Anda di halaman 1dari 5

PT.

Sreeya Sewu Indonesia: Awalnya Bak Menegakkan Benang Basah,


Kini Prospek Kinerja Makin Meningkat

Pada sekitar tahun 2016 dan 2017 banyak beredar rumor di kalangan pelaku industri peternak
an bahwa PT Sreeya Sewu Indonesia (nama baru PT Sierad Produce Tbk. (SIPD)) akan bang
krut. Rumor yang sumbernya tampak bukan asal-asalan karena mereka tahu bahwa perusahaa
n terintegrasi bidang peternakan ayam ini di tahun-tahun itu kinerjanya memang bak terhanta
m badai. Tahun 2015, misalnya, Sierad Produce menelan rugi bersih Rp 352,33 miliar. Lalu, t
ahun 2017 perusahaan ini juga menderita rugi bersih yang parah, Rp 354,92 miliar. Karyawan
dan seluruh manajemen Sierad Produce pun saat itu ketar-ketir dengan masa depan mereka.

Di tahun 2017, PT Sreeya Sewu Indonesia mengalami kerugian sangat besar dan hampir gaga
l bayar gaji karyawan yang merupakan salah satu tes terberat dari perjalanan karier seorang T
ommy Wattimena, Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia (nama baru Sierad Pro
duce), yang ditugaskan membenahi perusahaan sejak April 2018. Bagi Tommy, menerima tan
tangan sebagai CEO Sierad Produce saat itu bagaikan menegakkan benang basah. Tantangan
nya memang kelewat rumit. Pihaknya menghadapi tantangan eksternal dan internal yang bera
t. Dari sisi eksternal, secara makro industri poultry Indonesia bisa dibilang tidak efisien dan ti
dak mampu berkompetisi. Jangankan di level global, di skala regional pun jauh dan kalah ber
saing dengan negara-negara tetangga. Biaya input pakan ternak, khususnya jagung dan bungk
il kedelai sebagai bahan baku utama, di Indonesia masih sangat mahal, terlebih ada kebijakan
Pemerintah Indonesia melarang impor jagung. Adapun bungkil kedelai juga harus diimpor da
ri Brasil dan Argentina.

Tantangan lain, “Over capacity dari seluruh perusahaan pakan di Indonesia yang menyebabka
n perang harga serta lemahnya data dan manajemen dari para peternak Indonesia sehingga pe
rbankan enggan masuk ke sektor ini,” Tommy menyebutkan. Akibatnya, banyak peternak yan
g masih bersifat tradisional dan tergantung pada pabrikan pakan yang juga bertindak sebagai
bank. Belum lagi, lemahnya mata rantai supply chain ke konsumen yang sebagian besar diku
asai para tengkulak. Mereka memasok ke pasar-pasar tradisional tanpa diikuti cold chain infr
astructure, sehingga menyebabkan harga jual ke konsumen berfluktuasi dan tinggi.

Belum lagi, tantangan transformasi dari sisi internal Sierad Produce, yang waktu itu mengala
mi banyak sekali kendala keuangan, tata kelola yang buruk, ketiadaan sistem, serta ketidakjel
asan visi.

Ada beberapa langkah penting yang dilakukan Tommy dan timnya untuk mentransformasi pe
rusahaan yang waktu itu masih bernama Sierad Produce. Setidaknya ada lima hal penting yan
g ditentukan sejak awal. Pertama, dari sisi kejelasan visi dan strategi. Saat itu ditekankan tent
ang visi baru perusahaaan, mau ke mana dan bagaimana caranya. Hal ini dirumuskan dengan
jelas, simpel, make sense, dan bisa dimengerti semua jajaran karyawan. Salah satunya, saat it
u perusahaan memilih lebih dulu mengembangkan sektor hilir dari rantai bisnisnya karena se
ktor hulu terlalu berdarah-darah. Lalu, tahap kedua, melakukan alignment terhadap para lead
er di perusahaan. Mereka dikumpulkan untuk bersama-sama melihat masa depan yang lebih b
aik. Mereka tidak hanya setuju tapi harus mampu mengeksekusi setiap unit yang dipimpinnya
menuju direction yang sama.

Pihaknya juga mencari winning discriminator yang diyakini akan membuat perusahaan bisa
memenangi kompetisi dan berbeda dengan kompetitor. Lalu, juga mengembangkan operasion
al bisnis dan sistem. “Yang terpenting, bagaimana agar people, organization, dan culture di s
etiap lapisan karyawan mau berubah sehingga bisa mengikuti arah transformasi. Dalam perjal
anannya, memfokuskan pada dua strategi, yakni di hilir dan hulu. Di sektor hilir, pihaknya in
gin mendemokratisasi protein unggas untuk siapa saja sehingga melalui anak perusahaannya,
PT Belfoods Indonesia, aktif membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal tradisi
onal di Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan bakso. Strategi ini s
angat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi dengan masif untuk mengemb
angkan sistem dan peralatan.

Belfoods berani membuat terobosan, yaitu meluncurkan frozen foods dengan harga terjangka
u, Rp 5.000 dan Rp 10.000, yang sangat membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi di ma
sa pandemi. Belfoods juga membuat terobosan pemasaran, dengan membangun jaringan Belf
oods Entrepreneur Indonesia. Caranya, dengan membina ribuan mitra pengusaha kecil yang d
engan modal Rp 1,5 juta bisa memasarkan produk Belfoods, baik melalui digital maupun me
mbeli secara langsung. Belfoods juga bekerjasama dengan startup Wahyoo untuk menambah
penghasilan para pemilik warung makanan, agar bisa mendapatkan gerobak ayam goreng den
gan kualitas terbaik tetapi dengan harga kaki lima.

Di sektor ayam segar dan beku, melalui kerjasama antar-usaha pakan ternak, farm, dan rumah
potong, Sreeya Sewu meluncurkan ayam nanas yang lebih empuk, gurih, dan sehat karena dib
eri tambahan bromelain enzyme. Enzim ini didapat dari pokok buah nanas, diolah di pakan pr
oduksi Sreeya, yang tidak hanya membuat ayam lebih enak dikonsumsi tetapi juga menurunk
an tingkat mortalitas dan menaikkan berat badan dengan efisiensi pakan (FCR). Tak hanya itu,
rumah potong Sreeya Sewu juga menjadi rumah potong pertama di Asia yang menerapkan te
knologi blockchain untuk halal traceability yang sudah dipasarkan, bekerjasama dengan Mc
Donald’s Indonesia di sebagian gerai mereka di Jakarta. Sehingga, konsumen muslim dapat
melihat secara transparan proses halal dari ayam yang akan dikonsumsi.

Sementara itu, di rantai hulu, guna menghadapi ketatnya kompetisi dan banyaknya pemain ya
ng overcapacity, Sreeya memilih tidak ikut-ikutan bermain harga murah, tetapi memberi para
petani pakan yang berkualitas dengan tambahan enzim bromelain dari ekstrak nanas. Untuk
mendukung kualitas pakan ternak, tim breeding Sreeya meluncurkan Super DOC (anakan aya
m umur sehari) pilihan yang lebih cepat besar dengan tingkat kematian jauh lebih kecil.

Kinerja positif tahun 2018 ditopang penjualan sepanjang 2018 yang naik 27% menjadi Rp 3,1
2 triliun. Seluruh segmen memberikan kontribusi terhadap kenaikan tersebut, yang meliputi p
akan ternak, ayam umur sehari, makanan olahan, dan ayam potong yang tumbuh dua digit. Li
ni bisnis pakan ternak memberikan kontribusi terbesar dengan pertumbuhan volume 22,21%,
sedangkan bisnis makanan olahan mencatat pertumbuhan volume 41,31%. Tahun 2019, kiner
janya juga terus makin baik. Perusahaan ini mampu mencatat penjualan bersih Rp 4,10 triliun,
naik signifikan, sekitar Rp 1 triliun, dibandingkan periode tahun sebelumnya yang di kisaran
Rp 3,1 triliun. Laba bersih pun positif, yakni laba bruto Rp 646,28 miliar dan laba tahun berja
lan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 79,78 miliar. “Tahun 2019 kami
menjadi perusahaan dengan performa terbaik di sektor perunggasan, saat itu belum ada pande
mi,” kata Tommy.

Tahun 2020, Sreeya tetap berhasil mencatat kenaikan revenue, menjadi Rp 4,4 triliun, dengan
laba yang juga positif. Walaupun demikian, dari sisi laba memang berkurang hampir separuh
nya dibandingkan tahun sebelumnya karena tekanan pandemi. Dari sisi penjualan, di saat pan
demi yang memukul semua pebisnis kini, Sreeya menjadi satu-satunya perusahaan pengungg
asan yang revenue-nya masih bisa tumbuh positif dengan tidak ada PHK karyawan
Sumber: https://swa.co.id/business-champions/companies/corporate-transformation/sreeya-se
wu-indonesia-awalnya-bak-menegakkan-benang-basah-kini-prospek-kinerja-makin-semringa
h

Setelah Anda membaca artikel di atas, silakan Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di baw
ah ini.

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa langkah transpormasi yang dilakukan oleh Pak Tom
my sebagai Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia dalam memperbaiki si
stem manajemen kinerjanya!

2. Dalam sistem manjemen kinerja, terdapat dua variabel penting yaitu variabel kuantitat
if dan kualitatif. Sebutkan dan jelaskan variabel-variabel tersebut yang digunakan ole
h PT. Sreeya Sewu Indonesia dalam memperbaiki sistem manajemen kinerjanya!

Sebut dan jelaskan istrategi yang dikembangkan oleh Pak Tommy sebagai Chief Executive dalam
mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaannya!

Jawaban :

Nama : Akhmad Ruyani


NIM :  030712915

1.

Ada beberapa langkah penting yang dilakukan Tommy dan timnya untuk mentransformasi pe
rusahaan yang waktu itu masih bernama Sierad Produce. Setidaknya ada lima hal penting yan
g ditentukan sejak awal. Pertama, dari sisi kejelasan visi dan strategi. Saat itu ditekankan tent
ang visi baru perusahaaan, mau ke mana dan bagaimana caranya. Hal ini dirumuskan dengan
jelas, simpel, make sense, dan bisa dimengerti semua jajaran karyawan. Salah satunya, saat it
u perusahaan memilih lebih dulu mengembangkan sektor hilir dari rantai bisnisnya karena se
ktor hulu terlalu berdarah-darah. Lalu, tahap kedua, melakukan alignment terhadap para lead
er di perusahaan. Mereka dikumpulkan untuk bersama-sama melihat masa depan yang lebih b
aik. Mereka tidak hanya setuju tapi harus mampu mengeksekusi setiap unit yang dipimpinnya
menuju direction yang sama.

Pihaknya juga mencari winning discriminator yang diyakini akan membuat perusahaan bisa
memenangi kompetisi dan berbeda dengan kompetitor. Lalu, juga mengembangkan operasion
al bisnis dan sistem. “Yang terpenting, bagaimana agar people, organization, dan culture di s
etiap lapisan karyawan mau berubah sehingga bisa mengikuti arah transformasi. Dalam perjal
anannya, memfokuskan pada dua strategi, yakni di hilir dan hulu. Di sektor hilir, pihaknya in
gin mendemokratisasi protein unggas untuk siapa saja sehingga melalui anak perusahaannya,
PT Belfoods Indonesia, aktif membangun dan melebarkan jaringan cold chain di kanal tradisi
onal di Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, sosis, dan bakso. Strategi ini s
angat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi dengan masif untuk mengemb
angkan sistem dan peralatan.

Belfoods berani membuat terobosan, yaitu meluncurkan frozen foods dengan harga terjangka
u, Rp 5.000 dan Rp 10.000, yang sangat membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi di ma
sa pandemi. Belfoods juga membuat terobosan pemasaran, dengan membangun jaringan Belf
oods Entrepreneur Indonesia. Caranya, dengan membina ribuan mitra pengusaha kecil yang d
engan modal Rp 1,5 juta bisa memasarkan produk Belfoods, baik melalui digital maupun me
mbeli secara langsung. Belfoods juga bekerjasama dengan startup Wahyoo untuk menambah
penghasilan para pemilik warung makanan, agar bisa mendapatkan gerobak ayam goreng den
gan kualitas terbaik tetapi dengan harga kaki lima.

Di sektor ayam segar dan beku, melalui kerjasama antar-usaha pakan ternak, farm, dan rumah
potong, Sreeya Sewu meluncurkan ayam nanas yang lebih empuk, gurih, dan sehat karena dib
eri tambahan bromelain enzyme. Enzim ini didapat dari pokok buah nanas, diolah di pakan pr
oduksi Sreeya, yang tidak hanya membuat ayam lebih enak dikonsumsi tetapi juga menurunk
an tingkat mortalitas dan menaikkan berat badan dengan efisiensi pakan (FCR). Tak hanya itu,
rumah potong Sreeya Sewu juga menjadi rumah potong pertama di Asia yang menerapkan te
knologi blockchain untuk halal traceability yang sudah dipasarkan, bekerjasama dengan Mc
Donald’s Indonesia di sebagian gerai mereka di Jakarta. Sehingga, konsumen muslim dapat
melihat secara transparan proses halal dari ayam yang akan dikonsumsi.

2.

Variabel Kuantitatif Rumor yang sumbernya tampak bukan asal-asalan karena mereka tahu
bahwa perusahaan terintegrasi bidang peternakan ayam ini di tahun-tahun itu kinerjanya mem
ang bak terhantam badai. Tahun 2015, misalnya, Sierad Produce menelan rugi bersih Rp 352,
33 miliar. Lalu, tahun 2017 perusahaan ini juga menderita rugi bersih yang parah, Rp 354,92
miliar. Karyawan dan seluruh manajemen Sierad Produce pun saat itu ketar-ketir dengan mas
a depan mereka.

Variabel Kualitatif Di tahun 2017, PT Sreeya Sewu Indonesia mengalami kerugian sangat be
sar dan hampir gagal bayar gaji karyawan yang merupakan salah satu tes terberat dari perjala
nan karier seorang Tommy Wattimena, Chief Executive Officer PT Sreeya Sewu Indonesia (n
ama baru Sierad Produce), yang ditugaskan membenahi perusahaan sejak April 2018. Bagi T
ommy, menerima tantangan sebagai CEO Sierad Produce saat itu bagaikan menegakkan bena
ng basah. Tantangannya memang kelewat rumit. Pihaknya menghadapi tantangan eksternal d
an internal yang berat. Dari sisi eksternal, secara makro industri poultry Indonesia bisa dibila
ng tidak efisien dan tidak mampu berkompetisi. Jangankan di level global, di skala regional p
un jauh dan kalah bersaing dengan negara-negara tetangga. Biaya input pakan ternak, khusus
nya jagung dan bungkil kedelai sebagai bahan baku utama, di Indonesia masih sangat mahal,
terlebih ada kebijakan Pemerintah Indonesia melarang impor jagung. Adapun bungkil kedelai
juga harus diimpor dari Brasil dan Argentina.

3.
Strategi yang dikembangkan oleh Pak Tommy sebagai Chief Executive dalam mencapai visi, misi,
dan tujuan perusahaannya

Di sektor hilir, pihaknya ingin mendemokratisasi protein unggas untuk siapa saja sehingga m
elalui anak perusahaannya, PT Belfoods Indonesia, aktif membangun dan melebarkan jaringa
n cold chain di kanal tradisional di Indonesia untuk menjual produk olahan, seperti nugget, so
sis, dan bakso. Strategi ini sangat serius dijalankan dan pihaknya juga melakukan investasi de
ngan masif untuk mengembangkan sistem dan peralatan.

Belfoods berani membuat terobosan, yaitu meluncurkan frozen foods dengan harga terjangka
u, Rp 5.000 dan Rp 10.000, yang sangat membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi di ma
sa pandemi. Belfoods juga membuat terobosan pemasaran, dengan membangun jaringan Belf
oods Entrepreneur Indonesia. Caranya, dengan membina ribuan mitra pengusaha kecil yang d
engan modal Rp 1,5 juta bisa memasarkan produk Belfoods, baik melalui digital maupun me
mbeli secara langsung. Belfoods juga bekerjasama dengan startup Wahyoo untuk menambah
penghasilan para pemilik warung makanan, agar bisa mendapatkan gerobak ayam goreng den
gan kualitas terbaik tetapi dengan harga kaki lima.

Di sektor ayam segar dan beku, melalui kerjasama antar-usaha pakan ternak, farm, dan rumah
potong, Sreeya Sewu meluncurkan ayam nanas yang lebih empuk, gurih, dan sehat karena dib
eri tambahan bromelain enzyme. Enzim ini didapat dari pokok buah nanas, diolah di pakan pr
oduksi Sreeya, yang tidak hanya membuat ayam lebih enak dikonsumsi tetapi juga menurunk
an tingkat mortalitas dan menaikkan berat badan dengan efisiensi pakan (FCR). Tak hanya itu,
rumah potong Sreeya Sewu juga menjadi rumah potong pertama di Asia yang menerapkan te
knologi blockchain untuk halal traceability yang sudah dipasarkan, bekerjasama dengan Mc
Donald’s Indonesia di sebagian gerai mereka di Jakarta. Sehingga, konsumen muslim dapat
melihat secara transparan proses halal dari ayam yang akan dikonsumsi.

Sementara itu, di rantai hulu, guna menghadapi ketatnya kompetisi dan banyaknya pemain ya
ng overcapacity, Sreeya memilih tidak ikut-ikutan bermain harga murah, tetapi memberi para
petani pakan yang berkualitas dengan tambahan enzim bromelain dari ekstrak nanas. Untuk
mendukung kualitas pakan ternak, tim breeding Sreeya meluncurkan Super DOC (anakan aya
m umur sehari) pilihan yang lebih cepat besar dengan tingkat kematian jauh lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai