Anda di halaman 1dari 7

1.

PERADABAN ARAB PRA ISLAM


2. MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN ARAB PRA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :


SEJARAH PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Dr. Sauqi Futaqi, M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 1 :


Abdullah Al Mahfudh (NIM : 20062102030)
Moh. Sholahuddin (NIM : 20062102031)
Eka Purwati (NIM : 20062102007)
Mafruhan (NIM : 20062102008)

Program Magister Pendidikan Agama Islam


Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan
I. PERADABAN ARAB PRA ISLAM
Bangsa Arab adalah salah satu entitas yang berasal dari keturunan Sam,
putra tertua Nabi Nuh. Entitas lainnya adalah Romawi dan Persia.Mereka
berdomisili disekitar wilayah barat daya benua Asia (al-Janub al-Gharbi min
Asia), atau yang biasa dikenal dengan Semenanjung Arabia. Semenanjung
Arabia sebagian besar terdiri dari gurun pasir dan stepa (padang rumput luas di
gurun pasir)1.
Sedikit sekali menyisakan wilayah yang layak ditinggali di sekitar
pinggirnya, dan daerah itu semuanya dikelilingi laut.Ketika jumlah penduduk
kian bertambah, mereka harus mencari lahan baru guna dijadikan tempat tinggal.
Mayoritas sejarawan dan peneliti sejarah mencatat, ada dua komunitas bangsa
Arab yang pernah tinggal di wilayah Semenanjung Arabia ini, yaitu:
a. Komunitas pertama adalah bangsa Arab yang datang jauh hari sebelum
datangnya islam, sehingga referensi dan fakta sejarah tentang mereka sangat
sulit diungkap. Hal ini cukup beralasan, mengingat jauhnya rentang waktu
serta tidak ditemukannya indikasi eksistensi mereka dalam panggung sejarah
kehidupan manusia. Sejarah mereka hanya dapat diketahui dari keterangan
kitab-kitab samawi, terutama al-Qur’an, Injil, Taurat, dan syair-syair
jahiliyah. Bangsa ini selanjutnya dikenal dengan istilah Baidah. Arab baidah
adalah orang Arab yang kini tidak ada lagi dan musnah. Di antaranya adalah
A’ad, Tsamud, Thasm, Jadis, Ashab ar-Rass, dan penduduk Madyan2.
b. Komunitas kedua adalah bangsa Baqiyah (yang masih ada). Terdiri dari dua
suku besar, yaitu Adnaniyin dan Qahthaniyin. Kabilah Adnaniyin berasal
dari keturunan Ismail ibn Ibrahim as. Dinamakan Adnaniyin karena nenek
moyang dari kabilah ini bernama Adnan, yaitu salah satu keturunan Nabi
Ismail. Suku kedua dari bangsa Baqiyah adalah kabilah Qahthan.Garis
keturunan Qahthan sampai pada Yaqthan yang dalam kitab taurat disebut
Yaqzan. Nassabun (pakar genealogi) mengatakan, bahwa Qahthan adalah
nenek moyang suku-suku di negeri Yaman (Ab al-Yamaniyin). Pada

1
http://wikipedia/2010/10/08/sejarah-pendidikan-islam/
2
Ahmad al ‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), Cet. 2, h.
58

1
mulanya wilayah utara diduduki golongan Adnaniyin, dan wilayah selatan
didiami golongan Qahthaniyin. Akan tetapi, lama kelamaan kedua golongan
itu membaur karena perpindahan-perpindahan dari utara ke selatan atau
sebaliknya3.
Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa
jahiliyyah. Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral
masyarakat Arab khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan
padang pasir dan area tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup
berkabilah dan nomaden. Mereka berada dalam lingkungan miskin pengetahuan.
Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan tersebut, mengakibatkan
mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan, membunuh anak
dengan dalih kemuliaan, memusnahkan kekayaan dengan perjudian,
membangkitkan peperangan dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Suasana
semacam ini terus berlangsung hingga datang Islam di tengah-tengah mereka.
Bangsa Arab pada umumnya berwatak berani, keras, dan bebas. Mereka
telah lama mengenal agama. Nenek moyang mereka pada mulanya memeluk
agama Nabi Ibrahim. Akan tetapi, akhirnya ajaran itu pudar. Untuk menampilkan
keberadaan Tuhan mereka membuat patung berhala dari batu, yang menurut
perasaan mereka patung itu dapat dijadikan sarana untuk berhubungan dengan
Tuhan.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama
sekali tidak memiliki peradaban. Kebudayaan mereka yang paling menonjol
adalah bidang sastra bahasa Arab, khususnya syair Arab. Perekonomian penduduk
negeri Mekah umumnya baik karena mereka menguasai jalur darat di seluruh
Jazirah Arab.
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai bangsa yang sudah
memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang cukup strategis, terutama
kawasan pesisir yang pada waktu itu ramai dilalui kapal-kapal pedagang Eropa
yang hendak menuju India, Asia Tenggara, Cina dan sekitarnya, telah membuat
kawasan ini lebih maju dari pada kawasan Arab yang lain. Makkah pada waktu itu
merupakan kota dagang bertaraf internasional. Hal ini diuntungkan oleh posisinya
3
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: UIN
Malang, 2008), h. 47

2
yang sangat strategis karena terletak di persimpangan jalan penghubung jalur
perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman ke Syiria.
Dilihat dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi
kaum-kaum Bangsa Arab menjadi Tiga bagian, yaitu :4
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak
bisa dilacak secara rinci dan komplit. Seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais,
Amlaq dan lain-lainnya.
2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub
bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan
Isma’il, yang disebut pula Arab Adnaniyah.
II. MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN ARAB PRA ISLAM
Dikalangan Bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat. Yang
kondisinya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hubungan seorang
keluarga dikalangan bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan,
dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah
yang tertumpah.
Al-Qur’an al-karim menggambarkan situasi kehidupan masyarakat arab
sebelum islam dalam berbagai ungkapan yang negatif, seperti ungkapan fi dlalal
al-mubin (dalam kesesatan yang nyata), Dzulumat (berbuat durhaka,mengabaikan
perintah tuhan, dan melanggar larangannya) dan Fasad (berkerusakan dimuka
bumi)5.
Adanya berbagai prilaku menyimpang terdapat pada masyarakat arab
sebelum islam sebagaimana diisyaratkan dalam ayat-ayat al-qur’an, syaikh Alian-
nadvi berkesimpulan bahwa pada saat kedatangan islam, masyarakat arab pada
khususnya dan dunia pada umumnya berada dalam keadaan Chaos, tak ubahnya
seperti keadaan bumi yang baru saja dilanda gempa yang dasyat, disana sisni
terdapat bangunan luluh lantak, hancur dan rata dengan tanah, dinding yang retak,
tiang yang bergeser dari tempat asalnya, genteng dan kaca-kaca yang hancur

4
Anisa Lailatul Mustafidah, Anisa Mahfudah Aulia, Peradaban Arab Pra Islam,
(Tulungagung: IAIN Fakultas tarbiyah, 2014), h. 3
5
Abudin natta,Sejarah pendidikan islam,(jakarta: ISBN, 2010), h.36

3
berantakan, mayat-mayat yang bergelimpangan, dan harta benda lainnya yang
hancur dan lenyapditelan bumi.
Ungkapan tersebut menggambarkan adanya kerusakan sistem kehidupan
ummat manusia, baik dalam bidang aqidah, ibadah, akhlaq yang selanjutnya
berpengaruh terhadap rusaknya sistem ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum,
pendidikan, dan lain sebagainya6.
a. Dalam bidang akidah, mereka sudah jatuh kedalam mempersekutukan
Tuhan atau musyrik, dengan cara mempercayai benda-benda atau segala
sesuatu selain Tuhan. Kepercayaan kepada segala sesuatu selain Allah SWT
ini merupakan kekeliruan besar.
b. Dalam bidang ibadah mereka telah memuja atau menyembah berhala-
berhala yang mereka bikin sendiri, mereka telah menyembah dan memuja
segala sesuatu yang sesungguhnya tidak mampu mendatangkan manfaat
atau menolak mudharat, Atas dasar ketidak cerdasan atau kekeliruannya
inilah, maka mereka disebut kaum jahiliyah.
c. Dalam bidang akhlaq, mereka telah menerapkan pola hidup bebas tanpa
batas dalam memperturutkan hawa nafsu syahwat dan nafsu materi. Seperti;
berzina, berjudi, mabuk-mabukan, merampok, berkelahi, membungakan
uang (riba), bahkan membunuh anak perempuannya hidup-hidup merupakan
bagian dari ahlaq mereka.
d. Dalam bidang ekonomi, mereka menerapkan pola ekonomi menghalalkan
segala cara, mengurangi timbangan dan takaran, bersumpah palsu, berdusta,
dan praktek ekonomi secara elegal telah membudaya dalam kegiatan
ekonomi mereka.
e. Dalam bidang sosial, masyarakat Arab sebelum Islam terbagi dalam sisitem
kasta. Ada kelompok majikan, budak, buruh, dan sebagainya. Sisitem sosial
yang didasarkan pada garis keturunan, harta benda, dan jenis kelamin, ini
pada gilirannya menampilkan cara-cara perlakuan yang diskriminatif, tidak
adil dan saling merugikan.
f. Dalam bidang politik, masyarakat arab sebelum islam menerapkan pola
kekuatan yang bersifat monopoli dan otoriter yang didasarkan setatus sosial,

6
Ibid, h.37

4
dan penguasaan terhadap aset-aset dimasyarakat. Dengan demikian,
pemerintah yang diterapkan cenderung dictator, bahkan tirani, yakni
kepemimpinan yang tidak memberikan ruang gerak kepada masyarakat,
segala keputusan dan kebijakan ditentukan sepenuhnya oleh pemimpin,
tanpa ada kesempatan untuk mempertanyakannya. Siapa saja yang tidak
mengikuti aturan dianggap membangkang dan harus dihabisi.
g. Dalam bidang hukum, masyarakat Arab sebelum islam menerapkan pola
hukum yang pada dasarnya sama dengan pola dibidang politik. Hukum
dapat diperjual belikan.
h. Dalam bidang pendidikan, masyarakat Arab sebelum Islam menerapkan
pola pendidikan keluarga yang diarahkan pada pemberian pembiasaan,
keterampilan, sifat dan karakter yang harus dimiliki oleh seseorang dalam
kehidupan keluarga. Pendidikan dalam arti mencerdaskan masyarakat
dengan memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan keraja. Pendidikan
dalam arti yang kedua ini hanya menjadi milik kaum elit, itulah sebabnya,
pada masa itu jumlahh orang yang cerdas, dapat membaca, menulis dan
menghitung jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari7.
Adanya berbagai prilaku menyimpang terdapat pada masyarakat arab
sebelum islam sebagaimana diisyaratkan dalam ayat-ayat al-qur’an. Ungkapan
tersebut menggambarkan adanya kerusakan sistem kehidupan ummat manusia,
baik dalam bidang aqidah, ibadah, akhlaq yang selanjutnya berpengaruh terhadap
rusaknya sistem ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum, pendidikan, dan lain
sebagainya.

7
Ibid, h.38

5
DAFTAR PUSTAKA

Abudin natta,Sejarah pendidikan islam,(jakarta: ISBN, 2010)


Ahmad al ‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003)
Anisa Lailatul Mustafidah, Anisa Mahfudah Aulia, Peradaban Arab Pra Islam,
(Tulungagung: IAIN Fakultas tarbiyah, 2014)
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta:
UIN Malang, 2008)
http://wikipedia/2010/10/08/sejarah-pendidikan-islam/

Anda mungkin juga menyukai