6
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia nikmat
dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di
Sma negeri 4 banda aceh.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata pelajaran yang sedang dipelajari, agar saya menjadi siswa yang berguna bagi agama,
bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Penulis
3.1. KONTROL DIRI MUJAHADAH AN NAFS DAN PRASANGKA BAIK
DNA PERSAUDARAAN UKHWAH
MATERI
“Hidup mulia atau mati syahid!” Sebuah ungkapan yang bermakna ajakan untuk
hidup secara mulia atau mati secara syahid. Jika direnungkan, ungkapan tersebut
memiliki makna yang sangat dalam. Hidup mulia adalah dambaan setiap manusia ketika
hidup di dunia. Mati syahid adalah salah satu cara mendapatkan anugerah Allah Swt.
kelak di akhirat, yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan. Jadi, hidup mulia dan mati
syahid adalah ungkapan yang selalu memotivasi orang yang beriman agar selalu berada di
jalan Allah Swt. Agar lebih jelas memahami ungkapan tersebut, cermatilah pengalaman
hidup Nabi Yusuf a.s.
MATERI
Ketika usianya masih sangat belia, ia dicemplungkan dengan sengaja ke sebuah perigi
oleh saudaranya sendiri. Ia memang selamat setelah ditemukan oleh serombongan
kafilah. Namun, mereka membawa Yusuf kecil ke Mesir dan menjualnya sebagai hamba
sahaya. Untuk beberapa lama ia pun hidup sebagai pembantu di rumah seorang pejabat
Mesir.
Sejalan dengan usianya yang tumbuh dewasa, ujian pun mendatanginya. Istri si pejabat
bersiasat merayu dan menggoda Si Tampan Yusuf. Inilah ujian yang amat berat karena
justru Yusuf-lah yang kemudian menjadi tertuduh melakukan perbuatan mesum kepada
majikannya. Kata Yusuf, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku...” (Q.S. Yusuf/12:33). Seperti yang kalian ketahui, Nabi Yusuf
as. pun akhirnya memang dipenjara. Inilah episode memilukan dari kehidupan manusia.
Apa yang selanjutnya terjadi terhadap Nabi Yusuf as., apakah ia terpuruk dan
tenggelam dalam kesengsaraan? Tidak! Tetapi lihatlah, penjara justru menjadi batu ujian
terhadap kenabian Yusuf as. Dan yang lebih membahagiakannya adalah melalui episode
itu, Allah Swt. dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Catatlah tiga istilah kunci ini:
pengendalian diri, prasangka baik, persaudaraan! Nabi Yusuf as. adalah sosok terpuji
karena kemampuannya mengendalikan diri untuk tidak memenuhi nafsu setan istri
seorang pejabat Mesir. Lagi, ia pun berhasil mengendalikan diri untuk tidak secara
semena-mena menuntut balas atas saudara-saudaranya yang telah berbuat keji tehadap
dirinya. Padahal, kalau mau, sebagai pejabat tinggi pasti sangat mudah baginya menuntut
balas. Di saat-saat ia menanggung cobaan berat dengan dibuang ke perigi, dilelang
sebagai hamba sahaya.
ض ُك ْم بَ ْعضًا ۚ أَي ُِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن ُ ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسسُوا َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع
ْ
يَأ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم
َإِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون
Kandungan Ayat
Pada ayat sebelumnya Allah swt menegaskan ada dua hal pokok yang perlu diketahui:
1. sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.
2. jika terdapat perselisihan antarsaudara, kita diperintahkan oleh Allah swt untuk
melakukan Ishlah (upaya perbaikan atau perdamaian).
• Meningkatkan kesabaran
• Dapat mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup sesuai kemampuan diri
c.) Perilaku yang mencerminkan Mujahadah An Nafs : berpikir positif, bekerja keras,
tuntas dan ikhlas, bersyukur ketika mendapat keberhasilan, optimis dalam segala hal,
bersabar ketika mendapat kegagalan.
