Anda di halaman 1dari 11

TUGAS VI

Administrasi dan Supervisi Pendidikan 


Administrasi Keuangan Sekolah

Dosen Pengampu:
Dra. Anisah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Azahra Hardi Cusinia
19006069
Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2020
ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH
A. Pengertian Administrasi Keuangan Sekolah
Menurut asal katanya, administrasi berasal dari bahasa latin
administrate yang berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Dari perkataan
itu terbentuk kata benda administratio dan kata sifat administrativus yang
kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris administration. Perkataan itu
selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.
Administrasi dalam arti sempit, diambil dari istilah Belanda yaitu
administratie yang berarti setiap penyusunan keterangan-keterangan secara
sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk
memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam
keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain. Sedangkan
administrasi dalam arti luas, Administrasi adalah segenap proses
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu. Adapun administrasi secara arti luas yang kami
fahami adalah proses kerja sama antara dua orang atau lebih berdasarkan
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. 
Sedangkan keuangan adalah merupakan hasil dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 

 Administrasi keuangan dalam arti sempit, yaitu segala pencatatan masuk


dan keluarnya keuangan untuk membiayai suatu kegiatan organisasi kerja
yang berupa tata usaha atau tata pembukuan keuangan.

 Administrasi keuangan menurut arti luas, yaitu kebijakan dalam


pengadaan dan penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan
organisasi kerja yang berupa kegiatan perencanaan, pengaturan
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan.
Maka dapat disimpulkan Administrasi keuangan sekolah adalah
sebagai tata penyelenggaraaan keuangan dalam pelaksanaan anggaran belanja
di sekolah. 
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. 
Menurut Suad Husnan, bahwa manajemen keuangan adalah
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan
merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen keuangan
adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana. 
Administrasi keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh,
dan pembiayaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah. 
Biaya operasional sekolah terdiri dari biaya untuk belajar mengajar,
gaji dan honorarium guru dan pegawai TU, alat tulis kantor (ATK),
pemeliharaan dan rehabilitasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya. 
Pengelolaan pembiayaan dan pendanaan diawali dengan perencanaan
yang sesuai dengan kebutuhan. Prinsip efektifitas dan efesiensi menjadi dasar
yang kuat yang memungkinkan pengelolaan keuangan digunakan secara
bertanggung jawab.
Pembiayaan dan pendanaan yang diperoleh dan dimiliki sekolah harus
menunjukkan penggunaan skala prioritas, terutama untuk: peningkatan
kompetensi guru, penyelenggaraan proses pembelajaran, pengadaan sarana
dan prasarana utama, pemeliharaan sarana dan prasarana yang tersedia, dan
lain sebagainya. 
Pendapat kami bahwa administrasi atau manajemen keuangan sekolah
ini adalah segala hal yang bersangkut paut dengan yang namanya uang,
dimana hal ini merupakan sesuatu yang amat penting dalam sebuah organisasi,
lembaga atau instansi. Masalah keuangan ini merupakan hal yang amat
sensitif, karena banyak penyelewengan yang dilakukan dilatarbelakangi oleh
uang. Jadi, manajemen keuangan sekolah mencakup segala hal mengenai uang
dan permasalahannya yang ada di sebuah sekolah.
B. Perencanaan Keuangan Sekolah
Perencanaan atau planning sebagaimana dikatakan oleh Luther
M.Gulick: “Planning that is working out broad outline the things that need to
be done and the methods for doing them to acomplish the purpose set for
enterprise”. Perencanaan adalah aktivitas atau kegiatan menyusun garis-garis
besar yang luas tentang hal-hal yang akan dikerjakan dan cara-cara
mengerjakannya untuk mecapai tujuan tertentu. Perencanaan dapat diartikan
sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada
masa yang akan datang untk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun rencana
keuangan sekolah sebagai berikut. 
1. Perencanaan harus realistis
Perencanaan harus mampu menilai bahwa alternatif yang dipilih sesuai
dengan kemampuan sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana, maupu waktu.
2. Perlunya koordinasi dalam perencanaan
Perencanaan harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/
volume kegiatan sekolah yang kompleks.
3. Perencanaan harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi
Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa berbagai
kemungkinan yang terbaik dalam menyususn perencanaan.
4. Perencanaan harus fleksible (luwes)
Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang
tidak diperhatikan sebelumnya tanpa harus membuat revisi.
5. Perencanaan yang didasarkan penelitian
Perencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu data yang lengkap
dan akurat melalui suatu penelitian.
6. Perencanaan akan menghindari under dan over planning
Perencanaan yang baik akan menentukan mutu kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan. Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) pada dasarnya memuat tentang berbagai program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan sekolah, serta keuangan untuk membiayai
program tersebut selama 1 tahun anggaran. Penyusunan RAPBS dapat
menempuh beberapa langkah. Sutisna 1989 menyatakan langkah dimaksud
sebagai berikut:
a. Penetapan Tujuan; perumusan tujuan adalah suatu keharusan dalam
penyusunan anggaran yang efektif
b. Penjabaran tujuan kedalam program pendidikan
c. Penentuan sumber daya manusia dan materil yang berimplementasikan
program-program pendidikan yang ditetapkan. Pada tahap ini mesti
ada gambaran yang jelas mengenai: 

 Jumlah staff dan kemampuan-kemampuan

 Gedung dan fasilitas fisik

 Perlengkapan dan perbengkelan

 Pelayanan bantuan, operasi dan pemeliharaan

 Pelayanan administratif

 Pembuatan perkiraan anggaran belanja dengan teliti. 

Menurut kami disini, segala sesuatu itu butuh perencanaan yang


matang, apalagi ini hal yang menyangkut masalah keuangan. Butuh perhatian
yang ekstra serta perencanaan yang amat hati-hati dalam mengurusnya. Selain
itu, dengan dilakukannya perencanaan yang matang maka, tujuan yang telah
ditentukan atau disepakati bersama akan tercapai. Oleh karena itu, amat
pentinglah sebuah perencanaan ini untuk mencapai tujuan yang kita inginkan
bersama.
C. Pengelolaan Keuangan Sekolah
1. Pengertian
Pengertian pengelolaan keuangan sekolah cenderung dibatasi pada
ruang lingkup yang lebih sempit, yaitu pencatatan uang masuk dan uang
keluar. Dalam arti luas pengelolaan keuangan sekolah mencakup kegiatan
perencanaan penggunaan, pencatatan, pelaporan, dan pertanggung jawaban
keuangan sekolah yang sudah dialokasikan untuk pembiayaan kegiatan
sekolah selama periode tertentu. 
2. Prinsip-prinsip pengelolaan administrasi keuangan sekolah
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas
juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing
prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
a. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu
kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang
transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan
lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah
dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.
Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal
balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga
sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di
dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua
warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran
pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan
pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga
bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah
uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk
apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan
orang tua siswa terhadap sekolah. 
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang
lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah ,
(2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi
untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah
dan pelayanan yang cepat.
c. Efektivitas 
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Garner (2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam
lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan
tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan
pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative
outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.
Efficiency ”characterized by quantitative outputs”. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out
put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga,
pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal: 

 Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya

Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu,


tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil
yang ditetapkan.

 Dilihat dari segi hasil

Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan


waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-
banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Pendapat kami, dalam sebuah administrasi keuangan tentu ada
pengelolaan keuangan termasuk masalah uang keluar dan uang masuknya.
Dalam pengelolaan keuangan ini, butuh seseorang yang ahli dan dapat
dipercaya sehingga tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan seperti yang
kita dengar akhir-akhir ini. Apabila segala sesuatu direncanakan dengan baik
kemudian dikelola oleh orang yang tepat, maka tujuan akhir pun akan trcapai
dengan baik.
D. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
1. Kekuasaan Keuangan 
a. Penguasaan Umum.
Dalam kekuasaan umum dikenal dua pejabat, yaitu: 

 Otorisator, yaitu pejabat yang memiliki hak untuk mengambil


tindakan membawa akibat pengeluaran dan penarikan anggaran.
Seperti Rektor.

 Ordonator, penguasa sekunder yang memegang kekuasaan


dalam pengurusan keuangan.ordonator mengambil tindakan
yang mengakibatkan masuknya keuangan dan mengeluarkan
keuangan Negara.
b. Penguasaan Khusus
Yakni orang-orang yang ditunjuk secara khusus untuk menangani
khusus penerimaan dan pengeluaran uang saja (bendaharawan).
2. Pengurusan Keuangan 
a. Pengajuan Anggaran(DUK)
Di tiap unit kerja harus terlebih dahulu mengajukan DUK (Daftar
Usulan Keuangan) yang nantinya akan dipakai sebagai dasar untuk
penentuan besar kecilnya rencana anggaran. 
b. Pengambilan/perelaian anggaran/ dropping
Untuk dapat memperoleh uang pembayaran, terlebih dahulu harus
mengajukan SPU (Surat Permintaan Uang) yang berlaku untuk tiap
triwulan, yangharus dilengkapi dengan:

 Rencana pengeluaran riil yang diperlukan

 SPJ pada bulan yang lalu. 

 Pengambilan uang dilakukan oleh bendaharawan atas perintah


ordonator.
Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber
pemberi dana maupun kepada personil sekolah untuk dapat diketahui
bersama. Hal ini perlu dilakukan mengingat “keuangan” merupakan hal
yang sangat sensitif. Ketidakjelasan laporan pertanggung jawaban
keuangan sekolah akan menambah anggapan negatif terhadap kepala
sekolah dalam hal penyelenggaraan keuangan sekolah yang tidak tertib.
Pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dicapai apakah
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan atau belum sesuai, hal ini
sangat penting karena dengan mengetahui hal tersebut dapat diambil
tindakan sesuai tingkap capaian tersebut. Proses uni menyangkut
pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau
penyerahan kepada pihak yang berwenang. Pertanggung jawaban tersebut
dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan triwulan kepada : (1)
Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota dimana sekolah itu berada. (2)
Kepala Kantor KPN; dan (3) pihak pemberi dana baik Depdiknas maupun
provinsi sesuai dengan progrbaik Depdiknas maupun provinsi sesuai
dengan program yang disetujui dan anggaran yang diditerima. Bentuk
pertanggung jawaban yang dikenal dengan UYHD (Uang Yang Harus
Dipertanggungjawabkan) dilaporkan setiap bulan kepada pemerintah
melalui pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketetapan waktu. 
Menurut kami, adanya penanggung jawab masalah ini akan
mempermudah banyak orang untuk bertanya jika ia tidak paham.
Kemudian, keuangan itu akan terlihat transparan jika ada yang
bertanggung jawab sehingga ia benar-benar bertanggung jawab atas
keuangan ini. Kebanyakan orang sekarang lebih suka di awal mengatakan
bertanggung jawab, setelah ia mendapatkan apa yang diinginkannya atau
maksud terselebungnya, maka ia lepas tangan dan tidak mau bertanggung
jawab atas apa yang diembankan kepadanya. Untuk itu, pilihlah orang-
orang yang akhlak dan moralnya baik serta ahli dalam hal keuangan ini,
sehingga KKN itu dapat diberantas.
REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan : Materi Pelatihan
Terpadu untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat
Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama. 
Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).
Jakarta : Rineka Cipta
Manullang, M..1990. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Munajat, Nur. Hand Out Mata Kuliah Administrasi pendidikan.
Siahaan, Amiruddin dan Wahyuli Lius Zen. 2010. Administrasi Pendidikan.
Bandung : Citapustaka Media Perintis
Sutarsih, Cicih.Tanpa tahun. Administrasi Keuangan Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai