BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang saling berkomunikasi, tentunya
tidak pernah terlepas dari bahasa sebagai medianya. Majunya era globalisasi ini,
semakin menambah pengetahuan masyarakat tutur yang multilingual. Namun,
proses untuk menjadi masyarakat bilingual atau multilingual tidaklah mulus,
banyak masalah dan hambatan yang dialami oleh masyarakat yang belajar bahasa
target yang disebabkan faktor. Diantaranya adalah faktor budaya yang berbeda.
Dalam pembelajaran bahasa saat ini, bahasa Arab juga memiliki kendala
yang sama namun tidak terlalu signifikan. Bahasa Arab yang sedang berkembang
di Indonesia, baru sekedar pemahaman nahwu, shorof, balaghoh, dan sering kali
mengabaikan pembelajaran fonologinya. Sehingga tidak heran walaupun banyak
orang atau santri yang telah lama belajar bahasa Arab, namun masih terdapat
berbagai jenis kesalahan bunyi atau kesalahan ucap yang dipengaruhi oleh dialek
masing-masing. Padahal bunyi adalah bagian utama dan terutama dalam bahasa.
Komunikasi lisan tidak akan terjadi bila tidak ada bunyi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah
yang akan diteliti melalui penelitian ini dapat diidentifikas sebagai
berikut.:
1. Bagaimana bunyi bahasa arab?
2. Sebutkan bagian bunyi bahasa arab?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tentang:
1. Untuk mengetahui bagaimana bunyi bahasa arab.
2. Untuk mengetahui bagian bunyi bahasa arab.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Bunyi labio-Dentals
ف bibir bawah mengikuti gigi atas dan di lafalkan huruf ف
tersebut dengan mempertemukan bibir bawah pada gigi atas.
c. Bunyi Interdentals
d. Bunyi Apico-dento-alveolars
e. Bunyi Apico-alveolar
c. Bunyi Paduan
Yaitu bunyi yang ketika diartikulasikan udara yang datang
dari paru-paru mendapat hambatan kuat dari organ bicara, tetapi
ketika organ bicara tersebut memberikan kesempatan untuk
lewatnya udara, hal tersebut tidak terjadi secara cepat sehingga
d. Bunyi Nasal
Yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara yang
lewat rongga mulut ditutup rapat tetapi arus udara dialirkan lewat
Perbedaan suara nasal dan suara oral yaitu suara nasal atau
sengau diproduksi dengan menutup arus udara keluar melalui
rongga mulut, membuka jalan agar dapat keluar melalui hidung.
Suara oral dihasilkan dengan jalan mengangkat ujung anak tekak
mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung
sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut.
3. Sifat Suara dalam Hal Keadaan Vokal dari Vibrator Vokal (Pita Suara)
Kriteria ketiga untuk mendeskripsikan bunyi Arab adalah
keadaan vokal dari vibrator vokal. Dalam hal ini, suara-suara Arab
dibagi menjadi berikut:
a. Bunyi-Bunyinya Mikroskopik (Bunyi Bersuara, Hidup)
Bunyi yang menggetarkan senar vokal ketika diucapkan,
yang berarti bahwa vibrator vokal selama suara bunyi-bunyian ini
dalam kasus kontak dan penghindaran yang sering terjadi. Yang 13
suara adalah ر، ل، ن، م، ع، غ، ظ، ز، ذ، ج، ض، د،ب .
Semua suara atau gerakan ditambahkan ke suara (diam) ini.
yang tebal, dan hurufnya itu ada empat yaitu ظ ص ض ط.
Adapun velars tempat keluarnya adalah bagian belakang
c. Bunyi Pertengahan
Adalah suara yang keadaan amplifikasi dan menipis sama
saja, yaitu ada tiga huruf خ غ قasalnya adalah huruf yang
pengucapannya tipis karena bukan termasuk bunyi yang empat
tadi, akan tetapi pelafalannya tebal dalam konteks yang khusus.
11
2) Tegang – Kendur
13
صضطظ.
Infitah yaitu kebalikan dari ithbaq, dan huruf-hurufnya
yang tidak termasuk dalam ithbaq.
15
خع ق.
Inkhifadl disebut juga ishtiful, yakni kebalikan isti’la,
dan hurufhurufnya ialah huruf-huruf yang tidak termasuk
dalam huruf isti’la.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunyi bahasa Arab terbagi menjadi empat bagian:
1. Bunyi Menurut Tempat Keluarnya
Berdasarkan tempat keluarnya di sertai dengan hal-hal yang terlibat
dalam pelafalannya. Seperti anggota bergerak dan anggota tetap.
a. Bunyi Billabial
b. Bunyi labio-Dentals
c. Bunyi Interdentals
d. Bunyi Apico-dento-alveolars
e. Bunyi Apico-alveolar
f. Bunyi periferal/ujung (fronto-palatals)
g. Bunyi moderasi/tengah (centro-palatals)
h. Bunyi sternum (Dorso-velars)
i. Bunyi sternum ovular (Dorso-ovular)
j. Bunyi lingkaran-dering (Rooto-pharyngeals)
k. Bunyi kerongkongan (Glottal)
2. Sifat Suara dari Arah Bagaimana Keluarnya Udara Seperti yang Diucapkan /
Cara Artikulasi
Artikulasi yaitu bagaimana tindakan atau perlakuan terhadap arus
udara yang baru keluar dari glottis dalam menghasilkan bunyi konsonan itu,
dan kriteria suara ini terbagi sebagaimana berikut:
a. Bunyi Letupan, Hambatan
b. Bunyi Geseran, Frikatif
c. Bunyi Paduan
d. Bunyi Nasal
e. Suara diulang atau disempurnakan (Bunyi Bergetar)
f. Semivokal (Syibh sha’aitah)
17
3. Sifat Suara dalam Hal Keadaan Vokal dari Vibrator Vokal (Pita Suara)
Kriteria ketiga untuk mendeskripsikan bunyi Arab adalah keadaan
vokal dari vibrator vokal. Dalam hal ini, suara-suara Arab dibagi menjadi
berikut:
a. Bunyi-Bunyinya Mikroskopik (Bunyi Bersuara, Hidup)
b. Bunyi Tidak Bersuara
Dalam sudut pandang ini, konsonan dapat di bagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Konsonan dengan Arus Udara Egresif (Eksplosif)
b. Konsonan dengan Arus Udara Ingresif (Implosif)
DAFTAR PUSTAKA