FISIKA DASAR 2
“ KIRCHOFF DAN THEVENIN ”
Disusun oleh :
Nama : Revinda Azzalia Putri Wijaya
NIM : 022000030
Prodi : Elektronika instrumentasi
Dosen pengampu : Ayu Jati Puspitasari M,Si.
1. Hukum Kirchoff I
Bunyi hukum kirchoff I “ Jumlah aljabar dari arus yang
menuju/ masuk dengan arus yang meninggalkan/keluar pada satu
titik sambungan/cabang sama dengan nol “.
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan
listrik yang menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang ada
pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam
suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk
pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik
yang ke luar percabangan itu.
2. Hukum Kirchoff II
Bunyi hukum kirchoff II “ Di dalam satu rangkaian listrik
tertutup jumlah aljabar antara sumber tegangan dengan kerugian-
kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang
diterapkan dalam suatu rangkaian tertutup. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik)
sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop)
sma dengan nol.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami teori Kirchoff dan Thevenin
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan yang
bersangkutan dengan teori Kirchoff dan Thevenin
3. Mahasiwa dapat menggunakan teori-teori Kirchoff dan
Thevenin.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui mengenai hukum arus Kirchoff (KCL)
2. Dapat mengetahui mengenai hukum tegangan Kirchoff
(KVL)
3. Dapat mengetahui mengenai teori Thevenin
BAB II
DASAR TEORI
∑ 𝑖𝑛 = 0
𝑛=1
(1)
Dimana N merupakan jumlah cabang yang terkoneksi pada titik
node dan in adalah arus ke n yang masuk (atau keluar) dari titik
node.
IT + I2 = I2+I3 (5)
IT = I1-I2+I3
∑ 𝑉𝑚 = 0
𝑚=1
(6)
Dimana M adalah jumlah tegangan yang ada pada untai
tertutup (atau jumlah cabang yang ada pada untai tertutup) dan 𝑣𝑚
merupakan tegangan ke-m. perhatikan gambar dibawah ini,
terdapat lima sumber tegangan yang dapat dituliskan seperti
persamaan (6) dan (7)
− 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 − 𝑉4 + 𝑉5 = 0 (7)
𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 = 𝑉1 + 𝑉5 (8)
Gambar 4. Rangkaian loop tertutu
∑ 𝐸 + ∑(𝐼𝑅) = 0 (9)
𝐸𝑇ℎ
𝐼𝐿 = 𝑅𝑇ℎ+𝑅𝐿 (11)
𝐸𝑇ℎ
𝑉𝐿 = 𝑅𝐿𝐼𝐿 𝑉𝑇ℎ (12)
𝑅𝑇ℎ+𝑅𝐿
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Mulai Selesai
Mengulangi Langkah 2
Membuat Rangkaian
Dengan Tegangan yang
Gambar 7
Berbeda
Mulai Selesai
Mengulangi Langkah 2
Saklar S ditutup Dengan Tegangan yang
Berbeda
Mengatur Keluaran
Mencatat Hasil
Power Supply
Mengamati Penunjukkan
Amperemeter dan
Tegangan
3.3.3 Diagram Alir Tegangan Thevenin
Mulai
Selesai
Membuat Rangkaian
Membandingkan
Gambar 9
Hasil
Mengatur
Mencatat Besar
Tegangan E
Arus
Mencatat Besar
Membuat Rangkaian
Arus
Gambar 11
RL dihubung
Menentukan
pendekkan
RThevenin
Membuka S
Melepaskan
Hubungan
Membuat
Rangkaian 10 Mengukur
Vxy=Vo
Saklar S ditutup
Saklar S ditutup
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
VDC power 2V 4V 6V 9V
supply
IR3 7.5 mA 14 mA 22,5 mA 37,5 mA
IR2 5 mA 8,5 mA 13,5 mA 22 mA
IR1 3 mA 6 mA 9 mA 15 mA
I 14,5 mA 27,5 mA 45 mA 72,5 mA
∑I 15,5 mA 28,5 mA 45 mA 74,5 mA
(IR1+IR2+IR3)
1 1 1 1
= + +
𝑅. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1
= + +
220 330 470
9,89
=
1020
1020
𝑅. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
9,89
𝑅. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 103,134 Ω
Menghitung I total dan IR1,IR2,IR3
1. Untuk VDC = 2V
- IR1 = V/R1 = 2V/220 Ω = 9,1 mA
- IR2 = V/R2 = 2V/330 Ω = 6,06 mA
- IR3 = V/R3 = 2V/470 Ω = 4,25 mA
- R.total = 103,134 Ω
𝑉 2𝑉
- 𝐼. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 103,34 Ω = 19,41 𝑚𝐴
- ∑I = IR1+IR2+IR3 = 19,41 mA
2. Untuk VDC = 4V
- IR1 = V/R1 = 4V/220 Ω = 18,18 mA
- IR2 = V/R2 = 4V/330 Ω = 12,12 mA
- IR3 = V/R3 = 4V/470 Ω = 8,5 mA
- R.total = 103,134 Ω
𝑉 4
- 𝐼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 103,134 Ω = 38,8 𝑚𝐴
- ∑I = IR1+IR2+IR3 = 38,8 mA
3. Untuk VDC = 6V
- IR1 = V/R1 = 6V/220 Ω = 27,27 mA
- IR2 = V/R2 = 6V/330 Ω = 18,18 mA
- IR3 = V/R3 = 6V/470 Ω = 12,76 mA
- R.total = 103,134 Ω
𝑉 6𝑉
- 𝐼. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 103,34 Ω = 58,2 𝑚𝐴
- ∑I = IR1+IR2+IR3 = 58,2 mA
4. Untuk VDC = 9V
- IR1 = V/R1 = 9V/220 Ω = 41 mA
- IR2 = V/R2 = 9V/330 Ω = 27,27 mA
- IR3 = V/R3 = 9V/470 Ω = 19,1 mA
- R.total = 103,134 Ω
𝑉 9𝑉
- 𝐼. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 103,34 Ω = 87,3 𝑚𝐴
- ∑I = IR1+IR2+IR3= 87,3 mA
1. Untuk VDC = 2V
15,5 𝑚𝐴 − 19,41 𝑚𝐴
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
19,41 𝑚𝐴
= 20,14 %
2. Untuk VDC = 4V
28,5 𝑚𝐴 − 38,8 𝑚𝐴
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
38,8 𝑚𝐴
= 26,5 %
3. Untuk VDC = 6V
45 𝑚𝐴 − 58,2 𝑚𝐴
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
58,2 𝑚𝐴
= 22,7 %
4. Untuk VDC = 9V
74,5 𝑚𝐴 − 87,3 𝑚𝐴
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
87,3 𝑚𝐴
= 14,67 %
Menghitung VR1,VR2,VR3
Sehingga didapatkan
Sehingga didapatkan
Sehingga didapatkan
- VR1 = I x R1 = 8,82 mA x 220 Ω
= 1,93 V
- VR2 = I x R2 = 8,82 mA x 330 Ω
= 2,9 V
- VR3 = I x R3 = 8,82 mA x 470 Ω
= 4,13 V
- ∑V = VR1+VR2+VR3 = 8,96 V
Sehingga didapatkan
1. Untuk VDC = 4V
3,8𝑉 − 3,98𝑉
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
3,98𝑉
= 4,5 %
2. Untuk VDC = 6V
5,6𝑉 − 5,99𝑉
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
5,99𝑉
= 6,5 %
3. Untuk VDC = 9V
8,6𝑉 − 8,96𝑉
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
8,96𝑉
=4%
4. Untuk VDC = 12V
11,5𝑉 − 11,98𝑉
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
11,98𝑉
=4%
Menghitung VTh
𝑅2
𝐸=( ) 𝑥 𝑉𝑡ℎ
𝑅1 + 𝑅2
𝑅2
𝑉𝑡ℎ = ( )𝑥 𝐸
𝑅1 + 𝑅2
1,2𝑘Ω
𝑉𝑡ℎ = ( ) 𝑥 30𝑉
3,3𝑘Ω + 1,2kΩ
1,2𝑘Ω
𝑉𝑡ℎ = 𝑥 30𝑉
4,5𝑘Ω
36000
𝑉𝑡ℎ = = 8𝑉
4500
Menghitung Rth
𝑅2 𝑥 𝑅1
𝑅𝑡ℎ = 𝑅𝐿 + ( )
𝑅2 + 𝑅1
1200Ω 𝑥 3300Ω
𝑅𝑡ℎ = 470Ω + ( )
1200Ω + 3300Ω
3960000Ω
𝑅𝑡ℎ = 470Ω + ( )
4500Ω
Menghitung IL
1. Untuk RL = 470 Ω
𝑉𝑡ℎ
𝐼𝐿 = ( )
𝑉𝑡ℎ + 𝑅𝐿
8𝑉
𝐼𝐿 = ( )
1350Ω + 470Ω
8𝑉
𝐼𝐿 = ( ) = 4,4 𝑚𝐴
1820Ω
2. Untuk RL = 1800Ω
𝑉𝑡ℎ
𝐼𝐿 = ( )
𝑉𝑡ℎ + 𝑅𝐿
8𝑉
𝐼𝐿 = ( )
1350Ω + 1800Ω
8𝑉
𝐼𝐿 = ( ) = 2,53 𝑚𝐴
3150Ω
3. Untuk RL = 470 Ω
𝑉𝑡ℎ
𝐼𝐿 = ( )
𝑉𝑡ℎ + 𝑅𝐿
8𝑉
𝐼𝐿 = ( )
1350Ω + 3000Ω
8𝑉
𝐼𝐿 = ( ) = 1,84 𝑚𝐴
4350Ω
Menghitung Nilai Error
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) = | | 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum yang dilakukan dengan judul Rangkaian Kirchoff dan
Thevenin merupakan suatu percobaan mengenai pembuktian hukum kirchoff
serta teori thevenin. Percobaan ini dibagi menjadi 2 yaitu :
Percobaan pertama yaitu dengan hukum kirchof 1 , diketahui bahwa dari
hasil pengukuran bahwa arus yang di hasilkan sama atau mendekati
dengan arus totalnya. Tetapi pada saat perhitungan nilai teori hasilnya
berbeda dengan nilai percobaan hal tersebut disebabkan karena :
1. Pada saat praktiku, praktikan kurang pas dalam memasukkan
colokan yang ada pada board dan yang ada dimultimeter
2. Terdapat nilai toleransi pada resistor
Selanjutnya adalah percobaan yang terakhir, yakni percobaan Thevenin.
Pada rangkaian kompleks, dilakukan pengukuran arus dan tegangan
awal, didata dengan 𝐼o dan 𝑉o. Sehingga dapat ditentukan besarnya 𝑅th
(hambatan thevenin). Hambatan Thevenin tersebut dapat dihitung
dengan cara mengukur arus terlebih dahulu, lalu melepaskan 𝑅𝐿 dan
dihasilkan 𝑉o. Namun terdapat perbedaan antara nilai percobaan dengan
nilai yang diperoleh dari perhitungan atau nilai teori, dengn selisih yang
sedikit jauh. Adanya selisih tersebut dikarenakan :
1. Adanya hambatan dalam pada alat elektronika yang digunakan
dalam praktikum sehingga menampilkan hasil yang tidak
akurat.
2. Pada kesalahan pembacaan ohmmeter untuk menentukan
besarnya tahanan thevenin.
3. Kemungkinan I total dan tegangan (E) yang tidak pas, sehingga
dapat juga menyumbangkan nilai error
Perbedaan tersebut juga memengaruhi hasil dari 𝐼𝐿. Namun, dari data
pada praktikum didapat ditarik kesimpulan bahwa nilai dari arus untuk
masing-masing hambatan pada rangkaian kompleks, nilainya hampir
sama dengan menggunakan rangkaian Thevenin, sehingga hasil dari hasil
pengukuran dapat menjadi tolak ukur bahwa percobaan yang dilakukan
sudah sesuai dengan teori.
Dengan catatan, bahwa pada dasarnya nilai error tidak sampai 5%,
namun dalam perhitungan yang telah dilakukan, nilai errornya melebihi
5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ada kesalahan
dari praktikan ataupun alatnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum mengenai rangkaian kirchoff dan thevenin di
atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Teori Kirchoff dibagi menjadi 2 yaitu Kirchoff’s Current Law (KCL) dan
Kirchoff’s Voltage Law (KVL)
2. Pada Kirchhoff’s current law (KCL) menyatakan bahwa “jumlah kuat arus
listrik yang masuk pada suatu titik simpul (atau loop tertutup) adalah nol”.
Dan menggunkan rangkaian pararellel
3. Pada Kirchhoff’s voltage law (KVL) menyatakan bahwa “jumlah aljabar
seluruh tegangan pada untai tertutup adalah nol”. DAN menggunkan
rangkaian seri.
4. Pada Teori Thevenin menggunakan rangkaian seri dan paralel untuk
menyelesaikannya.
5. Pada percobaan hukum kirchoff terdapat perbedaan perhitungan nilai teori
dan nilai percobaan hal tersebut disebabkan karena :
Pada saat praktiku, praktikan kurang pas dalam memasukkan
colokan yang ada pada board dan yang ada dimultimeter
Terdapat nilai toleransi pada resistor
6. Pada percobaan teori thevenin terdapat perbedaan perhitungan nilai teori
dan nilai percobaan hal tersebut disebabkan karena :
Adanya hambatan dalam pada alat elektronika yang digunakan
dalam praktikum sehingga menampilkan hasil yang tidak akurat.
Pada kesalahan pembacaan ohmmeter untuk menentukan besarnya
tahanan thevenin.
Kemungkinan I total dan tegangan (E) yang tidak pas, sehingga
dapat juga menyumbangkan nilai error
5.2 Saran
(1) Alexander, Charles K., Sadiku, Matthew N.O. 2009. Fundamental of Electric Circuit 4th
Edition. New York: McGraw-Hill Companies.
(2) Puspitasari, Ayu Jati. 2019. Rangkaian Kirchoff dan Thevenin, Petunjuk Praktikum Fisika
Dasar II. Yogyakarta: STTN BATAN, Elektronika Instrumentasi.
(3) Nilsson, James W., Riedel, Susan A. 2008. Electric Circuits 8th Edition. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
LAMPIRAN