia Jasa
Konsultansi;
b. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang
hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat
izin pemegang hak cipta.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Penanggung Jawab
P
emilihan metode ini masih merupakan bagian dari proses perencanaan pemilihan penyedia ba-
rang/jasa. Sehingga ULP/Panitia Pengadaan yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk
pemilihan metode ini. Khusus pada bab ini akan diuraikan bagaimana memilih dan menetapkan
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran.
Penggunaan masing-masing metode disajikan dalam tabel yang dapat dilihat pada Tabel 6 pada hala-
man berikut ini.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Barang √ √ √
Pekerjaan Konstruksi √ √
Jasa Lainnya √ √ √
Jasa konsultansi - Badan usaha √ √
Jasa konsultansi - Perorangan √
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memilih salah satu alternatif metode pemilihan pe-
nyedia barang/jasa adalah sebagai berikut :
1. Metode pemilihan penyedia barang/jasa sudah ditetapkan terlebih dahulu
2. Mengenali persyaratan penggunaan setiap alternatif metode Penyampaian dokumen
penawaran.
3. Memilih dan menetapkan salah satu metode penyampaian dokumen penawaran yang sesuai.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
c. Penunjukan Langsung.
d. Pengadaan Langsung
e. Sayembara
2. Pemilihan penyedia jasa konsultansi perorangan
3. Pengadaan yang standar harganya telah ditetapkan pemerintah
4. Pengadaan jasa konsultansi yang Kerangka Acuan Kerjanya (KAK) sederhana
5. Pengadaan jasa konsultansi yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas
dalam Dokumen Pengadaan.
D.1.2.1 Pada Pemilihan Penyedia Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya
Penyampaian dokumen penawaran 1 (satu) sampul terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tata cara pemasukan dan pembukaan Dokumen Penawaran harus dituangkan dengan jelas dalam
Dokumen Pemilihan.
2. Calon Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya menyiapkan Dokumen Penawaran meliputi:
a. Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan mencantumkan
harga penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. Rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga);
d. Surat kuasa dari pemimpin/direktur utama perusahaan kepada penerima kuasa yang namanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila dikuasakan);
e. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);
f. Dokumen penawaran teknis;
g. Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. Dokumen isian kualifikasi; dan
i. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan (apabila ada).
3. Dokumen Penawaran disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, terdiri dari dokumen asli 1 (satu) rang-
kap dan salinannya 1 (satu) rangkap ditandai “ASLI” dan “REKAMAN”.
4. Dokumen Penawaran dimasukkan dalam sampul dan ditulis “Dokumen Penawaran” dan ditulis
nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta ditujukan kepada ULP dengan alamat yang
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan.
5. Peserta atau calon penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya menyampaikan Dokumen
Penawaran yang terdiri dari satu sampul kepada ULP baik secara langsung atau dikirim melalui jasa
pengiriman dengan tata cara seperti yang sudah ditetapkan.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
“Metode penyampaian
dokumen 2 sampul :
D.2.1.2 Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Sampul I (dokumen Metoda Dua Sampul digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi ber-
adminitrasi dan teknis), bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
sampul II (dokumen harga),
disampaikan secara
bersamaan.”
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
1. Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan penawaran biaya, agar
penilaian penawaran biaya tidak mempengaruhi penilaian teknis; atau
2. Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
D.3 Metode Dua Tahap (Tidak Digunakan Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi)
D.3.2.1 Tahap I
1. Tata cara pemasukan dan pembukaan Dokumen Penawaran harus
dituangkan dengan jelas dalam Dokumen Pemilihan.
2. Dokumen Penawaran Tahap I (administrasi dan teknis), meliputi :
a. Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku
penawaran tetapi tidak mencantumkan harga penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. Surat kuasa dari pemimpin/direktur utama perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya (apabila dikuasakan);
d. Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);
e. Dokumen penawaran teknis;
f. Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN; dan
g. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan
(apabila ada).
3. Dokumen Penawaran disampaikan sebanyak 3 (tiga) rangkap, terdiri
dari dokumen asli 1 (satu) rangkap dan salinannya 2 (dua) rangkap
ditandai “ASLI” dan “REKAMAN”.
4. Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis, dimasukkan dalam
sampul penutup dan ditulis “Penawaran Administrasi dan Teknis”,
nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta serta ditujukan ke-
pada ULP dengan alamat yang sudah ditentukan.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
5. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran baik secara langsung maupun melalui jasa pengiri-
man kepada ULP sesuai jadwal dan tata cara yang sudah ditetapkan.
D.3.2.2 Tahap II
1. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran Tahap II, baik secara langsung maupun melalui jasa
pengiriman pada waktu dan tata cara yang sudah ditetapkan.
2. Dokumen Penawaran Tahap II (harga) meliputi :
a. Surat penawaran harga yang di dalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan harga
penawaran;
b. Rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga), apabila diperlukan;
c. Surat kuasa dari pemimpin/direktur utama perusahaan kepada penerima kuasa yang namanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila dikuasakan kepada orang yang
berbeda pada tahap I); dan
d. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan (apabila ada).
3. Dokumen Penawaran disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, terdiri dari dokumen asli 1 (satu)
rangkap dan salinannya 1 (satu) rangkap ditandai “ASLI” dan “REKAMAN”.
4. Dokumen Penawaran Harga dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis “Penawaran Harga”,
nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta serta ditujukan kepada ULP dengan alamat yang
sudah ditentukan.
5. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada ULP baik secara langsung maupun melalui
jasa pengiriman pada waktu dan tata cara yang sudah ditetapkan
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
P
emilihan metode ini masih merupakan bagian dari proses perencanaan pemilihan penyedia barang/
jasa. Sehingga ULP/Panitia Pengadaan yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk pemilihan
metode ini. Khusus pada bab ini akan diuraikan bagaimana memilih dan menetapkan Metode Evaluasi
Penawaran.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
A. Syarat Penggunaan
Evaluasi penawaran dengan sistem nilai digunakan untuk pengadaan kompleks yang memperhitung-
kan keunggulan teknis sepadan dengan harganya, mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi
oleh kualitas teknis.
A. Syarat Penggunaan
Digunakan untuk pengadaan yang memperhitungkan faktor-faktor umur ekonomis, harga, serta biaya
operasi dan pemeliharaan, dalam jangka waktu operasi tertentu.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
1. Evaluasi Administrasi.
a. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang tidak terlambat..
b. Evaluasi administrasi dilakukan terhadap kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau diubah).
c. Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau
tidak memenuhi syarat administrasi.
2. Evaluasi Teknis.
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi
b. Evaluasi teknis dilakukan terhadap pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau diubah).
c. Bila menggunakan nilai ambang batas lulus, evaluasi teknis dilakukan dengan memberikan
penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan.
d. Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi syarat teknis atau tidak
memenuhi syarat teknis.
3. Evaluasi Harga
a. Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi syarat
administrasi dan teknis.
b. Unsur harga yang dinilai telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
c. Unsur harga tersebut dikonversikan ke dalam mata uang tunggal berdasarkan perhitungan
secara profesional.
d. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, ULP membuat daftar urutan yang dimulai dari urutan harga
evaluasi terendah.
e. Berdasarkan hasil evaluasi harga, ULP membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari
urutan harga evaluasi terendah dan mengusulkan penawar dengan harga evaluasi terendah
yang responsif sebagai calon pemenang.
f. Biaya-biaya yang dihitung dalam evaluasi, kecuali harga penawaran yang terkoreksi, tidak di-
masukkan dalam harga yang tercantum dalam kontrak (hanya berfungsi sebagai alat pem-
banding saja).
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
A. Syarat Penggunaan
1. Metoda evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pe-
kerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal-hal
lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK, serta besarnya biaya
dapat ditentukan dengan tepat. Sebagai contoh: desain jaringan irigasi
primer, desain jalan, studi kelayakan, konsultansi manajemen, dan
supervisi bangunan non-gedung.
2. Digunakan bagi pekerjaan jasa konsultansi yang jumlah maupun kualifikasi
tenaga ahli yang diperlukan sudah diketahui secara pasti.
3. Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan metode 2 (dua) sampul.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
A. Syarat Penggunaan
1. Digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana, standar, dapat didefinisikan dan diperinci
dengan tepat, meliputi: waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta angga-
rannya tidak melampaui pagu tertentu.
Sebagai contoh: pekerjaan disain dan supervisi bangunan gedung serta pekerjaan survei dan
pemetaan skala kecil, dan lain-lain yang serupa.
2. Digunakan untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sederhana dan dana terbatas.
3. Metode penyampaian dokumen penawaran menggunakan 1 (satu) sampul.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
• Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran Kerangka Acuan Kerja. Pada prinsipnya
harga satuan tidak boleh dinegosiasi kecuali untuk biaya langsung non personil yang dapat di-
ganti dan biaya langsung personil yang dinilai tidak wajar.
U
E.1 Metode Evaluasi ntuk Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan metode
Penawaran Untuk evaluasi yang digunakan adalah metoda evaluasi berdasarkan
Pemilihan Penyedia kualitas, dengan urutan proses sebagai berikut :
Barang/Jasa
Konstruksi/Jasa
a. Evaluasi syarat administrasi dengan menggunakan sistem gugur dan
Lainnya
penilaian kualitas penawaran teknis dengan sistem nilai, kemudian di-
pilih penyedia yang memiliki peringkat teknis terbaik dan telah lulus
E.2 Metode Evaluasi ambang batas nilai teknis (passing grade);
Penawaran Untuk b. Dilakukan evaluasi penawaran biaya terhadap penyedia yang memi-
Pemilihan Penyedia liki peringkat teknis terbaik dan telah lulus ambang batas nilai teknis
Jasa Konsultansi (passing grade);
Berbentuk Badan c. Klarifikasi tidak boleh mengubah sasaran Kerangka Acuan Kerja;
Usaha
d. Negosiasi biaya dilakukan terhadap biaya yang dianggap tidak wajar.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
B. Pengkajian Ulang C. Pemilihan Metode D. Pemilihan Metode E. Pemilihan Metode F. Kontrak Pengadaan
A. Pendahuluan Rencana Umum G. Latihan Kelompok
Pemilihan Penyedia Penyampaian Dokumen Evaluasi Penawaran Barang/Jasa dan Tes
Pengadaan Barang/Jasa Penawaran
K
F.1 Bentuk Kontrak dan ontrak pengadaan barang/jasa yang selanjutnya disebut kontrak
Perjanjian Tertulis perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau
pelaksana Swakelola. Bentuk perjanjian tergantung pada nilai tran-
saksi antara PPK dengan penyedia jasa. Bentuk perjanjian atau dalam Perpres
F.2 Pemilihan Jenis pasal 55 disebut sebagai bukti perjanjian terdiri dari 4 (empat) jenis, yaitu :
Kontrak
a. Bukti Pembelian
Digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sampai dengan
Rp 5.000.000,-- (lima juta rupiah)
b. Kuitansi
Digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sampai dengan
Rp 10.000.000,-- (sepuluh juta rupiah)
c. Surat Perintah Kerja (SPK).
• Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
nilainya sampai dengan Rp100.000.000,-- (seratus juta rupiah)
• Untuk pengadaan jasa konsultansi yang nilainya sampai dengan
Rp 50.000.000,-- (lima puluh juta rupiah)
d. Surat Perjanjian.
• Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
nilainya di atas Rp100.000.000,-- (seratus juta rupiah)
• Untuk pengadaan jasa konsultansi yang nilainya di atas Rp50.000.000,-
- (lima puluh juta rupiah)
Tata cara dan ketentuan pembuatan bukti perjanjian untuk butir a dan b,
dalam bukti perjanjian tersebut minimal mengandung informasi :
a. Identitas penyedia barang/jasa harus lengkap dan jelas
b. Uraian tentang barang/jasa yang diadakan
c. Tanggal transaksi
d. Menggunakan materai sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Informasi lain yang dianggap perlu.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
P
F.1 Bentuk Kontrak dan engadaan barang/jasa dilakukan dengan berdasarkan kontrak ter-
Perjanjian Tertulis tentu. Terdapat beberapa jenis kontrak yang dapat dipergunakan.
Jenis-jenis kontrak dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel 7
F.2 Pemilihan Jenis di bawah ini.
Kontrak
Penanggung Jawab
Sesuai dengan pasal 50 ULP/Panitia Pengadaan menetapkan jenis kontrak pengadaan barang/jasa
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
A. Kontrak Lumpsum
Kontrak lumpsum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa;
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak;
d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. Total harga penawaran bersifat mengikat; dan
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
Contoh :
• Pengadaan kendaraan bermotor;
• Pengadaan patung;
• Konstruksi bangunan sederhana, seperti ruang kelas;
• Pembuatan aplikasi komputer
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
D. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak yang digunakan untuk penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan
tertentu; dan
b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak
Syarat bisa digunakannya kontrak jenis ini adalah adanya obyek pekerjaan yang dikerjakan oleh
penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya yang akan digunakan sebagai acuan prosentase.
Contoh :
• Perencanaan dan pengawasan bangunan gedung pemerintah. Maka nilai bangunan dapat di-
gunakan sebagai acuan prosentase sehingga “fee” terhadap konsultan perencana dan pengawas
bisa disepakati sebesar sekian persen dari nilai bangunan.
• Pekerjaan Advokat, maka nilai obyek yang advokasi dapat digunakan sebagai acuan prosentase
untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi advokasi yang diberikan.
• Konsultan Penilai (appraisal), maka nilai obyek yang dinilai dapat digunakan sebagai acuan
prosentase untuk menentukan imbalan bagi jasa konsultansi penilai yang diberikan.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
Tujuan penggunaan kontrak pengadaan bersama dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi. Pelak-
sanaan maupun penganggaran diadakan dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
sumber pendanaannya berasal dari beberapa K/L/D/I (co-financing) oleh beberapa PPK dengan sumber
dana yang berbeda (APBN-APBN, APBD-APBD, APBN-APBD). Tanggung jawab dan pembagian beban
anggaran harus dijelaskan dan diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik pekerjaan.
Contoh : Pengadaan ATK, obat, peralatan kantor, komputer.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
a. Diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien, ketersediaan Barang/Jasa ter-
jamin dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang
belum dapat ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan
b. Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil penilaian/
pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa secara nyata. Pembebanan anggaran untuk Kontrak Pengadaan Bersama
diatur dalam kesepakatan pendanaan bersama.
Contoh :
Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak Payung antara lain dilakukan untuk pengadaan alat
tulis kantor (ATK), pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan perjalanan
(travel agent) dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis.
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
B. Pengkajian Ulang C. Pemilihan Metode D. Pemilihan Metode E. Pemilihan Metode F. Kontrak Pengadaan
A. Pendahuluan Rencana Umum G. Latihan Kelompok
Pemilihan Penyedia Penyampaian Dokumen Evaluasi Penawaran Barang/Jasa dan Tes
Pengadaan Barang/Jasa Penawaran
Latihan kelompok dan tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
2
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
3
MODUL
PERSIAPAN
PENGADAAN
BARANG/JASA
PEMERINTAH
BAGIAN II
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
DAFTAR tabel
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
TUJUAN UMUM
Setelah modul selesai diajarkan, diharapkan peserta mampu memahami persiapan pengadaan
barang/jasa di Indonesia, mulai tahap pemilihan metode evaluasi, penyusunan jadwal, pemilihan
kontrak, evaluasi HPS, ketentuan jaminan pengadaan dan garansi
TUJUAN KHUSUS
Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu memahami proses
persiapan yang harus dilakukan meliputi :
1. Memahami pemilihan metode evaluasi
2. Memahami tatacara penyusunan tahapan dan jadwal pengadaan
3. Memahami pemilihan jenis kontrak
4. Memahami Proses Penyusunan Dokumen Pengadaan
5. Memahami evaluasi penyusunan HPS
6. Memahami Ketentuan Jaminan Pengadaan & Sertifikat Garansi
7. Melaksanakan evaluasi HPS dan revisi HPS dengan latihan kelompok
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A. Pemilihan Metode B. Penyusunan Tahapan C. Penyusunan Dokumen D. Harga Perhitungan E. Jaminan Pengadaan F. Latihan Kelompok
Penilaian Kualifikasi dan Jadwal Pengadaan Pengadaan Sendiri (HPS) & Sertifikat Garansi dan Tes
Tabel 1 pada halaman berikut dapat dilihat penggunaan metode penilaian kualifikasi pada proses
pemilihan penyedia barang/jasa.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memilih salah satu alternatif metode penilaian kualifikasi
penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut :
1. Metode pemilihan penyedia barang/jasa sudah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Mengenali karakteristik barang/jasa yang diadakan.
3. Memilih metode penilaian kualifikasi yang sesuai dengan tabel 1 di bawah ini.
“ Kualifikasi
merupakan proses
penilaian kompetensi
dan kemampuan
usaha serta
pemenuhan
persyaratan tertentu
lainnya dari Penyedia
Barang/Jasa”
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A.1 Prakualifikasi
P
rakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
A.1 Prakualifikasi
sebelum pemasukan penawaran. Kriteria dalam menggunakan metode
prakualifikasi dapat dilihat pada tabel 1 di atas.
A.2 Pascakualifikasi
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A.2 Pascakualifikasi
P
A.1 Prakualifikasi ascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
setelah dilakukan evaluasi terhadap penawaran administrasi dan
teknis. Dokumen kualifikasi dimasukkan bersama-sama dengan
A.2 Pascakualifikasi
dokumen penawaran. Kriteria dalam menggunakan metode pascakuali-
fikasi dapat dilihat pada tabel 1 di atas. Tahapan penilaian kualifikasi di
antara seluruh rangkaian proses pelaksanaan pemilihan penyedia barang/
jasa dijelaskan melalui gambar yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut
ini.
Pengumuman pascakualifikasi
Pembuktian kualifikasi
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A. Pemilihan Metode B. Penyusunan Tahapan C. Penyusunan Dokumen D. Harga Perhitungan E. Jaminan Pengadaan F. Latihan Kelompok
Penilaian Kualifikasi dan Jadwal Pengadaan Sendiri (HPS) & Sertifikat Garansi dan Tes
Pengadaan
P
enyusunan tahapan dan jadwal pengadaan yang akan diuraikan pada bab ini lebih tepat disebut
sebagai Penyusunan Tahapan dan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Tetap menggunakan
judul di atas dengan maksud untuk menyesuaikan dengan judul yang tertera pada Lampiran II,
III, IVa, IVb, dan V pada Perpres 54/2010. Lebih tepat disebut “tahapan dan jadwal pemilihan penyedia”
karena yang diuraikan adalah langkah awal berupa Pengumuman Pemilihan Penyedia Barang/
Jasa sampai dengan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
Penanggung Jawab
Berdasarkan pasal 59 ayat (1) ULP/Pejabat Pengadaan mempunyai tugas dan kewenangan untuk
menyusun dan menetapkan jadwal pengadaan. Penyusunan jadwal didasarkan pada tahapan
pengadaan yang diatur pada pasal 57 dan 58. Penyusunan tahapan pengadaan didasarkan pada
pemilihan dan penetapan sistem pengadaan yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Sedangkan pengadaan jasa konsultansi, akan didapatkan 10 alternatif sistem pengadaan. seperti yang
dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
3. Berdasarkan karakteristik/jenis barang/jasa yang akan diadakan, dapat dipilih dan ditetapkan sistem
pengadaan yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini, yaitu :
a. Tabel 4 Karakteristik Barang dan Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
b. Tabel 5 Karakteristik Pekerjaan Konstruksidan Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
c. Tabel 6 Karakteristik Jasa Lainnya dan Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
d. Tabel 7 Karakteristik Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha dan Sistem Pemilihan Penyedia
yang Digunakan
e. Tabel 8 Karakteristik Jasa Konsultansi Berbentuk Perseorangan dan Sistem Pemilihan Penyedia
yang Digunakan
4. Sistem pengadaan yang sudah dipilih dan ditetapkan, selanjut Memilih Tahapan yang sesuai dengan
sistem pengadaan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Pedoman dalam memilih tahapan yang sesuai
diatur pada pasal 57 dan pasal 58. Pada tabel 9, 10 dan 11 disajikan tahapan untuk pengadaan barang/
pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. Sedangkan untuk pengadaan jasa konsultansi dapat dilihat pada
tabel 12, 13 dan 14.
5. Untuk menentukan jadwal dapat dilihat pada tabel 15, 16, 17, dan 18.
Tabel 2 Penggunaan Sistem Pengadaan Untuk Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
• Barang bersifat tidak kompleks Pelelangan umum secara pasca-kualifikasi metode satu sampul
dan evaluasi sistem gugur.
• Barang bersifat kompleks Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan
• Barang memerlukan evaluasi teknis yang evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur
mendalam ekonomis.
• Barang bersifat kompleks Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi
• Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
sistem dan disain penerapan teknologi yang
berbeda
• Nilainya tidak lebih dari Rp 200.000.000,00 Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu
(dua ratus juta rupiah) sampuldan evaluasi sistem gugur.
• Barang tidak kompleks
• Keadaan tertentu Pelaksanaan pengadaan barang melalui penunjukan langsung
• Barang khusus untuk penanganan darurat.
(Perpres 54 tahun 2010 pasal 38 ayat 4,5) Pelaksanaan pengadaan barang melalui penunjukan langsung
bukan untuk penanganan darurat.
• Nilainya tidak lebih dari Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah)
• Barang kebutuhan operasional Pelaksanaan pengadaan barang melalui
• Teknologi sederhana pengadaan langsung.
• Resiko kecil
• Dilaksanakan oleh badan usaha kecil/mikro/
koperasi kecil /perseorangan
• Barang tidak memiliki harga pasar
• Harga barang tidak dapat ditetapkan Kontes
berdasarkan harga satuan
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 6 Karakteristik Jasa Lainnya dan Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
• Jasa lainnya tidak bersifat kompleks Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu
• Spesifikasi teknis jelas sampul dan evaluasi sistem gugur.
• Standar harga ditetapkan pemerintah
• Jasa lainnya bersifat kompleks Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sam-
• Membutuhkan evaluasi teknis mendalam tanpa pul dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya
dipengaruhi oleh harga selama umur ekonomis
• Jasa lainnya bersifat kompleks Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan
• mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama
dan disain penerapan teknologi yang berbeda umur ekonomis
• Nilainya tidak lebih dari Rp 200.000.000,00 Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu
(dua ratus juta rupiah) sampul dan evaluasi sistem gugur
• Jasa lainya tidak kompleks
Pelaksanaan pengadaan jasa lainnya melalui
• Keadaan tertentu penunjukan langsung untuk penanganan darurat
• Jasa Lainnya khusus Pelaksanaan pengadaan jasa lainnya melalui penunjukan
(Perpres 54 tahun 2010 pasal 38 ayat 4,5) langsung bukan untuk penanganan darurat
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 7 Karakteristik Jasa Konsultansi Berbentuk BadanUsaha dan Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
Karakteristik Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
Tabel 8 Karakteristik Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan dan Sistem Pemilihan Penyedia yang Digunakan
Karakteristik Jasa Konsultansi Sistem Pemilihan Penyedia
Berbentuk Perseorangan yang Digunakan
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 9 Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya Metode Pelelangan Umum
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 10 Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Dengan Metode Pelelangan Sederhana,
Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 12 Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Dengan Metode Seleksi Umum
-Metode evaluasi kualitas -Metode evaluasi kualitas dan biaya, -Metode evaluasi biaya terendah,
-Metode dua sampul -Metode dua sampul -Metode 1 (satu) sampul
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 13 Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Dengan Menggunakan Metode Seleksi
Sederhana dan Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 14 Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Dengan Metode Penunjukan Langsung Bukan
Penanganan Darurat, Pengadaan Langsung, Sayembara, dan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan
Metode Penunjukan Langsung Metode Pengadaan Metode Sayembara Seleksi Umum metode evaluasi Seleksi Sederhana Metode
untuk bukan penanganan darurat Langsung kualitas satu sampul Evaluasi Kualitas Satu Sampul
Jasa Konsultansi Perorangan dan Jasa Konsultansi Perorangan Jasa Konsultansi Perorangan Jasa Konsultansi Perorangan Jasa Konsultansi Perorangan
Badan Usaha dan Badan Usaha dan Badan Usaha
a. undangan kepada Penyedia Jasa survei harga pasar untuk memilih Pengumuman Sayembara Pengumuman Pascakualifikasi “Pengumuman Pascakualifikasi
Konsultansi terpilih dilampiri Doku- calon Penyedia Jasa Konsultansi (dilakukan minimal 3 hari)”
men Pengadaan;
membandingkan harga Pendaftaran dan pengambilan Pendaftaran dan Pengambilan Doku- Pendaftaran dan Pengambilan
b. pemasukan, evaluasi dan pembuk- penawaran dengan nilai biaya Dokumen Sayembara men Pengadaan Dokumen Pengadaan
tian kualifikasi; langsung personil sebagaimana
yang ditetapkan dalam Pasal 49
ayat (7) huruf c dan huruf d; dan
c. pemberian penjelasan; Pejabat Pengadaan mengundang Pemberian Penjelasan Pemberian Penjelasan Pemberian Penjelasan
calon penyedia yang diyakini
mampu
d. pemasukan Dokumen Penawaran; Penyedia yang diundang Pemasukan Proposal Pemasukan Dokumen Penawaran Pemasukan Dokumen Penawaran
menyampaikan penawaran
administrasi, teknis, dan biaya
e. pembukaan dan evaluasi Pejabat Pengadaan membuka, Pembukaan Proposal Pembukaan Dokumen Penawaran Pembukaan Dokumen Penawaran
penawaran; mengevaluasi, melakukan klarifi-
kasi teknis dan negosiasi biaya
f. klarifikasi dan negosiasi teknis dan Pejabat Pengadaan membuat Pemeriksaan Persyaratan Evaluasi Penawaran Evaluasi Penawaran
biaya Berita Acara Hasil Pengadaan Administrasi dan Penilaian
Langsung Proposal Teknis
g. pembuatan Berita Acara Hasil Pejabat Pengadaan menyampai- Pembuatan Berita Acara Hasil Evaluasi Kualifikasi Evaluasi Kualifikasi
Penunjukan Langsung; kan Berita Acara kepada PPK; Sayembara (BAHS)
h. penetapan Penyedia Jasa PPK melakukan perjanjian dan Penetapan pemenang Sayembara Pembuktian Kualifikasi Pembuktian Kualifikasi
Konsultansi; mendapatkan bukti perjanjian
i. pengumuman; Pengumuman pemenang Pembuatan Berita Acara Hasil Pembuatan Berita Acara Hasil
Sayembara
j. penunjukan Penyedia Jasa Penunjukan Pemenang Evaluasi Evaluasi
Konsultansi Sayembara
Surat Perjanjian Penetapan pemenang Penetapan pemenang
Sanggahan Sanggahan
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 15 Jadwal Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas, Seleksi Umum dengan Prakualifikasi
AKTIVITAS KETERANGAN JADWAL
Penayangan pengumuman prakualifikasi Minimal 7 (tujuh) hari kerja
Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja
Kualifikasi sebelum batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi
Minimal 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman
Batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi
kualifikasi
Masa sanggah terhadap hasil kualifikasi Selama 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi
Undangan lelang/seleksi kepada peserta
disampaikan 1 (satu) hari kerja setelah selesainya masalah sanggah
yang lulus kualifikasi
Dilakukan sejak dikeluarkannya undangan lelang/seleksi sampai dengan 1
Pengambilan Dokumen Pemilihan
(satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran
Dilaksanakan paling cepat 4 (empat) hari kerja sejak tanggal undangan
Pemberian penjelasan
lelang/seleksi
Dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pemberian penjelasan sampai dengan
Pemasukan Dokumen Penawaran paling kurang 7 (tujuh) hari kerja setelah ditandatanganinya Berita Acara
Pemberian Penjelasan
Selama 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil lelang/seleksi dan
Masa sanggah terhadap hasil lelang/seleksi masa sanggah banding selama 5 (lima) hari kerja setelah menerima jawaban
sanggahan;
Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan
Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia
pemenang lelang/seleksi apabila tidak ada sanggahan, atau setelah
Barang/Jasa (SPPBJ)
sanggahan dijawab dalam hal tidak ada sanggahan banding
dalam hal sanggahan banding tidak diterima, SPPBJ diterbitkan paling
Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia
lambat 2 (dua) hari kerja setelah adanya jawaban sanggahan banding dari
Barang/Jasa (SPPBJ)
Menteri/ Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
Penandatanganan Kontrak Paling lambat 14 hari setelah diterbitkannya SPPBJ
Tabel 16 Jadwal Pelelangan Umum dan Seleksi Umum Perorangan dengan Pascakualifikasi
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Tabel 17 Jadwal Pelelangan Sederhana, Pemilihan Langsung, atau Seleksi Sederhana Perorangan
AKTIVITAS KETERANGAN JADWAL
Penayangan pengumuman Minimal 3 (tiga) hari kerja;
Pendaftaran dan pengambilan Dokumen
Dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja
Pengadaan
sebelum batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran
Pemberian penjelasan Dilaksanakan paling cepat 4 (empat) hari kerja sejak tanggal pengumuman
Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah adanya jawaban sanggahan banding
Penerbitan SPPBJ
dari Menteri/ Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi;
Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah adanya jawaban sanggahan banding
Penerbitan SPPBJ
dari Menteri/ Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi;
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A. Pemilihan Metode B. Penyusunan Tahapan C. Penyusunan Dokumen D. Harga Perhitungan E. Jaminan Pengadaan F. Latihan Kelompok
Penilaian Kualifikasi dan Jadwal Pengadaan Sendiri (HPS) & Sertifikat Garansi dan Tes
Pengadaan
D
okumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa. ULP/pejabat pengadaan menyusun dokumen pengadaan barang/jasa yang
terdiri atas:
a. Dokumen kualifikasi; dan
b. Dokumen pemilihan
Dokumen Pengadaan ini sudah distandarisasikan melalui melalui Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 6 tahun 2010 tentang Standar Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Standard Bidding Document). Peraturan ini beserta lampirannya dapat
diunduh melalui www.lkpp.go.id.