2. Husdnudzan (Prasangka Baik)
a.) Pengertian
Husnuzan berasal dari kata Arab: Yaitu husnu yang artinya “baik”, dan Zan
artinya “prasangka”. Jadi Husnuzan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya
melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan
mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari
prasangka yang belum tentu kebenaranya.
b.) Macam-Macam Husnuzan : Husnudzan terhadap Allah, husnudzan terhadap diri
sendiri, bersyukur ketika mendapat keberhasilan.
dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan Allah,
dengan cara percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri,
dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau
kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
َّرأَةٌ إِال¢
َ ¢افِ َر َّن ا ْم¢ا ْم َرأَ ٍة َوالَ تُ َس¢¢ِ ٌل ب¢ َو َّن َر ُج¢ُو ُل الَ يَ ْخل¢¢ُلَّ َم يَق¢ ِه َو َس¢صلَّى هللاُ َعلَ ْي َّ ِضي هللاُ َع ْنهُ أَنَّهُ َس ِم َع النَّب
َ ي ِ س َر
ٍ َع ِن اب ِْن َعبَّا
)َو َم َعهَا َمحْ َر ٌم ( رواه البخاري
Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia
berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat/menyepi dengan seorang perempuan
kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali
beserta ada mahramnya” (Muttafaq ‘alaihi).
Pembahasan : Zina adalah perbuatan terlarangan berupa persetubuhan antara laki-laki dan
perempuan yang tidak terikat pernikahan atau perkawinan. Secara umum, zina bukan hanya di
saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tetapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang
dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina. Allah telah melarang kita
untuk melakukan Zina di dalam surat Al-Isra ayat 32.
Ayat tersebut jelas melarang kita berbuat zina karena banyak mudharatnya.
Kandungan dari ayat tersebut adalah :
1) larangan untuk mendekati zina
perbuatan yang termasuk mendekati zina, terdapat dalam hadits Nabi, yang artinya : “Dari
Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya
manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya.
Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah
berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati
adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak
oleh kemaluan." (HR. Muslim).
2) zina termasuk perbuatan keji dan mungkar
3) zina merupakan jalan yang buruk
4) mendekati saja sudah dilarang, apalagi melakukan
Didalam Hadist :
ْ َ َوي،ُب ْالخَ ْمر
ِّ ظهَ َر
الزنَا َ َويُ ْش َر،ُ َويَ ْثبُتَ ْال َج ْهل،إِ َّن ِم ْن أَ ْش َرا ِط السَّا َع ِة أَ ْن يُرْ فَ َع ْال ِع ْل ُم
Artinya: “Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat yaitu diangkatnya ilmu dan kebodohan
nampak jelas, dan banyak yang minum khamar dan banyak orang berzina secara terang-
terangan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah melarang zina karena: perbuatan binatang bukan manusia, akibat dari zina jika jadi anak
tidak akan diketahui keturunan siapa, perbuatan tercela, perbuatan yg sangat dibenci Allah.
3.3. MAKNA AL MATIN, AL KARIM, AL WAKIL, AL MU'MIN, AL
JAMI, AL ‘ADL, DAN AL AKHIR DALAM ASMAUL HUSNA
1. Al Karim
Al karim artinya Maha Mulia. Asmaul Husna al-karim dijleaskan dalam surat al-
Mu’miun ayat 116 yang artinya:
“ Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia” (Qs. al-Mu’minun:116).
Allah Swt. Mampu memuliakan dan merendahkan seseorang yang rendah menjadi mulia
dan sebaliknya. Kemuliaan yang dikaruniakan Allah Swt., mutlak berdasarkan kehendak-
Nya. Tidak ada satu pun mahluk yang dapat menghalangi-Nya. Kemuliaan Allah Swt.,
tercermin pada kemurahaan-Nya yang telah menciptakan manusia dengan bentuk yang
sempurna dan diberikan nikmat yang amat banyak.
Salah satu kemurahan Allah Swt. tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Infitar
[82] : 6-7), yang artinya :
“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pengasih. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang)”
2. Al Mu’min
Al-mu’min artinya Maha Pemberi Keamanan. Allah swt., Maha berkehendak atas segala
sesuatu. Jika AllahSwt. Menghendaki keamanan kepad seseorang, siapapun tidak dapat
mencelakainya.
Al mu’min dijelaskan dalam surat al-Hasyr [59] ayat 23 yang artinya :
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Yang Maha kemanan, Pemelihara keselamatan, yang Maha perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.”
3. Al Wakil
Al-wakil artinya Maha pemelihara. Meskipun alam semesta ini sangat luas, Allah tidak
kesulitan memeliharanya sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-An’am [6] ayat 102
yang artinya:
” Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu.”
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu yang ada di alam
semesta. Selanjutnya, Allah tidak akan menelantarkan mahluk yang telah dicptakan-Nya.
Melalui ayat tersebut manusia dapat mengetahu bahwa Allah Swt., memelihara segala
sesuatu yang diciptkan-Nya.
Imam Ghazali menjelaskan bahwa All-Mu’min merupakan sifat Allah yang memberi
Rahmat bagi setiap muslim untuk mengembalikan rasa aman kepada-Nya. Rasa aman tidak
adapat bersemayam dalam benak siapapun jika tidak bersumber dari Allah Swt. Jika
seseorang berkata, “ Aku berlindung kepada Allah Swt.” dapat diartikan bahwa ia
berlindung kepada Allah dan Allah tidak akan menolak hamba-Nya yang beriman jika
memohon perlindungandan rasa Aman kepada-Nya.
4. Al Matin
Al Matin artinya Yang Maha Kokoh. Yang dijelaskan dalam Qs. Az-Zariyyat [51 ayat 58
yang artinya : “Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan yang lagi
sangat kokoh.”
5. Al Jami
Al Jami’ artinya Maha Menghimpun. Allah Swt. Maha Menghimpun segala sesuatu yang
berumlah tidak terbats sekali pun. Allah Swt. mampu menghimpun segala sesuatu dialam
semesta ini dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Yang dijelaskan dalam surat al-An’am ayat
12 “ Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah segala yang di langit dan di bumi?” katakanlah,
“ Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan
mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan
dirinya, mereka itu tidak beriman.”
6. Al ‘Adl
Al ‘Adl berati Maha Adil dalam membagi, menentukan, dan menetapkan sesuatu. Yang
dijelaskan dalam Qs. Ali–Imran ayat 18 “ Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia;
(demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan
selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” Allah memerintahkan manusia berlaku adil.
Adil berarti tidak berat sebelah dan tidak memihak. Adil juga bisa berarti menempatkan segala
sesuatu sesuai tempatnya.
7. Al Akhir
Al–Akhir artinya Maha Akhir. Allah Swt. tidak memiliki permulaan dan akhir. Allah tidak
sama dengan manusia yang memiliki permulaan yaitu kelahiran dan memiliki akhir, yaitu
kematian. Akan tetapi, Allah kekal selamanya sehingga memiliki nama Al-Akhir. Allah tetap
ada meskipun seluruh alam semesta hancur dan binasa yang sebagaimana dijelakan dalam surat
al-Hadid ayat 3 “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.
3.4. MENGANALISIS MAKNA BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Beriman kepada malaikat mengandung makna bahwa sebagai orang yang beriman, kita
harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang
diberi tugas oleh Allah Swt. dan senantiasa melaksanakannya tanpa pernah membantah atau
meningkarinya. Salah satu tanda atau ciri dari orang beriman kepada malaikat adalah memiliki
keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat malaikat dan keyakinan
tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud konkrit dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang
muslim dalam perbuatan sehari-hari.
Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu malā’ikah yang
merupakan bentuk jamak dari kata malak yang terambil dari kata la’aka yang berarti
“menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu
dari Allah Swt.. Menurut istilah, mailakat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Swt.
dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang
terhadap perintah-perintah-Nya.
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul
di tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya,
‘Wahai Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus
percaya kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-
rasul-Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Fatir/35:1 disebutkan
bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman:
ِّل¢¢ق َما يَ َشٓا ۚ ُء إِ َّن ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك ۡ ۡ َ َض َجا ِع ِل ۡٱل َم ٰلَٓئِ َك ِة ُر ُساًل أُوْ لِ ٓي أَ ۡجنِ َح ٖة َّم ۡثن َٰى َوثُ ٰل
ِ ث َو ُر ٰبَ ۚ َع يَ ِزي ُد فِي ٱل َخل ِ َۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ ف
اط ِر ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ِ أۡل
ِ ت َوٱ َ ۡر
١ ير ٞ َش ۡي ٖء قَ ِد
Artinya:“Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya apa
yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Fātir/35:1).
Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya dan memiliki sayap,
sehingga jika ada keterangan lain yang menyatakan bahwa malaikat memiliki ciri-ciri yang tidak
sesuai dengan keterangan dari al-Qur’an dan hadis, patutlah kita meragukannya.
C. Jumlah Malaikat
Keterangan hadis berikut dapat memberikan penjelasan tentang banyaknya jumlah malaikat.
Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra.
َ ِ ِة ْال َجنَّ ِة َحتَّى يَجْ ل¢َى فِي خ ََراف¢دًا َم َش¢ِلِ َم عَائ¢ اهُ ْال ُم ْس¢صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َم ْن أَتَى أَ َخ
إ ِ َذا¢َس ف َ ِ ُول هَّللا ُ ع َْن َعلِ ٍّي قَالَ َس ِمع
َ ْت َرس
ٍ ¢َفَ َمل¢ ْبعُونَ أَ ْل¢ ِه َس¢ْلَّى َعلَي¢ص
ك¢ ٍ َصلَّى َعلَ ْي ِه َس ْبعُونَ أَ ْلفَ َمل
َ ا ًء¢ك َحتَّى يُ ْم ِس َي َوإِ ْن َكانَ َم َس َ ًس َغ َم َر ْتهُ الرَّحْ َمةُ فَإ ِ ْن َكانَ ُغ ْد َوة
َ ََجل
َحتَّى يُصْ بِ َح
Artinya: Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga
hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di
waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan
jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat
kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah).
D. Nama Malaikat dan Tugasnya Masing-masing
Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas, para malaikat melaksanakan
tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya. Allah Swt.
berfirman:
ارةُ َعلَ ْيهَا َماَل ئِ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَل يَ ْعصُونَ هَّللا َ َما أَ َم َرهُ ْم
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج
ََويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون
(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu quu anfusakum wa-ahliikum naaran waquuduhaa alnnaasu
waalhijaaratu 'alayhaa malaa-ikatun ghilaatsun syidaadun laa ya'shuuna allaaha maa amarahum
wayaf'aluuna maa yu/maruuna).
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan
keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. at-Tahrim/66:6).
Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain:
Beribadah kepada Allah Swt. dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan
atau terpaksa;
Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul; (Jibril/Ruh al-Amin/Ruh al-Qudus)
Memohon ampunan bagi orang-orang beriman;
Meniup sangkakala; (Israfil)
Mencatat amal perbuatan; (Raqib/Atid)
Mencabut nyawa; (Izrail)
Memberi salam kepada ahli surga;(Ridwan)
Menyiksa ahli neraka; (Malik)
Mengatur urusan makhluk Allah Swt. (Mikail)
Bertanya kepada orang yang sudah mati di alam kubur. (Munkar/Nakir) Memikul ‘arsy;
Memberi kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin; Mengerjakan
pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas.
E. Hikmah Beriman kepada Malaikat
Pelajaran yang dapat dipetik dengan beriman kepada malaikat-malaikat Allah antara lain
seperti berikut :
1. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan
manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.
3. Menambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra.
5. Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain
ketika melakukannya.
6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal
manusia.
7. Semakin giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat
Allah Swt. tanpa usaha dan kerja keras.