Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AUFHA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim, dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan tuhannya sebagai suatu
bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa
ucapan dan perbuatan yang di awali dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan
salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah
ditentukan. Shalat fardhu terdiri dari 5 waktu antara lain: dzuhur, ashar, maghrib,
isya’, subuh. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang
melakukannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian shalat?
2. Bagaimana dasar hukum dan tujuan shalat?
3. Apa rukun sunnah dan syarat sahnya shalat?
4. Apa saja hal-hal yang membatalkan shalat dan apa macam-macam shalat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian shalat.
2. Untuk mengetahuai dasar hukum dan tujuan shalat.
3. Untuk mengetahui rukun sunnah dan syarat sahnya shalat.
4. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang membatalkaan shalat dan apa saja
macam-macam shalat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat dan Fardhu


Shalat menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut syara’ adalah beberapa
perbuatan dan beberapa perkataan yang di awali dengan takbir dan di akhiri dengan
salam dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Fardhu adalah sama dengan wajib yaitu ketika dikerjakan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan mendapatkn dosa.

B. Dasar Hukum Shalat Fardhu

)31: ‫ (سورة الروم‬.‫منيبني اليه والتقوه واقيموا الصالة وال تكونوا من املشركني‬
Artinya: dengan kembali bertaubat kepadanya dan bertakwalah kepadanya
serta laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah (Q.S. Ar-Rum: 31).

‫فرض اهلل على ام'يت ليل'ة االس''راء مخس'ني ص'الة فلم ازل اراجع''ه واس'اء ل''ه التخفي'ف ح'يت جعله'ا مخس''ا‬

‫يف كل يوم وليلة‬


Artinya: Allah mewajibkan atas ummat nabi Muhammad untuk shalat di
malam isra’ 50 rakaat lalu nabi Muhammad tidak setuju dan kembali bertanya kepada
Allah sehingga Allah menjadikan shalat fardhu menjadi lima waktu dalam sehari
semalam.

C. Tujuan Shalat

2
Bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah, agar seorang hamba tersebut
semakin dekat dengan Allah.

D. Rukun Dan Syarat Sahnya Shalat


Rukun-rukun shalat ada tujuh; niat, takbiratul ihram, berdiri jika mampu,
membaca surah Al-Fatihah, ruku’, sujud, dan duduk di akhir shalat. Dan syarat
sahnya shalat adalah ada 8: suci dari hadas kecil dan besar, Badan dan pakaian dan
tempatnya suci dari najis yang tidak diampuni, mengetahui masuknya waktu shalat,
menutupi aurat (untuk laki-laki antara pusar dan lutut, untuk perempuan semua
anggota tubuhnya selain muka dan telapak tangan), menghadap kiblat, salah satu
rukun shalat tidak dianggap sunnah, mengetahui bahwa shalat adalah fardhu,
meninggalkan hal-hal yang membatalkan shalat.
Menurut ijma’ ulama’ niat shalat itu wajib, akan tetapi ulama’ berbeda
pendapat di dalam bolehnya mendahulukan niat dari takbiratul ihram. Menurut Abu
Hanifah dan imam Ahmad boleh mendahulukan niat dari pada takbiratul ihram
dengan jarak yang sedikit sedangkan menurut imam Malik dan Syafi’i adalah wajib
membarengkan niat dengan takbiratul ihram.
E. Sunnah Sunnah Shalat
Sunnah sunnah shalat ada dua:
1. Ab’adhus Shalah
Ab’adus shalah adalah sunnah sunnah shalat yang apabila ditinggalkan
disunnahkan melakukan sujud sahwi (sujud yang dilakukan karena lupa) yang
termasuk ab’adus shalah adalah ada enam macam:
a. Tasyahhud awal.
b. Duduk pada tasyahhud awal.
c. Membaca qunut pada shalat subuh dan shalaat witir pada setiap malam
selama setengah bulan kedua dari bulan ramadhan, kecuali qunut nazilah.
d. Berdiri waktu qunut.
e. Membaca shalawat pada nabi ketika tasyahhud awal.

3
f. Membaca shalawat pada keluarga nabi di waktu tasyahhud akhir.
2. Hai’atus Shalah
Hai’atus shalah adalah sunnah sunnah di dalam shalat yang apabila
ditinggalkan tidak di sunnahkan melakukan sujud sahwi,yaitu:
a. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, akan rukuk, dan berdiri
dari ruku’.
b. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggug tangan kiri (ketika
bersedekap).
c. Membaca do’a iftitah.
d. Membaca ta’awwudz.
e. Memperkeras bacaan Al-Fatihah dan surat sesudahnya pada dua rakaat
pertama waktu shalat maghrib, isya’ dan subuh dan dengan perlahan-lahan
pada dua rakaaat pertama pada shalat duhur dan ashar.
f. Mengucapkan “amin” setelah selesai membaca surat Al-Fatihah.
g. Membaca surat Al-Qur’an atau sebagian surat al-qu’an setelah surat Al-
Fatihah.
h. Mengucapkan kalimat ”takbir” ketika bangun dari sujud, dan ketika
memulai ruku’ dan sujud.

i. Membaca ‫محده‬ ‫مسع اهلل ملن‬


Ketika bangun dari ruku’/i’tidal. Kemudian membaca:

‫ربنا لك احلمد ملء السموات وملء االرض وملء ماشئت من شئ بعد‬


j. Membaca tasbih dalam ruku’.
k. Membaca tasbih ketika sujud.
l. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha ketika duduk, dengan
membentangkan tangan kiri dan menggenggamkan tangan kanan kecuali
telunjuk, dan meluruskannya ketika membaca syahadat.
m. Duduk iftirasy pada setiap duduk.

