Bundelan Revisi 22
Bundelan Revisi 22
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mempelajari hukum ohm.
2. Menentukan hambatan ekuiven untuk rangkaian seri dan paralel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hitam 0 1
Coklat 1 10
Merah 2 102
Jingga 3 103
Kuning 4 104
Hijau 5 105
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Keterangan :
1. Skala
2. Jarum penunjuk
3. Skala jangkauan ukur
4. Batas ukur / skala tegangan
2. Amperemeter DC
1
Keterangan :
1. Skala
2. Tombol pengatur
3. Jarum penunjuk
3. Power Supply
3
Keterangan :
1. Arus
2. Voltasi
3. Tombol on/off
4. Hambatan
3 1
Keterangan:
1. Gelang pertama
2. Gelang kedua
3. Gelang ketiga
4. Gelang keempat
5. Kabel penghubung
Keterangan :
1. Kabel penghubung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Keadaan Laboratorium
Keadaan Laboratorium Sebelum Percobaan Sesudah Percobaan
4.2 Perhitungan
4.2.1 Kode Warna Resistor
1. Coklat, Hitam, Coklat, Emas
Coklat= 1
Hitam = 0
Emas = 5
Maka kode warna resistor adalah 100 ±5 %
2. Merah, Merah, Coklat, Emas
Merah = 2
Coklat = 1
Emas = 5
Maka kode resistor adalah 220 ±5 %
3. Jingga, Jingga, Coklat, Emas
Jingga = 3
Coklat = 1
Emas = 5
Maka kode resistor adalah 330 ±5 %
4.2.2 Perhitungan resistor.
Rangkaian Seri
Rtotal ¿ R1 + R2 + R3
= 100 + 220 + 330
= 650
9,6
V1 = X O,5=0,32 V
15
6,4
V2 = X 1,5 = 0,64 V
15
10,2
V3 = X 1,5 =1,02 V
15
2. Sumber tegangan 3 Volt
Menghitung Rtotal (Ω)
Rtotal ¿ R1 + R2 + R3
= 100 + 220 + 330
= 650
14
V1 = X O,5=0,46 V
15
9,6
V2 = X 1,5=0,9,6 V
15
14,8
V3 = X 1,5=1,48 V
15
3. Sumber tegangan 4 Volt
Menghitung Rtotal (Ω)
Rtotal ¿ R1 + R2 + R3
= 100 + 220 + 330
= 650
5,2
V1 = X 1,5=0,52 V
15
12,0
V2 = X 1,5=1,28 V
15
5,6
V3 = X 5=1,86 V
15
4.2.2 Rangkaian Paralel
1. Sumber tegangan 2 Volt
1 1 1 1
¿ + +
R total R 1 R2 R2
1 1 1 1
= + +
R total 100 220 330
1 6,6+3+2
=
R total 660
1 11,6
=
R total 660
660
Rtotal = = 56,90
11,6
4
I1 = X 5 0=13,3 A
15
13,6
I2 = X 5=4,5 A
15
11,5
I3 = X 5=3,6 A
15
2. Sumber tegangan 3 Volt
1 1 1 1
¿ + +
R total R 1 R2 R2
1 1 1 1
= + +
R total 100 220 330
1 6,6+3+2
=
R total 660
1 11,6
=
R total 660
660
Rtotal = = 56,90
11,6
6,2
I1 = X 50=20,6 A
15
2,8
I2 = X 50=9,2 A
15
1,5
I3 = X 50=5,3 A
15
3. Sumber tegangan 4 Volt
1 1 1 1
¿ + +
R total R 1 R2 R2
1 1 1 1
= + +
R total 100 220 330
1 6,6+3+2
=
R total 660
1 11,6
=
R total 660
660
Rtotal = = 56,90
11,6
9
I1 = X 50=30 A
15
4
I2 = X 50=13,3 A
15
2,4
I3 = X 50=8 A
15
RM
RN = × 100%
x́
0,35 V
¿ × 100%
0,66 V
¿ 53,03 %
RN = (53,03 – 50) %
¿ 3,03 %
2 0,96 0 0
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
0,5204
¿
√ 2
¿ 0,51 Volt
RM
RN = × 100%
x́
0,37 V
¿ × 100%
0, 9 6 V
¿ 53,13 %
RN = (53,03 – 50) %
¿ 3,03 %
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
0,9032
¿
√ 2
¿ 0,67 Volt
RM
RN = ×100%
x́
0,67 V
¿ ×100%
1,22 V
¿ 54,9 V
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
57,4467
¿
√ 2
¿ 5,3594 A
R N = (75,16 – 50)%
= 25,16 %
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
125,9267
¿
√ 2
¿ 7,9349 A
R N = (67,64 – 50 )%
= 17,64%
1 30 12,9 166,41
3 8 -9,1 82,81
∑x 30 A + 13,3 A + 8 A 51,3 A
x́ = = = =17,1 A
N 3 3
∑(x- x́ )²
RM=
√ n-1
263,66
¿
√ 2
¿ 11,48 A
R N = ( 0,67 – 50 ) %
= -49,36
4.4 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang hukum ohm. Hukum ohm adalah
besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding
lurus dengan beda potensial atau tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan. Satu hukum ohm (diukur oleh alat ohm meter) adalah hambatan listrik
pembawa arus yang menghasilkan perbedaan tegangan satu volt ketika arus satu
ampere melewatinya.
Pada saat sebelum percobaan, praktikan mengukur suhu dalam ruangan,
karena salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi hambatan
penghantar ialah suhu atau temperatur. Apabila semakin tinggi temperatur suatu
penghantar tersebut, maka semakin tinggi pula getaran-getaran elektron bebas
dalam penghantar tersebut. Getaran-getaran inilah yang akan menghambat
jalannya muatan listrik (Arus Listrik)dalam penghantar tersebut. Adapun
hambatan jenis penghantar (ρ ) akan berubah seiring dengan perubahan
temperatur. Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan jenisnya akan
semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Perubahan hambatan jenis ini selanjutnya
akan diikurti oleh perubahan hambatan total (R) penghantar itu sendiri. Untuk
beberapa bahan memiliki harga yang berbeda tergantung dari jenis-jenis bahan
masingmasing. Hampir semua konduktor memiliki nilai koefisien suhu positif. Oleh
karena itu hambatan semua konduktor akan bertambah jika suhu bahan tersebut
bertambah. Dalam rangkaian listrik komponen yang digunakan sebagai hambatan
adalah resistor. Besarnya nilai resistansi dalam sebuah resistor beratnya di
tunjukkan oleh cincin-cincin warna yang terdapat pada badan resistor tersebut.
Pada umumnya sebuah resistor memiliki empat cincin warna. Warna tersebut
adalah cokelat, hitam, cokelat, dan emas.
Pada percobaan hukum ohm ini bertujuan untuk memahami listrik seri dan
paralel serta menentukan hambatan ekuivalennya untuk rangkaian seri dan
paralel. Sebuah rangkaian seri adalah salah satu bentuk yang paling sederhana.
Rangkaian yang tersedia untuk analis rangkaian. Sebuah rangkaian murni seri
adalah rangkaian dimana masing-masing komponen yang terhubung ke kawat
membawa satu arus. Jumlah arus yang melalui setiap elemen adalah sama.
Perbedaan tegangan anatara titik dari setiap elemen dapat berbeda tergantung
pada resistansi atau impedensi perangkat. Jumlah tegangan antara setiap
komponen dari rangkaian tersebut adalah sama dengan tegangan antara kedua
ujung rangkaian. Sedangkan sebuah rangkaian paralel juga merupakan salah satu
rangkaian yang paling mendasar yang tersedia dalam rangkaian murni paralel.
Perbedaan tegangan antara setiap elemen adalah sama. Pada percobaan ini
menggunakan tegangan DC. Rumusnya adalah skala yang ditunjuk dibagi skala
Skala Tunjuk
penuh dikali skala yang terbaca atau dapatdituliskan × skala baca .
Skala Penuh
Arus listrik DC (Direct Current) merupakan arus listrik searah. Pada awal aliran
arus DC dikatakan mengalirdari ujung Positif menuju ujung Negatif. Semakin
kesini pengamatan-pengamatan para ahli menunjukkan bahwa arus searah
merupakan arus yang alirannya dari negatif (elektron) menuju kutub positif. Aliran-
aliran ini menyebabkan timbulnya lubang-lubang bermuatan positif yang terlihat
mengalir dari positif ke negatif. Sedangkan arus AC (Alternating Current),
merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu berubah-ubah atau
bolak-balik. Arus AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan
gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida.
Hukum ohm menyatakan bahwa untuk konduktor logam pada suhu
konstan, perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua titik konduktor
dengan arus I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini
disebut tahanan listrik R dari Konduktor antara dua titik. Dua titik dari total
tegangan antara titik dari setiap elemen. Total arus melalui rangkaian adalah sama
dengan jumlah arus yang mengalir melalui setiap elemen.
Perbedaan antara rangkaian paralel dan seri :
1. Rangkaian paralel arus yang mengalir dalam setiap cabang tidak sama dengan
arus utamanya 1 karena arus telah terbagi dalam tiga cabang.
2. Hal yang sebaliknya terjadi dalam suatu rangkaian seri, dimana kuat arus pada
setiap titik adalah sama, namun beratnya tegangan dalam setiap resistor
tidaklah sama.
3. Rangkaian seri memperbesar hambatan dan rangkaian paralel memperkecil
hambatan.
4. Rangkaian paralel, jika salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan
hanya terdapat pada rangkaian tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka
komponen yanglain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
5. Pada rangkaian seri, setiap arus listrik dihubungkan ke arus listrik lain
sedemikian rupa sehingga arus yang sama mengalir keseluruh alat.
Karakteristik sebuah rangkaian seri adalah bahwa, jika salah satu alat
dimatikan rangkaian akan matidan tidak adaarus yang mengalir didalam
rangkaian tersebut.
6. Jika salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan hanya terdapat
pada rangkaian tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut. Kelebihannya adalah
jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap
berfungsi sebagaimana mestinya.
Ada dua data rangkaian seri dan paralel diduga tersebar linear dan sebagian
lagi cenderung cekung (tidak linear) untuk memeastikan linear atau tidak
mengetahui keelokan fitting data. Berdasarkan analisis hasil data yang diperoleh
tegangan kuat arus listrik berdasarkan percobaan rangkaian seri dan paralel
bahwa perbandingan antara beda potensial (v) dengan kuat arus (i) kumparan pada
tegangan 2-3 volt konsisten terhadap hukum ohm. Urutan rangkaian perbandingan
antara beda potensial dan kuat arus listrik arus mendekati hukum ohm. Karena
perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan).
Hukum ohm akan berlaku jika suhu, bahan dan lingkungan sekitar bersifat
konstan. Rangkaian paralel memiliki ketidak lininearn lebih besar jika
dibandingkan dengan rangkaian seri. Ketidak liniearan karna terjadi kesalahan
yang disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca hasil arus
maupun tegangan pada multimeter. Salain itu, praktikan juga perlu melakukan
pengecekan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan. Sehingga, dapat
meminimalisir kesalahan dalam pengambilan data.Untuk mengukur tegangan
dengan hambatan yang sama. Maka tegangan dengan sumber sama dengan
setengah tegangan pada hambatan luar. Jika hambatan luar yang digunakan lebih
besar dari hambatan dalam maka besarnya tegangan pada hambatan luar tersebut
tidak sama dengan tegangan sumber sehingga mengalir kehambatan yang lebih
kecil yairu ke hambatan dalam voltmeter sehingga terjadi kesalahan pengukuran
pada tegangan. Terjadi efek pembebanan dapat berakibat pada terjadinya
kesalahan pengukuran pada tegangan r tidak sama dengan setengah tegangan
sumber. Intinya kesalahan pengukuran pada tegangan terjadi jika nilai resistansi
lebih besar dari nilai hambatan dalam voltmeter.
Hasil yang diperoleh praktikan di bandingan dengan jurnal menyatakan
bahwa praktikum yang dilakukan sudah sesuai, yaitu:
1. Nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai kuat arusnya. Jika nilai tegangan
besar, maka nilai kuat arusnya akan besar. Begitu juga sebelumnya.
2. Kuat arus listrik (i) sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan
berbanding terbalik dengan hambatan R dapat disimbolkan dengan V = I . R.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Praktikan dapat mengetahui serta mempelajari hukum ohm. Hukum Ohm
adalah perbandingan antara perbedaan potensial ΔV antara 2 titik resistor
konduktor dengan arus listrik secara kontsan.
2. Hambatan ekuivalen rangkaian seri dapat ditentukan dengan pesamaan:
1 1 1
Rtotal = + + ∙∙ ∙∙ ∙ ∙∙ ∙∙ Rn
R1 R2 R3
5.2 Saran
Praktikan harus lebih teliti dalam membaca hasil arus listrik maupun
tegangan pada multimeter, serta harus melakukan pengecekan terhadap alat dan
bahan yang akan digunakan agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Pertanyaan
Jawab :
1. Daerah ohmik adalah bahan pengahantar yang menghasilkan grafik kuat arus
sebagai fungsi beda potensial nya v nya membentuk garis lurus.
Daerah non ohmik adalah suatu ahan pengantar yang menghasilkan grafik
kua arus sebagai fungsi, bedapotensialnya tidak membentuk garis lurus.