Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1, Maret 2021, ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Analisis Perilaku Percobaan Bunuh Diri pada Klien Skizofrenia


dengan Pendekatan Model Adaptasi Roy: Studi Kasus

Eka Budiarto
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
email: budiartoeka66@yahoo.com

Abstrak. Bunuh diri merupakan respon maladaptif dari rentang respon protektif diri. Bunuh diri terjadi
sebagai akibat dari stress dan depresi yang disebabkan faktor psikososial yaitu kepribadian,
psikodinamika, kegagalan yang berulang, faktor kognitif, dukungan sosial, pengalaman masa lalu, dan
stressor lingkungan. Model adaptasi Roy memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial dan
memiliki permasalahan yang menuntut manusia beradaptasi dengan masalah tersebut. Tujuan
penulisan artikel ini adalah memperoleh penjelasan empiris dan teoris terhadap faktor psikososial
kaitannya dengan perilaku resiko bunuh diri. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif pada
kasus kelolaan di rumah sakit jiwa. Pengelolaan stress yang adapatif merupakan upaya preventif
terhadap perilaku resiko bunuh diri. Perilaku bunuh diri tidak akan terjadi apabila individu dapat
menggunakan mekanisme koping adaptif yang didukung oleh sosial support, hubungan interpersonal,
dan kemampuan memilih strategi koping sebagai faktor protektor. Perawat dalam mengelola klien
dengan riwayat bunuh diri harus melibatkan keluarga dan masyarakat untuk mengoptimalkan
penggunaan faktor protektor tersebut.

Kata kunci: Adaptasi Roy, Depresi, Perilaku Bunih Diri, Psikososial, Stress

Behavior Analysis of Suicide Experiment with Roy's Adaptation Model Approach:


Case study
Abstract. Suicide is a maladaptive response of a range of self-protective responses. Suicide occurs as a result
of stress and depression caused by psychosocial factors such as personality, psychodynamics, repetitive failure,
cognitive factors, social support, past experiences, and environmental stressors. Roy's adaptation model regards
the humans as biopsychosocial beings and has problems that demand the humans to adapt the problem. The
purpose of this article is to obtain the empirical and theoretical explanations of psychosocial factors related to
suicidal risk behavior. This case study uses descriptive methods in cases of management in a mental hospital.
Adapatif stress management is a preventive effort against suicidal risk behavior. Suicidal behavior will not
occur if individuals can use adaptive coping mechanisms supported by social support, interpersonal
relationships, and ability to choose coping strategies as a protector factor. Nurses in managing clients with a
history of suicide should involve families and communities to optimize the use of these protector factors.

Keywords : Roy's adaptation, Suicide Risk, Depression, Stress, Psychosocial

Pendahuluan (2016), terdapat sekitar 35 juta orang


Skizofrenia adalah sindrom klinis terkena depresi.
berupa perubahan pikiran, persepsi dan Penyebab depresi salah satunya
emosi, kelainan motilitas dan perilaku, adalah stress yang disebabkan faktor
dengan prevalensi 1-5% atau sekitar 21 juta psikososial yaitu kepribadian,
orang dari total penduduk dunia (World psikodinamika, kegagalan yang berulang,
Health Organization, 2016; Mendes Braga et faktor kognitif, dukungan sosial,
al., 2015). Sedangkan prevalensi gangguan pengalaman masa lalu, dan stressor
jiwa berat, mencapai 1,7 per 1.000 lingkungan (Stuart, 2013). Gejala depresi
penduduk menurun dari tahun 2007 4,6 per yaitu putus asa, perasaan sedih,
1.000 penduduk, ganggunan jiwa dengan berkurangnya minat, cenderung diam,
gejala depresi dan kecemasan usia 15 tahun menarik diri, dan gagasan melakukan
ke atas mencapai 6% dari jumlah penduduk bunuh diri. Prevalensi penderita skizofrenia
Indonesia (Riskesdas, 2013). Menurut WHO dengan gejala depresi berkisar 7-75%
44
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1, Maret 2021, ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

(Mendes Braga et al., 2015). Penelitian malu, minder, putus asa, bosan, bingung,
Ibrahim et al. (2014) dan Muhith (2015) dan kesulitan untuk tidur. Klien sensitif,
menyatakan ada hubungan emosional mudah tersinggung, dan membatasi diri
terbatas, depresi, kecemasan dan stress dengan lingkungan. Pola komunikasi dan
dengan ide bunuh diri. Ide bunuh diri kepribadian tertutup, dan tidak ada support
merupakan proses kontemplasi dari bunuh sistem di dalam keluarga serta adanya
diri. stigma masyarakat terhadap dirinya yang
Bunuh diri merupakan respon negatif. Klien memiliki riwayat skizofrenia
maladaptif pada rentang respon protektif paranoid sejak 2 tahun terakhir.
diri yang berkisar mulai dari ide bunuh diri Pentingnya penggunaan koping
sampai dengan tindakan bunuh diri adaptif untuk mengelola gejala psikososial
(Maniam et al. 2014, Stuart, 2013; pada kasus depresi yang dapat
Townsend, 2014). Prevalensi bunuh diri di menyebabkan perilaku resiko bunuh diri
Indonesia mencapai 3,7 per 100.000 membuat penulis menilai bahwa perlunya
penduduk (WHO, 2016). Hasil penelitian dilakukan analisa kasus terkait faktor
Ribeiro et al (2016) didapatkan bahwa psikososial terhadap perilaku bunuh diri
47,8% dari usaha bunuh diri pada pasien, dengan pendekatan Model Adaptasi Roy.
40,5% diikuti oleh kematian. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
Bunuh diri dapat terjadi pada pasien penjelasan secara empiris maupun teoris
yang tidak mampu memilih koping adaptif terhadap faktor psikososial kaitannya
untuk berespon pada stres yang dialami. dengan perilaku resiko bunuh diri melalui
Model adaptasi Roy memandang manusia pendekatan Model Adaptasi Roy.
sebagai makhluk biopsikososial dan
memiliki permasalahan kompleks dalam Metode
hidupnya serta mempunyai koping dalam Penulisan artikel ini menggunaka
menyelesaikan permasalahannya. studi kasus dengan metode deskriptif.
Penggunaan koping berfokus pada Penulis menggambarkan kasus yang
pelaksanaan peran dan fungsi manusia diperoleh dari kasus kelolaan di sebuah
sebagai bagian dari adaptasi terhadap rumah sakit jiwa dan menjelaskan isi dari
permasalahan. Respon adaptif dapat kasus tersebut. Fenomena-fenomena dalam
meningkatkan integritas tujuan dan sistem kasus tersebut kemudian penulis telaah
individu yang dapat menghasilkan koping dengan menggunakan literatur dan jurnal-
adaptif atau maladaptif tergantung pada jurnal hasil penelitian yang diperoleh dari
pilihan dan kemampuan individu tersebut data base. Referensi yang digunakan penulis
(Alligood, 2014). Penggunaan teori Roy terdiri atas textbook dan jurnal penelitian
didasarkan humanisme dalam keperawatan dari tahun 2012-2017. Artikel diperoleh
yang menitikberatkan pada keyakinan sebanyak 12 artikel melalui sistem
terhadap kemampuan koping manusia yang pencarian dari PubMed, EBSCO, ProQuest,
dapat meningkatkan derajat kesehatan Scopus, dan Google Scholar. Kata kunci yang
klien. digunakan oleh penulis yaitu “Roy's
Tn.H adalah klien dengan resiko adaptation‖, ―Suicide Risk‖, ―Depression‖,
bunuh diri. Klien memiliki riwayat ―Stress‖, dan ―Psychosocial‖ dengan
percobaan bunuh diri dan saat dikaji menggunakan boolean “AND”.
mengungkapkan ingin bunuh diri. Hal ini
disebabkan karena klien merasa tidak Pembahasan
mampu mengatasi stressor. Klien Depresi merupakan salah satu
mengalami kegagalan dalam pekerjaan, penyebab bunuh diri. Sebanyak 40%
putus obat, dan pola hubungan sosial yang penderita depresi mempunyai ide untuk
terganggu yang membuat klien merasa bunuh diri dengan gejala sedih

45
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1, Maret 2021, ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

berkepanjangan, putus harapan, perasaan Kesulitan mengelola stimulus dapat


bersalah dan tidak berarti yang dapat menimbulkan stress dan memiliki potensi
mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas menyebabkan keinginan bunuh diri. Hasil
dan hubungan interpersonal (Dirgayunita, penelitian Ibrahim et al (2014) menyatakan
2016). Links et al (2012) menemukan bahwa hampir setengah dari responden dengan
riwayat menyakiti diri sendiri dengan keinginan bunuh diri memiliki tanda-tanda
sengaja, merasa bersalah atau merasa depresi, sebagian besar memiliki tanda-
kurang mampu, suasana hati, ide-ide bunuh tanda kecemasan dan hampir sebagian
diri, dan depresi adalah faktor yang responden memiliki tanda-tanda stress.
memengaruhi perilaku bunuh. Pada kasus Stres berhubungan dengan gejala depresi,
Tn.H terdapat tanda-tanda depresi yaitu dan depresi berhubungan dengan resiko
terganggunya pola hubungan sosial, merasa bunuh diri (Low et al, 2012; You et al, 2014).
malu, minder, putus asa, kesulitan untuk Sumber stressor dapat diperoleh dari
tidur, sensitif dan membatasi diri dengan internal dan eksternal. Penilaian stressor
lingkungan. Hal ini dikarenakan stressor secara kognitif ditunjukkan klien dengan
yang dimiliki Tn.H tidak mampu dikelola merasa dirinya negatif dan terfikirkan oleh
dengan baik. Bahkan Tn.H memilih pandangan masyarakat terhadap dirinya,
keinginan untuk bunuh diri sebagai koping dan berfikir untuk bunuh diri. Penilaian
dalam menyelesaikan masalahnya secara afektif klien merasa malu, minder,
dikarenakan merasa malu dan tidak putus asa, bosan, dan bingung. Respon
berdaya dengan kondisinya saat ini. yang ditunjukan klien secara fisiologis yaitu
Timbulnya perilaku dapat dipengaruhi sulit tidur setiap malam. Respon perilaku
oleh stimulus. Roy mengklasifikasikan klien terhadap stressor yaitu klien sensitif,
tingkatan adaptasi berdasarkan efek dari mudah tersinggung dan ingin marah, dan
stimulus yaitu stimulus fokal, kontekstual, membatasi diri dengan lingkungan. Sumber
dan residual. Faktor predisposisi merupakan koping pada model Adaptasi Roy
stimulus kontekstual dan residual (Alligood, merupakan kategori dari stimulus residual
2014). Faktor predisposisi dalam kasus ini sebagai proses kontrol yaitu mekanisme
dibedakan atas faktor biologis yaitu riwayat koping kognator (Alligood, 2014).
skizofrenia paranoid sejak 2 tahun terakhir, Kemampuan personal klien didapatkan
faktor psikologis yaitu pola komunikasi dan kurang mampu terbuka dengan orang lain
kepribadian tertutup, kehilangan pekerjaan, dan klien tidak memiliki dukungan dari
stigma masyarakat, dan tidak adanya keluarga. Padahal dukungan keluarga dapat
support sistem dalam keluarga, dan faktor mencegah resiko bunuh diri (Kleiman dan
sosial budaya yaitu tingkat ekonomi Liu, 2013).
rendah, tidak bekerja namun berperan Mekanisme koping dalam Adaptasi
sebagai pencari nafkah utama, belum Roy masuk dalam stimulus fokal. Pada
menikah, dan jarang mengikuti kegiatan klien ditemukan mekanisme koping yang
sosial. Faktor presipitasi merupakan digunakan yaitu keinginan bunuh diri yang
stimulus fokal yang berpangruh langsung diungkapkan secara verbal. Klien memiliki
pada individu (Alligood, 2014). Stimulus riwayat percobaan bunuh diri dengan
fokal dalam kasus ini bagian dari input, menabrakan diri ke kereta. Klien dengan
dimana klien mengalami kegagalan dalam percobaan bunuh diri sebelumnya
pekerjaan, putus obat, dan pola hubungan meningkatkan perilaku resiko bunuh diri
sosial yang terganggu. Kondisi psikologis (Links et al, 2012). Riwayat percobaan
diatas merupakan stimulus yang umum bunuh diri merupakan alat prediksi terbaik
pada perilaku resiko bunuh diri (Muhith, terjadinya tindakan bunuh diri yang
2015; Altangerel, 2014). akhirnya berhasil. Sebanyak 20% bunuh
diri menunjukkan adanya riwayat bunuh

46
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1, Maret 2021, ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

diri, 1% memiliki peluang berhasil bunuh sebagai dasar pengambilan keputusan


diri dalam waktu 1 tahun kemudian, dan strategi koping. Perilaku bunuh diri tidak
5% berhasil bunuh diri setalah 10 tahun akan terjadi apabila individu dapat
kemudian. Kondisi kehilangan harapan, menggunakan mekanisme koping adaptif
amarah tidak terkontrol, menarik diri, yang didukung oleh sosial support,
merasa tidak berdaya pada pasien depresi hubungan interpersonal yang baik, dan
adalah awal keputusan individu melakukan kemampuan memilih strategi koping.
bunuh diri. Tugas perawat adalah memberikan
Perilaku resiko bunuh diri dapat asuhan keperawatan secara holistik kepada
dicegah dengan penguatan faktor protektif. pasien. Perawat dalam mengelola klien
Penelitian Kleiman dan Liu (2013), dan dengan riwayat bunuh diri harus
Choi et al (2013) menyebutkan faktor melibatkan keluarga dan masyarakat dalam
protektif ide dan perilaku bunuh diri adalah proses asuhan keperawatan. Hal ini
dukungan sosial, hubungan interpersonal, dikarenakan, dukungan keluarga dan
dan strategi koping. masyarakat dapat menjadi faktor protektor
Perilaku bunuh diri atau resiko bunuh dalam kasus resiko bunuh diri. Dukungan
diri merupakan input atau stimulus fokal, dapat berupa materi maupun non materi.
karakteristik klien merupakan kontekstual, Perawat dan keluarga juga harus
dan faktor predisposisi dan presipitasi meningkatkan hubungan interpersonal klien
merupakan stimulus kontekstual dan dengan menyediakan waktu untuk
residual. Proses kontrol dalam model berkomunikasi, melibatkan dalam kegiatan
Adaptasi Roy merupakan mekanisme sehari-hari, dan tidak membiarkan klien
koping yang dimiliki klien. Dalam kasus ini, dalam keadaan sendiri. Perawat juga harus
mekanisme koping adalah regulator mampu membantu klien dan keluarga
kognator yang meliputi masalah kognitif dalam pemilihan mekanisme koping adaptif
dan emosi klien. Namun, mekanisme untuk menurunkan perilaku resiko bunuh
tersebut tidak dapat membuat klien diri pada klien dengan kegiatan
menggunakan adaptasi yang baik, sehingga psikoedukasi dan konseling.
timbul keinginan klien untuk bunuh diri.
Padahal resiko bunuh diri dapat dicegah Daftar Pustaka
dengan peningkatan dukungan sosial, Alligood, M. R. (2014). Nursing theory &
hubungan interpersonal, dan strategi koping their work (8 th ed). The CV Mosby.
yang adaptif. Hal-hal yang perlu Company St. Louis. Toronto. Missouri:
diperhatikan pada pasien depresi dengan Mosby Elsevier. Inc
keinginan bunuh diri adalah perasaan Choi, K.H., Wang, S.M., Yeon, B., Suh,
kesepian, ketidakberdayaan, dan putus asa. S.Y., Oh, Y., Lee, H.K., Kweon, Y.S.,
Lee, C.T., & Lee, K.U., (2013). Risks
Simpulan and Protective Factors Predicting
Setiap individu memiliki stressor yang Multiple Suicide Attempts. Psychiatry
dapat menyebabkan stress dan depresi. Research, 210, 957-961.
Pengelolaan stress yang adapatif http://dx.doi.org/10.1016/
merupakan upaya preventif terhadap j.psychres.2013.09.026
kondisi gangguan mental yang lebih berat Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri,
seperti resiko bunuh diri. Pada kasus diatas Penyebab dan Penangannya. Jurnal An-
faktor psikososial yang tidak terkontrol Nafs , 1 (1), 1-14
memunculkan depresi dan perilaku resiko Fortinash, K.M, Worret P.A. (2012).
bunuh diri. Klien gagal menerapkan Psychiatric Mental Health Nursing: 5th
mekanisme koping model adaptasi Roy Edition. Canada: Elsevier
yang meliputi masalah kognitif dan emosi

47
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1, Maret 2021, ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Halter, Margaret Jordan. (2014). Varcarolis Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan
Foundations of Psychiatrics Mental Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III
Health Nursing : A Clinical Approach. dan DSM-V. Cetakan 2. Jakarta: PT
St. Louis: Elsevier Mosby Nuh Jaya
Ibrahim, N, Amit, N, Suen,W.Y.M (2014). Mendes Braga, M. E., Teixeira Batista, H.
Psychological Factors as Predictors of M., Brasil Sampaio Cardoso, M. A.,
Suicidal Ideation among Adolescents in Martins Cardoso Novais, M. do S.,
Malaysia. PLoS ONE 9(10): e110670. Ferreira de Lima Silva, J. M., Moraes
doi:10.1371/journal.pone.0110670 da Silva, F., … de Abreu, L. C. (2015).
Kleiman, E.M., & Liu, R.T., (2013). Social Schizoaffective Disorder and Depression.
Support as A Protective Factor in A case study of a patient from Ceará,
Suicide: Finding from Two Nationally Brazil. International Archives of
Representative Samples. Journal of Medicine, 1–8.
Affective Dissorders, 150, 540-545. https://doi.org/10.3823/1793
http:// Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan
dx.doi.org/10.1016/j.jad.2013.01.033 Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Klonsky, E.D., Kotov, R., Bakst, S., Yogyakarta: Penerbit Andi
Rabinowitz, J., & Bromet, E.J., (2012). O‟Connor, R.C., & Knock, M.K., (2014).
Hopelessness as a predictor of attempted Suicide 2. The Psychology of Suicidal
suicide among first admission patients Behavior. Lancet Psychiatry, 1, 73-85.
with Psychosis: A 10-year cohort study. Patel, S.C & Jakopac, K. A. (2012). Manual
Suicide LifeThreatening Behavior, 42, 1, of Psychiatric Nursing Skills. USA:
1-10. Doi:10.1111/j.1943- Jones & Barlet Learning
278X.2011.00066.x. Ribeiro, D. J., Franklin, C.,J., Fox, K., R.,
Links, P., Nisenbaum, R., Ambreen, M., Bentley, K., H., Kleiman,M., E.,
Balderson, K., Bergmans, Y., Eynan, Chann, B.,P., Nock, K., M.(2015). Self-
R., Harder, H., & Cutcliffe, J., (2012). injurious thoughts and behaviors as risk
Prospective Study of Risk Factors for factors for future suicide ideation,
Increased Suicide Ideation and Behavior attempts, and death: a meta-analysis of
Following Recent Discharge. General longitudinal studies.Psycological
Hospital Psychiatry, 34, 88-97. DOI: Medicine. DOI:
10.1016/j.genhosppsych.2011.08.016 http://dx.doi.org/10.1017/S0033291715
Low, N.L.P, Dugas,E,. O„Loughlin, E. 001804
Roudriges, D., Contreras,G., Calton, M. Stuart, Gail Wiscarz. (2013). Principles And
(2012). Common Stressfull Live Events Practice Of Psychiatric Nursing. St
and Difficulity are Associated with Louis: Elsevier Mosby
Mental Health Symptoms and Subtance Townsend, M. (2014). Psychiatric–Mental
Uce in Young Adolescent. BMC Health Nursing: Concepts of care in
Psyciatric Evidance -Based Practice. 8th ed.
Maniam, T., Marhani, M., Firdaus, M., Philadelphia: F.A Davis Company
Kadir, A.B., Mazni, M. J., A. Azizul, Valentina, T. D., & Helmi, A. F. (2016).
A., Salina, A., Fadzillah, A., R, Ketidakberdayaan dan Perilaku Bunuh
Nurashikin, I Ang, K.T,, Jasvindar, K, Diri. 24(2), 123–135
Noor, A. (2014). Risk factors for suicidal Wu, K. C. C., Chen, Y. Y., & Yip, P. S. F.
ideation, plans and attempts in Malaysia (2012). Suicide methods in Asia:
— Results of an epidemiological survey. Implications in suicide prevention.
Comprehensive Psychiatry 5. International Journal of
http://dx.doi.org/10.1016/j.comppsych. Environmental Research and Public
2013.08.004 Health, 9(4), 1135–1158.

48
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 1, Maret 2021, ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

https://doi.org/10.3390/ijerph9041135
Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik
Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar.
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika

49

Anda mungkin juga menyukai