Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk
kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk
kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi,
tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk
mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan
organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada
yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang
negatif tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini
sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh
dengan perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai
pengorganisasian dalam manajemen pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Organisasi Pendidikan?
2. Apa Tujuan Dan Manfaat Organisasi Pendidikan?
3. Apa Sajakah Jenis Dan Tipe Organisasi Pendidikan ?
4. Apa Sajakah Asas-Asas Dan Prinsip Pengorganisasian?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memahami Pengertian Organisasi Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Tujuan Dan Manfaat Organisasi Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Jenis Dan Tipe Organisasi Pedidikan.
4. Untuk Mengetahui Asas-Asas Dan Prinsip Pengorganisasian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi Pendidikan


Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum
yang berarti alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti
mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai
sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi manajemen
sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Gibson
at.almengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat
dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri.1 Robbins mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity)
social yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relative
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.2 Sondang P.
Siagian mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat
dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
mana terdapat sesorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan
seorang atau sekolompok orang yang disebut “bawahan”. Prajudi Atmosudirjo
mengemukakan bahwa organisasi adalah struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
Hoy dan Miskel3 menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan,
yaitu rational, natural, dan open system. Pandangan rasional: organisasi
merupakan instrument formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi
dan struktur merupakan aspek yang paling penting. Pandangan natural:
organisasi dipandang sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuan untuk

1
Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnelly, James H., Organization (Jakarta: Banarupa
Aksara, 1995), hlm.6.
2
Stephen P. Robbin, Teori Organisasi; struktur, Desain, dan Aplikasi (Jakarta: Arcan, 1994), hal.4.
3
Wayne K. Hoy & Cecil G. Miskel, Education Adminitration; Theory, Research, and Practice (New
York: McGraw Hill, 2001), hal. 1.

2
pertahanan, orang-orang aspek yang paling penting. Sedangkan, dalam
pandangan open system, organisasi dipandang sebagai sesuatu yang
potensial untuk menggabungkan komponen rasional dan natural dalam suatu
kerangka dan memberikan satu pandangan yang lebih lengkap.
Dari beberapa pengertian tersebut, organisasi adalah sebuah wadah,
tempat, atau system untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Sedangkan, pengorganisasian (organizing)
merupakan proses pembentukan wadah atau system dan penyusunan
anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan), organisasi
adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Sedangkan, pengorganisasian pendidikan
adalah sebuah proses pembentukan tempat atau system dalam rangka
melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan.

Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai


berikut:
1. Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan
diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan.
Tujuan inilah yang menyatukan berbagai unsur dalam organisasi.
2. Adanya kerja sama dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena
adanya kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
3. Adanya pembagian tugas. Untuk efektifitas, efisiensi, dan produktivitas
organisasi dibutuhkan pembagian tugas.
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai
kemauan atau kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.

B. Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan


Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian
rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara
efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3
Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi
pendidikan sebagai berikut:
1. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya
yang dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
3. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang
dimilik.
4. Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian di
lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas organisasi.
Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan
organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Artinya,
baik pihak pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi
merasa puas.

C. Jenis-Jenis Dan Tipe Organisasi

1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur
organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama
antara organisasi formal dan informal. Struktur organisasi formal
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung
jawab kepada personel dan membangun hubungan tertentu diantara
orang-orang pada berbagai kedudukan.4 Lembaga pendidikan (SD/MI,
SMP/MTs, SMU/MA) merupakan contoh organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur
administrasi sebagai berikut.
a) Kedudukan. Struktur menggambarkan letak atau posisi setiap orang
dalam organisasi.
b) Hierarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu rangkaian
hubungan antara satu orang dan orang lain dalam suatu organisasi.

4
Tim Dosen Adpen, Pengelolaan Pendidikan (Bandung: Jurusan Adpen Fakultas Ilmu
Pendidikan, UPI),hlm. 70.

4
c) Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur
pengambilan keputusan, jalan permohonan, dan saluran komunikasi
resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi,
perintah, dan petunjuk pelaksana.

Bentuk atau skema struktur organisasi formal dapat berbentuk


pyramidal, mendatar, atau melingkar. Skeme-skema di bawah ini adalah
contoh skema struktur organisasi.

5
2. Organisasi Informal
Sulit mendefinisikan organisasi informal akan tetapi keberadaan dan
karakteristiknya sangat akrab di tengah-tengah masyarakat kita.
Karakteristik organisa informal ini adalah adanya norma perilaku, tekanan
untuk menyesuaikan diri, dan adanya kepemimpinan informal.5
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi
perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah
kesepakatan sosial sehingga sanksinya pun berupa sangsi sosial. Norma
perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi
formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang atau
anggota kelompok/ organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang
akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Tergabungnya
seseorang dalam kelompok informal bukan semata-mata fisik, melainkan
melibatka sosio-emosionalnya sehingga menjadi satu kesatuan dan
saling memiliki di antara anggota.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu
komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam
organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan dalam
organisasi formal. Pemimpin informal munculdari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh.
Kepemimpinan semacam ini dapat dilihat dalam kepemimpinan adat suku
tertentu, kelompok, agama, dan lain-lain.

3. Organisasi Penyelenggara Pendidikan Nasional


Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terorganisasi
sebagaimana dapat dilihat dalam skema berikut.

5
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesionalisme
(Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 221.

6
D. Asas-asas dan Prinsip pengorganisasian
Asas Pengorganisasian:
1. Asas Pembagian Tugas
2. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
3. Asas disiplin
4. Asas kesatuan komando
5. Asas mengutamakan kepentingan umum
6. Asas keadilan
7. Asas inisiatif
8. Asas kesatuan dan kebersamaan

Prinsip-prinsip pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan kerja
sama

7
2. Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada tujuan
organisasi
3. Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat menggambarkan
sumber kewenangan yang berhak menentukan kebijakan
4. Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer dalam
mengkoordinasikan unit kerja yang ada
5. Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer dalam
mengkoordinasikan unit kerja yang ada
6. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat tanggung
jawab yang diberikan makin besar wewenang yang dilimpahkan
7. Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung jawab
kepada staf, manajer tetap bertanggung jawab kepada apa yang
dilimpahkannya
8. Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua pekerjaan
yang ada
9. The right-man on the right place : menetapkan personalia yang sesuai
dengan fungsi dan tugasnya
10. Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional (horizontal)
dan hubungan tingkat kewenangan (vertikal)
11. Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang
optimal
12. Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan, diintegrasikan,
disederhanakan dan disinkrinisasikan.

Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses


pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan digerakkan
sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan
tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri.
Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan
internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari
keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para
karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan
aktivitas pembelajaran. Semua itu secara keseluruhan terlibat langsung

8
dalam suasana interaktif yang membentuk kultur lembaga pendidikan.
Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang bersifat eksternal adalah yang
keberadaanya di luar lembaga, misalnya lingkungan masyarakat, hubungan
struktural sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga dengan
keluarga seluruh anak didik6.

6
http://nikendwirahmawati.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian-dalam-manajemen.html

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum
yang berarti alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti
mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai
sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau system
untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan, pengorganisasian (organizing) merupakan proses pembentukan
wadah atau system dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Lalu dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi
diorganisir dan digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan
tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri.
Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan
internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari
keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para
karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan
aktivitas pembelajaran.

B. Penutup
Dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi
diorganisir dan digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan
tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri.
Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan
internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari
keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para
karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan
aktivitas pembelajaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurniadin, Didin dan Imam Machali. 2013. Manajemen pendidikan konsep


dan prinsip pengelolaan pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://nikendwirahmawati.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian-dalam-
manajemen.html

11

Anda mungkin juga menyukai