Anda di halaman 1dari 3

Luka diabetes atau luka gangren adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes, dimana

terdapat kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali. Kelainan
kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan
persyarafan dan adanya infeksi ( Tambunan, 2007 dalam Maryunani, 2013).
Maryunani, Anik. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan Terkini. Jakarta
: In Media
Menurut Suriadi (2007) penyebab luka gangren antara lain :
a. Diabetik Neuropati
Neuropati diabetik adalah gangguan metabolisme syaraf sebagai akibat dari
hiperglikemia kronis.
b. Penyakit Arteri Perifer
Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah salah satu komplikasi makrovaskular dari diabetes
melitus. Penyakit arteri perifer ini disebabkan karena dinding arteri banyak menumpuk
plaque yang terdiri dari deposit platelet, sel-sel otot polos, lemak, kolesterol dan kalsium.
PAP pada penderita diabetes berbeda dari yang bukan diabetes melitus. PAP pada pasien
diabetes melitus terjadi lebih dini dan cepat mengalami perburukan. Pembuluh darah
yang sering terkena adalah arteri tibialis dan arteri peroneus serta percabangannya. Risiko
untuk terjadinya kelainan vaskuler pada penderita diabetes adalah usia, lama menderita
diabetes, genetik, merokok, hipertensi, dislipidemia, hiperglikemia, obesitas.
c. Trauma
Penurunan sensasi nyeri pada kaki dapat menyebabkan tidak disadarinya trauma akibat
pemakaian alas kaki. Trauma yang kecil atau trauma yang berulang, seperti pemakaian
sepatu yang sempit menyebabkan tekanan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
ulserasi pada kaki.
d. Infeksi
Infeksi adalah keluhan yang sering terjadi pada pasien diabetes mellitus. Hiperglikemia
merusak respon imunologi, hal ini menyebabkan leukosit gagal melawan patogen yang
masuk. Bakteri yang dibiarkan berkembang terlalu lama bisa menimbulkan infeksi dan
menyebabkan gangrene
Suriadi. 2007. Perawatan Luka. Jakarta : Sagung Seto
Gejala Gangrene
Gambaran klinik kaki diabetik dapat digolongkan sebagai kaki neuoropati dan kaki iskemia
(Erin, 2015).
1. Kaki Neuropati
Kaki neuoropati terjadi kerusakan saraf somatik, baik sensoris maupun motorik serta
saraf otonom, tetapi sirkulasi masih utuh. Neuropati menghambat impul rangsangan dan
memutus jaringan komunikasi dalam tubuh. Neuropati sensoris memberikan gejala
berupa keluhan kaki kesemutan dan kurang rasa terutama di daerah ujung kaki. Neuropati
motorik ditandai dengan kelemahan otot, atropi otot, mudah lelah, deformitas ibu jari dan
sulit mengatur keseimbangan tubuh. Pada kaki neuropati kaki masih teraba hangat,
denyut nadi teraba, reflek fisiologi menurun dan kulit menjadi kering, dan penyembuhan
yang lama bila terjadi luka.
2. Kaki Iskemia
Kaki iskemia ditandai dengan berkurangnya suplai darah. Namun pada keadaan ini sudah
ada kelainan neuropati pada berbagai stadium. Pasien mengeluh nyeri tungkai bila
berdiri, berjalan atau saat melaksanakan aktivitas fisik lain. Kesakitan juga dapat terjadi
pada arcus pedis saat istirahat atau malam hari. Pada pemeriksaan terlihat perobahan
warna kulit jadi pucat, tipis dan berkilat atau warna kebiruan. Kaki teraba dingin dan nadi
poplitea atau tibialis posterior sulit di raba. Dapat ditemukan ulkus akibat tekanan lokal.
Ulkusnya sukar sembuh dan akhirnya menjadi gangrene.

Jenis Gangrene
Terdapat 2 jenis gangrene menurut Erin (2015) :
1. Gangrene kering
Akan dijumpai adanya gejala permulaan berupa nyeri pada daerah yang bersangkutan,
daerah menjadi pucat, kebiruan dan bebercak ungu. lama– kelamaan daerah tersebut
berwarna hitam. Tidak teraba denyut nadi (tidak selalu). Bila diraba terasa kering dan
dingin. Ganggren berbatas tegas. Rasa nyeri/sakit lambat laun berkurang dan akhirnya
menghilang. Gangrene kering ini dapat lepas dari jaringan yang utuh.
2. Gangrene basah
Akan dijumpai tanda seperti bengkak pada daerah lesi, terjadi perubahan warna dari
merah tua menjadi hijau yang akhirnya kehitaman, dingin, basah, lunak, ada jaringan
nekrosis yang berbau busuk, namun bisa tanpa bau sama sekali.

Erin, Dwi. 2015. Gangrene Diabetik pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Agromed Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai