Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“RASULULLAH SEBAGAI TELADAN UMAT ISLAM


DALAM BERWIRAUSAHA”

Disusun Oleh:

RAHARDYAN SRIATMA PRADANA (21701082006)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME,


karena atas segala limpahan rahmatnyalah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “RASULULLAH SEBAGAI TELADAN
UMAT ISLAM DALAM BERWIRAUSAHA” kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Makalah ini kami susun dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami selalu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah
lebih maju. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Malang, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULIUAN
1.1. Latar belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3. Tujuan Makalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHAAN
2.1. Rasulullah SAW Wirausaha Sejati..................................................... 3
2.2. Etika Berwirausaha Dalam Islam....................................................... 5
2.3. Teladan Rasulullah Sebagai Wirausaha............................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Allah SWT tidak membenci kecenderungan manusia dalam mencintai harta
benda miliknya. Selama mereka tidak berlebihan dalam mencintai harta benda
melebihi kecintaan kepadaAllah SWT. Berwirausaha adalah salah satu cara untuk
menjemput rejeki dari Allah SWT. Manusia dalam berdagang tentu saja memiliki
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang banyak, namun hal itu tentu saja harus
diiringi oleh etika dalam berusaha.
Wirausaha dahulu dikenal dengan istilah wiraswasta . Kata “wiraswasta” adalah
terjemahan dari sebuah kata dalam bahasa asing (Perancis) “Entrepreneur” yang
dapat diartikan sebagai figur seseorang yang menjalankan usaha secara mandiri,
dilandasi sifat yang luhur.

Perkembangan kewirausahaan di Indonesia cukup menggembirakan. Meski pun


pada kenyataannya, penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih diminati pelamar
yang datang berduyun-duyun, namun di balik itu, ada fenomena mencengangkan.
Kini banyak sekali angkatan muda yang berminat, bahkan sangat terobsesi
menerjuni bidang kewirausahaan. Kursus-kursus kewirausahan tumbuh bak jamur di
musim hujan, bisnis waralaba terus merebak, tidak saja yang global, tapi yang lokal
bertebaran di mana-mana. Klub-klub dan milis-milis entrepreneur juga
bermunculan.

Terlebih lagi, ternyata sudah banyak tokoh-tokoh muda Indonesia yang menjadi
pakar bisnis, mentor-mentor kewirausahaan, konsultan-konsultan entrepreneurship
yang naik ke panggung-panggung seminar. Bisnis rumahan secara online juga
mewabah baik dalam skala besar maupun bisnis retail yang dilakukan ibu-ibu
rumahtangga dengan berbagai motivasi yang berbeda.

Rasulullah SAW adalah seorang Entrepreneur Sejati. Sebagian besar


kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT , Rasulullah Muhammad SAW
adalah wirausahawan yang sukses. Keteladanan beliau dalam berdagang menjadi
contoh para sahabat dalam berwirausaha. Dari paparan sejarah Rasulullah SAW
dalam berwirausaha dapat banyak sekali contoh dan teladan yang seharusnya di
terapkan dalam dunia perekonomian dan bisnis dimasa sekarang. Para
wirausahawan selayaknya mempelajari petunjuk-petunjuk dan Teladan Rasulullah
SAW yang sangat gamblang sehingga dapat dipergunakan dalam menjalankan
usahanya secara bersih dan bermartabat.

1
1.2. Rumusan Masalah
 Apa Sajakah Faktor-faktor yang mendukung rasul dalam
berwirausaha?
 Apa sajakah strategi rasul dalam mengembangkan usahanya?
 Apa Hambatan yang di alami rasul dalam berwirausaha dan bagaimana
cara mengatasinya?
 Bagaimana Langkah-langkah rasul dalam mengembangkan usaha?
1.3. Tujuan Makalah
 Mengetahui cara rasulullah dalam berwirausaha
 Meneladani sifat-sifat rasulullah dalam menjalankan kegiatan
berwirausaha
 Mengatahui cara rasulullah dalam mencapai kesuksesan dalam
kegiatan berwirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. RASULULLAH SAW WIRAUSAHA SEJATI


Kesuksesan Rasulullah SAW sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli
sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW ternyata
jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah maupun
agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang
dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu
relevan diterapkan dalam bisnis modern.

Segala peristiwa yang terkait dengan Rasulullah SAW seakan tidak terhubung
sama sekali dengan kinerja dan dunia perekonomian kita. Bahkan ada sebagian yang
beranggapan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW adalah faktor penghambat
pembangunan dunia perekonomian dan aktifitas bisnis modern.

Padahal jika para pelaku bisnis mau mencermati, mempelajari dan mengamati ,
bahwa Rasulullah SAW telah memberikan contoh pola bisnis yang sangat luhur.
Beliau mencontohkan bahwa kepercayaan adalah modal yang paling berharga dalam
usaha.

Muhammad Syafi’i Antonio pakar ekonomi syariah indonesia mengatakan :


Rasulullah memberikan pelajaran bahwa Bisnis harus dijalankan dengan value driven
yang bermanfaat untuk semua stake holders dan harus gesit dalam melakukan
positioning di pasar global. Beliau bukan jago kandang seraya meminta proteksi
cukai dan tax holiday.

Dalam tataran individu, Rasul juga menganjurkan untuk menjadi wirausahawan


yang tangguh dan manajer terpercaya.

SEJARAH KARIR BISNIS RASULULLAH SAW

Rasulullah mendapatkan jiwa entrepreneur sejak beliau usia 12 tahun. Ketika itu
pamannya Abu Thalib mengajak melakukan perjalanan bisnis di Syam negeri yang
meliputi Syiria, Jordan dan Lebanon saat ini. Sebagai seorang yatim piatu yang
tumbuh besar bersama pamannya beliau ditempa untuk tumbuh menjadi
wirausahawan yang mandiri.

Ketika usia 17 tahun Muhammad telah diserahi wewenang penuh untuk


mengurusi seluruh bisnis pamannya. Ketika usia menginjak 20 tahun adalah
merupakan masa tersulit dalam perjalanan bisnis rasulullah SAW. Beliau harus
bersaing dengan pemain senior dalam perdagangan regional. Namun kemudian titik

3
keemasan entrepreneurship Muhammad SAW tercapai ketika usia antara 20-25
tahun.

Muhammad SAW adalah sosok pengusaha sukses dan kaya. Di antara informasi
tentang kekayaan beliau sebelum kenabian adalah jumlah mahar yang dibayarkan
ketika menikahi Khadijah Binti khuwalaid. Konon, beliau menyerahkan 20 ekor unta
muda sebagai mahar. Dalam riwayat lain, ditambah 12 uqiyah (ons) emas. Suatu
jumlah yang sangat besar jika dikonversi ke mata uang kita saat ini.

Dengan demikian, Muhammad SAW telah memiliki kekayaan yang cukup besar
ketika beliau menikahi Khadijah. Dan kekayaan itu kian bertambah setelah menikah.,
karena hartanya digabung dengan harta Khadijah dan terus dikembangkan melalui
bisnis (perdagangan).

Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya Muhammad as a Trader mencatat bahwa


Rasulullah SAW sering terlibat dalam perjalanan bisnis ke berbagai negeri seperti
Yaman,Oman dan Bahrain. Disebutkan juga bahwa , Rasulullah SAW adalah pebisnis
yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis.

Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga


janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu.
Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan
integritas yang tinggi dalam berbisnis.

Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu :

• Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

• Pelayanan yang unggul (service exellence): efisiensi, persaingan yang sehat dan
kompetitif.

 Kejujuran (Transparasi), dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu


melaksanakan prinsip kejujuran

4
2.2 ETIKA WIRAUSAHA ISLAM

Dari paparan sejarah Rasulullah SAW dalam berwirausaha dapat banyak sekali
contoh dan teladan yang seharusnya di terapkan dalam dunia perekonomian dan
bisnis dimasa sekarang. Para wirausahawan selayaknya mempelajari petunjuk
petunjuk yang sangat gamblang sehingga dapat dipergunakan dalam menjalankan
usahanya secara bersih dan bermartabat seperti di contohkan Rasulullah SAW.
Rasulullah kerap memotivasi para sahabat untuk berwirausaha dan mandiri.

“Tidak ada yang lebih baik dari apa yang dimakan seseorang kecuali memakan
makanan dari hasil keringatnya…” (HR. Bukhari).

Beberapa sahabat yang berwirausaha dan meneladani pola entrepreneur Rasulullah


SAW sehingga meraih kesuksesan dalam usahanya antara lain :
• Abu Bakar As Shidiq, Khalifah pertama dari Khulafaur Rasyidin memiliki usaha
dagang pakaian.
• Umar bin Khattab, pemimpin kaum beriman sang penakluk kekaisaran Persia dan
Byzantium memiliki usaha dagang Jagung.
• Usman bin Affan, memiliki usaha dagang bahan pakaian.
• Imam Abu Hanifah, memiliki usaha dagang bahan pakaian.

Ketika para pengikut nabi hijrah ke Madinah bersama-sama Nabi, mereka


dinasehati oleh Rasul agar berdagang untuk penghidupan mereka. Banyak lagi
contoh yang membuktikan bahwa setiap Muhajjir yang saleh telah melakukan
berbagai jenis perdagangan untuk memenuhi nafkahnya sehari-hari.

Sangat banyak teladan etika berwirausaha yang diajarkan Rasulullah SAW, di bawah
ini diambil dari tulisan Badrudin dalam buku ETIKA Berbisnis (2001: 167-172):
• Kejujuran

Dalam berbisnis tidak boleh menyembunyikan kecacatan barang, karena akan


menghilangkan keberkahan.

Dalam tataran ini Rasullah bersabda, ‘Tidak dibenarkan seorang muslim menjual
barang yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (HR Al Quzwani).

• Pencatatan Utang Piutang

Dalam dunia bisnis lazim terjadi pinjam-meminjam. Alquran mengajarkan


pencatatan utang piutang yang berguna untuk mengingatkan salah satu phak yang
mungkin suatu waktu lupa dan khilaf.

5
“Hai orang-orang yang beriman, kalau kalian berutang-piutang dengan janji yang
ditetapkan waktunya, hendaklah kalian tuliskan. Dan seorang penulis di antara
kalian, hendaklah menuliskannya dengan jujur. Janganlah penulis itu enggan
menuliskannya, sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanya.”

(QS al-Baqarah [2] : 282)

• Orientasi Ta’awun

Pelaku bisnis yang Islami hendaknya tidak hanya mengejar keuntungan sebanyak –
banyaknya sebagaimana yang diajarkan bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith.
Namun sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan
bisnisnya. Dengan kata lain dalam berbisnis bukan mencari keuntungan semata
namun hendaknya didasari oleh kesadaran-memberi kemudahan bagi orang lain.

• Tidak Sumpah Palsu

Nabi Muhammad sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah
palsu dalam melakukan transaksi bisnisnya. Dalam sebuah hadist riwayat Bukhori, ia
bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi
hasilnya tidak berkah.”

Banyak dikalangan pelaku bisnis yang berani melakukan sumpah palsu yang pada
gilirannya dia tidak menyadari bahwa hasil jerih payahnya tidak mendapatkan
keberkahan.

6
2.3 TELADAN RASULULLAH SEBAGAI WIRAUSAHA
Bagi kaum Muslimin, jiwa entrepreneur atau wirausaha harus dikembangkan.
Apalagi ketika tingkat kebutuhan tenaga kerja semakin tidak bisa mengimbangi
kecepatan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Tenaga kerja yang
ada jauh lebih banyak daripada kebutuhan. Pemerintah pun menyadari
keterbatasannya dalam hal penyediaan lapangan kerja, sehingga meng-kampanye-
kan model kewirausahaan kepada masyarakat dengan harapan dapat menolong
dirinya sendiri secara ekonomi.

”Berdaganglah kamu, sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan


diantaranya dihasilkan dari berdagang”.

Rahasia keberhasilan berwirausaha adalah jujur dan adil dalam mengadakan


hubungan dagang dengan para pelanggan. Berwirausaha janganlah berorientasi
pada keuntungan semata, namun mengedepankan sisi memberi manfaat bagi
sesama maka akan menuai barakah dan ridha dari Allah SWT. Dengan berpegang
teguh pada prinsip ini, Nabi telah memberi contoh yang terbaik untuk menjadi
pedagang yang berhasil. Rasulullah memiliki sifat jujur, integritas, sikap baik dan
kemampuan berdagang yang luar biasa.

Bisnis bagi Rasulullah SAW tidak hanya sebatas perputaran uang dan barang,
tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yaitu menjaga kehormatan diri. Dengan
kata lain, modal terbesar dari seorang yang menjadi pengusaha sukses, pemimpin
sukses, atau ilmuwan sukses dalam disiplin ilmu apapun adalah mengembangkan
jiwa entrepreneur sejak awal.

Rasulullah SAW mengadakan transaksi bisnis sama sekali tidak untuk memupuk
kekayaan pribadi, tetapi justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan
bisnisnya dengan etika yang tinggi dan hasil yang didapat justru untuk
didistribusikan ke sebanyak umat. Dan inilah yang menyebabkan kepribadian
junjungan kita, Rasullah SAW begitu fenomenal, baik dalam mencari nafkah
maupun dalam menafkahkan karunia rizki yang diperolehnya.

Allah dalam Al Quran juga memberikan motivasi untuk berdagang pada ayat
berikut:

”Tidak ada dosa atas kamu mendapatkan harta kekayaan dari Tuhanmu”
…”Bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah rahmat Allah.” (Qs. Al Jumu’ah:
60).

Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah, dan kegigihan
dalam menjaga kehormatan harga diri kita selaku umat Islam.

Sebagai penutup, semoga kita umat islam mampu mengaplikasikan nilai-nilai


luhur yang di contohkan Rasulullah SAW dan para sahabat ke dalam kejujuran
berwirausaha dan menjadi entrepreneur sejati. Wallahua’lam.

7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rasulullah sebagai teladan umat muslim memberikan banyak pelajaran dalam
hal berwirausaha, beliau dengan gigih dan selalu mengutamakan kejujuran
dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, kita sebagai umatnya
harus bisa meneladani sifat-sifat rasul dalam berwirausaha agar usaha kita
senantiasa di berkahi dan menghasilkan uang yang halal.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirah Nabawiyah – Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri – penerbit alkautsar
-1414H

2. Beginilah Rasulullah Berbisnis- Hepi Andi Bastoni

3. Muhammad as a Trader – Prof. Aflazul Rahman

4. ETIKA Berbisnis – Badrudin (2001: 167-172)

5. http://thetruthislamicreligion.wordpress.com

6. http://www.republika.co.id

Anda mungkin juga menyukai