Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PAI 3.1 SAMPAI 3.

6
DI
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA: IBNU RASYIDI AL - BANNA


KELAS : X MIPA 2
PELAJARAN : PAI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia nikmat
dan kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di
Sma negeri 4 banda aceh.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata pelajaran yang sedang dipelajari, agar saya menjadi siswa yang berguna bagi agama,
bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Banda Aceh, November 2021

Penulis
3.1. KONTROL DIRI MUJAHADAH AN NAFS DAN PRASANGKA BAIK
DNA PERSAUDARAAN UKHWAH
 MATERI

“Hidup mulia atau mati syahid!” Sebuah ungkapan yang bermakna ajakan untuk
hidup secara mulia atau mati secara syahid. Jika direnungkan, ungkapan tersebut
memiliki makna yang sangat dalam. Hidup mulia adalah dambaan setiap manusia ketika
hidup di dunia. Mati syahid adalah salah satu cara mendapatkan anugerah Allah Swt.
kelak di akhirat, yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan. Jadi, hidup mulia dan mati
syahid adalah ungkapan yang selalu memotivasi orang yang beriman agar selalu berada di
jalan Allah Swt. Agar lebih jelas memahami ungkapan tersebut, cermatilah pengalaman
hidup Nabi Yusuf a.s.

 MATERI

Ketika usianya masih sangat belia, ia dicemplungkan dengan sengaja ke sebuah perigi
oleh saudaranya sendiri. Ia memang selamat setelah ditemukan oleh serombongan
kafilah. Namun, mereka membawa Yusuf kecil ke Mesir dan menjualnya sebagai hamba
sahaya. Untuk beberapa lama ia pun hidup sebagai pembantu di rumah seorang pejabat
Mesir.
Sejalan dengan usianya yang tumbuh dewasa, ujian pun mendatanginya. Istri si pejabat
bersiasat merayu dan menggoda Si Tampan Yusuf. Inilah ujian yang amat berat karena
justru Yusuf-lah yang kemudian menjadi tertuduh melakukan perbuatan mesum kepada
majikannya. Kata Yusuf, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku...” (Q.S. Yusuf/12:33). Seperti yang kalian ketahui, Nabi Yusuf
as. pun akhirnya memang dipenjara. Inilah episode memilukan dari kehidupan manusia.
Apa yang selanjutnya terjadi terhadap Nabi Yusuf as., apakah ia terpuruk dan
tenggelam dalam kesengsaraan? Tidak! Tetapi lihatlah, penjara justru menjadi batu ujian
terhadap kenabian Yusuf as. Dan yang lebih membahagiakannya adalah melalui episode
itu, Allah Swt. dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Catatlah tiga istilah kunci ini:
pengendalian diri, prasangka baik, persaudaraan! Nabi Yusuf as. adalah sosok terpuji
karena kemampuannya mengendalikan diri untuk tidak memenuhi nafsu setan istri
seorang pejabat Mesir. Lagi, ia pun berhasil mengendalikan diri untuk tidak secara
semena-mena menuntut balas atas saudara-saudaranya yang telah berbuat keji tehadap
dirinya. Padahal, kalau mau, sebagai pejabat tinggi pasti sangat mudah baginya menuntut
balas. Di saat-saat ia menanggung cobaan berat dengan dibuang ke perigi, dilelang
sebagai hamba sahaya.

1. Mujahadah An Nafs (Pengendalian Diri)


a.) Pengertian : menahan diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri
dan juga orang lain, seperti sifat serakah atau tamak.
“Wahai golongan pemuda! Barangsiapa dari antaramu mampu menikah, hendaklah
dia nikah, kerana yang demikian itu amat menundukkan pemandangan dan amat
memelihara kehormatan, tetapi barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah dia puasa,
kerana (puasa) itu menahan nafsu baginya.” (HR. Bukhari).
Hadist Rasulullah S.A.W : “Wahai golongan pemuda! Barangsiapa dari antaramu
mampu menikah, hendaklah dia nikah, kerana yang demikian itu amat menundukkan
pemandangan dan amat memelihara kehormatan, tetapi barangsiapa tidak mampu, maka
hendaklah dia puasa, kerana (puasa) itu menahan nafsu baginya.” (HR. Bukhari).
Nafsu Dibagi Menjadi 3 : Nafsu Marah : Nafsu yang mendorong berbuat buruk,
Nafsu Mutmainnah : Nafsu yang telah terkendali, dan Nafsu Lawwanah : Nafsu yang
menyesali perbuatan buruk.
Surat al-hujurat ayat 12

‫ض ُك ْم بَ ْعضًا ۚ أَي ُِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسسُوا َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬
ْ
‫يَأ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Surah Al-Hujurat ayat 10 :

َ‫إِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬

Artinya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat.

Kandungan Ayat
Pada ayat sebelumnya Allah swt menegaskan ada dua hal pokok yang perlu diketahui:
1. sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.
2. jika terdapat perselisihan antarsaudara, kita diperintahkan oleh Allah swt untuk
melakukan Ishlah (upaya perbaikan atau perdamaian).

b.) Manfaat Perilaku Mujahadah An Nafs

• Meningkatkan kesabaran
• Dapat mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup sesuai kemampuan diri

• Meningkatkan rasasyukr atas nikmat yang dikaruniakan Allah swt

• Menghindarkan seoang muslim dari perbuatan maksiat

• Menghindari perpecahan dan timbulnya perselishan

• Mengurangi rasa gelisah, cemas, iri, dan tidak puas

• Meningkatkan keimanan kepada Allah swt

c.) Perilaku yang mencerminkan Mujahadah An Nafs : berpikir positif, bekerja keras,
tuntas dan ikhlas, bersyukur ketika mendapat keberhasilan, optimis dalam segala hal,
bersabar ketika mendapat kegagalan.
2. Husdnudzan (Prasangka Baik)
a.) Pengertian
Husnuzan berasal dari kata Arab: Yaitu husnu yang artinya “baik”, dan Zan
artinya “prasangka”. Jadi Husnuzan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya
melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan
mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari
prasangka yang belum tentu kebenaranya.
b.) Macam-Macam Husnuzan : Husnudzan terhadap Allah, husnudzan terhadap diri
sendiri, bersyukur ketika mendapat keberhasilan.
 dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan Allah,
 dengan cara percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri,
 dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau
kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.

c.) Manfaat & Hikmah Husnuzan


1.Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah
2.Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
3.Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal
4.Al – afwu (pemaaf)
5.Ar – rahmah (kasih sayang)
6.At – ta’awwun (tolong menolong)
7.Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah
8.Al – islah (damai)

d.) Membiasakan Perilaku Husnuzan : Melaksanakan shalat berjamaah,


menebarkan salam dan saling peduli, saling memaafkan jika terjadi perselisihan, saling
menolong dan membantu dalam kebaikan, membina hubungan silaturahmi baik
sesama umat islam maupun sesama manusia, mengajak orang lain dalam kebaikan dan
mengingatnya saat melakukan kesalahan.
3. Ukhuwah (Persaudraan)
a.) Pengertian
Ukhuwah berasal dari Bahasa Arab, akhun yg berarti “saudara” Jadi Ukhuwah
merupakan salah satu ajaran Islam yang mengemukakan konsep persaudaraan.
Ukhuwah sering dirangkai dengan kata Islamiah. Ukhuwah Islamiah memiliki
pengertian persaudaraan muslim yang dibangun atas dasar ajaran Islam.

b.) Macam-Macam Ukhuwah : Ukhuwwah ‘ubudiyyah, Ukhuwwah insaniyyah,


Ukhuwwah wathaniyyah wa an nasab.

 persaudaraan karena samasama makhluk yang tunduk kepada Allah


 persaudaraan karena samasama sebagai manusia secara keseluruhan
 Persaudaraan karena keterikatan keturunan dan kebangsaan Ukhuwwah diniyyah
persaudaraan karena seagama
c.)Membiasakan Perilaku Ukhuwah : Di cintai Allah swt, memiliki banyak teman
dan saudara, memperoleh kemudahan jika menghadapi kesulitan, memperkuat
persaudaraan, hidup secara muslim, Terhindar dari perpecahan dan Konflik.
3.2. MENGANALISIS Q.S AL-ISRA' (17) : 32, DAN Q.S. AN NUR (24) : 2,
SERTA HADIS TENTANG LARANGAN PERGAULAN BEBAS DAN
PERBUATAN ZINA
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 32) :
‫الز ٰۤنى اِنَّهٗ َكا نَ فَا ِح َشةً ۗ َو َسٓا َء َسبِ ْياًل‬
ِّ ‫َواَل تَ ْق َربُوا‬
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan
yang buruk."
(QS. An-Nur 24: Ayat 2)
ٰ ‫اَل َّزا نِيَةُ َوا ل َّزا نِ ْي فَا جْ لِ ُدوْ ا ُك َّل َوا ِح ٍد ِّم ْنهُ َما ِمائَةَ َج ْل َد ٍة ۖ َّواَل تَأْ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َر ْأفَةٌ فِ ْي ِد ْي ِن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُوْ نَ بِا هّٰلل ِ َوا ْليَوْ ِم ااْل‬
َ‫طٓائِفَةٌ ِّمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬َ ‫ِخ ِر ۚ َو ْليَ ْشهَ ْد َع َذا بَهُ َما‬
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan
janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
(hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman."
Hadits Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina

َّ‫رأَةٌ إِال‬¢
َ ¢‫افِ َر َّن ا ْم‬¢‫ا ْم َرأَ ٍة َوالَ تُ َس‬¢¢ِ‫ ٌل ب‬¢‫ َو َّن َر ُج‬¢ُ‫و ُل الَ يَ ْخل‬¢¢ُ‫لَّ َم يَق‬¢‫ ِه َو َس‬¢‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي‬ َّ ِ‫ضي هللاُ َع ْنهُ أَنَّهُ َس ِم َع النَّب‬
َ ‫ي‬ ِ ‫س َر‬
ٍ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
)‫َو َم َعهَا َمحْ َر ٌم ( رواه البخاري‬

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia
berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat/menyepi dengan seorang perempuan
kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali
beserta ada mahramnya” (Muttafaq ‘alaihi).

Pembahasan : Zina adalah perbuatan terlarangan berupa persetubuhan antara laki-laki dan
perempuan yang tidak terikat pernikahan atau perkawinan. Secara umum, zina bukan hanya di
saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tetapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang
dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina. Allah telah melarang kita
untuk melakukan Zina di dalam surat Al-Isra ayat 32.

ِّ ‫" َواَل تَ ْق َربُوا‬


" ‫الزنَا ۖ إِنَّهُ َكانَ فَا ِح َشةً َو َسا َء َسبِياًل‬

Ayat tersebut jelas melarang kita berbuat zina karena banyak mudharatnya.
Kandungan dari ayat tersebut adalah :
1) larangan untuk mendekati zina
perbuatan yang termasuk mendekati zina, terdapat dalam hadits Nabi, yang artinya : “Dari
Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya
manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya.
Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah
berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati
adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak
oleh kemaluan." (HR. Muslim).
2) zina termasuk perbuatan keji dan mungkar
3) zina merupakan jalan yang buruk
4) mendekati saja sudah dilarang, apalagi melakukan
Didalam Hadist :
ْ َ‫ َوي‬،ُ‫ب ْالخَ ْمر‬
ِّ ‫ظهَ َر‬
‫الزنَا‬ َ ‫ َويُ ْش َر‬،ُ‫ َويَ ْثبُتَ ْال َج ْهل‬،‫إِ َّن ِم ْن أَ ْش َرا ِط السَّا َع ِة أَ ْن يُرْ فَ َع ْال ِع ْل ُم‬

Artinya: “Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat yaitu diangkatnya ilmu dan kebodohan
nampak jelas, dan banyak yang minum khamar dan banyak orang berzina secara terang-
terangan” (HR. Bukhari dan Muslim)

‫ال يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن‬


Artinya: “Pezina tidak dikatakan beriman ketika ia berzina“. (HR. Bukhari Muslim)

ُ‫اإلي َمان‬ ُّ ‫اإلي َمانُ َكانَ َعلَ ْي ِه َك‬


ِ ‫الظلَّ ِة فَإ ِ َذا ا ْنقَطَ َع َر َج َع إِلَ ْي ِه‬ ِ ُ‫إِ َذا َزنَى ال َّر ُج ُل خ ََر َج ِم ْنه‬
Artinya: “Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya
sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu
akan kembali padanya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Allah melarang zina karena: perbuatan binatang bukan manusia, akibat dari zina jika jadi anak
tidak akan diketahui keturunan siapa, perbuatan tercela, perbuatan yg sangat dibenci Allah.
3.3. MAKNA AL MATIN, AL KARIM, AL WAKIL, AL MU'MIN, AL
JAMI, AL ‘ADL, DAN AL AKHIR DALAM ASMAUL HUSNA
1. Al Karim
Al karim artinya Maha Mulia. Asmaul Husna al-karim dijleaskan dalam surat al-
Mu’miun ayat 116 yang artinya:
“ Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia” (Qs. al-Mu’minun:116).
Allah Swt. Mampu memuliakan dan merendahkan seseorang yang rendah menjadi mulia
dan sebaliknya. Kemuliaan yang dikaruniakan Allah Swt., mutlak berdasarkan kehendak-
Nya. Tidak ada satu pun mahluk yang dapat menghalangi-Nya. Kemuliaan Allah Swt.,
tercermin pada kemurahaan-Nya yang telah menciptakan manusia dengan bentuk yang
sempurna dan diberikan nikmat yang amat banyak.
Salah satu kemurahan Allah Swt. tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Infitar
[82] : 6-7), yang artinya :
“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pengasih. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang)”
2. Al Mu’min
Al-mu’min artinya Maha Pemberi Keamanan. Allah swt., Maha berkehendak atas segala
sesuatu. Jika AllahSwt. Menghendaki keamanan kepad seseorang, siapapun tidak dapat
mencelakainya.
Al mu’min dijelaskan dalam surat al-Hasyr [59] ayat 23 yang artinya :
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Yang Maha kemanan, Pemelihara keselamatan, yang Maha perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.”
3. Al Wakil
Al-wakil artinya Maha pemelihara. Meskipun alam semesta ini sangat luas, Allah tidak
kesulitan memeliharanya sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-An’am [6] ayat 102
yang artinya:
” Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu.”
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu yang ada di alam
semesta. Selanjutnya, Allah tidak akan menelantarkan mahluk yang telah dicptakan-Nya.
Melalui ayat tersebut manusia dapat mengetahu bahwa Allah Swt., memelihara segala
sesuatu yang diciptkan-Nya.
Imam Ghazali menjelaskan bahwa All-Mu’min merupakan sifat Allah yang memberi
Rahmat bagi setiap muslim untuk mengembalikan rasa aman kepada-Nya. Rasa aman tidak
adapat bersemayam dalam benak siapapun jika tidak bersumber dari Allah Swt. Jika
seseorang berkata, “ Aku berlindung kepada Allah Swt.” dapat diartikan bahwa ia
berlindung kepada Allah dan Allah tidak akan menolak hamba-Nya yang beriman jika
memohon perlindungandan rasa Aman kepada-Nya.
4. Al Matin
Al Matin artinya Yang Maha Kokoh. Yang dijelaskan dalam Qs. Az-Zariyyat [51 ayat 58
yang artinya : “Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan yang lagi
sangat kokoh.”

5. Al Jami
Al Jami’ artinya Maha Menghimpun. Allah Swt. Maha Menghimpun segala sesuatu yang
berumlah tidak terbats sekali pun. Allah Swt. mampu menghimpun segala sesuatu dialam
semesta ini dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Yang dijelaskan dalam surat al-An’am ayat
12 “ Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah segala yang di langit dan di bumi?” katakanlah,
“ Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan
mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan
dirinya, mereka itu tidak beriman.”
6. Al ‘Adl
Al ‘Adl berati Maha Adil dalam membagi, menentukan, dan menetapkan sesuatu. Yang
dijelaskan dalam Qs. Ali–Imran ayat 18 “ Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia;
(demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan
selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” Allah memerintahkan manusia berlaku adil.
Adil berarti tidak berat sebelah dan tidak memihak. Adil juga bisa berarti menempatkan segala
sesuatu sesuai tempatnya.
7. Al Akhir
Al–Akhir artinya Maha Akhir. Allah Swt. tidak memiliki permulaan dan akhir. Allah tidak
sama dengan manusia yang memiliki permulaan yaitu kelahiran dan memiliki akhir, yaitu
kematian. Akan tetapi, Allah kekal selamanya sehingga memiliki nama Al-Akhir. Allah tetap
ada meskipun seluruh alam semesta hancur dan binasa yang sebagaimana dijelakan dalam surat
al-Hadid ayat 3 “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.
3.4. MENGANALISIS MAKNA BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Beriman kepada malaikat mengandung makna bahwa sebagai orang yang beriman, kita
harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang
diberi tugas oleh Allah Swt. dan senantiasa melaksanakannya tanpa pernah membantah atau
meningkarinya. Salah satu tanda atau ciri dari orang beriman kepada malaikat adalah memiliki
keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat malaikat dan keyakinan
tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud konkrit dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang
muslim dalam perbuatan sehari-hari.
Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab yaitu malā’ikah yang
merupakan bentuk jamak dari kata malak yang terambil dari kata la’aka yang berarti
“menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu
dari Allah Swt.. Menurut istilah, mailakat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Swt.
dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang
terhadap perintah-perintah-Nya.

A. Hukum Beriman kepada Malaikat


Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu ‘ain hal ini berdasarkan pada beberapa
sumber dari al-Qur’ān dan hadis sebagai berikut.
1. Q.S. al-Baqarah/2:285
‫ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِم ْن ُر ُسلِ ِه ۚ َوقَالُوا‬ُ ِّ‫ه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه اَل نُفَر‬¢ِ ِ‫آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ۚ ُك ٌّل آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكت‬
ِ ‫ك َربَّنَا َوإِلَ ْيكَ ْال َم‬
‫صي ُر‬ َ َ‫َس ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا ۖ ُغ ْف َران‬
(aamana alrrasuulu bimaa unzila ilayhi min rabbihi waalmu/minuuna kullun aamana
biallaahi wamalaa-ikatihi wakutubihi warusulihi laa nufarriqu bayna ahadin min rusulihi
waqaaluu sami'naa wa-atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa-ilayka almashiiru).
Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-
Qurān) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata),
“Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata,
“Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat
(kami) kembali.”
2. Q.S. an-Nisa’/4:136
ِ ‫رْ بِاهَّلل‬¢¢ُ‫ ُل ۚ َو َم ْن يَ ْكف‬¢‫زَ َل ِم ْن قَ ْب‬¢¢‫ب الَّ ِذي أَ ْن‬
ِ ‫ا‬¢¢َ‫ولِ ِه َو ْال ِكت‬¢‫ َّز َل َعلَ ٰى َر ُس‬¢َ‫ب الَّ ِذي ن‬
ِ ‫ا‬¢¢َ‫ولِ ِه َو ْال ِكت‬¢‫وا بِاهَّلل ِ َو َر ُس‬¢¢ُ‫وا آ ِمن‬¢¢ُ‫ا الَّ ِذينَ آ َمن‬¢¢َ‫ا أَيُّه‬¢¢َ‫ي‬
‫ضاَل اًل بَ ِعيدًا‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬
(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu aaminuu biallaahi warasuulihi waalkitaabi alladzii nazzala
'alaa rasuulihi waalkitaabi alladzii anzala min qablu waman yakfur biallaahi wamalaa-ikatihi
wakutubihi warusulihi waalyawmi al-aakhiri faqad dhalla dhalaalan ba'iidaan)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-
Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al-Quran) yang diturunkan kepada Rasul-Nya,
serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu
telah tersesat sangat jauh”
3. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

َ َ‫ ْي فَق‬¢‫ ٌل يَ ْم ِش‬¢ُ‫اهُ َرج‬¢¢َ‫اس إِ ْذ اَت‬


‫ا‬¢َ‫ ي‬: ‫ال‬¢ ِ َّ‫ار ًزا لِلن‬¢ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَ َّن َرسُوْ َل هللا‬
ِ َ‫وْ ًم ب‬¢¢َ‫انَ ي‬¢‫لَّ َم َك‬¢‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ ِ ‫ع َْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
ِ ‫ ااْل ِ ْي َمانُ أَ ْن تُ ْؤ ِمنُ بِاهللِ َو َم ٰلئِ َكت ِه َو ُر ُسلِ ِه َولِقَائِ ِه َوتُ ْؤ ِمنَ بِ ْالبَ ْع‬: ‫ال‬
‫ث ااْل ٰ ِخ ِر‬ َ َ‫َرسُوْ َل هللاِ َمااْل ِ ْي َمانُ ؟ ق‬

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul
di tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya,
‘Wahai Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus
percaya kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-
rasul-Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim).

B. Tentang Penciptaan Malaikat


Sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malaikat adalah dengan berpedoman
kepada al-Qur’ān dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda:
‫ق ٰا َد َم ِم َّما‬
َ ِ‫َار َو ُخل‬
ٍ ‫ج ِم ْن ن‬ ِ ‫ان ِم ْن َم‬
ِ ‫ار‬ َ ِ‫ت ال َم ٰلئِ َكةُ ِم ْن نُوْ ِر َو ُخل‬
ُّ ‫ق ْال َج‬ ِ َ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم ُخلِق‬ ْ َ‫ع َْن عَائِ َشةَ قَال‬
َ ِ‫ت قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬
‫صفَ لَ ُك ْم‬ ِ ‫ُو‬
Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan
(ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim).
Perbedaan Malaikat dengan Manusia dan Jin

Malaikat Manusia Setan/ Iblis


Ghaib Nyata Nyata
Tidak memiliki nafsu Memiliki nafsu Memiliki Nafsu
Selalu taat kepada Allah Ada yang taan dan ada yang Selalu durhaka kepada Allah
durhaka kepada Allah swt swt
Tidak berjenis kelamin Berjenis kelamin Berjenis kelamin
Tidak makan/minum tidak Makan/minum tidur dan Makan /minum tidur dan
tidur dan kawin kawin kawin
Akal bersifat statis Akal bersifat dinamis Akal bersifat dinamis

Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Fatir/35:1 disebutkan
bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman:
ِّ‫ل‬¢¢‫ق َما يَ َشٓا ۚ ُء إِ َّن ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك‬ ۡ ۡ َ َ‫ض َجا ِع ِل ۡٱل َم ٰلَٓئِ َك ِة ُر ُساًل أُوْ لِ ٓي أَ ۡجنِ َح ٖة َّم ۡثن َٰى َوثُ ٰل‬
ِ ‫ث َو ُر ٰبَ ۚ َع يَ ِزي ُد فِي ٱل َخل‬ ِ َ‫ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ ف‬
‫اط ِر ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ِ أۡل‬
ِ ‫ت َوٱ َ ۡر‬
١ ‫ير‬ ٞ ‫َش ۡي ٖء قَ ِد‬
Artinya:“Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya apa
yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Fātir/35:1).
Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya dan memiliki sayap,
sehingga jika ada keterangan lain yang menyatakan bahwa malaikat memiliki ciri-ciri yang tidak
sesuai dengan keterangan dari al-Qur’an dan hadis, patutlah kita meragukannya.
C. Jumlah Malaikat
Keterangan hadis berikut dapat memberikan penjelasan tentang banyaknya jumlah malaikat.
Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra.
َ ِ‫ ِة ْال َجنَّ ِة َحتَّى يَجْ ل‬¢َ‫ى فِي خ ََراف‬¢‫دًا َم َش‬¢ِ‫لِ َم عَائ‬¢‫ اهُ ْال ُم ْس‬¢‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َم ْن أَتَى أَ َخ‬
‫إ ِ َذا‬¢َ‫س ف‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ُ ‫ع َْن َعلِ ٍّي قَالَ َس ِمع‬
َ ‫ْت َرس‬
ٍ ¢َ‫فَ َمل‬¢‫ ْبعُونَ أَ ْل‬¢‫ ِه َس‬¢ْ‫لَّى َعلَي‬¢‫ص‬
‫ك‬¢ ٍ َ‫صلَّى َعلَ ْي ِه َس ْبعُونَ أَ ْلفَ َمل‬
َ ‫ا ًء‬¢‫ك َحتَّى يُ ْم ِس َي َوإِ ْن َكانَ َم َس‬ َ ً‫س َغ َم َر ْتهُ الرَّحْ َمةُ فَإ ِ ْن َكانَ ُغ ْد َوة‬
َ َ‫َجل‬
‫َحتَّى يُصْ بِ َح‬
Artinya: Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga
hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di
waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan
jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat
kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah).
D. Nama Malaikat dan Tugasnya Masing-masing
Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas, para malaikat melaksanakan
tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya. Allah Swt.
berfirman:
‫ارةُ َعلَ ْيهَا َماَل ئِ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَل يَ ْعصُونَ هَّللا َ َما أَ َم َرهُ ْم‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
َ‫َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمرُون‬
(yaa ayyuhaa alladziina aamanuu quu anfusakum wa-ahliikum naaran waquuduhaa alnnaasu
waalhijaaratu 'alayhaa malaa-ikatun ghilaatsun syidaadun laa ya'shuuna allaaha maa amarahum
wayaf'aluuna maa yu/maruuna).
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan
keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. at-Tahrim/66:6).
Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain:

 Beribadah kepada Allah Swt. dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan
atau terpaksa;
 Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul; (Jibril/Ruh al-Amin/Ruh al-Qudus)
 Memohon ampunan bagi orang-orang beriman;
 Meniup sangkakala; (Israfil)
 Mencatat amal perbuatan; (Raqib/Atid)
 Mencabut nyawa; (Izrail)
 Memberi salam kepada ahli surga;(Ridwan)
 Menyiksa ahli neraka; (Malik)
 Mengatur urusan makhluk Allah Swt. (Mikail)
 Bertanya kepada orang yang sudah mati di alam kubur. (Munkar/Nakir) Memikul ‘arsy;
Memberi kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin; Mengerjakan
pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas.
E. Hikmah Beriman kepada Malaikat
Pelajaran yang dapat dipetik dengan beriman kepada malaikat-malaikat Allah antara lain
seperti berikut :
1. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan
manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.

3. Menambah kesadaran terhadap alam wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra.

4. Menambah rasa syukur kepada Allah Swt. karena melalui malaikat-malaikat-Nya,


manusia memperoleh banyak karunia.

5. Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain
ketika melakukannya.

6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal
manusia.

7. Semakin giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat
Allah Swt. tanpa usaha dan kerja keras.

F. Menerapkan Perilaku Mulia


Dengan senantiasa menghadirkan dan meneladani sifat-sifat malaikat dalam kehidupan, maka
kita akan, bertindak seperti berikut.
1. Berkata dan berbuat jujur karena di mana dan ke mana pun malaikat pasti mengawasi
kita.
2. Patuh dan taat terhadap hukum-hukum Allah Swt. dan peraturan yang dibuat oleh
pemerintah.
3. Melaksanakan tugas yang diembankan kepada kita dengan penuh tanggung jawab
keikhlasan.
4. Bertindak hati-hati serta penuh perhitungan dalam perkataan dan perbuatan. 
5. Memiliki rasa empati dengan memberikan bantuan kepada orang yang sedang
membutuhkan bantuan (kepedulian sosial).
6. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri teladan bagi lingkungannya.
7. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu.
8. Berusaha sekuat tenaga untuk menghindari berbagai perbuatan buruk.
9. Tidak bersikap sombong (riya’) dalam berbuat kebaikan
3.5. MENGANALISIS KENTENTUAN BERPAKAIAN SYARIAT ISLAM
 Ketentuan berpakaian sesuai syariat islam
Berpakaian menurut syariat islam berbeda dengan berpakaian menurut kaum kapitalis,
jika menurut kaum kapitalis, berpakaian itu untuk menarik lawan jenis, sebagai ungkapan
kepribadian, karena itu berpakaian memiliki nilai ekonomi, berbeda dengan islam, menurut
syariat islam berpakaian haruslah menutup aurat, menyembunyikan yang tidak seharusnya
ditampakkan.
 Pembahasan
1) Ketentuan berpakaian bagi muslim : Menutup aurat, tidak terbuat dari emas atau sutera,
tidak tasyabbuh (menyerupai) pakaian wanita, dan tidak tasyabbuh (menyerupai) orang-
orang kafiir.
2) Ketentuan berpakaian bagi muslimah : Menutup aurat, menetapi jenis dan model yang
ditetapkan syara’, tidak tembus pandang, tidak menunjukkan bentuk dan lekuk tubuhnya,
tidak tabarruj (menonjolkan keindahan bentuk tubuh, kecantikan dan perhiasan di depan
laki-laki non muhrim atau dalam kehidupan umum), tidak tasyabbuh (menyerupai) pakaian
laki-laki, tidak tasyabbuh (menyerupai) terhadap orang kafiir.
Dalil Naqli tentang batasan pakaian wanita :