D
Barang/Pekerjaan
okumen Kualifikasi digunakan sebagai pedoman oleh ULP/
Konstruksi/Jasa
Lainnya Pejabat Pengadaan dan peserta untuk memenuhi kualifikasi
yang dipersyaratkan; Dokumen kualifikasi untuk pengadaan
C.2 Dokumen barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultansi/jasa lainnya meliputi:
Pengadaan Jasa a. Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi
Konsultansi b. Formulir isian kualifikasi
c. Instruksi kepada peserta kualifikasi
d. Lembar data kualifikasi
e. Pakta integritas; dan
f. Tata cara evaluasi kualifikasi
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
aan
Dokumen
gad
c. Rancangan kontrak en P
en
1) Surat perjanjian
2) Syarat-syarat umum kontrak
3) Syarat-syarat khusus kontrak
4) Dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak
d. Daftar kuantitas dan harga;
e. Spesifikasi teknis KAK dan atau gambar
f. Surat bentuk penawaran
g. Bentuk jaminan
h. Contoh-contoh formulir yang perlu diisi
Dokumen kontes/sayembara disusun bersama oleh PPK, ULP/Pejabat Pengadaan, dan Tim Juri/Tim Ahli
serta ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan sebagai pedoman dalam melaksanakan Kontes/
sayembara. Isi dan kelengkapan dokumen kontes/sayembara meliputi:
a. Pengumuman;
b. Instruksi kepada peserta;
c. Syarat-syarat peserta;
d. Tahapan proses dan tata cara penilaian;
e. Rancangan surat perjanjian; dan
f. Keterangan lain yang diperlukan.
Dalam pengumuman pascakualifikasi atau surat undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi
dicantumkan secara jelas hal-hal sebagai berikut:
a. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk memperoleh Dokumen Pengadaan (pascakualifikasi) atau
Dokumen Pemilihan (prakualifikasi);
b. Tempat, tanggal, hari dan waktu pemberian penjelasan mengenai Dokumen Pemilihan;
c. Tempat, tanggal, hari dan batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran;
d. Alamat tujuan pengiriman Dokumen Penawaran;
e. Jadwal pelaksanaan Pengadaan sampai dengan penetapan penyedia; dan
f. Keterangan lainnya yang diperlukan.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
f. Kriteria penetapan pemenang, hak dan kewajiban ULP/Pejabat Pengadaan untuk menerima atau
menolak penawaran, syarat penandatanganan Kontrak dan surat Jaminan Pelaksanaan.
D
Pekerjaan okumen Kualifikasi digunakan sebagai pedoman oleh ULP/
Konstruksi/Jasa
Pejabat Pengadaan dan penyedia untuk memenuhi kualifikasi
Lainnya
yang dipersyaratkan. Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:
C.2 Dokumen a. Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;
Pengadaan Jasa b. Formulir isian kualifikasi;
Konsultansi c. Instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian
Dokumen Kualifikasi;
d. Lembar data kualifikasi;
e. Pakta integritas; dan
f. Tata cara evaluasi kualifikasi.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A. Pemilihan Metode B. Penyusunan Tahapan D. Harga Perhitungan E. Jaminan Pengadaan F. Latihan Kelompok
dan Jadwal C. Penyusunan Dokumen
Penilaian Kualifikasi Pengadaan Sendiri (HPS) & Sertifikat Garansi dan Tes
Pengadaan
Sedangkan untuk penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat yang diperoleh berdasarkan
hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan. Data-data dan informasi yang perlu dipertimbangkan
dalam menyusun HPS dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
D.1 HPS Barang/ Ketentuan dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah sebagai berikut:
Pekerjaan a. PPK menyusun HPS yang dikalkulasikan secara keahlian dan
Konstruksi/Jasa berdasarkan data yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Lainnya
b. Dalam penyusunan HPS, PPK memperhatikan dan memahami KAK dan
D.2 HPS Jasa
seluruh tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan, menguasai informasi/
Konsultansi kondisi lapangan dan lingkungan di lokasi pekerjaan, serta memahami
alternatif metodologi pelaksanaan pekerjaan.
c. HPS digunakan sebagai :
1) Acuan/alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
2) Dasar untuk negosiasi harga.
d. HPS jasa konsultansi terdiri dari komponen:
1) Biaya Langsung Personil (Remuneration);
2) Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost); dan
3) Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
e. Biaya Langsung Personil didasarkan pada harga pasar gaji dasar
(basic salary) yang terjadi untuk setiap kualifikasi dan bidang jasa
konsultansi.
f. Biaya Langsung Personil telah memperhitungkan biaya umum (overhead),
biaya sosial (social charge), keuntungan (profit) maksimal 10 %, tunjangan
penugasan, dan biaya–biaya kompensasi lainnya.
g. Biaya Langsung Personil dapat dihitung menurut jumlah satuan waktu
tertentu (bulan, minggu, hari, atau jam), dengan konversi menurut
satuan waktu sebagai berikut :
SBOM = SBOB/4,1
SBOH = (SBOB/22) x 1,1
SBOJ = (SBOH/8) x 1,3
Dimana :
SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan
SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu
SBOH = Satuan Biaya Orang Hari
SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam
h. Biaya Langsung Non Personil yang dapat diganti adalah biaya yang se-
benarnya dikeluarkan penyedia untuk pengeluaran-pengeluaran yang
sesungguhnya (at cost), yang meliputi antara lain biaya untuk pembelian
ATK, sewa peralatan, biaya perjalanan, biaya pengiriman dokumen, biaya
pengurusan surat ijin, biaya komunikasi, biaya pencetakan laporan, biaya
penyelenggaraan seminar/workshop/ lokakarya, dan lain-lain.
i. Biaya Langsung Non Personil pada prinsipnya tidak melebihi 40%
(empat puluh persen) dari total biaya, kecuali untuk jenis pekerjaan
konsultansi yang bersifat khusus, seperti pekerjaan penilaian aset,
survei untuk memetakan cadangan minyak bumi, pemetaan udara,
survei lapangan, pengukuran, penyelidikan tanah dan lain-lain.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
A. Pemilihan Metode B. Penyusunan Tahapan D. Harga Perhitungan E. Jaminan Pengadaan F. Latihan Kelompok
dan Jadwal C. Penyusunan Dokumen
Penilaian Kualifikasi Pengadaan Sendiri (HPS) & Sertifikat Garansi dan Tes
Pengadaan
S
E.1 Jaminan urat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan
Pengadaan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (uncondi-
Barang/Jasa tional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/
Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada
E.2 Sertifikat Garansi
PPK/ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia Barang/Jasa.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
E.1 Jaminan Pengadaan • Dalam Pengadaan Barang modal, Penyedia Barang menyerahkan
Barang/Jasa Sertifikat Garansi.
• Sertifikat Garansi diberikan terhadap kelaikan penggunaan Barang
E.2 Sertifikat Garansi
hingga jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak
• Sertifikat Garansi diterbitkan oleh Produsen atau pihak yang
ditunjuk secara sah oleh Produsen.
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
Latihan kelompok dan tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
MODUL
PELAKSANAAN
PENGADAAN
BARANG
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Pendahuluan 5
D. Kontes 37
E. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjutnya 43
DAFTAR tabel
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
A. PENDAHULUAN
P
ada modul ini menguraikan tata cara pelaksanaan pengadaan (metode pemilihan penyedia, metode
kualifikasi, metode penyampaian dokumen dan metode evaluasi penawaran) yang digunakan
untuk proses pemilihan penyedia, khusus untuk penyedia barang. Pada Modul Persiapan sudah
dijelaskan bagaimana memilih dan menetapkan sistem pengadaan melalui penyedia barang/jasa. Untuk
mengingatkan kembali bahwa BARANG adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna
Barang. Pengadaan Barang ini meliputi hal-hal sebagai berikut namun tidak terbatas pada :
1. Bahan baku
2. Barang setengah jadi
3. Barang jadi/peralatan
4. Makhluk hidup
Sedangkan sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia barang adalah
sebagai berikut :
1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
2. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem
penilaian biaya selama umur ekonomis.
3. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis.
4. Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
5. Pelaksanaan pengadaan barang melalui penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
6. Pelaksanaan pengadaan barang melalui penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.
7. Pelaksanaan pengadaan barang melalui pengadaan langsung.
8. Kontes
Tata cara pelaksanaan masing-masing sistem pengadaan tersebut akan diuraikan satu persatu pada
bab-bab berikut ini.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
P
elelangan umum dan pelelangan sederhana diuraikan pada bab yang sama karena di
antara keduanya ada beberapa langkah yang sama. Langkah-langkah Pelelangan Umum
dan Pelelangan Sederhana digambarkan secara diagram yang dapat dilihat pada gambar
1, dimana Gambar 1 tersebut menggambarkan langkah-langkah untuk sistem pengadaaan
sebagai berikut :
1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
2. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem
penilaian biaya selama umur ekonomis.
3. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis.
4. Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
1: Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur
2: Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
1 4 2 3 biaya selama umur ekonomis
3:Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya
Mulai Mulai selama umur ekonomis
4: Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu sampu dan evaluasi sistem gugur
Pengumuman
Pengumuman Prakualifikasi
Pascakualisfikasi 2 3
1 2 3 4
. Pendaftaran dan Pemasukan Dokumen
Pendaftaran Pengambilan Pemasukan Dokumen
Pengambilan Dokumen Penawaran Tahap I
Dokumen Kualifikasi Penawaran
Pengadaan (Administrasi dan Teknis )
Pemberian Penjelasan
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
P
B.1 Pelelangann elelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan
Umum Secara evaluasi sistem gugur terdiri dari sejumlah tahapan yaitu:
Pascakualifikasi
Metode Satu
1. Pengumuman pascakualifikasi
Sampul dan
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan
Evaluasi Sistem
Gugur 3. Pemberian penjelasan
4. Pemasukan dokumen penawaran
B. 2 Pelelangan 5. Pembukaan dokumen penawaran
Umum Secara 6. Evaluasi penawaran
Prakualifikasi 7. Evaluasi kualifikasi
Metode Dua
8. Pembuktian kualifikasi
Sampul dan
9. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Evaluasi Sistem
Nilai dan Sistem 10. Penetapan pemenang
Penilaian Biaya 11. Pengumuman pemenang
Selama Umur 12. Sanggahan
Ekonomis 13. Sanggahan banding
14. Penunjukan penyedia barang/jasa
B.3 Pelelangan
Umum Secara Langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa
Prakualifikasi
bagian besar yaitu:
Metode Dua
1. Proses kualifikasi
Tahap dan
Terdiri dari langkah 1,7, dan, 8.
Evaluasi Sistem
Nilai dan Sistem 2. Proses penawaran dan evaluasi penawaran
Penilaian Biaya Terdiri dari langkah 2,3,4,5, dan 6.
Selama Umur 3. Proses penentuan pemenang
Ekonomis Terdiri dari langkah 10, 11, 12, 13, dan 14.
B.4 Pelelangan Penjelasan dari masing-masing langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Sederhana
1. Pengumuman pascakualifikasi
1) Melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman
resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui
LPSE. Bila diperlukan melalui media cetak. Lama pengumuman
minimal 7(tujuh) hari kerja.
2) Pengumuman Pelelangan Umum Prakualifikasi paling sedikit
memuat :
a. Nama dan alamat ULP yang akan mengadakan pelelangan;
b. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
c. Nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
d. Syarat-syarat peserta pelelangan; dan
e. Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil Dokumen
Kualifikasi.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
• Seluruh acara pada pemberian penjelasan harus dituangkan dalam Berita Acara dan Berita Acara
ini WAJIB disampaikan oleh ULP/Pejabat Pengadaan kepada SELURUH peserta baik yang hadir
maupun yang tidak hadir.
• Berita Acara tersebut merupakan acuan yang juga harus diikuti oleh seluruh peserta dalam proses
pelaksanaan pemilihan penyedia.
Langkah-langkah dan ketentuan selengkapnya dalam pemberian penjelasan adalah sebagai berikut :
1) Dilakukan pada tempat dan waktu yang ditentukan, serta dihadiri oleh para peserta yang terdaftar.
2) Ketidakhadiran peserta tidak menggugurkan penawaran.
3) Perwakilan peserta yang hadir harus menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada ULP.
4) Peserta perorangan tidak boleh diwakilkan dan pada saat hadir menunjukkan tanda pengenal kepada ULP.
5) Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai:
a. Metode pemilihan;
b. Cara penyampaian dokumen penawaran;
c. Kelengkapan yang harus dilampirkan bersama dokumen penawaran;
d. Pembukaan dokumen penawaran;
e. Metode evaluasi;
f. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
g. Jenis kontrak yang akan digunakan;
h. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri;
i. Ketentuan tentang penyesuaian harga;
j. Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada usaha mikro dan usaha kecil
serta koperasi kecil; dan
k. Besaran jaminan, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan.
6) Apabila dipandang perlu, dapat melakukan peninjauan lapangan.
7) Hasil pemberian penjelasan dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan yang isinya :
a. Hal-hal yang dijelaskan
b. Tanya jawab
c. Perubahan dokumen pengadaan
d. Hasil peninjauan lapangan
e. Keterangan lain yang dipandang perlu
BAPP ditandatangani oleh semua anggota pokja ULP yang hadir dan minimal 1 (satu) wakil dari
peserta yang hadir.
8) BAPP merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen pengadaan.
9) Apabila tidak ada peserta yang hadir atau tidak ada yang bersedia menandatangani BAPP, maka
BAPP cukup ditandatangani oleh anggota pokja ULP yang hadir.
10) Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada angka 7) terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, makaULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
11) Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan.
12) A pabila PPK tidak sependapat dengan usulan perubahan dokumen pengadaan, maka ULP
menyampaikannya kepada PA/KPA untuk diputuskan, maka:
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
6. Evaluasi penawaran
Evaluasi penawaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pengadaan. Dalam tahap ini do-
kumen penawaran yang telah disampaikan dan dibuka diteliti dan dinilai oleh panitia pengadaan. Penilaian
dilakukan berdasarkan dokumen administrasi, dokumen usulan teknis, dan dokumen usulan biaya.
Pada tahap ini pertama-tama yang dievaluasi adalah kelengkapan administrasinya. Perlu ditegaskan
bahwa dokumen administrasi yang diserahkan pada dokumen penawaran berbeda dengan yang diserahkan
pada dokumen kualifikasi. Pada Dokumen Kualifikasi bertujuan untuk mengetahui kualifikasi teknis calon
penyedia dalam menyelesaikan pekerjaan. Maka data-data yang diperlukan seperti pengalaman pe-
rusahaan, ketersediaan personil, keuangan, dan sejenisnya. Sedangkan pada dokumen adminsitrasi yang
diserahkan bersamaan dengan dokumen penawaran hal-hal yang dievaluasi terkait dengan keabsahan
pihak yang menawarkan. Sebagai contoh yang menandatangani harus sesuai dengan akte perusahaan,
tanggal penawaran harus sesuai, dan sejenisnya.
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap usulan teknisnya. Pada usulan teknis ini calon
penyedia menguraikan tentang hal-hal teknis terkait dengan barang/jasa apa yang akan
diadakan oleh penyedia yang bersangkutan sesuai dengan KAK. Setelah melalui evaluasi
adminstrasi dan teknis, selanjutnya dilakukan evaluasi biaya. Oleh karena itu anggota ULP/
Pejabat Pengadaan yang akan melakukan evaluasi harus sangat memahami hal-hal sebagai
berikut :
a. Ketentuan dan tatacara pengadaan sesuai perpres 54/2010
b. Barang/jasa yang harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.
c. Komponen-komponen biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan barang/jasa tersebut.
Berdasarkan ketentuan dan tatacara evaluasi tersebut akan dapat ditentukan siapa Penyedia Barang/Jasa
yang akan dipilih menjadi penyedia. Ketentuan dan tatacara evaluasi ini harus diketahui oleh seluruh peserta
dan dituangkan dalam dokumen pemilihan. Dengan demikian pada tahapan kegitan ini, ULP/Pejabat
Pengadaan, disamping harus menguasai Perpres 54/2010 juga harus mempunyai kompetensi teknis
terhadap barang/jasa yang akan diadakan.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
Dibawah ini akan diuraikan secara rinci ketentuan dan prosedur dalam melakukan evaluasi penawaran, yaitu :
1) Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan:
a. Volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
b. Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak
boleh diubah; dan
c. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong.
2) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai penawaran sehingga urutan peringkat dapat menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat semula.
3) Koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sump yang melampirkan daftar kuantitas dan harga
hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan tanpa mengubah nilai penawaran.
4) Pelaksanaan evaluasi dilakukan ULP terhadap 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
5) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang menawar harga kurang
dari HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.
6) ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. Evaluasi administrasi;
b. Evaluasi teknis; dan
c. Evaluasi harga.
7) Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut :
a. ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
b. ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah
isi Dokumen Penawaran;
c. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
i. Penyimpangan dari Dokumen Pemilihan yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
ii. Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan Dokumen
Pemilihan yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil
diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan:
i. Ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau pembukaan penawaran; dan/atau
ii. Kesalahan yang tidak substansial, misalnya warna sampul dan/atau surat penawaran
tidak berkop perusahaan;
f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada ULP selama proses evaluasi;
g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta, ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
i. Peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
ii. Anggota ULP dan/atau PPK yang terlibat persekongkolan diganti, dikenakan sanksi
administrasi dan/atau pidana;
iii. Proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang tidak terlibat (bila ada); dan
iv. Apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada butir c, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
8) Evaluasi Administrasi:
a. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada
saat penilaian kualifikasi;
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
i. Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pemilihan dipenuhi/dilengkapi;
ii. Surat penawaran :
a) Ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwewenang sesuai akta perusahaan.
Bagi yang bermitra adalah yang ditunjuk mewakili perusahaan yang bekerja sama.
Bagi peserta perorangan oleh yang bersangkutan.
b) Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
c) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
yang ditetapkan.
d) Bertanggal.
iii. Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Diterbitkan oleh pihak penjamin sesuai dengan ketentuan.
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan masa
berlakunya tidak kurang dari waktu yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
c) Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam surat Jaminan Penawaran;
d) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
e) Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;
f) Nama ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama ULP yang
mengadakan pelelangan; dan
g) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan.
iv. ULP mengkonfirmasi dan mengklarifikasi secara tertulis substansi dan keabsahan/
keaslian Jaminan Penawaran kepada penerbit jaminan serta memastikan Jaminan
Penawaran dapat dicairkan sebesar nilai jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat, setelah surat pernyataan wanprestasi dari ULP diterima
oleh Penerbit Jaminan.
c. ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan;
d. Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
e. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan administrasi,
maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
f. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
9) Evaluasi Teknis:
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur, dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis yang ditetapka
dalam Dokumen Pemilihan;
ii. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis, apabila:
a) Spesifikasi teknis barang yang ditawarkan berdasarkan contoh, brosur dan gambar-
gambar sesuai dengan yang ditetapkan.
b) Jadwal waktu penyerahan tidak melampaui batas waktu sesuai dengan yang ditetapkan.
c) Identitas (jenis, tipe dan merek) yang ditawarkan tercantum dengan lengkap dan jelas
(apabila diperlukan);
d) Jaminan purnajual sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan (apabila
diperlukan);
e) Tenaga teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan (apabila
diperlukan); dan
f) Bagian pekerjaan yang akan disub-kontrakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.
iii. ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Pemilihan;
iv. Evaluasi teknis dalam sistem gugur dapat menggunakan sistem ambang batas terhadap
unsur teknis yang dinilai;
v. Dalam hal evaluasi teknis dengan sistem gugur yang menggunakan ambang batas nilai
teknis,penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun nilai
total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.
d. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan, ULP
melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi teknis, maka evaluasi
tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
g. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
7. Evaluasi kualifikasi
1) Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang serta pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada.
2) Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan sistem gugur.
3) Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila:
a. Formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwewenang sesuai
akta perusahaan. Bagi yang bermitra adalah yang ditunjuk mewakili perusahaan yang bekerja sama.
b. Mempunyai ijin usaha sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang
dihentikan kegiatan usahanya;
d. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;
e. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPhPasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada tranaksi),
PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyam-
paikan Surat Keterangan Fiskal (SKF);
f. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak;
g. Memiliki kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non kecil;
h. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan:
i. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan
ii. Evaluasi persyaratan administrasi dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan.
4) Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka dilakukan klarifikasi secara
tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
5) Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi, maka data yang
kurang tidak dapat dilengkapi.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
6) Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.
7) Evaluasi kualifikasi dapat dilaksanakan sebelum evaluasi penawaran
8. Pembuktian kualifikasi
1) Pembuktian kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
kualifikasi.
2) Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dan meminta salinannya.
3) ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila diperlukan.
4) Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, maka peserta digugurkan, badan usaha
dan pengurus atau peserta perorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam.
5) Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
12. Sanggahan
1) Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan pemenang kepada ULP
dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang, disertai bukti terjadinya
penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP K/L/D/I yang bersangkutan.
2) Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan
peserta lain apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi :
a. Menyimpang dari perpres dan Dokumen pemilihan.
b. Adanya rekayasa tertentu yang menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh ULP dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
3) ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah menerima surat sanggahan.
4) Apabila sanggahan dinyatakan benar maka ULP menyatakan pelelangan gagal.
5) Sanggahan yang disampaikan bukan kepada ULP atau disampaikan di luar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
3) Peserta yang akan melakukan Sanggahan Banding harus memberikan Jaminan Sanggahan
Banding yang ditujukan kepada ULP sebesar 2‰ (duaperseribu) dari HPS atau paling tinggi
sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan masa berlaku 20 (dua puluh) hari
kerja sejak tanggal pengajuan sanggahan banding.
4) Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan.
5) Bila sanggahan banding dinyatakan diterima :
a. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
memerintahkan evaluasi ulang atau pemilihan ulang
b. Jaminan sanggahan dikembalikan kepada penyanggah
6) Bila sanggahan banding ditolak :
a. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
memerintahkan ULP untuk melanjutkan.
b. Jaminan sanggahan disita dan disetorkan kepada kas Negara/Daerah.
7) Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada Menteri/
Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi atau disampaikan
diluar masa sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
11) Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas penetapan
pemenang, maka diberitahukan kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan:
a. Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi ulang atau pelelangan
dinyatakan gagal; atau
b. Apabila PA/KPA sependapat dengan ULP, PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh
ULP bersifat final dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk mengeluarkan SPPBJ.
12) Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
B.2 Pelelangan Umum Secara Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi
Sistem Nilai dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
P
B.1 Pelelangann
Umum Secara elelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan
Pascakualifikasi evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur
Metode Satu ekonomis terdiri dari sejumlah tahapan sebagai berikut:
Sampul dan
Evaluasi Sistem 1. Pengumuman prakualifikasi
Gugur
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi
B. 2 Pelelangan
3. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi
Umum Secara 4. Pembuktian kualifikasi
Prakualifikasi 5. Penetapan hasil kualifikasi
Metode Dua 6. Pengumuman hasil kualifikasi
Sampul dan 7. Sanggahan kualifikasi
Evaluasi Sistem 8. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi
Nilai dan Sistem
9. Pengambilan dokumen pemilihan
Penilaian Biaya
10. Pemberian penjelasan
Selama Umur
Ekonomis 11. Pemasukan dokumen penawaran
12. Pembukaan dokumen penawaran sampul I (administrasi dan teknis)
B.3 Pelelangan 13. Evaluasi dokumen penawaran sampul I (administrasi dan teknis)
Umum Secara 14. Pemberitahuan/pengumuman kepada peserta yang lulus evaluasi
Prakualifikasi sampul I
Metode Dua 15. Pembukaan dokumen sampul II (harga)
Tahap dan 16. Evaluasi dokumen penawaran sampul II (harga)
Evaluasi Sistem 17. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Nilai dan Sistem 18. Penetapan pemenang
Penilaian Biaya
19. Pengumuman pemenang
Selama Umur
Ekonomis 20. Sanggahan
21. Sanggahan banding
B.4 Pelelangan 22. Penunjukan penyedia barang/jasa
Sederhana
Langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa
bagian besar yaitu:
1. Proses prakualifikasi
Terdiri dari langkah 1 sampai dengan langkah 8.
2. Proses penawaran dan evaluasi penawaran
Terdiri dari langkah 9 sampai dengan langkah 16
3. Proses penentuan pemenang
Terdiri dari langkah 17 sampai dengan langkah 22. Langkah-langkah
tersebut sama dengan langkah yang telah dijelaskan pada pelelangan
umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem
gugur (sub-bab B.1).
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
1. Pengumuman Prakualifikasi
1) Melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat
serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE. Bila diperlukan melalui media cetak. Lama
pengumuman minimal 7 (tujuh) hari kerja.
2) Pengumuman Pelelangan Umum Prakualifikasi paling sedikit memuat:
a. Nama dan alamat ULP yang akan mengadakan pelelangan;
b. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
c. Nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
d. Syarat-syarat peserta pelelangan; dan
e. Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil Dokumen Kualifikasi.
3) Dalam pengumuman DILARANG mencantumkan persyaratan:
a. Peserta harus berasal dari provinsi/kabupaten/kota tempat lokasipelelangan;
b. Pendaftaran harus dilakukan oleh orang-orang yang terdaftar pada akte perusahaan atau
pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
c. Keharusan membawa dokumen asli pada saat mendaftar.
d. Persyaratan lainnya yang sifatnya diskriminatif; atau
e. Persyaratan diluar yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden ini kecuali diperintahkan
oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
4) Apabila dari identifikasi tidak ada penyedia dalam negeri yang mampu mengerjakan, maka
harus diumumkan di website komunitas internasional serta diberitahukan kepada penyedia
yang diyakini mampu mengerjakan.
5) Apabila terbukti terjadi kecurangan dalam pengumuman, baik ULP maupun peserta yang terlibat
dikenakan sanksi.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
2) Dapat diserahkan langsung, atau dikirim melalui jasa pengiriman dan harus diterima sebelum batas
akhir penyerahan.
3) ULP mencatat secara lengkap dokumen kualifikasi yang diserahkan oleh peserta. Kepada yang
menyerahkan langsung harus diberi tanda terima.
4) ULP membuat daftar peserta yang memasukkan Dokumen Kualifikasi.
5) Pada batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi, salah satu anggota ULP menutup pemasukan
Dokumen Kualifikasi dengan mencoret tepat dibawah daftar peserta terakhir serta membubuhkan
tanda tangan.
6) Tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi
kecuali keadaan kahar. Apabila terpaksa dilakukan maka harus dituangkan dalam Adendum Dokumen
Kualifikasi dan disampaikan kepada seluruh peserta.
7) Pembukaan dokumen kualifikasi dan pelaksanaan evaluasi paling lama 2 (dua) hari kerja setelah diterima.
8) Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan sistem gugur.
9) Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila :
a. Formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwewenang sesuai
akta perusahaan. Bagi yang bermitra adalah yang ditunjuk mewakili perusahaan yang bekerja sama.
b. Mempunyai ijin usaha sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
c. Menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang di
hentikan kegiatan usahanya;
d. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;
e. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
serta memiliki laporan bulanan PPhPasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/
Pasal 29 danPPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam
tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat
Keterangan Fiskal (SKF);
f. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman sub-kontrak;
g. Memiliki kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non kecil;
h. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan:
>. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan
>. Evaluasi persyaratan administrasi dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan kemitraan.
i. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO atau memiliki Sertifikat Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), apabila diperlukan.
10) Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka dilakukan klarifikasi secara
tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
11) Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang dapat dilengkapi
paling lambat sebelum batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi.
12) Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal.
4. Pembuktian kualifikasi
1) Dilakukan setelah evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus kualifikasi.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
7. Sanggahan kualifikasi
1) Sanggahan dilakukan oleh peserta secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan peserta lain
dengan ketentuan :
a. Secara tertulis ditujukan kepada ULP disertai bukti-bukti
b. Ditembuskan kepada PPK, PA/KPA dan APIP K/L/D/I yang bersangkutan.
c. Paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
2) Hal-hal yang bisa disanggah adalah terjadinya penyimpangan prosedur yang meliputi :
a. Menyimpang dari Perpres dan dokumen kualifikasi
b. Adanya rekayasa yang menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh ULP atau pejabat yang berwenang lainnya.
3) ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah menerima surat sanggahan.
4) Apabila sanggahan dinyatakan benar, maka ULP menyatakan pelelangan gagal.
5) Sanggahan yang disampaikan bukan kepada ULP atau disampaikan di luar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.
6) Tidak ada sanggahan banding dalam proses prakualifikasi.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
2) Pada pembuatan berita acara ditambahkan data tentang harga penawaran masing-masing peserta.
Langkah selanjutnya adalah penentuan pemenang yang terdiri dari langkah 17 sampai dengan lang-
kah 22. Langkah-langkah tersebut sama dengan ketentuan pada langkah proses penentuan pemenang
(Langkah 10, 11, 12, 13, dan 14) Pelelangan Umum Pascakualifikasi Satu Sampul Sistem Gugur.
Kemudian memberikan bobot pada keseluruhan unsur teknis sesuai ketentuan, yaitu bobot harga
adalah 70% - 90%, dengan demikian bobot teknis adalah 10% - 30%. Pada kasus contoh ini ditetapkan
bobot harga 80% dan bobot teknis 20%. Selanjutnya memberikan bobot pada masing-masing unsur
teknis. Karena bobot teknis total adalah 20%, maka masing-masing unsur teknis bila ditotal maksi-
mum harus 20%. Pada contoh ini bobot masing-masing unsur adalah sama sehingga setiap unsur
mempunyai bobot 5%. Pada prakteknya, bisa saja memberikan bobot yang berbeda tehadap masing-
masing unsur, tergantung pada seberapa besara pengaruh masing-masing unsur terhadap kebutuhan
pengguna.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
Selanjutnya setiap penawar dilakukan penilaian dan hasil penilaian tersebut dituangkan dalam
tabel, yaitu :
Penawar
PT. A
No Unsur Penilaian Bobot (B) Nilai (N) NILAI AKHIR
(B x N)
A. Harga
Harga Penawaran 80% 95 76
B. Teknis
1. Harga suku cadang 5% 70 3,5
2. Disain teknis dan kinerja 5% 70 3,5
3. Waktu penyerahan 5% 100 5
4. Pelayanan pasca jual 5% 70 3,5
TOTAL 100% 95,5
Sehingga dari perhitungan tersebut untuk PT. A mempunyai nilai akhir 95,5. Evaluasi seperti contoh diatas
dilakukan pada seluruh penyedia barang/jasa yang memasukkan dokumen penawaran. Setelah diperoleh
nilai akhir, selanjutnya memeringkatkan semua penyedia barang/jasa berdasarkan nilai akhirnya mulai
dari yang memiliki nilai tertinggi sampai dengan terendah. Panitia akan memilih penyedia barang/jasa
yang memiliki hasil nilai evaluasi tertinggi.
Selanjutnya dihitung total biaya selama umur ekonomis meliputi jumlah dari harga beli, biaya
operasional, biaya pemeliharaan dan nilai sisa. Total harga inilah sebagai total harga evaluasi
yang dibandingkan dengan peserta lainnya. Sebagai contoh, penawar X menawarkan harga barang-
nya sebagai berikut :
Penawar PT X
No Unsur Penilaian Dalam Juta Rupiah
Selanjutnya hal yang sama juga dilakukan pada setiap penawar. Peringkat peserta berdasarkan Total Harga
Evaluasi, dan ULP/Pejabat Pengadaan memilih penyedia barang/jasa yang menawar dengan harga rendah.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
B.3 Pelelangan Umum Secara Prakualifikasi Metode Dua Tahap Dan Evaluasi
Sistem Nilai Dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
P
B.1 Pelelangann elelangan umum dengan sistem pengadaan ini pada dasarnya sama
Umum Secara dengan pelelangan umum metode dua sampul. Perbedaannya,
Pascakualifikasi pada sistem dua sampul baik sampul I maupun sampul II diserahkan
Metode Satu seacra bersama-sama. Sedangkan pada metode dua tahap, sampul II
Sampul dan
diserahkan setelah evaluasi Tahap I (sampul I) sudah ada hasilnya dan
Evaluasi Sistem
Gugur
yang boleh menyampaikan sampul II (penawaran harga) adalah peserta
yang lulus pada tahap I dan diundang untuk memasukkan dokumen
B. 2 Pelelangan Umum sampul II.
Secara Prakualifikasi
Metode Dua Langkah-langkah selengkapnya adalah sebagai berikut :
Sampul dan 1. Pengumuman prakualifikasi
Evaluasi Sistem Nilai
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi
dan Sistem
Penilaian Biaya
3. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi
Selama Umur 4. Pembuktian kualifikasi
Ekonomis 5. Penetapan hasil kualifikasi
6. Pengumuman hasil kualifikasi
B.3 Pelelangan 7. Sanggahan kualifikasi
Umum Secara 8. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi
Prakualifikasi 9. Pengambilan dokumen pemilihan
Metode Dua 10. Pemberian penjelasan
Tahap dan 11. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Evaluasi Sistem
12. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Nilai dan Sistem
13. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Penilaian Biaya
Selama Umur 14. Penetapan Peserta yang Lulus Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I
Ekonomis 15. Pemberitahuan/Pengumuman kepada Peserta yang Lulus Evaluasi
Tahap I
B.4 Pelelangan 16. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)
Sederhana 17. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)
18. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)
19. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
20. Penetapan pemenang
21. Pengumuman pemenang
22. Sanggahan
23. Sanggahan banding
24. Penunjukan penyedia barang/jasa
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
Penjelasan untuk tata cara pengumuman prakualifikasi hingga undangan kepada peserta yang lulus
kualifikasi sama seperti pada prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem
penilaian biaya selama umur ekonomis (lihat Sub-Bab B.2). Sedangkan untuk masing-masing langkah
berikutnya dijelaskan sebagai berikut:
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
7) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang sama, maka ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara.
8) ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan
2 (apabila ada), dengan ketentuan :
a. Untuk sistem nilai dimulai dari yang mempunyai nilai kombinasi terbaik;
b. Untuk sistem penilaian biaya selama umur ekonomis dimulai dari total harga yang terendah.
9) Apabila peserta yang memasukkan penawaran harga kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan
negosiasi teknis dan harga dengan ketentuan:
a. ULP melakukan negosiasi teknis dan harga terhadap calon pemenang;
b. Negosiasi teknis dan harga dilakukan terhadap harga satuan yang dinilai tidak wajar;
c. Dilakukan perkalian volume dan harga satuan yang telah disepakati, untuk mendapatkan
total hasil negosiasi;
d. Hasil negosiasi harga menjadi nilai harga penetapan pemenang dan sebagai dasar nilai kontrak;
e. Apabila negosiasi terhadap calon pemenang tidak tercapai kesepakatan, maka penawarannya
dinyatakan gugur dan dilanjutkan negosiasi terhadap calon pemenang cadangan, apabila
ada; dan
f. Apabila negosiasi terhadap calon pemenang cadangan tidak tercapai kesepakatan, maka
pelelangan dinyatakan gagal.
Langkah selanjutnya adalah penentuan pemenang yang terdiri dari langkah 17 sampai dengan
langkah 22. Langkah-langkah tersebut sama dengan ketentuan pada langkah proses penentuan
pemenang (Langkah 10, 11, 12, 13, dan 14) Pelelangan Umum Pascakualifikasi Satu Sampul Sistem
Gugur.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
P
B.1 Pelelangann roses pelaksanaan Pelelangan Sederhana sama dengan proses pelak-
Umum Secara sanaan Pelelangan Umum secara Pascakualifikasi dengan metode
Pascakualifikasi satu sampul dan evaluasi sistem gugur (lihat Gambar 1) kecuali
Metode Satu
waktu penayangan pengumuman dilakukan paling kurang 3 (tiga) hari
Sampul dan
Evaluasi Sistem
kerja melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman
Gugur resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.
B. 2 Pelelangan Umum
Secara Prakualifikasi
Metode Dua
Sampul dan
Evaluasi Sistem Nilai
dan Sistem
Penilaian Biaya
Selama Umur
Ekonomis
B.3 Pelelangan
Umum Secara
Prakualifikasi
Metode Dua
Tahap dan
Evaluasi Sistem
Nilai dan Sistem
Penilaian Biaya
Selama Umur
Ekonomis
Pengumuman Lelang
B.4 Pelelangan
Sederhana 3 hari
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
P
C.1 Pelaksanaan elaksanaan pengadaan barang melalui penunjukan langsung untuk
Pengadaan Barang pengadaan darurat diawali dengan adanya pernyataan darurat dari
Melalui Penunjukan pejabat yang berwenang. Setelah itu PA/KPA akan mengambil
Langsung Untuk tindakan sebagai berikut:
Penanganan Darurat
• Mengusulkan anggaran kepada pejabat yang berwenang; dan/atau
C.2 Pelaksanaan • Memerintahkan PPK dan ULP/Pejabat Pengadaan untuk memproses
Pengadaan Penunjukan Langsung
Barang Melalui
Penunjukkan Setelah itu, ULP/Pejabat Pengadaan akan menunjuk penyedia yang
Langsung Bukan dinilai mampu untuk menyediakan barang yang dibutuhkan. Kemudian
Untuk Penanganan PPK menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada:
Darurat
• Penyedia terdekat yang sedang melaksanakan pekerjaan sejenis;
C.3 Pelaksanaan atau
Pengadaan Barang • Bila tidak ada penyedia sebagaimana tersebut di atas, maka ditunjuk
Melalui Pengadaan penyedia lain yang dinilai mampu menyediakan barang tersebut.
Langsung
Proses penunjukan langsung dilakukan secara simultan dengan pener-
bitan SPMK dan proses penunjukan dapat dilihat seperti yang dijelaskan
pada Gambar 2.
“Pelaksanaan pengadaan
barang melalui penunjukan
langsung untuk pengadaan
darurat diawali dengan
adanya pernyataan darurat
dari pejabat yang
berwenang”
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
U
C.1 Pelaksanaan LP/Pejabat Pengadaan melakukan penilaian kualifikasi terhadap
Pengadaan Barang Penyedia yang akan ditunjuk. Proses penilaian kualifikasi dilakukan
Melalui Penunjukan seperti prakualifikasi pada Pelelangan Umum. Selanjutnya apabila
Langsung Untuk memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, dilakukan proses penunjukan lang-
Penanganan Darurat
sung seperti dijelaskan pada Gambar 2.
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan
Barang Melalui
Penunjukkan
Langsung Bukan
Untuk Penanganan
Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Barang
Melalui Pengadaan
Langsung
Mulai
1. Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui Dalam melakukan evaluasi , ULP/Pejabat Pengadaan
Penunjukan dapat melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis
Langsung untuk Penanganan Darurat serta harga untuk mendapatkan harga yang wajar
serta dapat dipertanggungjawabkan;
Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama 2. Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui
2
antara PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia Penunjukan
(apabila diperlukan); Langsung Bukan Untuk Penanganan Darurat
Apabila hasil evaluasi dinyatakan
tidak memenuhi syarat, ULP/
1
Pejabat Pengadaan mengundang
2 penyedia lain;
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia
membahas jenis, spesifikasi teknis, volume
pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan ;
Mulai ULP/Pejabat Pengadaan menyusun Berita Acara
yang memuat :
(1) nama dan alamat penyedia;
(2) harga penawaran terkoreksi dan harga hasil
negoisasi;
ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan Dokumen Penilaian Kualifikasi (3) Nomor Pokok Wajib Pajak;
Pengadaan sesuai hasil pembahasan ; seperti Prakualifikasi pada Pelelangan Umum (4) unsur-unsur yang dievaluasi;
(5) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
(6) tanggal dibuatnya berita acara.
Dokumen Pengadaan disampaikan kepada Dilakukan pemberian penjelasan oleh ULP/Pejabat ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan hasil
penyedia; Pengadaan; penetapan penyedia yang ditunjuk di website K /L/D/I
dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat;
Selesai
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
C.1 Pelaksanaan
Pengadaan Barang
Melalui Penunjukan
P engadaan langsung dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu
seperti yang dijelaskan pada gambar 3 di bawah ini.
Langsung Untuk
Penanganan Darurat
Mulai
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan Barang
Melalui Penunjukan Pejabat Pengadaan mencari informasi barang dan harga
Langsung Bukan Pejabat
melaluiPengadaan mencari
media elektronik informasi
maupun barang dan
non elektronik
harga melalui media elektronik maupun non
-elektronik
Untuk Penanganan
Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Barang PejabatPengadaan
Pejabat Pengadaan membandingkan
membandingkanhargahargadan kualitas
dan kualitas
Melalui Pengadaan paling sedikit
paling dari dari
sedikit 2 (dua) sumber
2 (dua) informasi
sumber yang berbeda
informasi yang
berbeda
Langsung
PejabatPengadaan
Pejabat Pengadaan melakukan
melakukanklarifikasi
klarifikasidan
dannegosiasi
negosiasi
teknis serta untuk mendapatkan harga yang wajar
teknis serta untuk mendapatkan harga yang wajar serta
serta dapat
dapat dipertanggung jawabkan
dipertanggungjawabkan (bila
; (bila diperlukan)
diperlukan)
Pejabat
PejabatPengadaan
Pengadaan mencari dapat bukti
mendapatkan transaksi
bukti dengan
transaksi
ketentuan:
dengan ketentuan:
(1)untuk
(1) untukPengadaan
Pengadaan Langsung
Langsung yangyang bernilai
bernilai sampaisampai
dengan
dengan Rp5.000.000,00
Rp. 5.00.000,00 (lima
(lima juta juta berupa
rupiah) rupiah)bukti
berupa bukti
pembelian;
pembelian;
(2) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan
(2) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai
Rp.
dengan 10.00.000,00 (sepuluh(sepuluh
Rp10.000.000,00 juta rupiah) berupa
juta rupiahkuitansi;
) berupadan
(3) untuk Pengadaan
kuitansi; dan Langsung yang bernilai sampai dengan
(3)Rp. 100.000.000,00
untuk Pengadaan(seratus
Langsungjuta rupiah) berupa sampai
yang bernilai Surat
Perintah
dengan Kerja (SPK)
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) berupa
Surat Perintah Kerja (SPK).
Selesai
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
D. Kontes
P emilihan penyedia barang dengan menggunakan metode kontes memiliki sejumlah tahapan
tertentu. Tahapan pelaksanaan tersebut dijelaskan pada Gambar 4.
Selesai
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
10) Untuk Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes yang diterima melalui pos/jasa
pengiriman:
a. ULP/Pejabat Pengadaan mencatat waktu dan tanggal penerimaannya pada sampul luar; dan
b. Apabila terlambat diterima, Barang tersebut tidak diikutsertakan dalam kontes.
11) ULP/Pejabat Pengadaan membuat tanda terima Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes.
12) ULP/Pejabat Pengadaan menolak semua Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes
yang masuk setelah batas akhir pemasukan Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes.
13) Pada batas akhir pemasukan Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes, salah satu
anggota pokja ULP/Pejabat Pengadaan menutup penerimaan Barang yang akan dikonteskan serta
Dokumen Kontes, dengan mencoret tepat di bawah daftar peserta terakhir serta membubuhkan
tanda tangan.
14) Segera setelah batas akhir pemasukan Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes, ULP/
Pejabat Pengadaan menyatakan dihadapan para peserta bahwa saat pemasukan Barang yang akan
dikonteskan serta Dokumen Kontes telah ditutup sesuai waktunya, menolak Barang yang akan
dikonteskan serta Dokumen Kontes yang terlambat dan/atau sebagian tambahan Barang yang akan
dikonteskan serta Dokumen Kontes dan membuka Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen
Kontes yang masuk.
15) Tidak diperkenankan mengubah tempat dan batas akhir pemasukan Barang yang akan dikonteskan
serta Dokumen Kontes, kecuali keadaan kahar.
16) Perubahan tempat dan batas akhir pemasukan Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen
Kontes karena terjadi kahar, dituangkan dalam Adendum Dokumen Kontes dan disampaikan
kepada seluruh peserta.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
a. Jumlah Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes yang masuk;
b. Jumlah Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes yang lengkap dan tidak lengkap;
c. Kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Barang yang akan dikonteskan serta Dokumen Kontes;
d. Keterangan lain yang dianggap perlu;
e. Tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f. Tanda tangan anggota pokja ULP/Pejabat Pengadaan.
7) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota pokja ULP/Pejabat
Pengadaan yang hadir.
8) Berita Acara dilampiri Dokumen Kontes.
9) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen Kontes.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
a. Nama Kontes;
b. Besar hadiah;
c. Nama dan alamat pemenang;
d. Hasil pemeriksaan administrasi dan teknis; dan
e. NPWP.
6) Penunjukan pemenang dilakukan dengan didukung data sebagai berikut :
a. Dokumen Kontes beserta adendum (bila ada);
b. BAPP;
c. BAHK;
d. Surat penetapan pemenang oleh ULP/Pejabat Pengadaan;
e. Ringkasan proses dan hasil Kontes; dan
f. Proposal dari pemenang 1, 2 dan 3.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
B. Pelelangan Umum C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan F. Penyusunan dan H. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan dan Pelelangan dan Pengadaan D. Kontes G. Pelaporan dan
Tindak Lanjutnya Persiapan Pelaksanaan Penyerahan Barang dan Tes
Sederhana Langsung Kontrak
K ewenangan untuk menyatakan dan menetapkan bahwa pelaksanaan lelang dinyatakan gagal
berada pada :
1. ULP
2. KPA/PA
3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. Pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden ini.
3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan KPA, ternyata benar.
4. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan
pelelangan yang melibatkan PA, KPA, PPK dan/atau ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan PA dan/atau KPA, ternyata
benar.
Ketentuan-ketentuan tindaklanjut yang harus dilakukan setelah terjadinya kegagalan disajikan dalam
tabel 1.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
• Sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen • Dokumen Pengadaan diperbaiki
Pengadaan ternyata benar • Pelelangan ulang dengan mengumumkan kembali untuk menambah peserta baru.
• Mengundang ulang peserta dalam daftarkecuali peserta yang tidak hadir, untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi,teknis dan harga); dan/atau
• Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, • Pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru;
tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi • Memberikan sanksi kepada peserta yang tidak hadir berupa:
dengan alasan yang tidak dapat diterima (a) Jaminan Penawaran disita dandicairkan untuk negara; dan
(b) dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya.
• Bila PA, KPA, PPK, ULP tidak terlibat KKN, makaULP:
• Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dari calon (a) mengundang ulang peserta dalam daftarpeserta yang tidak terlibat KKN, untuk
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 ternyata mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau
benar, (b) melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru.
• Bila PA, KPA, PPK ULP terlibat KKN, maka :
(a) Pejabat yang terlibat diganti, kemudian
(b) mengundang ulang peserta dalam daftar peserta yang tidak terlibat KKN untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkapdan/atau
(c) melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru.
• ULP menemukan indikasi kuat adanya KKN diantara peserta, maka ULP:
(a) meneliti kewajaran penawaran dengan memeriksa koefisien dan harga satuan dasar
upah, bahan dan alat serta membandingkan dengan harga satuan pekerjaan sejenis
terdekat;
(b) memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN; dan
(c) menghentikan proses pelelangan, apabila hasil penelitian dan pemeriksaan mengarah
kepada terjadinya KKN
• Peserta yang terlibat KKN dikenakan sanksi :
(a) Jaminan Penawaran disita dan dicairkan untuk negara;
(b) dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya; dan
(c) pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• PA, KPA, PPK dan/atau ULP yang terlibat KKN, dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
• Pengaduan masyarakat atas terjadinya pelanggaran prosedur • Pejabat yang terlibat diganti, kemudian
ternyata benar • Mengundang ulang peserta dalam daftar untuk mengajukan penawaran ulang secara
lengkap; dan
• PA, KPA, PPK, dan/atau ULP yang terlibat, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Bila peserta yang memenuhi syarat >= dari 3 (tiga) tidak termasuk yang mundur,
mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga
• Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 yang baru
mengundurkan diri • Bila peserta yang memenuhi syarat < dari 3 (tiga), mengundang peserta lama dan
mengumumkan kembali untuk mendapatkan peserta baru.
• Memberikan sanksi kepada peserta yang mengundurkan diri berupa:
(a) jaminan penawarannya disita dan dicairkan untuk negara
(b) dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya
• Pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga), • Bila peserta yang memasukan penawaran hanya 2 (dua); dilanjutkan dengan negosiasi harga
• Bila peserta yang memasukkan hanya 1 (satu), dilanjutkan seperti proses Penunjukan
Langsung
• Bila waktu sudah tidak mencukupi, anggaran dikembalikan ke negara
• Pelelangan ulang mengalami kegagalan • Bila waktu masih cukup dapat dilakukan pelelangan kembali setelah mengkaji kegagalan
• Bila waktu masih cukup PA/KPA mengusulkan revisi anggaran untuk pekerjaan lain.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
B. Pelelangan Umum C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan F. Penyusunan dan G. Pelaporan dan H. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan dan Pelelangan dan Pengadaan D. Kontes Tindak Lanjutnya Persiapan Pelaksanaan Penyerahan Barang dan Tes
Sederhana Langsung Kontrak
B
entuk-bentuk perjanjian atau dalam Perpres 54/2010 disebut sebagai
F.1 Menyusun Kontrak bukti perjanjian terdiri dari 4 (empat) jenis dan hal ini sudah dijelaskan
pada Modul 2 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian
1. Ketentuan-ketentuan dalam menyusun kontrak dapat dilihat pada Modul
F.2 Persiapan Pelaksanaan
2 tersebut. Pada bagian ini akan diuraikan tentang isi atau materi yang harus
Kontrak
tertuang dalam kontrak.
