Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

Oleh:
Abdullah Al Mahfudh

Wawan

Rohmat Fauzi

Munir Asrori

Eka Purwati

Mafruhan

Agus Maryono

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

TAHUN 2021
KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

Abstrak: Agar dapat dengan mudah mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan pengajaran


sekolah,perlu dilakukan supervisi pendidikan dan makalah ini akan membahas tentang hal tersebut.

Abstract: In order to easily influence the achievement of school teaching goals, it is


necessary to carry out educational supervision and this paper will discuss about it.

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi adalah usaha memberikan layanan kepada guru-guru baik secara individual atau
kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran dan kurikulum.1
Supervisi secara etimologi berasal dari kata "super" dan "visi" yang mengandung arti
melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak
atasan terhadap aktivitas, daya cipta, dan kinerja bawahan.2
Istilah ‘supervisi‘ berarti membimbing dan merangsang aktivitas orang lain dengan
tujuan untuk perbaikan mereka. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kegiatan ini berupaya
mengembangkan program-program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan para pemuda
masyarakat demokratis modern serta menyediakan materi dan metode pengajaran agar anak-
anak dapat belajar dengan lebih mudah dan efektif.3 Sehingga secara spesifik supervisi
pendidikan itu sendiri bisa diartikan sebagai upaya seluruh pejabat sekolah yang diarahkan
untuk memberikan kepemimpinan kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya demi
kemajuan institusi. Keterkaitan ini melibatkan elemen manusia dan material.4
Supervisi pada hakikatnya merupakan segala bentuk bantuan yang diberikan dari
pemimpin sekolah dengan tujuan untuk perkembangan kepemimpinan guru dan karyawan di
dalam mencapai tujuan pendidikan dalam bentuk dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru. Misalkan : bimbingan dalam usaha pelaksanaan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran, maupun cara-cara
penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pembelajaran, sehingga terjadi
peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di sekolah.5
B. Tujuan Supervisi Pendidikan

1
BINUS Supervisi dalam Sistem Pendidikan
2
Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Supervisi
3
Dosensosiologi.com Pengertian Supervisi Pendidikan, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya
4
Dosensosiologi.com Pengertian Supervisi Pendidikan, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya
5
Sudiyanto Pengaruh Supervisi, Pendidikan Dan Pelatihan, Serta Partisipasi Dalam Kelompok Kerja Guru Terhadap
Profesional Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang
Tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih
baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar di tujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari
pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.6

Supervisi bertujuan membimbing guru untuk mengatasi kesulitan atau hambatan yang
dihadapi guru dalam pembelajaran. Seorang kepala sekolah tidak cukup dengan hanya
mengetahui hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, namun juga
bertugas memberikan bimbingan dan dorongan bagi guru untuk melaksanakan perbaikan serta
pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Sesuai
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun 2007 tentang standar
kepala sekolah/madrasah pasal 1 ayat (2), bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi
manajerial untuk dapat mengelola guru dan staf dalam rangka memberdayakan sumber daya
manusia secara optimal. Dalam peraturan yang sama, dijelaskan pula kompetensi supervisi
kepala sekolah untuk merencanakan program supervisi pendidikan dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.7

Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah :

1. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan

2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.

3. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.

4. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru

5. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.

6. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.

7. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka
pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

8. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugasyang
diperolehnya.

9. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-
cara menggunakan sumber-sumber yang berasal dari masyarakat.

6
Pendidkan dan Pengajaran Tujuan Supervisi Pendidikan
7
Wasiman dan Sumani Pengaruh Supervisi Pendidikan Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar
Negeri 6 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin
10. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan
sekolah.8

C. Signifikansi Supervisi Pendidikan

Supervisor merupakan yang paling signifikan dalam supervisi pendidikan, kepala sekolah
sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip
supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan lancar.

a. Prinsip Ilmiah.

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut. 1) Kegiatan supervisi dilaksanakan


berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar
mengajar. 2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket,
observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. 3) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan
secara sistematis terencana.

b. Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang
akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atasan dan bawahan.

c. Prinsip Kerjasama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “ sharing of idea, sharing of
experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa
tumbuh bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara
menakutkan (Piet Sahertian, 2008).9

D.  Objek Supervisi Pendidikan

8
ASIKBELAJAR Tujuan Supervisi Pendidikan Secara Nasional
9
Nur Saidah Konsep Dasar, Prinsip dan Peranan Supervisi Pendidikan
Dalam KBBI Objek adalah hal, perkara, orang yang menjadi pokok pembicaraan atau
benda, hal dan sebagainya yang dijadikan sebagai sasaran untuk diteliti atau diperhatikan.
(Depdiknas, 2007:793)
Maka Objek Supervisi Pendidikan adalah orang yang menjadi pokok pengawasan,
penilaian dan pengamatan dalam proses pelaksanaan kegiatan pendidikan yakni proses
pembelajaran di sekolah atau madrasah.
Selain mempunyai andil/peran yang besar tersebut, supervisi pendidikan tentunya juga
mempunyai obyek. Di mana tanpa adanya objek, maka tugas dari seorang supervisor, tidaklah
berarti. Dan seperti yang dijelaskan, bahwa obyek pengkajian supervisi pendidikan, adalah
perbaikan situasi belajar mengajar.(Piet Sahertian, 2008:26).
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.

1. Pembinaan Personil

a.       Kepala Sekolah


Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi
pendidikan tersebut. Dan sebagai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu
disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan, bahwa kepala
sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala sekolah harus
berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta
menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagi kepala sekolah.
Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang
pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada
perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagimana ia
mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang
telah ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement sekolah. (Baharuddin,1985:29-31)
b.      Pendidik
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor yakni
kepala madrasah yang menyupervisi guru (Mukhtar,2009:116). Karena guru juga manusia
yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu adanya pengawasan secara berkala dan
sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya,
meningkatkan muju kerja, dan meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena
guru harus mampu mengembangkan dan miningkatkan proses kegiatan belajar mengajar
siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan
oleh supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan secara individu maupun secara
kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan
guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. (Baharuddin,1985:18). Diluar itu guru juga
dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar dan baik, guna
menunjang kegiatan belajar mengajar.(Ngalim Purwanto,2009:144). Adapun point-point yang
menjadi supervisi guru antara lain adalah :
1)      Kinerja Guru
2)      KBM Guru
3)      Karakteristik Guru
4)      Administrasi Guru dll.

c.       Staff Sekolah


Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan atau
supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru, namun
dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi
sekolah, kemampuan dalam dalam bekerja atau skill serta loyatitas terhadap pimpinan atau
kepala sekolah. Karena staff juga perlu pengembangan dalam dirinya dan perlu adanya
pengawasan, pengamatan dan penilaian dari supervisor untuk meningkatkan
keprofesionalannya sebagai bagian dari suatu system pendidikan. Pembinaan supervisor
terhadap staff sekolah ataupun tenaga kependidikan lebih luas dan mendalam sama seperti
supervisi guru. Karena staff sekolah menjadi pelaksana dalam menata dan menjalankan
manajement sekolah yang telah ditetapkan. Dan cara pembinaan terhadap staff sama seperti
halnya dengan guru.
d.      Peserta Didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang
dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga
aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai supervisornya.
Peserta didik akan selalu diperhatikan dan diawasi setiap saat mulai dari kegiatan belajar
mengajar didalam kelas, sikap dan perilakunya serta hasil dari pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Pembinaan terhadap siswa dilakukan secara berkala. Karena siswa satu dengan
yang lainnya berbeda psikis dan cara penangannya. Selain itu juga supervisi peserta didik
seperti keadaan siswa meliputi administrasi kesiswaan, kahadiran dan kedisiplinan siswa,
pengembangan diri, organisasi siswa dan lain-lain.
2.      Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Personil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu
semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu :

a. Bangunan dan perabot sekolah


b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat
penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil. (sarjanaku.com, Supervisi
Pendidikan)

Dalam supervisi dan pembinaan pada sarana prasaran yang disupervisi adalah antara lain
sebagai berikut :

a.   Kelengkapan administrasi sarana prasarana mencakup data inventarisasi, kondisi fisik dan
lain-lain.
b.   Operasional Sarana dan prasarana mencakup pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana yang tersedia.
c.   Perawatan Sarana dan prasarana mencakup proses dan pelaksanaan perawatan dan
perbaikan sarana dan prasarana yang ada. (sarjanaku.com, Supervisi Pendidikan)

Sedangkan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor terhadap sarana prasarana adalah
sebagai berikut :
a.    Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana prasarana
b.    Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana prasarana
c. Memberikan pelatihan pada petugas sarana prasarana untuk peningkatan kerja
d.    Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana
e.     Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana.
(Imronfauzi.wordpress, Administrasi Sarana Prasarana)
Dengan demikian bahwa sarana dan prasarana perlu adanya supervisi dan pembinaan dari
supervisor. Guna menjaga dan meningkatkan kwalitas dan memenuhi kebutuhan sarana
prasarana. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Karena tanpa
adanya sarana dan prasaran yang memadai proses pembelajaran akan timpang.

D. Perkembangan supervisi pendidikan: Supervisi masa lalu; masa kini; kecendrungan


supervisi kedepan

1. Supervisi Pada Masa Lalu

a)      Supervisi pada abad ke-18


Supervisi  pada abad ke-18 dilakukan oleh panitia kantor atau panitia sekolah atau
anggota-anggota badan pendidikan mereka ini di angkat karena kemahiran-kemahiranya akan
metode-metode mengajar.  Pada waktu-waktu tertentu mereka datang berkunjung ke sekolah
untuk melihat guru-guru mengajar. Mereka melakukan inspeksi ke sekolah-sekolah, karena itu
muncul istilah inspektur bagi mereka. Tugas mereka adalah untuk megetahui sampai di mana
kepandaian guru-guru itu mengajar, bukan memperbaiki kekeliruan-kekeliruan yang di buat
oleh para guru.
           Namun para supervisor ini hanya merupakan alat pencatat saja bag kepentingan
atasannya, mereka hanya menulis apakah guru-guru itu sudah bekerja dengan benar atau masih
salah. Hal itu mudah dikerjakan sebab apa yang patut dilakukan guru sudah ditentukan sejak
awal. Setiap sekolah sudah mempunyai aturan-aturan dan standar yang harus di lakukan. Tugas
supervisor adalah mengontrol sekolah apakah sekolah ia sudah melaksanakan aturan  dan
standar itu atau belum.  Bila ternyata guru melakukan kekeliruan, supervisor hanya mengeritik
dan menegur saja, tidak menunjukan bagaimana memperbaiki diri.Perilaku supervisi yang
tradisional ini disebut snooper Vision, yaitu tugas memata-matai, hal tersebut menyebabkan
guru-guru menjadi takut sehingga mereka bekerja dengan tidak baik karena takut
dipersalahkan. Nampaknya kreatif guru juga kurang dihargai.
b)      Supervisi pada abad ke-19
            Abad ke-18, pengetahuan dibidang  metodologi penelitian pengajaran di beri tugas
mengawasi sekolah saja, akan tetapi pada abad ke-19 kedudukannya sudah meningkat. Mereka
secara resmi di katakan supervisor sekolah. Mereka pada umumnya adalah para pegawai kantor
pengawas pendidikan yang di Indonesia dapat di samakan dengan kantor perwakilan
departemen pendidikan dan kebudayaan, baik di  tingkat provinsi, kabupaten maupun 
kecamatan.  Hal ini disebabkan karena mereka kini sudah berkembang menjadi orang-orang
professional. Dengan demikian supervisi pada abad ke-19 sudah bersifat professional.

c)      Supervisi Sekarang dan akan datang

1.      Supervise masa sekarang  


Supervisi ini mempunyai cirri-ciri dinamis dan demokratis yang merefleksikan vitalitas
pemahaman kepemimpinan yang berbobot (Neagly, 1980 hal.1). Lebih jauh karakteristik
supervisi modern dikatakan sebagai berikut.
Pertama, menciptakan dan mempertahankan antar hubungan yang memuaskan diantara
semua anggota staf. Kondisi seperti ini merupakan dasar yang paling utama dalam
melaksanakan supervisi.  Sebab supervisi adalah merupakan suatu proses yang menyangkut
aktivitas-aktivas individu didasari oleh pengenalan dan hubungan yang akrab.
Kedua ialah demokratis, istilah demokratis dikatakan mencerminkan dinamika, dapat
mengerti dan memahami, sensitif, dan memegang peranan kepemimpinan.  
Ketiga adalah komprensif.  Suatu yang supervisi berlangsung  dari taman kanak-kanak
sampai dengan sekolah menengah tingkat atas yang mencangkup beberapa sekolah untuk
beberapa sekolah untuk wilayah tertentu. Bentuk  dan isi supervisi untuk tingkat-tingkat
sekolah itu tidak boleh berbeda-beda. Kesamaan ini dimaksudkan untuk menjamin
kontinuitas kurikulum sekolah dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah
tingkat atas. Hal ini akan memudahkan para siswa mengembangkan diri melalui kurikulum
tersebut. Cukup sulit bagi siswa kalau ia sudah biasa belajar dengan cara bervariasi beralih
ke cara  yang monoton misalnya. Itulah sebabnya perlu diusahakan kesamaan metode belajar
mengajar dari tingkat sekolah yang paling rendah sampai ketingkat yang paling tinggi.
Supervisi yang dinamis ialah supervis yang aktif, kreatif, dan banyak inisiatif dalam
melaksanakan fungsinya. Suatu supervisi yang tidak hanya mengamati, mengontrol,
mengeritik dan menilai saja tetapi jauh lebih luas dari pada itu.  Supervisi seperti ini ikut
merencanakan agar proses belajar memberi hasil yang baik, membantu menciptakan kondisi
belajar yang baik, memonitori guru-guru agar tidak sampai terlanjur jauh berbuat salah,
mencari sebab sebuah kesalahan, memberi saran dan membimbing. Supervisor tidak hanya
mencari kesalahan guru, tidak pula hanya memperbaiki kesalahan guru, tetapi juga berusaha
mengadakan preventif agar guru-guru sedikit mungkin berbuat salah.  Hal ini dilakukan
dengan bermacam-macam cara sesuai problem yang dihadapi itulah sebabnya mengapa
supervisor itu perlu aktif, kreatif dan berinisiatif. 
Secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan
inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan
dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang tradisional ini disebut snooper
vision, yaitu tugas yang memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini
menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut
dipersalahkan.
Mark  membuat perbandingan supervisi tradisional dengan supervisi modern yang ia kutip
dari Burton dan  Brueckner (1978 hal. 12)
 supervisi tradisional adalah (1) meginspeksi, (2) terpusat pada guru , (3) berkunjung dan
berdiskusi, (4) perencanaan yang sederhana, (5) memergoki dan otoriter dan (6) biasanya
satu orang. Sedangkan supervise modern ialah (1) pragamatis dan menganalisis, (2) terpusat
pada tujuan, materi, teknik, guru, siswa, dan lingkungan, (3) melaksanakan beraneka ragam
fungsi, (4) Perencanaan dan organisasi yang jelas dengan tujuan yang khas, (5)memotivasi
dan bekerja sama, dan oleh orang banyak. Perbandingan ini memperjelas apa yang dimaksud
dengan supervise yang bersifat komprehensif. Ini merupakan karakteristik terakhir dari
supervise modern menurut pandangan Neagley.
Sergiovani membedakan supervise tradisional dengn supervise tradisonal dengan supervisi
modern dari segi perlakuan terhadap personalia sekolah  yang dia sebut sebagai variable
perantara (mediating variables). Supervisi tradisional tidak memakai variable ini sealiknya
supervise modern menggunakannya dan lebih berhasil.
Ada tiga variable dalam hubungan dengan supervisi pendidikan. Variabel-variabel tersebut
ialah variable awal (initiating variables) yang mencangkup:
a.       Supervisor yang memegang referensi untuk teman-temannya, para bawahan dan
dirinya sendiri
b.      Pola-pola perilaku administrasi dan supervisi
c.       Elemen-elemen struktur organisasi
d.      Sistem otoritas
e.       Tujuan sekolah dengan pola untuk mencapainya
Variabel kedua ialah variable perantara yang mencangkup:
1.      Sikap guru dan personalia sekolah lainnya terhadap jabatan dan antar hubungan
mereka
2.      Tingkat kepuasan bekerja
3.      Komitmen staf terhadap tujuan sekolah
4.      Gambaran tujuan sekolah yang dimiliki oleh guru-guru
5.      Tingkat kesetian guru-guru
6.      Kepercayaan dan keakraban antar personalia sekolah
7.      Kemauan untuk mengontrol kepercayaan trsendiri
8.      Fasilitas untuk berkomunikasi

Variabel yang ketiga ialah variable kesuksesan sekolah yang mencagkup:

1.      Tingkat performan guru-guru dan personalia sekolah lainnya


2.      Tingkat performan para siswa
3.      Tingkat perkembangan dan pertunbuhan para siswa
4.      Peningkatan organisasi personali sekolah
5.      Laju presensi dan absensi staf
6.      Laju absensi dan drop out para siswa
7.      Kualitas hubungan sekolah dengan masyarakat
8.      Kualitas hubungan personalia sekolah

Dikatakan lebih lanjut bahwa supervise trdisional hanya mengejar kesuksesan jangka
pendek saja, dengan bertitik tolak pada variable awal tanpa mengihiraukan variable
perantara. Itulah sebabnya kesuksesan mudah lenyap sebab semangat pelaksana-
pelaksananya mudah memudah.
Menyadari kelemahan supervisi tradisional tersebut, maka supervise modern  meletakan
kunci pengeerakanya pada organisasi personaliannya yaitu para pelaksana yang dikatakan
sebagai variable perantara, walaupun diakui  bahwa variable ini juga di pengaruhi dan
ditentukan oleh variable awal.  Variable yang terdiri dari sikap, kepuasan bekerja,
komitmen, kesetiaan dan sebagainya merupakan dasar dedikasi seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. 
Dari uraian dapat disimpulkan bahwa supervise modern adalah supervise yang
memperhatikan antara hunbungan personalia sekolah, menghargai dan menghayati
kepribadian, bakat dan kemampuan mereka masing-masing.  Penghargaan dan pengetahuan
ini merupakan suatu strategi dalam membina profesi mereka sebagai pendidik, yang
dilakukan dengan metode intelegensi praktis yang bersifat demokratis.  Supervisi dilakukan
dengan cara komprehensif, yaitu dengan cara menyamakan prinsip-prinsip yang di pakai
dalam proses belajar mengajar dan prinsip-prinsip materi dengan baik secara vertical
maupun secara horizontal.

b.      Supervise masa akan datang


Ada beberapa ramalan tentang bagaimana kemungkinan supervisi pada masa yang akan
datang. Yang bisa di kemukakan dua macam yang satu meninjau supervisi dari sudut
professional guru, sedang lain meninjau dari sudut politik negara.  Atau yang satu melihat
kecenderungan supervisi terpusat pada pengembangan profesi pendidik, yang lain melihat
kecenderungan itu bertitik pusat pada politik negara.  
Kecenderungan-kecenderungan supervisi yang baru dan mungkin yang terus berkembang
pada masa akan datang dalam membina para guru disebabkan oleh perkembangan oleh
perkembangan ilmu  dan teknologi yang begitu pesat.  Perkembangan seperti ini akan
membuat dunia beserta masyarakatnya akan berubah dengan cepat pula.
Untuk mencapai maksud di atas membutuhkan tipe supervisi yang baru (Marks, 1978, h.
94). Supervisi tersebut lebih mememusatkan dari pada pengembangan profesi dan bakat
guru serta memanfaatkannya untuk kepentingan kemajuan pendidikan daripada memberi
konsultasi langsung kepada guru-guru, membina agar mereka bisa memimpin diri sendiri,
tidak bergantung kepada pengarahan dari luar, dan percaya kepada sumber-sumber
pendidikan yang diperoleh sendiri. Supervisor juga menanamkan pengertian program
sekolah yang baru kepada guru-guru dalam usaha menyiapkan para siswa menghadapi
kehidupan yang semakin keras.
Sementara Marks nampak membatasi diri pada dunia pendidikan (1979, h.18) rupanya
menghubungkan pendidikan dengan situasi dunia sekarang, khususnya dalam bidang politik,
Lucia melihat kecenderungan-kecenderungan sekolah pada masa yang akan datang lebih
banyak dikontrol oleh negara. Negara memandang pendidikan merupakan suatu alat yang
vital untuk menegakkan serta memajukan nusa dan bangsa. Hal ini memang penting bila
dihubungkan dengan situasi dunia yang penuh dengan usaha merebut pengaruh dan
persaingan kekuatan di antara dua negara raksasa. Pemerintah memandang perlu untuk
mengawasi usaha-usaha sekolah agar anggota masyarakat yang diproduksi mampu
mempertahankan kedaulatan negara, berdiri sendiri, dan tidak hanyut oleh pengaruh negara
lain.
Bila demikian halnya, maka supervisor akan berada diantara sebagian alat Negara dan dan
sebagai professional. Karena itu disarankan peranan supervisor sebagai berikut:
1. Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orag tua dan program sekolah
kepada pemerintah dn badan-badan lain
2. Memonitor penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar.
3. Merencanakan program untuk populasi pendidikan yang baru.
4. Mengembagkan program yang baru untuk jabatan baru yang mungkin muncul
5. Mengkombinasikan program yang di ajukan pemerintah, perdagangan dan industry
6. Menilai dan meningkatkan pengertian gaya kehidupan
7. Memilih inovasi yang konsisten dengan masa yang akan datang.
Ramalan yang sifatnya menjangkau terlalu jauh kepada masa yang akan datang seringkali
tidak tepat.  Pengajaran dengan mesin yang diramalkan pada tahun 1960-an akan menguasai
dunia pendidikan, ternyata hal itu tidak terjadi sampai sekarang (Robbins, 1982 hal.152).
Oleh sebab itu membuat ramalan dalam bidang supervisi pendidikan, khususnya di
Indonesia, tidak perlu menjangkau terlalu kedepan. Cukup setiap awal pelita (pembangunan
lima tahun) merumuskan model supervisi yang baru atau diperbaharui berdasarkan 
pengalaman-pengalaman yang lampau dan antisipasi satu pelita. Model ini pula dapat di
revisi.

E. Kesimpulan

Peranan Supervisi adalah untuk lebih meningkatkan dan memperbaiki sistem pembelajaran dan
lainnya dalam dunia pendidikan. Selain itu supervisi juga berperan bukan hanya sebagai
pengawasan tetapi juga berperan sebagai :
1.    Koordinator
2.    Konsultan
3.    Pemimpin kelompok
4.    Evaluator

Sedangkan objek yang dikaji dalam supervisi pendidikan mencakup 2 hal yakni
1. Pembinaan Personil
Meliputi Kepala Sekolah, Guru (Pendidik), Staff Sekolah (Tenaga Kependidikan) dan
peserta didik.
2. Pembinaan Non Personil
Meliputi pembinaan sarana dan prasarana

Pada abad ke-18 tugas supervisor hanya sebatas mengontrol sekolah apakah sekolah ia sudah
melaksanakan aturan  dan standar itu atau belum.  Bila ternyata guru melakukan kekeliruan,
supervisor hanya mengeritik dan menegur saja, tidak menunjukan bagaimana memperbaiki diri
dan kreatif guru juga kurang dihargai.
Pada abad ke-19 tugas para supervisor tidak lagi hanya mengontrol dan mencatat kesalahan
guru, dan tidak lagi bersifat otokrasi, melainkan berangsur-angsur memperhatikan
individualitas guru.
Pada masa sekarang supervisi lebih berkonsentrasi untuk menciptakan dan mempertahankan
antar hubungan yang memuaskan diantara semua anggota staf. Kondisi seperti ini merupakan
dasar yang paling utama dalam melaksanakan supervisi.  Sebab supervisi merupakan suatu
proses yang menyangkut aktivitas-aktivas individu didasari oleh pengenalan dan hubungan
yang akrab.
Kecenderungan supervisi pada masa yang akan datang dan mungkin yang terus berkembang
dalam membina para guru disebabkan oleh perkembangan ilmu  dan teknologi yang begitu
pesat.  Perkembangan seperti ini akan membuat dunia beserta masyarakatnya akan berubah
dengan cepat pula.

DAFTAR PUSTAKA

- Pendidkan dan Pengajaran Tujuan Supervisi Pendidikan


- Wasiman dan Sumani Pengaruh Supervisi Pendidikan Terhadap Kinerja Guru Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin
- ASIKBELAJAR Tujuan Supervisi Pendidikan Secara Nasional
- Nur Saidah Konsep Dasar, Prinsip dan Peranan Supervisi Pendidikan
- BINUS Supervisi dalam Sistem Pendidikan
- Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Supervisi
- Dosensosiologi.com Pengertian Supervisi Pendidikan, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan
Contohnya
- Sudiyanto Pengaruh Supervisi, Pendidikan Dan Pelatihan, Serta Partisipasi Dalam
Kelompok Kerja Guru Terhadap Profesional Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Semarang
Utara Kota Semarang
- Piet A. Sahertian, 2008, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Rineka Cipta
- Baharuddin Harahap, 1985, Supervisi Pendidikan, Jakarta : CV. Damai Jaya
- Depdiknas RI, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
- Mukhtar dan Iskandar, 2009, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada
Press
- Ngalim Purwanto, 2009, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
- Supervisi Pendidikan, diakses dari http://www.sarjanaku.com/2011/05/supervisi-
pendidikan.html pada tanggal 4 Oktober 2012.
- Administrasi Sarana dan Prasarana, diakses dari
http://imronfauzi.wordpress.com/category/administrasi-dan-supervisi/ pada tanggal 4
Oktober 2012.

- http://makalah-listanti.blogspot.com/2012/05/supervisi-pendidikan-dari-masa-ke-masa.html
Chenlystil.blogspot.com.2011/04/Sejarah perkembangan supervisi pendidikan.
www.wikipedia.co.id
- Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi.2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.
- MakawimbangJerry H., Supervisi dan peningkatan Mutu pendidikan. (Bandung: Alfabeta.
2011)
- Sahartian, Prof. Drs. Piet A.2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai