Anda di halaman 1dari 17

TAFSIR AL-QURAN AL-KARIM KARYA H.A. HALIM HASAN, H.

ZAINAL ARIFIN ‘ABBAS, DAN ABDUR RAHIM HAITAMI

DION PRAYOGA 1171030055


Email: urbanmid50@gmail.com
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasution, Cibiru, Bandung 40614, Indonesia
Email: urbanmid50@gmail.com

Abstrak

Sejarah tafsir di Indonesia memanglah unik karena ada harus melalui beberapa proses untuk
sampai dan dapat diterima oleh masyarakat Indoensia. persoalan utama tentulah terletak pada
Bahasa dan budaya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Untuk itu tafsir sebagai produk
budaya Arab perlu penyesuaian untuk masuk ke nusantara. Ulama tiga serangkai berhasil
menuangkan paduan Tafsir dengan konteks Nusantara. Usaha penulisan mereka melalui banyak
rintangan sehingga tafsir tersebut sempat terhambat dan tidak sampai 30 juz. Melalui pendekatan
dari studi tafsir Nusantara, penulis melakukan analisis terhadap karya ulama tiga serangakai yaitu
Tafsir Al-Quran Al-Karim melalui pendekatan-pendekatan tersebut. dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa Tafsir Al-Quran Al-Karim masuk dalam. kategori Vernakularisasi,
Awamisasi, Domestikasi, Literasi, Edukasi, Komodifikasi, Integrasi, Politisasi.

Kata Kunci:

Al-Quran Al-Karim; Nusantara; Pendekatan

Abstrac

The history of Tafseer in Indonesia is unique because there must be through several processes to
arrive and acceptable to the people of Indonesia. The main problem is that the language and
culture characterize the community. Therefore, interpretation as a product of Arabic culture need
adjustment to enter the archipelago. The three triumvirate scholars managed to pour the
combination of Tafsir with Nusantara context. Their writing efforts through many obstacles so that
the interpretation had been hampered and not until 30 juz. Through an approach from the study of
Indonesian Tafsir, the author conducted an analysis of the work of the three-attack scholars
namely Tafsir Al-Quran Al-Karim through these approaches. From the results of the analysis can
be concluded that Tafsir Al-Quran Al-Karim entered. Category of Vernacularization,
Awamization, domestication, literacy, education, commodification, integration, politization.

Keywords

Al-Quran Al-Karim; Nusantara; Approach

mayoritas muslim tentu memiliki


sejarah bagaimana Islam bisa hadir ke
PENDAHULUAN
Indonesia dan dapat diterima oleh
Indonesia merupakan negara
masyarakat. (Fatihatin 2019)
yang memiliki penduduk muslim
berdasarkan letak geografis Indonesia
terbanyak didunia, sebagai negara yang
adalah negara yang sangat jauh dari
pusat peradaban Islam, namun jumlah belakang budaya dan juga bahasa.
pemeluk serta dampaknya dalam dunia (Rohimin 2014) Perkembangan studi
Islam tidak bisa dianggap remeh. Hal tafsir di Indonesia cenderung relatif
lain yang bisa dilihat yaitu dari segi progresif dan evolusioner. Dari waktu
bahasa, negara Indonesia bukanlah ke waktu tidak pernah stagnan, mulai
bagian dari negara-negara Arab, tetapi dari karakteristik, orientasi, dan
minat dan kemauan untuk nuansanya sampai dengan metodologi
memperlajari Islam dapat dikatakan dan produknya. Dalam penulisannya,
begitu tinggi. ada yang individual dan ada pula yang

Melacak sejarah Islam tak lepas kolektif. Dan dalam penulisannya juga

dari sejarah Al-Quran, di indonesia ada yang bernuansa klasik dan ada pula

dapat ditelusuri melalui karya-karya yang bernuansa modern. coraknya ada

tafsir oleh ulama-ulama di Indonesia, yang bersifat lokal dan ada pula yang

seiring perkembangan zaman, tafsir di nasional.

indoensia ikut mengalami perubahan. (Fatihatin 2019) Pada tahun


(Gusmian 2010) Anthony H. Johns 1355 H. di Binjai, Langkat Sumatera
berhasil mengumpulkan data, tercatat terdapat sebuah tafsir kolektif berjudul
abad ke-16 M akhir terjadi proses Tafsir Al-Quran Al-Karim yang ditulis
vernakularisasi keilmuan Islam di tanah oleh tiga orang, yaitu H.A. Halim Hasan,
nusantara. H. Zainal Arifin ‘Abbas, dan Abdur

(Atabik 2014) Studi tentang Al- Rahim Haitami, kitab ini hanya sampai

Quran dan penafsirannya dalam pada juz ke tujuh.

konteks di Indonesia jauh berbeda Dalam hal ini penulis akan


dengan kajian yang terjadi di dunia membahas Tafsir Al-Quran Al-Karim
Arab. Hal ini dikarenakan dunia Arab karangan ulama tiga serangkai,
merupakan tempat turunnya Al-Quran, berfokus pada: proses penulisan Tafsir
serta tempat dipahami dan Al-Quran Al-Karim, aspek-aspek yang
diamalkannya Al-Quran pada awal memuat Tafsir Al-Quran Al-Karim ini
mulanya. Perbedaan itu lebih ditulis, riwayat hidup tokoh pengarang
diakibatkan pada perbedaan latar
Tafsir Al-Quran Al-Karim, dan Abdul Halim merupakan anak
pendekatan Tafsir Al-Quran Al-Karim. sulung dari 6 bersaudara,

Sedangkan tujuan pembahasan berjumlah 4 orang anak laki-laki

ini adalah untuk mengetahui dan 2 orang anak perempuan

bagaimana proses penulisan Tafsir Al- ,selain itu Syekh Abdul Halim

Quran Al-Karim melalui pendekatan Hasan memiliki dua orang istri,

sejarah penulisan tafsir masuk ke dari istri pertama yang bernama

indonesia. Juga diharapkan menambah Rahma Lubis, ia memiliki 8

pengetahuan tentang ilmu-ilmu orang anak, istri keduanya

keislaman. bernama Hj. Sarifah Batubara

Metode yang digunakan dalam dan memiliki 7 orang anak.

penulisan artikel ini adalah Library Masa kecilnya, selain

Research, yaitu metode pengumpulan membantu orangtua, ia selalu

data pustaka dari buku, artikel, jurnal, menghabiskan waktu dengan

informasi dari internet dengan membaca buku pelajaran. ciri-

membaca, mencatat dan mengolah ciri keulamannya terlihat dari

data sesuai dengan topik yang dibahas masa kecilnya yang senantiasa

(Supriyadi 2017). shalat fardhu lima waktu dan


rajin menuntut ilmu agama.
PEMBAHASAN
keahlian Sheikh Abdul
Halim dalam bidang fikih,
Biografi Penulis Tafsir Al-Quran Al-
sejarah, hadis terlebih lagi tafsir,
Karim
bisa dipastikan bahwa ia belajar
H.A. Halim Hasan
kepada banyak guru dengan
(Dahlan 2018) Syekh
keahlian yang berbeda-beda.
Abdul Halim Hasan kelahiran
Tidak ditemukan data yang rinci
Limau Sundai, daerah yang
terkait pendidikan ilmiah Syekh
terletak di sebelah barat kota
Abdul Halim. Ada yang
Binjai, Ayahnya bernama Hasan
mengatakan ia merupakan
berasal dari Manambin, sehari
alumni dari Timur Tengah,
-hari bekerja sebagai petani.
sementara ada juga yang mementingkan kemajuan
mengatakan bahwa ia bukan rakyat. Ada fakta bahwa sejak
lulusan Timur Tengah. Namun Sheikh Abdul Halim Hasan
secara nonformal, Abdul Hamid masih muda, tampaknya ada
adalah murid dari Syekh perasaan bahwa media yang
Mukhtar al-Tharid seorang paling berpengaruh dan
ulama terkenal Arab Saudi asal berguna untuk
Bogor, Ia berguru kepada Syekh mengekspresikan pendapat
Mukhtar al-Tharid ketika ibadah adalah menulis. Kegiatan
haji ke Makkah pada tahun 1926 penulisan yang dilakukannya ini
Sheikh Abdul Halim akhirnya menghasilkan
Hasan memulai karirnya pada beberapa karya di bidang etika,
tahun 1920. Dia menjadi salah hukum, tauhid dan tafsir.
satu asisten guru Madrasah Sheikh Abdul Halim
Jami'atul Khairiyah di Binjai. Dia Hasan memiliki beberapa murid
adalah guru pengajar yang bekerja di Sumatera Utara,
terpanjang di kota Hingga tahun salah satunya adalah Zainal
1947. Selama periode ini, Arifin Abbas, orang yang
pendidikan yang ia dirikan dituakan dari Partai
adalah pencapaian reformasi Pembangunan Daerah Sumatera
dan modernisasi pendidikan dan Utara. Sheikh Abdul Halim
pengetahuan agama pada Hasan adalah seorang aktivis di
waktu itu. Kemudian setelah berbagai bidang, tidak hanya di
1947, Sheikh Abdul Halim Hasan bidang pendidikan, tetapi juga
mengajar di berbagai tempat. anggota parlemen,
Karena itu mungkin hasil penyelenggara dan konsultan.
perjuangannya di era Hasil karyanya
kemerdekaan. menunjukkan bahwa Sheikh
Dapat dikatakan bahwa Abdul Halim Hasan sangat ahli
ia adalah orang yang selalu dalam bidang etika, hukum,
tauhid dan tafsir. Meskipun bernama Muhammad Abbas
Sheikh Abdul Halim adalah Hasibuan berasal dari Tapanuli
seorang ahli di bidang hukum Selatan, sedangkan ibunya
(Alquran) dan dikenal sebagai bernama Rajiah Lubis. Zainal
pejuang dan pelopor gerakan Arifin Abbas berhasil mencetak
untuk memerangi kolonialisme, berbagai karya ilmuan di bidang
tidak dapat dipungkiri bahwa ia keislaman di zamannya, buku-
juga sosok yang berpengaruh buku karya beliau hingga
dalam memberikan sekarang masih digunakan di
berkontribusi di bidang lingkungan para akademisi.
pendidikan. Zainal Arifin Abbas
adalah tokoh yang peduli akan
H. Zainal Arifin ‘Abbas ilmu pengetahuan, lebih-lebih
(Hasbullah 2012) Zainal dengan ilmu agama. beliau
Arifin Abbas (1912-1979 M), mempelajari Ilmu Agama Islam
merupakan salah satu tokoh sejak dini, pada usia 15 tahun
besar yang menyumbangkan beliau sudah belajar dengan
pemikirannya di Sumatera ulama-ulama Sumatera Utara
Utara. Zainal Arifin Abbas lahir tepatnya ulama-ulama di
pada tanggal 12 Maret 1912 M, Binjai,salah satunya yaitu
bertepatan dengan tanggal 23 kepada Syekh Abdul Halim
Rabiul awal 1330 H, di Kampung Hasan. Pada tahun 1931 tepat
Lalang Distrik Serba Nyaman usia Zainal Arifin Abbas 19
Deli Hilir (Sumatera Timur). tahun, ia berguru kepada Syekh
Zainal Arifin Abbas merupakan Hasan Ma’sum yaitu seorang
keturunan masyarakat biasa Imam Paduka Tuan dari
yang berasal dari keluarga yang kerajaan Deli, dan ulama
taat beragama. Zainal Arifin terbesar di kerajaan Deli.
Abbas merupakan putra sulung Dengan Sykh hasan Ma’sum,
dari lima bersaudara. Ayahnya beliau mempelajari 6 kitab,
yaitu Tafsir al-Jalalain, Minhaj yang dimilikinya menjadikan
al-Talibin karangan Imam Muhy dirinya sebagai seorang
al-Din An-Nawawi, kitab hadist pengacara yang dikenal ketika
Fath al-Mubin, Syarah Matan al- itu. namun ia diberhentikan
Arba’in karangan Imam Ibnu karena keterlibatan
hajar al-Asqalani, lalu beliau orangtuanya dalam aksi
juga belajar kitab Shahih pemogokan, kemudian pada
Bukhari dan Jam’ul Jawami. tahun 1924, saat itu ia berusia
Pada awal abad ke-20, 12 tahun, atas pertolongan
pemerintah Hindia Belanda neneknya Lebai Adam ia
menetapkan kota Medan kembali belajar dengan
sebagai gemeente (kotapraja), memasuki sekolah agama di
dan dengan demikian sebagai Binjai. ia belajar di dua tempat
pusat perkembangan ekonomi, diantaranya: pagi hari belajar di
politik, dan sosial serta budaya. Madrasah el-Ibtidaiyah el-