1) Surat An-Nur ayat 31


ِ ¢‫ظنَ فُرُو َجه َُّن َواَل يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن إِاَّل َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو ْليَضْ ِر ْبنَ بِ ُخ ُم‬
‫ر ِه َّن َعلَى‬¢ ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬ِ ‫ص‬ َ ‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن أَ ْب‬ ِ ‫َوقُل لِّ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
‫ َوانِ ِه َّن أَوْ بَنِي‬¢‫ولَتِ ِه َّن أَوْ إِ ْخ‬¢¢‫اء بُ ُع‬¢¢َ‫ائِ ِه َّن أَوْ أَ ْبن‬¢¢َ‫ولَتِ ِه َّن أَوْ أَ ْبن‬¢¢‫اء بُ ُع‬¢¢َ‫ائِ ِه َّن أَوْ آب‬¢¢َ‫ولَتِ ِه َّن أَوْ آب‬¢¢‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل لِبُ ُع‬
¢َ ‫ ِد‬¢‫وبِ ِه َّن َواَل يُ ْب‬¢¢ُ‫جُ ي‬
ِ ¢‫ ا ِل أَ ِو الطِّ ْف‬¢‫ ِة ِمنَ ال ِّر َج‬¢ َ‫ر أُوْ لِي اإْل ِ رْ ب‬¢
‫ل الَّ ِذينَ لَ ْم‬¢ ِ ¢‫انُه َُّن أَ ِو التَّابِ ِعينَ َغ ْي‬¢¢‫ت أَ ْي َم‬
ْ ‫إِ ْخ َوانِ ِه َّن أَوْ بَنِي أَخَ َواتِ ِه َّن أَوْ نِ َسائِ ِه َّن أَوْ َما َملَ َك‬
َ‫ون‬¢ُ‫ا ْال ُم ْؤ ِمن‬¢َ‫ا أَيُّه‬¢ً‫وا إِلَى هَّللا ِ َج ِميع‬¢ُ‫ا ي ُْخفِينَ ِمن ِزينَتِ ِه َّن َوتُوب‬¢‫أَرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َم‬¢ِ‫ ِر ْبنَ ب‬¢‫ض‬ ْ َ‫اء َواَل ي‬¢‫ت النِّ َس‬ ِ ‫ظهَرُوا َعلَى عَوْ َرا‬ ْ َ‫ي‬
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.
2) Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
Bunyi haditsnya :
‫يض لَ ْم تَصْ لُحْ أَ ْن يُ َرى ِم ْنهَا إِالَّ هَ َذا َوهَ َذا َوأَ َشا َر إِلَى َوجْ ِه ِه َو َكفَّ ْي ِه‬
َ ‫ت ْال َم ِح‬
ِ ‫قَا َل يَا أَ ْس َما ُء إِ َّن ْال َمرْ أَةَ إِ َذا بَلَ َغ‬
artinya : Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid),
tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak
tangannya). (HR Abu Dawud).
3.6. MENGANALISIS MANFAAT KEJUJURAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI HARI
Jujur adalah sikap penting berupa lurus hati dan tidak berbohong yang harus dimiliki setiap
orang. Sebab manusia adalah makhluk sosial yang tak lepas dari interaksi dengan orang lain.
Dalam hubungan sosial jangan ragu-ragu untuk berperilaku dan berkata jujur, karena dengan
terbiasa berperilaku dan berkata jujur justru kamu akan mendapatkan banyak manfaat. Menurut
Aidh (2011) ada beberapa macam kejujuran, antara lain:
1. Jujur dalam ucapan, di mana manusia harus menjaga lisannya untuk tidak berkata kecuali
benar dan jujur;
2. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji, di mana manusia harus menepati janjinya karena janji
itu adalah utang;
3. Jujur dalam perbuatan seimbang antara lahiriah dan batiniah;
4. Jujur dalam kedudukan agama yang merupakan kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana
jujur dalam rasa takut, pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal;
A. Contoh jujur dalam kehidupan sehari hari
 Perilaku Jujur di Lingkungan Rumah
1. Mengakui kesalahan kepada orang tua
Ketika memiliki suatu kesalahan baik kesalahan kecil maupun besar, kita diharuskan
untuk berbicara jujur. Jangan sampai nanti kesalahan kita akan membawa malapetaka.
Apalagi jika perbuatan tidak jujur tersebut akan merugikan orang lain.
2. Mengembalikan kelebihan uang belanja pada orang tua
Sering terjadi, saat orang tua meminta tolong untuk membantu belanja, ketika memang
ada uang kembalian kita wajib memberikan keseluruhan dari uang tersebut. Kalau kamu
berbuat jujur bisa saja kan orang tua kamu kasih uang tip karena telah membantu mereka.
3. Memberitahukan hasil ujian sekolah yang sebenarnya kepada orang tua
Jika memiliki nilai yang menurut kamu tidak terlalu bagus kamu harus tetap
memberitahukannya kepada orang tuamu. Jangan sampai kamu melebih-lebihkan hanya
karena ingin mendapat pujian. Kalau memang terdapat beberapa mata pelajaran yang sulit,
orang tua kamu pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu kamu
memahami pelajaran tersebut.
4. Tidak mengambil barang anggota keluarga dengan sembarangan
Kalau kamu punya kakak atau adik hal seperti ini pasti sering terjadi. Banyak kasus
kakak dan adik bertengkar lantaran meminjam barang tanpa izin terlebih dahulu.
Sebaiknya sobat Era harus berhenti dari sifat tidak terpuji ini ya, sebaliknya harus mulai
membiasakan meminta izin jika ingin meminjam barang.
 Perilaku Jujur di Lingkungan Sekolah
1. Mengerjakan tugas atau ujian sekolah tanpa menyontek
Harus percaya pada diri sendiri. Kalau memang sudah belajar yakinlah pada jawaban
yang akan kamu tulis saat ujian atau mengerjakan tugas. Jangan mengandalkan contekan
ya. Kalau tidak tahu jawabannya artinya harus lebih banyak belajar lagi.
2. Tidak berbohong kepada guru atau teman-teman
Sekolah merupakan lingkungan yang penting. Kamu harus mulai membangun rasa
kepercayaan satu sama lain. Hal ini bisa dimulai dengan berbicara dengan jujur dengan
teman maupun guru.
3. Tidak mengambil barang milik teman
Mengambil barang tanpa izin bisa dikategorikan dalam mencuri. Ini merupakan
perbuatan tercela dan tidak terpuji. Harus menjauhkan diri dari perbuatan mencuri.
 Perilaku Jujur di Lingkungan Masyarakat
1. Tidak berbohong atau memfitnah orang lain
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang akan menentukan kelayakan kamu
dihadapan banyak orang. Jika kamu ingin membuat relasi yang bagus mulailah dengan
tidak berbohong atau saling bergunjing satu sama lain.
2. Mengakui kesalahan jika melanggar peraturan lalu lintas
Jika kamu dalam suatu perjalanan harap memberikan perhatian penuh untuk
keselamatan kamu dan pengguna jalan lainnya. Jika mendapati diri melanggar lalu lintas
kamu harus mengakuinya dan tidak membuat argumen yang percuma denga petugas lalu
lintas.
3. Tidak menyuap polisi ketika ditilang
Kalau sobat Era terlanjur ditilang oleh pihak keamanan jangan mencoba untuk menyuap
polisi itu. Jika memang diminta untuk membayar denda lakukanlah sesuai dengan prosedur
hukum yang ditetapkan.
Kesimpulannya adalah bila kita berperilaku jujur, maka hidup kita akan tenang, bermanfaat dan
berguna bagi masyarakat. Dan kejujuran merupakan kunci dari kesuksesan. Mari kita terapkan
perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari dan janganlah kita menjadi orang yang pembohong.

Anda mungkin juga menyukai