e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
ABSTRAK
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) membatasi Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen berkelanjutan dari dunia perusahaan untuk bertindak etis
dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya.
Sementara itu sasaran, bidang praktik, dan intervensi pekerjaan sosial semakin luas seiring
berkembangnya masyarakat secara kompleks. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka
kesempatan bagi pekerja sosial untuk terlibat dalam dunia industri. Dalam praktiknya, dengan
pendekatan sosialnya, pekerja sosial industri juga dapat berperan sebagai pihak yang dapat membantu
memperbaiki kesehatan fisik maupun mental karyawan, termasuk ketika terjadi PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja), pekerja sosial juga dapat mengantisipasi maupun mengatasi ketika terjadinya
masalah yang terjadi pada diri klien dan juga keluarganya. Tulisan berusaha menggali dan memaparkan
secara singkat mengenai ketenagakerjaan di Indonesia, serta peran dan keberadaan pekerja sosial
industri. Pelayanan-pelayanan dalam menangani hal yang berkaitan dengan kesejahteraan, kesehatan
dan keselamatan kerja, serta tindakan preventif dalam penanganan masalah PHK baik bagi pekerjanya
maupun dampaknya terhadap keluarga pekerja. Kurangnya pemahaman dan kesadaran dari
perusahaan dan stakeholder terkait dengan keberadaan dan kebutuhan pekerja sosial di dunia industri
sehingga tidak banyak pekerja sosial industri di Indonesia. Sosialisasi pekerja sosial di dunia industri
perlu terus diupayakan. Undang-Undang no 14 /2019 tentang Pekerja Sosial menegaskan secara legal
yang harus diikuti dengan bukti nyata praktik profesi ini di berbagai ranah praktik di Indonesia.
Abstract
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) Corporate Social Responsibility
(CSR) is a continuing commitment from the corporate world to act ethically and contribute to economic
development in the local community or the wider community, together with improving the lives of
employees and their entire families. Meanwhile targets, areas of practice, and social work interventions
are expanding as society develops in a complex way. Globalization and industrialization have opened
opportunities for social workers to get involved in the industrial world. In practice, with its social
approach, industrial social workers can also play a role as a party that can help improve the physical
and mental health of employees, including when layoffs (Termination of Employment), social workers
can also anticipate or overcome when problems occur to clients. and also his family. The article seeks
to explore and briefly describe employment in Indonesia, as well as the role and presence of industrial
social workers. Services in handling matters relating to welfare, health and safety at work, as well as
preventive measures in dealing with layoff problems both for workers and their impact on the worker's
family. Lack of understanding and awareness of companies and stakeholders related to the existence
and needs of social workers in the industrial world so that not many industrial social workers in
Indonesia. The socialization of social workers in the industrial world needs to be continued. Law no
14/2019 on Social Workers legally affirms that must be followed by concrete evidence of this
professional practice in various realms of practice in Indonesia.
181
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
182
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
183
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
sekaligus menjamin lebih jauh lagi kelas buruh sebagai kekuatan sosial. Satu-
memberi serikat buruh status hukum. satunya peraturan tentang
Pada masa orde baru sekitar tahun ketenagakerjaan yang menjadi kontroversi
1965 sampai tahun 1998 yang merupakan pada masa tersebut adalah Undang-
masa-masa pemaksaan kehendak untuk Undang Nomor 25 Tahun 1997 yang kental
kepentingan pemerintah, masa dengan militerisme. Pendekatan militeristik
pembelengguan di segala sektor, dimulai atas bidang perburuhan menjadi semakin
dari sektor hukum atau undang-undang, kuat dengan diangkatnya Laksamana
perekonomian dan bisnis, kebebasan Soedomo menjadi Menteri Tenaga Kerja.
informasi atau pers dan lain sebagainya. Salah satu contoh paling tragis
Selain itu terjadi pula peristiwa dramatis, pengendalian buruh yang militeristik
khususnya penghancuran elemen PKI pada adalah kasus Marsinah yang hingga kini
tahun 1965 yang mengubah secara masih menjadi misteri.
permanen konstelasi kekuatan politik dan James Castle menilai bahwa hubungan
berdampak atas nasib organisasi buruh. industrial selama 30 tahun di bawah Orde
Pasca tahun 1965, posisi buruh lebih Baru ditandai oleh kontrol pusat yang
rendah daripada sejarah sebelumnya. otoriter, saling curiga, dan bahkan terjadi
Dengan kondisi ekonomi yang porak- kebrutalan. Hukum modern mengharuskan
poranda, salah satu tugas utama yang struktur, format dan prosedur yang kaku
diemban oleh Masa Orde Baru adalah (rigid). Ia menuntut birokrasi dan cara
menggerakkan kembali roda ekonomi. berpikir yang khas. Dibutuhkan orang
Tujuan pertumbuhan ekonomi merupakan dengan pendidikan khusus untuk
faktor paling penting terkait kebijakan mengetahui seluk beluk hukum modern.
perburuhan Orde Baru. Strategi Hukum menjadi wilayah esoterik yang tidak
modernisasi difensif (defensive bisa ditangani oleh sembarang orang. Para
modernisation) dimana penguasa berusaha ahli atau sarjana hukum dan pengacara
mengatur segalanya dan mengontrol saja yang bisa bermain dengan hukum.
organisasi buruh untuk mengejar Dalam alam hukum modern, sering terjadi
pertumbuhan ekonomi dan pertimbangan bahwa formalitas dan prosedur dapat
politik yang mendasarinya juga merupakan menghilangkan keadilan yang substansial.
aspek yang penting dalam kebijakan- Hukum perburuhan tidak bisa lepas dari
kebijakan perburuhan pada masa Orde kepungan logika dasar hukum modern
Baru. Agenda utama rezim Orde Baru yang yang formalistik dan individualistik itu.
didominasi oleh militer adalah mencegah Adapun pemutusan hubungan kerja
kebangkitan kembali gerakan berbasis dilakukan karena adanya ketentuan
massa yang cenderung radikal, seperti mengenai pemutusan hubungan kerja
gerakan buruh yang terlihat selama Orde dalam Undang-Undang yang meliputi
Lama. Jadi, motif utama Orde Baru sejak pemutusan hubungan kerja yang terjadi di
awal adalah kontrol terhadap semua jenis badan usaha yang berbadan hukum atau
organisasi yang berbasis massa, baik itu tidak, milik orang perseorangan, milik
partai politik maupun serikat buruh yang persekutuan atau milik badan hukum, baik
dianggap penyebab kerapuhan dan milik swasta maupun milik negara, maupun
kehancuran Orde Lama. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain
Kontrol politik penguasa terhadap yang mempunyai pengurus dan
buruh terutama dimaksudkan untuk mempekerjakan orang lain dengan
menghapuskan pengaruh aliran kiri dari membayar upah atau imbalan dalam
gerakan buruh dan arena politik secara bentuk lain.
luas. Ciri utama akomodasi buruh-majikan-
negara selama Orde Baru adalah kontrol
negara yang sangat kuat atas organisasi
buruh dan pengingkaran terus-menerus
184
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
185
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
oleh pekerja sosial supaya siap dan mampu dikhawatirkan dapat berdampak pada
mengatasi masalah sosialnya setelah meningkatnya permasalahan sosial dan
mengalami PHK. menjadi lebih kompleks.
Dalam konteks pekerjaan sosial,
Dampak PHK Terhadap Keluarga keluarga adalah sebagai sebuah jaringan
Beserta Strategi Pengentasan PHK sosial alamiah fungsional dan sebagai
Secara ekonomi jelas bahwa PHK sistem interaksional berdimensi
dapat menghentikan proses pemasukan resiprokalitas. Sebagai sebuah jaringan
(income generating) keluarga. Karyawan sosial alamiah yang fungsional, keluarga
yang di PHK dan keluarganya pada kondisi merupakan pusat jejaring yang di
ini sering disebut sebagai kemiskinan dalamnya mengandung potensi,
sementara. Menurut Darwin (2005), kemampuan, dan kekuatan yang dapat
kemiskinan sementara (transient poverty) digunakan sebagai sumber pemecahan
adalah kemiskinan yang dialami oleh orang masalah yang dihadapi. Pandangan ini juga
(keluarga) yang sebelumnya tidak miskin, menganggap bahwa keluarga sebagai
tetapi karena kondisi eksternal tertentu sumber keberdayaan dan sumber kekuatan
(perang, konflik horizontal masyarakat, bagi anggotanya. Sedangkan sebagai
bencana alam, kecelakaan, termasuk PHK sistem interaksional berdimensi
dan sebagainya). Permasalahan pertama resiprokalitas memandang bahwa keluarga
kali dihadapi oleh keluarga yang terkena terdiri dari berbagai subsistem berupa
PHK adalah keluarga dihadapkan pada anggota keluarga, dan masing-masing
masalah ketidakpastian kapan anggota keluarga secara alamiah dan
penganggurannya berakhir. Realisasi dari kultural telah diberikan fungsi dan peran
perencanaan sosial keluarga (misalnya: masing-masing. Untuk menjalankan fungsi
untuk pendidikan anak, membayar dan peran tersebut, setiap anggota
angsuran atau kredit, bahkan tertutupnya keluarga harus saling berhubugan secara
akses keuangan, dan tidak jarang dinamis serta menata hubungan sosial
permasalahan ini akan memberikan dengan lingkungan eksternal. Masalah
tekanan psikologis atau memicu terjadinya akan muncul jika dalam anggota keluarga
stres). tersebut terjadi penyumbatan untuk
Sementara itu, kondisi ini belum menjalankan peran sebagai akibat kurang
didukung dengan jaminan sosial yang kuatnya hubungan resiprokalitas. Sebagai
memadai dan pekerja tidak mempunyai sebuah lembaga, keluarga mempunyai
posisi tawar yang seimbang dengan pemilik fungsi yang cukup luas terutama sebagai
lapangan kerja atau pemilik modal. Apabila fungsi pelayanan pada setiap anggota.
kondisi keluarga seperti ini berlangsung Idealnya sebuah keluarga dapat
dalam kurun waktu yang relatif lama, maka menjalakan fungsinya (dalam istilah
dikhawatirkan dapat menjadi kemiskinan pekerjaan sosial disebut sebagai
kronis. keberfungsian keluarga).
Dampak krisis tersebut tidak hanya Keberfungsian sosial memiliki fungsi
sebatas pada permasalahan PHK tetapi dan peran sebagai kemampuan orang
mempunyai keterkaitan baik secara (individu, keluarga, kelompok atau
langsung terhadap orang orang yang masyarakat) dan sistem sosial (lembaga
menjadi tanggungan (keluarganya), dan jaringan sosial) dalam memenuhi atau
maupun secara tidak langsung kepada merespons kebutuhan dasar, menjalankan
lapangan kerja (sektor informal) dan jasa peranan sosial, serta menghadapi
yang berfungsi sebagai pendukung dalam goncangan dan tekanan. Dalam kerangka
pengembangan industri, seperti penjaja pelayanan yang komprehensif,
makanan, transportasi, dan lain-lain. Jika persoalannya adalah bagaimana strategi
kondisi ini tidak mendapatkan perhatian untuk mengatasi permasalahan keluarga
dan pelayanan secara memadai, pasca PHK. Penanggulangan masalah
186
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
Pemutusan Hubungan Kerja pada dasarnya bahwa pekerjaan sosial memiliki tujuan,
telah dijadikan agenda dunia. Kondisi ini fungsi dan tugas-tugas sebagai berikut
tercermin dari konsentrasi beberapa (Soetarso, 1995:5):
agenda tingkat dunia yang membahas 1. Meningkatkan kemampuan orang
masalah kemiskinan seperti: World Summit untuk menghadapi tugas-tugas
in Social Development yang menggelar kehidupan dan kemampuan untuk
Deklarasi dan Program Aksi untuk memecahkan masalah-masalah
Pembangunan Sosial di Copenhagen pada yang dihadapinya.
tahun 1995. Konferensi Asia Afrika yang 2. Meningkaitkan orang dengan
diselenggarakan 18-24 April 2005 di sistem yang dapat menyediakan
Bandung juga menempatkan kemiskinan, sumber-sumber, pelayanan-
pengangguran, dan pengucilan sosial pelayanan, dan kesempatan-
sebagai masalah krusial. kesempatan yang dibutuhkannya.
Dalam kerangka penanggulangan 3. Meningkatkan kemampuan
masalah sosial kemiskinan keluarga, pelaksanaan sistem tersebut secara
banyak kebijakan anti kemiskinan yang efektif.
telah diputuskan oleh pemerintah, baik 4. Memberikan sumbangan bagi
melalui program yang secara langsung perubahan, perbaikan dan
maupun tidak langsung ditujukan kepada perkembangan kebijakan serta
keluarga miskin dari awal adanya perundang-undangan sosial.
permasalahan sampai pada dekade tahun Serta menjalankan fungsi praktik pekerjaan
2019 ini. Program yang ditujukan secara sosial dan tugas-tugas pekerja sosial,
langsung antara lain mulai dari Program yaitu:
Nasional Pemberdayaan Masyarakat 1. Membantu orang untuk
(PNPM), Bantuan Langsung Tunai (BLT), meningkatkan dan menggunakan
Program Keluarga Harapan (PKH) dan secara lebih efektif kemampuan
berbagai jenis program pemberdayaan mereka untuk melaksanakan tugas-
masyarakat. Kebijakan dan program yang tugas kehidupan mereka dan
secara khusus ditujukan kepada keluarga memecahkan masakah mereka.
yang terkena PHK pada dasarnya telah ada 2. Menciptakan jalur hubungan
sejak tahun 2004 sampai pada tahun 2019 pendahuluan diantara orang
pun program ini masih berjalan untuk dengan sistem sumber.
mengentas masalah ekonomi masyarakat. 3. Mempermudah interaksi, merubah
Program anti kemiskinan khususnya yang dan menciptakan hubungan baru
ditujukan untuk keluarga pasca PHK serta diantara orang dengan sistem
program-program lainnya yang terdapat sumber kemasyarakatan.
dalam Rencana Strategis Kementrian Sosial 4. Mempermudah interaksi, merubah
2015-2019 . dan menciptakan hubungan
diantara orang-orang dilingkungan
Peran Pekerja Sosial sistem sumber.
Pekerja sosial adalah profesi yang 5. Memberikan sumbangan bagi
melakukan pekerjaan sosial. Pekerjaan perubahan, perbaikan dan
sosial adalah bidang keahlian yang memiliki perkembangan kebijaksanaan dan
tanggung jawab dan misi untuk perundang-undangan sosial.
memperbaiki atau memulihkan dan 6. Meratakan sumber-sumber
mengembangkan kemampuan klien untuk material.
dapat menghadapi kesulitan-kesulitannya 7. Bertindak sebagai pelaksana control
dalam menjalankan keberfungsian social. 1
sosialnya. Kemudian Soetarso mengatakan
1
(Septianto, Sulastri, & Basar, 2015)
187
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
2 3
(Septianto, Sulastri, & Basar, 2015) (Pradini, Siti, & Irfan, PERAN PEKERJA
SOSIAL DALAM DUNIA INDUSTRI DI
INDONESIA, 2014)
188
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
4
(Pradini, Siti, & Irfan, PERAN PEKERJA
SOSIAL DALAM DUNIA INDUSTRI DI
INDONESIA, 2014)
189
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
pada tahun 2019 ini. Dalam kerangka awal yang diperlukan adalah membangun
penanganan permasalahan sosial keluarga kolaborasi dan kesamaan persepsi masing-
pasca PHK ada beberapa kekuatan besar masing sektor, siapa melakukan apa,
yang terdiri dari pemerintah (public sector), kapan pelaksanaannya, dimana
industri atau privat sector, dan kelompok dilaksanakan sesuai peran dan fungsi
dalam masyarakat (collective action masing-masing sektor sehingga dengan
sector). Ketiga sektor tersebut pada adanya kolaborasi beberapa sektor
dasarnya telah mempunyai program yang termasuk didalamnya terdapat peran
berkaitan dengan penanganan masalah pekerja sosial yang dapat membantu
pengangguran atau peningkatan tenaga menangani permasalahan ini maka
potensial, namun ketiga sektor tersebut penanganan menganai masalah ini dapat
masih berjalan secara terpisah (ego secara maksimal ditangani dan
sektoral) sesuai dengan kepentingan diselesaikan.
masing-masing sektor. Dalam kerangka
optimalisasi hasil pelayanan, maka langkah
SEPIHAK OLEH PERUSAHAAN
DAFTAR PUSTAKA MENURUT UNDANG-UNDANG NO.
Carroll, A. B. (2015). Corporate Social 13 TAHUN 2003 TENTANG
Responsibility: Evolution of a KETENAGAKERJAAN. Jurnal Untad
Definitional Construct. SAGE Vol. 3 No.3.
Journals, Business & Society, Mohamad Kodir, S. M. (2016, Juni 17).
University of Georgia, 268-295. Pekerjaan Sosial Setting Industri,
Garriga, E., & Mele, D. (2004). Corporate CSR, dan Comdev. Diambil kembali
Social Responsibility Theories: dari Dinas Sosial Provinsi Jawa
Mapping the Territory. Journal of Tengah:
Business Ethics Vol. 53. https://dinsos.jatengprov.go.id/pek
Netherlands: Kluwer Academic erjaan-sosial-setting-industri-csr-
Publishers. dan-comdev.html
Gunawan, & Sugiyanto. (2011). KONDISI Permatasari, R. A. (2018). PERLINDUNGAN
SOSIAL EKONOMI KELUARGA HUKUM BAGI PEKERJA KONTRAK
PASCA PEMUTUSAN HUBUNGAN YANG DI PHK SAAT MASA
KERJA. Jurnal Penelitian dan KONTRAK SEDANG BERLANGSUNG.
Pengembangan Kesejahteraan Mimbar Keadilan Jurnal Ilmu
Sosial, 35-52. Hukum.
Hadijah, S. (2016, September 12). Terkena Pradini, D. D., Siti A, D. H., & Irfan, M.
PHK, Apa yang harus dilakukan? (2015). Peran Pekerja Sosial Dalam
Diambil kembali dari cermati.com: Dunia Industri di Indonesia.
https://www.cermati.com/artikel/te Prosiding KS: Riset dan PKM, 147-
rkena-phk-apa-yang-harus- 300.
dilakukan Rizky, D. D., Raharjo, S. T., & Resnawaty,
Hanifah, A., & Suyanto. (2010). Kondisi R. (2014). CORPORATE SOCIAL
Sosial Ekonomi Keluarga Pasca RESPONSIBILITY (CSR) PT. ANEKA
Pemutusan Hubungan Kerja (Studi TAMBANG UBPE SEBAGAI SOLUSI
Kasus Industri Tekstil di Kecamatan MASALAH PENDIDIKAN BAGI
Dayeuhkolot-Kabupaten Bandung- MASYARAKAT KECAMATAN
Jawa Barat. Jurnal Penelitian dan NANGGUNG, KABUPATEN BOGOR.
Pengembangan Kesejahteraan Social Work Journal, 104-110.
Sosial, 244-253. Rozalia, H. (2013). Penanganan
Maringan, N. (2015). TINJAUAN YURIDIS Pemutusan Hubungan Kerja di
PELAKSANAAN PEMUTUSAN Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
HUBUNGAN KERJA (PHK) SECARA Tarakan. Diambil kembali dari
190
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 3 Hal: 181 - 191 Desember 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
191