Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu yang digunakan yaitu hukum ohm, dalam hal ini hukum ohm
bukanlah suatu fundamental dari ke elektromagnetikan karena hukum tersebut
tergantung pada sifat–sifat medium penghantar. Bentuk hukum ohm adalah sangat
sederhana dan merupakan hal aneh dimana banyak penghantar bentuk hukum
ohm adalah sangat sederhana dan merupakan alat diamana banyak penghantar
yang menuruti hukum tersebut dengan baik, sedangkan penghantar yang lain
tidak menuruti hukum ohm tersebut dengan baik, menurut hukum ohm arus yang
melewati suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung–ujung
penghantar tersebut .
Pada dasarnya sebuah rangkaiaan listrik terjadi karena ketika sebuah
penghantar lampu dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus
menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran yang
terus menerus ini yang disebut dengan arus dan sering juga di sebut dengan
aliran. Sama hal nya dengan aliran alir yang mengalir pada sebuah pipa.
Komponen-komponen listrik seperti lampu listrik, setrikaan televisi, AC, dan
sebagainya dapat dijabarkan dalam sutau rangkaian listrik sebagai resistor-
resistor. Ada dua dasar pemasangan komponen–komponen listrik ini yaitu seri dan
paralel. Dalam bagian ini dipelajari bagaimana tegangan dan hambatan dari
masing-masing rangkaian susunan seri dan paralel resistor.
Dua alat ukur listrik yang cukup penting peran nya akan dibahas dalam
pratikum kali ini. Kedua alat ukur tersebut biasanya disebut amperemeter dan
alat ukur tegangan listrik disebut voltmeter. Terdapat perbedaan yang mencolok
dalam pengunaan kedua alat ukur ini. Amperemeter diapasang seri terhadap
sumber tengangan, sedangkan voltmeter dipasang paralel terhadap sumber
tegangan.
Pada saat sekarang, kedua alat ukur ini sudah terintegrasi kedalam satu alat
yang diberi nama multimeter, karena kemampuannya untuk mengukur beberapa
besaran listrik. Selain kedua besaran diatas, multimeter juga dapat digunakan
untuk mengukur besaran hambatan-hambatan dalam pada voltmeter dan
ampermeter yang bisa diukur. Hambatan dalam amperemeter dapat diukur dengan
dan diketahu pada pratikum kali ini.
Pada dasarnya elektron–elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik
yang memperagakan periode yang sama sebagai kelistrikannya, sebuah rangkaian
listrik dapat terjadi jika sebuah pengantar dapat dialiri dengan elektron bebas
secara terus-menerus, apabila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda
diantara kedua ujungnya maka dalam rangkaian dapat dialakukan dengan cara
menyusun rangkaian seri listrik tersebut, lalu menaikkan tegangan dari tegangan
minimum sampai ketegangan maksimum secara bertahap.
Penerapan hukum ohm ini amat sangat sering di jumpai, seperti halnya
dalam paralatan rumah tangga, contohnya lampu, televisi, kulkas, kipas angin, dan
alat-alat elektronik lainnya yang harus disesuaikan terlebih dahulu dengan
tegangannya, hukum ohm ini memberikan informasi mengenai kuat arus, atau
tegangan suatu alat listrik, bila alat listrik diberi tegangan kecil dari yang
seharusnya. Pratikum kali ini memilki dua tahapan percobaan, tahapan pertama
adalah menghitung nilai hambatan dalam rangkaian seri, kemudian tahap kedua
menghitung nilai hambatan dalam rangkaian paralel.

1.2 Tujuan
1. Mempelajari hukum ohm.
2. Menentukan hambatan ekuiven untuk rangkaian seri dan paralel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebuah rangkaian listrik sederhana berlaku hukum ohm yang menyatakan


