Slide Tsp204 Pertemuan 2 Indeks Properti Tanah
Slide Tsp204 Pertemuan 2 Indeks Properti Tanah
MODUL 2
SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH
Asumsi :
total volume Vt, dengan volume massa padat Vs dan
volume rongga Vv yang dapat terdiri dari volume terisi
air Vw dan volume terisi udara Va
HUBUNGAN VOLUME -BERAT
3 FASE
HUBUNGAN VOLUME -BERAT
s
total V V V V
Karena volume butiran padat adalah 1, maka volume dari pori sama
dengan angka porinya (e). Berat dari butiran padat dari air dapat
dinyatakan sebagai :
Ws = Gs w
Ww = w.Ws = w.Gs w
Hubungan antara berat volume, angka pori, kadar air dan
berat spesifik
𝑊 𝑊𝑠 + 𝑊𝑤 𝐺𝑠 𝛾𝑤 + 𝑤𝐺𝑠 𝛾𝑤 1 + 𝑤 𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝛾= = = =
𝑉 𝑉 1+𝑒 1+𝑒
𝑊 𝐺 𝛾
𝛾𝑑 = 𝑉𝑠 = 1+𝑒
𝑠 𝑤
𝑊𝑤 𝑤𝐺𝑠 𝛾𝑤
𝑉𝑤 = = = 𝑤𝐺𝑠
𝛾𝑤 𝛾𝑤
𝑉𝑤 𝑤𝐺𝑠
𝑆= = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆𝑒 = 𝑤𝐺𝑠
𝑉𝑣 𝑒
Apabila tanah dalam keadaan jenuh,
𝑊 𝑊𝑠 + 𝑊𝑤 𝐺𝑠 𝛾𝑤 + 𝑒𝛾𝑤
𝛾𝑠𝑎𝑡 = = = Berat tanah jenuh air
𝑉 𝑉 1+𝑒
𝐺𝑠 + 𝑒 𝛾𝑤
=
1+𝑒
𝑾𝒘 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒊𝒓 . 𝒈 𝒎𝒘
𝒘= = =
𝑾𝒔 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒃𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕 . 𝒈 𝒎𝒔
Karena massa butiran padat elemen tanah sama dengan Gsρw, maka
massa air =
𝑚𝑤 = 𝑤𝑚𝑠 = 𝑤𝐺𝑠 𝜌𝑤
𝐺𝑠 𝜌𝑤
kerapatan kering dry density = 𝜌𝑑 = 1+𝑒
(𝐺𝑠 +𝑒)𝜌𝑤
kerapatan jenuh air saturated density = 𝜌𝑠𝑎𝑡 = 1+𝑒
Hubungan antara berat volume, porositas dan kadar air
𝑊 +𝑊 1−𝑛 𝐺 𝛾 +𝑛𝛾
𝛾𝑠𝑎𝑡 = 𝑠 𝑉 𝑤 = 𝑠 𝑤 𝑤
= 1 − 𝑛 𝐺𝑠 𝛾𝑤 + 𝑛𝛾𝑤
1
Kadar air dari tanah jenuh air dinyatakan sebagai :
𝑊 𝑛𝛾 𝑛
𝑤 = 𝑊𝑤 = 1−𝑛 𝑤𝛾 𝐺 = 1−𝑛 𝐺
𝑆 𝑤 𝑠 𝑠
Dimana :
Dr = kerapatan relatif (dalam %)
e = angka pori tanah di lapangan
emaks = angka pori tanah dalam keadaan paling lepas
Contoh soal :
Dalam keadaan asli, suatu tanah basah memiliki volume 0.009345 m3 dan
berat 18.111 kg. Setelah dikeringkan dalam oven , berat tanah kering
adalah 15.667 kg. Apabila Gs =2.71, hitung kadar air, berat volume basah,
berat volume kering, angka pori ,porositas dan derajat kejenuhan
Pembahasan :
𝑊𝑤 𝑊 − 𝑊𝑠 18,111 − 15.667
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑤 = = = × 100% = 15,6%
𝑊𝑠 𝑊𝑠 15.667
𝑊 18.111
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = 𝛾 = = = 1938.041 𝑘𝑔/𝑚3
𝑉 0.009345
𝑊𝑠 15.667
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝛾𝑑 = = = 1676.511 𝑘𝑔/𝑚3
𝑉 0.009345
𝑉𝑣
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑜𝑟𝑖 = 𝑒 = ,
𝑉𝑠 w
= 1000 kg/m3 𝑉𝑣 = 𝑉 − 𝑉𝑠 = 0.009345 − 0.00578
= 0.003565 𝑚3
𝑊𝑠 15.667 0.003565
𝑉𝑠 = = = 0.00578 𝑚3 𝑒= = 0.6167 ≈ 0.62
𝐺𝑠 𝛾𝑤 2.71 × 1000 0.00578
Pembahasan :
0.003565
𝑒= = 0.6167 ≈ 0.62
0.00578
𝑒 0.62
𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑛 = = = 0.38 𝑥 100% = 38%
1 + 𝑒 1 + 0.62
𝑉𝑤
𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝑆 =
𝑉𝑣
𝑊𝑤 2.444
𝑉𝑤 = = = 0.002444 𝑚3
𝛾𝑤 1000
𝑉𝑤 0.002444
𝑆= = = 68.5 %
𝑉𝑤 0.003565
Contoh soal :
Suatu sampel tanah basah pada piringan adalah 462 gr. Setelah dikeringkan
dalam oven pada suhu 110⁰C dan kemudian ditimbang berat sampel dan
piringan adalah 364 gr. Berat piringan kosong itu sendiri adalah 39 gr.
Tentukan kadar air sampel tanah tersebut.
Pembahasan :
Berat total (basah) sampel + piringan = 462 gr
Berat sampel kering + piringan = 364 gr
Berat air = 462 – 364 = 98 gr
Berat piringan = 39 gr
Berat tanah kering = 364 – 39 = 325 gr
98
kadar air = × 100 % = 30.2 %
325
ANALISIS UKURAN BUTIRAN
𝑾𝒊
% 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 = × 𝟏𝟎𝟎 %
𝑾
Diameter dalam kurva distribusi ukuran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih
halus(lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif atau D10. Nilai D10 yang
besar menunjukkan tanah lebih kasar dan memiliki karakteristik drainase yang
baik
Koefisien keseragaman (Cu) menunjukkan
kemiringan kurva dan menunjukkan sifat
D60
keseragaman tanah. Cu makin kecil maka kurva Cu
makin tajam dan butiran tanah makin seragam. D10
Gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil dan Cu > 6
untuk pasir
Koefisien gradasi (Cc) , suatu tanah dianggap lengkungnya
Cc
D30 2
baik jika 1 < Cc < 3 dan jelek jika Cc < 1 dan Cc > 3, D60 D10
dinyatakan sebagai :
D30 = diameter yang bersesuaian dengan 30 % lolos ayakan yang ditentukan
dari kurva distribusi ukuran butiran
D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60 % lolos ayakan yang
ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran
Contoh soal :
#4 0
10 40
20 60
40 89
60 140
80 122
100 210
200 52
pan 12
Gambarkan kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan D10, D30, D60 , Cu dan Cc
Penyelesaian :
Untuk membuat kurva distribusi ukuran partikel, dihitung dulu persen butir
tanah yang lebih kecil :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Jumlah kumulatif massa tanah yang tertahan pada saringan ke – i
( misalnya saringan No.10) dihitung :
𝛴𝑀 #10 =𝑀 #4 +𝑀 #10 = 0 + 40 = 40 𝑔𝑟
Persen masa tanah yang lolos saringan atau persen butir lebih kecil dari
ukuran diameter tertentu (misalnya 4,75 mm), dihitung :
F(# 4) (%)
M M (# 4 )
100%
729 0
100% 100%
M 729
Dan persentase massa tanah yang lolos saringan no.10 :
F(#10) (%)
M M (#10)
100%
729 40
100% 94,5%
M 729
Dari kurva tersebut diketahui ukuran diameter butir D10 = 0,15 mm, D30 = 0,18
mm, dan D60 = 0,27 mm
Analisis Hidrometer (Untuk tanah berbutir halus)
v
s w D 2 18v 18v L
D
18 s w s w T
s Gs . w 18 L L
D K
Gs 1 w T T
KONSISTENSI DAN PLASTISITAS
terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi padat didefinisikan sebagai
batas susut (shrinkage limit). Kadar air dimana transisi dari keadaan semi padat ke
keadaan plastis dinamakan batas plastis (plastic limit) dan keadaan plastis ke
keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit).
Kadar air dari tanah (%) dan N digambarkan dalam kertas semi log.
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) LL
Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US waterways
Experiment Station, Vicksburg, Mississipi (1949) mengajukan suatu
persamaan empiris untuk menentukan batas cair , yaitu :
tan
N
LL wN metode satu titik (one point method)
25
Dimana :
N = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan 0.5 in.
wN = kadar air untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah yang
dibutuhkan pukulan sebanyak N
tan β = 0.121 (tidak semua tanah memiliki nilai tan β = 0.121)
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT) PL
Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah
plastis dan semi padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter
silinder 3,2 mm mulai retak2 ketika digulung
PI LL PL
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT) PL
Non plasticity 0
Slighty plasticity 1- 5
Medium plasticity 10 - 20
High plasticity 20 - 40
Indeks Cair (liquidity index) - LI didefinisikan sbg kadar air tanah asli relatif
pada kedudukan plastis dan cair
𝑤𝑁 − 𝑃𝐿 𝑤𝑁 − 𝑃𝐿
𝐿𝐼 = =
𝐿𝐿 − 𝑃𝐿 𝑃𝐼
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL
Ketika kadar air pada tanah butiran halus berkurang di bawah batas
plastis, penyusutan massa tanah berlanjut hingga batas susut tercapai
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL
Dimana :
wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan dalam mangkok uji.
w = perubahan kadar air (antara kadar air mula-mula dan kadar air batas susut)
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL
Dimana :
mi = massa tanah basah dalam mangkok(gram)
m2 = massa tanah kering (gram)
Selain itu
Dimana :
w(%)
V V
i f w
100
Vi = volume tanah basah saat permulaan
pengujian/ volume mangkok (cm3)
m2
Vf = volume tanah kering
ρw = kerapatan air ( g/cm3)
m1 m2 Vi V f w
SL 100 100
m2 m2
Contoh soal
Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28
Berat tanah basah + cawan (gr) 28.15 23.22 23.20 23.18
Berat tanah kering + cawan (gr) 24.20 20.8 20.89 20.9
Berat cawan (gr) 15.3 15.1 15.2 15
Tentukan batas cair (LL) , indeks plastisitas (IP) dan indeks cair (LI) tanah
tersebut. Diketahui tanah memiliki PL =20% , kadar air lapangan = wN= 38 %
Penyelesaian
28.15 − 24.20
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 1 → 𝑤 = × 100% = 44.38%
24.20 − 15.30
23.22 − 20.80
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 2 → 𝑤 = × 100% = 42.46%
20.80 − 15.10
23.20 − 20.89
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 3 → 𝑤 = × 100% = 40.60%
20.89 − 15.20
23.18 − 20.90
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 4 → 𝑤 = × 100% = 38.64%
20.90 − 15.00
Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan di plotkan pada diagram batas cair .
Dari gambar , pada pukulan ke 25 kali diperoleh kadar air (w) = 41 %.
Jadi batas cair adalah LL = 41%
Penyelesaian
𝑤𝑁 − 𝑃𝐿 38 − 20
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐶𝑎𝑖𝑟 𝐿𝐼 = = = 0.857
𝑃𝐼 21
STRUKTUR TANAH
Tanah dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tanah kohesif dan
tak berkohesi (cohesionless soils).
Single
grained/butiran
tunggal
Model dari susunan butiran yang bulat dan berukuran sama (a) susunan
yang sangat lepas (e=0.91) <b> susunan yang sangat padat (e=0.35)
honeycomb