Anda di halaman 1dari 4

Resume Materi

Dasar-Dasar Ilmu Politik


BAB VII
FEDERALISME : PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT TINGKAT

Nama : Mensen Gerk


NIM : E1112211016
Progam Studi : Hubungan Internasional
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik

Secara visual nampaklah bahwa kekuasaan itu dapat di bagi dengan dua cara yaitu secara
vertikal yang artinya pembagian kekuasaan menurut tingkatnya dan dalam hal ini yang
dimaksud ialah pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Dan secara
horizontal yang mana pembagian kekuasaan menurut fungsinya.
PERBANDINGAN KONFEDERASI, NEGARA KESATUAN, NEGARA FEDERAL
Persoalan sifat kesatuan atau sifat federal dari sesuatu negara sesungguhnya merupakan
bagian dari suatu persoalan yang lebih besar, yaitu persoalan integrasi dari golongan-
golongan yang berada di dalam sesuatu wilayah. Integrasi itu dapat diselenggarakan secara
minimal (yaitu dalam suatu konfederasi) atau dapat pula diselenggarakan secara maksimal.
Di dalam teori kenegaraan persoalan tersebut menyangkut persoalan mengenai bentuk
negara, dan persoalan negara bersusun.
A. Konfederasi
Menurut L. Oppenheim suatu "konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat penuh
yang untuk mempertahankan kemerdekaan ekstern dan intern, bersatu atas dasar perjanjian
internasional yang diakui dengan menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan tersendiri
yang mempunyai kekuasaan tertentu terhadap negara anggota konfederasi, tetapi tidak
terhadap warga negara. Kekuasaan alat bersama itu sangat terbatas dan hanya mencakup
persoalan-persoalan yang telah ditentukan. Negara-negara yang tergabung dalam konfederasi
itu tetap merdeka dan berdaulat, sehingga konfederasi itu sendiri pada hakekatnya bukanlah
merupakan negara, baik ditinjau dari sudut ilmu politik maupun dari sudut hukum
internasional, Kesemua hal tersebut, menunjukkan lemahnya konfederasi sebagai suatu ikatan
kenegaraan dan merupakan ikatan tanpa kedaulat an.
B. Negara Kesatuan
Menurut C.F. Strong negara kesatuan ialah bentuk negara di mana wewenang legislatif
tertinggi dipusatkan dalam satu badan legislatif nasional/pusat. Kekuasaan terletak pada
pemerintah pusat dan tidak pada pemerintah daerah, Pemerintah pusat mempunyai wewenang
untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi
pada tahap terakhir kekuasaan tertinggi tetap di tangan pemerintah pusat. Jadi kedaulatannya,
baik kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar, sepenuhnya terletak pada pemerintah
pusat. ciri mutlak yang melekat pada negara kesatuan, yaitu: (1) adanya supremasi dari
dewan perwakilan rakyat pusat dan (2) tidak adanya badan-badan lainnya yang berdaulat.
C. Negara Federal
menurut C.F. Strong salah satu ciri negara federal ialah bahwa ia mencoba menyesuaikan dua
konsep yang sebenamya bertentangan, yaitu kedaulatan negara federal dalam keseluruhannya
dan kedaulatan negara-bagian dan menurut K.C. Wheare, prinsip federal ialah bahwa
kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerintah federal dan pemerintah negara bagian
dalam bidang-bidang tertentu adalah bebas satu sama lain. Untuk membentuk suatu negara
federal menurut C.F. Strong diperlukan dua syarat, yaitu: (1) adanya perasaan sebangsa di
antara kesatuan-kesatuan politik yang hendak membentuk federasi itu, dan (2) adanya
keinginan pada kesatuan-kesatuan politik yang hendak mengadakan federasi untuk
mengadakan ikatan terbatas. Ada pula perbedaan antara federasi dengan negara kesatuan
menurut R.Kranenburg yaitu :
a. Negara bagian sesuatu federasi memiliki "pouvoir constituant", yakni wewenang
membentuk undang-undang dasar sendiri serta wewenang mengatur bentuk organisasi
sendiri dalam rangka dan batas-batas konstitusi federal, sedangkan dalam negara kesatuan
organisasi bagian-bagian- negara
b. Dalam negara federal, wewenang membentuk undang-undang pusat untuk mengatur hal-
hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi federal
Ditinjau dari segi integrasi antara kesatuan-kesatuan politik yang bergabung itu, maka negara
kesatuan integrasinya lebih kokoh daripada dalam negara federal. Bila ditinjau dari sudut
kenegaraan dan sudut hukum, perbedaan antara negara federal dengan negara kesatuan (yang
didesentralisir) hanya perbedaan nisbi (relatif) saja. Menurut Edward M. Sait dan beberapa
ahli lainnya, negara federal dan negara kesatuan merupakan dua taraf terakhir dari suatu
pertumbuhan biologis.
BEBERAPA CONTOH INTREGASI DALAM SEJARAH
1. Amerika pada abad ke 18 dimana 13 negara bersekutu dalam melawan inggris dan
dalam tahun 1 781-1789 mengadakan konfederasi; mulai tahun 1789 merupakan
negara federal
2. Jerman pada masa Napoleon ada 39 negara jerman berdaulat yang ingin bebas dari
kediktatoran Napoleon dan juga dari hal ini menimbulkan semangat nasionalisme dan
setelah napoleon jatuh ke 39 negara ini mengadakan konfederasi pada tahun 1815 dan
kemudian pada tahun 1867 menjadi negara federal.
3. Belanda pada tahun 1579 mulai dengan konfederasi yang lemah, yaitu United
Provinces of the Netherlands, yang terdiri dari tujuh provinsi dan akhirnya menjadi
negara kesatuan.
BEBERAPA MACAM NEGARA FEDERAL
Menurut C.F. Strong, bahwa tidak ada dua negara yang sama dan perbedaan itu terdapat
dalam dua hal yaitu cara bagaimana kekuasaan dibagi antara pemerintah federal dan
pemerintah negara-negara-bagian dan juga badan mana yang mempunyai wewenang untuk
menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dan pemerintah negara
negara-bagian. Mengenai I dapat dimajukan sebagai berikut: Kalau antara pemerintah
federal dan pemerintah negara-bagian diadakan pembagian tugas yang terperinci secara
materiil dan pembagian kekuasaan dalam negara federal dapat dilakukan dengan dua cara,
tergantung di mana letaknya
a. Undang-undang dasar memperinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal. Negara
federal semacam ini dianggap lebih sempurna sifat federalnya daripada negara federal
di mana dana kekuasaannya terletak pada pemerintah federal, sebab maksud dari
memperinci kekuasaan itu justru untuk membatasi kekuasaan.
b. Undang-undang dasar memperinci satu per satu kekuasaan pemerintah negara-negara-
bagian, sedangkan dana kekuasaan diserahkan kepada pemerintah federal.
Mengenai bagian ke 2 dapat di artikan sebagai berikut: Wewenang untuk memutuskan
persoalan kompetensi antara pemerintah federal dan pemerintah negara-bagian dapat
diberikan kepada dua badan, mahkamah agung federal atau dewan perwakilan rakyat
federal.
a. Kalau wewenang itu terletak pada mahkamah agung federal. Contoh : Amerika Serikat
dan Australia
b. Kalau wewenang itu terletak pada dewan perwakilan rakyat federal. Contoh: Swiss

FEDERALISME DI AMERIKA SERIKAT


Bentuk negara Amerika Serikat umumnya dianggap sebagai federalisme yang paling
sempurna. Dia mempunyai ciri-ciri federalisme yang paling kuät, yaitu (1) dana kekuasaan
terletak di negaranegara-bagian, (2) kedudukan Mahkamah Agung Federal sebagai
Penafsir Utama dari undang-undang dasar dalam memutuskan masalah kompetensi antara
berbagai-bagai tingkat pemerintahan. Sifat federalnya juga nampak dalam susunan badan
legislatifnya (Congress) yang terdiri dari dua majelis, yaitu House of Representatives dan
Senate Senat di mana semua negara-bagian mendapat perwakilan yang sama sangat
berkuasa, lebih berkuasa daripada House of Representatives. Dalam anggapan para
Penyusun Undang-Undang Dasar Amerika memang kekuasaan pemerintah federal
seharusnya sangat terbatas; tetapi perkembangan sejarah telah memutuskan lain.
A. Perang Saudara (Civil War 1861-1865)
B. dalam abad ke-20 ada gejala universil bahwa pemerintah pusat tambah hari tambah
luas rangka kekuasaannya untuk dapat menanggulangi permasalahan-permasalahan
ekonomi dan politik yang dihadapkan kepadanya.
FEDERALISME DI INDONESIA (REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, DESEMBER
1949- AGUSTUS 1950)
Republik Indonesia Serikat terdiri dati 15 negara-bagian (disebut daerah bagian) yang
secara formil berkedudukan "saling sama martabat" (equal status) dan "saling sama hak"
(equal rights). Secara formil pula bentuk federal bersifat sempuma, karena:
1) kekuasaan pemerintah federal diperinci satu per satu, dan dana kekuasaan terletak pada
negara-negara- bagian (Undang-Undang Dasar Pasai 51).
2)dalam hal timbulnya pertentangan antara undang-undang federal dan undang-undang
negara-bagian, maka Mahkamah Agung Federal mempunyai wewenang untuk
menyelesaikannya dan keputusannya mengikat kedua belah fihak (Undang-Undang Dasar
Pasal 48).
PERTANYAAN :
1. jelaskan secara rinci bagaimana jalan terbentuk federalisme di Indonesia
2. apa perbedaan di antara konfederesasi, Negara kesatuan dan negara federal
3. ada berapa macam dari bentuk negara federal
4. bagaimana jalan cerita terbentuknya federalisme di amerika serikat
5. apa yang di maksud dengan federalisme

Anda mungkin juga menyukai