Anda di halaman 1dari 15

RESUME

“ Jenis Keanekaragaman Hayati dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi “

Dosen Pengampu : Husnul Mukti M.Pd

Disusun Oleh

Nama Kelompok 2 PGSD 3 D:


1. Mur Ida Safitri S (200102144)
2. Rohana (200102152)
3. Siti Qotrunnada (200102157)
4. M. Aldi Firmansyah (200102332)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikann Universitas Hamzanwadi
2021
1. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah variabilitas di antara makhluk hidup dari


semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup
menjadi bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan
ekosistem (Convention on Biological Diversity, 1993).

Menurut Encyclopaedia Britannica (2015), keanekaragaman hayati adalah


variasi kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di bumi. Sedangkan menurut
Sudarsono (2005), keanekaragaman hayati adalah adalah segala bentuk variasi
mengenai ketersediaan jenis genetic dan keanekaragaman ekosistem. Sedangkan
Ani Mardiastuti (1999), keanekaragaman hayati adalah kelimpahan variasi dari
berbagai jenis sumberdaya alam hayati, baik dari tumbuhan dan hewan.

Secara garis besar keanekaragamanhayahati adalah istilah yang


dipergunakan untuk menyebutkan berbagai jenis mahluk hidup yang ada tinggal
di bumi, jenis- tersebut dibagi atas perbedaan gen dan ekosistem sehingga
melahirkan bentuk dan rupa beserta ciri khas yang berbeda.

2. Jenis – Jenis Keanekaragaman Hayati

A. Keanekaragaman Tingkat Genetik

Keanekaragaman gen merupakan variasi genetik dalam satu spesies. Tingkat


tersebut timbul karena setiap individu mempunyai bentuk gen yang khas. Gen
adalah mateti dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat
organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya
sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.
Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup
sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan perangkat gen
dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanakaragaman individu dalam satu
spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan.

Beberapa contoh antara lain:

1. variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor


2. variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu,
dan sebagainya
3. variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing
kampung, dan sebagainya
4. variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina

Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor
gen ( genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan
rumus berikut  :

F=G+L

F =  fenotip (sifat  yang tampak)

G =  genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)

L =  lingkungan.

Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau lingkungan 
berubah maka akan terjadi perubahan di Fenotip.

Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen


dalam suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat
keturunan yang dapat dijumpai di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan
memberi penampakan, baik anatomi ataupun fisiologi, pada setiap organisme.
Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda pada satu sifat
atau bahkan secara keseluruhan. Keanekaragaman ini cukup mudah dikenali
dengan ciri-ciri yan g memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan
morfologi yang tidak terlalu mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat
gen disebut sebagai varietas. Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada
tumbuhan:

 Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi
ciliwung, dan lain-lain
 Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga
manalagi, mangga golek, dan lain-lain
 Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor,
durian monthong, dan lain-lain.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:

 Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing


bulldog, anjing german shepherd, dan lain-lain
 Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing
sphinx, dan lain-lain
 Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan
lain-lain.

Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat


persilangan alias hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda
serta pembudidayaan hewan dan tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.

B. Jenis atau spesies

Keanekaragaman hayati tingkat spesies adalah perbedaan yang dapat


ditemukan pada komunitas atau kelompok pada berbagai spesies yang hidup di
suatu tempat. Pada keanekaragaman hayati tingkat spesies sendiri terjadi pada
spesies yang berbeda-beda. Suatu individu dengan individu lainnya dapat
dikatakan satu spesies jika kedua individu tersebut mampu melakukan
perkawinan. Dan dari perkawinan keduannya dapat dihasilkan keturunan yang
subur (fertil). Tingkat keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat dengan mudah
ditemukan dengan adanya perbedaan berbagai jenis tumbuhan, hewan, serta
mikroorganisme.

Keanekaragaman satu ini dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok


berbagai spesies makhluk hidup dalam genus atau famili yang sama di suatu
tempat. Biasanya, semakin jauh dari kehidupan manusia, keanekaragaman tingkat
spesies pun semakin tinggi. Misalnya, di hutan. Adapun contoh keanekaragaman
hayati tingkat spesies/jenis pada hewan dan tumbuhan.

 Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:


a. Tingkat Genus Felis

Pada konteks keanekaragaman hayati tingkat spesies secara fisik, kucing,


harimau, singa dan macan memiliki perbedaan namun, masih tergolong dalam
famili yang sama.

Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi


diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya,
perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta
lingkungan hidupnya.
Berikut tabel perbedaan sifat dari hewan berikut ini :

Dari contoh-contoh di atas, dapat diketahui ada perbedaan atau variasi sifat pada
kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae.
Variasi pada suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.

b. Tingkat family

Tingkat family dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan kerbau
(Bubalus) dan Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).

 Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:

a) Keanekaragaman Dalam Keluarga Palem-Paleman “Palmae”

Contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis juga terdapat dalam keluarga palmae
atau palem-paleman. Antara lain kelapa, kelapa sawit, aren, kurma, nipah dan
salak terdapat banyak sekali perbedaan baik pada ciri morfologisnya mulai dari
bentuk daun, buah, bunga dan batang maupun dari ciri fisiologisnya seperti
ketahanan terhadap air, umur hidup dan lain sebagainya. Kendati begitu semua
tanaman tersebut tetap memiliki banyak kesamaannya.
b) Keanekaragaman Dalam Keluarga Terong-Terongan “Solanaceae”

Solanaceae atau keluarga terong-terongan juga memiliki karagaman hayati tingkat


spesies yang cukup menarik untuk diamati. Tanaman cabai, tomat, terong, lenca,
melon, semangka dan beberapa tanaman lainnya memiliki buah dengan bentuk
dan rasa yang saling berbeda. Bukan hanya itu bentuk tanamannya secara
morfologis juga berbeda.
c) Keanekaragaman Dalam Keluarga Jahe-Jahean “Zingiberaceae”

Famili Zingiberaceae memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak. Kita


dapat menemukan beragam jenis tanaman yang termasuk ke dalam keluarga ini
dan saling berbeda satu sama lain. Beberapa diantaranya yaitu:

 Tanaman Bengle (Zingiber cassumunar Roxb.)


 Tanaman Bengle hantu (Zingiber ottensi Val.)
 Tanaman Gandasuli (Hedychium coronarium koen.)
 Tanaman Jahe (Zingiber officinalis Rosc.)
 Tanaman Kencur (Kaemferia galangal L.)
 Tanaman Kunyit (Curcuma democtica Val.)
 Tanaman Lempuyang (Zingiber aromaticum Vall.)
 Tanaman Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet (L.) J.E. Smith.)
 Tanaman Lengkuas (Curcuma demostica Val.)
 Tanaman Lengkuas malaka (Alpinia malaccensis Rosc.)
 Tanaman Pacing (Costus specious (Koen.) J.E. Smith.)
 Tanaman Parahulu (Amomum aculeatum Roxb.)
 Tanaman Temu giring (Curcuma heyneane Val. & V. Zijp)
 Tanaman Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.)
 Tanaman Temu kunci (Boesenbergia pandurata Schlecht)
 Tanaman Temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
 Tanaman Temu putih (Kaempferia rotunda L.)
 Tanaman Temu putri (Curcuma petiole Roxb.

d) Keanekaragaman Kacang-Kacangan “Papilionaceae”

Adanya kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri dan kacang hijau juga
merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis yang berada di sekitar
kita. Masing-masing jenis tumbuhan itu tergabung dalam keluarga kacang-
kacangan atau Papilionaceae, meskipun mereka memiliki perbedaan atau variasi
dalam pertumbuhan, ciri fisik dan ciri fisiologisnya.

C. Ekosistem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal


balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen
abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,  lingkungan kimia,
tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan
makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut
menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya beragam pula.
Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.

Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim,


tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat
keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap
ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat
ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat
tersebut..

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan
(eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem
darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang
rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga,
dan bioma tundra.
Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan
yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu daratan
luas yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik. Adapun ekosistem
perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem
pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.

Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis,


sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :

Gen ——> keanekaragaman gen  ——> keanekaragaman jenis  ——>


keanekaragaman ekosistem.

 Contoh Ekositem

a. Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut adalah ekosistem yang mayoritas lingkungannya


ditumbuhi oleh lumut. Umumnya ekosistem ini terdapat di kawasan dengan
temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah dan daerah dekat
kutub. Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu
tebal dan toleran terhadap suhu dingin.
b.       Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Ekosistem ini
biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.

b. Ekosistem Hutan Hujan Tropis


Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam.
Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-
hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.

d.       Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang


didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di
kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.

e.       Ekosistem Padang Pasir


Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus
dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang
hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis
burung.

f.         Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut


atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting,
serangga, serta burung-burung pantai.

3. Faktor- Faktor Keanekaragaman Hayati


A. Faktor Keturunan (Genetik)

Faktor keturunan (genetik) dapat disebabkan oleh adanya gen yang akan
memberikan sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan tersebut diwariskan secara
turun-temurun yang berasal dari induk kapada keturunannya. Namun terkadang
sifat bawaan ini tidak muncul (tidak nampak) karena adanya faktor lingkungan.
Sifat yang berbeda dapat terjadi karena adanya perbedaan antara materi genetik
dengan lingkungannya.

Salah satu contoh kasusnya adalah bunga kertas (bougenville). Bunga


kertas merah diambil steknya, kemudian diletakkan di dua pot yang berbeda. Satu
pot diberi humus, sehingga media tanamnya bersifat asam, sementara pot lain
diberi kapur, sehingga media tanamnya bersifat basa. Walaupun kedua stek
diambil dari induk yang sama, stek yang tumbuh di pot asam akan menumbuhkan
bunga yang berwarna oranye. Di sisi lain, bunga yang tumbuh dari stek di pot
basa akan berwarna ungu.

Bunga kertas merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan warna bunga
yang berbeda, bergantung dari sifat media tanamnya. Meski keduanya berasal dari
stek bunga kertas merah, media tanam sebagai faktor lingkungan rupanya telah
membedakan warna bunga yang dihasilkan.

B. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: faktor lingkungan klimatik


(iklim), faktor lingkungan edafik (tanah), dan faktor lingkungan fisiografik.

a. Faktor Lingkungan Klimatik (Iklim)

Unsur iklim sangat menentukan munculnya berbagai jenis


keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat disebabkan karena unsur iklim
mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan maupun hewan. Unsur iklim
sendiri yaitu temperatur, kelembapan, angin, dan curah hujan.

b. Faktor Edafik (Tanah)

Yang dipengaruhi pada faktor edafik adalah tanah, seperti relief tanah atau
tinggi rendahnya bumi diukur dari permukaan laut. Ketinggian pada suatu tempat
di permukaan bumi dapat mempengaruhi temperatur maupun tekanan udara pada
suatu lingkungan. Hal tersebut juga menyebabkan adanya perbedaan berbagai
jenis tumbuhan maupun hewannya didalamnya.

c. Faktor Fisiografik

Pada faktor fisiografik ini meliputi keadaan bentang alam pada suatu
negara. Yaitu bagaimana kondisi fisik atau bentang alam yang ada pada negara
tersebut. Seperti adanya gunung, laut, gurun dan lain sebagainya yang semuanya
berpengaruh pada persebaran flora dan faunanya.

Daftar Pustaka

S Leksono, Amin. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai