Makalah Peranan Usaha Koperasi
Makalah Peranan Usaha Koperasi
Disusun Oleh:
2018
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULIUAN
1.1. Latar belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3. Tujuan Makalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHAAN
2.1. Rasulullah SAW Wirausaha Sejati..................................................... 3
2.2. Etika Berwirausaha Dalam Islam....................................................... 5
2.3. Teladan Rasulullah Sebagai Wirausaha............................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Terlebih lagi, ternyata sudah banyak tokoh-tokoh muda Indonesia yang menjadi
pakar bisnis, mentor-mentor kewirausahaan, konsultan-konsultan entrepreneurship
yang naik ke panggung-panggung seminar. Bisnis rumahan secara online juga
mewabah baik dalam skala besar maupun bisnis retail yang dilakukan ibu-ibu
rumahtangga dengan berbagai motivasi yang berbeda.
1
1.2. Rumusan Masalah
Apa Sajakah Faktor-faktor yang mendukung rasul dalam
berwirausaha?
Apa sajakah strategi rasul dalam mengembangkan usahanya?
Apa Hambatan yang di alami rasul dalam berwirausaha dan bagaimana
cara mengatasinya?
Bagaimana Langkah-langkah rasul dalam mengembangkan usaha?
1.3. Tujuan Makalah
Mengetahui cara rasulullah dalam berwirausaha
Meneladani sifat-sifat rasulullah dalam menjalankan kegiatan
berwirausaha
Mengatahui cara rasulullah dalam mencapai kesuksesan dalam
kegiatan berwirausaha
2
BAB II
PEMBAHASAN
Segala peristiwa yang terkait dengan Rasulullah SAW seakan tidak terhubung
sama sekali dengan kinerja dan dunia perekonomian kita. Bahkan ada sebagian yang
beranggapan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW adalah faktor penghambat
pembangunan dunia perekonomian dan aktifitas bisnis modern.
Padahal jika para pelaku bisnis mau mencermati, mempelajari dan mengamati ,
bahwa Rasulullah SAW telah memberikan contoh pola bisnis yang sangat luhur.
Beliau mencontohkan bahwa kepercayaan adalah modal yang paling berharga dalam
usaha.
Rasulullah mendapatkan jiwa entrepreneur sejak beliau usia 12 tahun. Ketika itu
pamannya Abu Thalib mengajak melakukan perjalanan bisnis di Syam negeri yang
meliputi Syiria, Jordan dan Lebanon saat ini. Sebagai seorang yatim piatu yang
tumbuh besar bersama pamannya beliau ditempa untuk tumbuh menjadi
wirausahawan yang mandiri.
3
keemasan entrepreneurship Muhammad SAW tercapai ketika usia antara 20-25
tahun.
Muhammad SAW adalah sosok pengusaha sukses dan kaya. Di antara informasi
tentang kekayaan beliau sebelum kenabian adalah jumlah mahar yang dibayarkan
ketika menikahi Khadijah Binti khuwalaid. Konon, beliau menyerahkan 20 ekor unta
muda sebagai mahar. Dalam riwayat lain, ditambah 12 uqiyah (ons) emas. Suatu
jumlah yang sangat besar jika dikonversi ke mata uang kita saat ini.
Dengan demikian, Muhammad SAW telah memiliki kekayaan yang cukup besar
ketika beliau menikahi Khadijah. Dan kekayaan itu kian bertambah setelah menikah.,
karena hartanya digabung dengan harta Khadijah dan terus dikembangkan melalui
bisnis (perdagangan).
Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu :
• Pelayanan yang unggul (service exellence): efisiensi, persaingan yang sehat dan
kompetitif.
4
2.2 ETIKA WIRAUSAHA ISLAM
Dari paparan sejarah Rasulullah SAW dalam berwirausaha dapat banyak sekali
contoh dan teladan yang seharusnya di terapkan dalam dunia perekonomian dan
bisnis dimasa sekarang. Para wirausahawan selayaknya mempelajari petunjuk
petunjuk yang sangat gamblang sehingga dapat dipergunakan dalam menjalankan
usahanya secara bersih dan bermartabat seperti di contohkan Rasulullah SAW.
Rasulullah kerap memotivasi para sahabat untuk berwirausaha dan mandiri.
“Tidak ada yang lebih baik dari apa yang dimakan seseorang kecuali memakan
makanan dari hasil keringatnya…” (HR. Bukhari).
Sangat banyak teladan etika berwirausaha yang diajarkan Rasulullah SAW, di bawah
ini diambil dari tulisan Badrudin dalam buku ETIKA Berbisnis (2001: 167-172):
• Kejujuran
Dalam tataran ini Rasullah bersabda, ‘Tidak dibenarkan seorang muslim menjual
barang yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (HR Al Quzwani).
5
“Hai orang-orang yang beriman, kalau kalian berutang-piutang dengan janji yang
ditetapkan waktunya, hendaklah kalian tuliskan. Dan seorang penulis di antara
kalian, hendaklah menuliskannya dengan jujur. Janganlah penulis itu enggan
menuliskannya, sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepadanya.”
• Orientasi Ta’awun
Pelaku bisnis yang Islami hendaknya tidak hanya mengejar keuntungan sebanyak –
banyaknya sebagaimana yang diajarkan bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith.
Namun sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan
bisnisnya. Dengan kata lain dalam berbisnis bukan mencari keuntungan semata
namun hendaknya didasari oleh kesadaran-memberi kemudahan bagi orang lain.
Nabi Muhammad sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah
palsu dalam melakukan transaksi bisnisnya. Dalam sebuah hadist riwayat Bukhori, ia
bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi
hasilnya tidak berkah.”
Banyak dikalangan pelaku bisnis yang berani melakukan sumpah palsu yang pada
gilirannya dia tidak menyadari bahwa hasil jerih payahnya tidak mendapatkan
keberkahan.
6
2.3 TELADAN RASULULLAH SEBAGAI WIRAUSAHA
Bagi kaum Muslimin, jiwa entrepreneur atau wirausaha harus dikembangkan.
Apalagi ketika tingkat kebutuhan tenaga kerja semakin tidak bisa mengimbangi
kecepatan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Tenaga kerja yang
ada jauh lebih banyak daripada kebutuhan. Pemerintah pun menyadari
keterbatasannya dalam hal penyediaan lapangan kerja, sehingga meng-kampanye-
kan model kewirausahaan kepada masyarakat dengan harapan dapat menolong
dirinya sendiri secara ekonomi.
Bisnis bagi Rasulullah SAW tidak hanya sebatas perputaran uang dan barang,
tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yaitu menjaga kehormatan diri. Dengan
kata lain, modal terbesar dari seorang yang menjadi pengusaha sukses, pemimpin
sukses, atau ilmuwan sukses dalam disiplin ilmu apapun adalah mengembangkan
jiwa entrepreneur sejak awal.
Rasulullah SAW mengadakan transaksi bisnis sama sekali tidak untuk memupuk
kekayaan pribadi, tetapi justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan
bisnisnya dengan etika yang tinggi dan hasil yang didapat justru untuk
didistribusikan ke sebanyak umat. Dan inilah yang menyebabkan kepribadian
junjungan kita, Rasullah SAW begitu fenomenal, baik dalam mencari nafkah
maupun dalam menafkahkan karunia rizki yang diperolehnya.
Allah dalam Al Quran juga memberikan motivasi untuk berdagang pada ayat
berikut:
”Tidak ada dosa atas kamu mendapatkan harta kekayaan dari Tuhanmu”
…”Bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah rahmat Allah.” (Qs. Al Jumu’ah:
60).
Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah, dan kegigihan
dalam menjaga kehormatan harga diri kita selaku umat Islam.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rasulullah sebagai teladan umat muslim memberikan banyak pelajaran dalam
hal berwirausaha, beliau dengan gigih dan selalu mengutamakan kejujuran
dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, kita sebagai umatnya
harus bisa meneladani sifat-sifat rasul dalam berwirausaha agar usaha kita
senantiasa di berkahi dan menghasilkan uang yang halal.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirah Nabawiyah – Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri – penerbit alkautsar
-1414H
5. http://thetruthislamicreligion.wordpress.com
6. http://www.republika.co.id