Anda di halaman 1dari 54

CAIRAN

LAMBUNG, DUODENUM, PANKREAS

dr. Ety Retno Setyowati,M.Kes.,SpPK,MARS


ANATOMI
LAMBUNG
= Stomatch, Gaster

Terdiri dari :
1. Cardia
/ Corpus 2. Fundus
3. Corpus
4. Pylorus
Sel mukus :
mukus

Sel Utama :
pepsinogen

Sel Parietal : HCl


• organ berongga besar menyerupai kantung
dalam rongga peritoneum yang terletak diantara
esophagus dan usus halus.

• Fungsi :
1. Tempat menyimpan makanan
2. Tempat mencampur makanan dg getah
lambung  chyme
3. Tempat mengosongkan makanan
4. Mencegah masuknya sebagian kuman
5. Tempat absorbsi alkohol + obat-obatan
Fungsi Lambung
A. Fungsi Motoris
1. Reservoir  menyimpan mkn sampai dicerna
dan bergerak ke sal.cerna dirangsang gastrin
2. Mencampur  memecah mkn jadi partikel kecil,
mencampur dgn getah lambung melalui
kontraksi peristaltik otot
3. Pengosongan lambung  diatur oleh
pembukaan spinter pilorus yg dipengaruhi
viskositas, volume, keasaman, keadaan fisik dan
emosi
B. Fungsi Sekresi dan pencernaan
1. Mencernaan protein  pepsin, HCL dimulai
pati dan lemak oleh amilasi dan lipase
2. Sintesis dan pengeluaran gastrin 
dipengaruhi asupan prot, perengangan antrum,
alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus
3. Sekresi faktor intrinsik  memungkinkan
absorbsi Vit B12 usus halus bagian distal
4. Sekresi mucus  yg membutuhkan selubung
pelindung bagi lambung dan pelumas
makanan
Gerakan lambung ada
dua macam :
1. Gerak peristaltik
2. Gerak mencampur
• Pengosongan Lambung (Pompa Pilorus)
Faktor yang mempengaruhi:
a. Faktor dari Lambung:
meningkatkan pengosongan
- Lambung penuh / teregang / iritasi / infeksi
- Hormon Gastrin
b. Faktor dari duodenum
menghambat pengosongan
- Reflek enterogastrik
- Sekretin
- Cholecystokinin (CCK)
Cairan Lambung (Gastric juice):
• Disekresi aktif sel mukosa lambung:
- kelenjar peptik : pepsin, lipase, HCl
- kelenjar pilorik : bahan fermentasi
• Persarafan : N. Vagus
saraf simpatis
• Faktor perangsang sekresi cairan lambung :

- Asetilkolin / parasimpatis / vagus


- Hormon Gastrin
- Asam amino, alkohol, nikotin, kafein
- Stress emosi
Sekresi
A. Basal (interdigestive period)
intermittent :  saat lambung kosong
pengukuran : aspirasi kontinyu semalam /
puasa 1 – 2 jam

B. Digestive period (ada makanan)


1. Cephalic Phase:
krn lapar / lihat makanan
2. Gastric Phase:
distensi mekanik anthrum pilorik/kontak
mukosa anthrum dgn bahan kimia 
hidrolisis protein  sekresi
hormon/gastrin  peredaran darah,
langsung merangsang sel parietal 
sekresi HCl
3. Intestinal Phase:
produk pencernaan makanan 
rangsang mekanisme humoral

4. Hormonal Phase:
sekresi gastrin oleh anthrum, histamine
like substance (colon), gastrin like
material (sindrom. Zollinger Ellison),
inhibitory/trophic hormon (duodenum,
dipengaruhi pH)
Indikasi pemeriksaan cairan lambung

1. Menentukan kemampuan sekresi asam


misal: - dugaan anemia perniciosa
- ulkus peptikum
- ulkus duodenum
- sindr. Zollinger Ellison
2. Gangguan Gastro Intestinal yang belum jelas
3. Intoksikasi (bukan karena asam/basa kuat)
4. Diagnosis keganasan
Kontraindikasi pemeriksaan cairan lambung

1. Stenosis / varices esofagus


2. Keganasan esofagus
3. Dekompensasi jantung
4. Perdarahan lambung yang baru terjadi
5. Hamil / sakit berat
6. Intoksikasi asam / basa kuat yang baru terjadi
7. Aneurisma aorta
8. Hipotensi / gangguan vasomotor (pada uji
histamin)
Cara pengambilan sampel
Cairan Lambung

• Sondage lambung
• Intubasi melalui mulut /nasopharynx
dengan stomach tube levin  monitor
radiologis
• Endoskopi
Sondage Lambung

• Sonde yg digunakan ada 3 macam :


Sonde Wangestane : 45, 55, 65, 75, cm
Sonde Levine : 50, 60, 70, 80, cm
Sonde Rile : 49, 65, 81 cm

• Cara Pengambilan :
a. Penderita sebelumnya puasa semalam (10
sampai 12 jam)
b. Penderita disuruh duduk, disiapkan
penampung pada tangannya.
c. Penderita harus tenang, bernafas dengan
mulut, kepala agak menunduk dan lidah
agak dijulurkan.
d. Masukkan ujung sonde ke dalam sampai hampir
menyentuh dinding belakang farink
e. Bila garis gigi seri telah bertepatan antara garis-garis
sonde, itu menandakan bahwa ujung sonde itu sudah
berada dalam lumen lambung. Untuk orang gugup sering
tidak bisa menelan sonde, maka ia boleh ditolong dengan
mengabutkan tenggorokannya dengan cocain 1% atau
boleh juga dalam hal ini sonde dimasukkan dalam
esofagus melalui dinding lambung. Cocain 1% berfungsi
untuk mematikan rasa / anestesi.
f. Isi lambung dapat dihisap dengan balon / spuit yang
dipasang pada ujung luar sonde.
Intubasi melalui mulut / nasopharynx dengan stomach tube levin

Pagi hari jangan gosok gigi : kontaminasi darah,


jangan menelan sputum  mempengaruhi keasaman lambung
ENDOSKOPI
Pemeriksaan cairan lambung :
a. Makroskopik
b. Mikroskopik
c. Tes Kimia
d. Tes Fungsi sekresi lambung
Fisis Cairan Lambung

 Tidak pekat, warna muda


 Volume : 1500 – 2000 ml/hari
 pH : 1.2 ± 0.3 (puasa)
1.3 ± 2.5 (setelah makan)
 B.J : 1.007

 Terdapat faktor intrinsik  absorpsi vit. B12.


Defisiensi faktor intrinsik dapat menyebabkan
def. vit. B12 sehingga terjadi gangguan
maturasi eritrosit.
Makroskopik
1. Volume 
Normal = 10 – 50 ml
Abnormal = > 50 ml: hipersekresi,hipomotilitas,
obstruksi.
2. Warna 
Normal = warna mutiara
Abnormal =
a. Kuning : empedu/ bilirubin
b. Hijau : empedu  ada obstruksi
partial
c. Merah Muda : darah segar  mungkin
trauma, perdarahan lambung
 ulkus/karsinoma
3. Bau
Normal : agak asam/apek seperti mentega
busuk
Abnormal :
a. Asam  statis lambung
b. Busuk  nekrosis lambung / karsinoma
c. Tinja  obstruksi usus/fistel usus
dan lambung
d. Bau alkohol  koma oleh karena
alkohol
e. Bau amoniak  uremia
4. Lendir 
Normal : sangat sedikit
Abnormal : banyak  gastritis

5. Sisa makanan 
Normal : tidak ada
Abnormal : ada, mungkin :
- motilitas kurang
- obtruksi pilorus

6. Potongan jaringan  mungkin trauma/ tumor


Mikroskopik
1. Periksa sampel puasa/tetesan cairan lambung
 periksa secara natif.Perhatikan : eritrosit,
lekosit, sel epitel, sisa makanan.
2. Setetes  campuran larutan Sudan III  cari
butir-butir lemak.
3. Setetes  campur Lugol  cari butir amilum
4. Setetes cairan lambung yg tidak disaring
dipulas sec.pewarnaan gram  lihat jenis
bakteri.
5. Setetes cairan lambung yg tidak disaring
dipulas secara papanicoloau  untuk cari sel-
sel ganas
6. Untuk kuman TBC  pulas homogen 
sentrifuse  sedimen dipakai untuk
bakterioskopi
Tes Kimia
a. Analisa cairan lambung bertingkat
Pada tes ini  jumlah sama yg disekresi sesudah
rangsangan alkohol 7 %. Normal HCl bebas : 25 – 50
satuan. HCl total : 50-75 satuan.
b. Tes asam laktat menurut Kelling
Indikasi : bila HCl bebas < 20 m satuan
Normal : asam laktat tidak ada dalam cairan lambung
Abnormal : HCl bebas kurang/ tidak ada  pada
karsinoma, gastritis kronik, dilatasi lambung; obstruksi
pilorus dgn hiposekresi asam lambung
c. Tes darah samar dgn Benzedine Test.
Normal : negatif
Abnormal : darah samar ada mungkin oleh ulkus,
karsinoma papilomata, diatesis hemorhagika
Tes fungsi sekresi lambung

1. Basal gastric secretion


Tujuan : melihat respon lambung terhadap
stimuli endogen  pd saat puasa/antara
waktu makan
Stimuli endogen :
pengaruh psikoneurogenik, pengaruh
hormonal  gastrin + edenocorticosteroid
Syarat minimal :
• Penderita puasa tanpa melihat/mencium
bau makanan
• 24 jam sebelumnya tdk diberi obat
perangsang sekresi lambung, seperti :
antasida, antikolinergik, reserpin, alkohol
• Suasana penderita bebas pengaruh
psikis,ketakutan, marah/ depresi
Interpretasi :

• Normal (basal AO) 1,3 – 4,0 mEq/jam


Wanita/lansia  normal < laki-laki
• Nilai rendah : Ca.Lambung/tukak lambung
• Nilai tinggi : ulkus duodeni/jejenum
• Nilai ekstrim tinggi : syndroma Zollinger
Ellison
2. Augmented Histamin Test
• Pemberian Histamin asam folat 0,04 mg/kg BB
 hasilkan asam maksimal
• Tujuan : untuk menentukan fungsi sel parietal
secara keseluruhan  baik/tidak
• Efek samping histamin dpt dicegah dgn
pemberian antihistamin sebelumnya.
• Kontra indikasi tes:
 asma bronkial , urtikaria, peny.jantung, peny.
Paru, peny.ginjal, hipertensi paroksismal
• Sekresi maksimal 15 menit sesudah
suntikan histamin. Sesudah 60 menit
sekresi asam kembali ke nilai basal

• Normal : laki-laki 22,6 ; wanita 15,2


Ulkus ventrikuli: laki-laki 19,6 ; wanita 13,1
Ulkus duodeni : laki-laki 35,2; wanita 25,7
Ulkus jejenum : laki-laki 25,1; wanita 16,4
Ca ventrikuli : laki-laki 6,7; wanita 3,0
3. Histamin infusion Test
4. Histalog test
Histalog (3-B-aminoethyl pyrazole
dihydrochlorida betazole)  analog dgn
histamin  digunakan sbg pengganti
histamin
Dosis : 1,7 mg/kgBB intramuskuler
Hasil tes :
 Pada histalog  puncak sekresi 30-75 menit,
sedang histamin 30-45 menit
 Peak AO  menit 30 pd kedua tes
sebanding ± 12-14 mEq pd orang normal
5. Insulin hipoglycemic test
6. Gastrin secretory test
7. Twelve– hour noctural aspiration
8. Tubeless gastric analysis
Metode tes secara tdk langsung menyelidiki
sekresi asam lambung dan keuntungannya 
tdk digunakan
Penentuan asam lambung :

terdiri :
1. Basal Acid Output (B.A.O)
2. Maximal Acid Output (M.A.O)
3. Ratio B.A.O / M.A.O
1. Basal Acid Output (B.A.O)
○ sekresi total asam lambung tanpa rangsangan (basal)
selama waktu tertentu (1 jam)
○ Syarat: puasa, bebas obat/makanan yang berpengaruh
pada lambung
○ aspirasi 2x tiap 15 menit  buang
○ aspirasi 4x tiap 15 menit :
- ukur volume masing-masing
- ukur pH masing-masing
○ B.A.O = volume tiap spesimen (l) X keasaman (mEq/l)
○ INTERPRETASI B.A.O TOTAL :
< 2 mEq : normal, ulkus peptikum, Ca lambung
2-5 mEq : normal, ulkus peptikum / duodenum
5-20 mEq : ulkus duodenum
> 20 mEq : sindroma Zollinger Ellison
2. Maximal Acid Output (M.A.O)
○ sekresi total asam lambung setelah rangsangan
- histamin 0.04 mg/kg BB
- betazol (histalog) 50 – 100 mg (1.5 mg/kg BB)
- pentagastrin 6 μg/kg BB
○ Prosedur / perhitungan sama dengan B.A.O
○ INTERPRETASI M.A.O :
1-20 mEq : normal, ulkus peptikum, Ca lambung
20-35 mEq : ulkus duodenum
35-60 mEq : ulkus duodenum, high normal secretor,
sindr. Zollinger Ellison
> 60 mEq : sindroma Zollinger Ellison
0 mEq : true achlorhydria, gastritis, Ca lambung
True Achlorhydria :  diagnosis etiologis anemia
perniciosa
3. Ratio B.A.O / M.A.O :
< 20 % : normal, ulkus peptikum, Ca
lambung
20-40 % : ulkus peptikum / duodenum
40-60 % : ulkus duodenum, sindr. Zollinger
Ellison
> 60 % : sindroma Zollinger Ellison
Fungsi Asam Lambung

• Mengasamkan & mencerna makanan yang


masuk
• Melarutkan Fe organik
• Membunuh bakteri & parasit yang masuk
bersama makanan
• Sekresi meningkat 90 menit sesudah
makan
• Produksi tertinggi pada malam hari
Asam lambung, penting???

• Sangat diperlukan untuk membantu


pencernaan
• Tanpa asam lambung makanan yang
masuk tidak dapat dicerna dengan baik
dan zat gizi tidak dapat diserap secara
optimal
Gangguan Lambung

1. Gastritis
sebab:
- Infeksi (misalnya: kuman Helicobacter pylori)
- Irritasi makanan / obat-obatan / alcohol
- Irritasi asam lambung / pepsin yang berlebihan

2. Tukak Peptic = Ulcus Pepticum


Terbanyak : Duodenum proksimal
3. Sindroma Zollinger Ellison

 Penyebab:  gastrinoma (duodenal/pancreatic


endocrine tumor)
 Sindroma terdiri dari :
fulminant peptic ulcer, massive gastric hyper
secretion, non beta islet cell tumor of the pancreas

 Diagnosis : secretin challenge test


● gastrin serum ditentukan sebelum & sesudah
injeksi I.V. secretin.
● Pada gastrinoma : peningkatan gastrin > 100 mg/L.
● NORMAL: gastrin serum < 100 mg/L
DUODENUM = USUS HALUS
Fungsi : pencernaan & absorbsi makanan
 Proses sangat cepat
 Didukung oleh bentukan :
1. Valvula coniventes
2. Villi
3. Mikrovilli
Setiap villi : kapiler & p.limfe sentral lakteal
Sekresi
• Kelenjar Brunner : sekresi mukus
• Kelenjar Crypt Liberkuhn → sekresi Succus
Entericus
Succus Entericus

Mengandung :
1. Elektrolit ( terutama – ion HCO3-)
2. Enzim :
a. Karbohidrase (lactase, maltase, sukrase)
Kabohidrat

Monosakarida
(galaktosa,fruktosa, terutama glukosa)
b. Protease
(aminopeptidase,dipeptidase).
Protein

Asam amino

c. Lipase Trigliserida

- Asam lemak
- Gliserol
Cairan Duodenum
 Campuran cairan
lambung + mukosa
duodenum + pankreas +
empedu + sal.
pencernaan bawah

 NORMAL:
● jernih, tidak berwarna /
kuning muda
● agak alkalis
● sejumlah kecil lekosit,
sel epitel, bakteri
:: Makroskopik Cairan Duodenum ::

 NORMAL : jernih
 bila tercampur cairan asam lambung 
precipitous garam empedu  keruh (non
patologis)
Kekeruhan hilang bila dinetralisir dengan
basa
 Keruh patologis O.K: pus / bakteri (radang
empedu/duodenum)
:: Mikroskopik Cairan Duodenum ::

 NORMAL : - beberapa sel desquamasi


- sedikit lekosit
- mukus / kristal jarang
 bila elemen diatas banyak: Patologis

 Bila sel neoplastik :+


keganasan
pankreas/empedu/duodenum
PANKREAS
Cairan Pankreas
 Sekresi dipengaruhi rangsangan makanan
tercampur sekretin, asam + pankreozimin

 NORMAL:
● tidak berwarna, jernih, cair, mudah
berbuih
● basa kuat, pH ± 8.00
● Volume 500 – 800 ml/hari
● B.J : 1.008
● Mengandung: Tripsin
Amilase / lipase pankreas
:: Uji Pankreozimin/Sekretin ::
 Tes fungsi sekresi pankreas

 Prinsip : rangs. sekretin /pankreozimin 


vol. cairan duodenum NORMAL
bikarbonas duodenum
 Prosedur :
● puasa minimal 6 jam  aspirasi
● suntikkan 1 ml (10 mg) Chlortrimeton
● suntikkan sekretin/pankreozimin 1U/kg BB i.V pelan-
pelan selama 5 menit
● TENTUKAN: - volume setelah 1 jam
- bikarbonas
 Interpretasi :
● bila vol. cairan duodenum < 100 ml/jam
(1.7ml/kg/jam) dengan/tanpa penurunan
bikarbonas (< 85 mEq/l)  sangat mungkin
obstruksi duktus pankreatikus
● bila bikarbonas tanpa penurunan volume 
kerusakan parenkim pankreas
54

Anda mungkin juga menyukai