Anda di halaman 1dari 19

ZAKAT

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu
ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an Allah menerangkan zakat
beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah
menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan
shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat
dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah
maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab
itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan
puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah,
sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat
yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus
mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab
zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas dalam bab
selanjutnya.

B.     Rumusan Masalah 

1.      Bagaimana definisi/ pengertian zakat?

2.      Apa saja macam-macam zakat?

3.      Apa saja harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya?

4.      siapa saja yang berhak menerima zakat?

5.      Apa saja hikmah dari zakat?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah). Jika
diucapkan, zaka al-zar’, adalah tanaman tumbuh dan bertambah jika diberkati.
[1] Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci) Allah SWT.
berfirman:
    
Artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy Syams
[91]: 9).
Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah sebagian harta benda
yang wajib diberikan orang-orang yang tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar
harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.[2]
Adapun tentang zakat telah dijelaskan dalam al-Qur’an firman Allah Surah at-
Taubah ayat 103:
       
          
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka . . .” (QS. at-Taubah [9]: 103).
Maksud dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi bersih dari
kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta benda atau zakat itu akan
menyucikan orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahalanya.
Adapun dalan hadits diantaranya adalah:
‫ إِنَّكَ تَأْ تِى قَوْ ًمااَ ْه < َل‬:‫ى هللا َع ْنهُ إِلَى اليَ َم ِن قَا َل‬ ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَ َّما بَ َعا َذا ْبنَ َجبَ ٍل َر‬
<َ ‫ض‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫إِ َّن النَّب‬
َ‫ فَ<إِ ْن هُ ْم اَطَا ُعوْ الِ< َذ لِ<<كَ فَ<<ا َعلِ ْمهُ ْم أَنَ هللا‬. ِ‫ب فَ<<ا ْد ُعهُ ْم أِلَى َش<هَا َد ِةأَ ْن الَإِلَ<هَ إِالَّهللاُ َوأَنِّى َر ُس<وْ ُل هللا‬ ٍ ‫ِكتَ<<ا‬
<َ ‫ فَإِ ْن هُ ْم أَطَا ُعوْ الِ َذ لِكَ فَا ْعلِ ْمهُ ْم اَ َّن هللاَ اِ ْف‬. ‫ت فِى يَوْ ٍم َولَ ْيلَ ٍة‬
‫تضر‬ ٍ ‫صلَ َوا‬
َ ‫س‬ َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم َخ ْم‬ َ ‫َع َز َو َج َّل اِ ْفتَ َر‬
َ ِ‫ فَإِ ْن هُ ْم أَطَا ُعوْ ا لِ َذ ل‬, ‫ص َد قَةً فِى أَ ْم َوالِ ِه ْم ت َْؤ خَ ُذ ِم ْن أَ ْغنِيَا ىِ ِه ْم َوتُ َر ُّد إِلَى فُقَ َرا ىِ ِه ْم‬
‫ك َو َك َرا‬ َ ‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬
َ
)‫(رواه الجاعه ابن عباس‬   ٌ‫ْس بَ ْينَهَا َوبَ ْينَ هللاِ ِح َجا ب‬ ْ ‫َق َد ْع َوةَ ْال َم‬
َ ‫ظلُوْ ِ<م فَإِنَهُ لَي‬ <ِ ‫ َوات‬, ‫ىِ َم أَ ْم َوالِ ِه ْم‬
Artinya:
“Rasulullah sewaktu mengutus Sahabat Mu’adz bin Jabal ke negeri
Yaman (yang telah ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda: Engkau datang
kepada kaum ahli kitab ajaklah mereka kepada syahadat, bersaksi, bahwa
sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi
Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah taat untuk itu, beritahulah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka melakukan sholat lima
waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah taat untuk itu, beritahukanlah
kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka menzakati kekayaan
mereka. Yang zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagi-bagikan kepada
yang fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah
(janganlah) yang mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu bernilai
tinggi, sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu)
hindari do’anya orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara do’a itu
dengan Allah tidak terdinding (pasti dikabulkan).”[3]
Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak pemahaman,
diantaranya:
1.      Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
2.      Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan pemilikan
tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula.
3.      Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Ta’rifat mendefinisikan zakat sebagai
suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah bagi orang-orang Islam untuk
mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.
4.      Wahbah Zuhaili dalam karyanya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu mendefinisikan
dari sudut empat mazhab, yaitu:
-          Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta
yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan
zakat) kepada orang yang berhak menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan
sudah mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.
-          Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pula
sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syari’at senata-mata karena
Allah SWT.
-          Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau
benda dengan cara-cara tertentu.
-          Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang
diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk golongan yang tertentu dalam
waktu tertentu pula.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah penyerahan
atau penunaian hak yang wajib yang terdapat di dalam harta untuk diberikan kepada
orang-orang yang berhak seperti tertulis dalam Surat at-Taubah ayat 60 yaitu:
      
       
          
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-taubah [9]: 60).[4]

B.      Macam-Macam Zakat
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:
·         Zakat Fitrah,
Adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan. 
·         Zakat Maal (Zakat Harta )
Adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali
yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan,
hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi).
Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. [5]
C.    Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya 
Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
·         Zakat Maal (Zakat Harta)
1.      Emas, perak dan mata uang 
Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah: 

        


        
        
   
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. QS. at-Taubah [9]: 34 ).

Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:


-          Milik orang Islam 
-          Yang memiliki adalah orang yang merdeka 
-          Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
-          Sampai nishabnya
-          Genap satu tahun[6]

-          Nisab dan zakat emas 


Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96 gram )
zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram
atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun dimilikinya maka wajiblah
ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum
dalam hadits yang diterima dari Ali r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda :
َ ‫َت لَ<<كَ ِع ْش <رُوْ نَ ِد ْينَار‬
‫ًاو َح< ا َل‬ ْ ‫ فَإ ِ َذا َك<<ا ن‬,‫ك ِع ْش <رُوْ نَ ِد ْينَ<<ارًا‬ ِ َ‫ك َش <ى ٌء – يَ ْعنِى فِى ال < ِّذ ه‬
َ < َ‫ َحتَّى يَ ُك<<وْ نَ ل‬,‫ب‬ َ <‫ْس َعلَ ْي‬
َ ‫لَي‬
‫ (رواه‬.ُ‫ْس فِى َم<<ا ٍل زَ َك<<ا ةٌ َحتَّى يُ َح< وْ َل َغلَ ْي< ِه ْال َح< وْ ل‬ َ ‫ب َذ لَ<<كَ َولَي‬ ٍ ‫َعلَ ْيهَاالَ َحوْ ُل فَفِ ْيهَا نِصْ فُ ِد ْين‬
ِ ‫ فَ َما زَ ا َد فَبِ ِح َس<ا‬.‫َار‬
)‫أحمد وابودا ود والبيهقى و صحح البخاري وحسن الحا فظ‬.
Artinya:
“Tak ada kewajibanmu- yakni mengenai emas sampai kamu memiliki
dua puluh dinar. Jika milikmu sudah sampai dua puluh dinar, dan cukup
masa satu tahun, maka zakatnya setengah dinar. Dan kelebihannya
diperhitungkan seperti itu. Dan tidak wajib zakat pada suatu harta sampai
menjalani sampai satu tahun.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dinyatakan
sah oleh Bukhari dan sebagai hadits hasan oleh Hafizh).
-          Nishab dan zakat perak
Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 %
apabila telah dimiliki cukup satu tahun .Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan
oleh orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan, tidak wajib
dikelurkan zakatnya.
Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:
·         Pendapat imam Abu Hanifah : Berpendapat bahwa emas dan perak yang telah
dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
·         Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk dipakai
sendiri atau disewakan,atau kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya,maka tidak
wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan
atau untuk perbekalan dimana perlu,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.
·         Pendapat Imam Syafi’i : Tak ada zakat pada perhiasan emas dan perak,menurut
satu riwayat yang lain dari padanya,wajib zakat perhiasan emas dan perak.[7]
-          Nishab dan zakat uang 
Peredaran uang pada dasarnya berstandar emas, karena peredaran uang itu
berdasar emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 % atau seperempat.
2.      Zakat harta perniagaan 
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah
:
        
         
          