Kekuatan-kekuatan sosial yang Arabiyah (Arabic School), yang
muncul di kota Medan, dipimpin oleh Syekh Abdul
memegang peranan penting Halim Hasan. Di madrasah ini
dalam perkembangan sosial, diperdalam pelajaran tasawuf,
politik dan kebudayaan. fiqh, ilmu tafsir dan Al-quran
Pendidikan yang berhasil dan hadis, Kemudian pada
ditempuh Zainal Arifin Abbas petang sampai malam hari
adalah kelas tiga SR, ia mulai belajar di Madrasah Islam
memfokuskan perhatiannya Bandar Senembah yang
pada dunia pendidikan. Ia dipimpin oleh Syekh Abdul bin
mengajar di sekolah-sekolah Musa.
yang ada pada waktu itu. Intelektual keislaman
Kemudian oleh pemerintah Zainal Arifin Abbas tidak dapat
Belanda ia diangkat sebagai dilihat bila dari pendidikan saat
pengacara, karena kecakapan ia kecil. Zainal Arifin Abbas
sebelumnya tidak mengenyam Madrasah el-Ibtidaiyah el-
pendidikan agama melainkan Arabiyah (Arabic School) yang
hanya sekolah umum di Anglo sama yang dipimpinnya sendiri,
Chinese School. Zainal Arifin letaknya di dekat sungai
Abbas awalnya mengalami Belawan di Kampung Lalang.
kesulitan untuk mengikuti Madrasah ini diresmikan oleh
pelajaran di madrasah (sekolah Raja Tengku Hasan, raja Serba
agama). namun karena Nyaman (Sunggal), dan dihadiri
ketekunannya, ia mampu oleh guru-guru dari Madrasah
bersaing dengan teman-teman el-Arabiyah Binjai, di antaranya
sekelasnya. Syekh Abdul Halim Hasan, Syekh
Setelah memperoleh Abdur Rahim Haitami, Syekh
Syahadah el-Hidayah tepat pada Abdul Karim Tamim, pimpinan
tahun 1928 (usianya pada saat Madrasah el-Ibtidaiyah el-
itu 16 tahun), Zainal Arifin Arabiyah Binjai.
Abbas diizinkan untuk mengajar keahliannya dibidang
di Madrasah el-Ibtidaiyah el- militer terlihat saat ia terpanggil
Arabiyah tempat ia belajar menjadi tentara setelah
sebelumnya. Sampai Zainal kemerdekaan Republik
Arifin Abbas menuntaskan Indonesia sebagai upaya untuk
pendidikannya di Madrasah el- mempertahankan kesatuan
Tsanawiyah el-Arabiyah di Binjai republik Indonesia. Dalam karir
pun ia tetap mengajar di militer dan perpolitikannya ia
madrasah tersebut, untuk merupakan sosok yang tidak
pelajaran Qismul ‘Ali ia berguru bisa dianggap remeh, selain ia
dengan mengunjungi para guru merupakan sosok yang
seperti Syekh Abdul Halim berintelektual dan seorang
Hasan, Syekh Hasan Ma’sum. pengajar, Zainal Arifin Abbas
pada tahun 1936, Zainal merupakan sosok yang jiwanya
Arifin Abbas mendirikan selalu terpanggil untuk ikut
berjuang dalam kemerdekaan tentang agama adalah tidak
rakyat Indonesia. Pengalaman mudah, sebab isi dan cara
Zainal Arifin Abbas dalam hal berfikirnya sama dengan tinggi
militer dan perpolitikan akalnya.
membuat kualitas Zainal Arifin Abbas
intelektualnya sebagai tokoh berfokus pada pemikiran-
menjadi sangat penting. Kondisi pemikiran para tokoh Yunani
Kota Medan dalam masa dan tokoh-tokoh lainnya dalam
kemerdekaan membuat Zainal mengkombinasikan pemikiran
Arifin Abbas tergerak hatinya mereka dalam satu tataran
menjadi sosok yang militan dan pemikiran filsafat keagamaan.
disiplin. Tetapi tidak Pemikiran Zainal Arifin Abbas
menghilangkan jiwa mengenai Ruh menunjukkan
intelektualnya. kekayaan pemikiran Zainal Arifin
Lanjut pada Abbas. dalam bidang theologi.
pemikirannya tentang agama, Dawam Rahardjo dalam
Zainal Arifin Abbas bukunya yang berjudul
menyimpulkan bahwa agama Intelektual Intelegensia dan
itu semuanya sama pada Perilaku Politik Bangsa,
hakikat dan tujuannya. Menurut menempatkan Zainal Arifin
Zainal Arifin persoalan agama Abbas setara dengan tokoh-
merupakan intisari dari segala tokoh besar seperti H. Munawar
bentuk pikiran dan Cholil, Ahmad Hasan, Hasbi As-
pengetahuan juga pengendali Shiddieqy, Hamka, dan Abu
dari segala gerakan yang suci Bakar Aceh.
dan abadi. Kecintaan orang Zainal Arifin Abbas
kepadanya melebihi yang lain, mempunyai karya Tafsir Al-
begitu juga penentangnya. Quran Al-Karim (1937). Namun
Memahami buah pembicaraan sayangnya tafsir ini tidak
dan cara bertutur ahli fikir dikerjakan sampai selesai
dikarenakan Zainal Arifin Abbas nasional, yaitu peran media dan
meninggal dunia sebelum ia bukan tokoh dari pusat.
menyelesaikannya begitu pun
dengan dua rekannya juga Abdur Rahim Haitami
meninggal dunia. Tetapi
Abdur Rahim Haitami
menurut Al Fadhil, keilmuan
adalah tokoh Muhammadiyah di
Zainal Arifin Abbas dapat dilihat
Binjai di mana ia pernah
dari buku dan tafsir yang ditulis
menjadi Ketua Cabang
bersama gurunya almarhum
Muhammadiyah di sana. Abdur
Syekh Abdul Halim Hasan
Rahim Haitami juga merupakan
menjadi pembahasan Disertasi
ulama yang sangat aktif dalam
Doktor di Universitas Al Azhar
bidang politik dan pejuang
Kairo Mesir dengan penilaian
kemerdekaan di Binjai.
sebagai tafsir terbaik ulama
(Jamil dan Ja’far 2018)
Indonesia melebihi dari Tafsir
Abdur Rahim Haitami berdarah
Hamka dan Tafsir Prof Dr Hasbi
Binjai kelahiran tahun 1910. Ia
Shiddiqi.
wafat di usia 38 tahun di langsa
Zainal Arifin Abbas
tepatnya tanggal 13 juli 1948
adalah ulama, cendikiawan
tiga tahun setelah
muslim yang memiliki perhatian
terhadap kajian ibadah. Karya kemerdekaan. Guru-gurunya

Zainal Arifin Abbas dalam hal yaitu: Fakih Saidi Haris,

penguatan ibadah yaitu Kitabus Abdullah Umar, M. Nur Ismail,


Shalat,Kaifiyat Sembahyang dan Samah, Abdul Karim, dan Hasan
juga Puasa, ahli filsafat, Maksum, mereka semua adalah
pendakwah, ilmuan, guru, ulama yang populer pada
dosen, politikus, aktivis, masanya. Abdur Rahim Haitami
pemimpin. Ada satu hal yang melanjutkan karirnya menjadi
membuat Zainal Arifin Abbas guru dan pimpinan Madrasah
tidak terlalu dikenal secara skala ‘Arabiyah School di Binjai, dan
mengikuti organisasi
Muhammadiyah. layaknya yaitu Iljas dan Abd. Jalil yang berjudul
Abdul Halim Hasan, Abdur Alqoeranoel Hakim Beserta Toedjoean
Rahim Haitami juga menjadi dan Maksoednja. walau hanya juz
bagian pengurus di Ikhwanus pertama namun mengindikasikan
Shafa. Selama proses adanya kerjasama ulama untuk
kemerdekaan, bersama dua menafsirkan secara kolekttif. (Gusmian
teman karibnya, Abdul Halim 2010) Tepatnya pada tahun 1937,
Hasan dan Zainal Arifin Abbas,
muncullah tafsir Al-Quran Al-Karim
turut dalam pengibaran bendera
yang digaungkan oleh ulama tiga
merah putih di Binjai,
serangkai yaitu Abdul Halim Hasan,
membentuk system
Zainal Arifin Abbas dan Abdul Rahim
pemerintahan Republik
Haitami.
Indonesia di Binjai, membentuk
Tidak banyak sumber yang bisa
pertahanan untuk kemerdekaan
didapatkan mengenai karya ulama tiga
sebagai anggota Hizbullah
Sabilillah Mujahidin di Binjai. serangkai, Tafsir Quran Karim ini

Selama agresi militer merupakan karya ulama tiga serangkai

Belanda, ia ditangkap dan (Hidayati 2018). Tafsir Al-Quran


ditahan oleh tentara Belanda. tentang Al-Karim oleh Zainal Arifin
Seperti dua cendekiawan lain dan gurunya A. Halim Hasan dan
yang disebutkan di atas, ia temannya Abdul Rahim Haitami ditulis
mewarisi pengetahuannya dalam suasana kekaisaran kolonial
dengan menulis dan Belanda di Indonesia. Karena itu, tidak
menerbitkan buku-buku agama. mengherankan bahwa banyak buku
Dia aktif menulis artikel di agama yang mengandung unsur-unsur
berbagai majalah, seperti kebangkitan Uma dilarang memasuki
Pedoman Masyarakat, Menara Indonesia. Belanda mengklasifikasikan
dan Deli. Tafsir Qur'an Karim sebagai salah satu
buku yang mendorong orang untuk

Sejarah Tafsir Al-Quran Al-Karim bersatu dan menginspirasi patriotisme.

(Atabik 2014) Pada tahun 1920- Para penjajah takut bahwa orang-orang
akan menentang mereka di masa depan,
an, terdapat karya kolektif dua ulama
sehingga ruang lingkup penafsiran ini selesai karena sebelum selesainya tafsir
dipersempit, terutama setelah ini, Sheikh Abdul Halim meninggal.
kedatangan seorang konsultan India Abdul Halim Hasan (Abdul Halim
Timur Belanda yang mengetahui seluk Hasan) meninggal pada hari Sabtu, 15
beluk Snooker Hughronje dari Islam. November 1969 pada usia 68 tahun dan
Bagi ketiga mufasssir ini, tahun 6 bulan. Sehari sebelum menyelesaikan
1941 adalah tahun yang sulit karena sholat Jum'at di Masjid Agung Binjai
banyak masalah, termasuk fakta bahwa (Jumat, 14 November 1969), ia berniat
kertas tidak lagi masuk ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam tubuh ustaz
dari Barat, terutama dari Amerika M. Rasyid Nur di Masjid Binjai
Serikat dan Norwegia. Tahun itu Muhammadiyah. Ketika dia berjalan,
kedatangan penjajah baru tiba di dia tiba-tiba jatuh dan segera dibawa ke
Indonesia yaitu Jepang. Sebelum invasi, Rumah Sakit PNP II Bangkat Binjai.
Perang Dunia Kedua pecah. dampak Ternyata Abdul Halim mengalami
dari insiden ini, mesin cetak Medan pendarahan otak, dan tidak sempat
dipindahkan ke pelosok karena takut tertolong. Penafsiran Al-Quran berakhir
bahwa seorang penyusup akan pada surat Al-An’am ayat 38-39. Dari
ditangkap. tahun ketiga penulis meninggal, dapat
Penafsiran Al-Quran Al-Karim juga disimpulkan bahwa ketiga penulis
dimulai pada bulan Ramadhan 1355 H. meninggal pada tahun yang berbeda. Ini
Awal di dekat masjid al-Islamiyah di menunjukkan bahwa setelah guru dan
sebelah masjid Binjai, mulai dari April temannya meninggal lebih dulu, Zainal
1937 diterbitkan 20 halaman per bulan Arifin terus menulis tasfir ini. walaupun
dalam sebuah buku Majalah islami. demikian tafsir ini tidak berhasil
Setelah menerbitkan 12 edisi dan mencapai seluruh isi Al-Quran.
mencapai 240 halaman untuk komentar 59 Naskah lengkap Tafsir ini
dan ulasan, sirkulasi majalah bertambah hanya tersisa 6 volume, 6 di antaranya
dua kali lipat setiap bulan. Situasi ini
membahas penafsiran Al-Quran,
berlanjut hingga 1941.
dimulai dari Surah al-Baqarah ayat 1
Tafsir ini berhasil ditulis dalam 8
hingga surah al-Maidah ayat 82. Dalam
jilid. Tafsir ini masih membahas 8 juz
Volume 1, al-Baqarah ayat 1-141.
dalam Al-Quran dan belum sempat
Volume 2 membahas al-Baqarah bagian
142-252. Volume 3 membahas al- sumber dari tafsir Al-Manar karya
Baqarah 253-286 dan Ali-Imran 1-91. Sheikh Rasyid Ridha hasil studi Sheikh
Volume 4 membahas Ali-Imran bagian Muhammad Abduh, berikutnya Tafsir
92-200 dan An-Nisa 1-23. Volume 5 Al-Jawahir karya tafsir Sheikh Tantawi
membahas An-Nisa ayat 25-147. Jauhari.
Volume 6 membahas An-Nisa 148-176 Dilihat dari model penafsiran
dan Al-Maidah 1-82 (Dahlan 2018). ayat tafsir Al-Quran Al-Karim bisa
dikatakan menggunakan model tahlili
Metodologi Tafsir Al-Quran Al- dimana perlu pembahasan khusus
Karim
untuk topik-topik tertentu,
Untuk mengulas lebih dalam diantaranya: sihir, riba, judi, syafa’at
tentang tafsir Al-Quran AL-Karim, dan lain sebagainya. Pembahasan
penulis memaparkan bagaimana model khusus ini berkaitan dengan kehidupan

penulisan tafsir ini. Hal ini dilakukan sekitar masyarakat, tentang topik yang

agar dapat menemukan sedang hangat dibicarakan. Susunan


kalimat dipadukan dengan bahasa yang
kesinambungan dengan tafsir,
baik, lembut, simpatik dan mudah untuk
bagaimana proses tafsir dibuat, kondisi
diterima oleh pembaca. Tidak ada unsur
sosial mufassir dalam menuliskan tafsir,
menghina dan caci makian, bahasa yang
dan tujuan tafsir ini dibuat.
enak dibaca, sopan dan terpuji.
Corak tasfir Al-Quran Al-Karim
Hampir seluruh kandungan
dapat digolongakan sebagai Tafsir Bil-
tafsir Al-Quran Al-Karim dinuqil dari
Ra’yi, karena berfokus pada persoalan
kitab-kitab Tafsir berbahasa Arab, konteks masyarakat saaat itu.
buku-buku keagamaan dan juga Model penafsiran dimulai
majalah-majaah terbitan mesir. mejelaskan kandungan utama dalam
Sumber-sumber ini terkadang surah tersebut, sebagai contoh surah Al-
disebutkan pengutipannya terkadang Baqarah, penafsir menerangkan
tidak pula disebutkan. Beberapa kanduangan utama merujuk Tafsir Al-
sumber yang paling banyak dikutip Manar dan Al-Jawahir. Untuk asbabun
dalam tafsir Al-Quran Al-Karim yaitu nuzul penafsir meurujuk pada Tafsir Al-
Tabary, Tafsir Al-Manar, Tafsir Al-
Baidhawy dan lain-lain. Bila riwayat masyrakat muslim yang semakin
asbabun nuzul lebih dari satu, mereka giat untuk mendalami Al-Quran.
mencoba mengakomodasikannya dan Adapun tasfir yang masuk dalam
bila tidak dapat, mereka melakukan kategori domsestikasi ini dibuat
jalan tarjih (al-Hamdidy 2016). oleh para priyai dimana mereka
merasa terpinggirkan gagasan-

Analisis Tafsir Al-Quran Al-Karim gagasannya karena kehadiran

Melalui Beberapa Pendekatan islam, para wali, dan kyai.

Berdasarkan studi Tafsir Nusantara c) Awamisasi adalah upaya untuk


bersama dosen Dr. Dadang Darmawan, memudahkan semua orang,
MA tentang masuknya Tafsir ke terutama orang awam, untuk
indonesia melalui beberapa pendekatan mengakses konten Al-Quran.
diantaranya: Proses ini terjadi sekitar abad

a) Vernakularisasi, merupakan ke-20, ketika para reformis

proses menerjemahkan Al- dengan jargon mereka kembali

Quran kedalam bahasa local atau ke Quran dan Sunnah.

proses konversi teks-teks Awamisasi sendiri merupakan

keagamaan kedalam Bahasa kesadaran penuh seorang ulama

local dan tentu ada pengaruh tanpa diminta, menafsirkan

budaya lokal dalam proses ini. Alquran dengan bahasa yang

Lazimnya proses vernakulaisasi mudah dimengerti untuk orang

ini dilakukan oleh ulama untuk awam.

santri-santrinya yang sudah bisa Awamisasi bertujuan untuk


membaca teks arab/Al-Quran. memungkinkan orang biasa

b) Domestikasi Al-Quran membaca dan memahami Al-

merupakan upaya perlawanan Quran. Ini dilakukan oleh para

masyarakat awan/ non-muslim/ reformis, yang membebaskan

kejawen terhadap elitis ulama rakyat dari taqlid kepada ulama.

diakibatkan adanya keterbatasan d) Literasi, teori ini


mempelajari tafsir untuk orang- mengasumsikan bahwa orang
orang tertentu. Bisa dikatakan Indonesia menulis tasfsir karena
domestikasi merupakan respon mereka melek/terpelajar. Karena
perlunya melestarikan ilmu terjemahan dan sunting dari
pengetahuan, ia menulis tafsir. tasfir-tafsir sebelumnya.
Penulis adalah sarjana yang f) Integrasi, ide berikutnya yang
sangat berbakat. Dia menulis mendorong orang untuk menulis
karena dia mampu penjelasan di Indonesia adalah
e) Komodifikasi adalah kegiatan ide untuk mengintegrasikan ilmu
mengubah sesuatu yang tidak pengetahuan dengan Al-Quran
memiliki nilai ekonomi atau disebut interpretasi ilmiah.
sebelumnya menjadi komoditas Bahkan, sejak zaman Mahmud
yang dapat dijual. Tafsir yang Yunus dan Ahmad Sanoesi,
awalnya sakral dipegang oleh keinginan mereka untuk
para pedagang menjadi menggabungkan wahyu dengan
komoditas yang dapat ditukar pengetahuan telah tercermin
dengan uang.komodifikasi tafsir dalam karya tasfir mereka.
tersebut melibatkan penulis, Setelah populernya tafsir
editor, jaringan percetakan dan maudhui, itu menjadi semakin
pemasaran. nyata dan sistematis. Dalam
Keinginan orang untuk genre tasfir Maudhui, ada
membaca dan mempelajari Al- penjelasan yang mencoba
Quran telah membuka pasar menggabungkan wahyu dengan
yang begitu luas untuk produk ilmu pengtahuan.
Mushaf dan tasfir Al-Quran Di g) Edukasi, Alasan berikutnya
era komodifikasi ini, penulis mengapa orang Indonesia
tidak lagi menulis tafsir untuk didorong untuk menulis Tafsir
mengekspresikan literasi Alquran adalah bahwa penting
mereka, tetapi menulis sesuai untuk mengajarkan Quran sedini
permintaan pasar. Di era mungkin melalui pendidikan
komodifikasi ini, banyak tafsir formal. Mahmud Yunus pertama
yang telah beredar di kali menulis tasfir Al-Quran
masyarakat, tetapi umumnya pada awal abad-20. Kemudian,
tasfir yang beredar merupakan ia berpartisipasi dalam proses
pelembagaan keagamaan Islam
sebagai pendidikan formal, dan Berikutnya Tafsir Al-Quran Al-Karim
memasukkan Al-Quran sebagai dibuat pada tahun-tahun kemerdekaan,
salah satu mata pelajarannya. sama seperti pendahulunya, Tafsir Al-
h) Politisasi, Gagasan selanjutnya Quran Al-Karim karya Mahmud Yunus,
yang mendorong orang tasfir ini dapat digolongkan sebagai
Indonesia untuk menulis tafsir tafsir pembaharu. Upaya penafsirsan
adalah untuk menggunakan Al- kolektik oleh beberapa ulama menjadi
Quran sebagai alat untuk tren pada saat itu, dilihat dari corak
memenangkan kekuasaan, Tafsir Al-Quran Al-Karim berfocus pda
mempertahankannya, dan konteks masyarakat pada saat itu, ini
melancarkan kegiatan-kegiatan dapat digolongkan sebagai upaya untuk
penguasa, kita katakan ini memudahkan masyrakat awam untuk
sebagai politisasi. mempelajari Al-Quran. Dalam hal ini
Dalam hal ini penulis melakukan Tafsir Al-Quran Al-Karim dapat
analisis terhadap tafsir Al-Quran Al- dikategorikan dengan pendekatan
Karim dengan beberapa pendekatan awamisasi dan edukasi.
yang sebelumnya disebutkan. Tafsir Al-Quran Al-Karim dapat
dikategorikan dengan pendekatan
Bila dipehatikan seksama. Tafsir Al- literasi karena adanya upaya dari ulama
Quran Al-Karim merupakan Tafsir local tga serangkai yang cendikiawan untuk
budaya Indonesia, terdapat proses melakukan tafsir kolektif demi
pembahasalokalan dari tafsir ini melestarikan pembaharuan ilmu
kebahasa indonesia tentunya sasaran pengetahuan dalam keagamaan.
yang dituju oleh tafsir ini untuk Bila diperhatikan Tafsir Al-Quran Al-
masyarakat Indonesia, sumber-sumber Karim merupakan karya yang tidak
yang dirujuk berasal dari kitab tafsir tuntas karena beberapa factor, namun
arab diantaranya: Tafsir Al-Manar dan dilihat dari pendekataan komodifikasi,
Al-Jawahir Tafsir Al-Baidhawy dan tasfir ini sempat dipublikasi dalam
lain-lain (lihat sejarah tafsir dan media cetak islami sebagai bentuk
metodologi). Maka Tafsir Al-Quran Al- pelesatrian tafsirnya walau hanya
Karim dapat dikategorikan dengan berjumlah sekitar 8 jilid.
pendekatan vernakularisasi.
Selain itu Tafsir Al-Quran Al-Karim ini Tafsir Al-Quran Al-Karim karya
merupakan tafsir pembaharu dari ulama Mahmud Yunus. Penulisan tasfir ini
tiga serangkai untuk membangkitkan terjadi pada masa-masa kemerdekaan
semangat masyrakat Indonesia pada saat yang tentunya sempat terhalang oleh
penjajahan belanda. Tafsir Al-Quran penjajah belanda yang berkuasa pada
Al-Karim sempat berhenti karena saaat itu. Selain itu tafsir ini sempat
adanya tekanan dari belanda, dan juga terhentikan karena produksi kertas yang
produksi kertas sempat menipis, bila langka sehingga mengahabat penulisan.
ditinjau dari aspek politisasi , mungkin Tafsir ini tidak selesai 30 juz
Tafsir Al-Quran Al-Karim ada upaya- dikarenakan semua mufassir meninggal
upaya gagasan yang masuk untuk sebelum tasfsir ini selesai. Adapun
membuat masyarakat muslim bangkit Tafsir Al-Quran Al-Karim dalam
dari tindasan penjajah. pendekatan tafsir dapat dikategorikan:
Penulis menemukan domestikasi dalam Vernakularisasi, Awamisasi,
Tafsir Al-Quran Al-Karim, adapaun Domestikasi, Literasi, Edukasi,
upaya yang dilakukan ulama tiga Komodifikasi, Integrasi, Politisasi.
serangkai merupakan upaya
pembaharuan pemikiran islam, bila
DAFTAR PUSTAKA
dilihat dari latar belakang pengarang,
Zainal Arifin tidak mengenyam
al-Hamdidy, Abdul Qadir Umar. 2016.
Pendidikan Agama sewaktu kecil
“Menelaah Metodologi Tafsir
sehingga memungkinkan pemikiran
Syekh H. Abdul Halim Hasan, H.
Islam dalam intrepretasinya ada
Zainal Arifin Abbas Dan
pengaruh kebudayaan sebagai
Abdurrahim Haitami.” Al-Fikra
pembaharuan islam.
8(1).
Atabik, Ahmad. 2014. “Perkembangan

KESIMPULAN Tafsir Modern di Indonesia.”


Hermeneutik 8(2):305–24.
Tafsir Al-Quran Al-Karim merupakan Dahlan, Zaini. 2018. “SYEKH ABDUL
tafsir karya ulama tiga serangkai. Tasfir HALIM HASAN, 1901-1969:
ini merupakan tafsir pembaharu yang Akar Tradisi Intelektual di
terbit pada tahun 90an setelah tafsir Sumatera Timur Awal Abad XX.”
Journal of Contemporary Islam Informasi dan Kearsipan 2(2):83–
and Muslim Societies 2(1):128. 93.
Fatihatin, Khansa. 2019. “SEJARAH
TAFSIR INDONESIA DALAM
PERSPEKTIF HISTORY OF
IDEA.” 1(1):300.
Gusmian, Islah. 2010. “Bahasa dan
Aksara Tafsir Al-Qur’an di
Indonesia dari Tradisi, Hierarki
hingga Kepentingan Pembaca.”
Tsaqafah 6(1):1.
Hasbullah, Moeflich. 2012. “Sejarah
sosial intelektual Islam di
Indonesia.” 22(1):392.
Hidayati, Husnul. 2018. “Metodologi
Tafsir Kontekstual Al-Azhar Karya
Buya Hamka.” el-’Umdah 1(1):25–
42.
Jamil, M. dan Ja’far Ja’far. 2018.
“Pemimpin Perempuan dan Non-
Muslim Perspektif Ulama Tiga
Serangkai.” TEOSOFI: Jurnal
Tasawuf dan Pemikiran Islam
8(1):144–67.
Rohimin. 2014. “Pemetaan Arah Baru
Studi Tafsir Alquran Di Indonesia
Era Reformasi.” 18.
Supriyadi. 2017. “Community of
Practitioners: Solusi Alternatif
Berbagi Pengetahuan antar
Pustakawan.” Lentera Pustaka:
Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan,

Anda mungkin juga menyukai