Anda di halaman 1dari 21

HALAMAN COVER

ANALISIS SUPORTING DEVICES KELOMPOK 5

Dosen Pengampu : Ns. Ni Made Dwi Ayu Martini, S.Kep., M.Kes


OLEH :
1. Ni Kadek Ayu Septia Dewi (C1121068)
2. Ni Kadek Nita Lestari (C1121069)
3. Ni Kadek wina Prasetia Dewi (C1121070)
4. Ni Kadek Wiryastuti (C1121071)
5. Ni Ketut Ayu Febri Lestari (C1121072)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BINA USADA BALI
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

“OM SWASTYASTU”

1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas hikmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Suporting Devices” ini dengan tepat waktu dengan sebatas pengetahuan
yang kami miliki.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dalam
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai analisis Suporting
Devices.Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
krtik dan saran yang bertujuan untuk membangun kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kelompok
kami dan semua orang.
“OM SHANTI, SHANTI, SHANTI OM”

Badung, 17 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
HALAMAN COVER.............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Konsep Moral, etik, dan Legal Keperawatan............................................5
B. Konsep Supporting devices.......................................................................9
C. Resume Artikel........................................................................................11
D. Elaborasi Teori dan Kasus.......................................................................14
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Simpulan..................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN ARTIKEL......................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
dahulu perawat hanya bisa melakukan aktivitas fungsional tanpa
mengetahui justifikasi atau penyeuaian  dari tindakan yang dilakukan,
sangat berbeda dengan era globalisasi ilmu keperawatan yang berkembang
pada saat ini. Perawat mulai meningkatkan keterampilan untuk berfikir
kritis terkait tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang
sesuai dengan kondisi dan penyakit yang dialami oleh pasien tersebut.
Salah satu bukti kemajuan teknologi yang membantu tugas perawat adalah
dengan digunakannya alat bantu contohnya yaitu Peralatan Sinar X.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari supporting devices?
2. Apa saja klasifikasi dari supporting device?
3. Apa saja fungsi dari supporting devices?
4. Apa dampak negatif dari supporting devices?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Supporting Devices.
2. Mengetahui klasifikasi Supporting Devices.
3. Mengetahui fungsi Supporting Devices.
4. Mengetahui dampak negatif Supporting Devices.

D. Manfaat
1. Manfaat praktis
a. Bagi pembaca, manfaat dari pembuatan makalah ini, supaya para
pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang supporting
devices, sehingga para pembaca mendapatkan ilmu dan wawasan
yang luas. Selain itu kami mengajak para permbaca untuk
memahamifungsi dan dampak dari penggunaan alat bantu medis
tersebut.
b. Bagi penulis, manfaat yang kami dapatkan dari pembuatan makalah
ini adalah, kami mendapatkan ilmu baru dan kamidapat memahami
lebih jauh tentang supporting devices untuk bekal kami kedepannya
khususnya di dunia kesehatan.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan tambahan referensi kepada para pembaca untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada bidan
Supporting Devices.
b. Sebagai penunjang pembelajaran untuk para pembaca mengenai
Supporting Devices.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Moral, etik, dan Legal Keperawatan


1. Pengertian Konsep Moral dan Etika
a) Etika
Penerapan teori tentang nilai baik dan buruk dalam kehidupan manusia
dalam situasi yang nyata dan berfokus pada konsep yang membimbing
manusia dalam befikir maupun bertindak yang dilandasi oleh nilai-nilai
yang dianut.
b) Moral
Moral merupakan suatu sikap atau perbuatan yang di miliki seseorang
biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah.
c) Etika Keperawatan
Standar acuan yang merujuk pada standar etik yang dapat menentukan dan
serta menuntun perawat dalam melakukan praktek sehari-hari.
d) Tujuan Etika Keperawatan
Tujuan dari etika keperawatan adalah sebagai upaya agar seluruh perawat
yang ada di Indonesia dapat saling menghargai dan menghormati martabat
manusia khususnya kepada pasien pada saat perawat menjalaskan tugas dan
fungsinya sebagai seorang perawat yang professional.
e) Nilai – nilai Fundamental Dalam Praktik Keperawatan yaitu :
1. Aesthetics (Keindahan), Seorang perawat harus memberikan kepuasan
terhadap pasien dalam pelayanan kesehatannya dengan menghargai
pasien
2. Altruism (Mengutamakan orang lain), Seorang perawat selalu
mengutamakan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadinya dan
berusaha peduli bagi kesejahteraan orang lain.
3. Equality (Kesetaraan), Seorang perawat memiliki hak atau status yang
sama dengan tenaga medis lain.
4. Freedom (Kebebasan), Seorang perawat memiliki kebebasan untuk
berpendapat dan bekerja yang tentunya tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip dan kode etik keperawatan.
5. Human Dignity (Martabat Manusia), Perawat menghargai martabat
manusia dan keunikan individu yang dirawatnya yang ditunjukkan
dengan sikap empati, kebaikan, pertimbangan matang dalam mengambil
tindakan keperawatan, dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap
kepercayaan pasien dan masyarakat luas.

5
6. Justice (Keadilan), Perawat berlaku adil dalam memberikan asuhan
keperawatan tanpa melihat strata sosial, suku, ras, agama dan perbedaan
lainnya.
7. Truth (Kebenaran), Perawat selalu menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran dalam menyampaikan pesan kepada pasien maupun
melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien yang ditunjukkan
dengan sikap bertanggung gugat, jujur, rasional dan keingintahuan yang
besar akan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
2. Teori Etik
a) Teleologi berasal dari bahasa yunani telos yang berarti akhir,
tujuan,maksud, dan logos berarti perkataan. Jadi dapat diartikan bahwa
teleologi adalah suatu makna dari tindakan yang ditentukan oleh hasil
akhir yang terjadi.
Contohnya: seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang
sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi
dari aspek hokum tindakan ini melanggar hukum sehingga etika
teleology lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu
tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
b) Deontologi berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban dan
“logos” berarti ilmu atau teori. Jadi dapat diartkan deontologi ini adalah
suatu tindakan yang mementingankan tindakan yang bagus walaupun
hasilnya buruk.
Contohnya: seorang perawat yakin bahwa pasien harus diberitahu
tentang apa yang sebenarnya terjadi tentang penyakitnya, walaupun
kenyataan tersebut sangat menyakitkan.

3. Prinsip Etik
a) Justice (Keadilan), menyatakan bahwa mereka yang sederajat harus
diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat harus diperlakukan
tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.
b) otonomi, setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan tindakan
berdasarkan rencana yang dipilih.
c) Veracity ( kebenaran), menyatakan hal yang sebenarnya atau bersifat jujur
dan tidak berbohong.
d) Fidelity ( Ketaatan), dapat bertanggung jawab untuk tetap setia, menjaga
janji serta tidak melanggar untuk melakukan hal yang membahayakan
pasien.
e) Beneficence, berbuat baik dan memberikan manfaat yang maksimal untuk
orang lain.

6
f) Non-maleficence, tidak melakukan tindakan yang membahayakan,
merugikan atau memperburuk keadaan pasien.Kode Etik Keperawatan
Suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang
berhubungan dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, diri
sendiri dan tim kesehatan lain.
4. Fungsi Kode Etik Keperawatan
1) Memberikan dasar dalam mengatur hubungan antara perawat, pasien,
tenaga kesehatan lain, masyarakat dan profesi keperawatan.
2) Memberikan dasar dalam menilai tindakan keperawatan.
3) Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalammelaksanakan
praktik keperawatan.
4) Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan.

5. Kode Etik Keperawatan Internasional


1) Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikatmanusia dan
keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi, atau
hakikat masalah kesehatan.
2) Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3) Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai etik,
atau tidak resmi.
4) Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan
kepada seseorang.
5) Perawat membina kompetensi.
6) Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang
yang akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima
delegasi tugas.
7) Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan danmembina
keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas
keperawatan yang tinggi.
8) Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu
pengetahuan.
9) Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari
informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi
keperawatan.
10) Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh
kebutuhan kesehatan masyarakat
6. Prinsip – Prinsip Legal Dalam Praktik Keperawatan
a) Dimensi Etika, pelanggaran terhadap kode etik sebagai aturan internal
profesi dan tidak merupakan kesalahan tetapi kurang tepat atau baik buruk.

7
b) Dimensi Disiplin, pelanggaran terhadap standar profesi yang ditetapkan
termasuk aturan pada institusi tempat kerja serta kesalahan yang
menimbulkan penilaian benar salah.
c) Dimensi Hukum, pelanggaran berakibat fatal sanksi disesuaikan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

B. Konsep Supporting devices

1. Pengertian Supporting devices


Supporting devices merupakan perangkat tambahan atau pendukung.Di
dalam dunia kesehatan khususnya dari segi keperawatan,supporting devices ini
digunakan oleh para perawat dalam melakukan tindakan praktik.

2. Klasifikasi Supporting Devices


a) Handheld suatu alat yang membantu perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada klien, melalui pengumpulan data, berkomunikasi
dengan pasien, berkonsultasi dengan sesama perawat maupun tenaga
medis, mencari literatur terkait interaksi obat dan infus, sampai
menganalisis hasil laboratorium. Handheld yang digunakan dalam
keperawatan disebut Personal Digital Assistants (PDAs).
b) Handheld Device, yaitu mempermudah perawat untuk mengakses sumber-
sumber klinik, pasien dan sejawat melalui suara serta pesan teks, serta
mempermudah akses ke jaringan informasi sehingga penentuan keputusan
secara desentralisasi dapat dilakukan yang akan meningkatkan otonomi
perawat.
c) Wireless Communication, yaitu memudahkan perawat untuk memperoleh
hasil pemeriksaan laboratorium pasien atau melakukan perubahan pesanan
ke laboratorium, ketika masih berada di kamar pasien tanpa harus kembali
ke ruang perawat terlebih dahulu
d) Alat Bantu
Teknologi medis yang canggih merupakan alat atau perkakas untuk
para   dokter, dan alat bantu akan mengurangi beban perawat. Kemajuan
dalam layanan medis dengan sistem komputerisasi yang canggih,
melindungi jiwa banyak orang.Produk THK memenuhi standar rehabilitas
tertinggi yang diperlukan untuk alat medis. Berikut contoh alat bantu
medis:
1. Peralatan Sinar X

8
Pemandu LM dan Cincin Roller Lintang digunakan untuk
pergerakan reseptor sinar X. Ini memungkinkan mesin sinar X untuk
menggerakkan unit transmiter dan penerim sinar ke arah manapun dan
mengambil gambar dari sudut manapun, tanpa bergantung pada posisi
pasien. Saat produk THK digunakan, getaran dan suara mesin juga
dikurangi sehingga menghilangkan kekhawatiran pasien. Sinar X yang
mampu melakukan penetrasi ke dalam tubuh  pasien.
2. Pemindai CT sinar X medis
Pemindai CT sinar X merupakan perangkat tunggal yang memindai
keseluruhan tubuh pasien dan terdiri dari pemindai CT (Computed
Tomography) dan peralatan angiografi. Pada perangkat ini, pemandu
LM THK digunakan di bagian gerakan longitudinal yang menggerakkan
pasien yang terbaring di tempat tidur selama proses pemindaian. Karena
pemandu tersebut dapat mengurangi getaran dan suara selama gerakan
sistem, komponen ini dapat menghilangkan kekhawatiran pasien.
3. USG
USG atau ultrasonografi adalah teknik pemindaian dengan
memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan
gambar atau citra dari kondisi organ atau jaringan dalam tubuh pasien.
4. Ventilator

Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau


membantu pernapasan. Ventilator seringkali dibutuhkan oleh pasien yang
tidak dapat bernapas sendiri, baik karena suatu penyakit atau karena cedera
yang parah. Tujuan penggunaan alat ini adalah agar pasien mendapat
asupan oksigen yang cukup.

5. Hemodialisa
Hemodialisa adalah prosedur pembersihan darah dari limbah-limbah
hasil metabolisme tubuh dengan menggunakan alat yang disebut dengan
hemodialyzer.Secara singkat pengertian hemodialisa yaitu cuci darah.

3. Fungsi Klasifikasi Supporting Devices :


a. Fungsi Sinar X yaitu, untuk melihat kondisi tulang serta organ tubuh tanpa
melakukan pembedahan pada tubuh pasien.
b. Fungsi CT sinar X medis, yaitu untuk diagnosis sistem sirkulasi.

9
c. Fungsi USG, untuk mengkonfirmasi kehamilan, hingga perkiraan tanggal
kelahiran. Selain itu, kegunaan mesin usg adalah untuk mendiagnosis
kondisi tertentu.
d. Fungsi Ventilator untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan
bernapas.
e. Fungsi HemodilisaMenggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi,
yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh, seperti ureum,
kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
4.Dampak Negatif Supporting Devices:
a. Sinar X
Paparan radiasi dosis tinggi selama jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan penyakit radiasi / sindrom radiasi akut (pingsan,
kebingungan, mual, muntah, diare, kerontokan pada rambut, luka pada kulit
dan mulut, serta terjadinya perdarahan).Pada wanita hamil (resiko semua
jenis kanker, tumor sistem saraf, dan leukemia pada janin saat ia telah lahir
nantinya).
b.Pemindai CT sinar X medis
Pemeriksaan CT scan memanfaatkan radiasi sinar-X berkekuatan
tinggi. Paparan radiasi tingkat tinggi ini bisa berbahaya dan dapat merusak
DNA sel-sel tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Namun, risiko ini sangat kecil pada orang yang menjalani prosedur CT
scan sesekali.

c. USG
Pemindaian USG pada ibu hamil dapat meningkatkan kemungkinan
keguguran, persalinan prematur dan bahkan peningkatan kasus kematian
bayi. Pemeriksaan USG dapat menyebabkan jaringan dan tulang janin
memanas.Hal ini dapat memicu gangguan sel yang ditandai dengan
perdarahan.
d. Ventilator
Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan
intubasi.Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga
dahak atau lendir pada saluran napas bisa menumpuk dan mengganggu
masuknya udara.
e. Hemodilisa
Efek samping paling umum dari hemodialisis adalah penurunan
tekanan darah, terutama jika Anda juga menderita diabetes.Gejala lain

10
yang mungkin terjadi yaitu sesak napas, kram perut, kram otot, mual atau
muntah.

C. Resume Artikel

“Pasien Covid-19: Kepedihan dan mimpi buruk perawat ketika harus


mematikan ventilator pasien dan menemani sampai ajal tiba”

Ventilator dapat menjadi penentu hidup dan matinya para pasien yang
kondisinya parah karena Covid-19. Namun kadang-kadang, alat bantu
pernapasan ini tidak mampu membantu menyelamatkan nyawa seseorang.

Mematikan alat bantu pernapasan itu menjadi tugas Juanita Nittla. Ia


adalah perawat kepala ruang di Unit Perawatan Intensif di Royal Free
Hospital, London, Inggris, dan telah mengabdikan hidupnya di Badan
Kesehatan Inggris (NHS) sebagai perawat spesialis perawatan intensif selama
16 tahun terakhir.

Ventilator mengambil alih proses pernapasan tubuh ketika virus corona


sudah sampai pada tahap membuat paru-paru gagal berfungsi. Langkah ini
memungkinkan tubuh pasien melawan infeksi dan sembuh, tetapi kadang-
kadang tidak cukup membantu. Tim medis harus mengambil keputusan sulit
tentang kapan harus menghentikan perawatan kepada pasien yang kondisinya
tidak membaik.

Keputusan diambil setelah pertimbangan matang, dengan menganalisis


sejumlah faktor, seperti usia pasien, penyakit bawaan, reaksi tubuh terhadap
virus dan peluang kesembuhan.

Ketika memulai tugasnya di pagi hari pada pekan kedua April, Nittla diberita
tahu bahwa tugas pertamanya adalah menghentikan perawatan bagi seorang
perawat berusia 50-an tahun yang menderita Covid-19.
MENGHUBUNGI KELUARGA

Dengan adanya pembatasan yang diberlakukan pada saat itu maka ia harus
menjelaskan apa yang akan terjadi kepada putri dari pasien yang bersangkutan
melalui sambungan telepon.

Belakangan Menteri Kesehatan Matt Hancock mengumumkan bahwa


anggota keluarga pasien boleh menjenguk pasien yang sekarat, berdasarkan
panduan virus corona baru.

11
"Saya meyakinkan kepada putrinya bahwa ibunya tidak kesakitan dan tampak
nyaman," kata Nittla.

"Saya juga menanyakan tentang keinginan ibunya dan hal-hal yang perlu
dilakukan sesuai dengan ketentuan agamanya."

Pasien Nittla itu ditempatkan di ruangan yang terdiri dari delapan tempat tidur,
dikelilingi oleh pasien-pasien yang juga tidak sadarkan diri.

"Saya tutup tirai dan matikan semua alarm."

Tim medis berhenti sejenak dan berhenti berbicara, Nittla lalu


menempelkan telepon di samping telinga pasien, dan memberi aba-aba kepada
putri pasien untuk berbicara.

Nittla memainkan musik sesuai yang diminta keluarga. Kemudian ia


mematikan ventilator. "Saya duduk di sampingnya, memegang tangannya
sampai ia meningggal dunia," ungkapnya.

Pasien menghembuskan napas terakhir lima menit setelah Nittla


mematikan ventilator.

"Saya melihat cahaya berkedip-kedip di layar dan detak jantung menunjukkan


angka nol - garis datar - di layar," jelasnya.

Langkah selanjutnya, Nittla mencabut selang obat bius.

Putri dari pasien masih berbicara kepada ibunya dan mendoakannya


melalui sambungan telepon. Nittla mengambil telepon dan mengabarkan
kepadanya bahwa ibunya telah tiada.

"Dengan bantuan seorang kolega, saya memandikan jenazah di tempat tidur


dan membungkusnya dengan kain putih dan memasukkan jenazah itu ke
dalam kantong mayat. Saya membuat tanda salib di keningnya (sesuai
permintaan keluarga) sebelum menutup kantong itu," tambah Nittla.

MIMPI BURUK

Nittla menuturkan kenyataan bahwa ia mampu merawat pasien yang


sekarat telah membantunya menangani krisis.

Karena jumlah pasien meningkat drastis, kapasitas unit kritis di Royal Free
Hospital ditambah dari 34 menjadi 60 tempat tidur.

12
Beberapa perawat yang bekerja satu tim dengan Nittla sudah menunjukkan
gejala-gejala virus corona dan sekarang menjalani isolasi diri. Rumah sakit
melatih perawat-perawat dari unit lain untuk bekerja di bagian perawatan
kritis.

"Sebelum memulai tugas, kami berpegangan tangan dan mengatakan 'semoga


selamat!'. Kami saling memperhatikan. Kami memastikan semua orang
mengenakan sarung tangan, masker dan alat pelindung diri secara benar," kata
Nittla.

Unit Perawatan Intensif di Royal Free Hospital mencatat satu kematian


setiap hari, jauh di atas rata-rata sebelum pandemi virus corona.

"Menakutkan," ungkap Nittla.

Sebagai perawat kepala ruang, ia terkadang harus mengesampingkan


ketakutannya sendiri.

D. Elaborasi Teori dan Kasus

Menurut teori etik, yaitu Teleologi hasil akhir yang bagus lebih penting
daripada tindakan. Teleologi mengerti mana yang benar dan mana yang salah,
tetapi itu bukan tolak ukur yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan/hasil
akhir. Betapapun salahnya tindakan tersebut menurut hukum, tetapi jika itu
bertujuan baik/berakibat baik, maka itu dinilai baik.

Pada artikel diatas, perawat melepaskan alat bantu pernapasan (ventilator)


pasien yang bertujuan untuk mempercepat kematian terhadap pasien yang
keadaannya kritis. Disisi lain perawat dan tenaga medis lainnya sudah
mempertimbangkan dan menganalisis sejumlah faktor, seperti usia pasien,
penyakit bawaan, dan peluang pasien untuk sembuh. Sedangkan menurut prinsip
etik keperawatan, yaitu :

a. Otonomi, yaitu hak kemandirian dan kebebasan individu untuk


menentukan tindakan/keputusan yang akan dipilihnya dan orang lain
harus menghargainya. Di dalam artikel diatas, keadaan pasien sangat
kritis sehingga tidak bisa mengambil keputusan untuk dirinya. Melihat
kondisi penyakit covid 19 yang pasien alami sudah memburuk, perawat
bersama tenaga medis lainnya mengambil keputusan dan meminta
persetujuan dari keluarga untuk melepaskan alat bantu yang digunakan
pasien. Tindakan ini dipengaruhi oleh faktor penyakit pasien.

13
b. Beneficence, yaitu keharusan perawat berbuat baik kepada pasien.
Didalam artikel diatas, disaat perawat melakukan tindakan pelepasan alat
bantu tersebut, perawat menemani disamping pasien dan juga memegang
tangan pasien sampai meninggal dunia. Dan perawat tersebut
melaksanakan semua keinginan keluarga pasien, seperti memainkan
musik, membuat tanda salib dikening pasien dan memandikan pasien
untuk terakhir kalinya

c. Non-Maleficence, yaitutidak melakukan hal-hal yang dapat


membahayakan/merugikan pasien. Didalam artikel diatas, perawat juga
melakukan tindakan yang seharusnya dilarang oleh etik keperawatan
yaitu, melepaskan alat bantu pernapasan pasien sehingga pasien
meninggal dunia.

BAB III

14
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah pembahasan materi Supporting Devices diatas, dapat
disimpulkan bahwa, Supporting devices adalah suatu alat yang dapat
membantu/ mempermudah tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan
kepada pasien.
Di jaman modern ini banyak penemuan alat bantu medis yang
sangat canggih dan tentunya sangat membantu tenaga medis, salah satu
alat bantu medis yaitu: sinar x, rontagen, ct sinar x, dan lain-lain. Di sisi
lain alat bantu medis (Supporting Devices) ini memiliki dampak negatif
untuk tubuh, jika dilakukan tidak sesuai arahan dari tenaga medis .

B. Saran
Supporting devices merupakan suatu alat bantu medis yang
digunakan oleh dokter atau perawat untuk memeriksa bagaimana kondisi
pasien. Maka dari itu tenaga medis wajib tau tentang alat bantu tersebut
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal dan mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

15
Anshori, Zakaria. 2014. “Supporting
Devices”,http://aanthearakaizen.blogspot.com/2014/01/supporting-devices.html?
m=1, diakses pada 16 November 2021 pukul 14.41
Kurniawan,Yogi. 2020. “Isu-isu Etik”,
https://id.scribd.com/document/445828415/ISU-ISU-ETIK, diakses pada 16
November 2021 pukul 14.50
Gundohutomo,Amino. 2016. “Manfaat dan Bahaya Sinar X bagi
Manusia”https://ppid.rs-amino.jatengprov.go.id/manfaat-bahaya-sinar-x-bagi-
manusia/, diakses pada 19 November 2021 pukul 22.48
Adria, Kevin. 2021. “Kenali Efek Samping CT Scan”,
https://www.alodokter.com/kenali-efek-samping-ct-scan-di-sini, diakses pada 19
November 2021 pukul 22.54
Setyana, Michael. 2019.“Mengenal Ventilator, Manfaat, dan
Kekurangannya”, https://www.alodokter.com/mengenal-ventilator-manfaat-
dan-kekurangannya,diakses pada 19 November 2021 23.20
Natarajan, Swaminathan. 2020. “Pasien Covid-19: Kepedihan dan mimpi
buruk perawat ketika harus mematikan ventilator pasien dan menemani sampai
ajal tiba”, https://www.bbc.com/indonesia/majalah-52354133, diakses pada
20 November 2021 pukul 09.58
Gustinerz. 2015. “8 Prinsip dalam Etika Keperawatan”,
https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/, diakses pada 20
November 2021 pukul 09.58

LAMPIRAN ARTIKEL

16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai