Anda di halaman 1dari 45

i

Lembar Kerja Siswa Berbasis Contextual Teaching and Learning

Penulis : 1. Edwin Maulana Saputra

2. Ikhda Reviani Alya Dimas

3. Nia Kurniawati

4. Putri Rahayu

5. Nabilah Maulida Khonsa

Editor : Ikhda Reviani Alya Dimas, Nabilah Maulida Khonsa

Design : Putri Rahayu

HAK CIPTA © 2019, Penerbit R7A 2016

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA


1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

Buku Cetakan Pertama

Tahun 2019

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmatnya Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Contextual
Teaching and Learning untuk SMA/MA ini dapat selesai tepat waktu. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Popi Purwanti, M.Pd selaku dosen
mata kuliah pengelolaan laboratorium yang telah membimbing dalam
nenyelesaikan LKS praktikum ini.

LKS ini dihadirkan sebagai pedoman mempermudah peserta diidk untuk


melakukan praktikum sehingga peserta didik dapat menyeimbangkan pemahaman
antara teori dan praktiknya. Sehingga penulis berharap LKS Praktikum ini dapat
bermanfaat. Aamiin

Dalam menyusun LKS ini, kami menyadari tidak terlepas dari kesalahan
dalam redaksi maupun penulisan kata, sehingga kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun di masa yang akan datang.

Jakarta, 20 Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………..…...iii

Daftar Isi……………………………………………………………………....iv

Model Contextual Teaching and Learning…………………………………...v

Praktikum I………………………………………………………………........5

Praktikum II……………………………………………………………….…15

Praktikum III…………………………………………………………………21

Praktikum IV…………………………………………………………………27

Praktikum V………………………………………………………………….34

Biodata Penulis ……………………………………………………………....41

iv
Contextual Teaching and Learning

A. Pengertian
Menurut Kasmawati dalam Suprijono (2017:10) Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dalam masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan
proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami
makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam
lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

B. Karakteristik
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik yang
khas yang membedakan dengan pendekatan pembelajaran yang lain.
Pembelajaran kontekstual mengembangkan level kognitif tingkat tinggi
yang melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Menurut
Muslich (2011: 42) karakteristik pembelajaran dengan model pembelajaran
CTL sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran
yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks
kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa (learning by doing).
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in a group).

1
e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk mencipatakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, saling memahami antar satu dengan yang
lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquri, to work together).
g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning
as an enjoy activity).

C. Kelebihan dan kelemahan


 Kelebihan
Kelebihan CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut
Anisah (2009:1) ada 2 kelebihan model pembelajaran kontekstual,
yaitu :
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa
dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat
penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa
materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi
yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran
CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa
dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui
landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model


pembelajaran CTL adalah siswa lebih aktif dalam kegiatan

2
pembelajaran dan pengetahuan siswa berkembang sesuai dengan
pengalaman yang dialaminya.

 Kelemahan
Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning) Menurut
Anisah (2009:1) kelemahan model pembelajaran CTL antara lain :
1. Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode
CTL.
2. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru
adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang
baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi
oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
dimilikinya.
3. Peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang
memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa
agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
4. Guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang eksra terhadap
siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan


model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah guru harus dapat mengelola pembelajaran dengan sebaik-
baiknya agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
tecapai dengan maksimal

3
D. Langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning
1. Kegiatan awal
a. Guru mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana pembelajaran
yang akan diajarkan
b. Guru memberikan apersepsi kepada siswa, kegiatan apersepsi ini
sebagai penggalian sebagai pemahaman awal bagi siswa, juga
berfungsi untuk mengarahkan atau memperkenalkan siswa kepada
materi yang akan diajarkan
c. Guru selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajaran sebagai
gambaran kepada siswa terkait output atau capaian akhir yang ingin
dituju dari pembelajaran hari ini
d. Guru menyusun kelompok
2. Kegiatan Inti
a. Guru setelah memberikan arahan atau garis besar tentang materi
yang akan di ajarkan, selanjutnya memberikan permasalahan yang
akan dibahas berkaitan dengan tema pembelajaran hari ini
b. Siswa diberikan kesempatan umtuk menyampaikan secara lisan
bagaimana pendapat yang siswa mereka lakukan dalam praktikum
c. Dari beberapa pendapat siswa, guru memberikan penyelesaian,
pembahasan ini berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan
siswa, sehingga siswa dapat mengetahui apakah pendapatnya tadi
sudah benar atau belum pada akhir praktikum
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa memberikan jawaban paling final dari keseluruhan
proses pemecahan permasalahan yang telah diajarkan

