Anda di halaman 1dari 5

Nama :

NIM : B.211.18.

Akuntansi Syariah (Kamis,11.00)

UTS

1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi syariah ?

Jawab :

Akuntansi Syariah adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan,
penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang
dilakukan dengan cara tertentu yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi atau perusahaan dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah
yang terkandung dalam nilainilai islam.
2. Bagaimana perkembangan perbankan syariah ?

Jawab :

Perkembangan pesat terjadi dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank,
asuransi, pasar modal, dana pensiun, dan lain sebagainya) yang berbasis syariah.
Dalam decade terakhir lembaga keuangan telah meningkatkan volume dan nilai
transaksi berbasis syariah yang tentunya meningkatkan kebutuhan terhadap
akuntansi syariah. Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi
syariah juga makin berkembang, hal ini ditandai dengan makin diterimanya prinsip-
prinsip transaksi syariah didunia internasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa, motor
dari penerapan transaksi syariah diawali oleh sistem perbankan syariah dan
kemudian dilanjutkan oleh sistem lain. Diawali dengan Mit Ghamr Local Saving Bank
di Mesir pada tahun 1969, yang kemudian diambil alih dan direstrukturisasi oleh
pemerintah Mesir menjadi Nasser Social Bank pada tahun 1972. Perkembangan
tentang perbankan syariah terus berlanjut , tidak hanya di Timur Tengah termasuk
pendirian Islamic Development Bank (1975), tetapi juga di negara-negara Eropa dan
perkembangan yang sama juga terjadi dinegara negara Asia Tenggara yang mayoritas
penduduk beragama Islam. Di Malaysia, bank syariah pertama berdiri pada tahun
1982 sementara di Indonesia baru terjadi 9 tahun kemudian, melalui pendirian Bank
Muamalat Indonesia pada tahun 1991.

Pendirian Bank Muamalat bukanlah sebuah proses yang pendek, tetapi dipersiapkan
secar hati hati. Untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat, sebelum tahun 1992
telah didirikan beberapa lembaga keuagan nonbank yang kegiatannya menerapkan
sistem syariah. Perkembangan lembaga keuagan syariah selanjutnya di Indonesia
hingga tahun 1998, masih belum pesat karena, baru ada 1 Bank Syariah dan 78 Bank
Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi.

Perkembangan akuntansi syariah (Wiroso,2011) :

⮚ Periode sebelum tahun 2002

Walaupun Bank muamalat sudah beroperasi sejah tahun 1992 namun sampai
dapat tahun 2002 belum ada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
yang mengatur sehingga pada periode ini masih mengacu pada PSAK 31
tentang akuntansi perbankan walaupun tidak di gunakan sepenuhnya,
terutama paragraf yang bertentangan dengan prinsip syariah seperti
perlakuan akuntansi untuk kredit. Selain mengacu pada Accounting Audit
Standard for Islamic Financial Intitution yang disusun oleh Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institution suatu badan otonom
yang Maret 1991 di Bahrain.
⮚ Periode tahun 2002-2007

Pada periode ini, sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah
yang dapat digunakan sebagai acuasn akuntansi untuk Bank Umum Syariah,
Bank Perkreditan Rakyat Syariah dari kantor cabang syariah sebagaimana
tercantum ruang lingkup PSAK tersebut.
⮚ Tahun 2007-sekarang
Pada periode ini DSAK ( Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan
PSAK Syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59, KDPPLKS ( Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK
Syariah, digunakan baik oleh entitas konvensional yang melakukan transaksi
syariah baik Sektor public maupun sektor swasta.

Dengan demikian, saat ini di Indonesia selain memiliki PSAK Syariah juga ada

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) konvergensi IFRS, SAK ETAP (Standar
Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntansi Publik) yang diluncurkan secara resmi
pada tanggal 17 Juli 2009, Standar Akutansi Pemerintahan, dan Standar Akuntansi
Keuangan untuk Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK-EMKM)

3. Jelaskan konsep baitul mal wat tamwil ?

Jawab :

Baitul Mall al-Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya
berintikan bait al-maal wa tamwil yaitu sebagai kegiatan pengembangan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha kecil bawah, dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi yaitu :
1. BMT menjalankan dua macam kegiatan bisnis, sebagai kegiatan utama dan
kegiatan sosial sebagai kegiatan penunjang. Kegiatan Baitul Maal lebih
mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-
profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh.
2. Sedangkan Baitul Tamwil mengutamakan pengembangan kegiatan-kegiatan
investasi dan produksi dengan sasaran atau usaha ekonomi yang dalam
pelaksanaanya saling mendukung untuk pembangunan usaha-usaha
kesejahteraan masyarakat.
3. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT
sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan
berlandaskan syariah.
4. Apakah yang disebut dengan rahn ? jelaskan alternatif akad yang digunakan !

Jawab :
• Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Tujuan akad rahn adalah untuk
memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan
pembiayaan. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.
• Akad yang digunakan biasanya akad qardh wal ijarah, yaitu akad pemberian
pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas
agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Barang yang digadai
wajib memenuhi kriteria, yaitu milik nasabah sendiri; memiliki nilai ekonomis
sehingga bank memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau
sebagai piutangnya; harus jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan
berdasarkan nilai riil pasar; dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan
bank.

5. Jelaskan tentang perbankan syariah yang berhubungan dengan penghimpunan


dana dan penyalurannya !
Jawab :

Penghimpunan :

1. Wadiah (titipan)

Dengan skema wadiah, nasabah menitipkan dananya kepada bank syariah.


Nasabah memperkenankan dananya dimanfaatkan oleh bank syariah untuk
beragam keperluan (yang sesuai syariah). Namun bila nasabah hendak menarik
dana, bank syariah berkewajiban untuk menyediakan dana tersebut. Umumnya
skema wadiah digunakan dalam produk giro dan sebagian jenis tabungan.
2. Mudharabah (investasi)

Dengan skema mudharabah, nasabah menginvestasikan dananya kepada bank


syariah untuk dikelola. Dalam skema ini, BSB berfungsi sebagai manajer investasi
bagi nasabah dana. Nasabah mempercayakan pengelolaan dana tersebut untuk
keperluan bisnis yang menguntungkan (dan sesuai syariah). Hasil keuntungan
dari bisnis tersebut akan dibagi hasilkan antara nasabah dana dengan BSB sesuai
nisbah yang telah disepakai di muka.
Penyaluran :

1. Murabahah

Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah
akan membeli barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan marjin yang telah disepakati. Harga jual (pokok
pembiayaan + marjin) tersebut akan dicicil setiap bulan selama jangka waktu
yang disepakati antara nasabah dengan bank syariah. Karena harga jual sudah
disepakati di muka, maka angsuran nasabah bersifat tetap selama jangka waktu
pembiayaan. Skema ini juga banyak dipergunakan BSB dalam pembiayaan modal
kerja atau investasi yang berbentuk barang. Sekitar 70% pembiayaan bank
syariah menggunakan skema murabahah.
2. Ijarah

Merupakan akad sewa antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah
membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang untuk kemudian
disewakan kepada nasabah. Umumnya, nasabah membayar sewa ke bank
syariah setiap bulan dengan besaran yang telah disepakati di muka.

3. Istishna

Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah, namun barang
yang hendak dibeli sedang dalam proses pembuatan. Bank syariah membiayai
pembuatan barang tersebut dan mendapatkan pembayaran dari nasabah
sebesar pembiayaan barang ditambah dengan marjin keuntungan. Pembayaran
angsuran pokok dan marjin kepada bank syariah tidak sekaligus pada akhir
periode, melainkan dicicil sesuai dengan kesepakatan. Umumnya bank syariah
memanfaatkan skema ini untuk pembiayaan konstruksi.
4. Mudharabah

Merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah menanggung


sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi.
5. Musyarakah

Merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah tidak menanggung
sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi (biasanya sekitar 70 s.d. 80%).

Anda mungkin juga menyukai