Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan menjelang ajal dan paliatif
Dosen Pengampu: Rina Tampake, S.Kep, Ns, M.Med.Ed

Diajukan Oleh:
MERSI MARSALINA LONTO
NIM : PO7120421050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALU
PRODI PROFESI NERS 2021

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


“Teknik Distraksi Terapi Murottal Qur’an”
Pengertian : Murottal adalah rekaman suara Al-qur’an yang dilagukkan oleh seorang qori‟
(pembaca Al-qur’an). Secara fisik lantunan Al-qur‟an merupakan unsure suara
manusia sedangkan instrumennya merupakan suara manusia merupakan
penyembuhan menabjubkan dan alat yang mudah untuk dijangkau
Tujuan : Tujuan terapi murottal untuk menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan
hormon endofrin alami, meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan perhatian
dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut
nadi dan aktivitas gelombang otak
Manfaat :
1. Bisa menurunkan kecemasan
2. Menurunkan perilaku kekerasan
3. Mengurangi nyeri
4. Meningkatkan kualitas hidup
5. Efektif dalam perkembangan kognitif anak autis
Persiapan Alat & Bahan :
1. Bolpen
2. Kertas
3. Handseat
4. Lembar Cheklist
5. Handphone/MP3/Tablet berisikan murottal

STANDAR PROSEDUR

A. Fase Pre Interaksi


1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan
B. Fase Orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga privacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
C. Fase Kerja
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Menanyakan perasaan pasien hari ini
3. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan kepada responden
4. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai
5. Pertahankan privasi pasien selama Tindakan dilakukan
6. Bawa peralatakan ke dekat pasien
7. Memposisikan pasien senyaman mungkin
8. Ukur tingkat nyeri responden
9. Responden diminta dalam proses terapi berbaring dengan tenang dan tidak berbicara
10. Pastikan responden dalam posisi nyaman dan rileks
11. Menghubungkan earphone dengan handphone yang berisikan murottal qur’an
12. Pasang earphone/headset di telinga kiri dan kanan responden
13. Dengarkan murottal selama 15 menit
14. Setelah 15 menit mendengarkan murottal
15. Qur’an, lepaskan earphone/headset
16. Tingkat nyeri responden di ukur Kembali
17. setelah diberikan terapi murottal
D. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Menganjurkan pasien untuk menggunakan terapi murottal qur’an apabila pasien
mengalami nyeri
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Mencuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan pelaksanaan
2. Catat respon pasien terhadap Tindakan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
4. Nama dan paraf perawat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


“Terapi Musik Klasik”
Pengertian : pemanfaatan kemampuan music dan elemen music oleh terapi kepada
klien
Tujuan : memperbaiki kondisi fisik, emosional dan Kesehatan spiritual pasien
Persiapan alat & bahan :
1. Tipe musik atau Radio, Hand phone
2. CompactDisc (CD) Musik
3. Headset
4. Alat-alat musik yang sesuai

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Fase Pre Interaksi


1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan
B. Fase orientasi
1. Beri salam dan panggil klien dengan Namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
C. Fase kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkanseperti
relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
5. Menetapkan ketertarikan klien terhadap music
6. Identifikasi pilihan musik klien
7. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam music
8. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien
9. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
10. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilantelepon
selamamendengarkan music
11. Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien
12. Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisibaik
13. Dukung dengan headphone jika diperlukan
14. Nyalakan music dan lakukan terapi music
15. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras
16. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yanglama
17. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alatmusik atau
bernyanyijikadiinginkan dan memungkinkan saat itu
18. Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut
19. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkanseperti
relaksasi,stimulasi,konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit
20. Menetapkan ketertarikan klien terhadap music
21. Identifikasi pilihan musik klien
D. Fase Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangane
E. Dokumentasi
1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
 Nama Pasien, Umur, Jenis kelamin, danlain-lain
 Keluhan utama
 Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
 Lama Tindakan
 Jenis terapi musikyang diberikan
 Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi music
 Respon pasien.
 Nama perawat
 Tanggal pemeriksaan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


“Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam”
Pengertian : Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri.
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
Tujuan : Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi : Dilakukan untuk
pasien yang mengalami nyeri kronis

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Fase Pre Interaksi


1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Menyiapkan alat
B. Fase Orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga privacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
C. Fase Kerja
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan.
7. Membiarkan telapaktangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi
9. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
10. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi haripukul 09.00 dan siang hari
pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam dilakukan sebanyak 3 kali
D. Fase Terminasia
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksaan Tindakan
2. Catat respon pasien
3. Paraf dan nama perawat juga
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
“Terapi Akupuntur”

Pengertian : Akupuntur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum
di titik-titik tertentu pada tubuh pasien yaitu telinga, kepala, sekitar telapak kaki dan
tangan untuk mempengaruhi/memperbaiki kesalahan aliran bioenergi tubuh yang
disebut dengan Qi (dibaca: Chi) (Djuharto, 1982).
Tujuan : Mengembalikan keseimbangan energi vital (homeostasis), serta mengoptimalkan
terbentuknya antibody pada tubuh pasien dengan adanya aliran Qi yang
seimbang sehingga gangguan Kesehatan dapat teratasi(Saputra dan Agustin,
2005).
Indikasi :
1. Saluran napas; berbagai radang yang ditunjukan untuk mengatasi kondisi alergi
dan meningkatkan daya tahan tubuh
2. Mata; kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi.
3. Mulut; untuk penanggulangan nyeri dalam peradangan kronis.
4. Saluran makanan dan lambung; berbagai kelainan fungsional yaitu otot, ekskresi
asam lambung, nyeri dan peradangan.
5. Saraf, otot, dan tulang; yaitu masalah nyeri, kelemahan dan kelumpuhan serta
peradangan persendian
Kontra Indikasi :
1. Penderita dalam keadaan hamil
2. Penderita yang memakai pacu jantung
3. Menusuk dekat daerah tumor ganas
4. Menusuk pada kulit yang sedang meradang
Persiapan Alat & bahan :
1. Jarum (ukuran jarum: 0,5 cun, 1cun, 1,5 cun)
2. Bed/tempat tidur yang datar
3. Sarung tangan (bila perlu)
4. Kapas alcohol
5. Bengkok

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Fase Pre Interaksi


1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Menyiapkan alat
B. Fase Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaannya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
4. Berikan kesempatan kepada klien/keluarga untuk bertanya sebelum terapi dilakukan
C. Fase Kerja
1. Jaga privasi klien dengan menutup tirai
2. Atur posisi
3. Klien dengan memposisikan klien pada posisi telentang (supine), duduk, duduk dengan
tangan bertumpu di meja, berbaring miring atau tengkurap dan berikan alas Bantu
melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat tindakan akupunktur
yang akan dilakukan, jika perlu
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Bersihkan (desinfeksi) daerah yang akan ditusukkan jarum dengan kapas alcohol
a. Ambil jarum sesuai ukuran (0,5 cun: wajah; 1 cun: lengan; 1,5 cun: bokong) ukuran
jarum disesuaikan dengan ketebalan kulit
b. Jika menggunakan alat bantu masukkan jarum ke dalam alat bantu dan dekatkan
dengan kulit untuk ditusukkan. Alat bantu biasanya berupa tabung kecil yang
terbuat dari bahan plastik seperti sedotan
c. Jika tanpa batuan alat atau jari tangan telanjang:
 Jika jarum tebal: Jari salah satu tangan memegang bagian pegangan jarum,
Arahkan mata jarum pada titik akupuntur terpilih, dan tusukkan dengan
teknik tertentu (tegak lurus, menyudut, sejajar dan lain - lain)
 Jika jarum tipis: Jari salah satu tangan memegang pegangan jarum dan
tangan lainnya memegang batang jarum sebagai pengarah mata jarum dan
penunjang jarum
 Jika jarum berukuran kecil: Jari telunjuk dan ibu jari menjepit batang jarum
(dekat mata jarum), kemudian jarum ditusukkan dengan cara “memegaskan”
jari telunjuk dan jempol tersebut.
6. Tanyakan perasaan klien setelah ditusukkan jarum, apakah sudah merasa nyaman/belum
7. Diamkan jarum di tempat penusukkan selama 15 - 20 menit
8. Setelah sesi terapi selama 15 - 20 menit, cabut jarum dan desinfeksi dengan kapas
alcohol
D. Fase Terminasi
1. Jelaskan pada klien bahwa terapi sudah selesai dilakukan
2. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi
3. Berikan reinforcement positif kepada klien
4. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
5. Rapikan alat – alat
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
“Pemberian Teknik Imajinasi Terpimpin (GUIDED IMAGERY)”

Pengertian : Terapi Guided Imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi seseorang
untuk mencapai efek positif tertentu.
Tujuan :
1. Mencapai kondisi relaksasi
2. Menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat
3. Mengurangi nyeri
Persiapan Alat & Bahan :
1. Menyiapkan music Relaksasi
2. Menyiapkan sound speaker
3. Menyiapkan naskah Guide Imagery

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Fase Pre Interaksi


1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
B. Fase Orientasi
1. Persiapkan lingkungan yang nyaman dan tenang
2. Jelaskan tujuan prosedur
3. Membuat kontrak waktu
4. Berikan privasi pada klien
5. Mengatur posisi nyaman
C. Fase Kerja
1. Bantu klien ke posisi yang nyaman yaitu posisi bersandar dan minta klien untuk
menutup matanya selama prosedur.
2. Meminta klien untuk menarik napas dalam dan perlahan sebanyak 3 kali untuk
merelaksasikan semua otot dengan mata tetap terpejam.
3. Meminta klien untuk memikirkan hal – hal yang menyenangkan atau pengalaman
dengan mata terpejam yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang
lembut.
4. Saat klien membayangkan dengan mata tetap terpejam, klien dipandu untuk
menjelaskan bayangannya dengan ditanya :
 Apa yang dibayangkan
 Dilakukan bersama siapa bayangan menyenangkan tersebut
 Kapan bayangan menyenangkan dilakukan
 Dimana bayangan menyenangkan itu terjadi
 Seberapa sering hal menyenangkan dilakukan
5. Jika klien menunjukkan tanda-tanda gelisah atau tidak nyaman, hentikan latihan dan
memulainya lagi ketika klien telah siap.
6. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit klien dipandu keluar dari
bayangnnya.
7. Catat hal-hal yang digambarkan klien untuk digunakan pada latihan selanjutnya
dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat
perubahan pernyataan klien
D. Fase Terminasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah relaksasi Guide Imagery
2. Mengucapkan salam
3. Berikan reinforcement positif kepada klien
4. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
5. Rapikan alat – alat
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
“Terapi Pijatan Komplementer Akupressure”

Pengertian : Akupresur merupakan salah satu bentuk trapi sentuhan (toch therapy) yang
didasarkan pada prinsip ilmu akupuntur dan pngobatan cina,dimana beberapa titik
yang terdapat pada permukaan tubuh dirangsang dngan penekanan jari
(Dupler,2005)
Tujuan : Membangun kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat
sistem pertahanan dan meregenerasikan sel tubuh (Fengge, 2012)
Indikasi :
1. Pasien keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migren, nyeri bahu, nyeri lambung,
nyeri haid, nyeri sendi dan lain-lain.
2. Kelainan fungsional seperti asma, alergi, insomnia, mual pada kehamilan.
3. Beberapa kelainan saraf seperti hemiparesis, kesemutan, kelumpuhan muka.
4. Berbagai keadaan lain seperti mengurangi nafsu makan, menurunkan kadar
gula darah, meningkatkan stamina, efek analgesik pada operasi dan lain-lain.
(RSCM, 2008)
Kontra indikasi : Akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang
retak atau patah dan kulit yang terbakar (Sukanta, 2008)
Persiapan Alat & Bahan : 1. Alas bantu pemijatan
2. Sarung tangan (bila perlu)
3. Kapas alcohol
4. Bengkok

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Fase Pre Interaksi


1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan
B. Fase Orientasi
1. Persiapkan lingkungan yang nyaman dan tenang
2. Jelaskan tujuan prosedur
3. Membuat kontrak waktu
4. Berikan privasi pada klien
5. Mengatur posisi nyaman
6. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi yang nyaman
C. Fase Kerja
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama kesukaanya
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga
4. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk bertanya sebelum terapi
dilakukan
5. Jaga privasi klien dengan menutup tirai
6. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang (supinasi), duduk,
duduk dengan tangan bertumpu di meja, berbaring miring, atau tengkurap dan berikan
alas
7. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat tindakan
akupresur yang akan dilakukan, jika perlu
8. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
9. Cari titik-titik rangsangan yang ada di tubuh, menekannya hingga masuk ke system
saraf. Bila penerapan akupuntur memakai jarum, akupresur hanya memakai gerakan
dan tekanan jari, yaitu jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus.
10. Kemudian lakukan Penekanan pada12 titik atau jalur meridian utama tubuh dan 2 titik
meridian tubuh tambahan.
11. Meridian tubuh adalah saluran untuk menyebarkan chi (energi vital) ke seluruh tubuh.
12. Penekanan dilakukan sekitar 10-15 menit atau sampai rasa sakitnya mulai berkurang.
Teknik Pemijatan
Mengusap (Efflurage/strocking)

Adalah gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari
tangan. Gerakan dilakukan dengan meluncurkan tangan dipermukaan tubuh searah dengan
peredaran darah menuju jantung maupun kelenjar-kelenjar getah bening. Tekanan diberikan
secara bertahap dan disesuaikan dengan kenyamanan klien.
Gerakan ini dilakukan untuk mengawali dan mengakhiri pemijatan. Manfaat Gerakan
ini adalah merelaksasi otot dan ujung-ujung syaraf.

Meremas (Petrisage)

Adalah Gerakan memijat atau meremas dengan menggunakan telapak tangan atau jari-
jari tangan. Teknik ini digunakan pada area tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang
tebal. Dengan meremas-remas terjadi pengosongan dan pengisian pembuluh darah vena dan
limfe. Suplai darah yang lebih banyak dibawa keotot yang sedang dipijat.
Menekan (Friction)

Adalah Gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih dalam


menggunakan jari, ibu jari, buku jari bahkan siku tangan. Gerakan ini bertujuan melepaskan
bagian-bagian otot yang kejang juga menyingkirkan akumulasi dari sisa-sisa metabolisme.
Pijat Menekan juga membantu memecah deposi lemak karena bermanfaat dalam kasus
obesitas.
Friction juga dapat meningkatkan aktivitas sel-sel tubuhsehingga aliran darah lebih
lancer di bagian yang terasa sakit sehingga dapat meredakan rasa sakit.
Menggetar (vibration)
Adalah Gerakan pijat dengan menggetarkan bagian tubuh dengan menggunakan telapak
tangan ataupun jari-jari tangan. Untuk melakukan vibrasi, taruh telapak tangan dibagian
tubuh yang akan digetar, kemudian tekan dan getarkan dengan gerakan kuat atau lembut.
Gerakan yang lembut disebut vibrasi, Gerakan yang kuat disebut shaking atau
mengguncang. Vibrasi bermanfaat untuk memperbaiki/memulihkan dan mempertahankan
fungsi saraf serta otot.
Memukul (tapotement)

Adalah Gerakan menepuk atau memukul yang bersifat merangsang jaringan otot,
dilakukan dengan kedua tangan bergantian secara cepat. Untuk memperoleh hentakan
tangan yang ringan, tidak sakit pada klien tapi merangsang sesuai dengan tujuannya, maka
diperlukan fleksibilitas pergelangan tangan.
Tapotement tidak boleh dikenakan pada area yang bertulang menonjol ataupun pada
otot yang tegang serta area yang terasa sakit atau nyeri. Tapotement bermanfaat untuk
memperkuat kontraksi otot saat distimulasi. Pijat ini juga berguna untuk mengurangi deposit
lemak dan bagian otot yang lembek.
D. Fase Terminasi
1. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi
2. Berikan reinforcement positif kepada klien
3. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
4. Rapikan alat-alat
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

Anda mungkin juga menyukai