 
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
(QS. al-Baqarah [2]: 267).
Dan Sabda Rasulullah saw:
َّ ‫< أَ ْن نُ ْخ< ِر َج‬,‫ص<لَّى هللاُ َعلَي< ِه َو س<<لّ َم يَأْ ُم ُرنَ<<ا‬
َ‫الص< َد قَ<ةَ ِمن‬ ٍ ‫ع َْن َس ُم ِر ْب ِن ُج ْن ُد‬
َ ِ‫ َكانَ َرسُوْ ُل هللا‬:‫ب قَا َل‬
)‫ (رواه ابوداود‬.‫الَّ ِذيْ نُ ِع ُدهُ لِ ْلبَي ِْع‬.
Artinya:
“Dari samurah bin Jundub, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw.
memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan
untuk di jual .” ( HR. Abu Dawud).
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
-          Yang memiilki orang Islam
-          Milik orang yang merdeka
-          Milik penuh
-          Sampai nishabnya 
-          Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda
dagangan.tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan hanya
labanya saja tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu apabila sudah cukup
nishab,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %. Harta
dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya
sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100,maka barang dagangan
yang seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya,
tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka
hukumnya sebagai suatu perniagaan.
3.      Zakat binatang ternak 
Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah: Diberitahukan oleh
Bukhari dan muslim dari Abu Dzarr, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai
berikut:
. ُ‫ َوأَ ْس< َمن‬. ‫َت‬ْ ‫ت يَ<وْ ُم ْالقِيَ<ا َم< ِة أَ ْعظَ ُم َم<ا َك<ا ن‬
ْ ‫ب إِبِ ٍل َوآلَ َغن ٍَم الَتُ ْ<ؤدِّيْ َز َكاتَهَ<ا< إِالَّ َج< ا َء‬
ِ ‫صا ِح‬ َ ‫َما ِم ْن‬
َ ‫ َحتَّى يَ ْق‬, ‫ت َعا َ ْي ِه أُوْ اَل هَ<<ا‬
َ‫ض <ى بَ ْين‬ ْ ‫ عَاد‬, ‫ت أُ ْخ َراهَا‬ ْ ‫ ُكلَّ َما نَفَ ِد‬, ‫ َوتَطَ ْؤهُ بِأَخَ فَا فِهَا‬. ‫تَ ْن ِط ُحهُ بِقُرُوْ نِهَا‬

ِ ‫النَّا‬
‫س‬

Artinya:
”Tidaklah pemilik unta,sapi, dan kambing yang tidak mengeluarkan
zakatnya maka binatang –binatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang
dengan keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada
didunia,lalu hewan –hewan itu menginjak-nginjak pemilik dengan kaki-
kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang demikian, bintang- binatang itu
kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula:dan demikianlah
terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para manusia.
” ( HR. Abu Dzarr ).
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu dan
kerbau, kambing dan biri-biri .[8]
Syarat-syarat wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
-          Pemiliknya orang Islam 
-          Pemiliknya merdeka
-          Miliknya sendiri
-          Sampai senishab
-          Cukup setahun 
-          Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput belian 
-          Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan dan sebagainya

a.       Nishab dan zakat unta 


Orang yang memilki unta 5 ekor keatas wajib dikeluarkan zakatnya. Tentang
pengeluaran zakat ini diatur sebagai berikut:
-          5 ekor unta zakatnya 1ekor kambing 
-          10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing 
-          15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing 
-          20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing 
-          25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 1 tahun masuk tahun kedua kalau
tidak ada boleh dengan seekor unta jantan berumur 2 tahun masuk tahun ketiga 
-          36 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga 
-          46 ekor unta zakatnya seekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun keempat 
-          61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 4 tahun masuk tahun kelima 
-          76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga 91ekor
unta sampai 121ekor zakatnya 2 ekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun keempat 
Tiap- tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur dua tahun
masuk tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor unta, zakatnya seekor unta umur 3
tahun masuk keempat.
b.      Nishab dan zakat lembu/kerbau
Orang yang memiliki lembu/kerbau 30ekor keatas wajib mengeluarkan
zakatnya sebagai berikut:
-          30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau
-          40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor sapi/kerbau betina yang berumur 2tahun 
-          60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi/kerbau (ta-’bi)
-          70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau (ta’-bi) dan 1ekor
musinnah 
-          80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor musinah 
-          90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor ta-bi
-          100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor ta-bi dan 1 ekor musinnah 
Zakat kerbau sama dengan zakat lembu, baik nishab maupun zakatnya
c.       Nishab dan zakat kambing
Orang yang memilki kambing 40 ekor wajibmengeluarkan zakatnya sebagai
berikut:
-          40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1ekor
-          121 sampai 200 ekor kambing zakatnya 2ekor
-          201 sampai 300 ekor kambing zakatnya 3ekor
-          301 sampai 400 ekor kambing zakatnya 4ekor 
-          401 sampai 500 ekor kambing zakatnya 5ekor dan seterusnya tiap- tiap 100 ekor
kambing zakatnya 1ekor.
4.      Zakat hasil bumi 
Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan
makanan pokok seperti: padi, jagung,gandum, dan sebagainya.Sedangkan buah-
buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah :gandum, Sya’r zabib dan kurma.
Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw
sebagai berikut:

ٍ ‫ص َدقَةٌ َحتَّى تَ ْبلَ َغ خَ ْم َسةَ أَوْ ُس‬


) ‫ (رواه مسلم‬. ‫ق‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس فِى َحبٍّ َواَل تَ ُم ٍر‬
Artinya:
” Tidak ada sedekah(zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima
wasaq( 700kg).” (HR. Muslim)
Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:
-          Pemiliknya orang Islam 
-          Pemiliknya orang Islam yang merdeka
-          Milik sendiri
-          Sampai senishab 
Tidak disyaratkan setahun memilki tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada
tiap-tiap menuai/panen.
Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:
ُ ‫ت ااْل َ ْنهَ<ا ر َُوالَ ْغيَ ُم ْالع‬
‫ُش<وْ ُ<ر فِ ْي َم<ا‬ ِ َ‫ فِ ْي َم<ا َس<ق‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَ<ا َل‬
َ ‫ع َْن َجا بِ ٍر َع ِن النَّب ِِّي‬
)‫ (رواه احمد ومسلم والناسى‬. ‫ ُسقِ َي بِا لسَّا نِيَ ِه نِصْ فُ ْال ُع ُش ِر‬.
Artinya:
“Dari Jabir dari Nabi saw.: Beliau berkata: Pada biji yang dialiri dengan air
sungai dan hujan, zakatnya sepersepuluh, dan yang dialiri dengan kincir ditarik oleh
binatang, zakatnya seperdua puluh.”  (HR. Ahmad Muslim dan Nasa’i).
Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira 700
kg,sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10%
(sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan, air sungai, siraman air yang tidak dengan
pembelian (perongkosan ). Jika diari dengan air yanng diperoleh dengan pembelian
maka zakatnya 5% (seperdua puluh ). Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib
dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan untuk ongkos menuai dan angkutan.
5.      Zakat barang tambang dan barang temuan
Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang
diperoleh dari hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang –orang purbakala
yang berharga yang ditemukan oleh orang –orang pada masa sekarang,wajib
dikelurkan zakatnya. Barang rikaz itu umumnya berupa emas dan perak atau benda
logam lainnya yang berharga. 
Sabda Rasulullah saw.:
)‫از ْال ُخ ُمسُ (رواه لبخاري و مسلم‬ َ ِ‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ اَ َّن َرسُوْ َل هللا‬
ِ ‫ َو فِى ال ِّر َك‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
Artinya:
“Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Dan pada rikaz
simpanan orang-orang zaman dahulu di dalam bumi itu, zakatnya seperlima.” (HR.
Bukhari dan Muslim).[9]
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
-          Orang Islam 
-          Orang merdeka
-          Milik Sendiri
-          Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang
tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l = 96
gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masing
2,5% atau seperempat puluh
·         Zakat fitrah 
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari
kata “zakat” dan “fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak
ulama’ bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta
kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang
diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas
nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk
membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain, zakat merupakan kewajiban bagi
seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk menyisihkan sebagian dari padanya
untuk diberikan kepada saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan. 
Sabda Rasulullah saw,:
َّ ‫ص َد قَةٌ ِكنَ ال‬
ِ ‫ص َد قَا‬
.‫ت‬ َّ ‫صالَ ِة فَهَ َى زَ َكا ةٌ َم ْقبُوْ لَةٌ َو َم ْن أَ َّد هَا بَ ْع َد ال‬
َ ‫صالَ ِة فَهَ َى‬ َّ ‫َم ْن اَ َّدا هَا قَ ْب َل ال‬
Artinya:
“Barang siapa membayar fitrah sebelum shalat, maka itu adalah zakat
yang makbul, akan tetapi barang siapa membayarnya sesudah shalat Id maka
merupakan shadaqah biasa.”
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul
“kullu mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci)
dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah.
Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan
untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada
manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa
zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke
dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi.
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari raya fitrah.
Seperti hadits Nabi saw.:
ً‫ث َوطُ ْع َم< ة‬ ِ <‫لص<ا ىِ ِم ِمنَ اللَّ ْغ‬
ِ َ‫<و َوال< َّر ف‬ ْ ِ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ ّم َم َز َكا ةَ ْالف‬
َّ ِ‫ط ِر طُه َْرةً ل‬ َ ِ‫ض َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫فَر‬
‫لِ ْل َم َسا ِكي ِْن‬
Artinya:
“Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah guna menyucikan orang
yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan guna makanan
bagi para miskin.”[10]
Yang wajib dizakati :
-          Untuk dirinya sendiri; tua,muda,baik laki- laki maupun perempuan 
-          Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya 
”Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat
fithrah orang –orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR.Daruquthni dan Baihaqi).

Syarat-syarat wajib zakat fithrah :


-           Islam
-          Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga pada
waktu terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan 
-          Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir bulan
Ramadhan 
Zakat yang perlu dikeluarkan :
-          Zakat fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan menjadi 2,5 kg dari
beras atau lainnya yang menjadi makanan pokok bagi penduduk negeri.Lebih utama
dikeluarkan sebelum shalat ’Idul Fithri. Boleh juga dikeluarkan semenjak permulaan
bulan Ramadhan sebagai ta’jil  Seperti yang tercantum dalam hadits nabi yaitu:
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fithrah dengan
kurma satu sha atau dengan sya’ir satu sha atas hamba sahaya, orang merdeka, laki-
laki,perempuan, anak-anak, orang tua, dari golongan kaum muslimin dan beliau
menyuruh zakat fithrah itu ditunaikan sebelum orang-oranng keluar(selesai) shalat
’Ied Muttafaq ’alaih Dan dalam riwayat Ibnu ’Ady dan Daraquthni dengan sanad yang
lemah: ” Cukuplah mereka (orang –orang miskin) jangan sampai berkeliling
(mencari nafkah) pada hari itu (hari raya).
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak boleh
dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan pokok tetapi,
jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.
Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat
yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban
yang bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat
selain zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta.
Meskipun dalam hal pendistribusian zakat fitrah terdapat perbedaan pendapat, yakni
antara yang memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf yang delapan dan
antara yang hanya memperbolehkan kepada fakir dan miskin, akan tetapi apabila
dilihat dari maqashid al syari’ah atau berbagai pertimbangan logis disyariatkannya
zakat fitrah, maka tampak bahwa yang paling mendekati ke arah sana adalah pendapat
yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada fakir dan miskin. 
Amil zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang tidak bisa dikategorikan ke
dalam amil zakat. Sebab, panitia zakat fitrah hanya bersifat temporer, sementara amil
bersifat jangka panjang. Paniti zakat fitrah tidak bisa dijadikan sebagai sumber mata
pencaharian sementara amil diorientasikan sebagai lapangan pekerjaan yang sekaligus
menjadi mata pencaharian bagi mereka yang berkecimpung di sana.

D.    Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat
Orang –orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah,
sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut: 
      
       
          
Artinya:
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana[647]. (QS. at-Taubah [9]: 60)
Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak
menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
-          Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin
50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
-          Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi.
-          ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan
membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam .
-          Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya
perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya.
-          Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya
dengan jalan menebus dirinya.
-          Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng bukan
maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
-          Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama
Allah.
-          Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan
maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya. 
Yang tidak berhak menerima zakat :
-          Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi
orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). 
-          Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. 
-          Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
-          Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. 
-          Orang kafir. 

E.       Hikmah Zakat
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:
1.      Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan
pencuri. Nabi saw bersabda:
‫ َواَ ِع ُّدوْ الِ ْلبَاَل ِءال ُّدعَا َء‬, ‫ص َد قَ ِة‬ َ ْ‫ َودَاوُوْ ا َمر‬. ‫َحصِّ نُوْ ا أَلَ ُك ْم بِال َّز َكا ِة‬
َّ َ‫ضا ُك ْم بِال‬
Artinya:
“Peliharalah harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah orang-orang
sakit kalian dengan sedekah. Dan persiapkanlah doa untuk (menghadapi)
malapetaka.”
2.      Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat
memerlukan bantuan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan sebagai berikut:
‫ َولَ ْن‬, ‫<<<<<<را َءهُ ْم‬
َ َ‫ي يَ َس<<<<<< ُع فُق‬
<ْ ‫َرالَ<<<<<< ِذ‬ َ ‫ َعلَى أَ ْغنِيَا ِء ْأل ُم ْس<<<<<<لِ ِم ْينَ فَ ْي أَ ْم‬ ‫ض‬
ِ ‫<<<<<<والِه ِْم بِقَد‬ َ ‫<<<<<<ر‬
َ َ‫إِ َّن هللاَ ف‬
‫ًاويُ َع ِّذ بَهُ ْم‬ َ ‫ص <نَ ُع أَ ْغنِيَ<<ا ُؤهُ ْم أَاَل َوإِ َّن هللاَ ي َُح< ا ِس <بُهُ ْم ِح َساب‬
َ ‫ًاش < َد ْيد‬ ْ َ‫يَ َجهَ <دَالفُقَ َرا ُءإِ َذا َجا ُعوْ اأَوْ َعرُوْ اإِاَّل بِ َم<<ا ي‬
‫َع َذابًاأَلِ ْي ًما‬

Artinya:
“Sesungguhnya Allah Swt. mewajibkan orang-orang Muslim yangkaya
untuk (menafkahkan) harta-harta mereka dengan kadar yang mencukupi
orang-orang Muslim yang fakir. Sungguh, orang-orang fakir sekali-kali tidak
akan lapar atau bertelanjang kecuali karena perbuatan orang-orang yang
kaya. Ketahuilah. Sesungguhnya Allah wt. akan menghisab mereka dengan
hisab yang keras dan menyiksa mereka dengan siksaan pedih.”
3.      Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.
4.      Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan
kepada seseorang.[11]

BAB III
PENUTUP
Simpulan:
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah).
Sedangkan menurut istilah zakat adalah penyerahan atau penunaian hak yang wajib
yang terdapat di dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak.
Zakat terbagi dua yaitu zakat Fitrah dan zakat Maal (Zakat Harta)
-          Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri
pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok
yang ada di daerah bersangkutan. 
-          Zakat Maal (Zakat Harta ) adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam
jangka satu tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta
hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. 
Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
·         Zakat Maal (Zakat Harta)
1.      Emas, perak dan mata uang 
2.      zakat harta perniagaan 
3.      Zakat binatang ternak
4.      Zakat hasil bumi
5.      Zakat barang tambang dan barang temuan

Orang yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:


-          Fakir
-          Miskin
-          ’Amil
-          Muallaf
-          Hamba sahaya
-          Gharimin
-          Sabilillah
-          Musafir

Yang tidak berhak menerima zakat :


-          Orang kaya
-          Hamba sahaya
-          Keturunan Rasulullah
-          Orang yang dalam tanggungan yang berzakat
-          Orang kafir
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:
1.      Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan
pencuri.
2.      Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat
memerlukan bantuan.
3.      Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.
4.      Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan
kepada seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

·         Al-Zuhayly, Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya
·         Moh. Rowi Latief & A. Shomad Robith. 1987. Tuntunan Zakat Praktis. Surabaya:
Indah, 1987
·         K.H.M. Syukri Ghozali, dkk. 1997. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta: Proyeksi
Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf
·         Dr. H. Amiruddin Inoed, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman
Badan Amil Zakat Sumatera Selatan).  Sumatera Selatan: Pustaka Pelajar
·         Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly. 2006. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian
Moneter dan Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
·         http://alimudinmakalah.blogspot.com/2009/04/zakat.html 
Catatan

[1] Dr. Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 1997), h.82
[2] Moh. Rowi Latief & A. Shomad Robith, Tuntunan Zakat Praktis,
(Surabaya: Indah, 1987), h.13
[3] K.H.M. Syukri Ghozali, dkk, Pedoman Zakat 9 Seri, (Jakarta: Proyeksi
Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf, 1997), h.107-108
[4] Dr. H. Amiruddin Inoed, dkk, Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman
Badan Amil Zakat Sumatera Selatan), (Sumatera Selatan: Pustaka Pelajar, 2005), h.
9-11
[5] Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian
Moneter dan Keuangan Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 3
[6] http://alimudinmakalah.blogspot.com/2009/04/zakat.html 

[7] Ibid, h. 96-99
[8]  Ibid, h. 239
[9] Ibid, h. 125
[10] Ibid, h. 154
[11] Ibid, h. 86-88

Anda mungkin juga menyukai