Isi Surat Perjanjian atau Kontrak terdiri dari beberapa bagian dan masing-
masing bagian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak itu
sendiri sehingga setiap bagian mempunyai kekuatan hukum yang sama
dan mengikat kedua belah pihak (Penyedia Barang/Jasa dan PPK). Bagian-
bagian dari kontrak terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu :
a. Pokok Perjanjian, terdiri dari :
1) Pembukaan
i. Judul Kontrak
ii. Nomor Kontrak
iii. Tanggal Kontrak
iv. Kalimat Pembuka
v. Para Pihak dalam Kontrak
vi. Latar Belakang
Bagian ini menjelaskan latar belakang ditandatanganinya Kontrak.
2) Isi
i. Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk
mengadakan Kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan
sesuai dengan jenis pekerjaannya.
ii. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga
Kontrak. Harga Kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf,
serta rincian sumber pembiayaannya.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
iii. Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam Kontrak.
iv. Pernyataan bahwa Kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu
kesatuan yang disebut Kontrak.
v. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam
dokumen-dokumen Kontrak maka yang urutannya lebih dulu sesuai dengan hierarkinya.
vi. Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing,
yaitu pihak pertama membayar harga yang tercantum dalam Kontrak dan pihak kedua
melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam Kontrak.
vii. Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan dimulai dan diakhirinya
pekerjaan tersebut.
viii. Pernyataan mengenai kapan mulai efektif berlakunya Kontrak.
3) Penutup
i. Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui untuk melaksanakan
perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia;
ii. Tanda tangan para pihak dalam Surat Perjanjian dengan dibubuhi materai.
iii. Kontrak ditandatangani setelah ada penunjukan penyedia. Oleh karena itu, tanggal
penandatanganan Kontrak tidak boleh mendahului tanggal SPPBJ.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
27) Korespondensi
Ketentuan mengenai semua korespondensi yang dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili dan
alamat tujuan para pihak.
28) Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil
Ketentuan dalam melibatkan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil
Isi Surat Perintah Kerja pada dasarnya sama dengan isi Perjanjian atau Kontrak, tetapi dalam bentuk
yang lebih sederhana, yaitu :
a. SPK paling sedikit berisi :
a) Judul SPK;
b) Nomor dan tanggal SPK;
c) Nomor dan tanggal Surat Permintaan Penawaran;
d) Nomor dan tanggal Berita Acara Hasil Negosiasi;
e) Sumber dana;
f) Waktu pelaksanaan;
g) Uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
h) Nilai pekerjaan;
i) Tata cara pembayaran;
j) Sanksi;
k) Tanda tangan kedua belah pihak; dan
l) Standar ketentuan dan syarat umum SPK paling sedikit memuat :
i. Itikad Baik merupakan azas utama dalam pelaksanaan perjanjian.
ii. Penyedia Mandiri, bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
iii. Penerimaan Barang
PPK berhak untuk memeriksa barang dan menolak bila tidak sesuai SPK. Pembayaran
atas barang bukan bukti penerimaan barang tersebut.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
S
F.1 Menyusun Kontrak etelah surat perjanjian ditandatangani PPK dan penyedia barang/
jasa, selanjutnya PPK melakukan langkah-langkah persiapan untuk
melaksanakan kontrak. Langkah-langkah yang harus dilakukan
F.2 Persiapan
Pelaksanaan
PPK untuk persiapan sebelum pelaksanaan kontrak adalah sebagai
Kontrak berikut :
a. Membuat Surat Pesanan (SP)
b. Menyusun program mutu
c. Melakukan rapat persiapan pelaksanaan kontrak
d. Melakukan pemeriksaan bersama
e. Melakukan inspeksi pabrikasi
f. Pembayaran uang muka.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
B. Pelelangan Umum C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan F. Penyusunan dan G. Pelaporan dan H. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan dan Pelelangan dan Pengadaan D. Kontes Tindak Lanjutnya Persiapan Pelaksanaan Penyerahan Barang dan Tes
Sederhana Langsung Kontrak
G.1 Pelaporan
P
ada dasarnya, kegiatan pelaporan mencakup seluruh tahapan proses
pengadaan barang/jasa pemerintah. Laporan disampaikan
G.2 Penyerahan Barang
kepada pimpinan K/L/D/I secara berjenjang dari para pelaksana
pengadaan barang/jasa. Untuk pengadaan yang melalui penyedia barang/
jasa, laporan dibuat oleh PPK/ULP/Pejabat Pengadaan.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
P
G.1 Pelaporan roses serah terima barang dilakukan secara bertahap :
1. Provisional Hand Over (PHO), yaitu proses serah terima
pekerjaan berupa barang dari Penyedia kepada Panitia
Penerima Pekerjaan.
G.2 Penyerahan Barang
2. Final Hand Over (FHO), yaitu proses serah terima barang dari
Penyedia kepada Panitia Penerima Pekerjaan setelah masa
pemeliharaan.
3. Serah terima barang dari PPK kepada Kuasa Pengguna
dengan tata cara dan ketentuan yang diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku.
Apabila pada tahapan ini diperlukan keahlian teknis khusus untuk memer-
iksa/menguji barang, maka dapat dibentuk tim/tenaga ahli yang akan
ditetapkan oleh PA/KPA untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
B. Pelelangan Umum C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan F. Penyusunan dan G. Pelaporan dan H. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan dan Pelelangan dan Pengadaan D. Kontes Tindak Lanjutnya Persiapan Pelaksanaan Penyerahan Barang dan Tes
Sederhana Langsung Kontrak
4
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
5
MODUL
PELAKSANAAN
PENGADAAN
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Pendahuluan 5
B. Pelelangan 7
B.1 Pelelangan Umum Secara Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur 8
B.2 Pemilihan Langsung Secara Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur 10
B.3 Pelelangan Umum Prakualifikasi Metode Dua Tahap Dan Evaluasi Sistem Nilai
dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis 11
B.4 Pelelangan Terbatas 13
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
A. Pendahuluan B. Pelelangan C. Penunjukkan Langsung D. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan F. Pelaporan dan Penyerahan G. Latihan Kelompok
dan Pengadaan Langsung Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan dan Tes
A. PENDAHULUAN
P
ada modul ini menguraikan tata cara pelaksanaan sistem pengadaan
“PEKERJAAN KONSTRUKSI (metode pemilihan penyedia, metode kualifikasi, metode penyampaian
adalah seluruh pekerjaan
dokumen dan metode evaluasi penawaran) yang digunakan untuk
yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi proses pemilihan penyedia, khusus untuk pemilihan penyedia pekerjaan
bangunan atau pembuatan konstruksi. Pada Modul Persiapan sudah dijelaskan bagaimana memilih dan
wujud fisik lainnya. ”
menetapkan sistem pengadaan melalui penyedia barang/jasa.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pembuatan wujud fisik lainnya, meliputi keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan pelak-
sanaan yang mencakup pekerjaan untuk mewujudkan selain bangunan antara lain, namun tidak ter-
batas pada :
1. Konstruksi bangunan kapal, pesawat atau kendaraan tempur;
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan persiapan lahan, penggalian dan/atau penataan lahan
(landscaping);
3. Perakitan atau instalasi komponen pabrikasi;
4. Penghancuran (demolition) dan pembersihan (removal);
5. Reboisasi.
Sedangkan sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi adalah
sebagai berikut :
1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
2. Pemilihan langsung secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
3. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis.
4. Pelelangan terbatas.
5. Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi melalui penunjukan langsung untuk penanganan
darurat.
6. Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi melalui penunjukan langsung bukan untuk penanganan
darurat.
7. Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi melalui pengadaan langsung.
Tata cara pelaksanaan masing-masing sistem pengadaan tersebut akan diuraikan satu persatu pada
bab-bab berikut ini.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
A. Pendahuluan C. Penunjukkan Langsung D. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan F. Pelaporan dan Penyerahan G. Latihan Kelompok
B. Pelelangan dan Pengadaan Langsung Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan dan Tes
Tindak Lanjutnya
B. Pelelangan
Untuk pengadaan pekerjaan konstruksi melalui pelelangan, metode pemilihan dibagi 3 (tiga), yaitu :
1. Pelelangan Umum
2. Pelelangan Terbatas
3. Pemilihan Langsung
Langkah-langkah pelaksanaan Pelelangan ini digambarkan secara diagram yang dapat dilihat
pada gambar 1, dimana Gambar 1 tersebut menggambarkan langkah-langkah pelelangan dengan
sistem pengadaaan sebagai berikut :
1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
2. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis.
3. Pemilihan langsung secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
4. Pelelangan terbatas.
1 2 3 4
Pemasukan Dokumen
. Pendaftaran dan Pengambilan Pendaftaran Pengambilan Penawaran Tahap I
Dokumen Pengadaan Dokumen Kualifikasi (Administrasi dan Teknis)
Pembukaan Dokumen
Pemasukan dan Evaluasi Penawaran Tahap I Pembuatan Berita Acara Hasil
Pemberian Penjelasan
Dokumen Kualifikasi (Administrasi dan Teknis) Pelelangan (BAHP)
Pemberitahuan/Pengumuman
Evaluasi Penawaran Pengumuman Hasil Kualifikasi kepada Peserta yang Lulus Sanggahan
Evaluasi Tahap I
Pemberian Penjelasan
Gambar 1 Langkah Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi Menggunakan Metode Pelelangan
Umum, Pelalangan Terbatas dan Pemilihan Langsung
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
P
B.1 Pelelangan Umum elelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan
Pascakualifikasi evaluasi sistem gugur untuk memilih penyedia pekerjaan konstruksi
Metode Satu Sampul
terdiri dari sejumlah tahapan yaitu:
dan Evaluasi Sistem
Gugur
1. Pengumuman pascakualifikasi
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan
B. 2 Pemilihan Langsung 3. Pemberian penjelasan
Pascakualifikasi 4. Pemasukan dokumen penawaran
Metode Satu Sampul 5. Pembukaan dokumen penawaran
dan Evaluasi Sistem
6. Evaluasi penawaran
Gugur
7. Evaluasi kualifikasi
8. Pembuktian kualifikasi
B.3 Pelelangan Umum 9. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Prakualifikasi 10. Penetapan pemenang
Metode Dua Tahap 11. Pengumuman pemenang
dan Evaluasi Sistem 12. Sanggahan
Nilai dan Sistem
13. Sanggahan banding
Penilaian Biaya
14. Penunjukan penyedia barang/jasa
Selama Umur
Ekonomis
Langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa
bagian besar yaitu:
B.4 Pelelangan Terbatas 1. Proses kualifikasi
Terdiri dari langkah 1,7, dan, 8.
2. Proses penawaran dan evaluasi penawaran
Terdiri dari langkah 2,3,4,5, dan 6.
3. Proses penentuan pemenang
Terdiri dari langkah 10, 11, 12, 13, dan 14.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan ;
b. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
c. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
d. Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
e. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan; dan
f. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen.
Selebihnya sama dengan pelaksanaan pada pemilihan penyedia barang dengan sistem pengadaan
yang sama.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
P
B.1 Pelelangan Umum emilihan Langsung dilakukan secara Pascakualifikasi Metode
Pascakualifikasi Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur. Langkah-langkah pelak-
Metode Satu Sampul
sanaannya HAMPIR SAMA DENGAN PEMILIHAN PENYEDIA
dan Evaluasi Sistem
Gugur
PEKERJAAN KONSTRUKSI (MODUL INI) dengan sistem Pelelangan
Umum Pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem
gugur (Sub-Bab B.1 di atas). PERBEDAANNYA terletak pada ketentuan
B. 2 Pemilihan Langsung penayangan pengumuman dan keberlakuan KD, yang lengkapnya adalah
Pascakualifikasi sebagai berikut :
Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Sistem
a. Penayangan pengumuman dilakukan paling kurang 3 (tiga) hari kerja
Gugur
melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi
untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE; dan
B.3 Pelelangan Umum b. KD tidak diberlakukan
Prakualifikasi
Metode Dua Tahap
dan Evaluasi Sistem
Nilai dan Sistem
Penilaian Biaya
Selama Umur
Ekonomis
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
B.3 Pelelangan Umum Prakualifikasi Metode Dua Tahap Dan Evaluasi Sistem
Nilai dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
P
B.1 Pelelangan Umum elelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi
Pascakualifikasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
Metode Satu Sampul untuk memilih penyedia pekerjaan konstruksi terdiri dari sejumlah
dan Evaluasi Sistem tahapan yaitu:
Gugur
1. Pengumuman prakualifikasi
B. 2 Pemilihan Langsung 2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi
Pascakualifikasi 3. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi
Metode Satu Sampul 4. Pembuktian kualifikasi
dan Evaluasi Sistem 5. Penetapan hasil kualifikasi
Gugur 6. Pengumuman hasil kualifikasi
7. Sanggahan kualifikasi
B.3 Pelelangan Umum
8. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi
Prakualifikasi 9. Pengambilan dokumen pemilihan
Metode Dua 10. Pemberian penjelasan
Tahap dan Evaluasi 11. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Sistem Nilai dan 12. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Sistem Penilaian 13. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Biaya Selama Umur
14. Penetapan Peserta yang Lulus Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I
Ekonomis
15. Pemberitahuan/Pengumuman kepada Peserta yang Lulus Evaluasi
Tahap I
B.4 Pelelangan Terbatas 16. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)
17. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)
18. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap II (Harga)
19. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
20. Penetapan pemenang
21. Pengumuman pemenang
22. Sanggahan
23. Sanggahan banding
24. Penunjukan penyedia barang/jasa
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Langkah-langkah Pelelangan Umum Prakualifikasi Metode Dua Tahap Dan Evaluasi Sistem Nilai dan
Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis untuk Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
HAMPIR SAMA DENGAN langkah-langkah PEMILIHAN PENYEDIA BARANG (lihat MODUL 4)
dengan sistem pelelangan yang sama.
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan ;
b. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
c. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
d. Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ;
e. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan ; dan
f. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan ;
Selebihnya sama dengan pelaksanaan pada pemilihan penyedia barang dengan sistem pengadaan
yang sama.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
P
B.1 Pelelangan Umum elelangan Terbatas dilakukan secara prakualifikasi metode dua ta-
Pascakualifikasi hap. Langkah-langkah pelaksanaannya HAMPIR SAMA DENGAN
Metode Satu Sampul
PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI (MODUL INI)
dan Evaluasi Sistem
Gugur
dengan sistem Pelelangan Umum Prakualifikasi metode dua tahap
(Sub-Bab B.2 di atas). PERBEDAANNYA terletak tambahan ketentuan
berikut ini :
B. 2 Pemilihan Langsung
Pascakualifikasi a. Dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama-nama
Metode Satu Sampul penyedia barang/jasa yang akan diundang.
dan Evaluasi Sistem
b. Apabila setelah diumumkan ternyata ada penyedia barang/jasa yang
Gugur
tidak tercantum dalam pengumuman dan berminat serta memenuhi
kualifikasi, maka wajib untuk diikutsertakan dalam pelelangan terbatas.
B.3 Pelelangan Umum
Prakualifikasi
Metode Dua Tahap
dan Evaluasi Sistem
Nilai dan Sistem
Penilaian Biaya
Selama Umur
Ekonomis
as
er bat
nT
nga rjaa
n
B.4 Pelelangan e l ela eke
P P
uk lah
Terbatas unt jum s
n g ata
ya a t erb
y
ian
e n yed
p
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
U
ntuk pengadaan pekerjaan konstruksi melalui penunjukan langsung dan pengadaan langsung
terdiri dari 3 (tiga) sistem pengadaan, yaitu :
P
C.1 Pelaksanaan ada dasarnya langkah-langkah pelaksanaan pemilihan penyedia
Pengadaan barang/jasa pemerintah melalui penunjukan langsung untuk
Pekerjaan Konstruksi
penanganan darurat, semuanya mempunyai prosedur dan keten-
Melalui Penunjukan
tuan yang sama, baik untuk pengadaan barang, pekerjaan konstruksi,
Langsung Untuk
Penanganan Darurat jasa lainnya maupun jasa konsultansi. Untuk itu langkah-langkahnya
bisa dilihat pada Modul 4 Pemilihan Penyedia Barang. Proses tersebut
C.2 Pelaksanaan digambarkan kembali yang dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Melalui
Penunjukan
Langsung Bukan
Untuk Penanganan
Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Melalui
Pengadaan
Langsung
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
U
C.1 Pelaksanaan LP/Pejabat Pengadaan melakukan penilaian kualifikasi terhadap
Pengadaan Pekerjaan
Penyedia yang akan ditunjuk. Proses penilaian kualifikasi dilakukan
Konstruksi Melalui
Penunjukan Langsung seperti prakualifikasi pada Pelelangan Umum. Selanjutnya apabila
Untuk Penanganan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan berdasarkan hasil prakualifikasi,
Darurat dilakukan proses penunjukan langsung seperti dijelaskan pada Gambar
2.
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Melalui Penunjukan
Langsung Bukan
Untuk Penanganan
Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Melalui Pen-
gadaan Langsung
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
2
dipertanggungjawabkan;
Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara
2
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia (apabila
diperlukan); Mulai
1
Apabila hasil evaluasi dinyatakan tidak
memenuhi syarat, ULP/Pejabat
Pengadaan mengundang penyedia
ULP/Pejabat Pengadaan mengundang sekaligus lain;
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia membahas menyampaikan Dokumen Pengadaan untuk Penunjukan
jenis, spesifikasi teknis , volume pekerjaan dan waktu Langsung kepada penyedia yang dinilai mampu dan
penyelesaian pekerjaan; memenuhi kualifikasi untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut
ULP/Pejabat Pengadaan menyusun Berita Acara yang
memuat :
(1) nama dan alamat penyedia;
(2) harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negoisasi;
ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan Dokumen Penyedia yang diundang memasukkan Dokumen (3) Nomor Pokok Wajib Pajak;
Pengadaan sesuai hasil pembahasan ; Kualifikasi . (4) unsur-unsur yang dievaluasi;
(5) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
(6) tanggal dibuatnya berita acara.
PPK menyusun dan menetapkan HPS untuk diserahkan ULP/Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi kualifikasi
ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan penyedia
kepada ULP/Pejabat Pengadaan; seperti pada Pelelangan Umum berdasarkan hasil evaluasi ;
Penyedia menyampaikan Dokumen Penawaran dalam 1 Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan kepada APIP
(satu) sampul yang berisi: dokumen administrasi, teknis K/L/D/I yang bersangkutan apabila dalam proses
dan harga kepada ULP/Pejabat Pengadaan. Penunjukan Langsung menemukan indikasi penyimpangan
prosedur dan/atau KKN;
Selesai
C.1 Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Melalui
P engadaan langsung dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu
seperti yang dijelaskan pada gambar 3 berikut ini.
Penunjukan
Langsung
Untuk Penanganan
Darurat
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Melalui
Penunjukan Langsung
Bukan Untuk
Penanganan Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Melalui
Pengadaan Langsung
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Selesai
Gambar 3 Langkah Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi Menggunakan Metode Pengadaan Langsung
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
B. Pelelangan C. Penunjukkan Langsung D. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan F. Pelaporan dan Penyerahan G. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan dan Tes
dan Pengadaan Langsung
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
B. Pelelangan C. Penunjukkan Langsung D. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan F. Pelaporan dan Penyerahan G. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan Tindak Lanjutnya Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Tes
dan Pengadaan Langsung
Kontrak
B
E.1 Menyusun Kontrak entuk-bentuk perjanjian atau dalam Perpres 54/2010 disebut sebagai
bukti perjanjian terdiri dari 4 (empat) jenis dan hal ini sudah dijelaskan
pada Modul 2 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian
E.2 Persiapan Pelaksanaan
1. Ketentuan-ketentuan dalam menyusun kontrak dapat dilihat pada Modul
Kontrak
2 tersebut. Pada bagian ini akan diuraikan tentang isi atau materi yang harus
tertuang dalam kontrak.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
2) Penerapan
Menguraikan ketentuan bahwa syarat-syarat umum dalam Kontrak ini diterapkan secara luas
tetapi tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan yang ada dalam Kontrak.
3) Asal Material/Bahan dan/atau Jasa (untuk Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya)
Ketentuan tentang asal usul material/bahan dan/atau jasa yang digunakan untuk
pekerjaan konstruksi.
4) Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi
Ketentuan mengenai penggunaan dokumen-dokumen Kontrak atau dokumen lainnya yang
berhubungan dengan Kontrak.
5) Hak Kekayaan Intelektual
Ketentuan yang mengatur kewajiban penyedia untuk menjamin tidak akan ada permasalahan
HKI yang timbul.
6) Jaminan
Ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh penyedia sesuai dengan ketentuan.
7) Asuransi
Ketentuan mengenai asuransi yang harus disediakan oleh pihak penyedia dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
8) Pembayaran
Ketentuan mengenai cara-cara dan tahapan pembayaran serta mata uang yang digunakan
harus disesuaikan dengan ketentuan dalam dokumen anggaran.
9) Harga
Ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh PPK kepada penyedia atas pelaksanaan
pekerjaan dalam Kontrak.
10) Personil (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil
atau tenaga ahli.
11) Penilaian Pekerjaan Sementara oleh PPK (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
12) Penemuan-penemuan (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai bila ditemukan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau
penemuan kekayaan yang menurut Undang-Undang dikuasai oleh negara di lokasi pekerjaan
ada masa pelaksanaan kontrak.
13) Kompensasi (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai kompensasi yang dapat diberikan kepada penyedia bilamana dapat
dibuktikan merugikan penyedia.
14) Penangguhan (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan dan tata cara penangguhan hak pembayaran apabila penyedia tidak melakukan
kewajiban sebagaimana mestinya.
15) Hari Kerja (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan hari kerja, jam kerja dan waktu cuti bagi tenaga kerja dan tenaga ahli yang terlibat.
16) Pengambil-alihan (untuk pekerjaan konstruksi)
Ketentuan yang mengatur bahwa PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Isi Surat Perintah Kerja pada dasarnya sama dengan isi Perjanjian atau Kontrak yang isinya sama dengan
SPK untuk pengadaan barang.
T RAK
KON
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
S
E.1 Menyusun Kontrak etelah surat perjanjian ditandatangani PPK dan penyedia barang/
jasa, selanjutnya PPK melakukan langkah-langkah persiapan untuk
melaksanakan kontrak. Langkah-langkah yang harus dilakukan PPK
E.2 Persiapan
untuk persiapan sebelum pelaksanaan kontrak adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan Kontrak
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
B. Pelelangan C. Penunjukkan Langsung D. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan F. Pelaporan dan Penyerahan G. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan dan Tes
dan Pengadaan Langsung
F.1 Pelaporan
S
F.1 Pelaporan istem pelaporan dan tata cara pelaporan sama dengan pelaporan
pada pengadaan barang melalui penyedia barang (Lihat Modul 4).
Hal yang membedakan adalah laporan hasil pekerjaan. Pada
F.2 Penyerahan Pekerjaan Pekerjaan Konstruksi adalah sebagai berikut :
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
F.1 Pelaporan
P ada dasarnya proses serah terima pekerjaan konstruksi sama dengan
proses serah terima barang, yaitu dilakukan secara bertahap :
F.2 Penyerahan Pekerjaan 1. Provisional Hand Over (PHO), yaitu proses serah terima pekerjaan berupa
pekerjaan konstruksi dari Penyedia kepada Panitia Penerima Pekerjaan.
2. Final Hand Over (FHO), yaitu proses serah terima pekerjaan konstruksi dari
Penyedia kepada Panitia Penerima Pekerjaan setelah masa pemeliharaan.
3. Serah terima barang dari PPK kepada Kuasa Pengguna dengan tata
cara dan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan yang
berlaku.
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
4. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
5. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan
yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilaku-
kan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
6. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
7. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan akhir pekerjaan.
8. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya
selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang
belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
9. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
C. Penunjukkan Langsung D. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan F. Pelaporan dan Penyerahan G. Latihan Kelompok
A. Pendahuluan B. Pelelangan Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan dan Tes
dan Pengadaan Langsung Tindak Lanjutnya
Latihan kelompok dan tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
5
PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
6
MODUL
PELAKSANAAN
PENGADAAN
JASA LAINNYA
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Pendahuluan 5
D. Sayembara 20
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
B. Pelelangan C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan dan Pengadaan Langsung D. Sayembara Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
H. Latihan Kelompok
dan Tes
A. PENDAHULUAN
P
ada modul ini menguraikan tata cara pelaksanaan sistem pengadaan (metode pemilihan penyedia,
metode kualifikasi, metode penyampaian dokumen dan metode evaluasi penawaran) yang digunakan
untuk proses pemilihan penyedia, khusus untuk Penyedia Jasa Lainnya.
Pada Modul Persiapan sudah dijelaskan bagaimana memilih dan menetapkan sistem pengadaan
melalui penyedia barang/jasa. Untuk mengingatkan kembali bahwa JASA LAINNYA adalah jasa
yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam
suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi dan pengadaan Barang.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
Sedangkan sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia barang adalah
sebagai berikut :
1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
2. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem
penilaian biaya selama umur ekonomis.
3. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya
selama umur ekonomis.
4. Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
5. Pelaksanaan pengadaan jasa lainnya melalui penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
6. Pelaksanaan pengadaan jasa lainnya melalui penunjukan langsung bukan untuk penanganan
darurat.
7. Pelaksanaan pengadaan jasa lainnya melalui pengadaan langsung.
8. Sayembara.
Tata cara pelaksanaan masing-masing sistem pengadaan tersebut akan diuraikan satu persatu pada bab-bab
berikut ini.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan Langsung D. Sayembara Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
H. Latihan Kelompok
dan Tes
B. Pelelangan
P
elelangan umum dan pelelangan sederhana diuraikan pada bab sama karena di antara keduanya
ada beberapa langkah yang sama. Langkah-langkah Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana
digambarkan secara diagram yang dapat dilihat pada gambar 1, dimana Gambar 1 tersebut meng-
gambarkan langkah-langkah untuk sistem pengadaaan sebagai berikut :
1. Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
2. Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis.
3. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian
biaya selama umur ekonomis.
4. Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
1 4 2 3 1: Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur
2: Pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
3:Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
Mulai Mulai 4: Pelelangan sederhana secara pascakualifikasi metode satu sampu dan evaluasi sistem gugur
2 3
Pengumuman Pascakualifikasi Pengumuman Prakualifikasi
Pemasukan dan Evaluasi Dokumen Pembukaan Dokumen Penawaran Pembukaan Dokumen Penawaran Pembuatan Berita Acara Hasil
Pemberian Penjelasan Tahap I (Administrasi dan Teknis)
Kualifikasi Sampul I (Administrasi dan Teknis) Pelelangan (BAHP)
Pemberian Penjelasan
Gambar 1 Langkah Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya Menggunakan Metode Lelang Umum dan Lelang
Sederhana
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
disamping syarat teknis seperti pada pemilihan penyedia barang, ditambahkan persyaratan berikut :
Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan (apabila diperlukan);
Selebihnya sama dengan pelaksanaan pada pemilihan penyedia barang dengan sistem pengadaan
yang sama.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
B.2 Pelelangan Umum Secara Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi
Sistem Nilai Dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
P
B.1 Pelelangan Umum elelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan
Secara evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur
Pascakualifikasi ekonomis terdiri dari sejumlah tahapan sebagai berikut :
Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Sistem
Gugur
1. Pengumuman prakualifikasi.
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.
3. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.
B.2 Pelelangan 4. Pembuktian kualifikasi.
Umum Secara 5. Penetapan hasil kualifikasi.
Prakualifikasi 6. Pengumuman hasil kualifikasi.
Metode Satu
7. Sanggahan kualifikasi.
Sampul dan
Evaluasi
8. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi.
Sistem Nilai dan 9. Pengambilan dokumen pemilihan.
Sistem Penilaian 10. Pemberian penjelasan.
Biaya Selama Umur 11. Pemasukan dokumen penawaran.
Ekonomis 12. Pembukaan dokumen penawaran sampul I (administrasi dan teknis).
13. Evaluasi dokumen penawaran sampul I (administrasi dan teknis).
14. Pemberitahuan/pengumuman kepada peserta yang lulus evaluasi
B.3 Pelelangan Umum
Prakualifikasi
sampul I.
Metode Dua Tahap 15. Pembukaan dokumen sampul II (harga).
dan Evaluasi Sistem 16. Evaluasi dokumen penawaran sampul II (harga).
Nilai dan Sistem 17. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).
Penilaian Biaya 18. Penetapan pemenang.
Selama Umur 19. Pengumuman pemenang.
Ekonomis
20. Sanggahan.
21. Sanggahan banding.
B.4 Pelelangan 22. Penunjukan penyedia barang/jasa.
Sederhana
Langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa
bagian besar yaitu :
1. Proses kualifikasi.
Terdiri dari langkah 1 sampai dengan langkah 8. Langkah-langkah
tersebut sama dengan langkah yang telah dijelaskan pada bab Pemilihan
Penilaian Kualifikasi Pengadaan di modul II.
2. Proses penawaran dan evaluasi penawaran.
Terdiri dari langkah 9 sampai dengan langkah 16.
3. Proses penentuan pemenang.
Terdiri dari langkah 17 sampai dengan langkah 22. Langkah-langkah
tersebut sama dengan langkah yang telah dijelaskan pada pelelangan
umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem
gugur.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
Langkah-langkah pelaksanaan pemilihan penyedia jasa lainnya dengan sistem pengadaan ini
HAMPIR SAMA DENGAN langkah-langkah PEMILIHAN PENYEDIA BARANG (lihat MODUL 4)
dengan sistem pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi
sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Selebihnya sama dengan pelaksanaan pada pemilihan penyedia barang dengan sistem pengadaan
yang sama.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
B.3 Pelelangan Umum Prakualifikasi Metode Dua Tahap Dan Evaluasi Sistem
Nilai Dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
P
B.1 Pelelangan Umum elelangan umum dengan sistem pengadaan ini pada dasarnya sama
Secara
dengan pelelangan umum metode dua sampul. Perbedaannya,
Pascakualifikasi
pada sistem dua sampul baik sampul I maupun sampul II diserah-
Metode Satu Sampul
dan Evaluasi Sistem kan secara bersama-sama. Sedangkan pada metode dua tahap, sampul II
Gugur diserahkan setelah evaluasi Tahap I (sampul I) sudah ada hasilnya dan yang
boleh menyampaikan sampul II (penawaran harga) adalah peserta yang
lulus pada tahap I dan diundang untuk memasukan dokumen sampul II.
B.2 Pelelangan
Umum Secara
Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Prakualifikasi
1. Pengumuman prakualifikasi.
Metode Satu
Sampul dan 2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.
Evaluasi 3. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.
Sistem Nilai dan 4. Pembuktian kualifikasi.
Sistem Penilaian 5. Penetapan hasil kualifikasi.
Biaya Selama Umur 6. Pengumuman hasil kualifikasi.
Ekonomis
7. Sanggahan kualifikasi.
8. Undangan kepada peserta yang lulus kualifikasi.
B.3 Pelelangan Umum 9. Pengambilan dokumen pemilihan.
Prakualifikasi 10. Pemberian penjelasan.
Metode Dua Tahap 11. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis).
dan Evaluasi Sistem 12. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis).
Nilai dan Sistem 13. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I (Administrasi dan Teknis).
Penilaian Biaya
14. Penetapan Peserta yang Lulus Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I.
Selama Umur
15. Pemberitahuan/Pengumuman kepada Peserta yang Lulus Evaluasi
Ekonomis
Tahap I.
16. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga).
B.4 Pelelangan 17. Pembukaan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga).
Sederhana 18. Evaluasi Dokumen Penawaran Tahap II (Harga).
19. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP).
20. Penetapan pemenang.
21. Pengumuman pemenang.
22. Sanggahan.
23. Sanggahan banding.
24. Penunjukan penyedia barang/jasa.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
Langkah-langkah pelaksanaan pemilihan penyedia jasa lainnya dengan sistem pengadaan ini SAMA
DENGAN langkah-langkah PEMILIHAN PENYEDIA JASA LAINNYA (MODUL INI Bab B.2) dengan
sistem pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan
sistem penilaian biaya selama umur ekonomis. Perbedaannya adalah pada sistem ini
ditambahkan langkah :
1. Penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap I setelah evaluasi Dokumen Penawaran Administrasi
dan Teknis. Ketentuan dan tata cara langkah ini sama dengan langkah pada Pemilihan Penyedia
Barang (MODUL 4, Bab B.3. Langkah 14) dengan sistem pelelangan umum secara prakualifikasi
metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
2. Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap II (Harga) setelah langkah pemberitahuan/pengumuman ke-
pada peserta yang lulus evaluasi tahap I. Ketentuan dan tata cara langkah ini sama dengan langkah
pada Pemilihan Penyedia Barang (MODUL 4, Bab B.3. Langkah 16) dengan sistem pelelangan umum
secara prakualifikasi metode dua tahap dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama
umur ekonomis.
Selebihnya sama dengan pelaksanaan pada pemilihan penyedia jasa lainnya dengan sistem pelelangan
umum secara prakualifikasi metode dua sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya
selama umur ekonomis.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
P
B.1 Pelelangan Umum
Secara roses pelaksanaan Pelelangan Sederhana SAMA DENGAN proses
Pascakualifikasi pelaksanaan Pelelangan Umum secara Pascakualifikasi dengan
Metode Satu Sampul metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur (lihat Gambar 1)
dan Evaluasi Sistem KECUALI waktu penayangan pengumuman dilakukan paling kurang 3 (tiga)
Gugur hari kerja melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman
resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE dan KD
B.2 Pelelangan
tidak diberlakukan.
Umum Secara
Prakualifikasi
Metode Satu
Sampul dan
Evaluasi
Sistem Nilai dan
Sistem Penilaian
Biaya Selama Umur
Ekonomis
Penilaian Biaya
Selama Umur
Ekonomis
Ingat..Waktu Pengumuman bisa 3 hari saja !!!
B.4 Pelelangan
Sederhana
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan D. Sayembara Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
Langsung
H. Latihan Kelompok
dan Tes
L
C.1 Pelaksanaan angkah-langkah pelaksanaan pemilihan penyedia jasa lainnya
Pengadaan Jasa dengan sistem pengadaan ini SAMA DENGAN langkah-langkah
Lainnya Melalui
PEMILIHAN PENYEDIA BARANG (lihat MODUL 4) dengan sistem
Penunjukan
penunjukan langsung untuk penanganan darurat. Untuk mengingat-
Langsung Untuk
Penanganan Darurat kan kembali, proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2 berikut yang
ada pada halaman 18 dari modul ini.
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
Penunjukan
Langsung Bukan
Untuk Penanganan
Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
Pengadaan
Langsung
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
S
C.1 Pelaksanaan
ama dengan untuk penanganan darurat di atas, langkah-langkah pelak-
Pengadaan Jasa
sanaan pemilihan penyedia jasa lainnya dengan sistem pengadaan ini
Lainnya Melalui
Penunjukan Langsung SAMA DENGAN langkah-langkah PEMILIHAN PENYEDIA BARANG (lihat
Untuk Penanganan MODUL 4) dengan sistem penunjukan langsung bukan untuk penanganan
Darurat darurat. Untuk mengingatkan kembali, proses tersebut dapat dilihat pada
gambar 2 yang ditampilkan pada halaman 18 dari modul 6 ini.
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
Penunjukan
Langsung Bukan
Untuk Penanganan
Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
Pengadaan Langsung
C.1 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
P elaksanaan pemilihan penyedia jasa lainnya melalui Pengadaan langsung
dijelaskan secara diagram yang dapat dilihat pada gambar 3 yang kami tampil-
kan pada halaman 19 dalam modul ini.
Penunjukan
Langsung Untuk
Penanganan Darurat
C.2 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
Penunjukan Langsung
Bukan Untuk
Penanganan Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Jasa
Lainnya Melalui
Pengadaan Langsung
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
2
dipertanggungjawabkan;
Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia (apabila
2
diperlukan);
1
Apabila hasil evaluasi dinyatakan tidak
memenuhi syarat, ULP/Pejabat
Mulai Pengadaan mengundang penyedia
lain ;
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia membahas
jenis, spesifikasi teknis , volume pekerjaan dan waktu
penyelesaian pekerjaan;
ULP/Pejabat Pengadaan mengundang sekaligus ULP/Pejabat Pengadaan menyusun Berita Acara yang
menyampaikan Dokumen Pengadaan untuk Penunjukan memuat :
Langsung kepada penyedia yang dinilai mampu dan (1) nama dan alamat penyedia;
memenuhi kualifikasi untuk mengerjakan pekerjaan (2) harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negoisasi;
tersebut (3) Nomor Pokok Wajib Pajak;
ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan Dokumen
Pengadaan sesuai hasil pembahasan ; (4) unsur-unsur yang dievaluasi;
(5) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
(6) tanggal dibuatnya berita acara.
Penyedia yang diundang memasukkan Dokumen
Kualifikasi .
PPK menyusun dan menetapkan HPS untuk diserahkan ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan penyedia
kepada ULP/Pejabat Pengadaan; berdasarkan hasil evaluasi ;
ULP/Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi kualifikasi
seperti pada Pelelangan Umum
ULP/Pejabat Pengadaan membuka Dokumen Penawaran PPK menerbitkan SPPBJ dan segera mempersiapkan
dan melakukan evaluasi administrasi , teknis dan harga; proses Kontrak/SPK.
Selesai
Gambar 2 Langkah Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya Menggunakan Metode Penunjukan Langsung
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
Selesai
Gambar 3 Langkah Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya Menggunakan Metode Pengadaan Langsung
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan D. Sayembara Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
Langsung
H. Latihan Kelompok
dan Tes
D. Sayembara
P emilihan penyedia jasa lainnya dengan menggunakan metode sayembara diuraikan dalam bentuk
gambar seperti yang dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini.
Pejabat
Pejabat Pengadaan
Pengadaan membuka
membuka, , mengevaluasi,
mengevaluasi, melakukan
melakukan
klarifikasi klarifikasi
teknis teknis
dan negosiasi , danuntuk
harga negosiasi harga
mendapatkan
untuk
harga yangmendapatkan harga
wajar, negosiasi yang wajar
dilakukan ;negosiasi
berdasarkan HPS
Mulai dilakukan berdasarkan HPS;
Selesai
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
4. Pemasukan Proposal
1) Metode pemasukan dan tata cara pembukaan proposal harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan
dalam Dokumen Sayembara.
2) Pemasukan Proposal yang berisi persyaratan administrasi, proposal teknis dilakukan pada
tempat, hari, tanggal, dan waktu sesuai yangditentukan dalam pengumuman.
3) Peserta sayembara dapat menyampaikan lebih dari 1 (satu) proposal.
4) Dokumen proposal terdiri persyaratan administrasi, dan proposal teknis :
a. Persyaratan administrasi meliputi :
• Proposal ;
• Salinan kartu indentitas untuk perorangan/kelompok, akte pendirian badan usaha, atau
surat keputusan pembentukan lembaga atau surat identitas lainnya ; dan
• Salinan NPWP.
b. Proposal teknis, berisi :
• Rancangan pekerjaan yang disayembarakan ;
• Keterangan tentang spesifikasi dan metode pembuatan/pelaksanaannya.
5) Proposal disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, yang terdiri dari proposal asli 1 (satu) rangkap dan
salinannya 1 (satu) rangkap ditandai“ASLI” dan “REKAMAN”.
6) Semua proposal dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis“Proposal Sayembara”, nama
paket pekerjaan, nama dan alamat peserta,serta disampaikan kepada ULP/Pejabat Pengadaan.
7) Peserta menyampaikan langsung proposal kepada ULP/PejabatPengadaan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
8) Peserta dapat menyampaikan proposal melalui pos/jasa pengiriman dengan ketentuan sudah
diterima ULP/Pejabat Pengadaan sebelum batasakhir pemasukan proposal dan segala risiko
keterlambatan dankerusakan menjadi risiko peserta.
9) Dalam hal proposal disampaikan melalui pos/jasa pengiriman, maka sampul penutup dimasukkan
ke dalam sampul luar yang hanya mencantumkan alamat ULP/Pejabat Pengadaan
10) Untuk proposal penawaran yang diterima melalui pos/jasa pengiriman :
a. ULP/Pejabat Pengadaan mencatat waktu dan tanggal penerimaan proposal pada sampul luar
dan memasukkan ke dalam kotak ; dan
b. Apabila diterima terlambat, proposal tidak diikutkan dalam sayembara.
11) ULP/Pejabat Pengadaan membuat tanda terima proposal.
12) ULP/Pejabat Pengadaan menolak semua proposal yang masuk setelah batas akhir pemasukan
proposal.
13) Berbeda dengan cara pelelangan, pada metode sayembara proposal yang telah diterima, TIDAK
DAPAT ditarik/diganti/diubah/ditambah oleh peserta sayembara setelah batas akhir pemasukan
proposal.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
14) Pada batas akhir pemasukan proposal, salah satu anggota pokjaULP/Pejabat Pengadaan menutup
daftar tanda terima proposal denganmencoret tepat dibawah daftar peserta sayembara terakhir
sertamembubuhkan tanda tangan.
15) ULP/Pejabat Pengadaan menyatakan dihadapan para peserta bahwa saat pemasukan proposal telah
ditutup, menolak proposal yang terlambat dan/atau tambahan proposal, kemudian dilanjutkan dengan
rapatpembukaan proposal.
16) ULP/Pejabat Pengadaan dilarang mengubah tempat dan batas akhir pemasukan proposal, kecuali
terjadi keadaan kahar di lokasi pemasukan proposal.
17) Perubahan batas akhir pemasukan proposal karena terjadi keadaan kahar dituangkan dalam
Adendum Dokumen Sayembara dandisampaikan kepada seluruh peserta.
5. Pembukaan Proposal
1) Pembukaan proposal pada hari yang sama segera setelah batas akhir pemasukan proposal.
2) ULP/Pejabat Pengadaan tidak boleh menggugurkan proposal pada waktu pembukaan kecuali
untuk peserta yang terlambat menyampaikan proposal.
3) Setelah pembukaan proposal, ULP/Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi terhadap persyaratan
administrasi berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Sayembara.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan Langsung D. Sayembara Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan
H. Latihan Kelompok
dan Tes
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan D. Sayembara Tindak Lanjutnya Persiapan Pekerjaan
Langsung Pelaksanaan Kontrak
H. Latihan Kelompok
dan Tes
B
F.1 Menyusun Kontrak entuk-bentuk perjanjian atau dalam Perpres 54/2010 disebut sebagai
bukti perjanjian terdiri dari 4 (empat) jenis dan hal ini sudah dijelaskan
pada Modul 2 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian
F.2 Persiapan Pelaksanaan
1. Ketentuan-ketentuan dalam menyusun kontrak dapat dilihat pada Modul
Kontrak
2 tersebut. Pada bagian ini akan diuraikan tentang isi atau materi yang harus
tertuang dalam kontrak.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
1) Definisi
Uraian definisi dan istilah yang digunakan dalam kontrak.
2) Penerapan
Menguraikan ketentuan bahwa syarat-syarat umum dalam Kontrak ini diterapkan secara luas tetapi
tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan yang ada dalam Kontrak.
3) Standar (Untuk Barang/Jasa Lainnya)
Menguraikan ketentuan Barang yang disediakan oleh penyedia harus sesuai dengan standar dalam
spesifikasi teknis.
4) Asal Material/Bahan dan/atau Jasa (untuk Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya)
Ketentuan tentang asal usul material/bahan dan/atau jasa yang digunakan.
5) Pengepakan (untuk Barang/bila diperlukan untuk Jasa Lainnya)
Ketentuan bagaimana penyedia harus melakukan pengepakan.
6) Pengiriman (untuk Barang/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai pengiriman Barang yang harus dilakukan penyedia.
7) Transportasi (untuk barang/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai transportasi yang harus digunakan.
8) Pemeriksaan dan Pengujian (untuk barang/jasa lainnya)
Ketentuan tentang hak PPK untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian dengan tata cara tertentu.
9) Layanan Tambahan (untuk barang/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai penyedia untuk melaksanakan beberapa atau semua layanan lanjutan.
10) Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi
Ketentuan mengenai penggunaan dokumen-dokumen Kontrak atau dokumen lainnya yang
berhubungan dengan Kontrak.
11) Hak Kekayaan Intelektual
Ketentuan yang mengatur kewajiban penyedia untuk menjamin tidak akan ada permasalahan HKI yang
timbul.
12) Jaminan
Ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh penyedia.
13) Asuransi
Ketentuan mengenai asuransi yang harus disediakan oleh pihak penyedia.
14) Pembayaran
Ketentuan mengenai cara-cara dan tahapan pembayaran serta mata uang yang digunakan.
15) Harga
Ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh PPK.
16) Personil (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil atau
tenaga ahli.
17) Penilaian Pekerjaan Sementara oleh PPK (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian atas hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
18) Penemuan-penemuan (untuk pekerjaan konstruksi/jasa lainnya)
Ketentuan mengenai bila ditemukan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan
kekayaan yang menurut Undang-Undang dikuasai oleh negara di lokasi pekerjaan pada masa
pelaksanaan kontrak.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
Isi Surat Perintah Kerja pada dasarnya sama dengan isi Perjanjian atau Kontrak yang isinya sama dengan
SPK untuk pengadaan barang.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
S
F.1 Menyusun Kontrak etelah surat perjanjian ditandatangani PPK dan penyedia barang/
jasa, selanjutnya PPK melakukan langkah-langkah persiapan untuk
melaksanakan kontrak. Langkah-langkah yang harus dilakukan PPK
F.2 Persiapan
untuk persiapan sebelum pelaksanaan kontrak adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan Kontrak
1. PPK atau Tim Inspeksi yang ditunjuk PPK dapat melakukan inspeksi
atas proses pabrikasi peralatan khusus.
2. Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus sesuai ketentuan
dalam Kontrak.
3. Biaya pelaksanaan inspeksi termasuk dalam harga Kontrak.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan Persiapan G. Pelaporan dan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan Langsung D. Sayembara Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak Penyerahan
Pekerjaan
H. Latihan Kelompok
dan Tes
S
G.1 Pelaporan istem pelaporan dan tata cara pelaporan sama dengan pelaporan
pada pengadaan barang melalui penyedia barang (Lihat Modul 4).
Hal yang membedakan adalah laporan hasil pekerjaan. Pada Pekerjaan
G.2 Penyerahan Pekerjaan Jasa Lainnya adalah sebagai berikut :
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
G.1 Pelaporan
P ada dasarnya proses serah terima pekerjaan jasa lainnya sama dengan
proses serah terima barang, yaitu dilakukan secara bertahap :
G.2 Penyerahan Pekerjaan 1. Provisional Hand Over (PHO), yaitu proses serah terima pekerjaan berupa
pekerjaan jasa lainnya dari Penyedia kepada Panitia Penerima Pekerjaan.
2. Final Hand Over (FHO), yaitu proses serah terima pekerjaan jasa lainnya dari
Penyedia kepada Panitia Penerima Pekerjaan setelah masa pemeliharaan.
3. Serah terima barang dari PPK kepada Kuasa Pengguna dengan tata
cara dan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan
yang berlaku.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
a. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari nilai kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia
harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
b. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;
c. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan;
d. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya
selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
e. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka
PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
C. Penunjukkan Langsung E. Pelelangan Gagal dan E.Penyusunan dan G. Pelaporan dan Penyerahan
A. Pendahuluan B. Pelelangan dan Pengadaan D. Sayembara Tindak Lanjutnya Persiapan Pekerjaan
Langsung Pelaksanaan Kontrak
H. Latihan Kelompok
dan Tes
Latihan kelompok dan tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
6
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
MODUL
PELAKSANAAN
PENGADAAN
JASA
KONSULTANSI
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Pendahuluan 5
F. Sayembara 40
DAFTAR tabel
Tabel 1 Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Berbentuk Badan 47
Tabel 2 Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Berbentuk Perorangan 49
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
A. PENDAHULUAN
P
ada modul ini menguraikan tata cara pelaksanaan sistem pengadaan (metode pemilihan pe-
nyedia, metode kualifikasi, metode penyampaian dokumen dan metode evaluasi penawaran)
yang digunakan untuk proses pemilihan penyedia, khusus untuk penyedia jasa konsultansi.
Pada Modul Persiapan sudah dijelaskan bagaimana memilih dan menetapkan sistem pengadaan
melalui penyedia barang/jasa. Untuk mengingatkan kembali bahwa JASA KONSULTANSI adalah jasa
layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang menguta-
makan adanya olah pikir (brainware).
Sedangkan sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia jasa konsultansi adalah
sebagai berikut :
1. Badan usaha (semua menggunakan prakualifikasi)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.
b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.
c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu sampul.
d. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu Anggaran satu sampul.
e. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
f. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.
g. Pengadaan langsung.
h. Sayembara.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Tata cara pelaksanaan masing-masing sistem pengadaan tersebut akan diuraikan satu per satu pada bab-
bab berikut ini.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Badan Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
S
eleksi umum dan seleksi sederhana diuraikan pada bab yang sama karena di antara keduanya
ada beberapa langkah yang sama. Langkah-langkah Seleksi Umum dan Seleksi Sederhana
digambarkan secara diagram yang dapat dilihat pada Gambar 1 di halam berikut ini, dimana
Gambar 1 tersebut menggambarkan langkah-langkah untuk sistem pengadaaan berikut ini :
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.
b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.
c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu sampul.
d. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu Anggaran satu sampul.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
3 4
Penetapan Hasil Kualifikasi Undangan pembukaan sampul II Penetapan pemenang
3 4
Sanggahan kualifikasi Sanggahan
3 4
Pemasukan Dokumen Penawaran
Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi
(BAHS)
Gambar 1 Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Badan Usaha Menggunakan Metode Seleksi Umum
dan Seleksi Sederhana
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Proses kualifikasi
Proses kualifikasi, yaitu dengan metode prakualifikasi, dilakukan hampir sama seperti proses kualifikasi yang
dilakukan pada pemilihan penyedia barang dengan “pelelangan umum secara prakualifikasi metode dua
sampul dan evaluasi sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis” (Modul 4 Sub Bab
B.2) yang sudah dijelaskan pada Modul 4 Sub-Bab B.2. Perbedaannya yang mendasar dalam proses
prakualifikasi pemilihan penyedia konsultansi adalah :
1. Output yang dihasilkan dalam proses penilaian kualifikasi adalah daftar pendek.
2. Daftar pendek adalah peserta yang memenuhi syarat kualifikasi dan diundang untuk memasukkan
penawaran.
3. Jumlah peserta dalam daftar pendek maksimum 7 peserta dan minimal 5 peserta.
4. Maka bila jumlah peserta yang lulus kualifkasi lebih dari 7 (tujuh) peserta, maka harus dilakukan
penilaian untuk menyusun peringkat.
Hal-hal yang tidak dijelaskan pada uraian di atas, langkah-langkahnya sama dengan langkah prakualifi-
kasi pada pemilihan penyedia barang.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
a. Kelengkapan sampul I :
i. Tidak ada jaminan
ii. Tidak ada rekapitulasi perhitungan TKDN
b. Ketentuan yang lainnya sama.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
d. Penilaian juga dilakukan terhadap jumlah pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh peserta,
disamping untuk mengukur pengalaman juga dapat dipergunakan untuk mengukur
kemampuan/kapasitas peserta yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya ;
e. Pengalaman perusahaan peserta harus dilengkapi dengan referensi dari pengguna jasa, yang
menunjukkan kinerja perusahaan peserta yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.
Sub unsur yang dinilai, antara lain :
i. Pengalaman melaksanakan proyek/kegiatan sejenis ;
ii. Pengalaman melaksanakan di lokasi proyek/kegiatan ;
iii. Pengalaman manajerial dan fasilitas utama ;
iv. Kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap.
5. Pendekatan dan Metodologi, penilaian dilakukan atas :
a. Pemahaman perusahaan peserta atas lingkup pekerjaan/jasa layanan yang diminta dalam KAK,
pemahaman atas sasaran/tujuan, kualitas metodologi, dan hasil kerja, sub unsur yang dinilai antara
lain :
i. Pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK, penilaian terutama meliputi:
pengertian terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan
(aspek-aspek utama yang diindikasikan dalam KAK), dan pengenalan lapangan ;
ii. Kualitas metodologi, penilaian terutama meliputi: ketepatan menganalisa masalah dan
langkah pemecahan yang diusulkan dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK,
konsistensi antara metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi, tanggapan
terhadap KAK khususnya mengenai data yang tersedia, orang bulan (person-month) tenaga
ahli, uraian tugas, jangka waktu pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan, jenis keahlian
serta jumlah tenaga ahli yang diperlukan, program kerja, jadwal pekerjaan, jadwal penugasan,
organisasi, kebutuhan jumlah orang bulan, dan kebutuhan fasilitas penunjang ;
iii. Hasil kerja (deliverable), penilaian meliputi antara lain : analisis, gambar-gambar kerja, spesifikasi
teknis, perhitungan teknis, dan laporan-laporan;
iv. Fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK.
b. Peserta yang mengajukan gagasan baru yang meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan
dalam KAK diberikan nilai lebih.
6. Kualifikasi Tenaga Ahli, penilaian dilakukan atas:
a. Tenaga ahli yang diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan jenis
keahlian, persyaratan, serta jumlah tenaga yang telah diindikasikan di dalam KAK ;
b. Sub unsur yang dinilai pada tenaga ahli, antara lain :
i. Tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah ;
ii. Pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK, didukung dengan
referensi dari pengguna jasa. Bagi tenaga ahli yang diusulkan sebagai pemimpin/wakil
pemimpin pelaksana pekerjaan (team leader/co team leader) dinilai pula pengalaman
sebagai pemimpin/wakil pemimpin tim ;
iii. Sertifikat keahlian/profesi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang mengeluarkan,
sesuai dengan keahlian/profesi yang disyaratkan dalam KAK, seperti sertifikat ahli arsitek
yang dikeluarkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia ;
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
iv. Lain-lain : penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi konsultan Asing), bahasa
setempat, aspek pengenalan (familiarity) atas tata-cara, aturan, situasi, dan kondisi
(custom) setempat. Personil yang menguasai/memahami aspek-aspek tersebut di
atas diberikan nilai lebih tinggi.
7. Hasil evaluasi teknis harus melewati ambang batas nilai teknis (passing grade) yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.
8. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka seleksi dinyatakan gagal.
e. ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Evaluasi Sampul I yang paling sedikit
memuat:
i. Nama seluruh peserta;
ii. Hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis termasuk alas an ketidaklulusan peserta;
iii. Nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari nilai tertinggi;
iv. Ambang batas nilai teknis;
v. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
vi. Tanggal dibuatnya berita acara; dan
vii. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai pelaksanaan seleksi;
viii. Pernyataan bahwa seleksi gagal apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
17. Sanggahan
Ketentuan dan tata cara sanggahan sama dengan ketentuan sang-
gahan pada Pelelangan Umum Pascakualifikasi Satu Sampul Sistem
Gugur.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
m. Apabila klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dengan peserta yang memiliki peringkat teknis
terbaik pertama, kedua, dan ketiga yang lulus ambang batas nilai teknis tidak menghasilkan
kesepakatan maka seleksi dinyatakan gagal.
n. ULP membuat Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
g. Bagi calon penyedia yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat
diterima, dikenakan sanksi berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
h. Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas
penetapan pemenang, maka ULP memberitahukan kepada PA/KPA untuk diputuskan,
dengan ketentuan :
i. Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi ulang atau
seleksi dinyatakan gagal;
ii. Apabila PA/KPA sependapat dengan ULP, PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh ULP
bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk mengeluarkan SPPBJ.
i. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah SPPBJ.
B.2 Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dan Biaya Dua Sampul
S
B.1 Seleksi Umum eleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul terdiri
Metode dari sejumlah tahapan sebagai berikut :
Evaluasi Kualitas Tahap 1 (satu) sampai dengan tahap 16 (enam belas) memiliki
Dua Sampul
rincian langkah yang sama dengan seleksi umum metode evaluasi
B.2 Seleksi Umum kualitas dua sampul
Metode Evaluasi 17. Undangan pembukaan sampul II.
Kualitas dan Biaya 18. Pembukaan dan evaluasi sampul II, serta perhitungan kombinasi teknis
Dua Sampul dan biaya.
19. Penetapan pemenang.
B.3 Seleksi Umum 20. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.
Metode Evaluasi 21. Sanggahan.
Biaya Terendah Satu 22. Sanggahan banding.
Sampul
23. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
24. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
B.4 Seleksi Sederhana
25. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
Jasa Konsultansi
Badan Usaha
26. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
18. Pembukaan dan Evaluasi Sampul II, serta Perhitungan Kombinasi Teknis dan Biaya
a) Sampul II dibuka di hadapan peserta pada waktu dan tempat sesuai undangan.
b) Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan sampul II menunjukkan tanda pengenal
dan surat tugas kepada ULP.
c) ULP membuka kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran dihadapan peserta yang diundang.
d) ULP menyebutkan ketentuan pembobotan nilai evaluasi penawaran teknis dan nilai evaluasi
penawaran biaya sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan.
e) ULP menyebutkan peserta yang lulus evaluasi Sampul I dan masing-masing nilai hasil evaluasinya.
f) ULP membuka, memeriksa, dan menunjukkan dihadapan seluruh peserta yang diundang
mengenai kelengkapan Sampul II yang meliputi :
i. Surat penawaran biaya yang di dalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan biaya penawaran;
ii. Rincian biaya penawaran yang terdiri dari :
1. Rincian biaya langsung personil (remuneration);
2. Rincian biaya langsung non personil (direct reimbursable cost).
iii. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam dokumen pemilihan (apabila ada).
g) ULP membacakan dan menulis besaran penawaran biaya dari masing-masing peserta.
h) ULP melakukan Koreksi Aritmatik terhadap penawaran biaya, dengan ketentuan :
i. Kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan, harus dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
ii. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong;
iii. Apabila ada perbedaan penulisan nilai penawaran biaya antara angka dan huruf maka nilai
yang diakui adalah nilai hasil Koreksi Aritmatik.
i) Total penawaran biaya terkoreksi yang melebihi pagu anggaran mengugurkan penawaran.
j) Total penawaran biaya terkoreksi yang melebihi HPS tidak menggugurkan penawaran sepanjang
penawaran biaya tersebut masih dibawah atau sama dengan pagu anggaran. Jika total nilai HPS
sama dengan nilai pagu anggaran maka total nilai HPS tersebut dijadikan patokan untuk
menggugurkan penawaran biaya terkoreksi apabila melebihi total nilai HPS.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
k) Salah satu anggota pokja ULP bersama 1 (satu) saksi memaraf surat penawaran biaya yang
didalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan biaya penawaran asli yang bukan miliknya.
l) ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya yang sekurang-
kurangnya memuat :
i. Nama dan alamat peserta ;
ii. Besaran usulan biaya dan biaya terkoreksi ;
iii. Keterangan lain yang dianggap perlu ;
iv. Tanggal pembuatan berita acara ;
v. Tanda tangan anggota pokja ULPdan wakil peserta.
m) Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya ditandatangani oleh ULP
yang hadir dan 2 (dua) peserta yang ditunjuk oleh para peserta yang hadir.
n) Apabila wakil peserta tidak bersedia menandatangani Berita Acara, maka Berita Acara tersebut tetap sah.
o) Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya dilampiri Dokumen Penawaran Biaya.
p) Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran Biaya dan
ULP dapat mengunggah salinan Berita Acara tersebut melalui website K/L/D/I masing-masing yang dapat
diunduh oleh peserta.
q) ULP tanpa dihadiri peserta, melakukan evaluasi penawaran biaya dalam jangka waktu yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.
r) Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi penawaran biaya dilakukan terhadap :
i. Kewajaran biaya pada Rincian Biaya Langsung Personil (remuneration);
ii. Kewajaran penugasan tenaga ahli ;
iii. Kewajaran penugasan tenaga pendukung (apabila ada) ;
iv. Kewajaran biaya pada Rincian Biaya Langsung Non-Personil (direct reimbursable cost).
s) ULP melakukan perhitungan kombinasi teknis dan biaya, dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran teknis dan nilai penawaran biaya terkoreksi
dengan cara perhitungan sebagai berikut :
NILAI AKHIR = {Nilai/skor Penawaran Teknis x Bobot Penawaran Teknis} + {Nilai/skor
Penawaran Biaya Terkoreksi x Bobot Penawaran Biaya}.
catatan:
Pembobotan nilai/skor teknis dan biaya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dalam Dokumen
Pemilihan. Pada saat menyusun Dokumen Pemilihan, acuan yang digunakan untuk pembobotan
sesuai dengan rentang sebagai berikut:
• Bobot penawaran teknis antara 0,60 sampai 0,80;
• Bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,40.
ii. Nilai penawaran biaya terendah diberikan nilai/skor tertinggi, sementara itu untuk nilai penawaran
biaya yang lain secara proporsional. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
NBt = (PBt / PBt) x 100
NBn = (PBt / PBn) x 100
dimana :
NBt = nilai/skor untuk peserta dengan penawaran biaya terendah;
NBn = nilai/skor untuk peserta dengan penawaran biaya yang di atasnya;
PBt = penawaran biaya terendah;
PBn = penawaran biaya di atasnya.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
t) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih peserta mendapatkan nilai gabungan penawaran teknis dan
penawaran biaya yang sama, maka penentuan peringkat peserta didasarkan pada perolehan nilai
teknis yang lebih tinggi, dan hal ini dicatat dalam Berita Acara.
u) ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Evaluasi Penawaran Biaya dan Perhitungan
Kombinasi Teknis dan Biaya yang sekurang-kurangnya memuat:
i. Nama dan alamat peserta ;
ii. Besaran usulan biaya dan biaya terkoreksi ;
iii. Nilai/skor penawaran teknis dan biaya ;
iv. Nilai/skor gabungan penawaran teknis dan penawaran biaya ;
v. Kesimpulan tentang kewajaran :
1. Biaya pada rincian biaya langsung personil (remuneration) ;
2. Penugasan tenaga ahli ;
3. Penugasan tenaga pendukung ; dan
4.Biaya pada rincian biaya langsung non-personil (direct reimbursable cost).
vi. Keterangan lain yang dianggap perlu ;
vii. Tanggal pembuatan berita acara ;
viii. Tanda tangan anggota pokja ULP dan wakil peserta.
ix. Berita Acara Evaluasi Penawaran Biaya dan Perhitungan Kombinasi Teknis dan Biaya dilampiri
Dokumen Penawaran Biaya.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
21. Sanggahan
Ketentuan dan tata cara sanggahan sama dengan ketentuan sanggahan pada Seleksi Umum Evaluasi
Kualitas Dua Sampul.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B.1 Seleksi Umum Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul terdiri dari
Metode sejumlah tahapan sebagai berikut :
Evaluasi Kualitas
1. Pengumuman prakualifikasi.
Dua Sampul
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.
B.2 Seleksi Umum 3. Pemberian penjelasan dokumen kualifikasi (apabila diperlukan).
Metode Evaluasi 4. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.
Kualitas dan Biaya 5. Pembuktian kualifikasi.
Dua Sampul 6. Penetapan hasil kualifikasi.
7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.
B.3 Seleksi Umum
8. Sanggahan kualifikasi.
Metode Evaluasi
9. Undangan kepada pesera yang masuk daftar pendek (short list)
Biaya Terendah
Satu Sampul dengan dilampiri dokumen pemilihan.
10. Pemberian penjelasan dokumen pemilihan.
B.4 Seleksi Sederhana 11. Pemasukan dokumen penawaran.
Jasa Konsultansi 12. Pembukan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik.
Badan Usaha 13. Evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya.
14. Penetapan pemenang.
15. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.
16. Sanggahan.
17. Sanggahan banding.
18. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
19. Klarifikasi dan negoisasi teknis dan biaya.
20. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
21. Penunjukan penyedia jasa konsultansi.
Tahap 1 (satu) sampai tahap 8 (delapan) memiliki rincian langkah yang sama
dengan seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
9. Undangan kepada peserta yang masuk daftar pendek (short list) dengan dilampiri dokumen
pemilihan
a. ULP mengundang semua peserta yang masuk dalam Daftar Pendek (short list), dengan ketentuan :
i. Tidak ada sanggahan dari peserta ;
ii. Sanggahan terbukti tidak benar ; atau
iii. Masa sanggah berakhir.
b. Undangan yang disampaikan dilampiri dengan Dokumen Pemilihan yang mencantumkan tempat,
hari, tanggal, dan waktu pemberian penjelasan dan pemasukan Dokumen Penawaran.
c. Peserta yang diundang berhak memasukan Dokumen Penawaran.
d. ULP memberikan Dokumen Pemilihan dalam bentuk file (softcopy) dan/atau cetakan (hardcopy).
e. ULP dapat mengunggah (upload) Dokumen Pemilihan melalui website K/L/D/I masing-masing yang
dapat diunduh (download) oleh peserta.
f. ULP dilarang memungut biaya apapun kepada peserta.
g. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam pengambilan Dokumen Pemilihan.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
d. ULP segera membuat Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran dan Koreksi Aritmatik.
e. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan Dokumen Penawaran, maka penyebab penundaan
tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam Berita Acara.
f. Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) saksi.
g. Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran.
h. Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan
ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui website K/L/D/I masing-masing yang dapat
diunduh oleh peserta.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Langkah-langkah penetapan pemenang sampai dengan penunjukan penyedia jasa konsultansi memiliki
rincian langkah yang hampir sama dengan seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.
Perbedaannya, penetapan pemenang didasarkan pada peserta yang mempunyai nilai teknis di
atas ambang batas terbaik dan penawaran biaya terkoreksi yang paling rendah.
B.1 Seleksi Umum Tahapan pelaksanaan Seleksi Sederhana Metode Evaluasi Biaya Terendah/
Metode Pagu Anggaran Satu Sampul HAMPIR SAMA DENGAN langkah-langkah
Evaluasi Kualitas PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI (MODUL INI) dengan sistem
Dua Sampul
Seleksi Umum Metode Evaluasi Biaya Terendah Satu Sampul, PERBEDAAN-
NYA adalah sebagai berikut :
B.2 Seleksi Umum
Metode Evaluasi a. Pengumuman Prakualifikasi
Kualitas dan Biaya Waktu penayangan pengumuman prakualifikasi paling kurang 3 (tiga)
Dua Sampul hari kerja.
b. Penetapan hasil kualifikasi
B.3 Seleksi Umum Dalam penetapan daftar pendek, paling kurang 3 (tiga) dan paling
Metode Evaluasi banyak 5 (lima). Bila kurang dari 3 (tiga), maka seleksi dinyatakan gagal.
Biaya Terendah Satu c. Penetapan pemenang
Sampul 1. Seleksi Sederhana Metode Evaluasi Biaya Terendah.
Memiliki nilai teknis di atas ambang batas nilai teknis (passing grade)
B.4 Seleksi Sederhana
dan penawaran biaya terkoreksinya paling rendah.
Jasa Konsultansi
Badan Usaha 2. Seleksi Sederhana Metode Evaluasi Pagu Anggaran.
Memiliki nilai teknis di atas ambang batas nilai teknis (passing grade)
dan penawaran biaya terkoreksinya paling rendah dan sama dengan
atau lebih kecil dari pagu anggaran.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
P
C.1 Penunjukan ada dasarnya langkah-langkah pelaksanaan pemilihan penyedia
Langsung Untuk barang/jasa pemerintah melalui penunjukan langsung untuk
Penanganan Darurat penanganan darurat, semuanya mempunyai prosedur dan
ketentuan yang sama, baik untuk pengadaan barang, pekerjaan konstruksi,
C.2 Penunjukan
jasa lainnya maupun jasa konsultansi berbentuk badan maupun perorangan.
Langsung Untuk
Penanganan Darurat Untuk itu langkah-langkahnya bisa dilihat pada Modul 4 Pemilihan Penyedia
dan Untuk Penanga- Barang. Proses tersebut juga dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
nan Bukan Darurat
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Barang
Melalui Pengadaan
Langsung
C.2 Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat dan Untuk Penanganan
Bukan Darurat
L
angkah-langkah pelaksanaan pemilihan penyedia jasa konsultansi
C.1 Penunjukan melalui sistem pengadaan ini hampir sama dengan langkah-lang-
Langsung Untuk kah pelaksanaan pemilihan penyedia barang (Modul 4) dengan
Penanganan Darurat
sistem pengadaan yang sama. Perbedaannya, untuk jasa konsultansi
C.2 Penunjukan hanya bisa dilakukan terbatas pada :
Langsung Untuk 1. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Penyedia Jasa
Penanganan Konsultansi ; dan/atau
Darurat dan Untuk 2. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang hak
Penanganan Bukan cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin
Darurat pemegang hak cipta.
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Barang Langkah awal adalah melakukan prakualifikasi terhadap penyedia jasa kon-
Melalui Pengadaan sultansi yang memenuhi syarat di atas dan setelah lulus kualifikasi dilanjutkan
Langsung dengan langkah-langkah seperti yang digambarkan pada gambar 2 berikut
ini.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
2
dipertanggungjawabkan
Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia (apabila
diperlukan);
1
Apabila hasil evaluasi dinyatakan tidak
2
memenuhi syarat, ULP/Pejabat
Pengadaan mengundang penyedia lain
(apabila ada).
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia membahas
jenis, spesifikasi teknis , volume pekerjaan dan waktu
penyelesaian pekerjaan; Mulai
ULP/Pejabat Pengadaan menyusun Berita Acara yang
memuat:
(1) nama dan alamat penyedia;
(2) biaya penawaran terkoreksi dan biaya hasil negosiasi;
ULP/Pejabat Pengadaan mengundang sekaligus
ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan Dokumen (3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
menyampaikan Dokumen Pengadaan untuk Penunjukan
Pengadaan sesuai hasil pembahasan ; (4) unsur-unsur yang dievaluasi;
Langsung kepada penyedia yang akan ditunjuk.
(5) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
(6) tanggal dibuat Berita Acara
Selesai
C.3 Pelaksanaan
Pengadaan Barang
Melalui Pengadaan
Langsung
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Mulai
Mulai
Gambar 3 Langkah pemilihan penyedia jasa konsultansi badan usaha dengan menggunakan
metode pengadaan langsung
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Berbentuk sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha Perorangan
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
P emilihan penyedia barang dengan menggunakan metode kontes memiliki sejumlah tahapan
tertentu. Tahapan pelaksanaan tersebut dijelaskan pada Gambar 4.
Selesai
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
D.1 Seleksi Umum Seleksi umum metode evaluasi kualitas satu sampul untuk pemilihan
Metode Evaluasi penyedia jasa konsultansi perorangan terdiri dari sejumlah tahap sebagai
Kualitas Satu berikut :
Sampul 1. Pengumuman Pascakualifikasi.
2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan.
D.2 Seleksi Sederhana 3. Pemberian Penjelasan.
Metode Evaluasi
4. Pemasukan Dokumen Penawaran.
Kualitas Satu
5. Pembukaan Dokumen Penawaran.
Sampul
6. Evaluasi Penawaran.
7. Evaluasi Kualifikasi.
8. Pembuktian Kualifikasi.
9. Pembuatan Berita Acara Hasil Evaluasi.
10. Penetapan pemenang.
11. Pengumuman pemenang.
12. Sanggahan.
13. Sanggahan Banding.
14. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
15. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
16. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
17. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
1. Pengumuman Pascakualifikasi
Tata cara dan ketentuan ini sama dengan tata cara dan ketentuan pada
pengumuman prakualifikasi pada Pemilihan Jasa Konsultansi Bentuk
Badan.
3. Pemberian Penjelasan
Tata cara dan ketentuan ini sama dengan tata cara dan ketentuan
pemberian penjelasan pada Pemilihan Jasa Konsultansi Bentuk
Badan
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
6. Evaluasi Penawaran
A. ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi :
i. Evaluasi administrasi;
ii. Evaluasi teknis; dan
iii. Evaluasi biaya.
B. Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi dokumen penawaran sama dengan ketentuan
umum pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Bentuk Badan.
C Evaluasi Administrasi :
i. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada
saat penilaian kualifikasi;
ii. Ketentuan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi sama dengan ketentuan persyaratan
administrasi pada pemilihan penyedia jasa konsultansi bentuk badan. Bedanya dalam hal ini
semua ketentuan administrasi dilakukan oleh perorangan.
D. Evaluasi Teknis:
i. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan administrasi;
ii. Unsur-unsur yang dievaluasi harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan;
iii. Evaluasi teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap kriteria
yang dinilai dan bobot yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan, kemudian mem-
bandingkan jumlah perolehan nilai dari para peserta, dengan ketentuan :
1. Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah: pendekatan dan metodologi, serta kualifikasi tenaga ahli;
2. Acuan yang digunakan untuk pembobotan sebagai berikut :
a. Pendekatan dan metodologi (0 – 20 %);
b. Kualifikasi tenaga ahli (80 – 100 %);
c. Jumlah (100 %);
d. Penetapan bobot yang digunakan untuk masing-masing unsur, dalam rentang
tersebut di atas didasarkan pada jenispekerjaan yang akan dilaksanakan.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
3. Untuk jasa studi analisis perlu diberikan penekanan kepada pendekatan dan metodologi,
sedangkan untuk jasa supervisi dan perencanaan teknis penekanan lebih diberikan kepada
kualifikasi tenaga ahli.
iv. Pendekatan dan metodologi, penilaian dilakukan atas :
1. Pemahaman peserta atas lingkup pekerjaan/jasa layanan yang diminta dalam KAK, pemaha
man atas sasaran/tujuan, kualitas metodologi, dan hasil kerja, sub unsur yang dinilai antara lain :
a. Pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK, penilaian terutama meliputi : penger-
tian terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan (aspek-
aspek utama yang diindikasikan dalam KAK), dan pengenalan lapangan;
b. Kualitas metodologi, penilaian terutama meliputi : ketepatan menganalisa masalah dan langkah
pemecahan yang diusulkan dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK, konsistensi
antara metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi, tanggapan terhadap KAK
khususnya mengenai data yang tersedia, orang bulan (person-month) tenaga ahli, uraian tugas,
jangka waktu pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan, jenis keahlian tenaga ahli yang
diperlukan, program kerja, jadwalpekerjaan, jadwal penugasan, organisasi, kebutuhan jumlah
orang bulan, dan kebutuhan fasilitas penunjang;
c. Hasil kerja (deliverable), penilaian meliputi antara lain:analisis, gambar-gambar kerja, spesifikasi
teknis,perhitungan teknis, dan laporan-laporan;
d. Fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK.
e. Peserta yang mengajukan gagasan baru yang meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan
dalam KAK diberikan nilai lebih.
f. Kualifikasi tenaga ahli, penilaian dilakukan atas :
i. Peserta dengan memperhatikan jenis keahlian, dan persyaratan yang telah diindikasikan
di dalam KAK;
ii. Sub unsur yang dinilai pada tenaga ahli, antara lain :
1. Tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah lulus ujian Negara atau yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
2. Pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK, didukung dengan
referensi dari pengguna jasa. Bagi peserta yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin/
wakil pemimpin pelaksana pekerjaan (team leader/co team leader) dinilai pula pengalaman
sebagai pemimpin/wakil pemimpin tim;
3. Sertifikat keahlian/profesi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang mengeluar-
kan, sesuai dengan keahlian/profesi yang disyaratkan dalam KAK, seperti sertifikat
ahli arsitek yang dikeluarkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia;
4. Lain-lain: penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi konsultan Asing), bahasa setempat,
aspek pengenalan (familiarity) atas tata-cara, aturan, situasi, dan kondisi (custom) setempat.
Personil yang menguasai/memahami aspek-aspek tersebut di atas diberikan nilai lebih tinggi.
g. Hasil evaluasi teknis harus melewati ambang batas nilai teknis (passing grade) yang ditetap-
kan dalam Dokumen Pemilihan;
h. Peserta yang lulus ambang batas nilai teknis dengan peringkat teknis terbaik dilanjutkan
dengan evaluasi biaya, sedangkan peserta yang lulus ambang batas nilai teknis dengan peringkat
teknis kedua dan ketiga menjadi pemenang cadangan berdasarkan peringkatnya;
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
i. Apabila tidak ada peserta yang lulus ambang batas nilai teknis maka seleksi dinyatakan gagal.
7. Evaluasi Kualifikasi
a. Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap peserta yang lulus ambang batas nilai teknis dengan peringkat
teknis terbaik dan telah dilakukan evaluasi biaya.
b. Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan sistem gugur.
c. Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi sama dengan persyaratan kualifikasi jasa
konsultansi badan, bedanya ketentuan yang hanya untuk badan tidak berlaku untuk perorangan.
d. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka dilakukan klarifikasi secara
tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
e. Penilaian kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi, maka data
yang kurang tidak dapat dilengkapi.
f. Apabila tidak ada yang lulus penilaian kualifikasi, maka seleksi dinyatakan gagal.
g. Evaluasi kualifikasi dapat dilakukan sebelum evaluasi penawaran.
8. Pembuktian Kualifikasi
Taca cara pembuktian sama dengan tata cara pembuktian kualifikasi pada Jasa Konsultansi Bentuk-
Badan.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
i. Usulan penetapan pemenang ditembuskan kepada PPK dan APIP K/L/D/I yang bersangkutan
ii. Apabila PA pada K/L/I atau Kepala Daerah tidak setuju dengan usulan ULP, maka PA pada
K/L/I atau Kepala Daerah memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan seleksi gagal.
c. Penetapan pemenang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat:
i. Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
ii. Nama dan alamat peserta serta nilai teknis yang diperoleh;
iii. Besaran usulan biaya dan biaya terkoreksi untuk peserta yang lulus ambang batas nilai teknis
dengan peringkat teknis terbaik;
iv. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
v. Hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya.
d. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang adalah:
i. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila ada);
ii. BAPP;
iii. Berita Acara Hasil Evaluasi; dan
iv. Dokumen Penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 yang telah dipa-
raf anggota pokja ULP dan 2 (dua) wakil peserta.
e. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan mengakibatkan surat
penawaran habis masa berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada peserta untuk mem-
perpanjang surat penawaran. Calon pemenang yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi
Ketentuan dan tata caranya sama dengan ketentuan dan tata cara untuk hal yang sama pada Pemilihan
Penyedia Jasa Konsultansi dengan Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dua Sampul.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
T
D.1 Seleksi Umum ahapan pelaksanaan Seleksi Sederhana Metode Evaluasi Kualitas
Metode Evaluasi Satu Sampul sama dengan tahapan pelaksanaan Seleksi Umum
Kualitas Satu Metode Evaluasi Kualitas Satu Sampul sebagaimana diilustrasikan
Sampul
pada Gambar 4 di atas. Perbedaannya terletak pada waktu pengumuman,
waktu penayangan pengumuman Seleksi Sederhana Pascakualifikasi
D.2 Seleksi Sederhana
Metode Evaluasi dilakukan paling kurang 3 (tiga) hari kerja.
Kualitas Satu
Sampul
Ingat:
Kualifikasi Jasa
Konsultansi
Perorangan
menggunakan
Pascakualifikasi
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Lang- H. Penyusunan
Seleksi Sederhana sung dan Pengadaan G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung Langsung Jasa Kon- F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- Pelaksanaan
bentuk Perorangan sultansi Berbentuk Lanjutnya
Usaha Badan Usaha Perorangan Kontrak
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
P
E.1 Penunjukan elaksanaan pengadaan jasa konsultansi perorangan melalui
Langsung Untuk penunjukan langsung untuk pengadaan darurat hampir sama
Penanganan
dengan pelaksanaan pengadaan jasa konsultansi berbentuk
Darurat
badan melalui penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
Perbedaannya terletak pada penilaian kualifikasi. Pada Konsultan
E.2 Penunjukan Berbentuk Badan menggunakan prakualifikasi sedangkan pada Konsultan
Langsung Bukan Perorangan menggunakan pascakualifikasi. Proses pelaksanaan tersebut
Untuk Penanganan dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.
Darurat
E.3 Pengadaan
Langsung
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
2
dipertanggungjawabkan
Penanganan Darurat
Opname pekerjaan di lapangan dilakukan bersama antara
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan penyedia
1
Apabila hasil evaluasi dinyatakan tidak
memenuhi syarat, ULP/Pejabat
2
Pengadaan mengundang penyedia lain
(apabila ada).
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan, dan penyedia membahas
jenis, ruang lingkup, jumlah dan kualifikasi tenaga ahli ,
serta waktu penyelesaian pekerjaan;
Mulai
ULP/Pejabat Pengadaan menyusun Berita Acara yang
memuat:
(1) nama dan alamat penyedia;
(2) biaya penawaran terkoreksi dan biaya hasil negosiasi ;
ULP/Pejabat Pengadaan menetapkan Dokumen ULP/Pejabat Pengadaan mengundang sekaligus (3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
Pengadaan sesuai hasil pembahasan; menyampaikan Dokumen Pengadaan untuk Penunjukan (4) unsur-unsur yang dievaluasi;
Langsung kepada penyedia yang akan ditunjuk. (5) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
(6) tanggal dibuat Berita Acara
PPK menyusun dan menetapkan HPS untuk diserahkan ULP/Panitia Pengadaan menetapkan penyedia
kepada ULP/Pejabat Pengadaan; ULP/Pejabat Pengadaan memberikan penjelasan
berdasarkan hasil evaluasi
Penyedia memasukan Dokumen Kualifikasi dan Dokumen ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan hasil penetapan
Penawaran ke dalam 1 (satu) sampul dan penyedia yang ditunjuk di website K /L/D/I masing-masing
Dokumen Pengadaan disampaikan kepada penyedia; menyampaikannya secara langsung atau dapat dikirim dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat, yang
melalui pos/jasa pengiriman sesuai jadwal yang telah memuat:uraian singkat pekerjaan; nama dan alamat
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan; penyedia; Nomor Pokok Wajib Pajak; dan biaya penawaran
terkoreksi dan biaya hasil negosiasi
Penyedia segera menyampaikan Dokumen Penawaran ULP/Pejabat Pengadaan membuka Dokumen Kualifikasi
dalam 1 (satu) sampul berisi: persyaratan administrasi, Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan kepada APIP
dan Dokumen Penawaran lalu melakukan evaluasi
penawaran teknis, dan penawaran biaya, kepada ULP/ K/L/D/I yang bersangkutan apabila dalam proses
penawaran administrasi, teknis, biaya, dan kualifikasi , serta
Pejabat Pengadaan Penunjukan Langsung menemukan indikasi penyimpangan
melakukan pembuktian kualifikasi
prosedur dan/atau KKN;
Selesai
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
P
E.1 Penunjukan
engadaan Langsung adalah proses Pengadaan Jasa Konsultansi
Langsung Untuk
yang merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I dan/atau benilai
Penanganan
Darurat sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Langkah-
langkah pemilihan penyedia jasa konsultansi perorangan dengan cara
pengadaan langsung dijelaskan pada gambar berikut ini.
E.2 Penunjukan
Langsung Mulai
Bukan Untuk
Penanganan Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait dengan
Darurat pekerjaan Jasa Konsultansi yang dibutuhkan beserta
biayanya secara tertulis melalui media elektronik
maupun non elektronik
E.3 Pengadaan
Langsung Pejabat Pengadaan membandingkan biaya dan kualitas
paling sedikit dari2 (dua) sumber informasi yang
berbeda
Pejabat
PejabatPengadaan mengundangcalon
Pengadaan mengundang calonpenyedia
penyedia yang
yang
diyakini
diyakini mampu
mampu untuk menyampaikan
menyampaikanpenawaran
penawaran
administrasi,
administrasi, teknis,
teknis, biayabiaya, dan formulir
dan formulir isian
isian kualifikasi.
kualifikasi. Undangan
Undangan dilampiri
dilampiri KerangkaKerangka Acuan
Acuan Kerja danKerja,
dan
dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis
dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis
pekerjaan yang
pekerjaan yang dibutuhkan
dibutuhkan
Mulai
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
F. Sayembara
Tahapan dalam sayembara pada pemilihan penyedia jasa konsultansi berbentuk badan maupun
berbentuk perorangan mempunyai tahapan yang sama. Langkah tersebut digambarkan pada
gambar 7 berikut ini.
Surat Perjanjian
Pembukaan Proposal
Mulai
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
1. Pengumuman Sayembara
a. ULP/Pejabat Pengadaan mengumumkan secara luas adanya sayembara melalui website K/L/D/I
masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional
melalui LPSE.
b. Isi pengumuman memuat sekurang-kurangnya :
i. Nama dan alamat ULP/Pejabat Pengadaan yang akan mengadakan sayembara ;
ii. Uraian mengenai pekerjaan yang akan disayembarakan ;
iii. Pagu anggaran dan rincian imbalan/hadiah ;
iv. Ketentuan sayembara ;
v. Pernyataan tidak ada pungutan biaya kepada peserta Sayembara; dan
vi. Tempat, hari, tanggal, dan waktu untuk menyampaikan proposal sayembara.
c. Sayembara dapat diikuti oleh perorangan, kelompok, badan usaha, lembaga pendidikan/riset,
dan lain-lain.
d. Seluruh pegawai K/L/D/I yang bersangkutan, Tim Juri/Tim Ahli Sayembara, peserta terafiliasi
dengan Tim Juri/Tim Ahli dilarang mengikuti sayembara.
3. Pemberian penjelasan
a. ULP/Pejabat Pengadaan beserta Tim Juri/Tim Ahli menjelaskan seluruh ketentuan Sayembara
kepada peserta di tempat dan waktu yang ditentukan dalam pengumuman.
b. Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk meno-
lak/menggugurkan peserta.
c. Pemberian penjelasan hanya dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
d. Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai :
i. Waktu, tempat dan cara pemasukan proposal;
ii. Dokumen yang harus dilampirkan dalam proposal;
iii. Persyaratan sayembara;
iv. Unsur-unsur yang dinilai oleh tim juri/tim ahli;
v. Surat perjanjian yang akan digunakan (apabila diperlukan); dan
vi. Pagu anggaran dan rincian imbalan/hadiah.
e. Pemberian penjelasan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari ULP/Pejabat Pengadaan dan/atau Tim
Juri/Tim Ahli, serta keterangan lain, dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP)
yang ditandatangani oleh anggota pokja ULP/Pejabat Pengadaan dan Tim Juri/Tim Ahli yang
hadir.
f. Pemberian penjelasan dilakukan dengan cara :
i. Penjelasan administrasi dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan ; dan
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
4. Pemasukan Proposal
a. Metode pemasukan dan tata cara pembukaan proposal harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan
dalam Dokumen Sayembara.
b. Pemasukan proposal yang berisi: persyaratan administrasi, proposal teknis dilakukan pada tempat,
hari, tanggal, dan waktu sesuai yang ditentukan dalam pengumuman.
c. Peserta sayembara dapat menyampaikan lebih dari 1 (satu) proposal.
d. Dokumen proposal terdiri persyaratan administrasi, dan proposal teknis :
i. Persyaratan administrasi meliputi :
1. Proposal ;
2. Salinan kartu indentitas untuk perorangan/kelompok, akte pendirian badan usaha, surat
keputusan pembentukan lembaga atau surat identitas lainnya ; dan
3. Salinan NPWP.
ii. Proposal teknis, berisi :
1. Rancangan pekerjaan jasa konsultansi yang disayembarakan ;
2. Keterangan tentang spesifikasi dan metode pembuatan/ pelaksanaannya.
e. Proposal disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, yang terdiri dari: proposal asli 1 (satu) rangkap dan
salinannya 1 (satu) rangkap ditandai “ASLI” dan “REKAMAN”.
f. Semua proposal dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis “Proposal Sayembara”, nama paket
pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta disampaikan kepada ULP/Pejabat Pengadaan.
g. Peserta menyampaikan langsung proposal kepada ULP/Pejabat Pengadaan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
h. Peserta dapat menyampaikan proposal melalui pos/jasa pengiriman dengan ketentuan sudah
diterima ULP/Pejabat pengadaan sebelum batas akhir pemasukan proposal dengan segala risiko
keterlambatan dan kerusakan menjadi risiko peserta.
i. Dalam hal proposal disampaikan melalui pos/jasa pengiriman, maka sampul penutup dimasukkan ke
dalam sampul luar yang hanya mencantumkan alamat ULP/Pejabat Pengadaan.
j. Untuk Proposal yang diterima melalui pos/jasa pengiriman :
i. ULP/Pejabat Pengadaan mencatat waktu dan tanggal penerimaan proposal pada sampul luar
dan memasukkan ke dalam kotak; dan
ii. Apabila diterima terlambat, proposal tidak diikutkan dalam sayembara.
k. ULP/Pejabat Pengadaan membuat tanda terima proposal.
l. ULP/Pejabat pengadaan menolak semua proposal yang masuk setelah batas akhir pemasukan proposal.
m. Proposal yang telah diterima, tidak dapat ditarik/diganti/diubah/ditambah oleh peserta say-
embara setelah batas akhir pemasukan proposal.
n. Pada batas akhir pemasukan proposal, salah satu anggota pokja ULP/Pejabat Pengadaan me-
nutup daftar tanda terima proposal dengan mencoret tepat dibawah daftar peserta sayembara terakhir
serta membubuhkan tanda tangan.
o. ULP/Pejabat Pengadaan menyatakan dihadapan para peserta bahwa saat pemasukan proposal
telah ditutup, menolak proposal yang terlambat dan/atau tambahan proposal, kemudian di-
lanjutkan dengan rapat pembukaan proposal.
p. ULP/Pejabat pengadaan dilarang mengubah tempat dan batas akhir pemasukan proposal, kecuali
terjadi keadaan kahar di lokasi pemasukan proposal.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
q. Perubahan batas akhir pemasukan proposal karena terjadi keadaan kahar dituangkan dalam
Adendum Dokumen Sayembara dan disampaikan kepada seluruh peserta.
5. Pembukaan Proposal
a. Pembukaan proposal pada hari yang sama segera setelah batas akhir pemasukan proposal.
b. ULP/Pejabat pengadaan tidak boleh menggugurkan proposal peserta pada waktu pembukaan
kecuali untuk yang terlambat menyampaikan proposal.
c. Setelah pembukaan proposal, ULP/Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi terhadap persyaratan
administrasi berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Sayembara.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
Kewenangan untuk menyatakan dan menetapkan bahwa pelaksanaan lelang dinyatakan gagal pada
pemilihan semua penyedia barang maupun jasa berada pada :
1. ULP
2. KPA/PA
3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya
K
G.1 Pada Pelelangan etentuan-ketentuan untuk menyatakan pelelangan gagal pada
Jasa Konsultansi dasarnya hampir sama dengan ketentuan pelelangan gagal pada
Berbentuk Badan pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, teru-
Usaha tama untuk hal-hal yang bersifat umum. Di bawah ini adalah ketentuannya
dan yang dicetak miring adalah yang sama dengan ketentuan yang ada pada
G.2 Pada Pelelangan Jasa pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya, yaitu :
Konsultansi
1. ULP menyatakan pelelangan gagal bila :
Berbentuk
a. Jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 5 (lima) untuk
Perorangan
Seleksi Umum atau kurang dari 3 (tiga) untuk Seleksi Sederhana;
b. Seluruh peserta yang masuk sebagai Calon Daftar Pendek tidak ha-
dir dalam pembuktian kualifikasi;
c. Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang
dari 3 (tiga);
d. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha
yang tidak sehat;
e. Semua penawaran biaya terkoreksi yang disampaikan peserta melam-
paui pagu anggaran, kecuali untuk Metode Evaluasi Kualitas;
f. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
g. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak ses-
uai dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau kesalahan substansi dokumen pengadaan ternyata benar.
h. Calon Pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak hadir
dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya; atau
i. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan pemenang dan pe-
menang cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan pada pemilihan
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya menyatakan pelelangan gagal, ketentuannya
sama dengan ketentuan pada pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
4. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan pada pemilihan
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
Ketentuan-ketentuan tindak lanjut yang harus dilakukan setelah terjadinya kegagalan disajikan dalam
tabel 1 .
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Tabel 1 Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Badan
Dokumen pengadaan harus diubah Perubahan dokumen pengadaan, maka seleksi diproses seperti seleksi baru
Jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang • Pengumuman ulang prakualifikasi untuk menambah peserta baru
dari 5 (lima) untuk seleksi umum atau kurang dari 3 • Peserta yang sudah lulus tidak perlu dinilai ulang, kecuali ada perubahan Dokumen Kualifikasi
(tiga) untuk Seleksi sederhana
Peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran • Mengundang peserta lain yang lulus kualifikasi dan tidak masuk daftar pendek untuk memasukkan
kurang dari 3(tiga) dan tidak ada lagi peserta yang penawaran.
lulus penilaian kualifikasi pada urutan berikutnya • Pengumuman ulang prakualifikasi bila masih kurang dari 3 (tiga)
Seluruh peserta yang masuk sebagai Calon daftar • Mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta kecuali peserta yang tidak
Pendek tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi hadir dalam pembuktian kualifikasi, untuk memasukkan kembali persyaratan kualifikasi
• Melakukan pengumuman seleksi ulang untuk mengundang peserta baru
Dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha Dilakukan evaluasi ulang atau pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru selain peserta yang
yang tidak sehat telah memasukkanpenawaran. Peserta yang terlibat dimasukkan dalam daftar hitam
• Semua penawaran biaya terkoreksi yang
disampaikan peserta melampaui pagu anggaran,
kecuali untuk Metode Evaluasi Kualitas
• Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi Melakukan seleksi ulang
penawaran
• Pelaksanaan seleksi melanggar Peraturan
Presiden ini
Sanggahan dari peserta dan/atau pengaduan ma- • Dilakukan penggantian pejabat dan/atau anggota ULP yang terlibat
syarakat atas terjadinya penyimpangan ketentuan • mengundang ulang semua peserta untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (adminis-
dan prosedur perpres 54 dan yang telah ditetapkan trasi, teknis dan biaya)
dalam Dokumen Kualifikasi atau Dokumen Pemi- • PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP yang terlibat, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan
lihan ternyata benar perundang-undangan
Sanggahan dari peserta terhadap Dokumen Memperbaiki Dokumen Pengadaan dan melakukan seleksi ulang dengan mengumumkan kembali dan
Pengadaan yang tidak sesuai dengan Perpres ini mengundang peserta baru selain peserta lama yang telah masuk dalam daftar peserta
dan/atau sanggahan dari peserta atas kesalahan Dilakukan seleksi ulang dengan cara :
substansiDokumen Pengadaan ternyata benar • Mengundang peserta yang memenuhi syarat
Pemenang dan calon pemenang cadangan 1dan (tidak termasuk yang mengundur-kan diri)
2 tidak hadir dalam acara klarifikasi dan negosiasi • Peserta yang mengudurkan diri tanpa alasan atau alasan tidak diterima, maka diberi sangsi masuk
teknis dan biaya atau mengundurkan diri dari dalam Daftar Hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya
penunjukan pemenang
Tidak tercapai kesepakatan dengan pemenang dan Seleksi ulang dengan cara :
pemenang cadangan 1 dan 2 dalam acara klarifikasi • Mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru,
dan negosiasiteknis dan biaya apabila yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta
• Mengundang peserta lain yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru
dan mengumumkan kembali untuk mendapatkan peserta baru bila yang memenuhi syarat kurang
dari 3 (tiga) peserta.
Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKNdari • Bila ada PA, KPA, PPK dan anggota ULP yang terlibat, maka pejabat ybs diganti terlebih dahulu kemu-
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dian ULP :
ternyata benar (1)Mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta yang tidak terlibat KKN,
untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau
(2)Melakukan pengumuman seleksi ulang untuk mengundang peserta baru.
• Bila tidak ada pejabat yang terlibat juga dilakukan hal yang seperti di atas.
• Dalam hal ULP menemukan indikasi kuat adanya KKN
untuk menyampaikan penawaran harga yang baru, apabila yang memenuhi syarat sama dengan atau
lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang mengundurkan diri)
• Mengundang peserta lain yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru
dan mengumumkan kembali untuk mendapatkan peserta baru bila yang memenuhi syarat kurang
dari 3 (tiga) peserta
diantara para peserta, maka ULP:
(1) Meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa rincian Biaya Langsung Personil dan Biaya
Langsung Non-Personil serta membandingkan dengan biaya-biaya untuk pekerjaan sejenis yang
terdekat;
(2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN; dan
(3) Menghentikan proses seleksi, apabila hasil penelitian danpemeriksaan mengarah kepada terjadinya
KKN.
• Peserta yang terlibat KKN dikenakan sanksi :
(1) Dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya; dan
(2) Pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP yang terlibat KKN, dikenakansanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam seleksi ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) • Bila peserta yang memasukan penawaran hanya 2 (dua); dilanjutkan dengan negosiasi harga
• Bila peserta yang memasukkan hanya 1 (satu), dilanjutkan seperti proses Penunjukan Langsung
• Bila waktu sudah tidak mencukupi, anggaran dikembalikan ke negara
Seleksi ulang mengalami kegagalan • Bila waktu masih cukup dapat dilakukan pelelangan kembali setelah mengkaji kegagalan
• Bila waktu masih cukup PA/KPA mengusulkan revisi anggaran untuk pekerjaan lain..
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
K
G.1 Pada Pelelangan Jasa etentuan-ketentuan untuk menyatakan pelelangan gagal pada
Konsultansi dasarnya hampir sama dengan ketentuan pelelangan gagal pada
Berbentuk Badan pemilihan penyedia jasa konsultansi berbentuk badan. Berikut ini
Usaha yang dicetak miring sama dengan pemilihan penyedia jasa konsultansi
berbentuk badan, yaitu :
G.2 Pada Pelelangan
1. ULP menyatakan pelelangan gagal bila :
Jasa Konsultansi
Berbentuk a. Jumlah peserta yang mendaftar pascakualifikasi kurang dari 3
Perorangan (tiga);
b. Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang
dari 3 (tiga);
c. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha
yang tidak sehat;
d. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
e. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang
tidak sesuai dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar; atau kesalahan substansi dokumen
pengadaan ternyata benar.
f. Calon Pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak
hadir dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya; atau
g. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.
Hal-hal yang harus dilakukan PA/KPA, PPK dan UPL setelah menyatakan
pelelangan gagal juga sama dengan yang harus dilakukan pada jasa kon-
sultansi berbentuk badan. Ketentuan-ketentuan tindak lanjut setelah
pelelangan dinyatakan gagal dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Tabel 2 Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Pada Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
B
H.1 Menyusun Kontrak entuk-bentuk perjanjian atau dalam Perpres 54/2010 disebut sebagai
bukti perjanjian terdiri dari 4 (empat) jenis dan hal ini sudah dijelaskan
pada Modul 2 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian-1.
H.2 Persiapan Ketentuan-ketentuan dalam menyusun kontrak dapat dilihat pada Modul 2
Pelaksanaan Kontrak tersebut. Pada bagian ini akan diuraikan tentang isi atau materi yang harus
tertuang dalam kontrak.
H.1.1 Surat Perjanjian atau Kontrak
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
Isi Surat Perintah Kerja pada dasarnya sama dengan isi Perjanjian atau Kontrak yang isinya sama dengan
SPK untuk pengadaan barang.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
S
H.1 Menyusun Kontrak etelah surat perjanjian ditandatangani PPK dan penyedia barang/
jasa, selanjutnya PPK melakukan langkah-langkah persiapan untuk
H.2 Persiapan
melaksanakan kontrak. Langkah-langkah yang harus dilakukan PPK
Pelaksanaan untuk persiapan sebelum pelaksanaan kontrak adalah sebagai berikut :
Kontrak a. Membuat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b. Penyusunan program mutu.
c. Melakukan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
d. Mobilisasi.
e. Pemeriksaan personil dan peralatan.
f. Melakukan pemerikasaan lapangan.
g. Perubahan personil dan peralatan yang diajukan penyedia (untuk
bentuk badan).
h. Penggantian personil berdasarkan perintah PPK (untuk bentuk badan).
i. Pembayaran uang muka.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
4. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak yang ditandatangani oleh seluruh peserta rapat.
d. Mobilisasi
1. Penyedia melakukan mobilisasi setelah tanggal dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
2. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan tenaga ahli ;
b. mendatangkan tenaga pendukung ; dan/atau
c. menyiapkan peralatan pendukung ;
3. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
e. Pemeriksaan Personil dan Peralatan
1. Pemeriksaan (inspeksi) personil dan peralatan harus dilaksanakan setelah personil dan peralatan
tiba di lokasi pekerjaan serta dibuatkan Berita Acara Hasil Inspeksi/Pemeriksaan yang ditanda-
tangani oleh PPK dan penyedia.
2. Dalam pemeriksaan personil dan peralatan, PPK dapat dibantu Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung.
3. Bila hasil inspeksi/pemeriksaan personil dan peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan,
maka penyedia dapat melaksanakan pekerjaan dengan syarat personil dan peralatan yang belum
memenuhi syarat harus diganti sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
4. Apabila dalam pemeriksaan personil dan peralatan mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka
harus dituangkan dalam bentuk adendum Kontrak.
f. Pemeriksaan Lapangan
1. Apabila diperlukan, PPK bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lapangan untuk
melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan.
2. Untuk pemeriksaan lapangan, PPK dapat dibantu Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung.
3. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan yang ditanda-
tangani oleh PPK dan penyedia.
4. Apabila dalam pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka harus dituangkan
dalam adendum Kontrak.
g. Perubahan Personil dan Peralatan yang diajukan oleh Penyedia (hanya untuk bentuk Badan)
1. Penyedia dapat mengajukan penggantian personil dan/atau peralatan kepada PPK.
2. Penyedia tidak dibenarkan melakukan penggantian personil dan/atau peralatan tanpa persetujuan PPK.
3. PPK meneliti permohonan perubahan personil dan/atau peralatan, dengan ketentuan :
a. Menyetujui permohonan perubahan personil dan/atau peralatan bila alasan yang
diajukan dianggap sesuai ;
b. Tidak mengurangi kualifikasi tenaga ahli yang ditawarkan, dan tidak menambah nilai kontrak.
Untuk kontrak biaya satuan (time based), biaya langsung personil harus disesuaikan
dengan gaji dasar tenaga ahli yang menggantikan.
c. Menolak permohonan perubahan personil dan/atau peralatan bila alasan yang diajukan di
anggap tidak sesuai.
4. Untuk mengajukan permohonan penggantian personil, penyedia diwajibkan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil yang diusulkan dan disertai alasan penggantian personil
yang bersangkutan.
5. Dalam rangka penilaian usulan penggantian personil dan/atau peralatan, PPK dapat dibantu
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
h. Penggantian Personil Penyedia atas Perintah PPK (hanya untuk bentuk badan)
1. Personil dari penyedia yang dianggap tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan baik atau berkelakuan tidak baik, harus segera dilakukan perintah penggantian personil ke-
pada penyedia dengan kualifikasi keahlian personil yang sama atau lebih tinggi.
2. Dalam waktu maksimal 15 (lima belas) hari sejak perintah penggantian personil, harus sudah
menerima personil pengganti dari penyedia.
i. Pembayaran Uang Muka
Ketentuan pembayaran uang muka sama dengan pada persiapan pelaksanaan pengadaan barang.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
S
I.1 Pelaporan istem pelaporan dan tata cara pelaporan sama dengan pelaporan
pada pengadaan barang melalui penyedia barang (Lihat Modul 4).
Hal yang membedakan adalah laporan hasil pekerjaan. Pada Pekerjaan
I.2 Penyelesaian
Jasa Konsultansi adalah sebagai berikut :
Pekerjaan
• Penyedia wajib menyerahkan laporan dan dokumen sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Kontrak. Atas penerimaan laporan
dan dokumen tersebut dibuatkan tanda terima.
• PPK bersama penyedia melakukan pembahasan dan penilaian terhadap
laporan dan dokumen yang diserahkan oleh penyedia.
• PPK dan penyedia membuat berita acara hasil pembahasan dan penilaian
laporan.
• Jika terdapat kekurangan-kekurangan maka penyedia harus mem-
perbaiki dan menyelesaikan kekurangan-kekurangan sesuai yang
diinstruksikan oleh PPK dan menyerahkan laporan hasil perbaikan
kepada PPK.
• PPK menerima kembali penyerahan laporan yang telah diperbaiki oleh
penyedia (bila ada), dan membuat berita acara serah terima laporan
hasil perbaikan.
• Laporan Akhir dibuat dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan/atau file
(softcopy).
• Menyerahkan semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,
dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan
oleh penyedia berdasarkan kontrak ini dan menjadi hak milik PPK.
• Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir masa
kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen tersebut
beserta daftar rinciannya kepada PPK.
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
B. Seleksi Umum C. Penunjukan dan D. Seleksi Umum dan E. Penunjukkan Langsung H. Penyusunan
Seleksi Sederhana dan Pengadaan Lang- G. Pelelangan dan Persiapan
A. Pendahuluan Jasa Konsultansi Pengadaan Langsung F. Sayembara Gagal dan Tindak
Berbentuk Badan Konsultan Berbentuk Jasa Konsultansi Ber- sung Jasa Konsultansi Pelaksanaan
bentuk Perorangan Berbentuk Perorangan Lanjutnya Kontrak
Usaha Badan Usaha
I. Pelaporan dan
Penyelesaian J. Latihan Kelompok
Pekerjaan dan Tes
7
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
8
MODUL
PELAKSANAAN
PENGADAAN
BARANG/JASA
DENGAN
SWAKELOLA
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 3
Daftar Tabel 3
Tujuan Umum 4
Tujuan Khusus 4
A. Ketentuan Umum 5
A.1 Jenis Pekerjaan Swakelola 5
A.2 Penyelenggaraan Pekerjaan Swakelola 6
A.3 Para Pihak pada Penyelenggaraan Swakelola 8
A.3.1 Pelaksana Swakelola Oleh Penanggung Jawab Anggaran 9
A.3.2 Pelaksana Swakelola Oleh Intansi Pemerintah Lain – Pelaksana Swakelola (IPL-PS) 10
A.3.3 Pelaksana Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola (KM-PS) 11
B. Perencanaan Swakelola 12
C. Pelaksanaan Swakelola 17
DAFTAR gambar
DAFTAR tabel
MODUL
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
A. Ketentuan Umum
S
wakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/
atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain
dan/atau kelompok masyarakat.
