PEMBAHASAN
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3,
sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun
muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-
hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil.
Pengertian yang kita petik dari kata ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu
perintah sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah
merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama
tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah
kepada duniawi. Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika
tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai
kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang
memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan.
Sebagai umat manusia,kita diciptakan oleh Allah SWT dengan bekal akal sejak kita
dilahirkan dan ditakdirkan untuk hidup di dunia. Akal yang umat manusia miliki ini merupakan
karunia yang Allah SWT berikan sebagai pembeda antara kita dengan makhluk-makhluk lain
ciptaan-Nya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Akal berarti daya pikir (untuk
memahami sesuatu dan sebagainya); pikiran; ingatan. Menurut Harun Nasution, kata akal berasal
dari kata Arab "al-Aql" yang menjadi kata Indonesia, dalam bentuk kata benda tidak ada dalam
Al-quran, hanya bentuk kata kerja al-Aqaluh 1 ayat, ya'qiluha 1 ayat, ya'qilun 22 ayat, ta'qilun 24
ayat dan na'qilu 1 ayat, dalam arti mengertian dan paham. Selain itu menurut ahli Kant juga
mengungkapkan pendapatnya bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah ide yang masuk
akal tapi menggunakan ukuran hukum alam. Dengan kata lain, pikiran rasional adalah kebenaran
yang diukur dengan hukum alam. Akal yang kita miliki ini tentunya harus digunakan untuk dapat
lebih jauh lagi mendalami ilmu-ilmu pengetahuan.
Di dalam agama Islam, baik di dalam Alqur'an , sunnah Nabi SAW, maupun semua ajaran
dari tokoh-tokoh agama Islam terdahulu menekankan bahwa kedudukan ilmu sangatlah penting.
Firman Allah SWT dalam QS.Thaha:98 yang artinya sebagai berikut "Sesungguhnya Tuhanmu
hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu"
,menjelaskan bahwa Allah SWT ialah sumber dan segala sesuatu, tidak ada satu hal pun yang
dapat luput dari pengawasan-Nya, juga kekuasaan-Nya baik itu yang ada di langit maupun yang
ada di akhirat serta baik itu yang nyata maupun yang tak terlihat (gaib).
a. Sumber ilmu primer dalam epistimologi Islam adalah wahyu yang diterima oleh nabi
yang berasal dari Allah SWT, sebagai sumber dari segala sesuatu. Al-Wahyu atau wahyu
merupakan masdar (infinitive) yang memberikan dua pengertian dasar, yaitu tersembunyi
dan cepat. [3] Epistimologi Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah juga
mengambil sumber ilmu lainnya, yaitu Akal ('aql) dan hati (qalb) serta indra -indra yang
terdapat dalam diri manusia Al-Qur'an
Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita mengakui bahwasanya segala ilmu
pengetahuan yang kita dapati bersumber dari Allah SWT melalui firman-Nya di dalam kitab suci
Al-quran sebagai pedoman umat manusia agar senantiasa mendapatkan keselamatan hidup di
dunia maupun di akhirat kelak.
b. Hadist
Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 15 yang artinya "Sebagaimana (Kami telah
menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui", menjelaskan bahwa Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW sebagai sumber ilmu
yang akan mengajarkan Al-Quran kepada umat manusia.
Selain dijadikan sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an dan Hadist juga sebagai sumber ilmu dan
sumber hukum serta ajaran islam yang mana Al-Qur'an dan Hadist tersebut tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Bagi umat muslim, tidak hanya Al-Quran dan hadist
saja yang dijadikan sebagai sumber ilmu, akal dan indra pun dijadikan sebagai sumber ilmu. Al
Qur'an mengajak manusia untuk menggunakan indra dan akal sekaligus dalam pengalaman
manusia, baik yang bersifat fisik maupun metafisik karena indra dan akal saling
menyempurnakan.