1.9.Pengolahan Data
Dari sample tanah yang diambil, dapat dibuat boring log yang berisi jenis
tanah, warna, dan juga uraian secara visual. Berikut merupakan contoh boring log.
BORELOG
PROJECT ELEVATION M
LOCATION DATEDD/MM/YY
BOREHOLE NO. TESTED BY
SYMBOL
SPT SPT CHART
TESTS
GWL
DESCRIPTION DEPTH(m) 15 15 15 N
-1
UD
-2
-3
-4
30 Warna : Kecoklatan
Kondisi : Berbutir
Bau : Tidak Berbau
Jenis : Tanah Timbunan
Tanah Asli
70
Warna : Putih Kecoklatan
70 Kondisi : Lengket, Dan Berbutir,
Bau : Tidak Berbau
Jenis : Tanah Lanau Kepasiran
100
100
Warna : Putih
Kondisi : Lengket,Berbutir, Dan
Kenyal
Bau : Tidak Berbau
Jenis : Tanah Lempung Kepasiran
140
Kesimpulan
Berdasarkan hasil di lapangan dapat di simpulkan bahwa setelah
melakukan penggambilan menggunakan scup dan cangkuldengan kedalaman
140 cm. Komposisi tanah gambut 21,43% (Kedalaman 0-30cm), tanah timbunan
28,57% (Kedalaman 30cm-70cm) dan tanah lanau kepasiran 21,43% (kedalaman
70cm-100cm), tanah lempung kepasiran 28,57% (kedalaman 100cm-140cm).
Tanah yang paling dominan adalah tanah lanau berpasir dan lempung berpasir
yang sama sama memiliki 28,57% dari total pengeboran hingga kedalaman
140cm.
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
2.3. Peralatan :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105-110C
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram
b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram
c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram
3. Desikator
4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
2.5 ProsedurPercobaan
Berikutadalahprosedurpercobaan :
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbangan, kemudian timbang dan
catat beratnya (W1).
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan. Kemudian
bersama tutupnya ditimbang (W2).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven
(105C - 110C) selama 16 – 24 jam. Tutup cawan disertakan dan
jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam
distikator. Setelah dingin cawan ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (W3).
2.6 Hitungan
berat air
Kadar air W (%) = berat tanah kering x 100%
W2-W3
W = W3-W1 x 100% (dua angka dibelakang koma)
Catatan :
1. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan
tanah dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang
berurutan beratnya harus tidak kurang lagi (maximum selisih 0,1 persen)
2. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan
organik atau mengandung gips. Gunakan temperatur oven sekitar 60C -
80C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara seperti
tersebut pada 1.
3. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga
merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan
pemadatan, batas-batas atterbert, konsolidasi dan lain sebagainya.
4. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan
dua benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hampir sama, yang
kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan
terlalu berbeda, harus diulang.
5. Buatkesimpulandarihasilpengujian.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
FAKULTASTEKNIKUPR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nomor Cawan I II
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air 20,86 % Tanah yang
berbutir halus khusus nya tanah lempung berpasirsangat dipengaruhi oleh air,
sehingga partikel air dengan mineral-mineral lempung saling terikat satu sama
lain.
BAB III
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME
3.1 Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahu iberat isi, pori, derajat kejenuhan
suatu sampel tanah.
Tabel 3.1 Pemeriksaan Berat Volume, Angka Pori Dan Derajat Kejenuhan
Rata –
Sampel Ke Ring I Ring II
Rata
Berat Ring ¿)
126,5 126,8 126,65
(gram)
Berat Ring + Tanah Basah ¿ ¿)
181,5 182,6 182,05
(gram)
Berat Tanah Basah ( w3)
123,2 124,6 123,9
(gram)
Volume Tanah Basah
58,87 58,87 58,87
(cm3)
Berat Ring + Tanah Kering ( w4 )
161,3 160,9 161,1
(gram)
Berat Tanah Kering ( w5)
103 102,6 102,8
(gram)
Volume Tanah Kering
49,83 52,02 50,925
(cm3)
Volume Pori
9,04 6,85 7,945
(cm3)
Volume Air Raksa Yang Dipindahkan
Oleh Tanah (gram/cm3)
Berat Volume Tanah Basah
2,09 2,17 2,13
(gram/cm3)
Berat Volume Tanah Kering
2,08 1,97 4,05
(gram/cm3)
Berat Air ( w ¿ ¿ 6 ¿ w3 −w 5) ¿
20,2 22 21,1
(gram)
Kadar Air (w ¿ w 6 /w5 ×100 ¿ 20 21 20,5
(%)
Berat Jenis (Gs) 2,46 2,36 2,41
Angka Pori (e)
0,18 0,13 0,15
-
Derajat Kejenuhan (S) 223,4
(%) 321,16 265,57
5
Porositas (n) 432,5
315,66 373,00
(%) 3
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-72
4.1 StandarAcuan
ASTM D 854 “Standard Test Methods for Spesific Gravity of Soil by Water
Pycnometer”
AASHTO T 100 “Specific Gravity of Soils”
SNI 1964:2008 “Cara UjiBeratJenis Tanah”
4.2 MaksuddanTujuanPercobaan
Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan
beratisi tanah dan berat isi air suling pada suhu 4 0 C. Specific grafity pada tanah
dapat digunakan untuk menghitung hubungan pada fase tanah, seperti angka pori
(void ratio), derajat kejenuhan (degree of saturation), serta densitas dari tanah.
4.3 Alat-alatdanBahan
a. Alat
Piknometer dengan kapasitas minimum 500 ml.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Oven.
Kompor Listrik.
Termometer.
Can.
AlatPenyemprot.
b. Bahan
Sampe ltanah lolos saringan No. 40 sebanyak 500 gram, kering oven.
Air Suling.
Nilai Gs pada umumnya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil
percobaan benar atau tidak salah sebagai berikut :
Tabel 4.4.1 Tipe Tanah
Tipe Tanah Gs
Pasir 2.75 - 2.67
PasirKelanauan 2.67 - 2.70
Lempung anorganik 2.70 - 2.80
Tanah dengan mika dan besi 2.75 - 3.00
Tanah organic 1.0+ - 2.60
BAB V
PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG
Dalam batas cair kita mempelajari kadar air dalam keadaaan tertentu.
Dalam praktikum ini hanya dipelajari/diuji dalam tiga keadaan, yaitu batas
cair, batas plastis, dan batas susut dari tanah, atau secara skematis diwakili
pada sebuah diagram yaitu :
Diagram atterberg limits
Semakin ke kanan diagram diatas, kadar airnya semakin sedikit. Batas ini
ditentukan dengan percobaaan memakain alat percobaan liquid limit. Alat
ini dikembangkan oleh Cassagrande dan besarnya batas cair ditentukan
pada ketukan ke -25.
w 1−w 2
W= × 100%
w 2−w 3
Dimana :
W = kadar air
W1 = berat tanah basah + cawan
5.2.5 Perhitungan :
a. Tentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis.
b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
c. Catatlah pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau
kering udara disaring atau tidak.
Catatan :
1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk
pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah
pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis.
3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis =
Liquid Limit – Plastis Limit).
4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.
5.3.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana tanah
masih dalam keadaan plastis.
5.3.4 Perhitungan :
a. Ukur volume monel dish :
- Isi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian
tekan plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa
akan keluar.
- Timbang monel dish berikut air raksa (D)
Berat air raksa
Volume = BJ air raksa ................................(4.1)
dimana :
Berat air raksa= D – C gram
BJ air raksa = 13,6 gr/cm3
b. Ukur volume tanah kering :
- Tempatkancristalizing dish pada cawan petry besar.
- Isi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.
- Letakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan
sehingga kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam
cawan petri besar.
- Angkat cristalizing dish dari dalam cawan petri besar
kemudian air raksa dalam cawan petri tersebut dipindahkan
kedalam botol penyimpanan.
- Bersihkan cawan petri dari air raksa yang tersisa lalu
ditimbang.
- Letakkan kembali cristalizing dish kedalam cawan petri
kemudian sampel tanah yang sudah kering diletakkan diatas.
- Tekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong
plate sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap
dibawah prong plate.
- Timbang cawan petri yang berisi tumpahan air raksa
tersebut.
- Hitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama
dengan volume tanah kering.
Catatan :
1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan
ini minimal sebanyak 2 kali.
2. Pada waktu menekan sampel dengan prong plate, air raksa
kelebihan haruskeluar semua.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat batas cair sebesar 17,241%
menurut klasifikasi tanah sistem unified tanah dengan batas cair >50% merupakan jenis
tanah yang digolongkan dalam deviasi utama tanah lempung.
Indeks Plastisitas
Nilai PI dan jenis tanah dapat dilihat pada tabel di bwah ini :
PLASTISITAS KOHESIF
<7 LANAU
RENDAH SEBAGIAN
PLASTISITAS LEMPUNG
7-17 KOHESIF
SEDANG BERLANAU
PLASTISITAS
>17 LEMPUNG KOHESIF
TINGGI
Dari tabel di atas maka dapat di simpulkan bahwa tanah tersebut mempunyai PI <7
maka tanah tersebut memiliki sifat plastisitas rendah dengan jenis tanah lanau dan
kohesif sebagian.
BAB VI
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
Peralatan praktikum sieve analysis: Satu set saringan standar ASTM dan
pan
BAB VII
PEMERIKSAAN ANALISA HIDROMETER
TabelNilai K* untukbeberapanilaiGstanahdantemperaturnya
Gambar 7.4.1 Cara memasukkan hydrometer yang benar (tidak dilepas tiba-
tiba)
11. Pada menit yang ke-2.5, masukan kembali hydrometer dan baca
kembali skalanya hingga menit keempat (R4)
12. Kembalikan melakukan pembacaan hidrometer untuk menit ke-8, 15,
30, 60, 120, 240, 960 dan 1440.
13. Pada tiap pembacaan hydrometer, suhu pada tabung control selalu
dibaca.
14. Ulang langkah 1 sampai 8 untuk beberapa sampel, sebaiknya rentang
antara setiap pembacaan menit ke-1 untuk seluruh sampel adalah 10
menit (misal: R1 sampel no.1 adalah pada pukul 10.00, maka R1 sampel
no. 2 adalah pada pukul 10.10, dan seterusnya).
15. Setelah seluruh sampel sudah dilakukan pencatatan, tuang larutan setiap
sampel ke saringan No. 200 ASTM (jangan dicampur). Butiran tanah
yang tertahan pada saringan ini selanjutnya akan dipakai pada
percobaan Sieve Analysis.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4 5 1,00 24 4 8
1 5 1,00 24 4 8
2
1 2 1,00 24 1 2
2 1 1,00 24 0 0
30 -2 1,00 24 -3 -6
BAB VIII
PEMADATAN
Di = C |B+A100|+ B
Untuk perhitungan pertambahan air yang diperlukan untuk membuat sample tanah
dengan kadar air yang sudah ditentukan ( bervariasi ) tersebut dengan rumus :
Di−B
D=C |100+ B|
+A
Dimana :
Di = Kadar air (%)
C = Penambahan air (cc)
B = Kadar air mula (%)
A = Berat tanah (gr)
5. Isikan data tersebut pada furmulir kolom tengah, kemudian isi kolom – kolom
samping kiri dan kanan dengan penambahan air diatur sehingga didapatbenda
uji sebagai berikut:
~ 3 contoh dengan kadar air kira-kira di bawah optimum.
~ 3 contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum.
Perbedaan kadar air dari benda uji masing-masing 3% dan 6% di atas dan
dibawah kadar air optimum perkiraan.Masing-masing benda uji di simpan
dalam kantong plastik dan disimpan selama 12 – 24 jam atau sampai kadar
airnya merata.
Kepadatan yang tergantung pada kadar air. Untuk membuat suatu hubungan
tersebut dibuat beberapa sampel tanah minimal empat contoh dengan kadar
air yang berbeda-beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap
sampel.
Dari pecobaan tersebut kemudian dibuat grafik yang menggambarkan
hubungan antara kepadatandan kadar air, sehingga dari grafik tersebut
diperolehY dry maksimum pada kadar air optimumnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa suatu tanah yang dipadatkan dengan kadar air
tanah lebih dari W opt akan diperoleh nilai kepadatan yang lebih kecil dari Y dry
maksimum.
S= 100%
S= 80%
( γd)mi
(γd )max
ɣd
modified
wo
standart wo
w
Perbedaan grafik pemadatan modified proctor dan standard
proctor
Gambar diatas menunjukan perbedaan dari energy pemadatan antara metode
standard proctor dan juga menggunakan modified proctor. Penggunaan
medified proctor yang memiliki energy pemadatanyang hamper 5 kali lebih
besar dari standart proctor menghasilhan Ydry maksimu yang lebih
tinggidibandingkan standard proctor namun menghasilkan kadar air
optimum (Wopt) yang lebih rendah dibandingkan standard proctor.
8.7. Perhitungan
Gambarkan grafik isi berat tanah kering terhadap kadar air hasil dari
percobaan . kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus dan yang paling
mendekati dengan titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering
maksimum dari kurva tersebut dengan ketelitian 0,01 gram/cmᶟ .
Kadar air sesuai dengan berat isi kering maksimum ini adalah kadar air
optimum yang harus dicatat dengan ketelitian 0,5%.setelah diketahui Wopt
dan ɣmax dan gambarkan Zero Air Voild Content (ZAVC) yang bias
dihitung dengan rumus:
ɣW
¿
ɣZAV = 1
(
W%
100 )
+1 /Gs ¿
Dimana :
Gs = berat jenis tanah
ɣw = berat jenis air
w = kadar air
ɣd max tidak mungkin melebihi batas ZAVC, sehingga hal ini diperlukan
sebagai pengontrol
*catatan
1. Bersihkan dan keringkan mold dan palu yang telah selesai dipakai untuk
mencegah karat.
2. Kencangkan mur pemutup lalu pemadatan sebelum dipakai supaya tinggi
jatuhnya benar-benar standard dan dratnya tidak aus.
LABORATURIUM MEKANIKA TANAH
FAKUTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PEMADATAN
Penambahan Air
500 ml 450 ml 550 ml 600 ml 650 ml
(cc)
Berat Cetakan + Tanah Basah
12,91 13,182 13,970 12,959 13,199
(kilogram)
Berat Cetakan
7,554 7,554 7,554 7,554 7,554
(kilogram)
Berat Tanah Basah
5,356 5,628 6,416 5,405 5,645
(kilogram)
Isi Cetakan
(cc)
Kepadatan
(gram/cc)
Kepadatan Kering
(gram/cc)
Berat Cawan + Tanah A 17,4 22,3 25,9 28,2 28,5
Basah (gram) B 18,8 20 18 26,5 28,7
Berat Cawan + Tanah A 16,5 21,3 24,8 26,7 27,8
Kering (gram) B 17,7 19,3 17,2 25,9 26,1
Berat Air (gram) A 0,9 1 1,1 1,5 0,7
B 1,1 0,7 0,8 0,6 2,6
Berat Cawan A 10 10,5 10,5 14,4 14,5
(gram) B 9,4 10,4 9,6 14,5 10
Berat Tanah Kering A 6,5 10,8 14,3 12,3 13,3
(gram) B 8,3 8,9 7,6 11,4 16,1
Kadar Air A 13,85 9,26 7,69 12,20 5,26
(%) B 13,25 7,87 10,53 5,26 16,15
ZAV
Kesimpulan :
BAB IX
CALIFORNIA BEARING RATIO
9.1 Standar Acuan
ASTM D 1883 “Standart Test Menthod fo CBR (California Bearing Ratio)
of Laboratory-Comppaxted Soils”
AASHTO T 193 “Standard Menthod of Test for The California Bearing
Ratio”
SNI 174:1989 “Metode Pengujian CBR Laboratorium”
b.Bahan
Sampel tanah lolos saringan No 4 ASTM sebanyak minimal 3 kantong
5 kg
Peralatan praktikum CBR : a) mesin CBR;b)Piringan berlubang dengan
dial;c) Beban logam
DAFTAR PUSTAKA
Yani, M. Ikhwan. 2016. Buku Penuntun Praktikum Mekanika Tanah 1.
Laboratorium Mekanika Tanah: Palangka Raya.