Disusun oleh:
Sunarty
Windy Nurwahidaini
Nurfatma Setioni
Muhammad rhafil
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas “Laporan Praktikum
Kenaikan Titik Didih” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
praktikum kimia.Laporan ini kami susun berdasarkan hasil data praktikum yang
kami lakukan beberapa waktu lalu dan berbagai sumber yang saya dapatkan
sehingga tersusunlah laporan hasil praktikum tersebut.
Akhirnya tiada satu kata yang kami dapat berikan sebagai imbalan selain
mengucapkan terima kasih.Semoga laporan hasil praktikum ini dapat
bermanfaat bagi pembaca ataupun untuk teman-teman yang akan melakukan
praktikum dengan tema yang sama.
B. Dasar Teori
Titik didih normal dari suatu cairan murni atau larutan adalah suhu pada saat tekanan uap
mencapai 1 atm (760 mmHg). Selain itu, titik didih juga bisa diartikan sebagai suhu saat
tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan). Karena
zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan harus dinaikkan agar mendidih,
artinya, titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni. Gejala ini disebut
sebagai peningkatan titik didih.
Raoult telah menganalisis bahwa kenaikan titik didih suatu larutan berbanding lurus dengan
molalitas dikalikan dengan tetapan kenaikan titik didih molal dari larutan tersebut. Persamaan
yang dikemukakan oleh Raoult adalah sebagai berikut.
∆Tb = m . Kb
Sementara itu, hubungan kenaikan titik didih dengan titik didih larutan dan titik didih
pelarut murni dijelaskan pada persamaan berikut.
∆Tb = Tb – T0b
Adanya penambahan zat terlarut dalam suatu larutan menyebabkan terjadinya kenaikan
titik didih larutan. Kenaikan titik didih tergolong sifat koligatif larutan yang tidak tergantung
pada jenis zat terlarut. Sebagai contoh, perhatikan air yang sedang mendidih pada suhu
100ᵒC. Apabila suatu zat terlarut ditambahkan, maka diperlukan energy yang tinggi untuk
menjadikan larutan menjadi uap. Energy ini ditunjukkan dengan nilai titik didih, dimana nilai
titik didih larutan lebih besar dari titik didih pelarut murninya. (Sumber: Oxtoby, 2001, hlm.
167 – dengan perubahan)
E. Langkah kerja
1. Masukkan 100 ml aqua ke dalam gelas kimia.
2. Panaskan air tersebut dengan menggunakan pembakar spirtus .
3. Catat suhu awal dan suhu air mendidih .
4. Setelah air mendidih.
5. Maka masukkan NaCL kedalam larutan dan aduk.
6. Setelah itu amati termometer tersebut.
7. Sampai suhunya tidak bertambah.
F. Hasil Pengamatan
Larutan aquades: 100°c
Larutan garam (NaCL) :102°c
Jadi, untuk menentukan kenaikan titik didih dari percobaan diatas dapat mengunakan rumus:
∆Tb = Tb – T0b
Diketahui:
Tb=102°
T0b= 100°
Penyelesaian:
∆Tb= 102°- 100°
∆Tb=2°c.
G. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar
2. Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih pelarut
3. Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas) dan
harga Kb.
4. Garam tidak mempenganuhi kenaikan titik didih larutan, yang mempengaruhi adalah
konsentrasi bahan.