Anda di halaman 1dari 19

MIKROBIOLOGI

INTERAKSI DALAM KEHIDUPAN MIKROORGANISME DENGAN MANUSIA

DISUSUN OLEH :

1.Raihan Ahmad Syamlan

2.Septia wati

3.Rindu stevani

4.Nisa Fauzana

D3B KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan mata kuliah Teknik
Pengambilan Sampel ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai
“Memahami persiapan,berbagai jenis peralatan,penentuan titik,dan prosedur pengambilan
sampel”

Adapun tujuan dari penulisan atau pengetikan dari laporan ini untuk memenuhi tugas
Ibu Rahayu Winarmi, S.Pd., M.Pd pada mata kuliah MIKRO LINGKUNGAN. Laporan ini
kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya : Ibu
Rahayu Winarmi, S.Pd., M.Pd dan anggota anggota kelompok 08 yang membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga
dan pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, Semoga laporan praktikum
ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia
umumnya.

Jakarta, 21 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemindahan penyakit oleh mikroorganisme…………….......................... 4

2.2 Jenis jalur penularan/pemindahan penyakit oleh mikroorganisme.............................. 7

2.3 mekanisme penularan/pemindahan melalui pernafasan,makanan,kulit dan


udara…………………………………………………………......................................9

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang, disebut
sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit
disebut patogenisitas. Ketika suatu mikroorganisme memasuki inang yang memasuki jaringan
tubuh dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat menimbulkan infeksi.
Patogen (Bahasa Yunani:, "penyebab penderitaan") adalah agen biologis yang
menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen
adalah mikroorganisme parasit, Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh
banyaknya organisme yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu
tertentu. Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit, Infeksi adalah penyakit yang
disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk
hidup memiliki cara bertahan hidup dengan berkembang biak pada suatu reservoir yang
cocok dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru dengan cara menyebar atau berpindah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. apa yang dimaksud dengan pathogen,virulensi dan infeksi?

b. sebutkan jalur atau rute penularan penyakit?

c. apa saja jenis penyakit yang ditularkan melalui kulit,pernapasan,udara dan makanan

1.3 KESIMPULAN

Dengan adanya laporan ini saya selaku mahasiswa yang di beri tugas dapat mengerti serta
memahami apa isi dari laporan yang saya tulis.Dengan adanya laporan ini semoga dapat
memberikan wawasan luas tentang ” INTERAKSI DALAM KEHIDUPAN
MIKROORGANISME DENGAN MANUSIA”

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemindahan penyakit oleh mikroorganisme

Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang,
disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan
penyakit disebut patogenisitas. Ketika suatu mikroorganisme memasuki inang yang
memasuki jaringan tubuh dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat menimbulkan
infeksi. Jika keadaan inang rentan terhadap infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka hal ini
dapat menimbulkan suatu penyakit. Patogen merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau
organisme lain yang berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan penyakit. Contoh
organisme yang berukuran besar adalah cacing Trichinella yang menyebabkan Trichinosis,
suatu penyakit akibat cacing parasit yang merusak jaringan otot.

Kemampuan mikroorganisme patogen untuk menyebabkan penyakit tidak hanya


dipengaruhi oleh komponen yang ada pada mikroorganisme, tapi juga oleh kemampuan inang
untuk melawan infeksi. Saat ini, peningkatan jumlah infeksi meningkat disebabkan oleh
mikroorganisme yang sebelumnya dianggap tidak patogen; terutama anggota flora normal.
Infeksi ini berkembang dalam tubuh manusia yang factor kekebalan tubuhnya dirusak oleh
penyakit lain atau karena terapi antibiotik dan terapi immunosupresif yang berkepanjangan.
Mikroorganisme demikian disebut patogen oportunistik. Patogen tersebut dapat menimbulkan
penyakit pada individu yang sehat.

4
Patogen (Bahasa Yunani:, "penyebab penderitaan") adalah agen biologis yang
menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen
adalah mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang
mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular. Namun, patogen dapat
pula menginfeksi organisme uniselular dari semua kerajaan biologi.
Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat menyebabkan penyakit,
sementara sisanya jarang menimbulkan penyakit. Patogen oportunis adalah patogen yang
jarang menyebabkan penyakit pada orang-orang yang
memiliki imunokompetensi (immunocompetent) namun dapat menyebabkan
penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki imunokompetensi
(immunocompromised). Patogen oportunis ini umumnya adalah anggota dari flora
normal pada tubuh. Istilah oportunis sendiri merujuk kepada kemampuan dari suatu
organisme untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh penurunan sistem
pertahanan inang untuk menimbulkan penyakit.
Pada umumnya semua patogen pernah berada di luar sel tubuh dengan rentang waktu tertentu
(ekstraselular) saat mereka terpapar oleh mekanisme antibodi, tetapi saat patogen
memasuki fase intraselular yang tidak terjangkau oleh antibodi, sel T akan memainkan
perannya.

Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme
yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu. Virulensi
berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk pada suatu situasi di mana suatu
mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme
tersebut dapat melukai atau tidak melukai inangnya; sementara penyakit adalah kerusakan
atau cedera pada inang yang mengganggu fungsi tubuh inang. Sebagai
contoh, dosis letal 50%/ 50%lethal dose (LD50) adalah jumlah organisme yang diperlukan
untuk membunuh setengah dari jumlah inang yang diserang. Sementara dosis infeksius 50%/
50%infectious dose (ID50) adalah jumlah organisme patogen yang dibutuhkan untuk
menginfeksi 50% dari total inang yang diserang. ID50 dari tiap organisme berbeda-beda,
sebagai contoh, Shigella memiliki ID50 kurang dari 100 organisme
sementara Salmonella memiliki ID50 sekitar 100.000 organisme. Dosis infeksius dari suatu
organisme tergantung dari faktor virulensi mereka.

5
FAKTOR VIRULENSI BAKTERI

1. Transmisibilitas: Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya


mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur: pernapasan,
pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka. setelah

masuk, patogen harus melalui brmacam-macam sistem pertahanan tubuh sebelum


dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya. Contoh sistem pertahanan inang
meliputi kondisi asam pada perut dan saluran urogenitalia, fagositosis oleh sel darah
putih, dan bermacam-macam enzim hidroitik dan proteolitik yang dapat ditemukan di
kelenjar saliva, perut, dan usus halus. Bakteri yang memiliki kapsul polisakarida di
bagian luarnya seperti Streptococcus pneumoniae dan Neisseria
meningitidis memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup.

2. Pelekatan: Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan pili untuk


melekat pada permukaan sel inang mereka. Bakteri lain memilki molekul
adhesi/pelekatan pada permukaan sel mereka atau dinding
sel yang hidrofobik seingga mereka dapat menempel pada membran
sel inang. Pelekatan meningkatkan virulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa
oleh mukus atau organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan.
3. Kemampuan invasif: bakteri invasif adalah bakteri yang dapat masuk ke dalam sel
inang atau menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal
infeksi.Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang
mendegradasi matriks ektraseluler seperti kolagenase.
4. Toksin bakteri: Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu: endotoksin dan eksotoksin. Eksotoksin adalah protein yang
disekresikan oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Di sisi lain, endotoksin
adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat pada dinding sel
bakteri gram negatif.

Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat
dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara bertahan hidup dengan berkembang
biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru
dengan cara menyebar atau berpindah. Penyebaran mikroba patogen ini tentunya sangat
merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi sehat, lebih-lebih bagi orang-orang yang
sedang dalam keadaan sakit. Orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang yang sedang
sakit serta sedang dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit akan memperoleh
“tambahan beban penderita” dari penyebaran mikroba patogen ini.

6
2.2 Jenis jalur penularan/pemindahan penyakit oleh mikroorganisme

PENULARAN PENYAKIT
Dalam kedokteran, kesehatan masyarakat, dan biologi, penularan atau transmisi adalah
perpindahan patogen yang menyebabkan penyakit menular dari individu atau kelompok inang
yang terinfeksi ke individu atau kelompok tertentu lainnya.

Perpindahan ini memungkinkan suatu pernyakit tersebar secara luas. Proses perpindahan
patogen dapat terjadi dengan berbagai cara, baik melalui penularan langsung ketika individu
terinfeksi bertemu dengan individu peka di suatu tempat, maupun secara tidak langsung
dengan perantaraan benda atau organisme lainnya. Pemahaman mengenai cara transmisi
suatu penyakit dimanfaatkan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut.

KEMUNCULAN DAN PENYEBARAN PENYAKIT

Suatu penyakit dapat muncul jika terdapat interaksi yang sesuai antara agen
(penyebab penyakit), inang (organisme yang menderita penyakit), dan lingkungan. Konsep
ini dikenal sebagai segitiga epidemiologi. Setelah muncul, penyakit tersebut dapat tersebar
akibat perpindahan agen dari satu organisme ke organisme lain, yang digambarkan dalam
diagram yang disebut rantai infeksi. Diagram ini terdiri atas beberapa mata rantai: agen
pada reservoir, portal (tempat) keluarnya agen, cara atau rute penularan, portal masuknya
agen, dan inang rentan.[2][3] Portal keluarnya agen dari inang terinfeksi di antaranya saluran
pernapasan (misalnya virus influenza dan Mycobacterium tuberculosis), saluran
perkencingan (misalnya Schistosoma), melalui tinja (misalnya Vibrio cholerae),
dan sekresi konjungtiva (misalnya Enterovirus 70). Sementara itu, portal masuknya agen ke
tubuh inang peka di antaranya melalui hidung (virus influenza), mulut (patogen
penyebab gastroenteritis), kulit (cacing kait), membran mukosa (bakteri Treponema
pallidum), dan darah (virus hepatitis B).

Sejumlah penyakit memiliki siklus transmisi yang kompleks, misalnya penyakit


parasitik dengan daur hidup yang melibatkan vektor.[4] Contohnya adalah daur
hidup Plasmodium, protozoa yang dibawa oleh nyamuk dan mengakibatkan malaria, serta
daur hidup Dipylidium, cacing cestoda yang dapat menyerang hewan dan manusia dengan
perantaraan pinjal sebagai vektor.

7
RUTE PENULARAN
Perpindahan patogen terjadi melalui berbagai rute. Secara garis besar, rute penularan
diklasifikasikan menjadi penularan vertikal dan penularan horizontal, serta penularan
langsung dan tidak langsung. Penularan vertikal merupakan perpindahan agen dari ibu atau
induk kepada janin yang dikandungnya, sedangkan penularan horizontal terjadi di antara
komponen lingkungan (baik organisme hidup maupun benda mati) yang tidak memiliki
hubungan orang tua-anak.Rute penularan juga dapat dibedakan berdasarkan metode kontak
antara sumber infeksi dengan inang peka. Penularan langsung terjadi ketika keduanya
bertemu dan mengalami kontak di suatu tempat, sedangkan penularan tidak langsung terjadi
akibat perpindahan agen melalui perantaraan benda atau organisme lainnya, sehingga sumber
infeksi dan inang peka tidak harus berada di tempat yang sama.

 Penularan langsung
o Kontak fisik: Ketika individu terinfeksi bersentuhan dengan individu lainnya yang
peka, agen infeksi dapat berpindah. Rute ini meliputi sentuhan pada kulit, luka
terbuka, maupun hubungan seksual. Contoh penyakit yang ditularkan di
antaranya HIV/AIDS, sifilis, kencing nanah, dan hepatitis B.
o Percikan pernapasan: Agen infeksi dapat ikut tersebar melalui percikan pernapasan
(bahasa Inggris: droplet) yang dihasilkan saat individu terinfeksi batuk, bersin, atau
sekadar berbicara. Percikan pernapasan memiliki diameter >5 μm dan jatuh dengan
cepat oleh gaya gravitasi sehingga hanya tersebar dalam jarak yang pendek (sekitar
1–2 meter). Penularan biasanya terjadi ketika individu peka berada di tempat yang
sama dengan individu terinfeksi. Penyakit yang ditularkan melalui rute ini
misalnya sindrom pernapasan akut berat (SARS) dan penyakit koronavirus 2019.[9]

 Penularan tidak langsung


o Perantara udara: Beberapa penyakit bisa menular melalui udara. Agen infeksi terbawa
oleh partikel pernapasan kecil, yang disebut droplet nuclei, berdiameter kurang dari 5
μm. Akibatnya, partikel ini beratnya lebih ringan dibandingkan droplet biasa dan
dapat berada di udara dalam periode waktu yang lama.Penularan dapat terjadi bahkan
ketika individu terinfeksi tidak berada di tempat tersebut. Tuberkulosis, campak,
dan cacar air merupakan contoh penyakit yang bisa ditularkan melalui udara.
o Transmisi fekal–oral: Rute ini terjadi ketika patogen dalam partikel tinja seseorang
berpindah ke mulut orang lain. Kurangnya sanitasi yang memadai (seperti buang air
besar sembarangan) dan praktik kebersihan yang buruk merupakan penyebab
utamanya. Patogen dapat terbawa oleh makanan, cairan, tanah, lalat, atau jari yang
terkontaminasi. Penyakit yang disebabkan oleh penularan fekal–oral di
antaranya cacingan saluran pencernaan, demam tifoid, kolera, dan salmonelosis.
o Vektor: Penularan dapat terjadi melalui vektor, yaitu organisme (biasanya artropoda)
yang membawa agen infeksi tetapi tidak ikut tertular penyakit. Malaria, demam
berdarah, dan demam kuning merupakan contoh penyakit yang ditularkan oleh vektor.
o Benda terkontaminasi (bahasa Inggris: fomite): Agen infeksi dapat menempel pada
benda mati, misalnya pakaian, gagang pintu, tombol lift, hingga telepon genggam.
Benda-benda yang sering disentuh oleh tangan dan jarang dibersihkan berpotensi
terkontaminasi bakteri, virus, dan agen infeksi lainnya dan menjadi sumber penularan
penyakit secara tidak langsung.

8
Sekolah, kantor, dan rumah sakit merupakan beberapa tempat yang berperan penting
dalam transmisi melalui fomite.

2.3 mekanisme penularan/pemindahan melalui pernafasan,makanan,kulit dan


udara

Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan


Infeksi saluran pernapasan disebabkan kuman patogen, seperti bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Penularan kuman patogen ini bisa terjadi saat seseorang menghirup percikan cairan
dari saluran napas, salah satunya droplet dari penderita infeksi saluran napas. Percikan cairan
ini bisa keluar saat seseorang batuk atau bersin.
Selain itu, penularan ini juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh benda-benda yang sudah
terpapar virus atau bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan dan kemudian tanpa sengaja
memegang hidung tanpa mencuci tangan sebelumnya.
Infeksi saluran pernapasan disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Jika diuraikan
lebih lanjut, berikut kuman patogen yang paling sering menyebabkan infeksi saluran
pernapasan, yaitu:

 Infeksi virus, seperti rhinovirus, virus Corona, virus


parainfluenza, adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza, Epstein-
Barr Virus (EBV), cytomegalovirus, virus herpes simplex, hantavirus,
atau paramyxovirus
 Infeksi bakteri, seperti Streptococcus grup A, Corynebacteroum diphteriae, Neiseria
gonorrhoeae, Mycoplasma pneumoniae, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus, Klebsiella pneumoniae, E.coli, Pseudomonas aeruginosa, Chlamydia,
Mycobacterium tuberculosis, atau bakteri anaerob lain
 Infeksi jamur, seperti Candida, Histoplasma, atau Aspergillus
 Infeksi parasit, seperti Pneumocytis carinii

Jika dibagi menurut letak infeksinya, beberapa penyakit yang bisa terjadi saat seseorang
mengalami infeksi saluran pernapasan, yaitu:

 Infeksi saluran pernapasan atas, meliputi common cold, sinusitis, rhinitis, tonsillitis,
radang tenggorokan, laringitis.
 Infeksi saluran pernapasan bawah, meliputi bronkitis, bronkiolitis, pneumonia,
aspergilosis, atau tuberkulosis (TBC).

Selain itu, seseorang juga bisa mengalami infeksi saluran pernapasan yang telah disebutkan
di atas dalam waktu tiba-tiba (ISPA). ISPA paling sering disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri. ISPA mudah menular terutama lewat percikan air liur atau droplet. Contoh ISPA
yang disebabkan oleh infeksi virus yang bisa menyerang saluran napas atas atau bawah
adalah flu, SARS, dan COVID-19.
9
Penyakit menular akibat makanan

Penyakit menular akibat makanan adalah infeksi dari makanan yang terkontaminasi
mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit. Seseorang juga bisa terkena penyakit dari
makanan yang sudah kedaluwarsa serta terkontaminasi racun atau zat kimia tertentu. Penyakit
menular akibat makanan adalah kondisi yang lebih merujuk pada keracunan makanan. Ketika
seseorang mengonsumsi suatu makanan atau minuman yang terkontaminasi, mikroorganisme
yang ada di dalamnya akan tertelan dan menginfeksi tubuh.

Karena mikroorganisme masuk melalui saluran pencernaan, gejala-gejala yang muncul akan
berkaitan dengan masalah pencernaan, mulai dari diare, muntah, hingga sakit perut parah.
Beberapa kasus penyakit menular akibat makanan dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, pada kasus yang lebih parah, infeksi ini harus segera mendapatkan penanganan
medis.
Jenis-jenis penyakit menular akibat makanan

Menurut WHO, diperkirakan terdapat lebih dari 200 penyakit karena menyantap makanan
yang telah tercemar mikroorganisme.
Berikut adalah beberapa jenis penyakit menular akibat makanan yang umum ditemukan:

1. Infeksi bakteri E. coli


Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah yang umum ditemukan pada kasus penyakit
akibat makanan.
Bakteri tersebut umumnya menyebabkan diare, BAB berdarah, serta muntah.E. coli banyak
terdapat di daging sapi yang kurang matang, susu murni, serta air yang terkontaminasi.

10
2. Infeksi bakteri Salmonella
Infeksi bakteri Salmonella juga banyak terjadi akibat menyantap makanan yang
terkontaminasi. Nama penyakit infeksi ini adalah salmonellosis.
Gejala salmonellosis di antaranya yakni diare, demam, dan sakit perut yang dapat muncul 8-
72 jam setelah pertama kali bakteri masuk ke dalam tubuh.

3. Hepatitis A

Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus.Penularan virus dapat terjadi
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.Tak seperti hepatitis B dan C, hepatitis
A jarang menimbulkan penyakit hati kronis yang fatal.

4. Gastroenteritis (muntaber)

Muntaber alias gastroenteritis juga termasuk penyakit menular lainnya akibat makanan.
Penyakit ini punya sebutan lain yakni flu perut.
Gastroenteritis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun infeksi virus. Gejala-gejala yang
ditimbulkan dapat berupa diare, muntah, dan demam ringan.

5. Botulisme

Botulisme adalah penyakit langka yang tergolong serius. Penyakit ini disebabkan oleh racun
dari bakteri Clostridium botulinum.
Bakteri C. botulinum banyak ditemukan di makanan yang kurang terpapar oksigen, seperti
makanan kalengan.

6. Listeriosis

Penyakit menular akibat makanan lainnya yakni listeriosis. Sesuai dengan namanya, penyakit
ini disebabkan oleh infeksi bakteri Listeria.
Pada orang-orang sehat, paparan bakteri Listeria jarang menimbulkan penyakit.
Namun, ibu hamil, lansia, serta orang dengan imun yang lemah akan lebih rentan mengalami
komplikasi serius akibat bakteri ini.

