Tugas Haldi
Tugas Haldi
Oleh:
Haldiyanto. R
1931040063
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembacanya dalam intitusi perguruan tinggi ini. Pada kesempatan ini saya
membahas tentang Faktor Resiko dan penilaian kondisi lingkungan penyebab
cedera. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Makalah ini saya buat saya usahakan dapat di
mengerti saya sendiri dan orang lain, bila ada kesalahan mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun, agar bisa perbaikan pembuatan makalah untuk
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
C. Tujuan…………………………………………………………………
D. Manfaat……………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Olahraga merupakan sebuah aktivitas manusia yang bertujuan
untuk mencapai kesejahteraan yang meliputi jasmani dan rohani
manusia itu sendiri. Pembinaan potensi-potensi jasmaniah, rohaniyah,
dan karakter seseorang dapat dibentuk melalui permainan,
perlombaan dan pertandingan olahraga. Aktivitas olahraga yang
bertujuan untuk prestasi dibagi sesuai tingkatannya masing-masing,
dari tingkat pelajar sampai tingkat klub. Pencapaian prestasi yang
maksimal memerlukan persiapan berupa latihan. Menurut (Bompa.
Tudor O, 1994: 4) latihan merupakan aktivitas olahraga yang
sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan
individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan
psikologi manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Latihan yang dilakukan untuk mencapai prestasi yang
diinginkan tentunya mengandung risiko. Risiko dari aktivitas
olahraga adalah cedera. Cedera olahraga adalah segala macam cedera
yang timbul pada waktu latihan ataupun pada waktu pertandingan
ataupun sesudah pertandingan (Hardianto Wibowo, 1995: 11). Seperti
yang diungkapkan oleh Andun Sudijandoko (2000: 7) cedera
olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga sehingga
dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta
bagian lain dari tubuh. Menurut Ali Satya Graha dan Bambang
Priyonoadi (2009: 45) cedera adalah kelainan yang terjadi pada tubuh
yang mengakibatkan timbulnya nyeri, panas, merah, bengkak, dan
tidak berfungsi dengan baik pada otot, tendon, ligamen, persendian,
ataupun tulang akibat aktivitas yang berlebih atau kecelakaan.
Cedera merupakan rusaknya jaringan (lunak/keras) disebabkan
adanya kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi
batas beban latihan, yang dapat menimbulkan rasa sakit dan akibat
dari kelebihan latihan melalui pembebanan latihan yang terlalu berat
sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis (G.La.
Cava, 1995: 145). Bagian tubuh yang mengalami cedera akibat gaya
yang bekerja melampaui kemampuan tubuh akan ada respon yang
mencolok dari tubuh tersebut.
Patofisiologi Cedera Olahraga
Diungkapkan oleh Ali Satya Graha dan Bambang Priyonoadi (2009:
46), Tanda-tanda peradangan pada cedera jaringan tubuh yaitu:
1) Kalor atau panas terjadi karena meningkatnya aliran darah ke
daerah yang cedera.
2) Tumor atau bengkak disebabkan adanya penumpukan cairan pada
daerah sekitar jaringan yang cedera.
3) Rubor atau merah karena adanya pendarahan.
4) Dolor atau rasa nyeri karena terjadi penekanan pada saraf akibat
penekanan baik otot maupun tulang.
5) Funcitiolaesa atau tidak bisa digunakan lagi, karena kerusakan
cederanya sudah berat.
b. Klasifikasi Cedera Olahraga
Cedera yang dialami oleh olahragawan ada beberapa klasifikasi
yaitu ringan, sedang dan berat. Seperti yang diungkap oleh Andun
Sudijandoko (2000: 12) cedera olahraga dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Cedera tingkat 1 (cedera ringan)
Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang
serius namun dapat mengganggu penampilan atlet, misalnya:
lecet, memar, sprain ringan.
TINJAUAN PUSTAKA
dirangkum dalam buku yang ditulis oleh Giam, C.K. dan Teh. K.C (1992: 202-
241) secara umum macam-macam cedera olahraga yang sering terjadi adalah:
memar, cedera pada otot atau tendon dan ligamen, dislokasi, patah tulang, kram
pada otot, perdarahan pada kulit, pingsan dan lecet. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
a. Memar
Tanda memar muncul jika tubuh terkena pukulan benda tumpul yang
di bawah kulit ada pecah tetapi darah tidak dapat mengalir keluar sehingga
berwarna biru di bagian yang terkena pukulan (Iskandar Junaidi, 2011: 14).
Seperti yang diperjelas oleh Jones dan Bartlett (2007: 85) memar terjadi ketika
sel-sel lain pecah di bawah kulit dan berdarah ke dalam otot serta jaringan
lunak lain.
aliran darah.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 22) cedera pada otot atau tendon dan
1) Strain
Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon karena
terjadi pada otot, tendon atau struktur otot (muscular tendinius) yaitu
robek karena suatu kontraksi yang hebat atau gerakan yang tidak
terkoordinasi dan mendadak. Yang diperjelas oleh Giam, C.K. dan Teh.
K.C (1992: 93) strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo
a) Strain Tingkat 1
b) Strain Tingkat 2
Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau
c) Strain Tingkat 3
Strain pada tingkat 3 ini sudah terjadi rupture yang lebih hebat
compress, elevation).
2) Sprain
dan Teh. K.C (1992: 195) Hal ini terjadi karena stres berlebihan
sebagai berikut:
1. Tingkat 1 (ringan)
gangguan fungsi.
2. Tingkat 2 (sedang)
3. Tingkat 3 (berat)
c. Dislokasi
Dislokasi atau sendi meleset merupakan keadaan dimana sendi
sendi itu pun menjadi kaku, tidak dapat digerakkan, juga terasa
Bentuk dari patah tulang bisa hanya retakan saja, sampai hancur
adalah:
b) Terjadi pembengkakan.
c) memar.
h) Kerusakan jaringan.
adalah:
k) Terjadi pembengkakan.
l) memar.
q) Kerusakan jaringan.
pada waktu itu atlet tidak merasa nyeri bila dilakuakn bila
dilakukan reposisi.
perdarahan.
kejang.
terkena).
atas karena hal ini dapat menimbulkan cedera yang lebih parah
dan jari telunjuk pada sisi yang terkena atau di atas bibir
menjadi 2 yaitu:
1) Perdarahan Eksternal
waktu singkat.
sulit dikontrol.
b. Perdarahan Internal
tidak patah.
memberi kehangatan.
g. Pingsan
sadarkan diri.
h. Lecet
C. Penyebab Cedera
yang timbul atau terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal
dari luar misalnya: (1) Karena body contact sport: sepak bola,
dan lapangan bola yang berlubang. Luka atau cedera yang timbul
sebagai berikut:
cedera meliputi:
a. Tumbukan langsung
olahraga.
b. Pelintiran
c. Gesekan
D. Pencegahan cedera
lingkungan seperti lapangan yang tidak rata atau becek, dan (4)
baik seperti panjang tungkai yang tidak sama, dan scoliosis, (2)
a. Strength (kekuatan)
para atlet baik cedera otot, sendi dan tendon, serta mampu
lebih kuat bila dilatih, beban waktu latihan harus cukup sesuai
karenanya.
menghadapi tugasnya.
1) Peralatan
2) Medan
terjatuh.
tidak terlalu sempit, terlalu tipis, dan tidak licin, karena kaos
jari. Bahan yang dipilih dari bahan alamiah, seperti kulit atau
2001: 10).
A. Kesimpulan
lingkungan seperti lapangan yang tidak rata atau becek, dan (4)
baik seperti panjang tungkai yang tidak sama, dan scoliosis, (2)
a. Strength (kekuatan)
b. Endurance (daya tahan)
c. Pencegahan lewat makanan
d. Pencegahan lewat warming-up dan cooling-down
e. Pencegahan cedera lewat lingkungan
B. Saran
Berdasarkan hasil identifikasi cedera pada pemain olahraga saran
yang dapat disampaikan antara lain:
1. Bagi pemain hendaknya lebih hati-hati selama bertanding dan berlatih
serta mentaati peraturan dengan disiplin dan menggunakan
perlengakapan yang standar ketika berlatih maupun bertndaing, agar
frekuensi cedera dapat diminimalkan.
2. Bagi pelatih hendaknya memberikan pemahanan kepada pemain
tentang pencegahan dan dampak negatif dari cedera.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. (2009). Terapi Masase Frirage
Penatalaksanaan Cedera pada Anggota Tubuh Bagian Atas.
Yogyakarta: FIK UNY.
Nama : Haldiyanto R
Nim : 1931040063
Anggakat : 2019