4
n. Duduk tawarruk padawaktu duduk yang paling akhir.
o. Mengucapkan salam yang kedua.

F. Hal Yang Membatalkan Shalat


Hal-hal yang tergolong dapat membatalkan shalat adalah;
1. BERBICARA
Sekurang-kurangnya berbicara yang membatalkan shalat adalah dua huruf,
sekalipun tidak dipahami, baik disengaja atau lupa.
2. MAKAN DAN MINUM
Baik disengaja atau lupa, sedikit atau banyak, sebab makan dan minum bukan
perbuatan yang disyari’atkan dalam pelaksaan shalat dan puasa. Oleh karena
itu semua yang membatalkan puasa juga membatalkan shalat.
3. BANYAK BERGERAK
Secara berturut-turut selain gerakan yang biasa dilakukan dalam shalat, karena
perbuatan yang dianggap banyak dilakukan secara berturut-turut memberikan
kesan terputusnya shalat.
4. MEMBELAKANGI KIBLAT TANPA ADA HALANGAN
Karena ulama telah sepakat menetapkan bahwa salah satu syarat sahnya shalat
adalah menghadap kiblat, sesuai dengan perintah Allah untuk menghadap
Masjidil Haram. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 150)
5. TERBUKA AURAT
Dalam keadaan sengaja atau tidak seperti dibuka oleh angin.
6. DATANG HADAST
Baik hadast kecil atau besar, karena datangnya hadast berarati wudhu’ batal,
dengan demikian shalat pun batal sebab dilaksanakan tanpa wudhu’.
7. TERKENA NAJIS
Yang tidak dimaafkan pada badan, pakaian dan tempat, karena keharusan
bersih badan, pakaian dan tidak terpenuhi.
8. TERTAWA TERBAHAK-BAHAK

5
9. MURTAD, GILA, PINGSAN
Karena salah satu syarat wajib shalat adalah berakal.
10. BERUBAH NIAT
Untuk membatalkan atau keluar dari shalat.
11. SALAH DALAM MEMBCA ALQUR’AN
Karena akan mengubah arti dalam maksud Al-Qur’an, sehingga merusak
rukun shalat.
12. MENINGGALKAN RUKUN ATAU SYARAT
Karena adanya rukun tergantung pada ke sempurnaan rukun dan syarat.
13. MENDAHULUI IMAM
Bagi orang yang berjemaah.
14. MELIHAT AIR
Bagi orang yang shalat dan tayammum sepanjang air itu dimungkinkan untuk
digapai, karena tayammum dibolehkan ketika tidak ada air.

G. Macam Macam Shalat Fardhu


1. Duhur.
2. Ashar.
3. Maghrib.
4. Isha’.
5. Subuh.

Para ulama’ sepakat bahwa waktu shalat dzuhur adalah apabila tergelincirnya
matahari dan tidak boleh shalat sebelum tergelincirnya matahari, akan tetapi imam
Syafi’i dan imam Maliki berpendapat bahwa waktunya shalat duhur itu wajib setelah
tergelincirnya matahari dan akhir shalat dzuhur adalah awal waktu shalat ashar.
Sedangkan menurut imam Abu Hanifah wajibnya shalat dzuhur adalah
tergantung dengan akhir shalat dzuhur sedangkan jika shalat di awal waktu itu adalah
hanya sunnah.

6
Waktu shalat ashar adalah mulai dari keluarnya waktu dzuhur, yaitu bila mana
sampai hilangnya bayang-bayang melebihi panjang suatu benda, sampai terbenam
matahari.
Waktu shalat maghrib adalah mulai dari terbenamnya matahari yaitu,
hilangnya bundaran matahari secara sempurna, sampai hilangnya syafaq (sisa cahaya
matahari di waktu senja), demikian menurut jumhur ulama’ menurut golongan
Syafi’iyah, hanabilah dan dua orang sahabat Abu Hanafiyah (Abu Yusuf daan
Muhammad bin Hasan) syafaq yang dimaksud adalah syafaq yang berwarna merah,
sedangkan menurut Hhanafiyah warna putih putih yang masih tersisa setelah
terebenam matahari yang biasanya masih tetap ada sesudah warna merah.
Waktu shalat isya’ adalah sehabis waktu shalat maghrib sampai terbit fajar
shadiq dengan pengertian sejenak sebelum terbit.

7
BAB III
PENUTUP

H. Kesimpulan
Wajib kita ketahui bahwa shalat adalah suatu kewajiban bagi setiap orang
islam. Shalat adalah beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang di awali
dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan syarat yang telah ditentukan.
Di dalam shalat pasti ada syarat dan rukun yang wajib kita ketahui seperti suci
dari hadast badan, pakaian dan tempatnya suci dari hadast, mengetahui masuk nya
waktu shalat,menutup aurat,menghadap kiblat. Dan rukun rukun shalat seperti niat,
berdiri jika mampu, membaca takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah, ruku’,
i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, duduk terakhir.
Dan juga ada yang membatalkan shalat dan macam macam shalat seperti
berkata yang di sengaja, mengerjakan suatu 3 kali berturut turut atau lebih yang
bukan pekerjaan shalat, hadast, terbukanya aurat, tidak menghadap kiblat, makan,
minum, tertawa, murtad. Dan macam-macam shalat seperti dzuhur, ashar, maghrib,
isya’, subuh.

Anda mungkin juga menyukai