Anda di halaman 1dari 58

BAB I

HAND BORING & SAMPLING

1.1 Standar Acuan


ASTM D 1452 ”Standard Practice For Soil Investigation And Sampling By
Auger Borings”.
ASTM D 1587 “Standard Practice Forthin-Walled Tube Sampling Pf Soils For
Geotechnical Purposes”.
1.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan
Memeriksa karakteristik tanah secara visual mengenai warna, ukuran butiran,
dan jenis tanah. Selain itu, percobaan ini bertujuan untuk mengambil sampel tanah
undisturbedyang akan digunakan dalam praktikum selanjutnya.
1.3 Alat-alat dan Bahan
1. Auger iwan.
2. 2 buah batang dan 1 buah kepala pemutar.
3. Batang pemegang.
4. Kunci inggris
5. Socket.
6. Tabung 2 buah.
7. Palu dan kepala pemukulan.
8. Beberapa kantong plastik.
9. Lilin.
10. Oli.

1.4 Teori Dan Rumus Yang Digunakan


Dalam percobaan ini diambil sampel tanah terganggu (disturbed sample) dan
sampel tanah tidak terganggu (undisturbed sample).
Disturbed sample adalah sampel tanah yang diambil tanpa ada usaha yang
dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample
adalah sampel tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Sampel tidak
terganggu ini secara ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan
susunan kimia. Sampel tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh,
tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil
mungkin.
1.5 Pengeboran Auger
Pengeboran auger merupakan salah satu metode yang sederhana dalam
melakukan investigasi tanah (soil investigation) dan pengambilan sampel
(sampling). Pengeboran dapat dilakukan hingga kedalaman tertentu tergantung
dari kondisi muka air tanah, karakteristik tanah, serta peralatan yang digunakan.
Pengeboran auger dapat dilakukan secara manual oleh tangan manusia (hand-
operated auger) dan dapat dilakukan secara mekanis oleh mesin (machine -
operated auger). Pada praktikum ini, pengeboran dilakukan secara manual
menggunakan auger tipe Iwan (auger Iwan) yang merupakan bor terdiri dari dua
segmen plat baja (menyerupai tabung) dengan dua mata pisau di ujungnya.

Foto 1.5.1 auger

1.6 Pengambilan Sampel Tanah Tidak Terganggu


Pengambilan sampel tanah tidak terganggu dapat dilakukan dengan
menggunakan tabung baja tipis (ASTM D 1587). Adapun syarat dari tabunbaja
inside clearance ratio. Gambar 1.1. tipis ini yaitu memenuhi ketentuan
menjelaskan jenis tabung yang digunakan dalam pengambilan sampel tidak
terganggu.

1.7. Boring Log


Boring log merupakan catatan hasil pengeboran yang di gunakan sebagai
identifikasi jenis lapisan tanah. Adapun dalam boring log biasanya berisi
informasi antara lain :
 Kedalaman lapisan tanah.
 Elevasi permukaan titik bor, elevasi lapisan tanah, dan elevasi permukaan
tanah.
 Simbol jenis tanah secara grafis.
 Deskripsi tanah : jenis tanah, warna, konsistensi/kepadatan.
 Posisi dan kedalaman pengambilan pengambilan contoh. Juga disebutkan
kondisi contoh terganggu atau tidak terganggu.
 Informasi umum seperti nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama
penanggung jawab pekerjaan pengeboran.

Tabel 1.7.1 Simbol beberapa jenis tanah

1.8. Prosedur Praktikum


1. Persiapan
 Siap kan alat-alat praktikum.
 Tentukan titik pengeboran dan bersihkan permukaan tanah dari rumput
dan batuan.
2. Jalannya praktikum
1. Pasang auger iwan pada batang bor dan di letakan di titik bor.
2. Putar bor searah jarum jam sambil di bebani. Batang bor di usahakan
agar tetap tegak lurus.
Foto 1.8.1 Proses pembuatan lubang menggunakan auger

3. Masukan auger iwan sampai kedalaman 30 cm, lalu ambil contohtanah


terganggu dan masukkan dalam kantong plastik.
4. Pada kedalaman 1 m, ganti auger iwan dengan socket dan tabung, lalu
pasang kepala pemukul dan di pukul dengan palu. Pemukulan dengan
pemberat (palu) harus dilakukan dengan memperhatikan keselamatan.

5. Setelah tabung penuh, angkat tabung, lepas dari socket-nya, dan


kemudian tutup tutup/isolasi kedua permukaan tabung dengan lilin.
Sampel tanah yang di dapat adalah sample tanah tak terganggu.
6. Pasang kembali auger iwan lalu teruskan pengeboran sampai kedalaman
2 m.
7. Setelah sampai kedalaman 2 m, ganti kembali auger iwan dengan tabung
dan soket untuk mengambil sampel tanah tidak terganggu yang kedua.

1.9.Pengolahan Data
Dari sample tanah yang diambil, dapat dibuat boring log yang berisi jenis
tanah, warna, dan juga uraian secara visual. Berikut merupakan contoh boring log.
BORELOG
PROJECT ELEVATION M
LOCATION DATEDD/MM/YY
BOREHOLE NO. TESTED BY

SYMBOL
SPT SPT CHART

TESTS
GWL

DESCRIPTION DEPTH(m) 15 15 15 N

-1
UD

-2

-3

-4

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

HAND BORING& SAMPLING

Lokasi : Bukit Tangkiling, Kalimantan Tengah, Palangka Raya


Total Kedalaman : 125 cm
Tanggal Test : Rabu, 20 November 2018
Dikerjakan : Kelompok V

Sampel : TidakTerganggu dan tidak terganggu

Tabel 1.9.1 Hand Boring


Kedalaman Profil Unit Deskripsi tanah
(cm)
0 Warna : Hitam Kecokelatan
Kondisi : Berair,Berserat, Dan
Berbutir
Bau : TidakBerbau
Jenis : Tanah Gambut
30

30 Warna : Kecoklatan
Kondisi : Berbutir
Bau : Tidak Berbau
Jenis : Tanah Timbunan
Tanah Asli

70
Warna : Putih Kecoklatan
70 Kondisi : Lengket, Dan Berbutir,
Bau : Tidak Berbau
Jenis : Tanah Lanau Kepasiran
100

100
Warna : Putih
Kondisi : Lengket,Berbutir, Dan
Kenyal
Bau : Tidak Berbau
Jenis : Tanah Lempung Kepasiran
140

Kesimpulan
Berdasarkan hasil di lapangan dapat di simpulkan bahwa setelah
melakukan penggambilan menggunakan scup dan cangkuldengan kedalaman
140 cm. Komposisi tanah gambut 21,43% (Kedalaman 0-30cm), tanah timbunan
28,57% (Kedalaman 30cm-70cm) dan tanah lanau kepasiran 21,43% (kedalaman
70cm-100cm), tanah lempung kepasiran 28,57% (kedalaman 100cm-140cm).
Tanah yang paling dominan adalah tanah lanau berpasir dan lempung berpasir
yang sama sama memiliki 28,57% dari total pengeboran hingga kedalaman
140cm.

BAB II
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH

2.1. Standar Acuan


AASHTO T-265-79 : ASTM D-2216-71
2.2. Maksud
maksud percobaan ini adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar
air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat
kering tanah, yang dinyatakan dalam persen (%).

2.3. Peralatan :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105-110C
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram
b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram
c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram
3. Desikator
4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.

2.4 Benda Uji


Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air
tergantung pada ukuran butir maximum dari contoh yang diperiksa dengan
ketelitian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Benda uji Pemeriksaan Kadar Air Tanah

Ukuran Butir Maksimum Jumlah Benda Uji Ketelitian


(3/4)” 1.000 gram 1,00 gram
Lewat saringan No.10 100 gram 0,10 gram
Lewat saringan No.40 10 gram 0,01 gram

2.5 ProsedurPercobaan
Berikutadalahprosedurpercobaan :
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbangan, kemudian timbang dan
catat beratnya (W1).
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan. Kemudian
bersama tutupnya ditimbang (W2).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven
(105C - 110C) selama 16 – 24 jam. Tutup cawan disertakan dan
jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam
distikator. Setelah dingin cawan ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (W3).

2.6 Hitungan
berat air
Kadar air W (%) = berat tanah kering x 100%
W2-W3
W = W3-W1 x 100% (dua angka dibelakang koma)

Catatan :
1. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan
tanah dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang
berurutan beratnya harus tidak kurang lagi (maximum selisih 0,1 persen)
2. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan
organik atau mengandung gips. Gunakan temperatur oven sekitar 60C -
80C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara seperti
tersebut pada 1.
3. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga
merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan
pemadatan, batas-batas atterbert, konsolidasi dan lain sebagainya.
4. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan
dua benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hampir sama, yang
kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan
terlalu berbeda, harus diulang.
5. Buatkesimpulandarihasilpengujian.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
FAKULTASTEKNIKUPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN KADAR AIR


ASTM D 2216 – 71

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


Dikerjakan : Kelompok V
Total Kedalaman : 125 cm
Tanggal Test : Jumat, 23 November 2018

Tabel 2.2 Pemeriksaan Kadar Air

Nomor Cawan I II

Berat cawan kosong (W1) (gr) 24,69 21,49

Berat cawan + tanah basah (W2) (gr) 65 62,3

Berat cawan + tanah kering (W3) (gr) 58 55,3

Berat air (W4 = W2 – W3) (gr) 7 7

Berat tanah kering


(gr) 33,31 33,81
(W5 = W3 – W1)

Kadar air (W = W4 / W5 x 100) (%) 21,015 20,704

Kadar air rata-rata (%) 20,86% 20,86%

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air 20,86 % Tanah yang
berbutir halus khusus nya tanah lempung berpasirsangat dipengaruhi oleh air,
sehingga partikel air dengan mineral-mineral lempung saling terikat satu sama
lain.

BAB III
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME

3.1 Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahu iberat isi, pori, derajat kejenuhan
suatu sampel tanah.

3.2 Alat dan Bahan


1. Ring beratisi
2. Jangka sorong
3. Oven
4. Desikator

3.3 Prosedur Percobaan


1. Bersihkan ring beratisi yang akan digunakan.
2. Ukur diameter dalam dan tinggi ring dengan menggunakan jangka sorong.
3. Timbang ring tersebut dengan ketelitian timbangan 0,01 gram.
4. Masukkan sampel tanah kedalam ring langsung dari tabung sampel tanah dari
tabung contoh dengan menggunakan extruder.
5. Ratakan permukaan tanah di kedua ujung ring dengan pisau pemotong.
6. Bersihkan bagian luar ring, lalu timbang kembali.
7. Masukkan ring yang berisi sampel tanah tadi tersebut ke dalam oven dengan
suhu 110˚C selama 24 jam.
8. Masukan kedalam desikator sampai dingin lalu timbang kembali.
9. Lakukan perhitungan sesuai dengan format laporan yang tersedia.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN BERAT, ANGKA PORI, DERAJAT KEJENUHAN


ASTM D 2216-17

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
TanggalPengujian : Jumat, 23 November 2018
DikerjakanOleh : Kelompok V
DiperiksaOleh :
Keterangan :
Paraf :

Tabel 3.1 Pemeriksaan Berat Volume, Angka Pori Dan Derajat Kejenuhan
Rata –
Sampel Ke Ring I Ring II
Rata
Berat Ring ¿)
126,5 126,8 126,65
(gram)
Berat Ring + Tanah Basah ¿ ¿)
181,5 182,6 182,05
(gram)
Berat Tanah Basah ( w3)
123,2 124,6 123,9
(gram)
Volume Tanah Basah
58,87 58,87 58,87
(cm3)
Berat Ring + Tanah Kering ( w4 )
161,3 160,9 161,1
(gram)
Berat Tanah Kering ( w5)
103 102,6 102,8
(gram)
Volume Tanah Kering
49,83 52,02 50,925
(cm3)
Volume Pori
9,04 6,85 7,945
(cm3)
Volume Air Raksa Yang Dipindahkan
Oleh Tanah (gram/cm3)
Berat Volume Tanah Basah
2,09 2,17 2,13
(gram/cm3)
Berat Volume Tanah Kering
2,08 1,97 4,05
(gram/cm3)
Berat Air ( w ¿ ¿ 6 ¿ w3 −w 5) ¿
20,2 22 21,1
(gram)
Kadar Air (w ¿ w 6 /w5 ×100 ¿ 20 21 20,5
(%)
Berat Jenis (Gs) 2,46 2,36 2,41
Angka Pori (e)
0,18 0,13 0,15
-
Derajat Kejenuhan (S) 223,4
(%) 321,16 265,57
5
Porositas (n) 432,5
315,66 373,00
(%) 3

BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-72
4.1 StandarAcuan
ASTM D 854 “Standard Test Methods for Spesific Gravity of Soil by Water
Pycnometer”
AASHTO T 100 “Specific Gravity of Soils”
SNI 1964:2008 “Cara UjiBeratJenis Tanah”

4.2 MaksuddanTujuanPercobaan
Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan
beratisi tanah dan berat isi air suling pada suhu 4 0 C. Specific grafity pada tanah
dapat digunakan untuk menghitung hubungan pada fase tanah, seperti angka pori
(void ratio), derajat kejenuhan (degree of saturation), serta densitas dari tanah.

4.3 Alat-alatdanBahan
a. Alat
 Piknometer dengan kapasitas minimum 500 ml.
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
 Oven.
 Kompor Listrik.
 Termometer.
 Can.
 AlatPenyemprot.
b. Bahan
 Sampe ltanah lolos saringan No. 40 sebanyak 500 gram, kering oven.
 Air Suling.

(a) (b) (c)


Peralatan praktikum specific gravity: a) Can; b) Pycnometer; c)
Komporlistrik.
4.4 Teori dan Rumus yang Digunakan
Spesifik grafity pada tanah didefinisikan sebagai berat jenis tanah dibandingkan
dengan berat jenis air suling pada suhu 40 C, dengan persamaan sebagai berikut :
γs
Gs=
γw
Dimana :
Gs = Berat jenis.
γs = Berat jenis tanah.
γw = Berat jenis air.
Untuk tanah, berat jenisnya merupakan perbandingan antara berat tanah dengan
volume tanah :
Ws
γs=
Vs
Dimana :
Ws = Berat tanah.
γs = Berat jenis tanah.
Vs = Volume tanah.
Untuk air berat jenisnya merupakan perbandingan antara berat air dengan volume
air :
Ww
γw=
Vw
Dimana :
Ww = Berat air.
γw = Beratjenis air.
Vw = Volume air.
Dalam percobaan, volume tanah (Vs) selalu harus diusahakan sama dengan volume air
(Vw), sehinggaVw = Vs, sehingga :
Ws
Gs=α
Ww
Dimana :
Ws = Berat tanah.
Ww = Berat air.
α = Faktor koreksis uhu T0 C yang berhubungan dengan
temperature ruangan pada saat percobaan.
Tabel berikut merupakan factor koreksi suhu (α) yang digunakan berdasarkan acuan
standar SNI 1964:2008.
Tabel 4.4.1 Hubungan kerapatan relatif air dan factor koreksi suhu.
No. Temperatur Hubungan kerapatan FaktorKoreksi
(0C) Relatif Air Suhu, α
1. 18 0.99862 1.0004
2. 19 0.99843 1.0002
3. 20 0.99823 1.0000
4. 21 0.99802 0.9998
5. 22 0.99780 0.9996
6. 23 0.99757 0.9993
7. 24 0.99733 0.9991
8. 25 0.99708 0.9989
9. 26 0.99682 0.9986
10. 27 0.99655 0.9983
11. 28 0.99627 0.9980
12. 29 0.99598 0.9977
13. 30 0.99568 0.9974
Sumber : SNI 1964-2008

Nilai Gs pada umumnya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil
percobaan benar atau tidak salah sebagai berikut :
Tabel 4.4.1 Tipe Tanah
Tipe Tanah Gs
Pasir 2.75 - 2.67
PasirKelanauan 2.67 - 2.70
Lempung anorganik 2.70 - 2.80
Tanah dengan mika dan besi 2.75 - 3.00
Tanah organic 1.0+ - 2.60

4.5 Prosedur Praktikum


1. Siapkan empat buah pycnometer yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 400 gram lolos saringan No.
40 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven selama± 24 jam dengan
temperatur 1100 ±50 C (230 ± 90 F).
3. Isi pycnometer dengan air suling sebanyak 500 ml dan timbang beratnya
sehingga didapatkan berat air dan berat pycnometer (Wbw).
4. Catat suhu air dalam pycnometer dengan menggunakan termometer.
5. Kembalikan air dalam pycnometer kedalam wadaha walnya,
kemudianbersihkandankeringkankembalipycnometer.
6. Masukan sampel tanah masing-masing sebanyak 100 gram kedalam empat
pycnometer secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah yang menempel
pada dinding leher pycnometer Karen akan mengurangi volume tanah).
3
7. Isi kembali pycnometer dengan air suling hingga± bagian volumenya.
4
8. Panaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang terperangkap dalam
tanah pada pycnometer dengan cara dididihkan± 15 menit (gunakan kompor
listrik)
9. Diamkan pycnometer selama± 15 jam agar suhu air akhir diharapkan sama
dengan suhu air awal.
10. Catat kembali suhu yang terjadi setelah didiamkan selama± 15 jam dengan
menggunakan thermometer. Apabila suhu akhir sama dengan suhu awal air,
timbang kembali pycnometer + berat air + berat tanah (Wbws).
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN BERAT JENIS


ASTM D 854 – 58

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


No. Contoh :
Tanggal Pengujian : Jumat, 23 November 2018
Dikerjakan Oleh : Kelompok V
Diperiksa Oleh :
Keterangan :
Paraf :
Nomor Piknometer I
Berat Piknometer Kosong ¿)gr 100,579
Berat Piknometer + Tanah Kering ¿)gr 300,579
Berat Piknometer + Tanah + Air ¿)gr 725
Berat Piknometer + Air pada T˚C ¿)gr 600,579
Suhu˚C 27
A = Berat Tanah (gr) 200
B= ¿) (gr) 124,421
C= ( A−B) (gr) 75,579
Berat Jenis Tanah (Gs= A :C ) 2,646

BAB V
PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG

5.1 PEMERIKSAAN BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)


5.1.1 Standar Acuan
ASTM D 4318 “Standard Test Methods for Liquid limit, Plastic
Limit,and Plasticity index of Soils”
AASHTO T 89 “ Determining the Liquid Limit of Soils”
SNI 1967:2008 “Cara uji penentuan batas cair tanah”
5.1.2 Tujuan
Mencari kadar air pada liquid liit (batas cair) dari sampel tanah.Hasil uji
Batas Cair ini dapat diterapkan untuk mentukan konsistensi perilaku
material dan sifatnya pada tanah kohesif,dimana konsistensi tanah
tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping itu, nilai batas cairnya ini
dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas tanah yaitu nilai
batas cair dikurangi dengan nilai batas plastis.
5.1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Alat Cassagranda
2. Standard grooving tool
3. Can
4. Spatula
5. Mangkuk porselin
6. Oven
7. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
8. Botol penyemprot
b. Bahan
1. Sampel tanah lolos saringan No. 40 AST sebanyak ± 1 kg
2. Air suling

5.1.4 Teori dan rumus yang digunakan


Didalam Laboratorium, Liquid limit didefenisikan sebagai kadar air
dimana sampel tanah yang telah dimasukkan pada alat cassagrande, dibuat
celah ditengahnya dengan standard grooving tool lalu alat cassagrande
diputar dengan kecepatan 2 ketukan per-detik dan tinggi jatuh 10 mm,
sehingga pada ketukan ke-25 sampel tanah yang digores dengan grooving
tool merapat sepanjang 0,5 inc.

Dalam batas cair kita mempelajari kadar air dalam keadaaan tertentu.
Dalam praktikum ini hanya dipelajari/diuji dalam tiga keadaan, yaitu batas
cair, batas plastis, dan batas susut dari tanah, atau secara skematis diwakili
pada sebuah diagram yaitu :
Diagram atterberg limits

Semakin ke kanan diagram diatas, kadar airnya semakin sedikit. Batas ini
ditentukan dengan percobaaan memakain alat percobaan liquid limit. Alat
ini dikembangkan oleh Cassagrande dan besarnya batas cair ditentukan
pada ketukan ke -25.

w 1−w 2
W= × 100%
w 2−w 3
Dimana :
W = kadar air
W1 = berat tanah basah + cawan

W2 = berat tanah kering + cawan


` W3 = berat cawan
5.1.5. Prosedur Praktikum
1. Siapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM, dengan kondisi kering
udara
2. Pastikan kebersihan alat-alat
3. Kalibrasi timbangan yang akan digunakan
4. siapkan botol penyemprot dan air suling.
5. Siapkan dan keringkan can yang diperlukan
6. Masukkan sampel tanah ke dalam mangkuk porselin dan kemudian
campur dengan air suling vdan aduk dengan spatula hingga tanah
menjadi homogen
7. Masukkan sampel tanah ke dalam mangkuk cassagrande selapis demi
selapis dan diusahakan tidak ada udara diantara setiap lapisan dengan
spatula. Tebal tanah yang dimasukkan kurang lebih hingga setebal 0.5
inch pada bagian tengahnya.
8. Buat celah ditengah-tengah tanah dalam mangkuk cassagrande dengan
menggunakkan grooving tool dalam arah tegak lurus mangkuk,
dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi retak pada bagian
bawahnya.
9. Jalankan alat cassagrande dengan kecepatan konstan 2 putaran per-detik
dan tinggi jatuh 1 cm, lakukan hingga tanah tepat merapat sepanjang 0.5
inch. Pada saaat itu hentikan alat cassagrande dan catat jumlah ketukan
10. Tinmbang can terlebih dahulu, lalu ambil sebagian tanah dalam mangkuk
cassagrande dan masukan ke dalam can dan kemudian timbangb berat
cawan + tanah. Terakhir, masukkan cawan + tanah ke dalam oven.
11. Ulangi seluruh langkah diatas untuk lima sampel dan dengan nilai
ketukan antara 10 hingga 50 ketukan, hal ini dibantu dengan cara
menambahkan air suling atau menambahkan tanah.
12. Setelah kurang lebih 18 jam dalam oven, kluarkan sampel tanah dari
oven dan timbang kembali.
13. Hitung kadar airnya.

Perbandingan dengan ASTM


Pada ASTM jumlah ketukan adalah antara 25 – 35 ketukan, sedangkan
pada percobaan ini jumlah ketukan adalah antara 10 – 50 ketukan, hingga tanah
merapat sepanjang 0.5 inch.

5.2. PEMERIKSAAN PLASTIC LIMIT (BATAS PLASTIS )


5.2.1 Standar Acuan
ASTM B 4318 “Standar d Test Methods For Liquid Limit, Plastic Limit,
and Plasticity Index of Soils”
AASWHTO T 90 “Determining The Plastic Limkit and Plasticity Indexs Of
Soils” SNI 1966:2008 “Cara uji penentuan batas plastis dan indeks
plastisitis tanah”
5.2.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
5.2.3 Peralatan dan Bahan
a. Peralatan
1. Plat kaca 45x 45 x 0,9 cm
2. Spatula
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 5 cm.
4. Cawan porselin
5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
6. Gelas ukur 200 ml
7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110) C.
9. Air distalasi dalam botol cuci (wash bottle)
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram

5.2.4 Prosedur Pelaksanaan :


a. Letakkan benda uji diatas plat kaca/cawan porselin, kemudian diaduk
sehingga kadar airnya merata.
b. Setelah kadar airnya merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu
seberat 8 gram, kemudian tanah tersebut digeleng-geleng diatas plat kaca.
Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80 –
90 gelengan per menit.
c. Gelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum
benda mancapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali,
ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata
penggelengan bola-bola tersebut dapat mencapai lebih dari 3 mm tanpa
menunjukkan retak-retak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat
diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengadukan dan penggelengan tersebut terus dilakukan sampai retakan-
retakan itu terjadi tepat pada saat penggelengan benda uji mencapai 3
mm.
e. Pemeriksaan kadar air tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk
pemeriksaan kadar air.

5.2.5 Perhitungan :
a. Tentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis.
b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
c. Catatlah pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau
kering udara disaring atau tidak.

Catatan :
1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk
pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah
pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis.
3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis =
Liquid Limit – Plastis Limit).
4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.

5.3 PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHIRINKAGE LIMIT)


AASHTO T-92-68

5.3.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana tanah
masih dalam keadaan plastis.

5.3.2 Peralatan dan Bahan :


a. Peralatan
1. Prong Plate
2. Monel dish
3. Cristalizing dish
4. Cawan petry
5. Mercury
6. Porselin dish
7. Neraca ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah

5.3.3 Prosedur Pelaksanaan :


a. Siapkan tanah yang lolos saringan no.40 sekitar 30 gram.
b. Letakkan tanah tersebut dalam porselin dish, tambahkan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori dalam tanah. Banyaknya
air yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira sedikit lebih
tinggi daripada kadar air batas cair.
c. Oleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah
lekatan tanah.
d. Isi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan
lalu pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah
mengalir kesamping dan memadat. Lakukan hal sama untuk lapisan
berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai penuh dan
padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang terperangkap.
e. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.
f. Bersihkan luar monel dish kemudian di timbang (A)
g. Diamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam
pada 110C
h. Timbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C).

5.3.4 Perhitungan :
a. Ukur volume monel dish :
- Isi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian
tekan plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa
akan keluar.
- Timbang monel dish berikut air raksa (D)
Berat air raksa
Volume = BJ air raksa ................................(4.1)
dimana :
Berat air raksa= D – C gram
BJ air raksa = 13,6 gr/cm3
b. Ukur volume tanah kering :
- Tempatkancristalizing dish pada cawan petry besar.
- Isi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.
- Letakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan
sehingga kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam
cawan petri besar.
- Angkat cristalizing dish dari dalam cawan petri besar
kemudian air raksa dalam cawan petri tersebut dipindahkan
kedalam botol penyimpanan.
- Bersihkan cawan petri dari air raksa yang tersisa lalu
ditimbang.
- Letakkan kembali cristalizing dish kedalam cawan petri
kemudian sampel tanah yang sudah kering diletakkan diatas.
- Tekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong
plate sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap
dibawah prong plate.
- Timbang cawan petri yang berisi tumpahan air raksa
tersebut.
- Hitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama
dengan volume tanah kering.

Catatan :
1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan
ini minimal sebanyak 2 kali.
2. Pada waktu menekan sampel dengan prong plate, air raksa
kelebihan haruskeluar semua.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG


ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987
A. Pemeriksaan Batas Cair
Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR
Dikerjakan : Kelompok V
Total Kedalaman : 125 cm
Tanggal Test : Selasa, 27 November 2017

Tabel 5.1 Batas Cair


DATA
BATAS CAIR (Liquid Limit)
Banyak Pukulan 14 kali 29 kali 38 kali
Berat Cawan (gr) 14,4 15 13,8
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 18,8 18,7 21,3
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 17,7 17,3 20,7
Berat Air (gr) 1,1 1,4 0,6
Berat Tanah Kering (gr) 3,3 2,3 6,9
Kadar Air (%) 33,3 60,87 8,70
Kadar Air Rata-rata (%) 24,3

NO CAWAN JUMLAH KETUKAN WN (%) LL (%)


1 14 33,3 2,256
2 29 60,87 8,543
3 38 8,70 1,6
LL RATA-RATA 4,133

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG


ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987

B. Pemeriksaan Batas Plastis

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


Dikerjakan : Kelompok V
Total Kedalaman : 125 cm
Tanggal Test : Senin, 26 November 2018
Tabel 5.2 Pemeriksaan Batas Plastis
Data Batas Plastis (PL )

Berat Cawan ( gr ) 11,3


10 10,4
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 13,7
12,5 14,3
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 13,5
12 13,7
Berat Air (gr) 0,2
0,5 0,6
Berat Tanah Kering (gr) 2,2
2 3,3
Kadar Air (%) 9,09
25 18,18
Rata-Rata Kadar Air (%) 17,42

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG


ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987

C. Pemeriksaan Batas Susut

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


Dikerjakan : Kelompok V
Total Kedalaman : 125 cm
Tanggal Test : 26 November 2018
Tabel 5.3.1 Pemeriksaan Batas Susut

DATA BATAS SUSUT


(Shirinkage
Limit)
No Cetakan I
Berat Cetakan 10,4
B. Cetakan + T. Basah 37,6
B. Cetakan + T. Kering 30,3
Berat Tanah Basah 27,2
Berat Air (W ¿ ¿ 4=W 2−W 3) ¿ 7,3
Berat Tanah Kering (W ¿¿ 5)¿ 19,9
Isi Tanah Basah (V ) 27,2
Isi Tanah Kering (Vo) 20
W4 36,68%
Kadar Air (W = × 100) %
W5
V −Vo 0,4991
SL=W − × 100 %
W5
SL Rata-Rata

Tabel 5.3.2 Pemeriksaan Batas-Batas Atterberg


LL PL PI=LL-PL SL Catatan
4,133 -

Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat batas cair sebesar 17,241%
menurut klasifikasi tanah sistem unified tanah dengan batas cair >50% merupakan jenis
tanah yang digolongkan dalam deviasi utama tanah lempung.

Indeks Plastisitas

Nilai PI dan jenis tanah dapat dilihat pada tabel di bwah ini :

Tabel 5.4 Indeks Plastisitas


PI SIFAT JENIS TANAH KOHESI

0 NON-PLASTISITAS PASIR NON-KOHESIF

PLASTISITAS KOHESIF
<7 LANAU
RENDAH SEBAGIAN
PLASTISITAS LEMPUNG
7-17 KOHESIF
SEDANG BERLANAU

PLASTISITAS
>17 LEMPUNG KOHESIF
TINGGI

Dari tabel di atas maka dapat di simpulkan bahwa tanah tersebut mempunyai PI <7
maka tanah tersebut memiliki sifat plastisitas rendah dengan jenis tanah lanau dan
kohesif sebagian.

BAB VI
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)

6.1. Standar Acuan


ASTM D 421 “Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for Particle-
Size Analysis and Determination of Soil Constants”
ASTM D 422 “Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soils”
AASHTO T 88 “Standard method of test for particle size analysis of soils”
SNI 3423:2008 “Cara uji analisis ukuran butir tanah”

6.2. Maksud dan Tujuan Percobaan


Mengetahui distribusi ukuran butiran tanah yang berdiameter 4.76 mm sampai
0.074 mm (lolos saringan No. 4 ASTM tertahan saringan No. 200) dengan cara
mekanis.

6.3. Peralatan dan Bahan


a. Alat
 Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
 Saringan standar ASTM o. 10, 18, 40, 60, 100, 200, serta Pan
 Piringan kaleng
 Can
 Motorized Dynamic Sieve Shaker
 Sikat gigi
 Oven
b. Bahan
 Tanah dari percobaan hydrometer yang tertahan saringan No. 200

Peralatan praktikum sieve analysis: Satu set saringan standar ASTM dan
pan

6.4. Prosedur Praktikum


1. Saringtanah yang digunakandalampercobaanhydrometerdengan saringan No.
200 ASTM agar bersih dari butiranclay, silt, dan koloid-koloid.
2. Masukkan tanah yang sudah bersih kedalam can, lalu masukkan ke dalam oven
selama kurang lebih 18 jam.
3. Keluarkan tanah dari oven dan diamkan sejenak, lalu timbang beratnya.
4. Susun saringan menurut urutan nomor yaitu: 4, 10, 18, 40, 100, 200 (dari yang
terbesar di atas hingga yang terkecil), dan terbawah adalah pan.
5. Masukkan tanah yang telah ditimbang keatas saringan No. 4 ASTM
6. Letakkan susunan saringan pada mesin pengguncang listrik (Motorizied
Dynamic Sieve Shaker) dan tutup, kemudian nyalakan selama 15 menit.
7. Kumpulkan sampel tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dan
selanjutnya timbang dan catat beratnya.
8. Bersihkan saringan dari butiran-butiran tanah yang tertinggal pada setiap
saringan dengan bantuan sikat gigi.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)

Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah F. Teknik UPR


No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pengujian : 23 November 2018
Dikerjakan oleh : Kelompok V
Diperiksa oleh :
Keterangan :
Paraf :

Berat sampel tanah pada percobaan hydrometer = 50 gram


Berat sampel setelah percobaan hydrometer kering oven (W 1) = … gram
Berat sampel yang tertahan pada saringan :

No. 10 ASTM = … gram


No. 18 ASTM = … gram
No. 40 ASTM = … gram
No. 100 ASTM = … gram
No. 200 ASTM = … gram
Pan = … gram
Total (W2) = … gram

PERSENTASE KESALAHAN = (W1 - W2)/W1× 100% =

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pengujian : Jumat, 23 November 2018
Dikerjakan oleh : Kelompok V
Diperiksa oleh :
Keterangan :
Paraf :

Berat Tanah Kering


No. Uk. Berat Berat Berat ∑Berat Persentase
Saringan Saringan Saringan Saringan+ Tertahan Tertahan Berat Lolos
(mm) (gram) Yang (gram) (gram) Bertahan (%)
Tertahan (%)
(gram)
3
2
1.5
1
¾
½
3/8
¼
No. 4
No. 8 2,36 292,3 338,3 46 46 4,6 97,76
No. 10 2,00 343,7 360,3 16,6 62,6 1,66 96,1
No. 12 1,68 300,07 320,97 20,9 83,5 2,09 94,01
No. 16 1,18 330,04 367,64 37,6 121,1 3,76 90,25
No. 20 0,85 341,3 386,1 44,8 165,9 4,48 85,77
No. 30
No. 40 0,42 420,8 527,8 107 272,9 10,7 75,07
No. 50 0,30 299,2 311,6 12,4 285,3 1,24 73,83
No. 60 0,25 292,4 411,4 119 404,3 11,9 61,93
No. 100 0,15 413,5 630,5 217 621,3 21,7 40,23
No. 200 0,075 269,3 533,3 264 885,3 26,4 13,83
Pan 410,05 520,15 110,1 995,4 11,01 2,82

BAB VII
PEMERIKSAAN ANALISA HIDROMETER

7.1 Standar Acuan


ASTM D 421 “Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for Particel-
Size Analysi and Determination of Soil Constants”
ASTM D 422 “StandardTest Method for Particle-Size Analysis of Soils”
ASSHTO T 88 “Standard method of test for particle size analysis of soils”
SNI 3423:2008 “Cara uji analisis ukuran butir tanah”

7.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


Menentukan distribusi dan butiran tanah yang memiliki diameter yang lebih kecil
dari 0.074 mm (lolos saringan No.200 ASTM) dengan cara pengendapan
(hydrometer analysis).

7.3 Alat-alat dan Bahan


a. Alat
• Hydrometer (tipe 152 H)
• Hydrometer jar (1000 ml)
• Gelas Ukur
• Stopwatch
• Pengaduk mekanis (mixer)
• Oven
• Termometer Celcius
• Gelas belimbing
• Saringan No. 200 ASTM
• Timbangan (ketelitian 0.01 gram)
b. Bahan
• Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM, masing-masing 50 gram (untuk
3 sampel)

Gambar 7.3.1 Hydrometer Jar


Peralatanpraktikum hydrometer : a) Gelas mixer; Hydrometer jar; c)
Termometer; d) Stopwatch; e) Gelasukur; f) Hydrometer 152H; g)
Alatpenyemprot; h) Waterglass; i) Gelasbelimbing; j) Mixe

Tabelpropertidari air suling (η = absolut) TabelFaktorkoreksiα untuk Gs tanah TabelFaktorkoreksi temperature, CT

Temp. Unit Viscosity GS of Corection Temp. CT


(°C) weight Of soil Factor α (°C)
Of water water, Solids
g/cm3 Poise*
4 1.00000 0.01567 2.85 0.96 15 1.10
16 0.199897 0.01111 2.80 0.97 16 -0.90
17 0.99880 0.01083 2.75 0.98 17 -0.70
18 0.99862 0.01056 2.70 0.99 18 -0.50
19 0.99844 0.01030 2.65 1.00 19 -0.30
20 0.99823 0.01005 2.60 1.01 20 0.00
21 0.99802 0.00981 2.55 1.02 21 +0.20
22 0.99780 0.00958 2.50 1.04 22 +0.40
23 0.99577 0.00936 23 +0.70
24 0.99733 0.00914 24 +1.00
25 0.99708 0.00894 25 +1.30
26 0.99682 0.00874 26 +1.65
27 0.99655 0.00855 27 +2.00
28 0.99627 0.00836 28 +2.50
29 0.99598 0.00818 29 +3.05
30 0.99568 0.00801 30 +3.80

TabelNilai K* untukbeberapanilaiGstanahdantemperaturnya

Temp. (°C) Gs of soil Solids


2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.015 0.0148 0.014 0.0144 0.014 0.0139 0.0137 0.0136
1 6 1
17 0.014 0.0146 0.014 0.0142 0.014 0.0138 0.0136 0.0134
9 4 0
18 0.014 0.0144 0.014 0.0140 0.013 0.0136 0.0134 0.0132
8 2 8
19 0.014 0.0143 0.014 0.0138 0.013 0.0134 0.0132 0.0131
5 0 6
20 0.014 0.0141 0.013 0.0137 0.013 0.0133 0.0131 0.0129
3 9 4
21 0.014 0.0139 0.013 0.0135 0.013 0.0131 0.0129 0.0127
1 7 3
22 0.014 0.0137 0.013 0.0133 0.013 0.0130 0.0128 0.0126
0 5 1
23 0.013 0.0136 0.013 0.0132 0.013 0.0128 0.0126 0.0124
8 4 0
24 0.013 0.0134 0.013 0.0130 0.012 0.0126 0.0125 0.0123
7 2 8
25 0.013 0.0133 0.013 0.0129 0.012 0.0125 0.0123 0.0122
5 1 7
26 0.013 0.0131 0.012 0.0127 0.012 0.0124 0.0122 0.0120
3 9 5
27 0.013 0.0130 0.012 0.0126 0.012 0.0122 0.0120 0.0119
2 8 4
28 0.013 0.0128 0.012 0.0124 0.012 0.0121 0.0119 0.0117
0 6 3
29 0.012 0.0127 0.012 0.0123 0.012 0.012 0.0118 0.0116
9 5 1
30 0.012 0.0126 0.012 0.0122 0.012 0.0118 0.0117 0.0115
8 4 0

TabelNilai L (kedalamefektif) yang digunakanpadarumus Stokes untuk


diameter partikelpadaalatHidrometer 152H berdasarkan ASTM

Original Effective Original Effective Original Effective


hydrometer Depth L, hydrometer Depth L, hydrometer Depth L,
reading cm reading cm reading cm
(corrected (corrected (corrected for
for for meniscus
meniscus meniscus only)
only) only)
0 16.3 21 12.9 42 9.4
1 16.1 22 12.7 43 9.2
2 16.0 23 12.55 44 9.1
3 15.8 24 12.4 45 8.9
4 15.6 25 12.2 46 8.8
5 15.5 26 12.0 47 8.6
6 15.3 27 11.9 48 8.4
7 15.2 28 11.7 49 8.3
8 15.0 29 11.5 50 8.1
9 14.8 30 11.4 51 7.9
10 14.7 31 11.2 52 7.8
11 14.5 32 11.1 53 7.6
12 14.3 33 10.9 54 7.4
13 14.2 34 10.7 55 7.3
14 14.0 35 10.5 56 7.1
15 13.8 36 10.4 57 7.0
16 13.7 37 10.2 58 6.8
17 13.5 38 10.1 59 6.6
18 13.3 39 9.9 60 6.5
19 13.2 40 9.7
20 13.0 41 9.6

7.4 Prosedur Praktikum :


1. Siapkan sampel tanah sebanyak 50 gram kering oven.
2. Timbang 40 gram water glass sebagai bahan dispersi dan masukan
water glass ke dalam hydrometer jar, kemudian campur dengan air suling
hingga mencapai 1000 ml, diaduk hingga homogen. Campuran ini
kemudian disebut sebagai larutan dispresi.
3. Tuang larutan dispresi sebanyak 125 ml ke dalam gelas belimbing yang
yang sudah berisi tanah sebanyak 50 gram dan diamkan selama ± 18 jam.
4. Siapkan satu tabung silinder (1000 ml), kemudian masukkan 125 ml
5. Larutan dispresi dan tambahkan air suling hingga 1000 ml ke dalam
tabung silinder, tabung ini berfungsi sebagai tabung kontrol.
6. Periksa koreksi miniskus dan koreksi nol pada alat hydrometer tipe 152 H
dengan jalan memasukkan ke dalam tabung kontrol dan catat
pembacaannya.
7. Masukkan campuran tanah dan larutan dispresi yang telah direndam
selama ± 18 jam ke dalam mixer cup dan kemudian tambahkan sejumlah
air suling dengan pipet sehingga mencapai kurang lebih 2/3 dari mixer
cup. Kemudian aduk selama kurang lebih 10 menit.
8. Pindahkan campuran dari mixer cup ke dalam hydrometer jar lalu
tambahkan air suling hingga mencapai 1000 ml.
9. Tutup tabung dengan karet penutup dan mengocoknya secara horizontal
selama kurang lebih satu menit, sampai homogen.
Proses pengadukan hydrometer jar

10. Segera setelah tabung diletakkan, masukan hydrometer tipe 152 H


(lakukan dengan hati-hati seperti gambar) . Baca hydrometer (R1) tepat
pada menit pertama, lalu pada menit kedua kembali membaca
hydrometer (R2) kemudian angkat kembali hydrometer.

Gambar 7.4.1 Cara memasukkan hydrometer yang benar (tidak dilepas tiba-
tiba)

11. Pada menit yang ke-2.5, masukan kembali hydrometer dan baca
kembali skalanya hingga menit keempat (R4)
12. Kembalikan melakukan pembacaan hidrometer untuk menit ke-8, 15,
30, 60, 120, 240, 960 dan 1440.
13. Pada tiap pembacaan hydrometer, suhu pada tabung control selalu
dibaca.
14. Ulang langkah 1 sampai 8 untuk beberapa sampel, sebaiknya rentang
antara setiap pembacaan menit ke-1 untuk seluruh sampel adalah 10
menit (misal: R1 sampel no.1 adalah pada pukul 10.00, maka R1 sampel
no. 2 adalah pada pukul 10.10, dan seterusnya).
15. Setelah seluruh sampel sudah dilakukan pencatatan, tuang larutan setiap
sampel ke saringan No. 200 ASTM (jangan dicampur). Butiran tanah
yang tertahan pada saringan ini selanjutnya akan dipakai pada
percobaan Sieve Analysis.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN ANALISA HIDROMETER

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR


No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pengujian : Jumat, 23 november 2018
Dikerjakan Oleh : Kelompok V
Diperiksa Oleh :
Keterangan :
Paraf :
Berat Contoh Kering : 50 gr
Berat Jenis (Gs) : 2,464
Faktor Koreksi A :1,000
Harga K : 0,0128
SV (% Lolos Saringan No. 200) :

Waktu Rh Faktor Temperatur Rh N (%) He D √He/ N(%)


°
(menit Koreksi C c (cm) (cm)
t
)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4 5 1,00 24 4 8

1 5 1,00 24 4 8
2

1 2 1,00 24 1 2
2 1 1,00 24 0 0

5 -0,5 1,00 24 -1,5 -3

15 -1,7 1,00 24 -2,7 - 5,4

30 -2 1,00 24 -3 -6

60 -2,4 1,00 24 -3,4 -6,8

BAB VIII
PEMADATAN

8.1. Standar Acuan


ASTM D 698 "Standar Test Methods for Laboratory Compaction Chracteristics of
Soil using Standar Effort"
ASTM D 1557 " Standar Test Methods for Laboratory Compaction Chracteristics of
Soil using Modified Effort"
AASHTO T 99 "The Moisture-Density Relations of Soil Using a 2.5-kg (5.5-lb)
Rammer and a 305-mm (12-in) Drop"
AASHTO T 180 "The Moisture-Density Relations of Soil Using a 4.54-kg (10-lb)
Rammer and a 457-mm (18-in) Drop"
SNI 03-2832-1992"Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan kadar air optimum"

8.2. Maksud dan Tujuan Percobaan


Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
kepaatan tanah. Dapat disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara
standard maupun modified.

8.3. Alat-alat dan Bahan (Standar)


a. Alat
1. Mold pemadatan Ø 4”
2. Mold pemadatan Ø 6”
3. Palu pemadatan standard
4. Palu pemadatan modified
5. Extruder mold
6. Pisau pemotong
7. Palu karet
8. Kantong plastik
9. Sendok
10.Cawan
11.Pan
12.Gelas ukur 1000 mL
13.Alat pengeluar sample
14.Timbangan
b. Bahan
Contoh tanah

8.4. Persiapan Praktikum


1. Siapkan sample tanah yang sudah dijemur lalu hancurkan gumpalan-
gumpalannya dengan mengunakan palu karet agar butir aslinya tidak pecah.
2. Tentukan kadar mula air tanah tersebut dengan mengunakan alat speddy.
3. Pisahkan 6 buah sampel tanah masing -masing seberat 2,5 kg ( untuk mold
Ø 4 “) atau 5 kg ( untuk mold Ø6”) lalu masukan kedalam kantong plastik.
4. Ambil salah satu sample tadi kemudian buatlah kadar air optimum perkirakan
dengan
cara sebagai berikut :
Semprot dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dengan tangan
sampai merata. Penambahan air dilakukan sampai didapat campuran tanah
yang bila dikepalkan dengan tangan lalu di buka, tidak hancur dan tidak
lengket ditangan. Setelah didapat campuran tanah seperti ini, catat jumlah air
yang ditambahkan tadi kemudian tentukan kadar airnya secara perhitungan
sebagai berikut :

Di = C |B+A100|+ B
Untuk perhitungan pertambahan air yang diperlukan untuk membuat sample tanah
dengan kadar air yang sudah ditentukan ( bervariasi ) tersebut dengan rumus :

Di−B
D=C |100+ B|
+A

Dimana :
Di = Kadar air (%)
C = Penambahan air (cc)
B = Kadar air mula (%)
A = Berat tanah (gr)

5. Isikan data tersebut pada furmulir kolom tengah, kemudian isi kolom – kolom
samping kiri dan kanan dengan penambahan air diatur sehingga didapatbenda
uji sebagai berikut:
~ 3 contoh dengan kadar air kira-kira di bawah optimum.
~ 3 contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum.
Perbedaan kadar air dari benda uji masing-masing 3% dan 6% di atas dan
dibawah kadar air optimum perkiraan.Masing-masing benda uji di simpan
dalam kantong plastik dan disimpan selama 12 – 24 jam atau sampai kadar
airnya merata.

8.5. Prosedur Praktikum


1. Cara Standard Proctor
a. Timbang mold standard berikut alasnya dengan ketelitian 1 gram. Beri tanda
pada mold tersebut dengan spidol agar tidak tertukar. Untuk cara standar
proctor bisa menggunakan mold berdiameter 4” atau 6”. Kemudian ukur
Diameter (d) dan tinggi (t) dan tentukan isi mold dengan rumus =¼ π d2t.
b. Pasang collar (leher sambung) lalu kencangkan mur penjepitnya. Tempatkan
pada tumpuan yang kokoh.
c. Ambil salah satu sampel tanah dari dalam kantong plastik yang telah
dipersiapkan kemudian diisikan kedalam mold kurang lebih sampai
setengah tinggi. Tumbuk dengan palu pemadatan standar 5,5 lb sebanyak 25
kali tumbukan (untuk mold Ø 4”)56 kali tumbukan ( untuk mold Ø 6” )
secara merata sehingga setelah memadat, tanah tersebut mengisi kuarang
lebih 1/3 tinggi mold.
d. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga sehingga lapisan
terakhir mengisi sebagian collar (berada sedikit lebih tinggi daripada mold ).
e. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan
menggunakan pisau pemotong.
f. Isilah rongga–rongga yang terbentuk dengan tanah sisa–sisa potongan tadi
sehingga didapatkan permukaan tanah yang rata dan bersihkan sisa–sisa
tanah dengan kuas.
g. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian 1 gram.
h. Keluarkan sample tanah yang dipadatkan dari dalam mold dengan
menggunakan extruder mold lalu ambil 2–3 buah sample dibagian intinya
untuk pemeriksaan kadar air.
i. Ulangi prosedur c sampai dengan h untuk sample tanah yang lain.
Isikan data – data tersebut pada formulir sehingga didapatkan 6 buah
data pemadatan.

2. Cara Modified Proctor :


a. Untuk cara modified proctor, bisa juga menggunakan mold
berdiameter 4” atau 6” dan palu pemadatan seberat 10 lb.
b. Jumlah lapisan permold adalah 5 lapis. Jumlah tumbukan perlapis
untuk mold berdiameter 4” adalah 25 kali tumbukan dan untuk mold
diameter 6” adalah 56 kali tumbukan
c. Prosedur percobaan sama dengan pemadatan standar.

8.6. Teori dan Rumus yang Digunakan


Pemadatan tanah yang digunakan di laboraturium pada umumnya terdiri
dari dua macam,yaitu :
1. Standar proctor- AASHTO T 99 (ASTM D 698)
2. Modified Proctor – AASHTO T 180 (ASTM D 1557)
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada table di bawah
ini :
Test Indifications Standart Proctor Modified Proctor
AASHTO T 99 AASHTO T 180
(ASTM (ASTM D 1557)
Diameter Mould 4 6 4 6
(inch)
Berat Hammer (lbs) 5.5 5.5 10 10
Tinggi Jatuh 12 12 18 18
Hummer (inch)
Jumlah Layer 3 3 5 5
Jumlah Pukulan 25 56 25 56
Perlayer
C.E (ft- lb/ ft 3) 12400 12400 56000 56000
Ukuran Butiran No.4 No.4 No.4 No.4(3/4)”
Maksimum yang
(3/4)” (3/4)” (3/4)”
Lolos

Kepadatan yang tergantung pada kadar air. Untuk membuat suatu hubungan
tersebut dibuat beberapa sampel tanah minimal empat contoh dengan kadar
air yang berbeda-beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap
sampel.
Dari pecobaan tersebut kemudian dibuat grafik yang menggambarkan
hubungan antara kepadatandan kadar air, sehingga dari grafik tersebut
diperolehY dry maksimum pada kadar air optimumnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa suatu tanah yang dipadatkan dengan kadar air
tanah lebih dari W opt akan diperoleh nilai kepadatan yang lebih kecil dari Y dry
maksimum.

S= 100%
S= 80%

( γd)mi
(γd )max
ɣd
modified
wo
standart wo

w
Perbedaan grafik pemadatan modified proctor dan standard
proctor
Gambar diatas menunjukan perbedaan dari energy pemadatan antara metode
standard proctor dan juga menggunakan modified proctor. Penggunaan
medified proctor yang memiliki energy pemadatanyang hamper 5 kali lebih
besar dari standart proctor menghasilhan Ydry maksimu yang lebih
tinggidibandingkan standard proctor namun menghasilkan kadar air
optimum (Wopt) yang lebih rendah dibandingkan standard proctor.
8.7. Perhitungan

Gambarkan grafik isi berat tanah kering terhadap kadar air hasil dari
percobaan . kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus dan yang paling
mendekati dengan titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering
maksimum dari kurva tersebut dengan ketelitian 0,01 gram/cmᶟ .
Kadar air sesuai dengan berat isi kering maksimum ini adalah kadar air
optimum yang harus dicatat dengan ketelitian 0,5%.setelah diketahui Wopt
dan ɣmax dan gambarkan Zero Air Voild Content (ZAVC) yang bias
dihitung dengan rumus:

ɣW
¿
ɣZAV = 1
(
W%
100 )
+1 /Gs ¿

Dimana :
Gs = berat jenis tanah
ɣw = berat jenis air
w = kadar air

ɣd max tidak mungkin melebihi batas ZAVC, sehingga hal ini diperlukan
sebagai pengontrol
*catatan
1. Bersihkan dan keringkan mold dan palu yang telah selesai dipakai untuk
mencegah karat.
2. Kencangkan mur pemutup lalu pemadatan sebelum dipakai supaya tinggi
jatuhnya benar-benar standard dan dratnya tidak aus.
LABORATURIUM MEKANIKA TANAH
FAKUTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMADATAN

Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR No. Contoh


:
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pegujian : Sabtu, 24 November 2018
Dikerjakan Oleh : Kelompok V
Diperiksa Oleh :
Keterangan :
Paraf :
Volume Cetekan (Cc) : 3552,56
Jumlah Pukulan Per Lapis : 56
Jumlah Lapisan :3

Penambahan Air
500 ml 450 ml 550 ml 600 ml 650 ml
(cc)
Berat Cetakan + Tanah Basah
12,91 13,182 13,970 12,959 13,199
(kilogram)
Berat Cetakan
7,554 7,554 7,554 7,554 7,554
(kilogram)
Berat Tanah Basah
5,356 5,628 6,416 5,405 5,645
(kilogram)
Isi Cetakan
(cc)
Kepadatan
(gram/cc)
Kepadatan Kering
(gram/cc)
Berat Cawan + Tanah A 17,4 22,3 25,9 28,2 28,5
Basah (gram) B 18,8 20 18 26,5 28,7
Berat Cawan + Tanah A 16,5 21,3 24,8 26,7 27,8
Kering (gram) B 17,7 19,3 17,2 25,9 26,1
Berat Air (gram) A 0,9 1 1,1 1,5 0,7
B 1,1 0,7 0,8 0,6 2,6
Berat Cawan A 10 10,5 10,5 14,4 14,5
(gram) B 9,4 10,4 9,6 14,5 10
Berat Tanah Kering A 6,5 10,8 14,3 12,3 13,3
(gram) B 8,3 8,9 7,6 11,4 16,1
Kadar Air A 13,85 9,26 7,69 12,20 5,26
(%) B 13,25 7,87 10,53 5,26 16,15
ZAV

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil percobaan dapat di gambarkan kurva pengujian yang


memerlihatkan nilai kadar air yang terbaik (W optimum) untuk mencapai berat
volume kering terbesar ( kepadatan maksimal).
 Pada nilai kadar rendah, tanah cendrung bersifat kaku dan sulit di
padatkan .
 Pada nilai kadar air tinggi, berat volume tanah kering berkurang (tanah
lembek dan sulit di padatkan.
 Kepadatan maksimum di peroleh pada kadar air %

BAB IX
CALIFORNIA BEARING RATIO
9.1 Standar Acuan
ASTM D 1883 “Standart Test Menthod fo CBR (California Bearing Ratio)
of Laboratory-Comppaxted Soils”
AASHTO T 193 “Standard Menthod of Test for The California Bearing
Ratio”
SNI 174:1989 “Metode Pengujian CBR Laboratorium”

9.2. Maksud dan Tujuan Percobaan


Mendapatkan nilai CBR (california Bearing Ratio) tanah pada kondisi
kadar air optmum atau pada rentang kadar air tertentu dari uji
pemadatan .Nilai CBR ini merupakan metode dalam evaluasi kualitas dan
kekuatan dari lapisan subgrade,subbase,dan base soils pada perkerasan
jalan berdasarkan uji laboratorium.
9.3. Alat-alat dan Bahan
a. Alat
 Compaction Hammer
 Mould
 Sendok pengaduk tanah
 Wadah untuk mencampur tanah dengan air
 Botol penyemprot air
 Pisau baja (straight edge)
 Timbangan
 Oven
 Almunium can
 Stopwach
 Beban logam berbentuk lingkaran ( 10 lbs)
 Bak air
 Piringan berlubang dengan dial pengkur swell
 Mesin Uji CBR

b.Bahan
 Sampel tanah lolos saringan No 4 ASTM sebanyak minimal 3 kantong
5 kg
Peralatan praktikum CBR : a) mesin CBR;b)Piringan berlubang dengan
dial;c) Beban logam

9.4 Teori dan Rumus yang digunakan


Nilai CBR adalah perbandingan antara kekuatan sampel tanah (dengan
kepadatan tertentu dan kadar air tertentu) terhadap kekuatan batu pecah
bergradasi rapat sebagai standar material dengan nilai CBR = 100.
Untuk mencari nilai CBR dipakai rumus :
test unit load ( psi )
CBR=
standart unit load ¿ ¿
Dengan Standart Unit Strees pada harga-harga penetrasi

Standart Unit Stress pada pengujian CBR


PENETRATION STANDARDUNITSTRESS
Mm Inch Mpa Psi
2.5 0.10 6.9 1000
5.0 0.20 10.3 1500
7.5 0.30 13.0 1900
10.0 0.40 16.0 2300
12.7 0.50 18.0 2600
Sumber AASHTO T 193
Beban(load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian
dikorelasikan dengan grafik Calibration Prooving Ring.
Test Unit Load (psi) = tegangan ()
P M (LRC )
σ= =
A A
Dengan :
A = Luas Piston
P = M.LRC
M = dial reading
LRC = faktor kalibrasi
Nilai CBr didapatkan berdasarkan rasio beban untuk penetrasi sedalam 2.5 mm
(0.1 inch).Namun , jika nilai CBR pada saat penetrasi 5.0 mm lebih besar, maka
pengujian seharusnya diulang. Jika pengujin kedua memiliki nilai CBR yang lebih
besar pada saat penetrasi 5.0 mm, maka nilai CBR tersebut dapat digunakan.
Dalam uji CBR, dilakukan dua ppengujian, yaitu pengujian segera (unsoaked
condition) dan pengujian jenuh (soaked condition). Pengujian unsoaked condition
dilakukan segera sampel tanah dipadatkan. Pengujian soaked condition dilakukan
setelah sampel tanah dalam mould direndam/dijenuhkan selama 96 jam sambil
dibebani oleh beban surcharge sesuai dengan tekanan perkerasan jalan. Dilakukan
pula pembacaan pengembangan tanah (swell reading) pada interval waktu
tertentu.
Perendaman ini dilakukan untuk mengetahui nilai CBR pada saat berad dalam
kondisi jenuh. Nilai CBR pada kondisi jenuh ini akan memberikan informasi
terkait peristiwa pengembangan tanah (soil expansion) di bawah perkerasan jalan
ketika tanah menjadi jenuh,serta memberikan indikasi adanya perlemahan
kekuatan tanah akibat penjenuhan yang terjadi.
Nilai CBR digunakan untuk mengetahui tanah terutama yang digunakan sebagai
lapisan base dan subgrade dibawah perkerasan jalan atau lapangan terbang.
Berikut merupakan penilaian CBR dan klasifikasinya berdasarkan The Asphait
Handbook (1970).
Nilai CBR tanah beserta kualitas dan juga kegunaan serta sistem klasifikasinya

Nilai Kualitas Kegunaan Sistem Klasifikasi


CBR Unified AASHTO
0-3 Sangat Subgrade OH,CH,MH,OL A5,A6,A7
rendah
3-7 Rendah s/d Subgrade OH,CH,MH,OL A4,A5,A6,A7
cukup baik
7-20 Cukup baik Subbase OL,CL,ML,SC,SM,SP A2,A4,A6,A7
20-50 Baik Base atau GM,GC,SW,SM,SP,G A1b,A2-5,A-
Subbase P 3,
A2-4
>50 Sangat baik Base GW,GM A1a,A2-4,A3
Sumber : The Aspalht Handbook (1970)
9.5 Prosedur Praktikum
1. Siapkan 3 plastik sampel tanah lolos saringan No.4 ASTM seberat
5 kg.
2. Rencanakan kadar air pada masig-masing kantong. Kadar air ini
divariasikan -2% s/d -2.5% dari kadar air air optimum pada
percobaan Compaction,dan 2 s/d 2.5% dari kadar air optimum.
Untuk membuat kadar air yang diinginkan, cari kadar air awal
terlebih. Kemudian tambahkan air dengan volume tertentu (V)
untuk mencapai kadar air yang diinginkan menggunakan
persamaan berikut:
w x −w o
v add = x w=.. . mL
1+ wo

3. Setelah sampel tanah dicampur dengan air hingga merata,


diamkan/peram sampel tanah tersebut selama  24 jam sebelum
dilakukan proses pemadatan.
4. Padatkan sampel tanah seperti pada percobaan Pemadatan.
5. Lakukan penetrasi sampel pada kondisi Unsoaked.
a) Timbang mould dan tanah , kemudian diletakkan pada mesin
CBR dan berikan beban ring di atas permukaan sampel
tanah.Piston diletakkan di tengah-tengah beban ring sehingga
menyentuh permukaan tanah.
b) Periksa dan set coading dan dial sehingga menjadi nol.
c) Lakukan penetrasi dengan penurunan konstan 0.05”/menit.
d) Catatpembacaan dial pada penetrasi sebgai berikut :
0.025”,0.050”,0.075”,0.100”,0.125”,0.150”,0.175”,0.200”,0.2
50”.
6. Lakukan penetrasi pada kondisi Soaked.
a. Setelam percobaan pada kondis unsoaked,rendm sampel
tanah tadi 96 jam untuk mengetahui nilai CBR pada kondisi
swelling.
b. Lakukan pencatatan swelling pada jam pertama dan jam
kedua sejak mulai memasukan ke dalam bak air. Catat
pembacaan selanjutnya pada jam ke – 24,48,72, dan 96 jam.
c. Setelah  96 jam, angkat mould dan tanah, kemudian
lakukan penetrasi seperti pada percobaan Unsoaked namun
permukaan yang digunakan adalh yang sebaliknya.
d. Setelah selesai, keluarkan sampel tanah dan kemudian ambil
sabagian tanah di lapisan atas, sebagian tanah di lapisan
tengan, dan sebagian lagi tanah pada lapisan bawah untuk
dihitung kadar airnya.

9.6. Perbandingan dengan ASTM

Menurut Jembatan Sei Tiawu,Jln. Palangka Raya – Buntok,Penda Barania,Bukit


Rawi.
1. ASTM,pembacaan dial dilakukan pada jam
pertama,kedua,ketiga,hari ke-2,hari ke-3,dan hari ke-
4.Sedangkan pada praktikum ini hanya dilakukan pembacan
pada dua jam pertama berturut-turut dan dilanjutkan hari ke-
2,hari ke-3,dan hari ke-4.
2. Menurut ASTM pembacaan dial dilakukan hingga menunjukkan
0.3”, sedangkan pada praktikum ini dilakukan pembacaan dial
hingga 0.25”.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN CALIFORNIAN BEARING RATIO


Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR
No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pengujian : Senin, 24 November 2018
Dikerjakan Oleh : Kelompok V
Diperiksa :
Kadar Air : 550 ml
Tabel Data dan perhitungan pengujian CBR

Elapsed time Vertikal Dial VDR LDR Force


(minute) (mm)     (Kpa)
0 0 0    
0,1 18 25    
1 26 48    
1,5 41 76    
2 64 105    
2,5 71,5 129    
3 86 139    
3,5 92 155    
4 95,5 189    
4,5 99,5 217    
5 102,5 247    
6 109 303    
7 114,2 353    
9 124 454,2    
10 128 499    

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN CALIFORNIAN BEARING RATIO


Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR
No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pengujian : Senin, 24 november 2018
Dikerjakan Oleh : Kelompok V
Diperiksa :
Kadar air : 550 ml
Tabel Data dan perhitungan pengujian CBR

Elapsed time Vertikal Dial VDR LDR Force


(minute) (mm)     (Kpa)
0 0 0    
0,1 1 24    
1 3 47    
1,5 8 72    
2 11 100    
2,5 14 124    
3 17 149    
3,5 20 175    
4 23 200    
4,5 26 226    
5 29 252    
6 34 307    
7 39 362    
9 47 415    
10 51 478    

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


FAKULTAS TEKNIK UPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PEMERIKSAAN CALIFORNIAN BEARING RATIO


Lokasi : Lab. Mektan Fakultas Teknik UPR
No. Contoh :
Kedalaman : 125 cm
Tanggal Pengujian : Senin, 24 November 2018
Dikerjakan Oleh :
Diperiksa :
Kadar air : 450 ml
Tabel Data dan perhitungan pengujian CBR

Elapsed time Vertikal Dial VDR LDR Force


(minute) (mm)     (Kpa)
0 0 0    
0,1 0 33    
1 0 58    
1,5 1 84    
2 3 130    
2,5 11 157    
3 18 185    
3,5 22 211    
4 27 237    
4,5 32 263    
5 36 289    
6 43 342    
7 50 396    
9 60 481    
10 64 536    

DAFTAR PUSTAKA
 Yani, M. Ikhwan. 2016. Buku Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 1.
Laboratorium Mekanika Tanah: Palangka Raya.

Anda mungkin juga menyukai