Anda di halaman 1dari 5

Laporan Fisika Laboratorium I-01111840000042 1-5

Penentuan Panjang Gelombang Laser dengan


Percobaan Kisi Difraksi
Zulvan Avivi A.F., Ahmad Hakam Al Azizi, dan Iim Fatimah
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitik Data, ITS
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
e-mail: zulvanavivi@gmail.com

Abstrak— Telah dilakukan percobaan kisi difraksi yang gelombang cahaya monokromatik. Bahkan generator
bertujuan untuk mempelajari gejala difraksi, mengukur sinusoidal yang paling sempurna pun tidak bisa beroperasi
panjang gelombang sebuah laser, mengetahui pengaruh jarak dengan frekuensi yang konstan selamanya Dalam dunia
kisi ke layar terhadap pola gelap terang yang dihasilkan, dan
optik, cahaya polikromatik ini bisa dipisahkan masing-
mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap jarak kisi
ke layar. Perisitiwa kisi difraksi sendiri didasari oleh masing cahaya penyusunnya dengan menggunakan prisma.
beberapa konsep dasar dari gelombang cahaya dan sifat – Yang mana peristiwa ini dikenal sebagai proses dispersi
sifatnya, interferensi, difraksi dan prinsip huygens. Dari atau penguraian [1].
teorinya ketika sebuah cahaya koheren dilewatkan pada Cahaya merupakan salah satu bentuk dari gelombang
sebuah celah sempit atau kisi yang berisi banyak celah, maka elektromagnetik yang dapat kita lihat dengan mata secara
akan terbentuk pola gelap terang pada layar yang diletakkan langsung. Sifat dari gelombang cahaya yang pertama
pada jarak tertentu dari kisi tersebut. Percobaan ini
adalah kemampuannya untuk direfleksikan dan dibiaskan.
dilakukan dengan menggunakan 3 buah variasi jarak kisi ke
layar, dan 2 buah variasi layar, tiap – tiap percobaannya Sifat cahaya yang lain adalah dapat dipolarisasi atau
diulang sebanyak 5 kali. Dari data yang diperoleh disearahkan. Karena merupakan gelombang
perhitungan menunjukkan nilai panjang gelombang laser elektromagnetik, cahaya memiliki 2 buah gelombang di
yang cukup masuk akal, berada pada range panjang dalamnya yakni, gelombang untuk medan listrik dan
gelombang visible light, meskipun memang terdapat medan magnetnya, pada cahaya yang tidak terpolarisasi,
beberapa nilai yang terlampau jauh, namun rata – rata kedua gelombang ini selalu tegak lurus dengah arah
nilainya sudah cukup masuk akal dan sesuai.
perambatannya, namun berubah kemiringan secara acak.
Berbeda dengan cahaya yang telah terpolarisasi,
Kata Kunci— Difraksi, Frinji, Interferensi, Kisi Difraksi,
Prinsip Huygens. gelombangnya akan memilik arah yang tetap bisa ke arah
horizontal, vertikal maupun dengan sudut kemiringan
tertentu [2].
Interferensi merupakan peristiwa superposisi antara 2
I. PENDAHULUAN gelombang atau lebih. Prinsip dari superposisi adalah

B ERBAGAI fenomena optik yang ada telah menjadi


hal yang ada di kehidupan sehari - hari. Salah satu
dari fenomena itu adalah interferensi. Mulai dari amplifier
ketika ada dua atau lebih gelombang yang jenisnya sama
merambat pada suatu titik posisi yang sama, amplitudo
resultan pada titik tersebut adalah jumlahan vektor dari
pada sound system, pola warna – warni pada gelembung amplitudo pada masing – masing gelombang yang ada.
sabun, hingga transmisi sinyal – sinyal elektromagnetik Interferensi konstruktif terjadi saat beda fase antara
pada saluran televisi kita, semua peristiwa tersebut gelombang – gelombang yang bersuperposisi merupakan
melibatkan interferensi di dalamnya. Salah satu percobaan kelipatan genap dari π (0, 2π, 4π, …. ), sementara
dalam fisika, yakni kisi difraksi, memanfaatkan fenomena interferensi dekstruktif terjadi saat beda fasenya merupakan
interferensi juga. Pada percobaan ini akan dibuktikan kelipatan ganjil dari π (π, 3π, 5π, ….), jika beda fase antar
bahwa ketika cahaya dilewatkan sempit, maka akan terjadi gelombang berada diantara nilai ini maka besar simpangan
sedikit pembelokan pada jalur perambatannya, akibatnya pada gelombang tersebut merupakan jumlahan dari
akan terjadi pola interferensi pada layar yang diamati. simpangan gelombang – gelombang yang bersuperposisi
Dengan menganalisis apa yang terjadi pada percobaan, pada titik tersebut [3].
diharapkan akan mendapat pengetahuan lebih mengenai Difraksi merupakan peristiwa dimana saat sebuah
bagaimana perilaku cahaya, khususnya interferensinya, gelombang melewati suatu hambatan atau bukaan (celah)
ketika dilewatkan pada sebuah celah sempit. sempit. Akhirnya akan terjadi pembelokan gelombang pada
Dua jenis gelombang cahaya yang dikenal selama ini sudut – sudut hambatan atau celah tersebut, hingga
adalah cahaya polikromatik dan monokromatik. cahaya akhirnya mengakibatkan perubahan geometri pada
dengan frekuensi konstan tunggal dikenal sebagai cahaya rambatan gelombangnya. Secara umum ada dua jenis
monokromatik. Dimana cahaya ini bisa diperoleh dengan difraksi, yang pertama adalah Difraksi Fraunhofer. Pada
menguraikan atau dispersi cahaya dengan frekuensi dan difraksi ini jarak antara sumber dengan layar cukup besar,
panjang gelombang yang beragam, tergabung dan biasa akibatknya muka gelombang yang menuju layar menjadi
dikenal dengan istilah cahaya polikromatik. Cahaya datar (plane), maka untuk membentuk pola difraksinya
monokromatik merupakan bentuk nyata dari cahaya yang diperlukan suatu lensa konveks (cembung). Jenis difraksi
koheren. Akan tetapi pada kenyataannya tidak pernah ada kedua adalah difraksi fresnel, sama seperti dengan
Laporan Fisika Laboratorium I-01111840000042 2-5

II.

Gambar 1. Skema alat untuk percobaan kisi difraksi

Fraunhofer, bedanya hanyalah pada difraksi ini jarak


sumber dengan layar cukup dekat, akhirnya bentuk sperikal
(spherical) dari muka gelombang tidak dapat diabaikan
seperti pada difraksi Fraunhofer, sehingga tinjauan muka
gelombangnya juga berbentuk lingkaran (spherical).
Karena bentuk yang tidak plane pola difraksi pada layar
akan langsung terlihat tanpa dibutuhkannya lensa cembung
[4].
Huygens menyatakan cahaya dapat dilihat sebagai muka
gelombang, yang mana pada tiap titik pada muka
gelombang tersebut dapat dijadikan sebagai sumber titik
baru untuk muka gelombang sekunder dengan frekuensi
yang sama dengan gelombang sumbernya. Teori Huygens
hanya eksplisit pada kontribusi tersebut ke muka Gambar 2. Digram alir atau flowchart untuk percobaan kisi difraksi
gelombang baru tepat di depan masing-masing sumber titik
gelombang sekunder. Tidak ada pernyataan dibuat tentang
propagasi ke arah belakang atau tentang kontribusi ke arah
depan yang miring. Masing-masing kesulitan ini METODOLOGI
diselesaikan lebih dalam,oleh pengembangan ketat teori A. Alat dan Bahan
Kirchhoff yang menggunakan fakta bahwa gelombang Dalam percobaan ini digunakan beberapa alat dan bahan,
cahaya berosilasi [4]. diantaranya adalah, kisi sebagai celah sempit yang akan
Spektrum cahaya adalah grafik yang mewakili intensitas dilewati oleh cahaya, laser sebagai sumber cahaya koheren,
cahaya pada frekuensi yang berbeda atau dengan kata lain layar sebagai tempat ditangkapnya citra hasil percobaan,
distribusi panjang gelombang dan frekuensi. Perbedaan statif sebagai penyangga layar, kisi dan laser, rel presisi
Panjang gelombang dan frekeunsi pada gelombang akan agar laser, kisi, dan layar sejajar dan segaris, kertas untuk
mengakibatkan cahaya yang tampak memiliki warnanya mencatat hasil tangkapan di layar, terakhir ada mistar
berbeda. Jika kita lihat, warna ungu dan merah tentu untuk mengukur jarak antara kisi-layar.
merupakan cahaya yang berbeda warnanya. Warna merah
merupakan warna yang memiliki Panjang gelombang B. Skema Alat
terpanjang ( frekuensi paling rendah) dan ungu merupakan Skema rangkaian alat yang digunakan pada percobaan
warna dengan Panjang gelombang terpendek (frekuensi ini ditunjukkan oleh gambar (1).
paling tinggi). Salah satu contohnya adalah ketika kita
C.Langkah Kerja
melihat pelangi. Pelangi merupakan salah satu contoh
spektrum cahaya secara alamiah. Pelangi terbentuk setelah Percobaan dimulai dengan dirangkainya alat dan bahan
hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air sesuai dengan skema alat yang ada, kemudian dipastikan
hujan. Tetesan air itu hujan bertindak sebagai prisma yang antara laser, kisi dan layar lurus segaris. Langkah
menyerakkan cahaya matahari menjadi tujuh warna . Hal berikutnya adalah laser dinyalakan dan diamati pola gelap
ini dikarenakan cahaya matahari terdiri dari tujuh warna terang yang terjadi pada layar. Pola ini kemudian dicatat
yang berbeda dan ketika menyatu akan menjadi cahaya dengan ditandai polanya pada kertas yang ada di layar, tak
putih [5]. lupa pula dicatat untuk nilai jarak kisi ke layar.
Laporan Fisika Laboratorium I-01111840000042 3-5
Tabel 1.
Nilai data yang diperoleh sebagai hasil percobaan kisi difraksi
Jarak pola ke titik pusat per pengulangan (m)
Jarak kisi ke
X orde N (kisi/mm) = 100 N (kisi/mm) = 300
layar (m)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0,004 0,005 0,007 0,007 0,007 0,023 0,022 0,023 0,023 0,022
2 0,01 0,011 0,013 0,013 0,013 0,046 0,041 0,047 0,047 0,047
Kiri 3 0,018 0,017 0,02 0,021 0,02 0,067 0,064 0,075 0,076 0,075
4 0,025 0,023 0,026 0,027 0,027 0,102 0,095 0,107 0,109 0,113
5 0,031 0,029 0,033 0,033 0,037 - - - - -
0,1
1 0,009 0,006 0,08 0,008 0,008 0,023 0,022 0,023 0,025 0,024
2 0,016 0,013 0,015 0,014 0,015 0,047 0,047 0,48 0,05 0,05
Kanan 3 0,023 0,02 0,022 0,022 0,021 0,078 0,079 0,078 0,085 0,08
4 0,029 0,027 0,029 0,03 0,029 0,118 0,123 0,119 0,1215 0,125
5 0,035 0,034 0,037 0,037 0,037 - - - - -
1 0,009 0,009 0,008 0,01 0,009 0,025 0,026 0,026 0,026 0,026
2 0,019 0,02 0,015 0,019 0,018 0,05 0,049 0,049 0,05 0,57
Kiri 3 0,027 0,029 0,024 0,027 0,027 0,082 0,082 0,084 0,083 0,89
4 0,036 0,039 0,032 0,036 0,037 0,123 0,126 0,129 0,127 0,133
5 0,045 0,049 0,041 0,045 0,046 - - - - -
0,15
1 0,008 0,01 0,01 0,0099 0,008 0,022 0,024 0,027 0,028 0,028
2 0,017 0,021 0,02 0,017 0,017 0,051 0,055 0,05 0,058 0,06
Kanan 3 0,026 0,03 0,029 0,026 0,025 0,083 0,088 0,086 0,09 0,093
4 0,034 0,04 0,04 0,035 0,034 0,131 0,134 0,133 0,14 0,138
5 0,045 0,049 0,053 0,045 0,044 - - - - -
1 0,015 0,014 0,016 0,016 0,017 0,033 0,033 0,032 0,034 0,034
2 0,024 0,025 0,029 0,028 0,031 0,079 0,068 0,068 0,072 0,072
Kiri 3 0,037 0,038 0,042 0,041 0,042 0,116 0,11 0,112 0,116 0,117
4 0,053 0,051 0,056 0,053 0,057 0,158 - - - -
5 0,065 0,065 0,07 0,069 0,071 - - - - -
0,2
1 0,015 0,012 0,013 0,013 0,016 0,037 0,034 0,034 0,32 0,036
2 0,024 0,025 0,026 0,026 0,03 0,08 0,073 0,072 0,069 0,075
Kanan 3 0,037 0,039 0,04 0,039 0,042 - 0,113 0,117 0,114 0,119
4 0,05 0,051 0,055 0,054 0,054 - - - - -
5 0,063 0,066 0,072 0,069 0,071 - - - - -

D.Flowchart
Untuk diagram alir dari percobaan yang menunnjukkan
bagaimana percobaan dilakukan serta urutan langkah –
langkah percobaannya, ditunjukkan oleh gambar (2).
maka kita peroleh nilai rata – rata data pada variasi
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN tersebut, perata – rataan ini dilakukan untuk tiap – tiap
A. Analisa Data variasi yang ada.
Setelah dilakukan percobaan kisi difraksi diperoleh data Perhitungan selanjutnya adalah untuk mengukur panjang
seperti pada tabel (1). gelombang yang digunakan pada percobaan ini. Dengan
persamaan berikut,
B. Analisa Perhitungan
Perhitungan yang pertama kali kita lakukan adalah
dengan mencari nilai rata – rata untuk 5 kali pengulangan
yang dilakukan. Perhitungan ini menggunakan rumusan dimana d adalah jarak antar celah kisi, x adalah jarak orde
umum untuk rata – rata sebuah nilai, terang ke pusat, n adalah orde dan a adalah jarak layar ke
kisi. Nilai d diperoleh dengan,

misal kita ambil nilai untuk jarak kisi ke layar = 0,1 m, X Dengan memasukkan nilai sesuai di data x = 0,006, n =
sebelah kiri pada orde 1, diperoleh rata – ratanya, 1, a = 0,1 dan N = 100000 (karena nilai kisi dalam besaran
Laporan Fisika Laboratorium I-01111840000042 4-5

Tabel 2. jarak kisi ke layar terhadap pola gelap terang yang


Nilai data hasil perhitungan dari data percobaan yang telah diperoleh
dihasilkan serta mengetahui panjang gelombang sinar yang
Jarak kisi Panjang gelombang terhitung (nm)
ke layar X orde
digunakan.
(m) N = 100 N = 300 Pada percobaan ini gelombang dari laser melewati celah
598,922907 sempit pada kisi sehingga terciptalah peristiwa kisi
1 734,801653 difraksi. Saat cahaya melewati celah sempit tersebut,
3
595,726103 691,499117 menurut Huygens tiap – tiap titik pada muka gelombang
2
1 1 pada celah akan menjadi sumber bagi gelombang –
628,519962 645,649125 gelombang sekunder baru, akibatnya akan terjadi
Kiri 3
6 5 pembelokan gelombang pada titik – titik pinggiran kisi,
620,006025 603,994152 pembelokan ini akan mengakibatkan perbedaan pada jarak
4
7 2 tempuh masing – masing gelombang individu setelah
619,891741 melewati kisi tersebut, sehingga perbedaan jarak tempuh
5 0
3 ini akan menghasilkan beda fase antara gelombang –
0,1
1
2167,23721 759,483949 gelombangnya, sehingga ketika mencapai layar akan
3 9 terjadi pola interferensi yang membentuk titik gelap terang
2
722,341875 1338,55802 tergantung dari fase – fase gelombang yang bersuperposisi.
3 4 Percobaan ini menggunakan cahaya yang koheren dari
Kanan 3
703,769615 694,105608 sinar laser tujuannya agar pola gelap terang yang ada di
5 4 layar teratur. Ketika menggunakan cahaya koheren, yang
691,877960 mana artinya panjang gelombang sumbernya tunggal dan
4 642,999681
8 sefase, maka tiap – tiap gelombang yang dibelokkan akan
677,438936 memiliki koefisien yang sama pada pergeseran fasenya,
5 0
5 akibatnya pola interferensi yang tertangkap di layar juga
1
598,922907
565,036235 memiliki suatu pola tertentu dan bukan nilai – nilai acak.
3 4 Interferensi sebenarnya juga bisa terjadi pada cahaya non-
2
602,249769
1192,40191 koheren terutama pada cahaya polikromatik, namun pada
8 8 cahaya polikromatik terdapat banyak sekali gelombang
Kiri
3
586,271646
946,765916 yang panjang gelombangnya berbeda – beda, akhirnya
6 6
interferensi yang terjadi pun sangat banyak dengan pola
583,432381
539,952642
4 yang sangat bervariasi atau dalam kata lain tidak teratur.
2 8
Ketidakteraturan pola interferensi ini tentu akan
5 577,037786 0
menyulitkan analisis pada hasil interferensinya, sehingga
0,15 610,857104
565,036235
1 menggunakan cahaya koheren untuk mengamati pola
8 4
interferensi pada percobaan kisi difraksi merupakan pilihan
571,917429
2 608,770317 yang harus supaya hasilnya dapat diamati.
4
Pola interferensi yang terjadi sebagai akibat dari
594,745387 562,238457
Kanan 3 peristiwa kisi difraksi dipengaruhi oleh beberapa hal,
3 1
592,614094 557,926444 sebagian besar merupakan besaran – besaran geometris
4 sebagai penghasil beda fase antara gelombang –
milimeter, maka perlu diganti ke 5meter sehingga 8nilainya gelombangnya. Pertama adalah jarak kisi ke layar,
dikali 1000), diperoleh, disimbolkan dengan a, variabel ini mempengaruhi pola
interferensinya karena semakin jauh jarak ini maka akan
semakin jauh pula jarak yang ditempuh gelombang
sebelum menyentuh layar, padahal ada cahaya yang
Sehingga, merambat lurus ada pula yang dibelokkan, akhirnya pola
interferensinya juga akan berubah seiring diubahnya
variabel ini. Kedua adalah penggunaan jenis kisi yang
digunakan pada, terlihat dari data bahwa semakin rapat kisi
yang digunakan, maka semakin besar jarak antar celah pola
gelap terang pada layar. Terlihat juga pola yang lebih
perhitungan ini diulang untuk semua variabel yang ada. sedikit karena beberapa titik tidak terdeteksi adanya pola
Sehingga diperolehlah data hasil perhitungan seperti pada terang (digambarkan nilai nol pada tabel), hal ini
tabel (2). dikarenakan pada penggunaan kisi yang lebih banyak,
Sehingga kita dapat nilai panjang gelombang rata – rata cahaya yang melewatinya akan dibelokkan lebih jauh
total untuk semua nilai di atas sebesar = daripada menggunakan kisi yang sedikit akibat dari jumlah
0,0000006989412487 meter. celah yang lebih banyak dan lebih sempit (juga berkaitan
dengan bagaimana prinsip huygens bekerja). Ketiga adalah
C.Pembahasan
panjang gelombang yang digunakan sebagai sumber
Telah dilakukan percobaan kisi difraksi yang bertujuan sinarnya. Semakin besar panjang gelombang yang
untuk mempelajari kisi difraksi, mengetahui pengaruh digunakan, maka akan semakin besar pula jarak antara pola
Laporan Fisika Laboratorium I-01111840000042 5-5

terang yang terukur pada layar.


Dari analisa data beserta perhitungan yang dilakukan
diperoleh nilai panjang gelombang laser yang digunakan
sekitar 0,0000006989412487 meter atau 698,9412487 nm.
Hal ini sudah sesuai dengan nilai yang umum pada sebuah
laser, yaitu ada pada orde 10 -9 meter atau nanometer. Selain
itu juga sesuai dengan jangkauan panjang gelombang yang
dapat dilihat manusia (karena memang pada saat
percobaannya laser tersebut dapat dilihat secara langsung
dengan mata) yaitu pada sekitar 380 – 720 nm. Meskipun
jika kita cermati pada tabel (2) terdapat beberapa nilai yang
tidak masuk akal, hingga terhitung panjang gelombangnya
paling besar yaitu 2167,237213 nm, saat mendapat besaran
ini mungkin terjadi beberapa kesalahan pengambilan nilai
– nilai variabel yang dibutuhkan, sehingga perhitungannya
menghasilkan nilai yang sangat jauh dari harapan. Namun,
secara rata- rata nilai panjang gelombang yang terhitung
dari hasil percobaan sudah sesuai dengan panjang
gelombang laser pada umumnya. Beberapa kesalahan
perhitungan lain yang jamak ditemukan adalah tidak
mengkonversi besaran kisi per satuan panjang yang
biasanya ditunjukkan dalam mm, besaran ini yang harus
diubah ke meter sehingga perhitungan yang dilakukan
nantinya akan dalam Standar Internasional (SI) semua dan
didapatkan hasil yang diharapkan.

IV. KESIMPULAN
Dari percobaan kisi difraksi yang telah dilakukan,
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Terdapat pola gelap terang pada layar sebagai akibat
dari peristiwa kisi difraksi.
2) Adanya perubahan pola gelap terang pada layar
sebagai akibat dari variasi jarak kisi ke layar dan juga
jenis kisi yang digunakan.
3) Terhitung panjang gelombang laser hasil dari
percobaan ini sebesar 0,0000006989412487 meter atau
698,9412487 nm.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT
yang karena rahmat serta berkahNyalah laporan ini dapat
diselesaikan. Tak lupa ucapan terimakasih kepada Ibu Iim
Fatimah sebagai dosen pengampu mata kuliah Fisika
Laboratorium I ini serta terimakasih kepada asisten
laboratorium Ahmad Hakam Al Azizi yang telah
membimbing saya hinga dapat menyelesaikan pengerjaan
dari laporan hasil praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Hecht, E. Optics. England: Pearson (2017).
[2] D. Halliday dan R. Resnick. Fundamental Of Physics Extended 9th.
New Jersey : John Wiley & Sons,Inc (2011).
[3] H. J. Pain dan P. Rankin. Introduction to Vibrations and Waves. West
Sussex : John Wiley & Sons Ltd (2015).
[4] W. H. Steel. Interferometry. Cambridge : Cambridge University Press
(1986).
[5] J. Zwinkels.Light, Electromagnetic Spectrum. Ottawa : National
Research Council Canada (2016).

Anda mungkin juga menyukai