bahwa beda potensial akibat suatu benda atau beban berbanding lurus dengan
arus listrik. Konstan proporti onalitas dalam kesebandingan adalah resistansi
beban tersebut, hukum ohm dinyatakan sebagai berikut V = I ×R. Dimana V
dinyatakan dengan tegangan dengan satuan volt, R dikenal sebagai hambatan dan
satuannya adalah ohm, dan I adalah kuat arus, satuannya adalah ampere.
Kebalikan dari harga konduktivitas listrik suatu bahan adalah resistivasi atau
hambatan jenis, dengan simbolρ. Bahan konduktor memiliki resistivitas yang
rendah dari yang lain (Effendi rustam, 2007: 27).
Karakteristik suatu bahan pengantar/konduktor disebut sebagai hambatan
listrik, yang dapat digunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang melewati
suatu rangkian, dalam konduktor logam terdapat elektron, elektron yang bebas dan
mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit muatan bebasnya
berupa ion-ion positif dan negatif yang mudah bergerak.
Hukum ohm diambil dari nama tokoh fisika George Simon Ohm. Beliau
merupakan ilmuan yang berhasil menemukan hubungan antara beda potensial
disuatu beban listrik dengan arus yang mengalir pada beban listrik beban listrik
tersebut menghasilkan angka konstan, konstan ini dikenal sebagai hambatan
listrik dengan satuan ohm (Ω ¿, hukum ohm menjelaskan hubungan antara
tegangan listrik dan arus listrik (Tipler, 2001:156).
Hukum ohm berbunyi “Besarnya kuat arus yang timbul pada suatu pengantar
berbanding lurus dengan beda ppotensial atau tegangan antra kedua ujung pengantr
tersebut”. Hukum ohm ini menjelaskan bagaimana arus, tegangan, dan hambatan
yang saling berhubungan, fisikawan jerman yang menentukan pertama kali bahwa
jika tengagan yang melewati sebuah tahanan/hambatan bertambah nilainya maka
arusnya juga akan bertambah. Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian
tahanan seri, tahanan seri merupakan tahanan yang dihubungkan ujung tahanan
yang ada pada rangkian ke ujung atau dalam suatu rangkian ke ujung atau dalam
suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir dalam rangkaian dengan tahanan
lebih dari satu diperlukan jumlah total nilai tahanan tersebut hal ini dapat
diketahui karena setiap tahanan yang ada pada rangkian seri akan memberikan
hambatan bagi arus yang mengalir (Rusdianto, 1999:19).
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri elektron secara bebas terus menerus. Aliran yang terus menerus ini
yang disebut dengan arus dan sering disebut dengan aliran, sama halnya dengan
air yang mengalir pada sebuah pipa, tegangan adalah sebenarnya nilai dan
potensial energi antara dua titik, muatan yang bergerak disebut arus listrik. Arus
juga merupakan laju muatan aliran litrik yang melalui suatu luasan penampangan
lintang. Dimana muatan–muatan pada kawat mengalir ada kawat tertentu.
Hambtan adalah kemampuan benda untuk menahan aliran arus. Resistor adalah
alat yang mempunyai nilai hambatan tertentu, tahanan dapat mempunyai nilai dari
1Ω sampai jutaan ohm jenis yang paling umum (Sutrisno, 1979:67).
Semakin besar resitivitas, semakin besar pula medan yang diperlukan untuk
menyebabkan sebuah kerapatan arus yang diberikan, atau semakin kecil pula
kerapatan arus yang diberikan, hukum ohm kesebandingan langsung dari V
terhadap I atau dari J terhadap E, hambatan R konstan, sehingga hubungan ini
dinamkan hukum ohm, dari sebuah persamaan ini memperlihatkan bahwa
hambatan sebuah kawat atau konduktor lain yang penampangnya homogen
berbanding terbalik dengan luas penampagnya. Hambatan itu juga sebanding
dengan resestivitas material dari konduktor yang dibuat tersebut. Sebuah
komponen rangkian yang dibuat mempunyai nilai hambtan spesifik diantaranya
ujung–ujung disebut resistor, resistor dalam kisaran 0,001 sampai 10 -7Ω , resistor
individu yang digunakan dalam rangkian elektronik seringkali berbentuk silinder,
yang diamternya dan panjangnya beberapa milimeter, dengan kawat–kawat yang
keluar dari ujung-ujungnya, hambatan dapat ditandai dengan kode standar yang
menggunakan tiga atau empat pita warna didekat satu ujung, kedua pita pertama
adalah angka dan pita ketiga adalah pangkat kelipatan sepuluh, karakteristiknya
penting dari sebuah resistor adalah daya maksimum yang dapat dihasilkannya
tanpa kerusakan (Young and Freedman, 2003:230-231).
Menurut Young and Freedman (2003:230), kode resistor warna adalah sebgai
berikut :
Warna Nilai Angka

Hitam 0 1

Coklat 1 10
Merah 2 102
Jingga 3 103
Kuning 4 104
Hijau 5 105
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu-abu 8 108
Putih 9 109

Kombinasi resistor terbagi menjadi rangkaian seri dan rangkaian paralel,


rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih
resistor yang disusun secara berjajar (seri). Dalam mencari nilai resistor total dapat
menjumlahkan semua resistor yang disusun secara seri tersebut yang mengacu
pada bahwa nilai kuat arus listrik disemua titik pada rangkaian selalu sama pada
rangkian seri (Ahmad jayadi, 2007:77).
Elektron–elektron bebas yang bergerak pada suatu medan listrik yang di
peragakan di periodeyang sama, selama gerakan-gerakan mereka, elektron-elektron
bebas ini sering kali disebarkan oleh medan, uraian yang sesuai untuk gerakan
elektron jenis ini harus digunakan metode mekanika kuantum, ketika tidak
terdapat medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari medan listrik
eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-gerakan elektron sembarang sehingga
terjadi arus litrik, tampak alamiah nya untuk menggangap kekuatan dari arus
tersebut sesuai dengan medan litrik, untuk membuktikan adanya hubungan ini
dengan adanya hukum ohm yang menyatakn suatu konduktor logam yang pada
suhu konstan. Perbandigan antara perbedaaan potensial antara dua titik dari
konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut, konstan ini
disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik, R dinyatakan dalam
satuan SI sebagai ohm, jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor yang
dilewati arus satu ampere ketika beda potensialnya dijaga konduktor tersebut
(Alonso, 1992:76).
Prinsip ohm adalah besarnya arus listrik yang mengali melalui sebuah
pengantar metal pada rangkaian, ohm menentukan sebuah persamaan yang simple
menjelaskan hubungan antara tegangaan, arus dan hambatan yang saling
berhubungan, hukum ohm dapat ditetapkan dalam rangkaian tahanan seri yang
seperti tahanaan yang dihubungkan dari ujung ke ujung atau satu rantai. Untuk
mencari arus yang mengalir pada rangkian seri dengan tahanan lebih dari satu,
diperlukan jumlah total nilai tahanaan–tahanan tersebut (Hayt, 1991:167).
Amperemeter diletakkan pada rangkaian seri terhadap kuat arus yang akan
diukur. Karena arus tidak akan berubah jika melalui rangkaian seri ini dan jika
melalui rangkaian paralel maka arusnya akan terbagi. Tetapi jika perletakan pada
amperemeter walaupun rangkaian yang digunakan yaitu rangkaian seri, hal ini
dikarenakan amperemeter memiliki tahanan sehingga besaran-besaran total akan
bertambah dan besar arus hanya mengalir ke tahanan pada rangkaian awal juga
akan bertambah (Arikunto, 2007:189).
Hambatan listrik suatu penghantar dapat disusun seri atau paralel atau
gabungan antara keduanya, rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian yang
menggabungkan dua atau lebih resistor yang dideret sedemikian rupa, sehingga
nilai tambahan totalnya menjadi lebih besar. Rangkaian listrik merupakan
rangkaian listrik dimana input suatu komponen berasal dari output komponen
lainnya. Hal ini menyebabakan rangkaian listrik dapat memperlambat atau
menghemat biaya, kelemahan rangkaian listrik seri adalah jika komponen seri
dicabut maka komponen yang lainnya juga ikut padam. Karena, rangakaian seri
ini hanya mengalir pada satu jalur. Pada rangkaian seri arus 1 akan sama dalam
semua rangkaian tersebut. Hukum ohm pada rangkaian ini dapat ditetapkan ke
keseluruhan bagian rangkaian karena nilai hambatan total merupakan hasil

penjumlahan dari semua rsisstor pebentuknyaR total = R1 + R2 +… R n ¿Gussow,


2004:1667).
Rangkaian paralel adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih resistor yang sejajar sedemikian rupa sehingga nilai hambatan total menjadi
lebih kecil dari nilai resistor terkecil yang membentuknya. Elektron–elektron bebas
bergerak dalam suatu medan listrik yang memperagakan periode yang sama,
selama periode gerakan elektron ini sering kali disebakan medan. Uraian yang
sesuai untuk gerakan elektron jenis ini harus menggunakan metode mekanika
kuantum. Disini rakaian yang termasuk sederhana sudah mencukupi. Ketika
tidak terdapat medan listrik eksternal, elektron-elektron tersebut bertemu kesegala
arah dan tidak ada transformasi muatan. Tetapi jika digunakan sebuah medan
litrik eksternal terjadi gerakan dari gerakan elektron sembarang sehingga terjadi
arus listrik. Tampak alamiah untuk menganggap kekuatan dari arus litrik sesuai
dengan medan listrik. Fungsi utama hukum ohm adalah digunakan untuk
mengetahui hubungan tegangan dari kuat arus serta dapat digunakan untuk
menentukn suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan ohm meter
(Rusdianto, 1999:143).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Voltmeter DC berfungsi untuk mengukur suatu tegangan.
2. Amperemeter DC berfungsi untuk mengukur kuat arus.
3. Power supply 0-12 volt DC berfungsi untuk menyuplai tenaga listrik
seluruh komponen rangkaian.
4. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan rangkaian
peralatan dengan alat penguku rtegangan dan kuat arus.
3.1.2 Bahan
1. Hambatan berfungsi sebagai bahan dalam percobaan dalam Hukum
Ohm.

3.2 Skema Kerja


3.2.1 Rangkaian Seri
1. Dirangkai peralatan hambatan yang digunakan. Dicatat hambatan
yang digunakan.
2. Dihubungkan rangkaian dengan sumber arus.
3. Diatur alat pengukur arus pada skala current DC.
4. Diatur tegangan alat pengukur pada skala voltage DC.
5. Dihidupkan sumber arus, diatur agar arus = 0,25 A.
6. Dicatat tegangan yang dihasilkan.
3.2.2 Rangkaian paralel
1. Dirangkai peralatan hambatan yang digunakan. Dicatat hambatan
yang digunakan.
2. Dihubungkan rangkaian dengan sumber arus.
3. Diatur alat pengukur arus pada skala current DC.
4. Diatur tegangan alat pengukur pada skala voltage DC.
5. Dihidupkan sumber arus , diatur agar arus = 0,25 A.
6. Dicatat tegangan yang dihasilkan.
7. Dilakukan langkah 5-6 untuk arus lain.

3.3 Skema Alat


1. Voltmeter

Keterangan :
1. Skala
2. Jarum penunjuk
3. Skala jangkauan ukur
4. Batas ukur / skala tegangan

2. Amperemeter DC
1

Keterangan :
1. Skala
2. Tombol pengatur
3. Jarum penunjuk

3. Power Supply

3
Keterangan :
1. Arus
2. Voltasi
3. Tombol on/off

4. Hambatan
3 1

Keterangan:
1. Gelang pertama
2. Gelang kedua
3. Gelang ketiga
4. Gelang keempat

5. Kabel penghubung

Keterangan :
1. Kabel penghubung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Keadaan Laboratorium
Keadaan Laboratorium Sebelum Percobaan Sesudah Percobaan

Suhu 28,2 °C 29,5 °C

Kelembapan Relatif 98,4 % 99,8 %

4.1.2 Kode warna Resistor


Warna Besar Resistansi
No
Cincin 1 Cincin 2 Cincin 3 Cincin 4

1 Coklat Hitam Coklat Emas 100 ± 5% Ω


2 Merah Merah Coklat Emas 22 0 ± 5% Ω
3 Jingga Jingga Coklat Emas 330 ± 5% Ω

4.1.3 Rangkaian Seri


Sumber
No R total VR1 VR2 VR3 Vtot I
tegangan

1 2V 650 Ω 0,32 V 0,64 V 1,02 V 2V 2,2 mA

2 3V 650 Ω 0,46 V 0,94 V 1,48 V 3V 3,4 mA

3 4V 650 Ω 0,58 V 1,28 V 1,86 V 4V 4,3 mA

4.1.4 Rangkaian Paralel


Sumber
No R total I R1 I R2 I R3 I tot V
tegangan

1 2V 56,90 Ω 13,3 mA 4,5 mA 3,6 mA 70,7 mA 2V

2 3V 56,90 Ω 20,6 mA 9,3 mA 5,3 mA 34 mA 3V

3 4V 56,90 Ω 30 mA 13,3 mA 8 mA 46,6 mA 4,1 V

4.2 Perhitungan
4.2.1 Kode Warna Resistor
1. Coklat, Hitam, Coklat, Emas

Coklat= 1
Hitam = 0
Emas = 5
Maka kode warna resistor adalah 100 ±5 %
2. Merah, Merah, Coklat, Emas
Merah = 2
Coklat = 1
Emas = 5
Maka kode resistor adalah 220 ±5 %
3. Jingga, Jingga, Coklat, Emas
Jingga = 3
Coklat = 1
Emas = 5
Maka kode resistor adalah 330 ±5 %
4.2.2 Perhitungan resistor.
Rangkaian Seri

1. Sumber tegangan 2 Volt


Menghitung Rtotal (Ω)

Rtotal ¿ R1 + R2 + R3
= 100 + 220 + 330
= 650
9,6
V1 = X O,5=0,32 V
15
6,4
V2 = X 1,5 = 0,64 V
15
10,2
V3 = X 1,5 =1,02 V
15
2. Sumber tegangan 3 Volt
Menghitung Rtotal (Ω)

Rtotal ¿ R1 + R2 + R3
= 100 + 220 + 330
= 650
14
V1 = X O,5=0,46 V
15
9,6
V2 = X 1,5=0,9,6 V
15
14,8
V3 = X 1,5=1,48 V
15
3. Sumber tegangan 4 Volt
Menghitung Rtotal (Ω)

Rtotal ¿ R1 + R2 + R3
= 100 + 220 + 330
= 650
5,2
V1 = X 1,5=0,52 V
15
12,0
V2 = X 1,5=1,28 V
15
5,6
V3 = X 5=1,86 V
15
4.2.2 Rangkaian Paralel
1. Sumber tegangan 2 Volt
1 1 1 1
¿ + +
R total R 1 R2 R2
1 1 1 1
= + +
R total 100 220 330
1 6,6+3+2
=
R total 660
1 11,6
=
R total 660
660
Rtotal = = 56,90
11,6
4
I1 = X 5 0=13,3 A
15
13,6
I2 = X 5=4,5 A
15
11,5
I3 = X 5=3,6 A
15
2. Sumber tegangan 3 Volt
1 1 1 1
¿ + +
R total R 1 R2 R2
1 1 1 1
= + +
R total 100 220 330
1 6,6+3+2
=
R total 660
1 11,6
=
R total 660
660
Rtotal = = 56,90
11,6
6,2
I1 = X 50=20,6 A
15
2,8
I2 = X 50=9,2 A
15
1,5
I3 = X 50=5,3 A
15
3. Sumber tegangan 4 Volt
1 1 1 1
¿ + +
R total R 1 R2 R2
1 1 1 1
= + +
R total 100 220 330
1 6,6+3+2
=
R total 660
1 11,6
=
R total 660
660
Rtotal = = 56,90
11,6
9
I1 = X 50=30 A
15
4
I2 = X 50=13,3 A
15
2,4
I3 = X 50=8 A
15

4.2.3 Menghitung Rtotal (Ω)


1. Rangkaian Seri
V 1,98
R = = = 0,9 Ω
I 2,2
V 2,9
R = = = 0,85 Ω
I 3,4
V 3,66
R = = = 0,85 Ω
I 4,3
2. Rangkaian Paralel
V 2
R = = = 0,04 Ω
I 49,2
V 3
R = = = 0,84 Ω
I 35,5
V 4,1
R = = = 0,08 Ω
I 51,3
4.3 Ralat
4.3.1 Rangkaian Seri
1. Sumber tegangan 2 Volt
No X (x- x́) (x- x́)²

1 0,32 -0,34 0,1156

2 0,64 -0,02 0,004

3 1,02 0,36 0,1296

x́ = 1,98 ∑(x- x́)² = 0,2456

∑x 0,32 V + 0,64 V + 1,02 V 1,98 V


x́ = = = =0,66 V
N 3 3
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
0,2456
¿
√ 2
¿ 0,35 Volt

RM
RN = × 100%

0,35 V
¿ × 100%
0,66 V
¿ 53,03 %
RN = (53,03 – 50) %
¿ 3,03 %

2. Sumber tegangan 3 Volt

No x (x- x́) (x- x́)²

1 0,46 -0,5 0,25

2 0,96 0 0

3 1,48 0,52 0,2704

x́ = 0,96 ∑(x- x́)² = 0,5204


∑x 0,46 V + 0 ,96 V + 1,48 V 2,9 V
x́ = = = =0, 9 6 V
N 3 3

∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
0,5204
¿
√ 2
¿ 0,51 Volt

RM
RN = × 100%

0,37 V
¿ × 100%
0, 9 6 V
¿ 53,13 %
RN = (53,03 – 50) %
¿ 3,03 %

3. Sumber tegangan 4 Volt

No x (x- x́) (x- x́)²

1 0,52 -0,7 0,49

2 1,28 0,06 0,0036

3 1,86 0,64 0,9032

x́ = 3,66 ∑(x- x́)² = 0,9032

∑x 0,52 V + 1,28 V + 1, 86 V 3,66 V


x́ = = = =1,22 V
N 3 3

∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
0,9032
¿
√ 2
¿ 0,67 Volt

No x (x- x́) (x- x́)²

1 13,3 6,57 38,0689

2 4,5 -2,63 6,9169

3 3,6 -3,53 12,4609

x́ = 21,4 ∑(x- x́)² = 57,4467

RM
RN = ×100%

0,67 V
¿ ×100%
1,22 V
¿ 54,9 V

4.3.1 Rangkaian Paralel


1. Sumber tegangan 2 Volt

∑x 13,3 A + 4,5 A + 3,6 A 21,4 A


x́ = = = =7,13 A
N 3 3

∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
57,4467
¿
√ 2
¿ 5,3594 A
R N = (75,16 – 50)%
= 25,16 %

2. Sumber tegangan 3 Volt


No x (x- x́ ) (x- x́ )²

1 20,6 8,87 78,6769

2 9,3 -2,43 5,9049

3 5,3 -6,43 41,3449

x́ = 35,2 ∑(x- x́ )² = 125,9267

∑x 20,6 A + 9,3 A + 5,3 A 35,2 A


x́ = = = =11,73 A
N 3 3

∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
125,9267
¿
√ 2
¿ 7,9349 A

R N = (67,64 – 50 )%
= 17,64%

3. Sumber tegangan 4 Volt


No x (x- x́ ) (x- x́ )²

1 30 12,9 166,41

2 13,3 -3,8 14,44

3 8 -9,1 82,81

x́ = 51,3 ∑(x- x́ )² = 263,66

∑x 30 A + 13,3 A + 8 A 51,3 A
x́ = = = =17,1 A
N 3 3
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
263,66
¿
√ 2
¿ 11,48 A

R N = ( 0,67 – 50 ) %
= -49,36
4.4 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang hukum ohm. Hukum ohm adalah
besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding
lurus dengan beda potensial atau tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan. Satu hukum ohm (diukur oleh alat ohm meter) adalah hambatan listrik
pembawa arus yang menghasilkan perbedaan tegangan satu volt ketika arus satu
ampere melewatinya.
Pada saat sebelum percobaan, praktikan mengukur suhu dalam ruangan,
karena salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi hambatan
penghantar ialah suhu atau temperatur. Apabila semakin tinggi temperatur suatu
penghantar tersebut, maka semakin tinggi pula getaran-getaran elektron bebas
dalam penghantar tersebut. Getaran-getaran inilah yang akan menghambat
jalannya muatan listrik (Arus Listrik)dalam penghantar tersebut. Adapun
hambatan jenis penghantar (ρ ) akan berubah seiring dengan perubahan
temperatur. Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan jenisnya akan
semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Perubahan hambatan jenis ini selanjutnya
akan diikurti oleh perubahan hambatan total (R) penghantar itu sendiri. Untuk
beberapa bahan memiliki harga yang berbeda tergantung dari jenis-jenis bahan
masingmasing. Hampir semua konduktor memiliki nilai koefisien suhu positif. Oleh
karena itu hambatan semua konduktor akan bertambah jika suhu bahan tersebut
bertambah. Dalam rangkaian listrik komponen yang digunakan sebagai hambatan
adalah resistor. Besarnya nilai resistansi dalam sebuah resistor beratnya di
tunjukkan oleh cincin-cincin warna yang terdapat pada badan resistor tersebut.
Pada umumnya sebuah resistor memiliki empat cincin warna. Warna tersebut
adalah cokelat, hitam, cokelat, dan emas.
Pada percobaan hukum ohm ini bertujuan untuk memahami listrik seri dan
paralel serta menentukan hambatan ekuivalennya untuk rangkaian seri dan
paralel. Sebuah rangkaian seri adalah salah satu bentuk yang paling sederhana.
Rangkaian yang tersedia untuk analis rangkaian. Sebuah rangkaian murni seri
adalah rangkaian dimana masing-masing komponen yang terhubung ke kawat
membawa satu arus. Jumlah arus yang melalui setiap elemen adalah sama.
Perbedaan tegangan anatara titik dari setiap elemen dapat berbeda tergantung
pada resistansi atau impedensi perangkat. Jumlah tegangan antara setiap
komponen dari rangkaian tersebut adalah sama dengan tegangan antara kedua
ujung rangkaian. Sedangkan sebuah rangkaian paralel juga merupakan salah satu
rangkaian yang paling mendasar yang tersedia dalam rangkaian murni paralel.
Perbedaan tegangan antara setiap elemen adalah sama. Pada percobaan ini
menggunakan tegangan DC. Rumusnya adalah skala yang ditunjuk dibagi skala

Skala Tunjuk
penuh dikali skala yang terbaca atau dapatdituliskan × skala baca .
Skala Penuh
Arus listrik DC (Direct Current) merupakan arus listrik searah. Pada awal aliran
arus DC dikatakan mengalirdari ujung Positif menuju ujung Negatif. Semakin
kesini pengamatan-pengamatan para ahli menunjukkan bahwa arus searah
merupakan arus yang alirannya dari negatif (elektron) menuju kutub positif. Aliran-
aliran ini menyebabkan timbulnya lubang-lubang bermuatan positif yang terlihat
mengalir dari positif ke negatif. Sedangkan arus AC (Alternating Current),
merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu berubah-ubah atau
bolak-balik. Arus AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan
gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida.
Hukum ohm menyatakan bahwa untuk konduktor logam pada suhu
konstan, perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua titik konduktor
dengan arus I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini
disebut tahanan listrik R dari Konduktor antara dua titik. Dua titik dari total
tegangan antara titik dari setiap elemen. Total arus melalui rangkaian adalah sama
dengan jumlah arus yang mengalir melalui setiap elemen.
Perbedaan antara rangkaian paralel dan seri :
1. Rangkaian paralel arus yang mengalir dalam setiap cabang tidak sama dengan
arus utamanya 1 karena arus telah terbagi dalam tiga cabang.
2. Hal yang sebaliknya terjadi dalam suatu rangkaian seri, dimana kuat arus pada
setiap titik adalah sama, namun beratnya tegangan dalam setiap resistor
tidaklah sama.
3. Rangkaian seri memperbesar hambatan dan rangkaian paralel memperkecil
hambatan.
4. Rangkaian paralel, jika salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan
hanya terdapat pada rangkaian tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka
komponen yanglain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
5. Pada rangkaian seri, setiap arus listrik dihubungkan ke arus listrik lain
sedemikian rupa sehingga arus yang sama mengalir keseluruh alat.
Karakteristik sebuah rangkaian seri adalah bahwa, jika salah satu alat
dimatikan rangkaian akan matidan tidak adaarus yang mengalir didalam
rangkaian tersebut.
6. Jika salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan hanya terdapat
pada rangkaian tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut. Kelebihannya adalah
jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap
berfungsi sebagaimana mestinya.
Ada dua data rangkaian seri dan paralel diduga tersebar linear dan sebagian
lagi cenderung cekung (tidak linear) untuk memeastikan linear atau tidak
mengetahui keelokan fitting data. Berdasarkan analisis hasil data yang diperoleh
tegangan kuat arus listrik berdasarkan percobaan rangkaian seri dan paralel
bahwa perbandingan antara beda potensial (v) dengan kuat arus (i) kumparan pada
tegangan 2-3 volt konsisten terhadap hukum ohm. Urutan rangkaian perbandingan
antara beda potensial dan kuat arus listrik arus mendekati hukum ohm. Karena
perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan).
Hukum ohm akan berlaku jika suhu, bahan dan lingkungan sekitar bersifat
konstan. Rangkaian paralel memiliki ketidak lininearn lebih besar jika
dibandingkan dengan rangkaian seri. Ketidak liniearan karna terjadi kesalahan
yang disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca hasil arus
maupun tegangan pada multimeter. Salain itu, praktikan juga perlu melakukan
pengecekan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan. Sehingga, dapat
meminimalisir kesalahan dalam pengambilan data.Untuk mengukur tegangan
dengan hambatan yang sama. Maka tegangan dengan sumber sama dengan
setengah tegangan pada hambatan luar. Jika hambatan luar yang digunakan lebih
besar dari hambatan dalam maka besarnya tegangan pada hambatan luar tersebut
tidak sama dengan tegangan sumber sehingga mengalir kehambatan yang lebih
kecil yairu ke hambatan dalam voltmeter sehingga terjadi kesalahan pengukuran
pada tegangan. Terjadi efek pembebanan dapat berakibat pada terjadinya
kesalahan pengukuran pada tegangan r tidak sama dengan setengah tegangan
sumber. Intinya kesalahan pengukuran pada tegangan terjadi jika nilai resistansi
lebih besar dari nilai hambatan dalam voltmeter.
Hasil yang diperoleh praktikan di bandingan dengan jurnal menyatakan
bahwa praktikum yang dilakukan sudah sesuai, yaitu:
1. Nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai kuat arusnya. Jika nilai tegangan
besar, maka nilai kuat arusnya akan besar. Begitu juga sebelumnya.
2. Kuat arus listrik (i) sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan
berbanding terbalik dengan hambatan R dapat disimbolkan dengan V = I . R.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Praktikan dapat mengetahui serta mempelajari hukum ohm. Hukum Ohm
adalah perbandingan antara perbedaan potensial ΔV antara 2 titik resistor
konduktor dengan arus listrik secara kontsan.
2. Hambatan ekuivalen rangkaian seri dapat ditentukan dengan pesamaan:
1 1 1
Rtotal = + + ∙∙ ∙∙ ∙ ∙∙ ∙∙ Rn
R1 R2 R3
5.2 Saran
Praktikan harus lebih teliti dalam membaca hasil arus listrik maupun
tegangan pada multimeter, serta harus melakukan pengecekan terhadap alat dan
bahan yang akan digunakan agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Pertanyaan

1. Jelaskan pengertian daerah ohmik dan non ohmik.


2. Jelaskan prinsip pengukuran hambatan dengan voltmeter dan ampermeter
3. Apakah pengaruh temperature terhadap hambatan

Jawab :
1. Daerah ohmik adalah bahan pengahantar yang menghasilkan grafik kuat arus
sebagai fungsi beda potensial nya v nya membentuk garis lurus.
Daerah non ohmik adalah suatu ahan pengantar yang menghasilkan grafik
kua arus sebagai fungsi, bedapotensialnya tidak membentuk garis lurus.

2. a) Prinsip pengukuran hambtan dengan voltmeter :


 Dengan menggangap atau memperlakukan voltmeter sebagai sebuah
hambatan beban yang kemudian diberi arus listrik dari sebuah GGL dan
kemudian diukur kuat arusnya
 Diganti dengan sebuah hambatan yang diketahui nilainya.
b) Prinsip pengukuran hambatan dengan amperemeter :
 Dengan menggap dan memperlakukan ampermeter sebagai sebuah
hambatan beban dan kemudian diukur tengangnya .
 Diganti voltmeter dengan hambtan yang telah diketahui nilainya.

3. Semakin tinggi suhu bahan , nilai hambatan akan semakin besar.


DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Rustam. 2007. Medan Elektromagnetika Terapan. Jakarta: Erlangga.


Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Rusdianto, Edward. 1999. Penerapan Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika.
Yogyakarta : Kanisus.
Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Gelombang Dan Optik. Bandung : ITB.
Young and Freedman. 2003. Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Ahmad, Jayadi. 2007. Diktat Ilmu Elektronika Dasar. Jakarta : UNJ.
Alonso.1979. Dasar–Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
Hayt, William. 1991. Rangkaian Listrik Edisi 6 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Arukunto, Suharsimi. 2007. Mananjemen Penelitian. Jakarta : Rineka Aksara.
Gussow, M. 2004. Dasar–Dasar Teknik Listrik. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai