Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

KLIPPING
PEMANDANGAN ALAM
&
BENCANA ALAM

RAINHEART CHRISTIAN IMANUEL


7.2
SMPN 32 DEPOK
 PEMANDANGAN ALAM

 Gunung

(Gunung Bromo)

Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam


agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama", adalah sebuah gunung berapi aktif
di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut
dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai objek
wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Bromo menjadi menarik karena
statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan
pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Ia mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800
meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa
lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo/Gunung


Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan
upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di
bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah
malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 pada bulan Kasodo
(kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
 Sungai

(Sungai Bengawan Solo)


Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, dan mengalirkan air
dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ± 16,100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah
barat-selatan Surakarta, ke laut Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ± 600
km. Pembangunan infrastruktur SDA di WS Bengawan Solo telah dimulai pada abad ke-18 oleh
Pemerintah Kolonial Belanda melalui pembangunan kanal Solo Vallei Werken dan sudetan
Bengawan Solo dari Plangwot – Sidayu Lawas, namun terhenti karena alasan biaya.

Pada Tahun 1880 guna menghindari sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Perak, muara Sungai
Bengawan Solo dialihkan dari Selat Madura ke Ujung Pangkah. Untuk keperluan irigasi,
Pemerintah Belanda membangun Waduk Pacal (1935) di Kabupaten Bojonegoro dan Waduk
Prijetan (1916) di Kabupaten Lamongan. Setelah banjir besar pada tahun 1966 yang
menenggelamkan sebagian besar Kota Solo, Pemerintah mulai menangani pembangunan
infrastruktur pengendali banjir Bengawan Solo. Dengan bantuan teknis Pemerintah Jepang
(OTCA) pada tahun 1974, dirumuskan Master Plan Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan
Solo.

Untuk mengendalikan banjir dan mendukung pengembangan wilayah, Master Plan WS


Bengawan Solo (1974), antara lain merekomendasikan pem-bangunan 4 waduk serbaguna, yakni
: (i) Waduk Wonogiri, (ii) Waduk Jipang, (iii) Waduk Bendo dan (iv) Waduk Badegan. Master
Plan juga mereko-mendasikan 25 lokasi waduk-waduk irigasi di anak-anak sungai Bengawan
Solo yang potensial untuk dibangun.

Disamping itu, Master Plan merekomendasikan pekerjaan perbaikan dan pengaturan sungai
Bengawan Solo Hulu ruas Nguter – Jurug, Kali Madiun ruas Catur – Kwadungan dan Bengawan
Solo Hilir ruas Cepu – Tanjung Kepolo.

Waduk Serbaguna Wonogiri yang telah dibangun pada Tahun 1978-1981 telah berfungsi untuk
pengendali banjir di wilayah Bengawan Solo Hulu, terutama untuk melindungi Kota Solo, serta
penyediaan air irigasi seluas ± 30.000 Ha di wilayah kabupaten-kabupaten Wonogiri, Sukoharjo,
Klaten, Karanganyar dan Sragen. Waduk Wonogiri juga memberikan manfaat PLTA (12,4 MW),
perikanan dan pariwisata.
 Hutan

(Hutan Mati Gunung Papandayan)

Berdasarkan sejarah hutan mati gunung Papandayan bermula dari letusan maha dahsyat
gunung Papandayan yang telah terjadi ratusan tahun silam. Kira-kira terjadinya letusan tersebut
pada tanggal 11 sampai 12 agustus 1772. Karena hasil letusan, hingga mengakibatkan area
sekitar empat desa rata tanah. Selain itu ada 3.000 penduduk sekitar area gunung juga terkubur di
danau vulkanik. Begitu halnya hewan peliharaan pun ikut terkena dampak letusan gunung.
Bahkan karena hebatnya fenomena itu, seorang jurnalis luar negeri ikut mendeskripsikan
kejadian itu ke dalam bukunya berjudul Natural Disaster.
Memang jika nampak sekilas dari keadaan hutan identik tempat angker nan menyeramkan.
Namun setelah di lihat dari sudut pandangan berbeda, sejumlah ratusan pohon
jenis cantigi berwarna hitam tumbuh tepat diatas material lumpur dari kawah gunung, sehingga
menciptakan kesan eksotis menakjubkan. Lokasi wisata bersebelahan area camping ground dari
Pondok Saladah, tepat di bawahnya terdapat kawah, airnya terus mengalir tidak pernah berhenti.

Ketika berada di kawasan wisata, aroma dari belerang sangat menyengat indra penciuman.
Berjalan-jalan disekitar kawasan hutan memberikan sensasi tersendiri. Umumnya pengunjung
mengabadikan setia momen ketika berada disini seperti berswafoto bersama teman-teman
memanfaatkan pemandangan dead forest eksotis. Objek wisata Garut ini memiliki daya tarik
disinggahi ketika sedang menuju puncak gunung Papandayan. Suasana seram disana pun seolah-
olah berganti menjadi keindahan alam.
 Pantai

(Pantai Sawarna Banten)

Pantai Sawarna pantai Selatan Banten tengah menjadi incaran wisatawan domestik dan
mancanegara, Sawarna memiliki daya tarik karena pantai ini sangat eksotis dan banyak
menawarkan aneka ragam wisata.

Sebelum menjadi objek wisata pantai masyarakat Jabodetabek, Sawarna dulu merupakan hutan
belantara yang dibuka oleh orang Belanda hingga menjadi perkampungan.

Tak hanya itu, Sawarna juga di penuhi mitos yang berkembang ditengah masyarakat. Pantai
Sawarna adalah pantai yang berada di Desa Sawarna Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak,
Provinsi Banten.

Desa Sawarna terdapat sebuah kuburan seorang berkebangsaan Belanda Jean Louis van Gogh ia
adalah sepupu dari Vincent van Gogh.

Vincent merupakan pelukis pascaimpresionis Belanda yang menjadi salah satu tokoh terkenal
dan berpengaruh dalam sejarah seni rupa Barat.
Kuburan tua itu dengan tinggi sekitar 1 meter berbentuk persegi yang baru ditemukan tepat
setelah pemegaran provinsi Banten tahun 2000.

Mulanya Jean Louis membuka hutan belantara Tanjung Layar – Ciantir untuk dijadikan
perkebunan kelapa seluas 54 hektare pada 1907.

Untuk membuat hutan itu, Jean memperkerjakan penduduk pribumi yang berasal dari luar
Banten seperti dari jawa tengah dan sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, jumlah perkerja yang semakin banyak, maka terbentuklah kelompok
penduduk, yang kemudian membentuk sebuah perkampungan yang diberi nama Sawarna.

Namun karena adanya perbedaan logat dalam pengucapan, banyak yang mengartikan bahwa
nama tersebut berasal dari bahasa Sunda yang artinya Sorana atau suaranya.

Jean Louis tapi memiliki mimpi untuk memajukan usahanya serta mengenalkannya ke kancah
mancanegara, karena melihat potensi jumlah penduduk yang semakin bertambah dan alam
sekitar yang indah juga asri.

Banyak warga yang percaya bahwa cita-cita Jean Louis akan jadi kenyataan, sekarang Desa
wisata ini menjadi tempat yang banyak dikunjungi wisatawan baik wisatwan lokal maupun
wisatan internasional.
 Curug

( Curug Leuwi Hejo)

Asal Mula Nama 


Kejernihan curug ini sudah berlangsung lama, sehingga kondisi Leuwi sudah tidak jernih lagi
karena semakin banyak orang yang berkunjung dan mandi di air tersebut.

Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang dengan membuang sampah sembarangan telah
membentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Akhirnya lembaga tersebut akhirnya diberi wewenang untuk mengelola curug ini, setelah
mendapat izin dari berbagai pihak. Dan pada tahun 2014 mulai dipasarkan atau dibuka untuk
umum.

Nama asli air terjun ini adalah Curug Tikungan, karena aliran airnya yang berkelok-kelok. Nama
Leuwi Hejo sendiri berasal dari bahasa Sunda, artinya air terjun tempat pemandiannya berwarna
hijau.
Selama ini air terjun ini disebut Curug Leuwi Hejo.

Mitos Curug 
Keindahan alam curug ini ternyata memiliki mitos yang cukup untuk menjadikannya sebuah
obsesi.

Dikatakan bahwa siapa pun yang mandi dan mengucapkan kata-kata buruk di sini dan kemudian
akan menderita bencana atau bencana.

Konon seorang sesepuh bernama Mbah Barong dan Aki Jawa menjaga tempat ini. Ada juga yang
menyebut Nyi Blorong dan Mbah Uyud Marsinah sebagai resor wisata tunggal.

Hubungan antara keduanya tidak dijelaskan secara rinci. Namun makam Mbah Uyud Marsinah
berada di sekitar curug ini.

Saat curug ini ada, luar biasa yang berkembang dari mulut ke mulut. Namun, kita harus selalu
menjaga kebersihan lingkungan dan menjunjung tinggi standar yang ada dimanapun kita berada.

Satu lagi mitos, air bisa menyembuhkan candaan dan kelumpuhan anggota badan.
 Bencana Alam

 Gempa Bumi

( Gempa Bumi di Cianjur)

 Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi
juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak
bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang
di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh
dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang
di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka
mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7
kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada
batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak
pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Jenis-Jenis Gempa Bumi


Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya.
Berikut ini merupakan penjelasannya :

A. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh :
gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat
lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup
dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

3. Gempa runtuhan atau terban


Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua
yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya
sempit.
B. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Gempa bumi dalam


Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari
300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya
tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah


Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai
300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan
kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal


Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
 Tsunami

( Tsunami di Aceh tahun 2004)

Tsunami (serapan dari bahasa Jepang: 津波 , arti harfiah: "ombak besar di pelabuhan")


adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi.
Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan
gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil
(umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat
mendekati pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air
raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya
permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter,
menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer
dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.
Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di zona
penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya
adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air. Secara
geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung
Sumatra di Samudra Hindia. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini
tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data
perubahan air laut yang terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang
dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi. Risiko kerusakan juga
dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang luas,
serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang
cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana
darurat dari jauh-jauh hari.
 Gunung Meletus

( Ledakan Gunung Krakatau)

Gunung berapi adalah arsitek geologi bagi bumi. Gunung berapi inilah yang menciptakan
lebih dari 80 persen permukaan planet kita, meletakkan dasar yang memungkinkan kehidupan
untuk berkembang.
Kekuatan eksplosif mereka menghasilkan kawah-kawah. Sungai lava pun menyebar. Tetapi
seiring berjalannya waktu, unsur-unsur tersebut memecah batuan vulkanik, membebaskan nutrisi
dari penjara berbatu dan menciptakan tanah yang sangat subur, yang memungkinkan peradaban
berkembang.

Gunung berapi tersebar di setiap benua, bahkan di Antartika. Dilansir dari


nationalgeographic.com, sekitar 1.500 gunung berapi masih dianggap berpotensi aktif di seluruh
dunia saat ini. Meski keberadaannya dapat memberikan kehidupan, gunung berapi juga
memberikan ancaman bagi lingkungan sekitar dengan letusannya.
Gunung meletus memang menjadi bencana alam yang berbahaya dan dapat menimbulkan
banyak kerusakan. Letusan gunung berapi adalah ketika lava dan gas dilepaskan dari gunung
berapi, yang terkadang keluar secara eksplosif.

Penyebab terjadinya gunung meletus yang pertama yaitu karena adanya peningkatan kegempaan
vulkanik. Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
Gempa vulkanik juga dapat terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi. Peningkatan
kegempaan vulkanik ini bisa memicu gunung meletus jika terjadi berkali-kali.
 Angin Putting Beliung

( Angin Putting Beliung di Banyuwangi)

  Angin puting beliung adalah salah satu akibat dari cuaca ekstrem yang cukup sering
terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Angin puting beliung merupakan angin yang berputar
dalam kecepatan 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus selama kurang lebih selama 5
menit.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, angin puting beliung didefinisikan sebagai angin kencang yang datang secara tiba-tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/ jam
hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) angka kejadian angin putting
beliungmencapai 21% dari total seluruh bencana alam yang terjadi di Indonesia. Angin puting
beliung biasanya terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang pada malam hari dan lebih
sering terjadi pada saat peralihan musim.
Karena potensi angin puting beliung yang cukup tinggi di Indonesia penting untuk mengetahui
mitigasi bencana atau keselamatan diri saat menghadapi angin puting beliung.
 Kekeringan ( Cuaca Ekstrim)

( Kekeringan akibat cucaca ekstrim)

Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang


berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila
suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim
kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis
akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.

Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan


sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya.
Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan
dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif
dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai