Disusun oleh
Kelompok 3
Kelas : X IPS 3
Anggota :
1. Ariz zahfal
2. Alisha Febriana
3. Dede Sumarni
4. Anisa Nurfadila
5. Fikri Ardiansyah
6. Dian Sumarni
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik,
Hidayah serta Inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Meniti Kehidupan Dengan Kemuliaan . Maksud dan
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu komponen
nilai dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوهَا َجرُوا َو َجاهَ ُدوا بِأ َ ْم َوالِ ِه ْم َوأَنفُ ِس ِه ْم فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َوالَّ ِذينَ آ َووا
ْض ۚ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يُهَا ِجرُوا َما لَ ُكم ِّمن ٍ ضهُ ْم أَوْ لِيَا ُء بَع ُ َصرُوا أُولَٰئِكَ بَ ْع َ َّون
صرُو ُك ْم فِي الدِّي ِن فَ َعلَ ْي ُك ُم النَّصْ ُر إِاَّلَ اجرُوا ۚ َوإِ ِن ا ْستَن ِ ََواَل يَتِ ِهم ِّمن َش ْي ٍء َحتَّىٰ يُه
صي ٌر ِ َق ۗ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب
ٌ َعلَىٰ قَوْ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُم ِّميثَا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu
satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman,
tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi
mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta
pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib
memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara
kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”[Q.S.
al-Anfāl [8] : Ayat 72]
b. Hukum Tajwid
No Lapad Hokum Tajwid
1 ينَ الَّ ِذ mad thobii
2 آ َمنُوا Mad badal
3 بِأ َ ْم َوالِ ِه ْم Ihfa safawi
4 أَ ْولِيَا ُء Mad wajib muntasil
5 َما لَ ُكم ِّمن 1. Idghom mimi
2. Idghom mutamasilain
6 ِّمن واَل Idghom bigunah
7 قَ ْو ٍم بَ ْينَ ُك ْم iklab
8 صي ٌر Mad ‘Ard lis Sukµn
ِ َب
c. Kandungan Ayat
Berbagai bentuk serangan, intimidasi, dan kekejaman yang dilakukan oleh
orang-orang musyrik Mekah telah menyebabkan Nabi Muhammad saw. dan kaum
muslimin berhijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka di Mekah
menuju Madinah. Di dalam sejarah Islam, mereka yang berhijrah disebut sebagai
kaum Muhajirin. Adapun warga Madinah yang telah beriman kepada Nabi
Muhammad saw. dan menerima kedatangan kaum Muhajirin disebut kaum An¡ar.
Peristiwa bersejarah itu bukanlah sekadar perpindahan yang bersifat geografis,
yaitu perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lain yang baru. Jika hal itu
merupakan perpindahan atau pergerakan sekelompok masyarakat yang bersifat
geografis dan bernilai biasa-biasa saja, tentunya tidak perlu sejauh itu mereka
menempuh perjalanan sangat berat ke Madinah. Juga peristiwa itu bukanlah
perpindahan manusia yang didasarkan pada motif ekonomi atau kepentingan
politik tertentu. Jika ada motif ekonomi, mengapa kaum Muhajirin malah
meninggalkan berbagai harta kekayaan mereka di Mekah dan tidak
memboyongnya ke Madinah? Mengapa mereka malah mengorbankan harta dan
jiwa sebagaimana dilukiskan pada ayat di atas? Jika ada motif politik,
pertanyaannya adalah apakah Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. memang
semata-mata demi memperoleh kue kekuasaan di Mekah atau Madinah. Hijrah
merupakan peristiwa dahsyat dalam sejarah agama dan kemanusiaan. Dari sudut
keagamaan, hijrah merupakan peristiwa keagamaan karena berkaitan erat dengan
perjuangan Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabat beliau dalam
memperjuangkan tegaknya Islam di Mekah. Adapun dari sudut kemanusiaan,
peristiwa hijrah merupakan implementasi dari ajaran agama Islam mengenai
pentingnya menghormati, menjaga, dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
Firman Allah Swt. pada ayat di atas yang melukiskan bahwa kaum Muhajirin dan
Anśar saling lindung-melindungi satu sama lainnya, sungguh mengagumkan.
Itulah wujud dari persaudaraan. Lakukanlah pengamatan dan pembacaan terhadap
buku-buku mengenai peristiwa hijrah tersebut. Di sana kamu akan menemukan
jawaban bahwa persaudaraan (ukhuwwah) akan menjadi salah satu sendi bagi
munculnya peradaban baru dalam sebuah masyarakat baru yang disebut
masyarakat Madani.
b. Hukum Tajwid
No Lapad Hokum Tajwid
1
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ
ين Mad Jāiz Munfaśil
2
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ
ين Alif Lam Syamsiyah
3 ُ يَ ْغتَب بَّ ْع
ض ُكم Idgām Mutama¡¡ilain
4 ض ُكم بَ ْعضًا ُ بَّ ْع Ikhfa’ Syafawi
b. Hukum Tajwid
c. Kandungan Ayat
Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan dua hal pokok. Pertama,
bahwasesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Kedua, jika
terdapatperselisihan antarsaudara, kita diperintahkan oleh Allah Swt. untuk
melakukan iślah (upaya perbaikan atau perdamaian).
Apa indikasi dari suatu persaudaraan? Rasulullah saw. bersabda, “Demi
Allahyang menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap beriman
kecualijika dia menyayangi saudaranya sesama mukmin sama seperti dia
menyayangi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)
Selain itu Rasulullah saw. juga menegaskan, “Seorang muslim adalah orang yang
lidah dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang yang berhijrah adalah
orang yang meninggalkan semua larangan Allah.” (H.R. Bukhari)
“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi
orang yang perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika
marah.”(H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Persaudaraan (Ukhuwwah)
Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau
terkena musibah.
Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan
kembali bersatu.
Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, budaya,
dan agama yang dianutnya.
Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang
dapat merugikan orang lain.
Menghargai perbedaan sukur, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain.
A. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa sesuai dengan makalah “Meniti Hidup Dengan Mulia ” ini, sangat penting
bagi kita untuk mempelajari serta mengamalkan hal-hal yang dapat memberi
kemajuan pada kehidupan kita menuju ke kehidupan yang mulia. Ayat-Ayat al-
Qur’ān yang menjelaskan tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan
Persaudaraan terdapat dalam Q.S. al-Anfāl [8] : Ayat 72, Q.S. Al-Hujurāt [49] :
ayat 12 Q.S. Al-Hujurāt [49] : ayat 10.
Keserakahan manusia dalam berbagai usaha eksploitasi alam, telah
menimbulkan bencana yang mengerikan, dan telah “membunuh” ribuan manusia.
Tidak hanya oleh bencana alam, kematian banyak manusia secara sia-sia juga
disebabkan oleh penggunaan jalan raya dengan semena-mena, konsumsi minuman
dan obat-obatan terlarang, kekerasan dan bentrokan antarkeyakinan, antardesa,
dan bahkan antarsaudara. Angka kriminalitas pun makin menanjak tinggi, berjalan
paralel dengan perilaku korupsi yang mungkin lebih tinggi. Pada sisi lain,
sebagian masyarakat hidup dengan perasaan sensitif, saling curiga, beringas,
egois, dan individualis
B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah
yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kabelkreatif.blogspot.com/2016/07/memahami-makna-dan-ayat-ayat-al-
quran.html
http://murid.info/memahami-makna-pengendalian-diri-prasangka-baik-dan-
husnuzzan/
http://untukmasadepanindonesia.blogspot.com/2016/12/rangkuman-meniti-hidup-
dengan-kemuliaan.html
https://www.academia.edu/34839693/Meniti_Hidup_dengan_Kemuliaan