Anda di halaman 1dari 5

TR 5

TUGAS PENGENDALIAN MUTU

Disusun Oleh

Nama : ERWIN JOSEP REYMOND SIMBOLON


NIM : 5192421004
Kelas : PTM B
Dosen Pengampu :Dr.Ir.EkaDaryanto,M.T.,IPM
Lisa MelviGinting,M.T.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1.GUGUS KENDALI MUTU

  Gugus Kendali Mutu atau Quality Control Circle adalah suatu aktivitas yang mana
terdapat sekelompok karyawan yang saling bekerjasama dalam melakukan pertemuan
secara berkala dalam upaya mengendalikan kualitas dengan cara melakukan identifikasi,
analisis, dan berbagai tindakan guna menyelesaikan masalah yang dihadapi di dalam
pekerjaan dengan menggunakan berbagai alat pengendali mutu.

Gugus Kendali Mutu ini pada mulanya diperkenalkan oleh Profesor Kaoru Ishikawa di
tahun 1962, bersamaan dengan perusahaan Japanese Union of Scientists and Engineers.
Sedangkan perusahaan yang pertama kali menjalankan konsep ini adalah Nippon
Wireless and Telegraph Company di tahun yang sama.

2. TUJUAN GUGUS KENDALI MUTU

Tujuan yang paling utama dari gugus kendali mutu adalah membahas setiap masalah
yang terjadi di dalam perusahaan dan memberikan solusi pada setiap masalah tersebut
pada pihak manajemen. Berbagai masalah yang dibahas tersebut adalah berbagai
masalah yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, seperti produk, biaya,
persediaan, waktu, kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja.

Dengan adanya kegiatan gugus kendali mutu, maka perusahan pun akan bisa
memberikan motivasi pada karyawan, meningkatkan kemampuan mereka dalam
memecahkan masalah, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan juga menanamkan
kesadaran tentang pentingnya mencegah masalah.

3. ALAT DALAM PENGENDALIAN MUTU

1. Pareto Chart

Diagram Pareto adalah salah satu alat dari QC 7 yang paling sering digunakan dalam
mengendalikan kualitas. Pada dasarnya, diagram ini berupa grafik barang yang akan
menunjukkan masalah berdasarkan adanya urutan jumlah kejadian yang terjadi.

2. Fishbone Diagram

Fishbone diagram atau yang seringkali disebut dengan Cause-and-Effect


Diagram atau Ishikawa Diagram ini pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli
pengendalian kualitas dari Jepang bernama Dr. Kaoru Ishikawa, sebagai satu dari tujuh
alat kualitas dasar.
Alat ini digunakan saat ada orang yang ingin melakukan identifikasi kemungkinan
penyebab masalah, khususnya saat ada tim yang cenderung jatuh berpikir pada
rutinitasnya.

3. Scatter Diagram

Wujud dari diagram ini adalah gambaran grafis yang isinya adalah sekumpulan titik atau
poin dari nilai sepasang variabel, X dan Y.

4 Control Chart (Peta Kendali)

Peta kendali ini memiliki bentuk grafik yang digunakan untuk memantau stabilitas dari
suatu proses dan juga mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktunya. Control
chart ini mempunyai garis atas untuk batasan kontrol paling tinggi, garis bawah untuk
batasan kontrol paling rendah, dan garis tengah untuk garis rata-rata.

5 Check sheet (Lembar Periksa)

Lembar ini paling sederhana dan juga sangat sering digunakan sebagai alat pertama
dalam hal mengumpulkan sebelum nantinya disajikan dalam bentuk grafik. Dengan
menggunakan alat lembar periksa yang terstruktur dan terstandarisasi dengan baik ini,
maka kita bisa meminimalisir perbedaan cara pengambilan data berdasarkan setiap
orang.

6. Histogram

Di dalam statistik, histogram adalah suatu tampilan bentuk garis guna menunjukan
distribusi data secara visual ataupun seberapa sering suatu nilai yang berbeda tersebut
bisa terjadi dalam suatu kumpulan data.

7. Flow Chart

Flowchart adalah gambar ataupun bagan yang memperlihatkan adanya urutan dan juga
hubungan antar suatu proses yang dilengkapi dengan instruksinya. Gambaran ini akan
dinyatakan dengan berbagai simbol. Sehingga, setiap simbol tersebut nantinya akan
menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar tiap proses akan dinyatakan
dengan garis penghubung.
4. TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH DALAM GUGUS KENDALI

1. Menghimpun Masalah Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan

Tema adalah suatu kejadian ataupun masalah yang harus dihadapi oleh gugus kendali
mutu yang diambil dari masalah yang terjadi di lingkungan kerja gugus kendali mutu.
Terdapat dua cara yang bisa dilakukan untuk menentukan tema, yaitu:

 Mengambil salah satu tema yang menjadi prioritas dari beberapa masalah yang
ada di dalam lingkungan kerja. Beberapa contoh yang mendasari prioritas ini
adalah masalah yang memiliki peluang besar kontribusinya pada mutu perusahaan,
baik itu dalam segi biaya, kualitas produk, keamanan, dll.
 Mengambil salah satu contoh masalah yang ada di lingkungan kerja dan menjadi
kesepakatan dari setiap anggota gugus.

2. Memilih dan Menetapkan Prioritas Masalah Yang Hendak Diselesaikan

Tahap ini dilakukan guna menentukan durasi waktu yang diperlukan dalam mencapai
suatu target yang diinginkan. Dalam menentukan target, metode yang bisa digunakan
adalah SMART, yaitu Spesifik, Measurable, Achievable, Reasonable, dan Time Base.

3. Menetapkan Target untuk Masalah yang akan Diselesaikan

Dalam tahap ini dibutuhkan analisa langsung dari lapangan, sehingga akan diketahui
masalah yang sedang dihadapi. Dalam tahapan ini juga nantinya akan menjelaskan tabel
analisa 4M, yakni Method, Machine, Man, dan juga Material.

4. Menyusun Rencana Kegiatan

Tahap ini adalah lanjutan dari tahap selanjutnya, yaitu anaconda. Sehingga akan diketahui
akar masalah yang sedang terjadi serta akibatnya.

5. Merekomendasikan Solusi

Langkah ini dilakukan demi mencari solusi dalam menghasilkan seluruh penyebab yang
sudah ditentukan sebelumnya. Melakukan rencana langkah perbaikan dalam gugus
kendali mutu bisa ditentukan dengan menggunakan teknik sumbang saran dari seluruh
anggota gugus kendali mutu dengan tetap berdasarkan pada pemilihan langkah perbaikan
yang dirasa sangat efektif dan juga efisien.

Agar bisa lebih memudahkan penjabarannya, cobalah untuk merencanakan perbaikan


dengan menggunakan rumus 1H-5W, yakni How, What, Why, Where, Who, dan When.
6. Melaksanakan dan Menerapkan Tindakan Pemecahan Masalah

Langkah ini adalah melakukan seluruh rencana perbaikan yang sebelumnya sudah
disepakati dan dibahas secara matang oleh seluruh anggota gugus kendali mutu.

Dalam melakukan perbaikan, ini maka harus dijelaskan pula terkait pentingnya
kesungguhan dan partisipasi secara penuh dari seluruh anggota gugus sesuai dengan
tugas yang telah dibagikan dan diharapkan seluruh pelaksanaan dari rencana perbaikan
mampu diselesaikan secara tepat waktu.

7. Memantau dan Mengevaluasi hasil Pelaksanaan

Setelah seluruh rencana telah dilakukan dengan benar sesuai dengan yang disepakati,
maka cara selanjutnya adalah memeriksa hasil daripada perbaikan tersebut. Tujuannya
adalah untuk mengukur seluruh perbaikan yang dilakukan oleh gugus kendali mutu bisa
menanggulangi penyebab yang akan berdampak pada suatu masalah.

8. Melakukan Standarisasi

Setelah sudah memeriksa dan mengatasi penyebab masalah, maka selanjutnya yang
diperlukan adalah membuat standarisasi yang bisa dijadikan sebagai acuan kerja
dilingkungan kerja gugus dan juga ditujukan untuk mencegah masalah yang sama
terulang.

Bila perlu, standarisasi ini juga harus disebarluaskan pada lokasi kerja yang lain yang
sejenis dengan lokasi kerja gugus. Standarisasi yang dibuat bisa mencakup standar untuk
metode kerja, operator, material, mesin dan juga lingkungan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/4087/5/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai