Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

OLEH :

PUJI SETYOWATI
1501100033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG
A. DEFINISI

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka


menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan
elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari
fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu:


cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler
adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik


karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis
dan lingkungan. (Tamsuri.2004).
B. P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
 ETIOLOGI

Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


(Burner & Sudarrth, 2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system
gastrointestinal seperti diare, muntah.
 Keringat berlebihan, demam,
penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.

2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)


Gagal jantung kongestif, gagal ginjal,
sirosis, asupan natrium berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui
gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,
Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare,
muntah atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang
parah seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D,
penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
 TANDA DAN GEJALA

o Kelelahan

o Kram otot dan kejang

o Mual

o Pusing

o Pingsan

o Lekas marah

o Muntah

o Mulut kering

o Denyut jantung lambat

o Kejang

o Palpitasi
o Tekanan darah naik turun

o Kurangnya koordinasi

o Sembelit

o Kekakuan sendi

o Rasa haus

o Suhu naik

o Anoreksia
o Berat badan menurun

 MASALAH KEPERAWATAN

1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra
seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler),
rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing,
lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan
jumlah air mata.

2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada
saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama
gallop.
 PATHWAY

C. ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN FOKUS

Data Subjektif :
Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis.
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :

 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
 Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
 Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
 Tanda-tanda.
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan.
 Kanker, luka bakar.

Data Objektif :

Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak
lemas atau tidak, dll.
 Mata : mata cekung atau cowong, air
mata kering atau tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab,
Lidah putih atau tidak, dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa
atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak,
adanya edema atau tidak, adanya kelemahan otot
atau tidak.
 Berat Badan : menurun atau tidak.

 DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh)


berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di
tandai dengan:
-Mual Muntah.
-BAB cair (Diare).
-Keringat yang berlebihan.
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat
gagal ginjal, dll.

 RENCANA KEPERAWATAN

N DX NOC NIC RASIONAL


O KEPERAWATA
N
1. Kekurangan Tujuan: setelah  Monitor status  Untuk
Volume Cairan dilakukan tindakan hidrasi mengetahui
asuhan (kelembabpan perkembangan
keperawatan membran mukosa, status rehidrasi.
diharapkan : nadi adekuat,
 Cairan tekanan darah
seimbang ortostatik), jika
 Hidrasi diperlukan.
 Status
Nutrisi :  Monitor TTV.  Untuk memantau
intake TTV px dalam
cairan & batas normal.
nutrisi,
dengan :
K.H :
 Untuk mengganti
-mempertahankan  Kolaborasikan
cairan yang
urine output sesuai dengan tim medis
keluar.
dengan usia dan dengan pemberian

BB, BJ urine cairan IV.

normal.
 Untuk memantau
 Monitor status
status cairan px.
-tekanan darah, cairan termasuk

nadi, suhu tubuh intake & output

dalam batas cairan.

normal.
 Monitor BB  Untuk memantau
BB px.
-tidak ada tanda-
tanda volume  Anjurkan px  Untuk memenuhi
cairan turun, menambahan kebutuhan cairan
elastisitas turgor intake oral (cairan dan nutrisi px.
baik, membran maupun nutrisi)
mukosa lembab,
tidak ada rasa haus
berlebihan.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah  Pasang urine  Untuk memonitor
Cairan dilakukan tindakan kateter bila jika output
asuhan diperlukan berlebih terus
keperawatan menerus.
diharapkan :  Monitor TTV  Untuk memonitor
 Cairan & TTV dalam batas
Elektrolit normal
seimbang  Mengetahui
 Hidrasi, tanda-tanda
dengan : kelebihan cairan
 Monitor indikasi
retensi atau
K.H :
kelebihan cairan
( cracles, CVP,
-terbebas dari edema, asites)
edema.  Mengontrol BB
 Monitor BB
-terbebas dari  Mengetahui
kelelahan,  Tentukan riwayat riwayat dan tipe
kecemasan atau jumlah dan tipe intake cairan dan
kebingungan. intake cairan dan eliminasi

eliminasi
-bunyi nafas bersih  Untuk
tidak  Tentukan mengetahui
dyspneu/ortopneu. kemungkinan penyebab
faktor resiko dari kelebihan cairan
-menjelaskan ketidakseimbangan elektrolit
indikator kelebihan cairan
cairan. (Hipertermia,
terapi diuretik,
kelainan renal,
gagal jantung,
disfungsi hati)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik

- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).


- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

E. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Terapi cairan IV.


2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Menghitung tetesan infus.


Rumus dasar dalam satuan menit
Rumus dasar dalam satuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :

o Merek Otsuka

Faktor tetes = 15 tetes/ml

o Merek Terumo

Faktor tetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam =.....cc/jam
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai