Anda di halaman 1dari 15

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

Dalam buku Sistem Pengapian Mobil karya Daryanto disebutkan bahwa


sistem ignition pada umumnya terdiri dari : switch ignition, coil ignition, magneto
dan busi. Sistem ignition yang dipakai pada sepeda motor secara umum dapat
diklasifikasikan oleh tiga tipe berikut ini:

1. Sistem ignition magneto Magnit yang dipakai pada sepeda motor


digunakan sebagai penghasil tegangan listrik biasanya juga berfungsi sebagai
roda daya. Dimana magnet ditempatkan pada poros engkol (crankshaft).
2. Sistem ignition Baterai (Accu) dengan penggunaan baterai akan
memudahkan mesin untuk distart kerena tegangan yang dihasilkan oleh
baterai lebih stabil sehingga sistem pengapiannya tidak mudah rusak.
3. Sistem CDI (Capasitor Discharge Ignition) Sistem CDI merupakan
penyempurnaan dari sistem kontak pada platina yang mudah teroksidasi atau
kotor yang mengakibatkan mesin susah distart. Dengan tujuan
menghilangkan kesukaran pada titik-titik kontak, maka dikembangkanlah
sistim CDI.(6)

2.2 Koil

Disebutkan dalam buku Teknik Sepeda Motor Jilid 1 karya Jama. J bahwa
koil merupakan salah satu bagian terpenting dalam pengapian pada motor Spark
Ignition Engines, karena Koil merupakan komponen pengapian yang menentukan
baik tidaknya proses pembakaran dalam ruang bakar, sedangkan baik tidaknya
pembakaran akan menentukan boros tidaknya bensin. Koil difungsikan sebagai
pengubah arus tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan
pijaran bunga api listrik pada busi dan dilihat dari fungsinya. Koil merupakan
sumber nyata dari tegangan yang dibutuhkan dalam pembakaran.
6

Koil menghasilkan tegangan tinggi dengan prinsip induksi dimana


tegangan listrik pada batery (6-12Volt) dan dinaikan sampai 5000- 25.000 Volt.
Sistem pengapian ini meliputi sumber arus (batery/accu atau generator), kunci
kontak, CDI/ platina, Koil, kabel dan busi. Tegangan tinggi menimbulkan
pengapian koil yang mempunyai dua belitan yaitu belitan tegangan rendah dan
tegangan tinggi. Keduanya membeliti sekeliling suatu inti, jika titik kontak
menutup arus aliran melalui belitan tegangan rendah dan inti menjadi magnet.
Lapangan magnet menurun dengan sangat cepat apabila titik kontak terbuka dan
dengan lapangan magnet berubah induksi menjadi tegangan tinggi yang merubah
tenaga magnetik menjadi tenaga listrik, sehingga tegangan dapat naik sampai
sekitar 25.000 Volt. Secara fisik, koil dikonstruksi mirip dengan trafo yang
dirancang untuk operasian saluran rendah, dari sudut fungsinya koil merupakan
sumber yang nyata dari tegangan pembakaran. Pada bagian tengahnya koil berisi
batangan logam yang dilapisi dengan inti besi, sekitar inti dan yang terisolasi
dililit penyekat kumparan sekunder (tegangan tinggi) dengan jumlah lilitan kawat
tembaga yang sangat tipis dan lebih banyak dari pada kumparan primer. Dibagian
luar dari penyekat dan bagian yang terisolasi dililit penyekat kumparan primer
dengan lilitan kawat tembaga yang lebih besar, perbandingan lilitan antara
penyekat sekunder dan kumparan primer adalah 60 sampai dengan 150.(8)

Berdasarkan bentuk serta kegunaannya Koil dapat dibedakan menjadi


beberapa bagian:
1. Desain Koil Standart pengapian ini digunakan untuk pengapian tegangan
tinggi pada mesin sepeda motor, guna mengurangi gangguan dari luar
konstruksi koil tersebut dibungkus dengan plastik yang dicairkan dan
dilekatkan dengan konstruksi bentuk standart.
2. Desain Koil pengapian performance tinggi (Coil Racing) Koil ini sedikit
berbeda dengan koil standart dimana koil ini sengaja diciptakan untuk
menghasilkan tegangan yang tinggi guna menyempurnakan proses
pembakaran yang terjadi pada ruang bakar.
Dalam beberapa hal koil pengapian performance tinggi tidak mampu
mengurangi panas yang diakibatkan dari tegangan listrik ke udara luar. Koil yang
sedemikian itu tidak dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar untuk
7

memberikan permukaan radiasi lebih. Meskipun demikian, sebagai jawaban atas


permasalah itu menjadi penghambat bagi penyekat primer yang dikurangi lewat
penggunaan kumparan tembaga yang lebih besar. Dengan demikian pembatasan
koil puncak bentuk aliran total rangkaian resistor tidak mengalami perubahan,
tahanan seri tersebut mengurangi beban panas pada koil pengapian karena aliran
panas dibangkitkan pada resistor. Dengan cara itu energi pengapian yang tersedia
sangat memadai karena sebagai pengganti pengurangan energi baterai sewaktu-
waktu, dan proses itu dinamakan “Dorongan Start Tegangan”.(8)

2.3 Sistem Pengapian

Masih dalam buku yang sama yaitu buku Teknik Sepeda Motor Jilid 1
karya Jama, J yang menyebutkan bahwa sistem pengapian berfungsi untuk
membangkitkan bunga api yang dapat membakar campuran bahan bakar-udara di
dalam silinder. hal-hal yang diperlukan pada sistem pengapian agar berfungsi
optimal, sebagai berikut:

1. Loncatan bunga api yang kuat saat campuran bahan bakar-udara


dikompresi di dalam silinder, maka kesulitan utama yang terjadi adalah
bunga api meloncat di antara celah elektroda busi sangat sulit, hal ini
disebabkan udara merupakan tahanan listrik dan tahanannya akan naik
pada saat dikompresikan. Tegangan listrik yang diperlukan harus cukup
tinggi, sehingga dapat membangkitkan bunga api yang kuat di antara celah
elektroda busi. Terjadinya percikan bunga api yang kuat antara lain
dipengaruhi oleh pembentukan tegangan induksi yang dihasilkan oleh
sistem pengapian. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan, maka bunga
api yang dihasilkan bisa semakin kuat. Saat pengapian yang tepat yaitu
saat pengapian dari campuran bahan bakar udara yaitu saat terjadinya
percikan bunga api busi beberapa derajat sebelum titik mati atas (TMA)
pada akhir langkah kompresi. Pengapian harus sesuai dengan kondisi
kecepatan motor, beban dan bahan bakar. Saat terjadinya percikan, maka
waktunya harus ditentukan dengan tepat supaya dapat membakar dengan
sempurna, campuran bahan bakar udara agar dicapai energi maksimum.
Setelah campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka diperlukan
8

waktu tertentu bagi api untuk merambat di dalam ruangan bakar untuk
mencapai tekanan pembakaran maksimum.
2. Kekuatan yang cukup
Sistem pengapian harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang
terjadi setiap saat pada ruang mesin, harus tahan terhadap getaran, panas,
atau tahan terhadap tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh sistem
pengapian itu sendiri.
Sistem pengapian yang diterapkan pada sepeda motor ada tiga
macam yaitu sistem pengapian baterai, pengapian magnet, dan sistem
pengapian elektronik, seperti contohnya CDI (Capacitor Discharge
Ignition). Unjuk kerja sistem pengapian CDI jauh lebih baik dibandingkan
dengan pengapian konvensional, terutama pada kestabilan tegangan tinggi
yang dihasilkan pada semua putaran mesin. Karena sistem pengapian
elektronik jenis CDI (Capacitor Discharge Ignition) bekerja berdasarkan
prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor (Sutiman, 2013: 15). Sistem
pengapian CDI banyak diaplikasikan untuk mesin putaran tinggi karena
mampu bekerja pada frekuensi yang tinggi terutama pada sepeda motor.
Menurut Suratman (2002: 52) secara umum beberapa kelebihan sistem
pengapian CDI dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional,
antara lain:
a) Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian
terjadi secara otomatis yang diatur secara elektronik.
b) Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina.
c) Lebih stabil pada kecepatan rendah, karena tidak ada loncatan bunga
api seperti yang terjadi pada breaker point (platina) sistem pengapian
konvensional.
d) Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan
terhadap air dan goncangan.
e) Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak
platina tidak ada. Koil tidak dapat membangkitkan tenaga, tetapi hanya
merubah tenaga. Jadi tenaga yang diberikan pada kumparan primer
adalah sama dengan tenaga pada kumparan sekunder, sehingga arus
9

primer kali tegangan primer sama dengan arus sekunder kali tegangan
sekunder persamaannya Ip.Vp = Is.Vs, jika tegangan sekunder lebih
besar dari tegangan primer, maka untuk memenuhi perbandingan arus
primer harus lebih besar dari arus sekunder.(8)

Gambar 2.1 Saat Proses Pengapian

Sistem pengapian adalah salah satu sistem pada motor yang sangat
penting untuk diperhatikan, tenaga (daya) yang dibangkitkan oleh motor
mempunyai hubungan yang erat dengan sistem pengapian.(7)

Koil merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pengapian


motor bensin, karena koil menentukan baik tidaknya proses pembakaran di dalam
silinder. Koil pengapian berfungsi untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi.
(11)

Perbandingan gulungan kumparan primer dan sekunder yaitu: (8)

Ep/Np = Es/Ns.......................................................................... (2.1)

1.Keterangan: Ep = tegangan induksi pada kumparan primer

Es = tegangan induksi pada kumparan sekunder

Np = jumlah lilitan pada kumparan primer

Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder


10

Menyatakan koil performance tinggi (koil racing) merupakan koil yang


mampu menghasilkan tegangan percikan bunga api yang tinggi dan menyediakan
energi yang besar.(11)

Koil performance tinggi (koil racing) tidak mampu mengurangi panas


yang dibangkitkan ke udara luar, sehingga koil jenis ini harus mempunyai ruang
lebih untuk menghantarkan panas ke udara luar. Tetapi pada koil racing
konstruksi dan dimensinya tidak dapat dibuat lebih besar daripada koil standar,
oleh sebab itu penghambatan penyekat primer dikurangi dengan menggunakan
kawat tembaga yang lebih besar dengan tahanan yang dirangkai secara seri.(7)

 Kontruksi koil

Pada umumnya sistem pengapian sepeda motor menggunakan koil tipe


moulded. Tipe koil ini inti besi di bagian tengahnya dikelilingi oleh kumparan
primer, sedangkan kumparan sekunder berada di sisi luarnya. Koil tipe ini
dibungkus dalam resin agar tahan terhadap getaran.

Gambar 2.2 Koil pengapian.

2.4 Fungsi Koil

Fungsi koil pada sistem pengapian kendaraan sangat sederhana, yaitu


menaikkan tegangan listrik dari aki yang cuma 12 volt, menjadi ribuan volt. Arus
listrik yang besar ini disalurkan ke busi, sehingga busi mampu meletikkan pijaran
bunga api.
11

Gambar 2.3 Kontruksi Koil Standar Dan Koil Racing.

2.5 Mekanisme Kerja Koil

Arus yang dilepaskan dari kapasitor, kemudian arus mengalir ke kumparan


primer koil untuk menghasilkan tegangan sebesar 100-400 volt sebagai tegangan
induksi sendiri. Kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder karena
perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibandingkan kumparan primer
maka tegangan sekunder mencapai 10 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya
mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar
campuran bahan bakar. besarnya arus primer yang mengalir tidak segera mengalir
pada kumparan primer, karena adanya tahanan dalam kumparan tersebut,
mengakibatkan perubahan garis gaya magnet yang terjadi juga secara bertahap.
Jadi semakin besar arus pada kumparan primer akan semakin cepat perubahan
garis gaya magnet yang dibentuk pada kumparan, maka semakin tinggi tegangan
yang dibangkitkan kumparan sekunder.(8)

Tegangan tinggi yang terinduksi pada kumparan sekunder terjadi pada


waktu yang sangat singkat namun mampu membakar campuran bahan bakar.
Sekalipun loncatan bunga api yang sangat singkat dan total tenaganya kecil, tetapi
dengan tegangan 10.000 Volt antara elektroda yang mempunyai suhu ribuan
derajat Celsius, mampu menimbulkan aliran arus listrik pada molekul-molekul
dari campuran udara yang kerapatannya tinggi. Jadi tegangan mempengaruhi
loncatan bunga api dalam membakar campuran bahan bakar.
12

1. Koil standard type RXK F1ZR

Koil standard merupakan koil original bawaan dari produsen motor. Koil
ini mentransformasikan tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih
5000 Volt.

Gambar 2.4 Koil Standar Yamaha.

( Sumber : Diolah Peneliti )

2. Koil racing

Koil tersebut menaikkan tegangan tinggi mencapai lebih 10 KV.


Perbedaan antara koil standard dan koil racing yaitu kumparan primer dan
sekunder pada koil racing lebih lebih banyak daripada koil standard. Hal ini yang
menyebabkan tegangan yang dihasilkan koil racing lebih besar dibandingkan koil
standard. (9)

Gambar 2.5 Koil Racing Kawahara ( Sumber : Diolah Peneliti )

2.6. Performa Mesin


Kemampuan mesin motor bakar untuk merubah energi yang masuk yaitu
bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin atau
performa mesin. Pada motor bakar tidak mungkin mengubah semua energi bahan
bakar menjadi daya berguna. Dari gambar terlihat daya berguna bagiannya hanya
25% yang artinya mesin hanya mampu menghasilkan 25% daya berguna yang
bisa dipakai sebagai penggerak dari 100% bahan bakar.(9)
13

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya dan torsi motor atau
kemampuan motor. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain volume
silinder, perbandingan kompresi, efisiensi volumetrik, dan kualitas bahan bakar.
2.7 Proses Pembakaran

Menjelaskan bahwa pada motor bensin, energi gerak diperoleh dari proses
pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam suatu ruang bakar. Proses
pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar akan
menghasilkan panas dan tekanan. Motor bensin yang digunakan pada umumnya
adalah motor bakar torak (motor jenis piston), dimana energi hasil pembakaran
yang berupa panas dan tekanan tinggi diubah menjadi energi gerak dengan cara
menekan atau mendorong torak. Gerakan bolak-balik dari torak diteruskan
memalui batang penggerak ke poros engkol untuk diubah menjadi energi gerak
putar.(11)
Karena proses pembakaran berlangsung dalam temperatur tinggi, bahan
bakar motor bensin harus memiliki beberapa persyaratan, diantaranya :memiliki
daya kalor tinggi (high caloric power), (2) tidak menimbulkan polusi dalam
jumlah besar, dan (3) aman, murah dan mudah didapat untuk konsumsi umum.
Bahan bakar yang digunakan pada motor bensin adalah premium. Premium
merupakan cairan yang sangat mudah terbakar bening dan tidak berwarna
dengan baunya yang khas sangat mudah menguap dan mengandung campuran
hydrocarbon yang esensial. Secara umum premium mempunyai berat jenis
(specific grafity) 0,27 – 0,77, nilai kalor yang rendah (10.400 – 11.000 kcal/kg),
nilai oktan 85 – 100, titik pengapian mendekati 500C dan titik nyala api
-25C atau lebih. Sifat mudah menguap dari premium sangat diperlukan karena
bensin yang masuk kedalam silinder harus berbentuk gas untuk memudahkannya
bercampur dengan udara secara homogen.
2.8 Motor Bensin
Mesin bensin adalah salah satu jenis motor pembakaran dalam yang
banyak digunakan untuk menggerakan atau sebagai sumber tenaga pada
kendaraan. Motor bensin menghasilkan tenaga pembakaran bahan bakar dan udara
(Oksigen) yang ada dalam silinder dan dalam pembakaran ini akan menimbulkan
14

panas sekaligus akan mempengaruhi gas yang ada dalam silinder untuk
mengembang.

Gambar 2.6 Penampang Melintang Sebuah Motor Bensin.


Gas tersebut dibatasi oleh dinding silinder dan piston, maka ketika piston
berada pada TMA (titik mati atas) temperatur dan tekanan akan naik.Naiknya
temperatur dan tekanan didalam silinder tersebut kemudian meledak akibat
lompatan bunga api dari busi, yang kemudian mendorong piston yang ada dalam
silinder untuk bergerak translasi didalam silinder. Sedang pada piston tersebut
dihubungkan dengan Con-rod yang menghubungkan piston dengan Crankshaft
(poros engkol) yang kemudian mengubah gerakan translasi piston menjadi gerak
rotasi. Dari gerakan rotasi inilah yang kemudian akan menggerakan system
kopling dan transmisi sehingga dapat menggerakan kendaraan. Motor bensin
merupakan salah satu dari type motor pembakaran dalam (internal combustion
engine), dimana pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri. Pembakaran
campuran udara dan bahan bakar yang terjadi di ruang bakar dibantu dengan
percikan bunga api dari busi.(3)
2.9 Stroke atau Langkah
Stroke atau sering diterjemahkan menjadi langkah piston adalah panjang
gerakan piston bolak – balik dari bagian atas silinder atau titik mati atas (TMA)
menuju bagian bawah silinder atau titik mati bawah (TMB), maupun sebaliknya.
Satu langkah torak adalah sama dengan setengah putaran kruk as atau
poros engkol. Panjang langkah torak ditentukan oleh putaran poros engkol
(crankshaft) atau sama dengan panjang antara titik pusat poros engkol dengan
tempat batang piston dipasang. Diameter dan langkah ini menentukan volume atau
kapasitas mesin.
15

Gambar 2.7 Titik Mati Atas (TMA) dan Titik Mati Bawah ( TMB)

2.10 Mekanisme Kerja Mesin Bensin 4 Langkah

Motor bensin 4 langkah adalah motor yang setiap empat langkah


torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu
langkah kerja) :
1. Langkah pemasukan, yang dimulai dengan piston pada titik mati atas
(TMA) dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah (TMB).
Untuk menaikkan massa yang terhisap, katup masuk terbuka saat langkah
ini dan menutup setelah langkah ini berakhir.
2. Langkah kompresi, ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam
silinder terkompresi ke bagian kecil dari volume awalnya.
3. Langkah kerja, atau langkah ekspansi dimulai saat piston pada TMA dan
berakhir dan berakhir sekitar 45° sebelum TMB. Gas bertekanan tinggi
menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika piston
mencapai 45° sebelum TMB, katup buang terbuka untuk memulai proses
pembuangan dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan
pembuangan.
4. Langkah pembuangan, dimulai ketika piston mencapai TMB. Ketika katup
buang membuka, piston menyapu keluar sisa gas pembakaran hingga
piston mencapai TMA, katup masuk membuka, katup buang tertutup, dan
siklus dimulai lagi.
16

Gambar. 2.8 Prinsip Kerja Motor 4 Langkah

2.11 Siklus ideal Otto (siklus volume konstan)

Agar dapat lebih mudah memahami diagram p – v motor bakar torak,


maka dilakukan terlebih dahulu idealisasi. Proses yang terjadi sebenarnya berbeda
dengan proses ideal, beberapa idealisasi pada siklus ideal antara lain:

a) Fluida kerja dalam silinder adalah udara, dianggap gas ideal dengan
konstanta kalor yang konstan.
b) Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropik.
c) Proses pembakaran dianggap sebagai proses pemanasan fluida kerja.
d) Pada akhir proses ekspansi, yaitu pada saat torak mencapai Titik Mati
Bawah, fluida kerja didinginkan sehingga tekanan dan temperatur turun
mencapai tekanan dan temperatur atmosfer.
e) Tekanan fluida kerja di dalam silinder selama langkah buang dan langkah
isap adalah konstan dan sama dengan tekanan atmosfer.(3)
2.12 Dasar Perhitungan Prestasi Mesin

2.12.1 Kapasitas Mesin

Kapasitas engine ditunjukkan oleh volume yang terbentuk pada saat piston
bergerak keatas dari TMB ke TMA, disebut juga sebagai volume langkah.
Volume langkah dihitung dalam satuan cc (cm3), rumus untuk menghitungnya
adalah: Volume langkah = luas lingkaran silinder x panjang langkah.(8)
17

π × D 2 ×l× n
Vs= .......................................................2.2
4000

Dimana :

Vs = Kapasitas Mesin (cc)

D = Diameter Silinder (mm)

l = Langkah Piston

N = Jumlah silinder

2.12.2 Torsi

Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor
digerakkan oleh torsi dari crankshaft. Torsi adalah ukuran kemampuan mesin
untuk melakukan kerja. Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam N.m (Newton
meter). Adapun perumusannya adalah sebagai berikut : (8)

T = F x R.............................................................2.3

Dimana =

T = torsi (N.m)

F = gaya (N)

R = jarak benda ke pusat rotasi (m)

2.12.4 Daya

Daya adalah besarnya kerja motor persatuan waktu, adapun satuan daya
yaitu hp ( horse power ). Daya pada sepeda motor dapat diukur dengan
menggunakan alat dynamometer, sehingga untuk menghitung daya poros dapat
diketahui dengan menggunakan rumus : (5)

P = 2.π.n.T (hp)..........................................2.4

60

Dimana :

P = daya poros (hp)


18

T = torsi (N.m)

n = putaran mesin (rpm)

1/60 = faktor konversi satuan rpm menjadi kecepatan translasi (m/s)

1hp = 0,7355 KW dan 1KW = 1,36 hp

2.13 Teori Dynotest / Dinamometer

Pada Motor Bakar untuk mengetahui daya poros harus di ketahui dulu
torsinya dan peengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan alat yang
dinamakan dynamometer.

Gambar 2.9 Skema Alat Dynotest

Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memberi beban yang berlawanan
terhadap arah putaran sampai putaran mendekati 0. Beban ini nilainya adalah
sama dengan torsi poros. Dapat di lihat dari gambar diatas merupakan prinsip
dasar dari dynamometer, pengukuran torsi pada poros (dari dynamometer) dan
pengukuran torsi pada poros ( Rotor) dengan Prinsip pengereman pada stator yang
dikenai beban sebesar W.

Untuk mengukur torsi mesin pada poros mesin diberi rem yang
disambungkan dengan W pengereman atau pembebanan, lalu Pembebanan
diteruskan ke poros sampai mesin hamper berhenti berputar. Beban maksimum
yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar
poros mesin F.
19

2.14 HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu dugaan atau jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kajian pada pembahasan di atas hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
(4)

1. Ada pengaruh daya yang dihasilkan pada motor Yamaha Jupiter Z-CW
tahun 2010 dengan menggunakan koil standar dan koil racing.
2. Ada pengaruh Kerja torsi yang dihasilkan pada motor Yamaha Jupiter Z-
CW tahun 2010 dengan menggunakan koil standar dan koil racing.

Anda mungkin juga menyukai