11
7. Infeksi parasit

Infeksi parasit juga umum terjadi setelah seseorang menyantap makanan yang
terkontaminasi.Parasit adalah mikroorganisme yang hidup di dalam tubuh makhluk hidup lain
sebagai inangnya (host). Beberapa jenis parasit terdapat di makanan atau air yang kurang
higienis.Berikut adalah beberapa penyakit yang tergolong dalam infeksi parasit:

 giardiasis,
 infeksi cacing pita,
 infeksi cacing tambang, dan
 sistiserkosis.

Penularan penyakit melalui kulit

Penyakit kulit adalah salah satu penyakit yang paling banyak menyerang orang-orang.
Terbagi menjadi penyakit menular dan tidak menular, penyakit kulit yang menular lebih
sering muncul pada masyarakat Indonesia.

Penyebab penyakit ini biasanya adalah infeksi jamur, virus, dan bakteri yang bisa menyebar
melalui kontak langsung dengan kulit, udara, atau penggunaan barang bersama.

Jenis penyakit kulit menular

1. Herpes Simpleks
Herpes adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks
(HSV). Ciri utama yang menandai herpes adalah munculnya luka lepuh atau lenting pada
kulit, terutama di area mulut atau alat kelamin.
Berdasarkan area yang terinfeksi, penyakit ini dibedakan menjadi herpes simpleks tipe 1
(HSV-1) dan herpes simpleks tipe 2 (HSV-2).
HSV-1 menyerang area sekitar mulut dan dikenal sebagai herpes oral atau luka dingin.
Penyakit kulit menular ini dapat tersebar dari berciuman, berbagi sikat gigi dan peralatan
makan, ataupun aktivitas lainnya yang memungkinkan cairan dari mulut penderita masuk ke
tubuh Anda.
Sementara itu, HSV-2 biasanya menginfeksi area sekitar alat kelamin atau rektum
sehingga disebut sebagai herpes genital. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan
seksual dengan penderita herpes atau dari ibu penderita herpes ke anak yang dilahirkan.
Virus herpes akan terus menetap dalam tubuh setelah menginfeksi. Dengan kata lain,
penyakit kulit ini tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, Anda bisa saja tidak
menunjukkan gejala apa pun.
Gejala dan luka lepuh biasanya baru muncul saat Anda mengalami seperti kelelahan, sakit,
stres, menstruasi, atau ketika sistem kekebalan tubuh melemah.
12
2. Cacar air
Cacar air adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster.
Sebelum vaksin cacar air ditemukan, penyakit kulit yang mudah menular ini dapat berakibat
fatal.Perkembangan vaksin cacar air hingga saat ini telah berhasil menurunkan angka
kejadiannya, meskipun sejumlah kasus cacar air memang masih menimpa anak-anak setiap
tahunnya.
Penyakit cacar air ditandai dengan ruam gatal yang dapat muncul di wajah, kulit
kepala, atau sekujur tubuh dan disertai dengan bintik-bintik merah muda. Bintik ini nantinya
akan berubah menjadi luka lepuh kecil atau lenting-lenting berisi air yang bisa tersebar ke
seluruh tubuh.
Penularan cacar air dapat terjadi dari penderita ke orang-orang di sekitarnya melalui berbagai
cara. Virus ini bisa menyebar melalui sentuhan antara kulit dengan kulit, dari ludah atau
lendir orang yang terinfeksi, atau melalui butiran udara dari orang yang batuk atau bersin.
Kendati dapat menyerang siapa saja, penyakit kulit yang berlangsung selama 5-10
hari ini bisa lebih mudah menular pada anak-anak dan orang-orang dari kelompok rentan
seperti bayi baru lahir, orang yang belum divaksin, serta orang-orang yang sistem kekebalan
tubuhnya lemah.

3. Cacar api atau cacar ular

Sama seperti cacar air, cacar api alias cacar ular pada orang dewasa juga disebabkan
oleh virus bernama varicella-zoster. Orang yang sudah pernah terkena cacar air bisa
menghidupkan lagi virus ini ketika sistem kekebalan tubuhnya menurun, sedang mengalami
stres berat, atau ketika sudah berusia di atas 50 tahun.
Hal ini bisa terjadi sebab saat Anda terserang cacar air dan sembuh, ada kemungkinan virus
belum benar-benar menghilang dari tubuh. Virus tersebut hanya terdiam di dalam sistem
saraf dalam waktu yang lama sampai akhirnya aktif kembali lalu bergerak menuju sel kulit
hingga menyebabkan penyakit berbentuk cacar api.

Cacar api dapat menular kepada orang-orang yang belum mendapatkan vaksin cacar
air. Penularannya bisa terjadi melalui kontak kulit dengan luka terbuka cacar api.
Namun, penyakit yang tertular ini bukanlah cacar api, tapi tetap berupa cacar air. Risiko
penyebarannya akan berkurang jika lepuhan ini ditutup, dan barulah tidak menular lagi begitu
luka mengering seutuhnya.
Gejala cacar api diawali dengan munculnya sederet bintik merah pada salah satu sisi tubuh
atau wajah yang disertai dengan rasa sakit atau sensasi terbakar. Gejala lainnya meliputi
sensasi geli di bawah kulit, nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit kepala.

13
4. Kudis
Berbeda dengan penyakit kulit menular lainnya yang terjadi akibat infeksi, penyakit
kudis justru disebabkan oleh tungau kecil yang bernama Sarcoptes scabei. Parasit ini tersebar
di lapisan luar kulit, lalu menggalinya dan menetaskan telur di sana sehingga menimbulkan
ruam dan gatal.
Kudis dapat muncul di sela-sela jari-jari, di sekitar pinggang atau pusar, di lutut, atau di
bokong. Penyakit kulit ini sangat mudah menular melalui kontak fisik antar kulit yang sangat
dekat serta melalui pakaian, handuk, atau sabun yang dipakai bersama-sama.

Itulah sebabnya jika seseorang mengalami kudis, maka seluruh anggota keluarganya
juga harus mendapatkan penanganan.
Gejala kudis biasanya tidak langsung muncul begitu Anda terinfeksi. Setelah empat hingga
enam minggu, kulit Anda akan mulai bereaksi dengan menimbulkan sejumlah gejala.
Di antara gejala tersebut adalah rasa gatal hebat terutama pada malam hari, muncul
ruam menyerupai jerawat, kulit bersisik atau terdapat luka lepuh, serta muncul luka akibat
terlalu banyak menggaruk.

Penularan udara

Penularan melalui udara atau airborne juga dikenal sebagai penularan aerosol. Aerosol adalah
partikel kecil atau percikan yang tergantung di udara yang bisa ditularkan melalui udara.
Secara umum, aerosol memiliki diameter lebih kecil daripada lima microns dan pantogen
yang dibawa aerosol masih memiliki kemampuan menularkan setelah beterbangan dalam
jarak jauh.

Patogen airborne juga dapat ditularkan lewat kontak langsung. Patogen airborne
dikelompokkan menjadi:

1.Hanya melalui udara (airborne), biasanya Mycobacterium tubercolosis, Aspergillus.

2.Melalui beberapa rute, tapi terutama melalui udara (airborne), biasanya virus
campak, virus varicella-zoster.

3.Biasanya melalui rute lainnya, tapi juga dapat ditularkan melalui udara hanya pada
kondisi tertentu, biasanya virus cacar, virus corona SARS, Covid-19, virus influenza,
dan norovirus

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang,
disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan
penyakit disebut patogenisitas. Ketika suatu mikroorganisme memasuki inang yang
memasuki jaringan tubuh dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat menimbulkan
infeksi. Patogen (Bahasa Yunani:, "penyebab penderitaan") adalah agen biologis yang
menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen
adalah mikroorganisme parasit, Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh
banyaknya organisme yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu
tertentu. Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit, Infeksi adalah penyakit yang
disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk
hidup memiliki cara bertahan hidup dengan berkembang biak pada suatu reservoir yang
cocok dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru dengan cara menyebar atau berpindah.

PENULARAN PENYAKIT Dalam kedokteran, kesehatan masyarakat,


dan biologi, penularan atau transmisi adalah perpindahan patogen yang
menyebabkan penyakit menular dari individu atau kelompok inang yang terinfeksi ke
individu atau kelompok tertentu lainnya. Perpindahan ini memungkinkan suatu pernyakit
tersebar secara luas. Proses perpindahan patogen dapat terjadi dengan berbagai cara, baik
melalui penularan langsung ketika individu terinfeksi bertemu dengan individu peka di suatu
tempat, maupun secara tidak langsung dengan perantaraan benda atau organisme lainnya,

RUTE PENULARAN perpindahan patogen terjadi melalui berbagai rute. Secara


garis besar, rute penularan diklasifikasikan menjadi penularan vertikal dan penularan
horizontal, serta penularan langsung dan tidak langsung. Penularan vertikal merupakan
perpindahan agen dari ibu atau induk kepada janin yang dikandungnya, sedangkan penularan
horizontal terjadi di antara komponen lingkungan (baik organisme hidup maupun benda mati)
yang tidak memiliki hubungan orang tua-anak.Rute penularan juga dapat dibedakan
berdasarkan metode kontak antara sumber infeksi dengan inang peka.

15
Penularan langsung terjadi ketika keduanya bertemu dan mengalami kontak di suatu
tempat, sedangkan penularan

tidak langsung terjadi akibat perpindahan agen melalui perantaraan benda atau organisme
lainnya, sehingga sumber infeksi dan inang peka tidak harus berada di tempat yang sama.

Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Infeksi saluran pernapasan disebabkan kuman


patogen, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Penularan kuman patogen ini bisa terjadi
saat seseorang menghirup percikan cairan dari saluran napas, salah satunya droplet dari
penderita infeksi saluran napas. Percikan cairan ini bisa keluar saat seseorang batuk atau
bersin.

Penyakit menular akibat makanan Penyakit menular akibat makanan adalah infeksi
dari makanan yang terkontaminasi mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit.
Seseorang juga bisa terkena penyakit dari makanan yang sudah kedaluwarsa serta
terkontaminasi racun atau zat kimia tertentu. Penyakit menular akibat makanan adalah
kondisi yang lebih merujuk pada keracunan makanan. Ketika seseorang mengonsumsi suatu
makanan atau minuman yang terkontaminasi, mikroorganisme yang ada di dalamnya akan
tertelan dan menginfeksi tubuh

Jenis penyakit kulit menular

1. Herpes simpleks

2. Cacar air

3. Cacar api atau cacar ular

4. Kudis

Penularan udara Penularan melalui udara atau airborne juga dikenal sebagai
penularan aerosol. Aerosol adalah partikel kecil atau percikan yang tergantung di udara yang
bisa ditularkan melalui udara. Secara umum, aerosol memiliki diameter lebih kecil daripada
lima microns dan pantogen yang dibawa aerosol masih memiliki kemampuan menularkan
setelah beterbangan dalam jarak jauh

16
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI%2C_Kusnadi%2Cdkk/BAB_XII
_MIKRO_KESEHATAN.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Patogen

https://id.wikipedia.org/wiki/Penularan_penyakit

http://eprints.undip.ac.id/44863/3/Prianka_Bayu_Putra_22010110130167_Bab2KTI.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/31/160000369/pengertian-penularan-dan-
caranya

https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernapasan

https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-melalui-makanan/penyakit-menular-akibat-makanan/

https://hellosehat.com/penyakit-kulit/infeksi-kulit/penyakit-kulit-menular/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/31/160000369/pengertian-penularan-dan-
caranya

17

Anda mungkin juga menyukai