Anda di halaman 1dari 3

MATERI AJAR KMKR 7.

CERITA RAKYAT MELAYU ( KISAH HANG TUAH ), LANJUTAN


Bacalah Materi Ajar dengan seksama , Dan KERJAKAN LATIHAN PENGETAHUAN KMKR PADA LINK

Berhubung Sultan sangat puas atas keluguan dan keperkasaan Hang Tuah, Hang Jebat, Hang
Kasturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu, atas bukti nyata yang disaksikan para pengawal Istana, maka
pada saat itu Hang Tuah Hendak diangkat sebagai Laksamana dan ke-4 temannya di angkat
sebagai pegawai utama Istana Negeri Melaka .

PATIH KERKAWIJAYA, merasa tidak puas, ia merasa dirinya sudah sangat lama mengabdi kepada
Sultan Negeri Melaka, ia merasa dirinyalah yang patut dilantik menjadi Laksamana. Sultan
dianggapnya tidak mengenang budi dan jasa, batinnya.

Patih Kermawijaya berusaha mengatur siasat, untuk menggulingkan Hang Tuah. Pada suatu hari
Permasuri TUN TIJAH, sedang memanggil Laksamana Hang Tuah ke kediamannya. Hang Tuah pun
datang menghadap, dan mohon ampun sembari bertanya ada apa gerangan Tuanku Permaisuri
memanggilnya.

Petanyaan Laksamana dijawab oleh Permaisuri Tun Tijah dengan sebuah pantun :

Cendana bukan sembarang cendana

Cendana dibawa ke Inderagiri

Laksamana bukan sembarang Laksamana

Laksamana perkasa berbudi tinggi

Mendengar Pantun Sang permaisuri, Hang Tuah pun ketakutan, dan ia pun memohon diri sebelum
Sultan murka nantinya Tun Tijah menjadi jadi dan melanjutkan pantun nya

Wahai Datuk Laksamana

Bukan hati memuji Laksamana

Bukti nyata di seluruh Melaka

Jejaka perkasa di pandang mata

Menegak bangsa dan negara

Walaupun berulang kali Hang Tuah memohon ampun, Tun Tijah tetap tidak peduli, dengan
disaksikan dayang istana, hang Tuah memaksa diri pulang sambil berpantun :

Ampun Tuanku Permiasuri

Biarlah Patik bermohon diri

Janganlah Patik dipanggil lagi


Akhirnya buruk name negeri

Patih Kermawijaya yang mengetahui keberadaan Hang Tuah di kediaman Permaisuri Tun
Tijah, memanfaatkan peristiwa itu, untuk mengatur siasat. Kemudian ia menghadap kepada
Sultan Melaka, dan mengatakan bahwa Laksamana Hang Tuah telah berprilaku memalukan dan
berani berbuat melanggar pantang, ceroboh berani bersendagurau dengan Tengku Permaisuri Tun
Tijah. Patih Kermawijayasangat meyakinkan Sultan, sehingga Sultan segera memanggil Datuk
Bendahara dan memutuskan Hukaman Mati terhadap Hang Tuah.

Datuk Bendahara ragu terhadap keputusan Sultan, apakah benar Hang Tuah telah
melakuakn pelanggaran, seperti yang telah dikemukakan oleh Patih Kermawijaya.Untuk itu Datuk
Bendahara memohon kepada Sultan hendaknya menyelidiki terlebih dahulu benar salahnya berita
yang dibawa oleh Patih Kermawijaya. Namun Sultan terlanjur percaya kepada patih karenapatih
kermawijaya sudah sangat lama mengabdi kepada kerajaan Negeri Melaka.

Datuk Bendahara pun tidak berdaya kemudian memanggil Hang Tuah untuk diajak
menghadap kepada Sultan Melaka, dengan mengatakan suatu hal yang sesungguhnya. Sejak
peristiwa itu, Hang Tuah dipecat dan diputuskan hukuman mati di tengah hutan yang akan
dilaksanakan oleh datuk Bendahara.

Sebagai penggantinya diangkatlah Hang Jebat sebagai Laksamana kerajaan. Pada masa
transisi ini, sultan sering pegi ke negeri jajahannya dan lama tidak pulang ke istana. Hal ini
dimanfaatkan Hang Jebat untuk meununtut balas atas kematian Hang Tuah sahabatnya. Oleh
karena itu Hang jebat mengamuk di Istana, dan siapapun yang mendekatinya akan ia tikam hingga
tewas. Dayang dayang dan Permaisuri Tun Tijah yang cantik rupawan pun diminta menghibur
Hang Jebat

Tidak seorangpun yang berani menangkap Hang Jebat yang sedang durhaka. Ketika Sultan
mengetahui hal ini iapun idaj berani pulang ke negeri Melaka. Dan mengungsi ke kediaman Datuk
Bendahara. Dengan penuh penyesalan Sultan berkeluh kesah kepada Datuk Bendahara, dan
mengatakanseandainya Tuah masih hidup takkan sampai Jebat berani durhaka.

Kemudian Datuk Bendahara bersembah kepada Sultan dengan mengatakan, Apabila Hnag
Tuah masih hidup, sudikah Paduka Tuan memaafkannya ? Sultan pun terkejut sambil berseloroh,
Bicara apa pulayang Datuk Sampaikan ke hadapan beta,takkanlah mungkin orang yang sudah mati
hidup kembali., mustahil, tapi ...apa maksud Datuk Bendahara sebenarnya ?

Sewaktu Sultan memerintahkan untuk menghukum mati Hang Tuah, Datuk Bendahara
merasa tidak sampai hati, melakukannya, Pada saat itu Hang Tuah disembunyikan di hulu sungai
Melaka untuk berguru di sana. Lalu Datuk Bendahara segera menjemputnya untuk
dipersembahkan ke hadapan Sultan, Sultan pun mengampuni kesalahan hang Tuang dan
mencabut kembali hukuman mati yang Sultan berikan. Kemudian Sultan menugaskan kepada
Hnag Tuah untuk menangkap Hang Jebat.

Hang Tuah berangkat ke Istana, untuk membujuk Hang Jebat agar menyerah dan berhenti
berbuat durhaka, namun Hang Jebat tidak mau menyerah begitu saja dan malah berbicara dengan
nada menantang. Biar Jebat dikatakan durhaka, tak jadi apa, karena beta ingin membela
kebenaran atas kematian kak Tuah. Selanjutnya terjadi pertarurang hebat antara Hang Tuah dan
Hang Jebat. Pertama tama mereka saling merebut keris Taming Sari, seterusnya saling tikam
menikam. Akhirnya, Hang Jebat memberikan keris kepada Hang Tuah sambil mengatakan, Kakak
Tuah Silakan Bunuhlah Beta. Hang Tuah menghunjamkan keris Taming Sari ke dada hang Jebat
hingga tewas mengenaskan.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai