Anda di halaman 1dari 43

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERENCANAAN FASOS DAN FASUM PERUMAHAN


TAMAN SENTOSA TAHAP II
KECAMATAN NGEMPLAK
KABUPATEN BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya


Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Dikerjakan oleh :
INDAH ZULIA SAFITRI
NIM : I 8708034

PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, di masa itulah


kamu akan tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu, karena itu
akan memberi kesempatan untu berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru,
karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu

Jika kau tak dapat melakukan sesuatu maka


tinggalkanlah
Lakukanlanh apa yang bisa kamu lakukan

Jangan kau ulangi selalu kisah perpisahan.


Hibur dirimu, pasti akan terhibur

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ibu dan Bapak, untuk kasih sayang yang telah


diberikan dan pelajaran berharga dari mereka untuk
mencintai, menghargai, berbakti, serta selalu
berusaha optimis dalam menghadapi ujian kehidupan
daripada merasa gelisah karena menghendaki lebih
banyak. Dan aku merasa bersyukur dan bangga menjadi
anak kalian

Seseorang yang ada dihatiku saat ini, terima kasih


atas doa dan dorongan semangatnya sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas akhir ini. Tetap semangat untuk
jalani hidup ini.

Untuk sahabatku, Alvi, Winda dan Rangga makasi sudah


menjadi bagian hidupku hingga saat ini. Tak lupa
juga Atom en Nisa, Luv u all

Semua anak Infras ’08, kalian adalah orang-orang


yang hebat dan aku merasa beruntung menjadi bagian
dari kisah hidup kalian. Maafin indah ya, bila
pernah meninggalkan luka di hati kalian. Sukses
untuk kita semua

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

INDAH ZULIA SAFITRI, 2011, “PERENCANAAN FASOS DAN FASUM


PERUMAHAN TAMAN SENTOSA TAHAP II KECAMATAN
NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI”

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat


tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (UU No.4 tahun 1992). Oleh karena itu, perumahan merupakan salah
satu elemen yang terkait dalam pembangunan wilayah. Jumlah penduduk
perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu akan memberikan
implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga
penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus
terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan
sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan.

Tujuan dari studi ini adalah untuk mendesain perencanaan fasilitas sosial dan
fasilitas umum berdasarkan site plan di Perumahan Taman Sentosa Tahap II
kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang ideal bagi masyarakat sehingga
fasilitas- fasilitas tersebut dapat berguna dan menunjang kebutuhan perumahan
bagi masyarakat sekitar.

Setelah dilakukan pengumpulan data dan perencanaan fasilitas sosial dan fasilitas umum
dari site plan Perumahan Taman Sentosa Tahap II, maka diperoleh jenis fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang terdiri dari tempat ibadah dengan luas 480 m2, gedung
serbaguna dengan luas 203,2 m2, gor badminton dengan luas 480 m2, taman dengan
luas 132,3 m2 dan tempat pembuangan sampah (TPS) dengan luas 43,2 m 2 . Kemudian
setelah di desain, oleh perencana dilakukan perhitungan rencana anggaran biaya dan di
peroleh total anggaran biaya pembangunan fasilitas sosial adalah

Rp 962,842,000, .

Kata kunci : Perumahan, Luas, Fasilitas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas
Akhir ini dengan baik

Dengan adanya laporan Tugas Akhir ini, penyusun berharap semoga laporan ini
berguna bagi para pembaca dalam mempelajari perencanaan fasos dan fasum
suatu wilayah, serta dapat menambah pengetahuan secara teori yang diperoleh di
bangku kuliah, menambah wawasan serta pengalaman kerja di lapangan secara
langsung.

Atas bimbingan, saran, arahan dan segala sesuatu yang bermanfaat dalam
pelaksanaan kerja praktek ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staff.
2. Ir. Bambang Santoso, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Achmad Basuki, ST, MT selaku Ketua Program D-III Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ir. AMF Subratayati, MSI selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.
6. Kedua orang tua dan Saudara-saudara saya yang telah memberikan semua
yang terbaik demi kelancaran selama perkuliahan dan penyusunan laporan ini.
7. Seorang yang ada di hatiku yang selalu menemani dan mamberi saya motivasi
untuk selalu maju dan bersemangat untuk menjadi yang lebih baik.
8. Teman-teman seperjuangan saya yang telah membantu saya, dari teman SMA
hingga bangku kuliah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa D III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan


UNS angkatan 2006, 2007, 2008 dan 2009 yang telah memberikan bantuan
dan semangat dalam penyusunan laporan tugas akhir.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran tugas akhir hingga terwujudnya laporan ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan


keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta masih kurangnya pemahaman
yang penyusun miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan,
maka penyusun berharap dengan segala kerendahan hati untuk kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi
yang tertarik dengan perencanaan perumahan atau bagi siapa yang
memerlukannya.

Surakarta, Juli 2011

Penyusun

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…...…………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN ....……………………..…………..... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....………………………………………..... iii
HALAMAN MOTTO...……………......……………………….............. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR…………………………………………..................vii
DAFTAR ISI ......…………...…………………………………………...... ix
DAFTAR TABEL…...………………………………………………...... xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….…....... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......……………………………...……….... 1
1.2. Permasalahan..........……………………………….................... 2
1.3. Batasan Masalah ….......…..……………….……...………….. 2
1.4. Tujuan ........................………….......………………...………. 3
1.5. Manfaat Penelitian.....………….......……………….……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.1. Tinjauan Pustaka.. ...................................................................... 4
2.1.1. Pengertian Rumah.............................................................. 5
2.1.2. Aspek Perencanaan Perumahan........................................ 6
2.2. Landasan Teori ……..……………………………….................9
2.2.1. Dasar Perundangan dan Peraturan Tentang Perumahan...... 10
2.2.2. Prasarana Lingkungan.......................................................... 11
2.2.3. Proses Pengadaan, Aspek Pengawasan serta Pengendalian Fasos
di Perumahan........................................................................ 14
2.2.4. Signifikasi Sosial di Sebuah Perumahan.............................. 16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3 METODE PERENCANAAN


3.1. Metode Perencanaan..............………………...................... 18
3.2. Lokasi dan Waktu Perencanaan.................................………… 18
3.3. Obyek Perencanaan.................................................................... 18
3.4. Langkah- langkah Perencanaan.................................................. 18
3.5. Permohonan Izin......................................................................... 19
3.6. Mencari Data atau Informasi...................................................... 19
3.7. Mengolah Data........................................................................... 20
3.8. Proses Perencanaan ………………………………………… 20

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisis Data...........................................………..………......... 22
4.1.1. Hasil Pengukuran Lahan................................................... 22
4.2. Konsep Perencanaan Desain Fasilitas Sosial ……………… 23
4.3 Perencanaan Fasilitas Sosial di Perumahan Taman Sentosa
Tahap II………………………………………………………. 24
4.4 Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Fasilitas Sosial di Perencanaan
Perumahan Taman Sentosa Tahap II………………………… 27

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan……......………………………...................... 29
5.2. Saran........................................................................................... 29

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENUTUP.................................................................................... xiv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... . xv
LAMPIRAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Jenis Fasilias Sosial Yang Diserahkan Kepada Pihak
Terkait………………………………………………………………… 15

Tabel 4.1. RAB Total………………………………………………… 28

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Gambar Diagram Alir Perencanaan Fasilitas Sosial.. 21


Gambar 4.1. Gambar Site Plan Perumahan Taman Sentosa Tahap II 22
Gambar 4.2. Gambar Lahan Sawah di Lokasi Perencanaan Perumahan Taman
Sentosa Tahap ………………….…………… 23
Gambar 4.3. Situasi Perumahan Taman Sentosa Tahap I……………… 24
Gambar Denah yang Akan Dibangun.............................................. Lamp.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal,


yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi
sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk
perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan
memberikan dampak pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota,
sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus
terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial
serta ruang-ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat


tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (UU No.4 tahun 1992). Oleh karena itu, perumahan merupakan salah
satu elemen yang terkait dalam pembangunan wilayah. Mengacu pada pentingnya
fungsi perumahan dalam perencanaan suatu wilayah, diperlukan upaya untuk
dapat memahami permasalahan dan potensi yang terkandung dalam suatu
kelompok hunian. Tidak hanya itu saja, perlu adanya identifikasi dan analisis yang
berkaitan serta menjadi masukan berharga bagi perencanaan suatu kawasan. Oleh
karena itulah diperlukan suatu latihan dan simulasi yang berorientasi ke kondisi
riil lapangan tentang kondisi dan kualitas suatu kelompok hunian.

Pembangunan perumahan memiliki banyak dimensi di mana sebagian besar


darinya merupakan proses perkembangan sosial dan bagian lainnya merupakan
proses ekonomi politik dan sebagainya. Hal ini perlu disadari dalam setiap
pembahasan mengenai masalah perumahan.

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tugas akhir ini mengambil lokasi di Perumahan Taman Sentosa yang terletak di
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang mengacu pada Rencana Tata
Ruang Kawasan (RTRK) Kecamatan Ngemplak. Perumahan Taman Sentosa
direncanakan sebagai daerah pengembangan perumahan di daerah Kecamatan
Ngemplak. Hal ini sebagai upaya untuk mencukupi direncanakan perencanaan
fasilitas sosial yang terpadu sebagai pelengkap dalam membangun perumahan
Taman Sentosa Tahap II Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Semoga
dengan pembangunan fasilitas sosial di Kecamatan Ngemplak bisa melengkapi
kebutuhan penunjang perumahan yang ada di daerah Ngemplak Boyolali
khususnya Kabupaten Boyolali.

1.2. Permasalahan
a. Bagaimana cara mendesain fasilitas sosial yang menarik dan berguna bagi
masyarakat sekitar;
b. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat fasilitas sosial di
kawasan perumahan Taman Sentosa Tahap II.

1.3. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini agar masalah tidak melebar dan menjauh maka antar batasan
wilayah yaitu sebagai berikut:
a. Kajian ini hanya dalam lingkup perumahan Taman Sentosa Tahap II sesuai
site plan;
b. Membahas mengenai konsep fasilitas sosial di perumahan Taman Sentosa
Tahap II;
c. Membahas mengenai anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat
fasilitas sosial di perumahan Taman Sentosa Tahap II.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.4. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut :
a. Mengetahui konsep fasilitas sosial yang nyaman, menarik dan berguna bagi
masyarakat sekitar;
b. Mengetahui manfaat dari fasilitas sosial yang ada di perumahan Taman
Sentosa;
c. Mengetahui cara mendesain fasilitas sosial;
d. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun fasilitas
sosial di perumahan Taman Sentosa.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat yang di harapkan muncul dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil sesuai dengan teori
yang didapat di bangku perkuliahan.
b. Manfaat praktis
Memberikan tambahan informasi pada warga Ngemplak Boyolali di bidang
perumahan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman.
“Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial” dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, antara lain berupa : jalan, saluran air, limbah dan saluran air
hujan.
b. Utilitas umum adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem.
Pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh instansi atau pemerintah,
antara lain berupa : jaringan listrik, gas, air bersih, telepon, pembuangan
sampah dan pemadam kebakaran.
c. Fasilitas lingkungan adalah fasilitas yang berfungsi untuk
penyelanggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya, antara lain berupa : fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan,
niaga, pemerintahan, pelayanan umum, peribatan, rekreasi, kebudayaan,
olah raga dan lapangan terbuka serta fasilitas umum lainnya.

Bagi sebuah lingkungan perkotaan, kehadiran lingkungan perumahan sangatlah


penting dan berarti karena bagian terbesar pembentuk struktur ruang perkotaan
adalah lingkungan permukiman. Oleh karena itu munculnya permasalahan pada
suatu permukiman akan menimbulkan dampak langsung terhadap permasalahan
perkotaan secara menyeluruh. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa baik
atau buruknya sistem perkotaan dipengaruhi oleh baik buruknya lingkungan
permukiman.
commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apabila dilihat secara makro, dalam melakukan pembangunan, khususnya


pembangunan perumahan dan permukiman, seharusnya dilakukan sinkronisasi
antara dua sistem, yaitu perkotaan dan pedesaan. Hal ini harus diupayakan guna
menghindari terjadinya over load (kelebihan beban) pada lingkungan perumahan
dalam wilayah perkotaan yang dapat menimbulkan dampak yang tidak
menguntungkan bagi wilayah perkotaan maupun wilayah di belakangnya
(hinterland), yang biasanya adalah suatu wilayah pedesaan.

Oleh karena itu perencanaan sebuah perumahan memegang peranan yang sangat
penting dalam pengendalian laju pembangunan agar berdampak positif dan
berkesinambungan. Perencanaan itu harus dilakukan, dimulai dari perencanaan
rumah-rumah hingga perencanaan lingkungan permukiman dan ruang perkotaan,
bahkan hingga perencanaan wilayah.

2.1.1. Pengertian Rumah


Rumah adalah suatu produk terpenting yang dihasilkan manusia dalam usaha
mereka untuk memajukan peradaban karena rumah merupakan masalah yang
aktual, kompleks dan bersifat multidisiplinier (Jo Santoso, Budi P. Iskandar,
Parwoto, 2002).

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat


berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari (Agusman Efendi, Anto Amin, 2002).

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat


tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (Undang-Undang No. 4 Tahun 1992).

Adapun kelompok rumah dibagi menjadi beberapa golongan, antara lain :


a. Rumah Inti
Unit rumah dengan satu ruang serba guna yang selanjutnya dapat
dikembangkan oleh penghuninya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Rumah tunggal (Hunian tidak bertingkat)


Rumah kediaman yang mempunyai persil sendiri dan salah satu dinding
bangunan induknya tidak dibangun tidak tepat pada batas persil.
c. Rumah Kopel (Hunian gandeng dua)
Dua buah kediaman lengkap dimana satu sisi bangunan induknya
menyatu dengan sisi satu bangunan lain atau satu tampat kediaman lain,
dan masing-masing mempunyai persil sendiri.
d. Rumah Deret (Hunian gandeng banyak)
Beberapa tempat kediaman lengkap dimana satu atau lebih dari sisi
bangunan induknya menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain
atau tempat kediaman lain, tetapi masing-masing mempunyai persil
sendiri.
e. Rumah Susun (Hunian bertingkat)
Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan yang
terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun vertikal. Dan satuan-satuan masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian
yang dilengkapi bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.

2.1.2. Aspek Perencanaan Perumahan


Untuk membuat sebuah perencanaan perumahan dan betul-betul dapat menjawab
tuntutan pembangunan perumahan dan permukiman maka perlu dipertimbangkan
secara matang aspek-aspek perencanaanya. Keberhasilan pembangunan
perumahan sebagai bagian dari program pembangunan nasional memang tidak
lepas dari aspek-aspek perencanaan yang harus dipenuhinya. Implementasinya
dapat kita lihat pada hasil yang sudah dicapai yang meliputi pengembangan
konsep pembangunan perumahan dan permukiman. Maupun pembangunan fisik
perumahan dan permukiman yang selanjutnya dimplementasikan oleh pemerintah
dalam bentuk kegiatan, program dan proyek pembangunan perumahan dan
permukiman.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dengan memperhatikan aspek-aspek perencanaan sepanjang pembangunannya,


diharapkan baik arah maupun laju pembangunan perumahan akan dapat mencapai
suatu kondisi dimana jumlah dan kualitasnya sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Karena perumahan dan permukiman berfungsi sebagai
wadah pengembangan sumber daya manusia serta sebagai pengejawantahan dari
kehidupan sosial yang tertib maka didalam merencanakan perumahan harus
mempertimbangkan aspek-aspek yang mendasari perencanaan perumahan
tersebut, yang antara lain:

a. Lingkungan
Hal utama yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan perumahan adalah
menejemen lingkungan yang baik dan terarah, karena lingkungan suatu
perumahan merupakan faktor yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak
boleh diabaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena baik buruknya kondisi
lingkungan akan berdampak terhadap penghuni perumahan.

Pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan dalam perencanaan lingkungan


perumahan mutlak diperlukan karena pada hakekatnya proses terbentuknya
lingkungan perumahan merupakan akumulasi dari unit-unit rumah sebagai
pembentuk perumahan tersebut. Oleh karena itu dalam perencanaan perumahan
diperlukan juga perencanaan terhadap lingkungan perumahan tersebut, terkait
perencanaan secara detail terhadap unit-unit rumah serta perencanaan dan
pencermatan terhadap lingkungan dimana perumahan tersebut berada.

Wawasan makro dapat diimplementasikan dengan menciptakan kondisi yang


seimbang antara lingkungan perumahan dengan lingkungan sebelum didirikannya
perumahan tersebut. Kita perlu memikirkan bahwa sebaiknya proses perubahan
yang terjadi merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kepada
keseimbangan. Seandainya terjadi perubahan maka perubahan itu tetap masih
berada pada batas ambang toleransi. Apabila ternyata daya dukung alami
lingkungan sudah tidak dapat mengimbangi lagi maka perlu diperlukan intervensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

treatment lingkungan, agar kelestarian lingkungan dapat tercipta. Dengan adanya


upaya tersebut maka pembangunan perumahan tidak akan menimbulkan dampak
negatif, terutama bagi lingkungan tersebut.

b. Daya Beli (Affordability)


Perencanaan bangunan diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan
pembangunan yang telah dicanangkan sesuai dengan programnya. Dalam
perencanaan perumahan selalu dipikirkan kesesuaian antara ukuran bangunan,
kebutuhan ruang, konstruksi bangunan, maupun bahan bangunan yang digunakan
dengan jangkauan pelayanannya. Hal ini perlu diantisipasi mengingat kemampuan
rata-rata (kemampuan daya beli) masyarakat pada wilayah yang satu dengan yang
lain tidak sama. Faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat antara lain:
1) Pendapatan per kapita sebagian besar masyarakat yang masih relatif
rendah (di bawah standar).
2) Tingkat pendidikan sebagian masyarakat, terutama di daerah pedasaan,
masih relatif rendah.
3) Pembangunan yang belum merata pada berbagai daerah sehingga memicu
timbulnya kesenjangan sosial dan ekonomi, dimana hal ini berdampak
terhadap persaingan antara golongan yang berpenghasilan tinggi dengan
masyarakat yang berpenghasilan rendah, seolah-olah fasilitas dan
kemajuan pembangunan (termasuk perumahan) hanya dapat dinikmati
oleh kaum yang berpenghasilan tinggi saja.
4) Situasi politk dan keamanan yang cenderung tidak stabil sehingga
mempengaruhi minat dan daya beli masyarakat untuk berinvestasi dan
mengembangkan modal.
5) Inflasi yang tinggi yang menyebabkan naiknya harga bahan bangunan,
yang berdampak dengan melambungnya harga rumah, baik untuk kategori
rumah sederhana, menengah, maupun mewah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Kelembagaan
Kelembagaan adalah badan atau organisasi yang bermaksud melakukan sesuatu
usaha. Keberhasilan pembangunan dalam suatu wilayah, baik di perkotaan
maupun di pedasaan, tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai pihak yang
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang
kondusif bagi terciptanya keberhasilan itu. Masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan memegang peran penting dalam setiap program pembangunan yang
dijalankan. Apabila dikaji lebih jauh tentang unsur pelaku pembangunan
perumahan, maka peran swasta dalam hal ini pengembang (kontraktor) sangatlah
menentukan terciptanya arah dan laju pembangunan menuju masyarakat yang adil
dan sejahtera dengan tercukupinya segala kebutuhan, termasuk kebutuhan
perumahan.

2.2. Landasan Teori


Keberadaan fasilitas sosial di lingkungan perumahan sangatlah penting. Pada
dasarnya pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan
pengadaan fasilitas sosial. Peraturan tersebut mengharuskan perusahaan
pembangun perumahan dan pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas sosial
yang dibutuhkan warganya. Untuk dapat merealisasikan pengadaan dan
pembangunan fasilitas sosial dalam sebuah perumahan, maka setidaknya disisakan
lahan sekitar 35% yang digunakan sebagai open space, pembangunan fasilitas
sosial maupun fasilitas umum. Ini adalah salah satu prasyarat untuk membangun
kualitas hunian yang ideal, dimana semestinya tidak semua lahan yang tersedia
digunakan sebagai lahan terbangun (bangunan fisik), namun disediakan pula open
space. Walaupun demikian, ternyata banyak perumahan kelas menengah ke
bawah yang tidak memiliki kelayakan dan kecukupan fasilitas sosial, baik secara
kuantitas atau kualitas. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan berbagai implikasi
negatif bagi penghuni dan masyarakat sekitar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hal ini dapat dicegah dengan cara mengidentifikasi proses pengadaan fasilitas
sosial dari mulai tahap perencanaan sampai tahapan pengelolaan dan
pemeliharaan dan mengidentifikasi peranan para aktor/pelaku dalam setiap proses
pengadaan fasilitas sosial pada perumahan. Kendala yang terjadi berkaitan dengan
aspek kebijakan dan pengawasan diketahui dengan membandingkan proses
pengadaan fasilitas sosial sesuai dengan tahapan pengadaannya, dengan
mewawancarai warga sekitar perumahan dan pihak developer.

2.2.1. Dasar Perundangan dan Peraturan Tentang Perumahan


Dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
32/PERMEN/M/2006 tentang petunjuk teknis kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri, dijelaskan bahwa penetapan lokasi
lahan yang sesuai didasarkan kriteria berikut :
1) Jarak tempuh lokasi menuju pusat kegiatan dan pelayanan selama kurang lebih 30
menit;
2) Ketersediaan jalan penghubung dengan kawasan sekitarnya;
3) Keadaan topografi lapangan datar;
4) Daya dukung tanah untuk bangunan sesuai dengan persyaratan yang berlaku;
5) Drainase alam baik;
6) Kemudahan memperoleh air minum;
7) Sambungan listrik dan sambungan telefon;
8) Kedekatan dengan fasilitas pendidikan tinggi;
9) Kesehatan dan pusat perbelanjaan;
10) Kemungkinan pembuangan sampah yang layak;
11) Tidak merubah bentang alam, seperti mengurug situ, memotong bukit atau
gunung, reklamasi rawa (termasuk rawa pantai);
12) Masyarakat yang akan menghuni mempunyai karakter atau budaya yang tidak
berlawanan dengan karakter atau budaya masyarakat yang ada disekitarnya;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13) Adanya perhitungan neraca pembiayaan penetapan (usulan pengeluaran,


perkiraan penerimaan (cash flow)).

Dengan berpedoman pada peraturan ini diharapkan tujuan pembangunan


perumahan dan permukiman dapat lebih terarah dan terpadu sesuai dengan arah
pembangunan daerah, sehingga mengarahkan pertumbuhan wilayah agar
membentuk struktur wilayah yang lebih efisien dan efektif.

2.2.2. Prasarana Lingkungan Perumahan


Pembangunan perumahan harus dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa
hal berikut :
a. Penyediaan infrastruktur (fasilitas umum), seperti jaringan jalan, saluran sanitasi
dan drainase, jaringan air bersih dan jaringan listrik.
b. Penyediaan fasilitas pendukung (fasilitas sosial), seperti fasilitas pendidikan,
kesehatan, niaga dan perbelanjaan, pemerintahan dan pelayanan umum, rekreasi,
kebudayaan, olahraga dan lapangan terbuka.
c. Ketersediaan ruang terbuka sebagi fasilitas pendukung bagi kegiatan informal
penghuninya serta sebagai strategi untuk mempertahankan ketersediaan air
bersih dalam jangka panjang.

Berikut adalah penjelasan detail mengenai penyediaan fasilitas umum dan


fasilitas sosial di sebuah perumahan yaitu :
1. Jalan
Klasifikasi jalan pada lingkungan perumahan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu :
a) Jalan Penghubung Lingkungan Perumahan, yaitu jalan yang menghubungkan
lingkungan perumahan yang satu dengan lainnya, atau menghubungkan
lingkungan perumahan dengan fasilitas layanan di luar lingkungan perumahan.
b) Jalan Poros Penghubung Lingkungan Perumahan, yaitu jalan utama pada suatu
lingkungan perumahan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Jalan Lingkungan, yaitu jalan pembagi suatu lingkungan perumahan yang


hirarkinya lebih rendah dari pada jalan poros lingkungan perumahan. Jalan
lingkungan ini dapat dibagi lagi menjadi jalan lingkungan tingkat I, jalan
lingkungan tingkat II dan jalan lingkungan tingkat III yang mempunyai hirarki
yang semakin rendah.

Proporsi jalan pada lingkungan perumahan dapat dibedakan menjadi beberapa


jenis, yaitu :
a) Pada perumahan daerah kemudahan tingkat I, jalan lingkungan II dan II sebesar 80%,
jalan lingkungan I 15%, dan jalan poros lingkungan 5%.
b) Pada perumahan daerah kemudahan tingkat II, jalan lingkungan II dan II sebesar 60%,
jalan lingkungan I 30%, dan jalan poros lingkungan 10%.
c) Pada perumahan daerah kemudahan tingkat III, jalan lingkungan II dan II sebesar
40%, jalan lingkungan I 40% dan jalan poros lingkungan 20%.

2. Air bersih
Suatu lingkungan perumahan harus menyediakan sumber air bersih bagi
warganya. Sumber air bersih ini dapat saja disediakan per unit ataupun secara
sentral untuk seluruh area pemukiman. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.32/PERMEN/M/2006 tentang
petunjuk teknis kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun yang berdiri
sendiri, pembangunan air minum harus memenugi standar perhitungan volume air
minum minimal untuk kebutuhan rumah tangga yaitu 60 liter/orang/hari.

3. Air limbah
Lingkungan perumahan yang baik harus mempunyai sarana pengelolaan air
limbah. Karena fungsinya sebagai kawasan pemukiman, sebagian besar air limbah
merupakan limbah rumah tangga yang pengelolaannya cukup dengan
menyediakan septictank dan sumur serapan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Pembuangan Air Hujan


Untuk pembuangan air hujan dapat disediakan sumur serapan di area- area terbuka
di dalam kawasan perumahan ataupun berupa selokan yang dikendalikan bersama
untuk seluruh area perumahan. Untuk memenuhi persyaratan kesehatan, saluran
air hujan sebaiknya berupa saluran tertutup.

5. Pembuangan Sampah
Sarana pembuangan sampah merupakan persyaratan kesehatan lingkungan.
Tempat pembuangan sampah hendaknya disediakan disetiap unit hunian yang
kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS) dengan
menggunakan gerobak atau mobil sampah. Selanjutnya sampah diangkut ke
tempat pembuangan akhir dengan dump truck yang operasionalisasinya dapat
dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah setempat atau dikelola secara mandiri.

6. Jaringan Listrik
Listrik merupakan bagian yang sangat vital. Pada lingkungan perumahan pasokan
listrik harus diperhitungkan dengan standar minimal 450 VA per keluarga atau 90
VA per individu.

7. Fasilitas Lingkungan Perumahan


Lingkungan perumahan dikatakan nyaman apabila didalamnya terdapat fasilitas,
sarana dan prasarana untuk mencukupi kebutuhan warga sekitar lingkungan
tersebut. Contoh fasilitas di sebuah perumahan antara lain :
1. Fasilitas pendidikan
2. Fasilitas kesehatan
3. Fasilitas perbelanjaan dan niaga
4. Fasilitas pemerintahan dan pelaynan umum
5. Fasilitas peribadatan
6. Fasilits olahraga dan lapangan terbuka

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.3. Proses Pengadaan , Aspek Pengawasan serta Pengendalian Fasos Di


Perumahan
Dalam pengadaan fasilitas sosial seperti yang telah disyaratkan saat pengajuan
izin lokasi, maka dilakukan berbagai proses di dalamnya mulai dari tahap awal
hingga pengelolaan. Proses ini merupakan proses yang menyatu dengan proses
pembangunan perumahan keseluruhan.

Tahapan dalam pembangunan fasilitas sosial ini adalah :


a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini meliputi izin lokasi, izin perencanaan, IMB, serta bagaimana status
tanah tempat fasilitas sosial direncanakan. Aspek pengawasan pada tahap
perencanaan saat pengembang mengajukan izin pembangunan kompleks
perumahan merupakan tahap pengendalian awal.Pengendalian ini diharapkan
nantinya dalam tahap pembangunan dapat sesuai dengan apa yang diajukan
sesuai dengan rencana/perijinan yang didapat.

b. Tahap Pembangunan
Pada tahap ini tanah dimatangkan dan di atasnya dibangun rumah dan
fasilitas sosial sebagaimana yang disebutkan dalam rencana proyek yang
telah disetujui. Dalam tahap ini peran Pemerintah Daerah dalam mengawasi
pembangunan perumahan dan fasilitas sosial agar sesuai standar dan
peraturan yang berlaku sangatlah besar. Pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian ini dilaksanakan oleh dinas PU dan instansi terkait secara kontinyu
agar pelanggaran terhadap pembangunan fasos dapat dihindari.

c. Tahap Penyerahan
Tahap penyerahan ini harus sesuai dengan Peraturan Mendagri No. 1 tahun
1987 dan Intruksi Mendagri No. 30 Tahun 1990, tentang penyerahan
Prasarana Lingkungan Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan ke Pemda.
Penyerahan ini menurut peraturan itu adalah penyerahan seluruh atau
sebagian prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial berupa tanah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

atau tanpa bangunannya dalam bentuk aset dan atau pengelolaan dan atau
tanggung jawab dari perum perumnas/developer yang telah memenuhi syarat
kepada Pemda. Adapun instansi yang terlibat dalam penyerahan fasilitas
sosial adalah seperti yang termuat pada table di bawah ini.

Tabel 2.1. Tabel Jenis Fasilias Sosial Yang Diserahkan Kepada Pihak Terkait
No. Jenis Fasilitas Yang Diserahkan Instansi Yang Terlibat
1 Pendidikan Dinas P & K
2 Kesehatan Dinas Kesehatan
3 Perbelanjaan dan Niaga Swasta/ Perusahaan Daerah
4 Pemerintah dan Pelayanan Umum Pemda
5 Peribadatan Yayasan/ Pemda
Perusahaan Daerah, Swasta,
6 Rekreasi dan Kebudayaan
Pemda
7 Olah Raga Pemda
8 Taman/ Ruang Terbuka Dinas PU, Dinas Pertamanan
Sumber : Inmendagri No. 30 Tahun 1990

Perumahan yang telah diserahterimakan itu, maka perawatannya dilakukan


oleh pemda melalui instansi yang berwenang mengelolanya. Sedangkan
kompleks perumahan yang tidak membangun sarana, utilitas umum dan
fasilitas sosial sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat diserahkan pada
pemda.

d. Tahap Pengelolaan dan Pemeliharaan


Setelah dilakukan tahap penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan
fasilitas sosial dari pengembang kepada Pemda, developer sudah tidak
bertanggung jawab lagi atas kelangsungan fasilitas sosial, baik pembiayaan atau
pemeliharaan. Segala tanggung jawab sepenuhnya telah berada di pihak penghuni
dan Pemda. Selanjutnya apabila ada pengembang yang ingin menggunakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

prasarana yang telah diserahkan kepada pemda untuk keperluan melanjutkan


pembangunan perumahannya, maka pengembang diwajibkan memperbaiki dan
memlihara prasarana tersebut.

2.2.4. Signifikasi Fasilitas Sosial di Sebuah Perumahan


Keberadaan fasilitas sosial dalam lingkungan perumahan sangatlah penting. Pada
dasarnya pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan
pengadaan fasilitas sosial, diantaranya adalah ketentuan yang tertuang dalam UU
No. 4 Tahun 1992 pasal 1 ayat 6. Peraturan tersebut mengharuskan perusahaan
pembangun perumahan dan pemda untuk menyediakan sarana lingkungan yang
dibutuhkan warganya.

Sarana fasilitas lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk


penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi dan sosial. Fasilitas
ekonomi yang dimaksud berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan yang
tidak mencemari lingkungan. Sedangkan fasilitas sosial perumahan adalah
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat
perumahan berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, perbelanjaan dan niaga, rekreasi dan kebudayaan, olahraga dan
lapangan terbuka, peribadatan, pemukiman dan pertamanan. Ketersediaan fasilitas
ini adalah sesuatu yang mutlak diperlukan untuk memberikan pelayanan bagi
kebutuhan dasar warga dan masyarakat pada umumnya. Ini adalah salah satu
bentuk public service yang harus disediakan oleh baik pemerintah maupun
pengusaha perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (warga) sebagai
citizenship demi kelancaran aktivitas dalam kehidupan sehari- hari.

Terdapat dua alasan yang menyebabkan perencanaan fasilitas sosial menjadi


penting dilakukan, yaitu dilihat dari segi perspektif penggunaan sosial dan
perspektif pasar. Dilihat dari sisi perspektif penggunaan sosial, fasilitas sosial
direncanakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai
pelengkap kegiatan/aktivitas masyarakat di sebuah perumahan. Ini bertujuan agar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

warga dapat memenuhi kebutuhannya dan mengakses fasilitas- fasilitas sosial


tanpa harus keluar dari areal perumahan. Tentunya penyediaan fasilitas ini
mengutamakan efisiensi (menghemat waktu, tenaga dan biaya) serta kemudahan
aksesbilitas terhadap fasilitas sosial.

Sedangkan dari sisi perspektif pasar, fasilitas sosial direncanakan untuk


meningkatkan kwalitas area/wilayah. Hal ini disadari bahwa tanpa adanya
penyediaan fasilitas sosial pada suatu wilayah, maka mengakibatkan wilayah
tersebut mempunyai nilai lahan yang rendah sehingga tidak menarik para investor
untuk menggunakan kawasan tersebut sebagai kegiatan usahanya, begitu pula
sebaliknya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3
METODE PERENCANAAN

3.1. Metode Perencanaan


Metode yang digunakan untuk merencanakan fasilitas sosial di kawasan kompleks
Perumahan Taman Sentosa Tahap II adalah dengan survey lapangan untuk
mencari luas masing- masing fasilitas sosial kemudian merencanakan denah yang
sesuai dengan fasilitas yang akan direncanakan, setelah itu menghitung anggaran
biaya yang dibutuhkan guna pembangunan fasilitas sosial tersebut.

3.2. Lokasi dan Waktu Perencanaan


Lokasi perencanaan dilakukan di Perumahan Taman Sentosa Tahap II Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali. Waktu survey dilaksanakan pada bulan Maret
tahun 2011.

3.3. Obyek Perencanaan


Obyek perencanaan ini adalah :
Areal persawahan yang berada di selatan obyek wisata Waduk Cengklik Desa
Ngargorejo Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

3.4. Langkah-langkah Perencanaan


Perencanaan ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah perencanaan ini
adalah :
1. Permohonan izin
2. Mencari data atau informasi
3. Mengolah data
4. Penyusunan laporan

commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.5. Permohonan Izin


Permohonan izin ditujukan kepada instansi yang mengelola perumahan di
Kecamatan Ngemplak supaya mendapatkan surat jalan untuk mencari data yang
diperlukan di lokasi.

3.6. Mencari Data atau Informasi


a. Tahapan persiapan
Tahap yang dimaksudkan untuk mempermudah jalannya perencanaan, seperti
pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan.
Tahap persiapan meliputi :
1) Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam
penyusunan hasil perencanaan.
2) Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau tempat
dilakukannya pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan
perencanaan.

b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data yang dimiliki oleh
instansi yang langsung mengelola perumahan tersebut serta pengukuran
langsung di lapangan sebagai perbandingan dan pelengkap.

c. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan untuk mencatat hasil perencanaan
atau survey.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.7. Mengolah Data


Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengolah
data tersebut. Pada tahap mengolah data atau menganalisis data dilakukan dengan
menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai.

Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk
menganalisis yang lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil
akhir tentang perencanaan pembuatan fasilitas sosial diperumahan tersebut.

3.8. Proses Perencanaan


Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul
kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang
dapat memberikan solusi mengenai perencanaan pembangunan fasilitas sosial di
Perumahan Taman Sentosa Tahap II di Desa Ngargorejo Kecamatan Ngemplak
Kabupaten Boyolali. Selanjutnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mulai

Pengumpulan Data :
1. Site Plan Perumahan Tahap II
2. Data Luas Wilayah dan Jumlah
Penduduk
3. Data Pengukuran Survey Lapangan
4. Studi Pustaka

Perencanaan Jenis Fasilitas Sosial

Analisis Rencana Anggaran Biaya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan Fasilitas Sosial

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data


4.1.1. Hasil Pengukuran Lahan
Kecamatan Ngemplak merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Kabupaten Boyolali, letaknya di sebelah selatan Bandara Adi Sumarmo dan
Waduk Cengklik. Pola pemanfaatan lahan di Kecamatan Ngemplak lebih banyak
dimanfaatkan sebagai lahan perumahan atau pemukiman penduduk, pekarangan,
persawahan dan sebagainya. Perumahan Taman Sentosa Tahap II merupakan
pengembangan dari Perumahan Taman Sentosa Tahap I. Dari hasil pengukuran
lahan di lapangan, di dapat luas lahan total seluas 25.619,2 m2 dan site plan
perumahan dapat dilihat di Gambar 4.1 di bawah ini :

Gambar 4.1 Gambar Site Plan Perumahan Taman Sentosa Tahap II


commit to user

22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.2. Konsep Perencanaan Desain Fasilitas Sosial

Pengadaan fasilitas sosial di lingkungan perumahan sangatlah penting. Pada


dasarnya pemerintah pun telah mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan
pengadaan fasilitas sosial pada setiap perumahan. Untuk dapat merealisasikan
pengadaan dan pembangunan dalam perumahan setidaknya perlu disisakan lahan
yang digunakan sebagai open space. Hal ini merupakan salah satu syarat untuk
membangun kualitas hunian yang ideal dan sehat.

Perencanaan proses pembangunan pada Pengembangan Perumahan Taman


Sentosa Tahap II adalah dengan mencari konsumen terlebih dahulu setelah itu
baru proses membangun. Mengingat peruntukan konsumen pada Perumahan
Taman Sentosa Tahap I adalah untuk para anggota Polwil Surakarta, TNI AD
Korem Warastrama, TNI AU Adi Sumarmo dan umum, maka Perumahan Taman
Sentosa Tahap II pun sama seperti halnya pada Perumahan Sentosa Tahap I.

Perencanaan proses pembangunan Perumahan Taman Sentosa Tahap II ini


dikerjakan pada lahan konversi, yaitu dari lahan persawahan menjadi lahan
bangun, maka perlu dilakukan proses pengeringan sesuai dengan proses perizinan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi lapangan dapat dilihat gambar di bawah
ini :

Gambar 4.2 Gambar Lahan Sawah di Lokasi Perencanaan Perumahan Taman


Sentosa Tahap II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.3 Situasi Perumahan Taman Sentosa Tahap I

4.3. Perencanaan Fasilitas Sosial di Perumahan Taman Sentosa


Tahap II
Fasilitas sosial yang terdapat pada Perumahan Taman Sentosa Tahap II yang
direncanakan terdiri dari :

a. Tempat Ibadah
Pada perumahan Taman Sentosa Tahap II ini perencanaan untuk tempat ibadah
direncanakan pembangunan sebuah masjid, dikarenakan mayoritas agama
masyarakat di daerah tersebut adalah Islam. Masjid selain sebagai tempat ibadah
dapat digunakan untuk kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian
agama, ceramah dan belajar Al Qur'an oleh masyarakat sekitar.

Berdasarkan perencanaan site plan perumahan Taman Sentosa Tahan II,


perencanaan pembangunan tempat ibadah dibangun pada lahan seluas 480 m2.
Pembangunan untuk masjid ini terletak di tengah – tengah perumahan, lokasi ini
sangat memudahkan masyarakat untuk mencapai lokasi tempat ibadah. Pada
perencanaan desain masjid, perencana merencanakan untuk ruang sholat utama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan ukuran 8 x 14 m, yang dapat menampung sekitar 150 jamaah saat


dilakukan sholat berjamaah. Pada desain masjid ini juga terdapat serambi dan
halaman depan masjid, sehingga saat memperingati hari besar islam dapat
melakukan sholat ied di masjid perumahan ini yang dapat menampung hingga 400
jamaah. Pada masjid ini dilengkapi juga dengan penambahan ruang sound system
dan ruang perlengkapan, serta pemisahan letak tempat wudhu bagi laki- laki dan
perempuan.

b. Gedung Serba Guna


Dalam sebuah pembangunan perumahan sangat diperlukan adanya ruang publik
(public space) sebagai tempat warga melakukan kontak sosial. Oleh karena itu,
perencana merencanakan gedung serba guna pada perumahan Taman Sentosa
Tahap II. Tujuan dari pembangunan gedung serba guna ini dapat digunakan untuk
berbagai kegiatan di perumahan seperti ; rapat-rapat, pertemuan, gedung olahraga,
gedung kesenian, serta menambah pendapatan asli perumahan melalui
penyewaan gedung tersebut untuk kegiatan lain selain kegiatan desa.

Perencanaan gedung serba guna pada perumahan Taman Sentosa Tahap II


dibangun pada lahan seluas 203,2 m2 dengan luas bangunan 12,5 x 8 m yang
kapasitasnya dapat menampung hingga 200 warga yang melaksanakan kegiatan di
gedung serba guna. Di gedung serba guna ini terdapat 2 kamar mandi, ruang
sound system dan ruang perlengkapan.

c. Sarana Olah Raga


Beraneka ragam ruang publik yang dibutuhkan dalam perencanaan perumahan,
salah satunya sarana olah raga. Oleh karena itu perencana merencanakan
pembangunan Gor Badminton sebagai salah satu sarana olah raga yang ada di
perumahan Taman Sentosa Tahap II. Dari sekian banyak jenis olah raga, oleh
perencana olah raga badminton dirasakan lebih digemari oleh masyarakat baik
dari kalangan anak muda ataupun orang tua dan lebih dapat diterima oleh berbagai
kalangan masyarakat. Perencanaan gor badminton ini diharapkan dapat memenuhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kebutuhan warga akan fasilitas olah raga di sekitar perumahan dan dapat
menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya olah raga bagi kesehatan.

Pada perumahan Taman Sentosa Tahap II ini sarana olah raga dibangun pada
lahan seluas 480 m2, dengan luas bangunan 18 x 15 m dan dengan ketinggian atap
setinggi 10 m. Dalam perencanaan gor badminton ini akan terdapat 2 buah
lapangan badminton di dalam ruangan dan 3 kamar ganti yang akan dapat
memenuhi kebutuhan pengguna gor badminton ini.

d. Taman
Kawasan perumahan perlu menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar kawasan
perumahan serta sebagai tempat bersantai melepas lelah bagi masyarakat sekitar
perumahan dan memperindah tatanan perumahan. Begitu pula yang di perlukan di
perumahan Taman Sentosa Tahap II, perencana merencanakan sebuah taman pada
lahan seluas 132,3 m2. Fasilitas yang disediakan ini berupa kursi taman yang
disusun berjajar dan bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai
sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antara warga, dan arena jogging track.
Pada taman ini, perencana merencanakan pemilihan tanaman yang cocok di
pelihara, seperti penanaman rumput kucai untuk daerah disamping area jalan,
dikarenakan rumput kucai ini tidak akan tumbuh tinggi sehingga tidak perlu repot
memangkas dan tidak membutuhkan perawatan ekstra. Kemudian dapat juga
dengan pemilihan pohon palem putri, kembang sepatu dan rumput gajah.

e. TPS (Tempat Pembuangan Sampah)


Pembangunan TPS di Perumahan Taman Sentosa Tahap II ini bertujuan untuk
menampung sampah rumah tangga yang berasal dari seluruh unit tempat tinggal.
Dampak langsung dari penanganan sampah yang bijaksana diantaranya adalah
menciptakan kawasan perumahan yang sehat dan bersih yang dilengkapi sistem
pengolahan sampah yang memadai.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada perencanaan perumahan Taman Sentosa Tahap II ini, terdapat TPS.


Perencanaan pembangunan TPS pun terletak di pinggiran perumahan sehingga
diharapkan tidak mengganggu warga sekitarnya. Dengan adanya TPS ini,
diharapkan pula dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk tempat
penampungan sampah rumah tangga.

Rencana TPS terdapat pada lahan seluas 43,2 m2. Untuk perencanaan TPS ini,
perkiraan data timbulan sampah di perumahan diambil dari Tugas Akhir Bagus
Radityo, Evaluasi Timbulan Sampah di Kelurahan Bejen Kabupaten Karanganyar
sebesar 1,411 lt/jiwa/hari. Kemudian dilihat dari Perencanaan Site Plan
Perumahan Taman Sentosa Tahap II direncanakan bangunan hunian sebanyak 158
unit dan dengan rata- rata terdapat 5 jiwa dalam satu rumah, maka dalam tiap hari
terdapat timbunan sampah sebanyak 7,055 lt/rumah/hari dan 1.114,69 lt/hari dari
seluruh Perumahan Taman Sentosa Tahap II. Direncanakan pula penampungan
timbulan sampah di TPS maksimal 3 hari, sehingga volume sampah maksimal
adalah 3.344,07 lt/hari.

4.4. Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Fasilitas Sosial di


Perencanaan Perumahan Taman Sentosa Tahap II

Setelah dilakukan perhitungan oleh perencana, anggaran biaya untuk


pembangunan lima macam fasilitas sosial di Perencanaan Perumahan Taman
Sentosa Tahap II direncanakan senilai Rp 962,842,000,-. Berikut total biaya
masing- masing bangunannya. Lihat Tabel 4.1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.1 RAB Total

No Uraian Pekerjaan Jumlah Harga


1 MASJID 1 Rp 380,239,135.38
2 GEDUNG SERBA GUNA 1 Rp 217,462,045.61
3 GOR BADMINTON 1 Rp 300,908,602.46
4 TAMAN 1 Rp 32,535,016.20
TEMPAT PEMBUANGAN
5 1 Rp 31,696,775.33
SAMPAH (TPS)

Total Harga Rp 962,841,574.98


Pembulatan Rp 962,842,000.00

Untuk perincian mengenai perhitungan anggaran biaya fasilitas tersebut diatas,


dapat dilihat pada lampiran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Dalam Perencanaan Fasilitas Soasial Perumahan Taman Sentosa Tahap II di Desa
Ngargorejo Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, diperoleh hasil sebagai
berikut :
a. Dalam merencanakan fasilitas sosial yang menarik dan berguna adalah dengan
memperhatikan fasilitas apakah yang paling dibutuhkan dan bermanfaat bagi
warga sekitar perumahan. Jenis fasilitas sosial yang dibutuhkan di Perumahan
Taman Sentosa Tahap II ini berupa ;
1) Masjid dengan luas 480 m2
2) Gedung serbaguna dengan luas 203,2 m2
3) Gor badminton dengan luas 480 m 2
4) Taman dengan luas 132,3 m 2
5) Tempat pembuangan sampah (TPS) dengan luas 43,2 m2
b. Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan pembangunan
fasilitas sosial di Perumahan Taman Sentosa Tahap II adalah Rp 955.482.000,-

5.2. SARAN
Dalam merealisasikan pembangunan fasilitas sosial di Perumahan Taman Sentosa
Tahap II, disarankan dilakukan pembangunan secara bertahap, yaitu ;
- Tahap 1 : pembangunan masjid dan TPS
- Tahap 2 : pembangunan gedung serbaguna dan taman
- Tahap 3 : pembangunan gor badminton

commit to user

29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENUTUP

Puji syukur kehadirat SWT yang telah membimbing dan selalau memberikan

petunjuk sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir saya dengan judul
“Perencanaan Fasos dan Fasum Perumahan Taman Sentosa Tahap II Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali” dengan baik. Dan tidak terlupakan terima kasih
saya ucapkan terutama ayah – ibu, kakak dan kekasihku yang telah memberi
dorongan dan semangat serta doa. Dan saya juga mengucapkan terima kasih
kepada teman – teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
Tugas Ahir ini.

Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Untuk itu berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhirnya harapan yang tertinggi adalah semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak seluruh pembaca yang terlibat langsung. Khususnya
bagi penyusun sendiri dan bagi semua civitas akademis Fakultas Teknik Jurusan
Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai