Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

MATA KULIAH EKOLOGI MANUSIA (PSDA531)

M. ARMY CHAIRUDDIN
1820525310015
DOSEN : Prof. Dr. Ir. EMMY SRI MAHREDA, MP

PROGRAM PASCASARJANA
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

BAB I
ANALISIS PRAKTEK LAPANGAN

I.1 Ekologi Manusia Di Setiap Tempat Yang Dikunjungi


1). Wisata Petik Apel Malang

Kota Batu merupakan daerah penghasil Apel terbesar nasional. Sehingga


pemerintah Kota Batu melalui kelompok petani apel membuka Wisata Petik
Apel secara langsung. Wisata Petik Apel menjadi salah satu andalan Desa Wisata
Tulungrejo, persis di persimpangan arah menuju wisata Selecta. Wisata kebun apel
di Kota Batu memiliki lahan dengan luas mencapai 900 Ha. Wisatawan bisa
menikmati kesegaran buah apel jenis Rome Beauty, Anna, Manalagi, dan Grany
Smith langsung dari pohonnya, dengan hanya membayar 20.000 hingga 40.000
rupiah per orangnya. Untuk varietas apel yang paling banyak adalah Manalagi,
dengan ciri buahnya berkulit hijau muda kekuningan, rasanya manis tapi sedikit
kandungan air dan Rome Beauty warnanya hijau kekuningan dan merah, aromanya
kuat sekali. Bagi pengunjung yang ingin membawa pulang apel tinggal ditimbang di
pintu ke luar. Satu kilo apel juga dihargai sebesar tiket masuk atau sama dengan Rp.
25.000,- sekilonya dan kita bisa milih kualitas yang bagus dan tentu sangat fresh.
Ukuran pohon yang tidak terlalu tinggi akan memudahkan setiap pengunjung untuk
memetik apel langsung dari pohonnya.

Selain wisata petik apel, melalui industri rumahan buah apel yang dihasilkan
dari kebun diolah menjadi berbagai bahan olahan, seperti keripik buah apel, sari apel
dan lain sebagainya. Lokasi Wisata Petik Apel tidak hanya berada di satu tempat,
melainkan ada beberapa di lokasi berbeda. Sistemnya panen bergilir; ketika di lokasi
A sedang produktif, maka di situlah dijadikan tempat wisata. Setelah habis, pindah
ke lokasi lainnya.

2
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Gambar 1. Hamparan Perkebunan Apel di Kota Batu

Analisis Ekologi Manusia

Seiring berkembangnya Kota Batu menjadi wilayah kunjungan wisata yang


berkembang pesat, para petani apel mulai mengembangkan agrowisata petik apel.
Daya tarik yang ditawarkan adalah pesona alam saat memetik apel di kebun petani.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, kunjungan wisatawan petik apel terus
bertambah,padahal lahan yang digunakan untuk kebun wisata petik apel adalah
kebun alami yang belum dibentuk sedemikian rupa. Pengembangan pertanian apel
dilakukan dengan tetap menjaga keasrian alam yakni kebun para petani apel tanpa
dilakukan penambahan sarana lain. Hal tersebut dikarenakan keasrian kebun apel
merupakan daya tarik utama wisata. Keindahan alam (natural landscape) yang
belum dibangun sedemikian rupa adalah daya tarik tersendiri para wisatawan
terutama dari daerah perkotaan yang memang ingin merasakan menjadi petani.
Pengembangan wisata mengacu pada ekonomi kerakyatan, yakni mengembangakan
wisata bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat lokal baik itu petani apel
maupun penduduk di sekitar wisata.

3
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Keberadaan wisata petik apel di Desa Tulungrejo, memainkan peran besar


masyarakat desa dalam pengembangan wisata agro kebun apel selain melalui petani
kebun apel juga nampak oleh peran perorangan masyarakat setempat dalam
mempromosikan wisata agro kebun apel. Petani serta pengelola wisata perik apel
juga memberikan edukasi bagi para pengunjung, bagaimana cara menanam, merawat
hingga panen. Selain itu, pemerintah melalui Dinas Pariwisata agar lebih
mengembangkan potensi pertanian yang lain menjadi agrowisata dan saling
terintegrasi, sehingga memberikan atraksi agrowisata yang lebih beragam.

2). Selecta

Taman Rekreasi Selecta berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji,


Kota Wisata Batu. Tepatnya berjarak 4 km sebelah utara dari pusat pemerintahan
Kota Wisata Batu, atau berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Malang. Taman
Wisata Selecta terhampar seluas 18 hektare, sedangkan untuk taman rekreasi tidak
kurang dari 8 hektare. Jalan menuju ke Selecta kondisinya sangat bagus. Pengunjung
diharapkan untuk tetap berhati-hati karena kontur jalan naik-turun dan berkelok.
Ketika jalan yang Anda lalui mulai menanjak dan banyak pohon apel di kiri dan
kanan jalan, berarti Selecta sudah di depan mata. Dari sana seluruh Kota Batu dan
sekitarnya bisa dipandang keindahannya. Di hari tertentu, tergantung musim,
pengunjung bisa menikmati pemandangan kebun apel dan sayur-sayuran.

Banyak di antara pengunjung adalah turis asing, kebanyakan dari Belanda,


Singapura, Taiwan, Malaysia, Korea, dan Jepang. Bukan sekadar taman wisata
biasa, ini adalah taman bunga nan cantik yang berpadu dengan water park sederhana.
Letaknya yang berada di 1.150 meter dari permukaan laut membuat bunga-bunga di
sini tumbuh dengan sehat dan segar. Dalam hal panorama, bangunan Villa Bima
Shakti yang berada di atas bukit ini merupakan tempat tertinggi di alam pegunungan
Kota Batu.

Taman rekreasi ini dibangun oleh warga Belanda bernama Ruyter de Wildt
sepanjang 1920-1928. Dari dahulu selalu dijadikan tempat peristirahatan dan wisata
pilihan bagi warga Belanda yang berkunjung ke Indonesia. Hingga sekarang Selecta
yang berasal dari kata ‘selectie’ yang berarti pilihan, tetap dijadikan tempat wisata
pilihan bagi semua lapisan masyarakat. Pada jaman Jepang tahun 1942, Bung Karno

4
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

pernah menginap di Villa de Brandarice, –sekarang bernama Bima Shakti selama 15


hari. Begitupun Bung Hatta pernah bermalam di Villa Bima Shakti pada 1947
menjelang konferensi KNIP. Pada kurun 1952-1955, Presiden Sukarno dan
Wakilnya Muhammad Hatta sering beristirahat di Selecta. Beberapa keputusan
penting kenegaraan pun diputuskan di sana. Pada 1949 Selecta dibumihanguskan
oleh pejuang Indonesia. Namun pada 19 Januari 1950 Selecta dibangun kembali oleh
47 orang yang terakomodir dalam kepemilikan saham.

Tiket masuk ke dalam taman rekreasi ini tidak terlalu mahal yaitu Rp 20.000
per orang. Harga tiket ini mulai berlaku mulai pada awal tahun 2014 yang semula
harga tiketnya sebesar Rp 15.200. Dengan harga tersebut  pengunjung bisa langsung
menikmati fasilitas kolam renang, taman air Kamandanu, dan water boom. Namun,
fasilitas permainan lain berbayar. Untuk menikmati flying fox, misalnya,
pengunjung dikenai Rp 20 ribu per orang. Menunggang kuda untuk anak-anak
berusia lima tahun ke atas Rp 10 ribu dan perahu bebek air Rp 15.000 per orang.

Memasuki area taman pengunjung dapat menikmati kolam ikan dan


akuarium raksasa yang dipenuhi berbagai macam ikan air tawar dan ada sebuah gua
unik bernama Gua Saga. Pepohonan dan bunga menghias di sekelilingnya, tangga-
tangga batu yang menghubungkan beberapa jalan berpusat di sana. Air mancur
semakin menyempurnakan keindahan bagian depan taman wisata ini. Lembah luas
di kawasan taman dipenuhi dengan bunga bermekaran. Dari atas, pemandangan
terlihat seperti karpet warna-warni.

Taman bunga Selecta didominasi bunga kana, terutama yang berwarna


merah, kuning, dan pink. Terhampar pula bunga krisan, pancawarna (ajisai, dalam
bahasa Jepang). Semua bunga tertata rapi dalam satu area seluas hampir satu
hektare. Sepintas dilihat, taman bunga Selecta mirip taman bunga Keukenhof di
selatan Belanda. Bedanya, Keukenhof dikenal sebagai taman bunga tulip, yang jadi
maskot negeri Kincir Angin tersebut. Di sana, ada beberapa gazebo di sekeliling
taman yang bisa digunakan sebagai tempat piknik atau tempat istirahat. Sedangkan
pohon-pohon cemara dan pinus seakan menjadi pagar di ujung taman.

Kawasan kolam renang berada di sebelah kanan dari lembah bunga. Tidak
hanya berenang, Anda juga bisa menikmati wahana air seperti perahu bebek. Airnya
dingin namun sangat menyegarkan. Kolamnya yang bersih dan jernih berasal dari

5
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

pegunungan dan wahananya yang warna-warni menarik banyak anak-anak. Kolam


renang yang ada di sini penuh dengan aneka variasi (kedalaman maupun variasi
papan loncat dan luncur) membuat para pengunjung tidak akan bosan berada di air.

Taman Wisata Selecta memang lebih cocok untuk wisata keluarga. Taman bunga
merupakan salah satu obyek yang paling diandalkan pengelola Selecta selain obyek
lain, seperti area outbound dan flying fox, goa singa, kolam renang, taman air,
perahu bebek, kora-kora, dan area berkuda bagi anak-anak. Tentu masih banyak lagi
pilihan permainan atau suasana nyaman yang akan ditemukan di Taman Rekreasi
Selecta. Bahkan, Selecta juga sering di kunjungi oleh calon suami istri untuk
melakukan pemotretan pre-wedding di taman bunga atau taman di sekeliling Selecta.
Ini tak lepas dari keindahan panorama taman rekreasi ini. Selecta merupakan pelopor
taman wisata pertama di Jawa Timur. Sejak berdiri Selecta memang lebih dikenal
dengan penginapan dan taman bunga.

Selain ada wisata hiburan dan wisata alam, Selecta juga dilengkapi wisata
kuliner. Di Taman Wisata Selecta memiliki komplek restoran dan tempat makan
yang tentunya lezat dengan kapasitas 200 sampai 300 orang. Di sini menyediakan
aneka makanan khas Jawa Timur dengan pelayanan yang cukup bagus. Jadi Anda
para pengunjung yang akan berwisata ke Selecta, tidak perlu repot-repot membawa
bekal makanan. Bagi Anda yang akan menginap, di Selecta juga ada hotel dengan
fasilitas bintang  yang berada di area sebelah depan Selecta. Pengunjung yang
menginap di Hotel Selecta mendapat fasilitas tiket masuk ke taman wisata tadi.
Harga per kamar bervariasi dengan harga termurah Rp 300.000. Fasilitas aula di
Hotel Selecta sering disewa sebagai tempat pertemuan organisasi masyarakat dan
instansi pemerintah. Pada saat long weekend seringkali Selecta menyuguhkan
hiburan live musik bagi para pengunjung.

Ada hal menarik dari Selecta, selain taman bunga, kolam renang serta hawa
perbukitan yaitu pasar wisata yang memiliki beraneka macam oleh-oleh. Pasar
wisata Selecta terletak di pintu keluar area Taman Rekreasi Selecta.  Pasar ini
menyediakan berbagai macam aneka olahan dan souvenir dari kota ini. Para
pedagang di sini menerapkan sistem paketan untuk menarik pembeli. Misalnya,
keripik aneka buah berisi lima bungkus dibanderol hanya Rp 20 ribu per paketnya,
sedangkan yang berisi empat bungkus harganya Rp 10 ribu. Pasar Selecta mulai

6
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

buka pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIB atau menyesuaikan dengan kunjungan
wisatawan.

Gambar 2. Kondisi Wisata Selecta

Analisis Ekologi Manusia


Pendekatan ekologi (ecological approach) terkait adanya interaksi manusia
dengan lingkungannya. Dalam hal ini manusia dimaknai sebagai sosok berbudaya
dalam menyelenggarakan kehidupannya yang selalu tercermin pada perilaku tertentu
(behaviour). Sangat sering terlihat gejala kehidupan dan lingkungan justru
merugikan manusia yang dikarenakan ulah mereka sendiri baik secara individual
maupun secara bersama. Untuk itu wilayah beserta lingkungan yang bersangkutan
harus mendapat umpan balik positif terhadap kehidupan dari perbuatan atau kegiatan
yang dilakukan oleh manusia.
Dalam wisata Selecta merupakan suatu aktivitas yang kompleks serta dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang besar dan memiliki berbagai komponen seperti
ekonomi, ekologi, politik, sosial, budaya dan lainnya. Pariwisata sebagai suatu
sistem mencakup analisis aspek kepariwisataan yang tidak dapat dilepaskan dari
subsistem lainnya dalam hubungan saling ketergantungan dan saling terkait.
Pembangunan pariwisata dapat dikatakan berhasil apabila pembangunan yang
dilakukan dapat dilakukan secara bersama termasuk membangun bersama
masyarakat. Dengan begitu pembangunan pariwisata dapat memberikan keuntungan
secara ekonomi, sosial maupun budaya kepada masyarakat setempat serta dapat
menciptakan multiplier effect. Sebuah sistem pariwisata mencakup banyak aktor
yang berperan dalam menggerakkan sistem tersebut. Dibutuhkan adanya kerja sama
yang harmonis antar aktor pariwisata dalam menggerakkan sistem yang ada. Peran

7
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

serta masyarakat di dalam memelihara sumberdaya alam dan sumberdaya budaya


yang berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata tidak dapat diabaikan begitu saja.
Upaya memberdayakan masyarakat setempat adalah dengan mengikutsertakan
mereka dalam berbagai kegiatan pembangunan pariwisata.

3). Program Magister Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas


Brawijaya

Sejarah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univeristas Brawijaya


berawal dari Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut yang didirikan pada tanggal
28 Oktober 1962 oleh Yayasan Pendidikan Probolinggo. Sejak 25 Mei 1963, melalui
Surat Keputusan Menteri PTIP No. 163 Tahun 1963, Perguruan Tinggi Jurusan
Perikanan Laut tersebut menjadi salah satu Jurusan pada Fakultas Kedokteran
Hewan dan Peternakan (FKHP) Universitas Brawijaya yang berkedudukan di
Malang. Sedangkan Jurusan Perikanan Laut masih tetap berkedudukan di
Probolinggo. Pada akhir tahun 1970, FKHP Universitas Brawijaya mempunyai
jurusan baru yaitu Jurusan Kedokteran Hewan yang berkedudukan di Surabaya.
Dengan demikian FKHP Universitas Brawijaya memiliki tiga jurusan yaitu
Peternakan, Perikanan Laut dan Kedokteran Hewan. Kemudian pada bulan Agustus
1972, Jurusan Kedokteran Hewan menggabungkan diri dengan Universitas
Airlangga di Surabaya, sedangkan Jurusan Perikanan Laut berubah menjadi Jurusan
Perikanan. Guna memudahkan pengelolaan dan pengembangannya, maka sejak
tahun 1972 itu pula Jurusan Perikanan secara bertahap dipindahkan ke Malang.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0220/0/1973, sejak tanggal 1 Januari 1973 FKHP dirubah menjadi Fakultas
Peternakan (FAPET) yang berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 51/SK/1977
memiliki dua jurusan yaitu : Peternakan dan Perikanan. Sejak tanggal 5 Juli 1977,
Fakultas Peternakan diubah menjadi Fakultas Peternakan dan Perikanan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1982 dan Keputusan


Presiden Republik Indonesia No. 59 tahun 1982 tentang Susunan Organisasi
Universitas Brawijaya, maka Fakultas Peternakan dan Perikanan menjadi dua
Fakultas, yaitu Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
0174/0/1983 tentang Penataan Jurusan pada Fakultas di lingkungan

8
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Universitas/Institut Negeri dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan


Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
118/Dikti/1984 tentang jenis dan jumlah Program Studi di setiap Jurusan pada
Fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya, maka Fakultas Perikanan ditetapkan
memiliki satu jurusan yaitu : Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk menghasilkan lulusan yang


profesional dalam menerapkan prinsip eksplorasi, eksploitasi dan manajemen
sumberdaya perikanan dan kelautan, maka sejak tanggal 2 Oktober 2006 dibentuklah
Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (PSPK). Pembentukan
Jurusan PSPK ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 226/D/O/2006. Dengan dibentuknya jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Kelautan (PSPK) dan program studi Ilmu Kelautan serta
berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya Malang No.
041/SK/2008, maka Fakultas Perikanan dirubah namanya menjadi Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).

Gambar 3. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Analisis Ekologi Manusia

Civitas akademika adalah potensi besar dalam membangun pengelolaan lingkungan


yang integrated, comprehensive dan sustainable. Karena itu perlu dikembangkan
sebuah konsep yang bisa menyatukan semua elemen dalam sebuah sistem

9
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

pengelolaan lingkungan, dari sistem ini diharapkan bisa membangun kesadaran


tentang pentingnya sebuah pengelolaan lingkungan hidup.

Secara umum eko-kampus adalah konsep pengelolaan lingkungan hidup di wilayah


kampus dengan melibatkan semua civitas akademika. Eko-kampus didasarkan pada
pemikiran bahwa:

a) Sulitnya masalah lingkungan dipecahkan secara parsial;

b) Transfer knowledge potensial disampaikan melalui jalur pendidikan formal


dan non formal;

c) pelibatan mahasiswa secara aktif agar mempunyai kesadaran dalam hal


pengelolaan lingkungan;

d) Meningkatnya interaksi mahasiswa dan lingkungannya.

e) Meningkatnya partisipasi masyarakat.

Untuk mewujudkan eko-kampus ini, diperlukan sebuah bentuk real dalam tindakan
yang ramah lingkungan diantaranya adalah:

a) Penghematan sumber daya dan penerapan daur ulang.

Mengurangi konsumsi kertas dengan cara mengetik 2 muka, memisahkan


sampah organik dan anorganik, mendaur ulang kaleng, kardus dna plastik,
menghemat penggunaan air.

b) Penghematan energi

Menggunakan listrik seperlunya, memilih listrik yang hemat energi

c) Penghematan zat kimia

Menggunakan sesedikit mungkin penggunaan bahan kimia berbahaya dalam


melaksanakan kebersihan kampus.

d) Kepedulian terhadap polusi

Menghindari merokok dilingkungan kampus, menanam dan memelihara tanaman


yang dapat mengurangi polusi, membuang sampah pada tempatnya sesuai
pemilahannya, melaksanakan pengolahan sisa makanan dan bahan organik lain
di kampus dengan komposting, serta memantau lingkungan ekstern

10
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

e) Pendidikan lingkungan.

Menerapkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum kampus, turut


mensosialisasikan sadar lingkungan intern dan ekstern kampus.

4). Coban Talun

Coban Talun adalah salah satu tujuan wisata di kota wisata Batu, Malang. Posisinya
hanya sekitar 3 km dari Selecta, tujuan wisata yang lebih dulu populer. Menuju
Coban Talun mudah dijangkau, dengan berkendaraan dari kota Batu hanya sekitar
10 menit. Coban Talun berlokasi di Desa Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, Kota
Batu, pada koordinat -7.800929, 112.516631, pada ketinggian 1300 m.

Dengan lokasi yang sejuk dan mengacu ke alam, membuat pengunjung


merasa nyaman dan betah berada di wisata ini. Objek Wisata Coban Talun juga
dilengkapi dengan beberapa wahana-wahana yang mengacu ke alam dan bersejarah
seperti wahana goa jepang, wahana DAM, wahana bukit Kalendra, wahana air
terjun, dan wahana rehabilitasi lutung jawa. Fasilitas pendukung lainnya yaitu
seperti rumah makan atau warung. Tidak hanya suasana yang sejuk, nyaman, dan
keindahan alamnya yang eksotis tetapi dengan banyaknya wahana-wahana yang
menarik yang ada di objek wisata Coban Talun tersebut tentunya dapat menarik
minat wisatawan untuk berkunjung ke wisata tersebut. Dengan demikian nantinya
juga dapat meningkatkan jumlah pengunjung pada objek wisata Coban Talun.

Gambar 4. Pintu Gerbang Wisata Coban Talun

11
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Gambar 5. Lanskap Air Terjun Coban Talun

Gambar 6. Wahana Pagupon

Analisis Ekologi Manusia

a) Pengembangan Usaha Pariwisata Yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi

Pengembangan usaha pariwisata yang ramah lingkungan dan hemat energi


ini secara tidak langsung mendukung terciptanya kenyamanan bagi pengunjung
wisata. Pada objek wisata Coban Talun ini merupakan objek wisata yang ramah
lingkungan dan hemat energi, terbukti dari adanya peraturan yang tidak
memperbolehkan dilakukannya pembangunan sepenuhnya dari bahan baku
bangunan seperti batu bata, semen, dan lain sebagainya, melainkan bangunan
tersebut harus mengacu ke alam yang mana nantinya bahan baku bangunan tersebut
berasal dari alam seperti kayu. Bahan baku bangunan hanya digunakan untuk
membangun lempengan-lempengan dari bangunan itu nantinya. Perum Perhutani
KPH Malang lebih mengutamakan alam untuk tetap dilestarikan sebagai contoh
apabila didapatkan kayu tumbuh di tengah jalan, maka kayu tersebut tidak akan
dipotong dan dibiarkan tumbuh. Jadi dalam hal ini pihak Perum Perhutani KPH
Malang meminimalisir adanya pembangunan yang berupa gedung-gedung.

Sebagai objek wisata yang berbasis kawasan hutan, tentunya Perum


Perhutani KPH Malang menginginkan desain objek wisata Coban Talun tetap

12
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

mengacu ke alam dan tidak dengan mengubah pemandangan alam. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk pelestarian hutan yang dilakukan oleh Perum Perhutani
KPH Malang.

b) Peningkatan kesadaran lingkungan di objek dan daya tarik wisata

Perum Perhutani KPH Malang dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di


objek wisata ini telah memberikan himbauan kepada masyarakat sekitar mengenai
sikap hidup untuk dapat memelihara lingkungan pada objek wisata sekitar karena
mengingat tindakan pribadi pasti berpengaruh pada lingkungan sekitar. Oleh sebab
itu kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan
melalui pemasangan banner-banner pengumuman pentingnya wisata, pelestarian
hutan, sumber air, dan lain sebagainya untuk tetap menjaga lingkungan objek wisata.

Dalam hal kesadaran masyarakat akan lingkungan objek wisata tentunya


perlu adanya kerjasama antara pihak pengelola wisata dengan masyarakat setempat
agar upaya tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Upaya tersebut
dilakukan dengan cara memberikan pengarahan dan pembinaan kepada masyarakat
sekitar untuk menjaga dan melestarikan lingkungan objek wisata.

c) Peningkatan dan Pemantapan konversi kawasan-kawasan rentan terhadap


perubahan.

Pada tahap peningkatan dan pemantapan konversi kawasan-kawasan yang


rentan terhadap perubahan ini merupakan suatu bentuk atau upaya dalam
mengantisipasi apabila terjadi bencana alam. Mengingat objek wisata Coban Talun
merupakan salah satu objek wisata yang berbasis hutan, maka besar
kemungkinannya dapat terjadi bencana alam seperti banjir bandang. Dalam hal ini
upaya yang telah dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Malang salah satunya adalah
dengan menyediakan petugas Search And Rescue (SAR) yang siap siaga di kawasan
objek wisata Coban Talun, terutama pada hari-hari besar atau hari libur akhir
minggu.

5). UMKM Keripik Lumba-Lumba

UD.Agroindustri Keripik SIngkong Cap Lumba-Lumba berawal pada tahun


1997, saat itu Bapak Sucipto sering melakukan tirakat di pantai selatan Malang.

13
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Pada suatu hari beliau mendapat sebuah petunjuk untuk mengamalkan semua
hartanya hingga habis selama tiga tahun, pada tahun 2000 beliau kembali mendapat
petunjuk untuk membuat keripik singkong manis dengan bahan baku singkong, gula
dan garam. Pada awal usahanya bapak Sucipto mengolah bahan baku mencapai ± 3
kwintal perhari, dengan mempergunakan jenis singkong ketan. Bahan baku
diperoleh dari sekitar tempat tinggal Akhirnya pada tahun 2006 beliau mendirikan
UD. Agroindustri Keripik Singkong Cap Lumba-Lumba yang terletak di Gang
Mentaraman No. 7 Desa Talok Kecamatan Turen Kabupaten Malang.

Perusahaan Agroindustry keripik singkong Cap Lumba-Lumba memiliki


toko sendiri untuk memasarkan produknya, yang terletak langsung berdampingan
dengan sentra produksi. Toko tersebut tidak hanya menjual produk makanan yang
dihasilkan oleh pengusaha makanan disekitar daerah Kecamatan Turen. Selain toko
sendiri, Agroindustry keripik singkong Cap Lumba-Lumba juga pelanggan tetap
(agen) dan tidak tetap. Salah satu agen tetap adalah Indomaret, permintaan dari agen
ini mencapai 6 mobil box per minggu.Selain itu perusahaan juga memasarkan
produknya ke beberapa penaggan tidak tetap, seperti grosir makanan. Jumlah
pembelian oleh grosir makanan biasanya hanya berjumlah puluhan karton dan tidak
rutin.

Gambar 7. Hasil Olahan Kripiki Singkong

Analisis Ekologi Manusia

Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari rumah tangga manusia


secara objektif, apa adanya. Dapat diartikan sebagai studi yang mempelajari bentuk
dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia, dan memahami
antara spesises manusia dan lingkungannya.

14
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Bapak Sucipto telah berhasil membuat sebuah komunitas dengan ekosistem


bekerja yang sangat kondusif dalam menjalankan usahanya, dengan jumlah pekerja
mencapai ± 300 orang baik pekerja tetap atau lepas. Semua pekerja merasa cukup
dengan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya di UD. Keripik Cap Lumba-Lumba.

Selain memperhatikan kesejahteraan pekerjanya yang pada dasarnya


merupakan warga disekitar usaha. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya Yayasan
Raden Bagus yang bergerak pada kegiatan sosial. Salah satu wujud peran serta UD.
Agroindustri Keripik Singkong Cap Lumba-Lumba bagi masyarakat sekitar adalah
mendirikan lembaga pendidikan untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dalam bentuk TPA, TK, dan RA serta Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Gambar 8. Lembaga Pendidikan Yayasan Raden Bagus

6). Pantai Balekambang

Selain wisata alam ada juga wisata religi yang biasa dilaksanakan di pantai
ini seperti Suro’an dan Upacara Jalanidhi Puja, juga tradisi nyepi menjadikan pantai
ini sebagai tempat ibadah setahu sekali di pura Amarta Jati. Atraksi labuhan juga
mampu menarik wisatawan lokal maupun regional sehingga perlu dilestarikan agar

15
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

memberikan pemasukan bagi masyarakat sekitar dan pemerintah kabupaten Malang.


Fasilitas yang ada di pantai Balekambang ini cukup lengkap, seperti MCK, kios
cenderamata, rumah makan, kantor informasi, penginapan, mushola dan fasilitas
lainnya.

Gambar 9. Fasilitas Sarana Prasarana Pantai Balekambang

Analisis Ekologi Manusia

Pantai Balekambang telah membuat keterikatan saling ketergantungan antara


manusia dan lingkungannya. Masyarakat menjadikan pantai Balekambang sebagai
lokasi kegiatan budaya dan keagamaan. Namun hal ini, tidak didukung dengan
kebiasaan masyarakat dalam menjaga lingkungan pantai Balekambang. Kebersihan
pantai menjadi permasalahan utama bagi lingkungan pantai Balekambang.
Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kebersihan yang terbatas dan
kesadaran pengunjung dalam membuang atau menyimpan sampah secara pribadi.

Sehingga untuk menjadikan pantai Balekambang memberikan nilai


kesejahteraan bagi masyarakat sekitar pantai Balekambang ada beberapa alternatif
kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1. Pemerintah Kota Malang meneribtkan kebijakan-kebijakan pariwisata yang


mendukung pengembangan objek-objek wisata.

16
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

2. Pengelola pantai Balekambang lebih meningkatkan kerjasama dan menyusun


alternatif-alternatif kegiatan yang dimajemen pelaksanaannya dan
pengawasannya.

7). Mesjid Turen

Pondok pesantren dirintis pada tahun 1963 yang awalnya adalah mushalla
tempat sholat dan mengaji Alquran sebelum selanjutnya mempelajari kitab-kitab
klasik yang sering disebut kitab kuning.Pada tahun 1987 diresmikan menjadi pondok
pesantren, pengasuh pondok pesantren adalah K.H. Ahmad Bahru Mafdlaluddin
Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, (biasa dipanggil Romo Kyai Ahmad oleh santri,
jama’ah dan masyarakat setempat).

Masjid Tiban atau Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali


Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah) terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang
Anggur No. 10, RT 07/RW 06 Desa Sanan Rejo, Kecamatan Turen, Kabupaten
Malang, sekitar 25 km dari Kota Malang. Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri
‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah) disebut Masjid tiban karena mitosnya,
bangunan pondok pesantren yang tampak megah ini, dibangun oleh jin dalam waktu
hanya semalam tanpa sepengetahuan warga sekitar, atau tiba-tiba muncul begitu
saja. Yang menjadikan orang sekitar tidak tahu tahap pembangunan bangunan
megah tersebut adalah karena proses pembangunannya dilakukan oleh para santri
sendiri. Jadi wajar jika masyarakat tidak mengetahui dan menganggapnya sebagi
Masjid Tiban atau Masjid Jin, karena tiba-tiba sudah berdiri megah.

17
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

Gambar 10. Makam Romo Kyai Ahmad

Gambar 11. Mesjid Turen

Bangunan pesantren Bi Ba’a Fadlrah memiliki 10 lantai, dimana setiap


lantainya tidak hanya difungsikan untuk keperluan ibadah saja. Tetapi berfungsi juga
sebagai sarana hajat hidup warga sekitar, bahkan disediakan fasilitas layaknya
tempat wisata dan pusat perbelanjaan bagi pengunjung. Seperti di bagian lantai dasar

18
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

terdapat aquarium dengan beragam spesies ikan, di pelihara juga berbagai jenis
binatang. Sedang di bagian lantai yang lain dibuat stand-stand untuk menjual
beragam aneka souvenir dan kebutuhan rumah tangga.

Analisis Ekologi Manusia

Masjid Tiban atau Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali


Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah) bersama-sama dengan para santrinya mencoba
melaksanakan gaya hidup yang menghubungkan belajar dan kerja serta membina
lingkungan berdasarkan struktur budaya dan sosial. Karena itu pesantren ini mampu
menyesuaikan diri dengan masyarakat yang amat berbeda maupun dengan kegiatan
individu yang beraneka ragam, akhirnya terlaksananya swadaya dalam bidang
pendidikan, sosial, budaya, pembangunan dan perekonomian.

Salah satu keunikan dari pondok pesantren Bi Ba’a Fadlrah adalah dari
bentuk segi bangunan, ekonomi dan sosial yang belum pernah ditemukan pada
pondok pesantren yang lain kususnya di Jawa Timur. Keunikan ini telah
mengundang banyak mata dan hati untuk berkunjung, baik hanya untuk memenuhi
rasa penasaran atau bagi yang ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik.

19
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN MK EKOLOGI MANUSIA

BAB II
PENUTUP

Indonesia sebagai salah satu negara megabiodeversiti atau memiliki berbagai


keanekaragaman hayati dan didukung keindahan alamnya yang mempesona, serta
memiliki beranekaragam budaya, berpeluang sangat besar untuk mengandalkan
pariwisata alam (ekowisata) sebagai sumber devisa. Dengan pengelolaan yang
terpadu, ekowisata berpotensi untuk menggerakkan ekonomi nasional dan
mensejahterakan rakyat di sekitar kawasan yang dikembangkan sebagai pariwisata
alam.
Prinsip dari pengembangan pariwisata berkelanjutan dinyatakan dengan
penggunaan secara optimal sumberdaya alam dan budaya dalam kerangka
keseimbangan dan menyokong pengembangan perekonomian nasional secara
keseluruhan. Menyediakan kesan khusus bagi turis di satu sisi, dan disisi lain
meningkatkan kualitas kehidupan penduduk lokal. Ini bisa dicapai hanya dengan
kerjasama permanen antara pemerintah, sektor swasta dan penduduk lokal.
Pariwisata berkelanjutan adalah industri yang diusahakan menekan dampak negatif
pada lingkungan dan budaya lokal, dengan membantu meningkatkan pendapatan,
pekerjaan, dan konservasi ekosistem setempat. Hal ini merupakan pariwisata
bertanggungjawab yang sensitif terhadap nilai-nilai ekologi dan budaya.
Dalam rangka pengembangan ekowisata di suatu daerah contohnya di Kota
Batu (Malang) seperti yang telah di jelaskan di atas diperlukan beberapa tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, serta tahap monitoring dan evaluasi.
Dalam setiap tahapan tersebut memiliki beberapa point criteria yang harus
dilakukan agar pengembangan ekowisata dapat berjalan dengan sukses dan sesuai
rencana. Sehingga daerah pariwisata alam yang dikembangkan dapat menarik minat
para wisatawan domestik ataupun mancanegara yang bisa mengasilkan devisa
Negara.

20

Anda mungkin juga menyukai