4
PRAKTIKUM I

Menentukan Nilai Kelajuan Air dari Kebocoran Tangki Menggunakan


Aplikasi Phet Simuation

A. Stimulus
1. Pernahkah kalian melihat tangki yang bocor?
2. Apakah kalian tahu jika kebocoran tangki merupakan penerapan dari
persamaan Bernouli?
3. Apakah kalian tahu jika air yang mengalir memiliki kelajuan?

B. Tujuan
1. Memahami penerapan persamaan bernouli dalam kehidupan ssehari-
hari
2. Menentukan nilai kelajuan air yang mengalir dari kebocoran tangki

C. Dasar Teori
Teorema Torriceli merupakan salah satu dari penerapan hukum
Bernouli. Yaitu sebuah tangki besar yang mempunyi lubang kecil pada
jarak H dari bawah permukaan air seperti pada gambar.

Gambar: kebocoran tangki

5
Lubang tersebut menyebabkan air keluar terus menerus sehingga
permukaan air semakin menurun. Kecepatan air di tiitk 1 dapat diabaikan,
karena diameter tangka jauh lebih besar di banding lubang tangki.
Dikarenakan di titik 1 dan titik 2 langsung berhubungan dengan Atmosfer
(P₁ = P₂ = Pₒ)
1 1
𝜌𝑣₁2 + 𝜌𝑔ℎ₁ = 𝜌𝑣₂2 + 𝜌𝑔ℎ ₂
2 2
1 2 1
𝑣₁ + 𝑔ℎ₁ = 𝑣₂2 + 𝑔ℎ ₂
2 2
1
0 + 𝑔ℎ₁ = 𝑣₂2 + 𝑔ℎ ₂
2
1
𝑣₂2 = (𝑔ℎ₁ + 𝑔ℎ ₂
2
𝑣₂2 = 2𝑔ℎ
𝑣 = √2𝑔ℎ
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ketinggian air mempengaruhi kelajuan air yang mengalir?
2. Apakah jarak keluarnya air mempengaruhi kelajuan air yang mengalir?

E. Hipotesis
Berikan jawaban anda terhadap masalah diatas
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….

F. Alat dan Bahan


1. Komputer/Laptop
Simulasi Tekanan dan Aliran Fluida yang diakses dari aplikasi Phet,
terdiri dari beberapa bahan:

6
8

1. Keran
2. MenaraAir
3. Penggaris
4. Pita pengukur
5. Selang
6. Pengukur kecepatan
7. Pengukur tekanan
8. Keran

G. Langkah Percobaan
1. Buka Aplikasi Phet Simulation yang telah di Install

7
2. Setelah aplikasi terbuka, Klik Play with sims

8
3. Pilih dan klik, New Sims > Physics

4. Klik motion, > Fluid pressure and flow

9
5. Klik run no, untuk menjalankan simulasi

6. Setelah itu, atur percobaan, dengan Menara Air

7. Percobaan akan dilakukan sebanyak 5 kali, dengan ketinggian menara


yang berbeda.
8. Percobaan pertama dengan ketinggian Menara air 20 m, dengan
membuka keran maka akan keluar air dan terlihat jarak keluarnya air
pada pita pengukur.

10
9. Ulangi step nomor 8 hingga 5 kali, dan catat ketinggian air dan jarak
keluarnya air!

H. Hasil Percobaan
Ketinggian Air
Tinggi Lubang Jarak Pancaran Kelajuan
No dari Permukaan
Kebocoran (h₁) Air (x) Air (ms²)
(H)
1
2
3
4
5

I. Analisis Data
1. Apakah kelajuan air akan berbeda ketika menara semakin tinggi dan
semakin pendek?
2. Apa yang terjadi ketika Menara berada dalam keadaan tinggi dan
Menara dalam keadaan pendek? Kelajuan air manakah yang lebih cepat?

11
J. Kesimpulan

Apakah hipotesis-mu dapat diterima?

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………..

K. Daftar Pustaka
Indarti, dkk. 2016. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam SMA/MA kelas XI. Surakarta: Mediatama.
Suci, Aulia. 2015. Laporan Praktikum Teorema Torricelli. SMA Negeri 1
Cikarang.
Ria. 2017. Laporan Praktikum Fisika.
https://www.riasugita.blogspot.com/2017/02/laporan-praktikum-
fisika.html , diakses 10 Oktober 2019.

12
PRAKTIKUM II
Suhu dan Kalor

A. Stimulus
1. Apakah kalian pernah memasak air dan melihat uap nya saat mendidih?
2. Apakah kalian tahu jika pada saat memasak air suhu air bertamabah
lebih naik dari suhu awalnya ?

B. Tujuan
1. Dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan
suhu (°C )
2. Dapat memahami hubungan massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q).
3. Dapat menentukan kalor lebur es .

C. Dasar Teori
Suhu menyatakan tingkat panas benda. Benda memiliki tingkat
panas tertentu karena di dalam benda terkandung energi panas. Untuk
menaikkan suhu 200 g air, memerlukan energi panas yang lebih besar
daripada 100 g air. Pada suhu yang sama, zat yang massanya lebih besar
mempunyai energi panas yang lebih besar pula.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu
zat . secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur sushu benda tersebut. Jika suhunya tinggi
maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar . Begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Hubungan Antara Kalor Dan Perubahan Suhu
Secara alamiah kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi
ke benda yang bersuhu lebih rendah. Perpindahan kalor sering di ikuti oleh
kenaikan suhu benda. Apabila terjadi kenaikan suhu,jumlah kalor yang
diterima oleh benda selalu sebanding dengan kenaikkan suhu.

13
Banyak nya benda yang dipanaskan pada umumnya dinyatakan
dengan massa benda. Massa benda dilambangkan dengan m dengan satuan
kilogram (kg). maka, banyaknya kalor yang dibutuhkan (Q) sebanding
dengan masa benda .

Besarnya kalor (Q) yang diberikan pada sebuah benda sebanding dengan
kenaikan suhu benda itu (Δt). Dapat dituliskan:

Q ≈ Δt

Atau

Keterangan: Q = 𝒎. ∆T
Q = kalor(joule)
Δt = perubahan suhu (K) atau (°C)
Q = 𝒎. ∆T
Segelas air panas yang dicampurkan dengan segelas air dingin, akan
terasa hangat. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perpindahan kalor
dari air panas ke air dingin. Itulah sebabnya suhu air panas turun dan suhu
air dingin naik setelah keduanya bercampur. Pada proses pencampuran
tersebut,kalor yang dilepaskan air panas diserap oleh air dingin. Jadi
banyaknya kalor yang di lepaskan sama dengan banyaknya kalor yang
diserap. Pernyataan ini disebut Azaz Black yang secara matematis dapat
dituliskan:

Qlepas = Qterima

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikkan suhu?
2. Bagaimana hubungan antara masa zat dengan jumlah kalor?
3. Bagaimana cara menentukan kalor lebur es?

14
E. Hipotesis
Berikan jawaban anda terhadap masalah diatas
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

F. Alat Dan Bahan


1. Thermometer

2. Gelas beker 250 ml (sudah berisi air 250 ml)

3. Stopwatch (1 buah)

15
4. Timbangan ohauss 311 gram

5. Es batu

6. Heather

7. Minyak goreng

16
8. Calorimeter + pengaduk

G. Langkah Percobaan
Percobaan 1 . Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan
suhu ( ΔT)
1. Air dituangkan ke dalam gelas ukur secukupnya
2. Suhu awal air yang akan dipanaskan diukur
3. Air dipanaskan menggunakan heather
4. Penunjukan suhu diamati pada selang waktu tertentu (gunakan selang
waktu yang sama untuk setiap data), hasilnya dicatat pada tabel hasil
pengamatan.
5. Kegiatan yang sama dilakukan dengan suhu mula – mula yang berbeda
6. Waktu yang dibutuhkan setiap selang waktu kenaikan suhu dicatat ke
dalam tabel pengamatan

Percobaan 2 : hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q)
1. Isilah gelas beker dengan air sebanyak 100ml kemudian panaskan
2. Panaskan air selama beberapa menit ,catat kenaikan suhu air dengan
heather
3. Catat kenaikkan suhu
4. Gantilah air dengan minyak goreng sebanyak 100ml. lakukan seperti
langkah nomor 2.

Percobaan 3 :menentukan kalor lebur es


1. Memanaskan air dalam gelas kimia sampai suhunya mencapai sekitar 75

17
2. Menimbang kalorimeter kosong beserta pengaduknya

3. Memasukkan air panas kedalam kalorimeter, mengukur suhunya dan


menimbang untuk menentukan massa air panas + kalorimeter beserta
pengaduknya
4. Mengukur suhu es batu dan memasukkan es batu kedalam kalorimeter
yang berisi air panas, menutup dan mengaduk sejenak sampai semua es
batu mencair. Mengukur suhu es pada saat itu sebagai suhu campuran
kemudian menimbang massa campuran untuk menentukan massa es batu
5. Mencatat hasilnya pada tabel pengamatan

H. Hasil Percobaan
Tabel hasil percobaan 1
No Suhu Awal (𝑻𝒐 ) Lama Pemanasan Suhu Akhir (𝑇𝑐 )

18
Tabel hasil percobaan 2

Waktu yang diperlukan untuk menaikan


suhu
No Jenis Suhu Awal
Awal 1 menit 2 menit 3 menit

1 Air

2 Minyak

Tabel hasil percobaan 3


No Pengukuran Hasil pengukuran

1. Massa kalorimeter beserta pengaduknya

2. Massa kalorimeter+ pengauk + air panas

3. Suhu air panas dan kalorimeter

4. Suhu es batu

5. Suhu campuran

Massa kalorimeter + pengaduk + air panas


+air (es batu yang mencair)
6.

I. Analisis Data
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

19
J. Kesimpulan :
Apakah hipotesis mu dapat diterima ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

K. Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/WidyaFitriyani2/bab-i-71030217
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=LAPORAN+PRAKTIKUM+SUHU+DAN+KALOR+MENGGUNA
KAN++HEATHER

20
PRAKTIKUM III
Tekanan Hidrostatik

A. Stimulus
1. Apakah kalian pernah berenang hingga ke dasar kolam?
2. Apakah kalian tahu jika kebocoran berenang merupakan penerapan dari

tekanan hidrostatis?

3. Apakah kalian tahu jika pada saat berenang mempunyai tekanan?

B. Tujuan
1. Siswa dapat memahami materi Tekanan Hidrostatis.
2. Siswa dapat menentukan hubungan kedalaman dengan Tekanan
Hidrostatis.

C. Dasar Teori
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang dialami suatu bidang akibat
gaya yang disebabkan oleh zat cair yang diam. Besarnya tekanan hidrostatis
juga tergantung dari ketinggian zat cair, massa jenis zat cair, dan percepatan
gravitasi bumi. Akibat gaya gravitasi tersebut, berat partikel air akan
menekan partikel-partikel air dibawahnya akan saling menekan hingga ke
dasar air sehingga tekanan dibawah tersebut akan lebih besar dari tekanan
di atas.
Tekanan hidrostatis pada titik kedalaman berapapun tidak akan
dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air.
Tekanan hidrostatis tersebut akan menekan ke segala arah. Satuan tekanan
adalah Newton per meter kuadrat ( N/m²) atau Pascal ( Pa).
Rumus Tekanan hidrostatis :

P = ⍴.g. h

21
Untuk mencari selisih tekananya adalah :

∆P = ⍴.g. ∆h

Jika pengaruh tekanan udara luar diperhitungkan , maka tekanan totalnya


adalah :

P = P ₀ + ⍴.g. h

Dengan : P = tekanan hidrostatis


⍴ = massa jenis (kg/m³)
g = percepatan gravitasi (m/s²)
h = kedalaman zat cair (m)

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kedalaman (h) terhadap tekanan hidrostatik?
2. Apakah perbedaan ketinggian pada pipa U mempengaruhi tekanan
hidrostatiknya?

E. Hipotesis
Berikan jawaban sementara anda terhadap masalah di
atas!................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................

22
F. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia 1000 ml 1 buah.

2. Corong, 1 buah.

3. Selang penghubung 40 cm , 1 buah.

4. Mistar 30 cm, 1 buah.

23
5. Gelas ukur 260 ml, 1 buah.

G. Desain Alat

Gambar A Gambar B

1 5 1 5

2 3 2

v o 4
3
4
6

Percobaan Tekanan Hidrostatis

24
Keterangan :
1 = Papan tempat memasang pipa U
2 = Pipa U
3 = Selang penghubung
4 = Corong
5 = Mistar
6 = Gelas kimia berisi air

H. Langkah Percobaan
1. Tuangkan air ke dalam pipa U.
2. Tuangkan air ke dalam gelas kimia hingga terisi sekitar ¾ bagian.
3. Sambungkan salah satu ujung corong dengan selang, sementara ujung
satunya disambungkan dengan salah satu ujung pipa U.
4. Masukan corong ke dalam pipa gelas kimia hingga kedalaman tertentu
dari permukaan zat cair. perhatikan respon zat cair yang terjadi dalam
pipa U.
5. Ukur kedalaman corong tersebut dengan menggunakan mistar dan pada
saat bersamaan ukur perbedaan ketinggian zat cair pada pipa U.
Kemudian catat hasilnya pada tabel pengamatan
6. Lakukan kegiatan 5 dengan mengubah kedalaman corong sehingga
memperoleh data minimal 5 kali.

I. Hasil Percobaan
Massa jenis zat cair = 997 kg/m3
Massa jenis Tekanan Kedalaman
Percobaan ke -
zat cair (ρ) hidrostatik (Ph) zat cair (h)
1
2
3
4

25
5

J. Analisis Data
Hubungan antara kedalaman zat cair terhadap tekanan hidrostatik

No h (cm) Δy (cm)
1
2
3
4
5

K. Kesimpulan
1. Apakah hipotesamu dapat diterima?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………...........................................................................................
2. Apa kesimpulan yang kamu peroleh dari percobaan ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………............................................................................................
L. Daftar Pustaka

Herman, H. (2015). Pengembangan LKPD Tekanan Hidrostatik Berbasis


Keterampilan Proses Sains. Jurnal Sains dan Pendidikan
Fisika, 11(2), 120-131.

https://www.studiobelajar.com/tekanan-hidrostatis/

https://www.rumusrumus.com/tekanan-hidrostatis/

26
PRAKTIKUM IV
Resultan Gaya Sejajar

A. Stimulus
1. Apakah kalian pernah melihat timbangan bayi di posyandu?
2. Apakah kalian tahu jika prinsip kerja timbangan tersebut merupakan
penerapan dari prinsip kerja resultan gaya sejajar?
B. Tujuan
1. Menyelidiki hubungan lengan gaya terhadap posisi resultannya.
2. Mengamati dan memahami cara kerja resultan gaya sejajar.
C. Dasar Teori
Jika dua buah gaya dapat dipadukan menjadi sebuah gaya, sebaliknya
sebuah gaya dapat diuraikan menjadi dua buah gaya. Apakah kamu pernah
menggelindingkan sebuah kelereng di papan miring?

Gaya berat kelereng diuraikan oleh papan menjadi gaya yang sejajar dengan
papan yang menggerakkan kelereng dan gaya tegak lurus papan
menyebabkan kelereng tetap di papan.

Oleh karena itu, kelereng tetap menggelinding di papan. Jadi, sebuah gaya
yang bekerja pada sebuah bidang dapat diuraikan atas sumbu mendatar
(sumbu x) dan sumbu tegak (sumbu y).

Penguraian sebuah gaya tidak selalu bidang datar dan bidang tegak, tetapi
dapat juga garis kerja yang sembarang, asalkan garis kerja itu diketahui.
Misalnya, pada balok yang digantung.

Uraian gaya boleh diperbolehkan dengan menarik garis sejajar garis kerja
uraian gaya pertama ke garis kerja uraian gaya kedua dari ujung gaya yang
diuraikan.

Resultan gaya sejajar adalah gaya yang bisa mewakili sekumpulan gaya
sejajar serta mempunyai syarat:
1. Arah yang sama dengan semua gaya tersebut.

27
2. Besar sama dengan penjumlahan besar semua gaya.
3. Garis kerja yang dapat dicari berdasar syarat bahwa momen resultan
harus sama dengan penjumlahan momen setiap gaya.

Gaya-gaya sejajar F1 dan F2 dapat dibuat sumbu x yang tegak lurus


terhadap gaya-gaya dan titik O adalah titik sembarang yang dijadikan
resultan gaya:

R = ∑𝑭𝒚 = 𝑭𝟏 + 𝑭𝟐

Sedangkan resultan momennya terhadap titik O adalah :

∑𝝉𝟎 = 𝒙𝟏 𝑭𝟏 + 𝒙𝟐 𝑭𝟐

Dan jika x adalah jarak dari O ke garis kerja resultan, maka momen dari
resultan terhadap O adalah:

𝑹𝒙 = (𝑭𝟏 + 𝑭𝟐 ) 𝒙

Biasanya x dapat ditentukan dengan:

∑𝝉𝟎 = 𝑹𝒙

𝒙𝟏 𝑭𝟏 + 𝒙𝟐 𝑭𝟐 = (𝑭𝟏 + 𝑭𝟐 ) 𝒙

𝒙 = 𝑭𝟏 𝒙 𝟏 + 𝑭𝟐 𝒙 𝟐

𝑭𝟏 + 𝑭𝟐

Resultan dari sembarang gaya sejajar dapat ditentukan dengan cara yang
sama dengan besar resultannya:

R = ∑F

Dan jika gaya-gaya itu sejajar dengan sumbu y, maka koordinat x dari garis
kerjanya (resultan) adalah:

28
x = ∑Fx = ∑Fx

F R

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan lengan gaya terhadap posisi resultannya?
2. Bagaimana cara kerja resultan gaya sejajar?

E. Hipotesis
Berikan jawaban anda terhadap masalah diatas
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………..
F. Alat dan Bahan
1. Dasar Statif

2. Batang Statif Pendek dan Batang Statif Panjang

29
3. Balok Penahan (50,07 gram)

4. Beban 50,5 gram (dua buah), 50,7 gram, 50,05 gram, 50,055 gram

5. Katrol 50 mm (dua buah)

6. Benang

7. Batang Pensil Baru

30
8. Penggaris

Sumber: iptekindonesiaaef.blogspot.com

G. Langkah Percobaan
Setelah seluruh alat dan bahan disiapkan sesuai daftar di atas, maka:
a. Rakit statif sesuai gambar 1.

Gambar 1

b. Rakit balok penahan pada kedua ujung batang statif, kemudian pasang
katrol pada masing-masing balok penahan.
c. Ikatkan tali pada masing-masing ujung pensil, masing-masing ujung tali
yang lain diikatkan pada 1 beban, ikatkan tali ketiga secara kendur di
tengah-tengah pensil, ujung lainnya diikatkan pada 2 beban.
d. Pasang kedua benang pada katrol dan atur kedudukan kedua dasar statif
dan benang ketiga agar sistem seimbang dan ketiga benang sejajar.

31
e. Catat massa beban A, B, dan C ke dalam tabel. (Lihat gambar 2)

Gambar 2

f. Ukur panjang DE dan EF kemudian catat ke dalam tabel


g. Tambahkan 1 beban pada B dan 1 beban pada C
a. Ulangi langkah a sampai c dengan penambahan 1 beban.
b. Geser ikatan tali yang di tengah pensil (yang digantungi C) ke arah tali
B sehingga tercapai keadaan seimbang yang baru.
c. Ulangi langkah a dan b.

H. Hasil Percobaan
a. Catat hasil pengamatan pada tabel di bawah dan selesaikan isian
lainnya:
Tabel Hasil Pengamatan

F1 = Wa F2 = Wb F3 = Wc Panjang Panjang F1 F2
No. ma mb mc F1+F2
DE (m)
(ma . 𝑔) (mb . 𝑔) (mc . 𝑔) EF (m) (DE) (EF)

1.
2.

32
I. Analisis Data
1. Bagaimanakah hubungan nilai F1=F2 dengan F3?
2. Apabila arah F3 ke atas, apakah berlaku F1+F2 = F3?
3. Bagaimanakah hubungan F1 (DE) dengan F2(EF)?

J. Kesimpulan
Apakah hipotesis-mu dapat diterima?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………..

K. Daftar Pustaka
http://pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/PETUNJUK%20PRAKTIK
UM%20FISIKA%20DASAR%201.pdf
https://fatimahalamalik.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-fisika-resultan-
gaya.html?m=1
https://www.berpendidikan.com/2015/12/pengertian-gaya-dan-macam-macam-
gaya-beserta-contoh-dan-rumus-gaya.html

33
PRAKTIKUM V
Pembiasan Dan Pemantulan Gelombang

A. Stimulus
1. Pernahkah kamu memperhatikan kran air yang meneteskan air ke
permukaan bak mandi?
2. Tahukah kamu bahwa ketika riak air menyentuh sisi kolam riak airnya
akan terpantul merupakan salah satu sifat gelombang?

B. Tujuan
1. Mengetahui cepat rambat gelombang yang terjadi
2. Mengamati sifat-sifat gelombang
3. Mengerti dan memahami perbedaan sifat-sifat gelombang

C. Dasar Teori
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu
gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Pada prinsipnya gelombang
terbentuk karena adanya rambatan dari energi getaran. Setiap gelombang
(mekanik dan elektromagnetik) pada dasarnya memiliki sifat-sifat.
Gelombang mekanik maupun gelombang elektromagnetik mempunyai
sifat-sifat gelombang yang sama yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dapat
dibiaskan (refraksi), dapat saling berinterferensi (memadukan), dan
mengalami difraksi (pelenturan), dispersi, dan polarisasi.
Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola gelombang. Frekuensi (f) adalah ukuran jumlah putaran ulang
per peristiwa dalam sedetik dengan satuan Hertz (Hz). Periode adalah waktu
yang diperlukan untuk membentuk sebuah gelombang dalam satuan detik.
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam
waktu satu detik.

𝒗= 𝝀×𝒇

34
𝝀
𝒗=
𝑻

Keterangan:

V = Cepat rambat gelombang (m/s)

λ = Panjang gelombang (m)

f = Frekuensi

T = Periode

D. Rumusan Masalah
1. Berapakah cepat rambatnya?
2. Bagaimakah gelombang bisa terbentuk?
3. Bagaimanakah bentuk gelombang berdasarkan sifat-sifatnya?

E. Hipotesis
Berikan jawaban anda terhadap masalah diatas.
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................

F. Alat-alat Yang Digunakan


1. Sebuah tangki riak
2. Pembias
3. Pembangkit riak
4. Pipa pembangkit gelombang lingkaran
5. Pembangkit gelombang datar
6. Dudukan pipa pembangkit gelombang
7. Sambungan selang T
8. Keping penghalang pendek

35
9. Keping penghalang panjang
10. Keping penghalang melengkung
11. Cermin pemantul
12. Layar Translusen
13. Selang plastik Ø 5mm, p = 40 cm
14. Selang plastik Ø 5mm, p = 100 cm
15. Power supply 12V DC
16. Mistar
17. Stopwatch

G. Prosedur Percobaan
Aturlah alat seperti pada Gambar

36
Sumber: Foto pribadi

1. Persiapan
Pastikan power supply dalam keadaan mati
a. Posisikan tangki riak sejajar dengan meja dan pastikan tidak
miring.
b. Membersihkan dan isi tangki air (ripple tank) dengan air sampai
menutupi permukaan tangki air sampai setinggi 1 s.d 2 cm (pastikan
pipa pembuangan sudah dalam keadaan tertutup).
c. Memasang pipa pembangkit getaran pada dudukannya sampai
menyentuh permukaan air dan sambungkan pipa pembangkit
getaran ke pembangkit getaran dengan selang.
d. Sebelum menyalakan power supply gunakan teganggan 12v dan
atur pembangkit tegangan dengan amplitudo medium.
2. Cepat Rambat Gelombang
a. Pasangkan pipa pembangkit gelombang lingkaran pada dudukan.
b. Atur frekuensi pada keadaan minimal.
c. Hitung banyaknya gelombang (n) dalam 1 menit, ulangi sebanyak
5x dan catat kedalam tabel seperti berikut.
Banyak Frekuensi
Waktu Periode
No. Gelombang 𝑛 𝑡
(t) 𝑓= 𝑇=𝑛
(n) 𝑡
1.

37
2.
3.
4.
5.
Σ

d. Kemudian hitung panjang sebuah gelombangnya dengan mistar,


ulangi sebanyak 5x
e. Ulangi langkah b pada frekuensi medium dan maksimal.

3. Sifat-sifat Gelombang
a. Pasangkan pipa pembangkit gelombang lingkaran pada dudukan.
b. Atur frekuensi medium.
c. Cobalah secara bergantian meletakan, keping penghalang pendek,
keping penghalang panjang, keping penghalang melengkung di
tangki riak dan amati dan gambarkan gelombangnya.
d. Letakan pembias pada tangki riak lalu amati dan gambarlah
gelombangnya.
e. Kemudian cobalah memasang 2 buah pipa pembangkit gelombang
pada dudukan tanpa penghalang, lalu amati dan gambarkan
gelombangnya.

38
H. Hasil Percobaan
1. Buat dalam 3 keadaan frekuensi minimum, medium, dan maksimum.
Banyak Frekuensi
Waktu Periode
No. Gelombang 𝑛 𝑡
(t) 𝑓= 𝑇=𝑛
(n) 𝑡
1.
2.
3.
4.
5.
Σ
2. Gambar-gambar sifat gelombang berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan.

I. Analisis Data
1. Berdasarkan persamaan berikut.
𝜆
𝑣 = 𝜆. 𝑓 =
𝑇
Hitunglah cepat rambatnya dalam keadaan minimum, medium, dan
maksimum.
Cepat Rambat
Panjang Gelombang Frekuensi
No. Gelombang
(m) (Hz)
(m/s)
1.
2.
3.

2. Analisiskan gambar gelombang yang terbentuk berdasarkan percobaan


yang telah dilakukan.

39
J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
………………………………………………………………………………
………………………………………............................................................

K. Daftar Pustaka
Trimayanti, Estri., Amirudin, Dessy., Zahara, Maya R., Wungu, Triarti
D.K., Suprijadi. (2017). Penentuan Cepat Rambat dengan Variasi
Massa Sumber Getar dan Pola Interferensi dengan Variasi Jarak Antar
Celah dari Gelombang Air pada Tangki Riak. Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Firdaus., Syifa, Almira., Saturrohmah, Ani. (2016). Analisis Sifat
Gelombang Pada Fluida Dengan Tangki Riak. Universitas Sains Al-
Qur’an. Jawa tengah, Wonosobo.

40
BIODATA PENULIS

Edwin Maulana Saputra, mahasiswa


Universitas Indraprasta PGRI Jakarta yang
lahir di Jakarta, 28 Juli 1997

Ikhda Reviani Alya Dimas, mahasiswi


Universitas Indraprasta PGRI Jakarta yang
lahir di Tegal , 28 Mei 1998

Nia Kurniawati, mahasiswi Universitas


Indraprasta PGRI Jakarta yang lahir di
Bogor, 05 Desember 1998

Putri Rahayu, mahasiswi Universitas


Indraprasta PGRI Jakarta yang lahir di
Jakarta, 16 Mei 1998

Nabilah Maulida Khonsa, mahasiswi


Universitas Indraprasta PGRI Jakarta yang
lahir di Bogor, 21 Juli 1997

41

Anda mungkin juga menyukai