OLEH KELOMPOK 11
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAyang berjudul “Kemampuan Siswa SD
Kelas Tinggi Dalam Menggunakan Kata Baku Dan Tidak Baku”.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i|LAPORANMINIRISE
T
DAFTAR ISI
ii | L A P O R A N M I N I R I S E
T
BAB I
PENDAHULUAN
1|LAPORANMINIRISE
T
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Kemampuan Siswa SD Kelas Tinggi Dalam Menggunakan
Kata Baku Dan Tidak Baku .”
2|LAPORANMINIRISE
T
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu yang artinya berasal dari tanah air Indonesia
sendiri. Dahulu memang namanya bukan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Melayu.
Kemudian bahasa Melayu yang sudah lama digunakan oleh bangsa Indonesia serta
tatanan bahasanya yang mudah diterima dan dipahami menjadikannya bahasa persatuan
yang diikrarkan saat Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan nama bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi dan juga kedudukan yang
menjadikannya sangat sakral dan dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Salah satu
kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari adanya rasa
kebangsaan. Hal ini berarti bahasa Indonesia menyatukan banyaknya bahasa daerah antar
suku di Indonesia sehingga terbentuk suatu kesatuan dan rasa kebangsaan. Oleh karena
itu, bahasa Indonesia yang digunakan haruslah dengan kata-kata baku serta baik dan
benar. Kata baku adalah kata yang digunakan telah sesuai dengan kaidah atau pedoman
bahasa yang sudah ditentukan. Dalam kehidupan ini, semua golongan masyarakat pasti
menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda daerah
atau berbeda latar belakang suku. Terutama remaja atau orang dewasa karena mereka
lebih sering bertemu dengan orang lain. Seperti saat di sekolah, di kampus, di tempat
kerja, dan lainnya. Namun terkadang bahasa yang digunakan tidak baku. Sehingga,
kegiatan komunikasi antara pembicara dan pendengar akan terhambat akibat ada kata-
kata yang tidak diketahui oleh salah satu pihak. Oleh karena itu, mempelajari serta
memahami kata-kata baku sangat penting untuk dilakukan karena hal ini merupakan
bagian mendasar dari sebuah bahasa sebagai alat pemersatu bangsa. Berdasarkan uraian
yang telah dipaparkan diatas, Penulis akan membuat jurnal yang berjudul “Pemahaman
Kata Baku dan Tidak Baku di Kalangan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.”
Kata merupakan bentuk yang sangat kompleks yang tersusun atas beberapa unsur. Kata
dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Kata merupakan bagian
yang sangat penting dalam kehidupan berbahasa. Bidang atau kajian mengenai kata telah
banyak diselidiki oleh para ahli bahasa. Penyelidikan tersebut menghasilkan berbagai
3|LAPO RAN MINI RIS ET
teori-teori antara yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan sudut pandang antara ahli bahasa yang satu dengan yang lainnya.
Adanya perbedaan konsep antara ahli yang satu dengan yang lainnya tentu akan
membingungkan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengurangi kebingungan tersebut,
dikelompokanlah jenis kata yaitu kata baku dan kata tidak baku. Kata baku dan tidak
baku sering dijadikan sebagai pembahasan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Kata
baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan penyerapan kosakata
bahasa asing dan berhubungan juga dengan kaidah penulisan yang benar. Kata baku
adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sumber utama dan menjadi acuan untuk
menentukan kata baku bahasa Indonesia. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku cenderung
lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan kata baku dan tidak
baku dihadapkan kepada dua ragam yaitu ragam resmi dan tidak resmi. Ragam resmi
merupakan keadaan atau situasi yang bersifat formal seperti penulisan karya ilmiah,
pidato kenegaraan, dan lain-lain. Ragam tidak resmi merupakan keadaan atau situasi yang
bersifat tidak formal seperti dalam percakapan sehari-hari. Banyak anak-anak yang belum
mengetahui mana yang menjadi kata baku dan mana yang menjadi kata tidak baku dari
sebuah kata. Hal ini dikarenakan penggunaan kata baku tidak begitu sering diterapkan
kepada anak dalam bentuk penulisan. Selain pada anak-anak, penggunaan kata baku juga
sering salah penggunaannya oleh orang yang sudah dewasa, akan tetapi kesalahan
tersebut sudah lebih minim daripada kesalahan yang ditemukan pada anak yang berusia 9
sampai 15 tahun.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian, metode penelitian, dan memilih lokasi untuk
melakukan penelitian.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-
situasi sosial. Penelitian deskriptif yang biasa disebut juga penelitian taksonomik
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasimengenai sesuatu fenomena atau kenyataan
sosial dengan jalan mendeskripsikansejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti (Mulyadi, 2012:73)
Metode Penelitian
C. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:14) metode penelitiankuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
Lokasi Penelitian
D. Lokasi
Lokasi observasi penelitian kami lakukan dikarenakan adanya wabahcovid-19, kami
melakukan observasi di tempat daerah asal kami masing- masing. Lokasi penelitian kami
ada 3 lokasi diantaranya , SD Hang Tuah II Titipapan, SD Muhammadiyah 2 kisaran dan
SD S Assyafiyah Internasional
Waktu Penelitian
Dikarenakan penelitian kami dilakukan di tempat yang berbeda-bedadiakibatkan adanya
wabah virus corona, kami melakukan waktu penelitian dimulai dari hari kamis tanggal 07
Mei 2021.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 3 siswa SD yang merupakan asal SD atau tempat
daerah yang berbeda-beda.
Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penlitian ini adalah simple random sampling. Menurut
Sugiyono (2017:120) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
G. Jenis Data
Jenis data ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primeradalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikandata kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2017:308)
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Jenis data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner dan
observasi.
Jenis data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku dan jurnal-jurnal
yang sesuai dengan judul penelitian ini.
A. Hasil Penelitian
Persentase jawaban
10 | L A P O R A N M I N I R I S E T
Saya selalu berbicara
5 menggunakan bahasa 0 3 0% 100%
baku kepada teman
Dari persentase yang dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa SD
kelas tinggi dalam menggunakan kata baku dan non baku pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini cukup baik dan juga dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
11 | L A P O R A N M I N I R I S E T
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa seluruh 3 siswa SD yang
kami teliti telah cukup baik dalam membedakan penggunaan kata Baku dan Non Baku
dab mereka masih mau berusaha untuk menyimak mata pelajaran ini dengan baik.
Dengan persentase yang ada, dapat diketahui kemampuan siswa SD kelas tinggi dalam
menggunakan kata Baku dan Non baku ini sudah baik dan juga dapat dikembangkan
menjadi lebih baik lagi.
B. Saran
Hendak nya guru mampu meningkatkan pembelajaran yang lebih baik lagi yang mampu
membuat siswa mudah mengerti dalam penggunaan kata Baku dan Non baku , guru dan
siswa hendak nya mencontohkan secara langsung kalimat Baku dan Non baku saat
berinteraksi sehingga mampu membuat siswa lebih mudah mengerti , mudah ingat serta
mudah membedakan penggunaan keduanya.
12 | L A P O R A N M I N I R I S E T
Angket
Persentase jawaban
saya selalu
3 menyimak pelajaran 3 0 100% 0%
bahasa indonesia
dengan baik
13 | L A P O R A N M I N I R I S E T
9 Saya suka mempelajari 2 1 83% 17%
bahasa non baku
14 | L A P O R A N M I N I R I S E T