Anda di halaman 1dari 4

1. Teori Perkembangan Bahasa Anak.

Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa aank tentunya tidak terlepas dari
pandangan, hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah telah mencatat
adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak. Teori tersebuat adalah
sebagai berikut:

A.    Teori Nativis
Pandangan ini diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat bahwa penguasaan
bahasa pada anak-anak bersifat alamiah atau nature. pandangan ini tidak berpendapat bahwa
lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa
merupakan pemberian biologis, sejalan dengan terbukanya kemampuan lingual yang secara
genetis telah di programkan.

B.     Teori Behavioristik
Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan
bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena istilah bahasa itu
menyiratlan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan, dan sesuatu yang di lakukan.
Padahal bahasa itu merupakan salah satu perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu,
mereka lebih suka menggunakan istilah perilaku verbal (verbal behavior), agar tampak lebih
mirip dengan perilaku kain yang harus dipelajari.
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak
diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari
tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan
perilaku verbalnya. Kaum behavioris bukan hanya tidak mengakui peran aktif si anak dalam
proses penerolehan bahasa, malah juga tidak mengakui kematangan anak. Proses perkembangan
bahasa terutama ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Dan
kemampuan yang sebenarnya dalam berkomunikasi adalah dengan prinsip pertalian S-R
(stimuls-respons) dan proses peniruan-peniruan.

C.     Teori Kognitif
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandas pada
perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan
perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.

Piaget menegaskan bahwa stuktur yang kompleks dari bahasa bukanlah sesuatu yang
diberikan oleh alam, dan bukan pula sesuatu yang dipelajari dari lingkungan. Struktur bahasa itu
timbul sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi kognitif anak
dengan lingkungan kenahsaannya (juga lingkungan yang lain). 
Para ahli kognitif berpendapat bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa fator seperti
peran aktif anak terhadap lingkungan, cara anak memproses suatu informasi, dan menyimpulkan
struktur bahasa.

2. Faktor Perkembangan Bahasa Anak


ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:

1. Berbedanya cara bagaimana si anak mempelajari bahasa tersebut,


2. Berbedanya jenis bahasa yang dipelajari si anak,
3. Berbedanya karakteristik kepribadian anak, dan
4. Berbedanya lingkungan tempat proses pembelajaran bahasa itu terjadi.

3. Tahap perkembangan kemampuan berbahasa anak


Saat sedang belajar mengenai bahasa, anak mulai mengenal suara dari huruf, kata, dan
kalimat terlebih dahulu. Setelahnya, barulah buah hati belajar mengenai kata dan pada akhirnya
belajar membuat kalimat.Perkembangan bahasa anak dapat ditelusuri berdasarkan dengan
usianya. Di tiap usia, orangtua dapat melihat peningkatan dari kemampuan berbahasa Si Kecil.

 Saat baru lahir


Ketika buah hati baru saja lahir, wajar jika ia belum dapat mengucapkan apapun, tetapi
perkembangan bahasa anak di usia ini ditandai dengan kemampuannya untuk mengenali ritme,
nada, dan kecepatan dari suara orang-orang di sekitarnya.

 Usia 3-12 bulan


Orangtua sudah mulai bisa mendengarkan suara tertawa dan ocehan tanpa makna (babbling)
yang dilontarkan Si Kecil. Selain bersuara, anak juga dapat berkomunikasi dengan gerakan,
seperti menggoyangkan tangan.Perlahan-lahan, anak mulai bisa mengucapkan kata pertamanya,
seringnya kata pertama mulai terdengar saat anak berusia 12 bulan.Apabila bayi belum
melakukan babbling atau berekspresi melalui gestur saat berusia 12 bulan, Anda perlu
memeriksakannya ke dokter.

 Usia 12-18 bulan


Sebelumnya, perkembangan bahasa anak lebih dominan pada pelafalan suara, tetapi pada
usia ini, Si Kecil akan lebih sering mengucapkan kata-kata dengan makna tertentu, seperti kata
‘dada’ yang merujuk pada ayahnya.Seiring berjalannya waktu, bayi akan memperbanyak kosa
katanya dan dapat mengerti apa yang diucapkan oleh orang sekitarnya. Bahkan, Si Kecil sudah
bisa mengikuti instruksi sederhana yang diberikan oleh orang sekitarnya.

 Usia 18 bulan - 2 tahun


Perkembangan bahasa anak sudah makin meningkat dengan bertambahnya kosa kata yang
dipelajari anak. Anak mulai bisa menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat kecil.Orangtua
dan anak sudah mulai bisa saling mengerti apa yang diucapkan terhadap satu sama lainnya.
Namun, orangtua perlu membawa anak ke dokter jika anak belum berkata-kata pada usia 18
bulan atau berhenti mengeluarkan kata-kata.
 Usia 2-3 tahun
Pada usia ini, perkembangan bahasa anak ditandai dengan semakin panjang dan kompleksnya
kalimat yang diucapkannya. Anak terkadang akan berbicara sambil bermain.Buah hati sudah
mulai dapat berbicara dengan benar dan bahkan orang yang baru ditemuinya sudah bisa
memahami ucapannya.

 Usia 3-5 tahun


Di masa inilah anak akan lebih sering menanyakan berbagai hal-hal kompleks yang abstrak,
misalnya, apakah pohon jeruk akan tumbuh dalam tubuhnya jika ia tidak sengaja menelan
bijinya.Anak akan menjadi penasaran dengan berbagai topik dan hal di sekitarnya. Anak sudah
memahami aturan pembuatan bahasa yang mendasar dan mencoba membentuk kalimat-kalimat
yang lebih sulit.

 Usia 5-8 tahun


Perkembangan bahasa anak menjelang masuk sekolah diperlihatkan melalui pemahaman
anak mengenai bahasa. Si Kecil menjadi lebih pandai dalam bercerita dan sudah dapat membuat
berbagai macam kalimat.Saat sudah berusia delapan tahun, buah hati sudah bisa berbicara
sebagaimana layaknya orang dewasa.Tahapan perkembangan bahasa anak di atas bukanlah
patokan yang kaku karena tiap anak memiliki waktunya sendiri. Ada anak yang memiliki
perkembangan bahasa yang lebih lambat dan ada yang lebih cepat.Orangtua dapat meningkatkan
perkembangan bahasa anak dengan mengenalkan Si Kecil dengan kosa kata baru, sering
mengajaknya bicara tiap hari, menjawab apa yang anak katakan, dan membaca bersama buah
hati.

4.  Tipe Perkembangan Bahasa


Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut :
1.      Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).
2.      Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya
atau dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk: (a) adapted
information, disini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari,
(b) critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain,
(c) command (perintah),  request (permintaan) dan threat (ancaman), (d) question (pertanyaan),
dan (e) answer (jawaban).
Berbicara monolog (egocentric Speech) berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir
anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun; sementara yang “sociazed
speech” mengembangkan kemampuan penyesuaian social (social adjustment).

5. Kendala Pada Perkembangan Bahasa Pada Anak

1.Pola asuh orangtua

Anak yang sering diabaikan dapat memengaruhi kemampuanya berbicara dan memahami
bahasa. Anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orangtua biasanya tidak
mendapatkan banyak kemampuan bahasa sebab tidak terbiasa diajak komunikasi oleh orangtua.
Ketika Mama mengabaikan si kecil ataupun menghindari apa yang ia butuhkan, anak juga tidak
mendapatkan pemahaman mengenai apa yang ada di sekitarnya. Pola asuh model ini akan
membuat anak memiliki masalah sosial di kemudian hari.

2. Masalah ekonomi keluarga

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of British Coloumbia pada 2009 menunjukkan
bahwa kecerdasan dan prestasi akademik sangat ditentukan dengan latar belakang sosial
ekonomi. Ekonomi yang tidak mencukupi memunculkan stres di dalam rumah. Stres dapat
menghambat perkembangan anak dalam bahasanya. Menurut para peneliti, orangtua harus tetap
menimbulkan suara yang nyaman bagi anak. Sebab, masalah ekonomi bisa diatasi dengan
dukungan dari keluarga.

3. Gangguan psikologis

Beberapa masalah psikologis memang akan membatasi kemampuan si kecil untuk berbiara dan
memahami bahasa. Tidak hanya anak yang menderita autisme saja, anak yang terlalu pemalu
juga berpotensi memiliki masalah dalam berbahasa. Mereka akan sulit menangkap ekspresi dan
berbahasa. Mama perlu memeriksakan si kecil ke dokter jika ia sulit menangkap apa yang Mama
katakan saat berkomunikasi.

4.Tidak pandai dalam bersosialisasi

Pengalaman sosial sangat penting dalam kemampuan seseorang anak dalam memahami bahasa.
Interaksi akan membuat anak memahami bahasa lebih cepat. Untuk itu, cobalah untuk melatih
anak bersosialisasi di lingkungan sosialnya. Banyak-banyak berlatih di rumah agar anak lebih
siap saat bertemu orang baru juga sangat penting lo, Mam. Interaksi yang tidak lancar dapat
menjadi faktor penghambat perkembangan bahasa anak. 

Anda mungkin juga menyukai