B
A.1 Jenis Pekerjaan erdasarkan pada ketentuan pasal 26 Perpres 54/2010, jenis-jenis
Swakelola barang/jasa yang pengadaannya dapat dilakukan melalui swakelola
sudah tertentu. Dengan demikian pekerjaan yang tidak memenuhi
kriteria, tidak boleh diadakan melalui cara swakelola. Jenis-jenis pekerjaan
A.2 Penyelenggaraan
yang dimaksud adalah :
Pekerjaan Swakelola
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Contoh : pengangkutan/pengerukan sampah pada instalasi pompa, penimbunan daerah rawa dan
lain-lain.
5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan.
Contoh : pelatihan keahlian/keterampilan, kursus pengadaan barang/jasa pemerintah dan lain-lain.
6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survey yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Contoh : prototipe rumah tahan gempa, prototipe sumur resapan, dan lain-lain.
7. Pekerjaan survey, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium
dan pengembangan sistem tertentu.
Contoh : penyusunan/pengembangan peraturan perundang-undangan dan lain-lain.
8. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan.
Contoh : pencetakan ijazah, pembangunan bangunan rahasia, dan lain-lain.
9. Pekerjaan Industri Kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.
Contoh : pembuatan film animasi, pembuatan permainan interaktif dan lain-lain;
10. Penelitian dan pengembangan dalam negeri.
Contoh : penelitian konstruksi tahan gempa dan lain-lain; dan/atau
11. Pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan industri almatsus dalam negeri.
Contoh : pengembangan senjata keperluan militer dan lain-lain.
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
2. Dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah Lain dengan ketentuan K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran bertindak sebagai perencana dan pengawas.
3. Dilaksanakan oleh Kelompok Masyarakat dengan ketentuan :
a. Sasaran ditentukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran ;
b. Direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh Kelompok Masyarakat ;
c. Pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain (subkontrak).
Pola penyelenggaraan swakelola ini digambar secara diagram yang dapat dilihat pada gambar 1
berikut ini.
K/L/D/I
Penanggung
jawab
Anggaran
Penyelenggara
Swakelola
Instansi Kelompok
Pemerintah Masyarakat
Lain Pelaksana Pelaksana
Swakelola Swakelola
Untuk menyelenggarakan pengadaan barang/jasa melalui swakelola, ada 3 (tiga) tahapan yang
harus dilalui, yaitu :
1. Tahap Perencanaan.
2. Tahap Pelaksanaan.
3. Tahap Pengawasan.
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola untuk pelaksana
swakelola yang dilakukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran dapat dilihat pada gambar 2 berikut
ini.
PA/KPA-PJA
PPK ULP/PEJABAT
PENGADAAN
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
A.3.2 Pelaksana Swakelola Oleh Intansi Pemerintah Lain – Pelaksana Swakelola (IPL-PS)
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola untuk pelaksana
swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola dapat dilihat pada
gambar 3 berikut ini dan gambar 4. Pada Gambar 3 bila pada IPL-PS belum terbentuk ULP, sedangkan pada
gambar 4 bila ILP-PS sudah mempunyai ULP.
KOORDINASI PIMPINAN
PA/KPA-PJA IPL-PS
TIM TIM
PERENCANA PENGAWAS
Gambar 3 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Instansi Lain Pelaksana Swakelola Bila Belum
Ada ULP Pada IPL-PS
KOORDINASI PIMPINAN
PA/KPA-PJA IPL-PS
KONTRAK TIM
PPK PELAKSANA ULP
TIM TIM
PERENCANA PENGAWAS
Gambar 4 Struktur Organisasi Swakelola Oleh Instansi Lain Pelaksana Swakelola Bila
Sudah Ada ULP Pada IPL-PS
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Hubungan para pihak bila digambarkan dalam bentuk struktur organisasi swakelola untuk pelaksana
swakelola yang dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dapat dilihat pada gambar 5
berikut ini.
PA/KPA-PJA
KONTRAK PIMPINAN
PPK KELOMPOK
MASYARAKAT
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
B. Perencanaan Swakelola
T
ahapan perencanaan swakelola merupakan tahap persiapan yang harus dilakukan untuk melak-
sanakan swakelola. Untuk setiap pola penyelenggaraan swakelola yang dilaksanakan oleh K/L/D/I
Penanggung Jawab Anggaran, Instansi Pemerintah Lain maupun oleh Kelompok Masyarakat
aktivitas, urutan tahapannya agak berbeda. Akan tetapi keluaran yang dihasilkan pada tahap perencanaan
adalah sama.
Tahapan perencanaan swakelola dapat dilihat secara diagram pada Gambar 6 berikut ini.
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
1 2 3
MULAI
1 2 3
Penawaran Tertulis
Pengadaan kontrak
Penyusunan KAK
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Tahapan-tahapan perencanaan swakelola yang digambarkan pada gambar 2 tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Tabel 1 Pembentukan Tim Swakelola, Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga, serta Pembentukan Panitia
Pengadaan
Pembentukan Semua unsur tim 1) Tim Perencana dan Tim 1) Kelompok Masyarakat ditetapkan oleh
Tim Swakelola swakelola terdiri Pengawas yang berasal PA/KPA.
dari pegawai K/L/ dari instansi Penanggung- 2) Tim Swakelola diangkat oleh Penang-
D/I penanggung jawab Anggaran dan Instansi gungjawab Kelompok Masyarakat sesuai
jawab anggaran Pemerintah lain Pelaksana dengan struktur organisasi Swakelola.
Swakelola,
diangkat oleh PPK.
2) Tim Pelaksana diangkat
oleh Instansi Pemerintah lain
Pelaksana Swakelola;
Rencana 1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa Lainnya, pera- 1) Dalam hal diperlukan bahan, Jasa
Pengadaan latan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseoran- Lainnya, peralatan/suku cadang dan/
dan Kebutuhan gan tertentu, dapat dilakukan kontrak/sewa atau tenaga ahli perseorangan, dapat di-
Tenaga Kerja tersendiri. Sebelum dilakukan kontrak/sewa, proses lakukan kontrak/sewa tersendiri dengan
pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan yang memperhatikan prinsip-prinsip dan etika
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan. pengadaan sebagaimana diatur dalam
2) Jumlah tenaga ahli perseorangan tidak boleh Peraturan Presiden 54/2010.
melebihi 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah 2) Penyusunan jadwal rencana pen-
keseluruhan pegawai K/L/D/I yang terlibat dalam gadaan dilaksanakan dengan dengan
kegiatan Swakelola. memperhatikan batas akhir tahun ang-
3) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilak- garan/batas akhir efektifnya anggaran.
sanakan dengan dengan memperhatikan batas akhir 3) Rencana pengadaan harus memper-
tahun anggaran/batas akhir efektifnya anggaran. timbangkan syarat teknis dan metode
4) Swakelola tertentu dapat dilaksanakan melebihi 1 pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
(satu) tahun anggaran. dalam Dokumen Pengadaan.
5) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan 4) Rencana kebutuhan tenaga kerja
syarat teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan harian disusun berdasarkan rencana
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. pelaksanaan pekerjaan.
6) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun
berdasarkan rencana pelaksanaan pekerjaan
Pembentukan Bila ULP belum diben- Bila ULP pada Instansi 1) Panitia/Pejabat Pengadaan diangkat
Panitia /Pejabat tuk, panitia/Pejabat Pemerintah lain Pelaksana oleh Penanggungjawab Kelompok Ma-
Pengadaan Pengadaan diangkat Swakelola belum dibentuk, syarakat untuk melakukan pengadaan
oleh PA/KPA untuk Panitia/Pejabat Pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam
melakukan Pengadaan dari unsur instansi Pen- pelaksanaan Swakelola.
Barang/Jasa yang dibu- anggungjawab Anggaran 2) Panitia / Pejabat Pengadaan diper-
tuhkan dalam pelaksa- dan Instansi Pemerintah bolehkan bukan PNS.
naan Swakelola lain Pelaksana Swakelola,
diangkat oleh PA/KPA un-
tuk melakukan Pengadaan
Barang/Jasa yang dibutuh-
kan dalam pelaksanaan
Swakelola
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
1. Penawaran Tertulis.
Setelah diidentifikasi kebutuhan pengadaan barang/jasa dan ditetapkan kebijakan bahwa pelaksana
swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain, maka PA/KPA menawarkan secara tertulis kegiatan Swakelola
kepada instansi pemerintah lain yang diyakini mampu dengan melampirkan KAK, jadwal pelaksanaan dan
rincian anggaran biaya.
2. Studi Terhadap KAK.
Instansi pemerintah lain tersebut mempelajari KAK, jadwal pelaksanaan dan rincian anggaran biaya.
3. Persetujuan Instansi Lain.
Apabila PA/KPA dan pihak instansi pemerintah lain tersebut sepakat, dapat dibuat naskah kerjasama
atau Nota Kesepahaman mengenai pelaksanaan pekerjaan Swakelola.
4. Pengadaan Kontrak.
PPK mengadakan Kontrak dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah lain Pelaksana
Swakelola, berdasarkan Nota Kesepahaman. Isi Kontrak paling paling kurang adalah :
a. Para pihak;
b. Pokok pekerjaan yang diswakelolakan;
c. Nilai pekerjaan yang diswakelolakan;
d. Jangka waktu pelaksanaan; dan
e. Hak dan kewajiban para pihak.
Selanjutnya mempunyai langkah yang sama untuk membuat perencanaan lebih lanjut seperti yang
digambarkan pada gambar 2 di atas.
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
C. Pelaksanaan Swakelola
P
engadaan Barang/jasa dengan cara swakelola terdiri dari sejumlah tahap seperti yang digam-
barkan pada gambar 7. Tahapan tersebut hampir sama untuk seluruh pelaksana swakelola.
Perbedaan hanya terdapat pada cara pembayaran antara Swakelola yang dilaksanakan oleh
K/L/D/I penanggung jawab anggaran dan instansi pemerintah lain pelaksana swakelola dengan cara
pembayaran swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola.
Mulai
3. Pembayaran
Selesai
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
2.Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan :
a. Pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan
dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan dengan menggunakan metode pengadaan yang sesuai.
b. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap atau keseluruhan sesuai dengan kebutuhan,
lokasi pekerjaan dan kapasitas penyimpanan.
3. Pembayaran :
a. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar
hadir pekerja atau dengan cara upah borong.
b. Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila diperlukan) dilakukan berdasarkan kontrak
konsultan perseorangan atau tanda bukti pembayaran.
c. Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan berdasarkan kontrak pengadaan
barang.
Ketiga poin di atas berlaku untuk kegiatan swakelola untuk seluruh pola penyelenggaraan swakelola. Hal-
hal yang berbeda terkait dengan pembayaran ini disajikan pada tabel 2 berikut ini.
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Uang Persediaan (UP) / Uang Instansi pemerintah lain Penyaluran dana kepada
Muka Kerja diajukan untuk dapat mengajukan Uang Kelom-pok Masyarakat
kegiatan yang bukan beban Persediaan (UP) / Uang dilakukan secara bertahap,
tetap dan dipertanggungjaw- Muka kerja untuk kegiatan dengan ketentuan sbb :
abkan secara berkala, paling beban sementara dan a) diberikan 40% dari
lambat 30 (tiga puluh) hari dipertanggungjawabkan keseluruh-an dana apabila
setelah diterima. secara berkala, paling Kelompok Masyarakat telah siap
lambat 30 melak-sanakan Swakelola;
(tiga puluh) hari setelah b) diberikan 30% dari
diterima. keseluruh-an dana apabila
pekerjaan telah mencapai 30%
c) diberikan 30% dari
keseluruh-an dana apabila
pekerjaan telah mencapai 60%
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
P elaksanaan swakelola akan mendapatkan pengawasan dan evaluasi. Aktivitas pengawasan dan
evaluasi swakelola sama untuk setiap Penyelenggara swakelola.
D.1 Pengawasan
P
D.1 Pengawasan engawasan pekerjaan Swakelola dilakukan oleh Tim Pengawas
untuk mengawasi pekerjaan mulai dari persiapan sampai akhir
pelaksanaan pekerjaan Swakelola meliputi :
D.2 Evaluasi
1. Pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan.
2. Pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan untuk
mengetahui realisasi fisik pekerjaan lapangan meliputi :
a. Pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan, pemakaian
dan sisa bahan.
b. Pengawasan terhadap penggunaan peralatan/suku cadang untuk
menghindari tumpang tindih pemakaian di lapangan ; dan
c. Pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja/ahli agar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Pengawasan Keuangan yang mencakup cara pembayaran serta efisiensi
dan efektifitas penggunaan keuangan ; dan
4. Apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, PPK harus
segera mengambil tindakan.
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
D.2 Evaluasi
PPK
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
Latihan kelompok dan tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
8
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2010 9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
9
MODUL
PENGADAAN
BARANG/JASA DENGAN
PENDAYAGUNAAN
PRODUKSI DALAM NEGERI
& USAHA KECIL DAN DANA
PINJAMAN/HIBAH
LUAR NEGERI
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Tujuan Umum 3
Tujuan Khusus 3
PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI MODUL
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
P
A.1 Pendayagunaan enggunaan produksi dalam negeri dalam pengadaan barang/
Produksi Dalam jasa pemerintah sangat merupakan isu yang sangat penting. Hal
Negeri ini disebabkan oleh penggunaan produksi dalam negeri akan
membuat aktivitas perekonomian dalam negeri aktif. Kondisi ini di-
harapkan akan bermuara pada membaiknya tingkat kesejahteraan
A. 2 Pendayagunaan
masyarakat.
Usaha Kecil
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa diupayakan agar Penyedia Barang/Jasa dalam negeri bertin-
dak sebagai Penyedia Barang/Jasa utama, sedangkan Penyedia Barang/Jasa asing dapat berperan sebagai
sub-Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan.
Penggunaan tenaga ahli asing yang keahliannya belum dapat diperoleh di Indonesia, harus disusun
berdasarkan keperluan yang nyata dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin ter-
jadinya pengalihan keahlian pada tenaga kerja Indonesia.
Pengadaan Barang yang terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus di impor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang
telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus di impor
b. Peserta pengadaan diwajibkan membuat daftar barang yang di impor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada dokumen penawaran.
Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi yang terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan bagian
atau komponen yang masih harus di impor, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benarmencerminkan bagian atau komponen
yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus di impor
b. Pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam
negeri ; dan
c. Peserta pengadaan diwajibkan membuat daftar barang yang di impor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada dokumen penawaran.
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
Penyedia Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang di impor langsung, semaksimal
mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri.
Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran komponen dalam negeri pada setiap
Barang/Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Produk Dalam Negeri wajib digunakan jika terdapat Penyedia Barang/Jasa yang menawarkan Barang/
Jasa dengan nilai TKDN ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat
puluh perseratus). Ketentuan ini hanya diberlakukan dalam Pengadaan Barang/Jasa diikuti oleh paling
sedikit 3 (tiga) peserta Pengadaan Barang/Jasa produk dalam negeri.
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa tersebut hanya dapat diikuti oleh Barang/Jasa produksi dalam
negeri sepanjang Barang/Jasa tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, harga
yang wajar dan kemampuan penyerahan hasil Pekerjaan dari sisi waktu maupun jumlah. TKDN mengacu
pada Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang diterbitkan oleh Kementerian yang
membidangi urusan perindustrian.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri
yang membidangi urusan perindustrian dengan tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/
Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai pinjaman luar negeri melalui Pelelangan Internasional.
Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa
yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai diatas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar atau
sama dengan 25% (dua puluh lima perseratus).
Barang produksi dalam negeri tersebut tercantum dalam Daftar Barang Produksi Dalam Negeri yang
dikeluarkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian.
Preferensi harga untuk Barang produksi dalam negeri paling tinggi 15% (lima belas perseratus).
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh Kontraktor nasional adalah 7,5%
(tujuh koma lima perseratus) diatas harga penawaran terendah dari Kontraktor asing.
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sama, penawar dengan TKDN
terbesar adalah sebagai pemenang.
Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh ULP untuk
keperluan perhitungan HEA guna menetapkan peringkat pemenang Pelelangan/Seleksi.
APIP segera melakukan langkah serta tindakan yang bersifat kuratif/perbaikan, dalam hal terjadi ketidak-
sesuaian dalam penggunaan produksi dalam negeri, termasuk audit teknis (technical audit) berdasarkan
Dokumen Pengadaan dan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang bersangkutan.
Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyatakan adanya ketidaksesuaian
dalam penggunaan Barang/Jasa produksi dalam negeri, Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi sesuai
dengan Peraturan Presiden ini.
PPK yang menyimpang dari ketentuan ini dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pendayagunaan Usaha Kecil
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
D
A.1 Pendayagunaan alam Pengadaan Barang/Jasa, PA/KPA wajib memperluas peluang
Produksi Dalam Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil. Dalam proses
Negeri perencanaan dan penganggaran kegiatan, PA/KPA mengarahkan
dan menetapkan besaran Pengadaan Barang/Jasa untuk Usaha Mikro dan
A. 2 Pendayagunaan
Usaha Kecil serta koperasi kecil.
Usaha Kecil
Nilai paket pekerjaan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lain-
nya sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah),
diperuntukan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil, kecuali
untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat
dipenuhi oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil.
Perluasan peluang Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil
melalui Pengadaan Barang/Jasa ditetapkan sebagai berikut :
a. Setiap awal Tahun Anggaran, PA/KPA membuat rencana Pengadaan
Barang/Jasa dengan sebanyak mungkin menyediakan paket-paket
pekerjaan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil ;
dan
b. PA/KPA menyampaikan paket pekerjaan kepada instansi yang mem-
bidangi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil disetiap
provinsi/kabupaten/kota.
Pembinaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil meliputi upaya
untuk meningkatkan pelaksanaan kemitraan antara usaha non-kecil dengan
Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil di lingkungan instansinya.
Rp. 5.000,-
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
P
B.1 Pengadaan injaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam
dengan Pinjaman/ berbentuk devisa dan /atau devisa yang dirupiahkan, rupiah ,maupun
Hibah Luar Negeri dalam bentuk barang dan/jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman
luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu (Pasal 1
B. 2 Naskah Perjanjian
ayat (4) PP No 02 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Dan/
Luar Negeri dan Atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Kredit Ekspor Negeri).
B.3 Pelelangan Hibah Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk
Internasional dan devisa dan/atau devisa yang dirupaiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk
Keikutsertaan Asing
barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang
tidak perlu dibayar kembali (Pasal 1 ayat (7) PP No 02 Tahun 2006 Tentang
Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri).
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
Kriteria dan tata cara evaluasi dalam Dokumen Pengadaan mencantumkan rumusan peran serta Penyedia
Barang/Jasa nasional dan preferensi harga yang ditetapkan. Dalam penyusunan rancangan Kontrak, perlu
dicantumkan kewajiban penggunaan produksi dalam negeri.
PPK dalam melaksanakan pekerjaan yang dibiayai dari PHLN, wajib memahami :
a. Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri (NPPLN)/ Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri (NPHLN)
atau dokumen kesepahaman ; dan
b. Ketentuan-ketentuan pelaksanaan proyek Pengadaan Barang/Jasa setelah NPPLN/NPHLN disepakati
Pemerintah Republik Indonesia dan pemberi pinjaman/hibah.
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai oleh Lembaga Penjamin Kredit Ekspor/Kredit Swasta Asing dilaku-
kan melalui Pelelangan/Seleksi internasional. Pengadaan Barang/Jasa harus merupakan proyek prioritas yang
tercantum dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Hibah Luar Negeri (DRPPHLN).
Dalam Pengadaan Barang/Jasa yang dananya bersumber dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor,
peserta Pelelangan/Seleksi internasional memasukkan penawaran administratif, teknis, harga
dan sumber pendanaan beserta persyaratannya sesuai dengan ketentuan dan norma yang ber-
laku secara internasional. Evaluasi penawaran sumber pendanaan dilakukan dengan metode
N
B.1 Pengadaan askah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri adalah naskah perjanjian
dengan Pinjaman/ atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan me-
Hibah Luar Negeri ngenai Pinjaman Luar Negeri antara Pemerintah dengan Pemberi
Pinjaman Luar Negeri (Pasal 1 ayat (10) PP No 02 Tahun 2006 Tentang Tata
B. 2 Naskah Perjanjian
Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan
Luar Negeri dan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri).
Kredit Ekspor
Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri adalah naskah perjanjian atau nas-
B.3 Pelelangan Interna- kah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai Hibah
sional dan Keikut- Luar Negeri antara Pemerintah dengan Pemberi Hibah Luar Negeri (Pasal
sertaan Asing
1 ayat (11) PP No 02 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
Dan/Atau Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman Dan /Atau Hibah
Luar Negeri).
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
B.1 Pengadaan
dengan Pinjaman/
Hibah Luar Negeri
P engadaan barang/jasa pemerintah melalui pelelangan/seleksi inter-
nasional dilakukan dengan mengikuti ketentuan berikut ini :
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
Latihan kelompok dan tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
9
& USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
201010
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
10
MODUL
PENGGUNAAN
E-PROCUREMENT
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
Kembali ke Halaman Utama
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 2
Tujuan Umum 3
Tujuan Khusus 3
A. Pendahuluan 4
B. E-Procurement 8
C. E-Tendering 9
D. E-Purchasing 10
E. Tes 11
DAFTAR gambar
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
A. PENDAHULUAN
P
engadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan secara elektronik. Pengadaan secara elek-
tronik (e-Procurement) adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunak-
an teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik dilakukan dengan cara e-tendering atau e-purchasing. Pengadaan
Barang/Jasa secara Elektronik berpedoman pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik dikembangkan oleh LKPP. LKPP menetap-
kan arsitektur sistem informasi yang mendukung penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
secara elektronik. Untuk itu, LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional.
Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk
menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
LPSE wajib menyusun dan melaksanakan standar prosedur operasional serta menandatangani kesepakatan
tingkat pelayanan (Service Level Agreement) dengan LKPP. LKPP melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional. K/L/D/I wajib menayangkan rencana
Pengadaan dan pengumuman Pengadaan di website K/L/D/I masing-masing dan Portal Pengadaan
Nasional melalui LPSE. Website masing-masing K/L/D/I wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk
memperoleh informasi pengadaan
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
5. Dalam rangka memperkuat dasar hukum pelaksanaan e-Procurement, pemohon harus menerbitkan
Peraturan Kepala Daerah tentang Implementasi e-Procurement atau peraturan lain yang
memungkinkan e-Procurement diberlakukan di institusi pemohon.
6. Diinformasikan bahwa untuk implementasi e-Procurement pemohon dapat memilih satu dari 2 (dua)
jenis LPSE, yaitu:
a) LPSE Sistem Provider
Pada LPSE Sistem Provider ini memiliki organisasi sebagaimana tersebut pada huruf b, dan mem-
punyai, mengelola dan memelihara perangkat keras yang tidak terbatas pada perangkat jaringan
dan server yang telah terinstalasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Adapun selain fungsi diatas yang merupakan tugas dari Bidang Administrasi Sistem Informasi,
LPSE dengan tipe ini juga melaksanakan fungsi lainnya, misal:
1) Sosialisasi kepada PPK/Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa;
2) Pelatihan kepada PPK/Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa;
3) Melayani PPK/Panitia Pengadaan untuk mendapatkan kode akses
4) Melakukan verifikasi terhadap dokumen (Akta, SIUP, TDP, ijin usaha sesuai bidang, KTP Pemilik
dan/atau Direktur Perusahaan, dll.) penyedia barang/jasa yang sebelumnya telah melakukan
pendaftaran untuk mendapatkan kode akses secara online; dan fungsi-fungsi lainnya.
Dengan LPSE ini maka pemohon akan memiliki alamat website sendiri, misal: Pemohon berasal
dari Pemkot Tulungagung maka alamat website adalah www.lpse.kotatulungangung.go.id
Pada LPSE Service Provider ini fungsi mengelola server yang telah terinstalasi SPSE tidak diperlukan
karena LPSE tipe ini akan menginduk pada LPSE terdekat sehingga tidak memiliki alamat website
sendiri namun tetap menjalankan fungsi lainnya, misal: Pemohon berasal dari Pemkot Tasikmalaya
dengan alamat website www.lpse.jabarprov.go.id (alamat ini milik LPSE Provinsi Jawa Barat).
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
Fungsi LPSE:
1. Mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE);
2. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa;
3. Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa;
4. Menyediakan bantuan teknis untuk mengoperasikan SPSE kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/
jasa;
5. Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa.
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
B. E-Procurement
P
engadaan barang/jasa pemerintah pada pelaksanaannya dapat dilakukan secara elektronik
mengingat hal ini telah dimungkinkan melalui Keppres No 80 Tahun 2003 dan pada Perpres
No.54 Tahun 2010 ditegaskan pula, dan terhadap semua informasi, transksi elektronik pada
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik mengacu pada Undang-undang
nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.
Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan e-Tendering atau
e-Purchasing:
1. E-Tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka
dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem elektronik dengan
cara menyampaikan satu kali penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.
Para pihak yang terkait dengan E-Procurement dapat digambarkan seperti gambar berikut ini:
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
C. E-Tendering
E
-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan
dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elek-
tronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
D. E-Purchasing
E
-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik. E-purchasing
diselenggarakan dengan tujuan :
a. Terciptanya proses Pemilihan Barang/Jasa secara langsung melalui sistem katalog elektronik (E-Catalogue)
sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih Barang/Jasa pada pilihan
terbaik ; dan
b. Efisiensi biaya dan waktu proses Pemilihan Barang/Jasa dari sisi Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna
Barang/Jasa.
Dalam rangka e-Purchasing, LKPP akan menyelenggarakan sistem katalog elektronik (e-Catalogue)
sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga Barang/Jasa. Dalam rangka pengelolaan
sistem katalog elektronik, LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk Ba-
rang/Jasa tertentu. Berdasarkan Kontrak Payung (framework contract) tersebut, LKPP akan menayang-
kan daftar barang beserta spesifikasi dan harganya pada sistem katalog elektronik dengan alamat
www.e-katalog.lkpp.go.id.
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
E. Tes
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah