PDF Cairan Rongga Mulut DL
PDF Cairan Rongga Mulut DL
Cairan Rongga mulut adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar ludah ke dalam rongga
mulut dan disebarkan melalui celah diantara permukaan gigi dan gusi. Cairan rongga mulut
terdiri dari saliva, cairan sulkus gingival dan secret dari epitel rongga mulut. Jumlah dan
susunannya sangat menentukan bagi kesehatan mulut. Saliva merupakan sekresi campuran,
lebih dari 90 % dihasilkan oleh kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual. Sisanya dari
kelenjar-kelenjar tambahan.
Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva
memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga
mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak
di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya
misal nya bisa
dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup
dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya.
Di dalam air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan
virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang
penyakit. Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur kumur
ataupun antiseptik yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu,
bakteri-bakteri yang penting bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah
menjadi berlipat ganda sehingga timbul lah masalah dalam rongga mulut. Adanya bakteri
akan dapat membuat sisa makanan di gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya
ragi), sehingga timbul racun bersifat asam yang akan membuat email menjadi rapuh
(mengalami demineralisasi/mineral gigi rontok )mula-mula secara mikro dan dengan
berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat mata. Masalah lain, bakteri terutama
bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan
mengeluarkan gas yang mudah meng menguapuap antara lain
seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas ini menimbulkan bau mulut.
Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan
tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita
kanker) punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah
istil ah
xerostomia=kekeringan rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang
merangsang keluarnya air ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi).
Kecuali bagi perokok, barangkali lebih bijaksana apabila frekuensi rokoknya yang dikurangi,
juga orang yang sedang meminum
meminum obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan ke kekeringan
keringan
rongga mulut, dapat kembali seperti semula apabila obat-obatan telah dihentikan
pemakaiannya. (Khususnya pada penderita
penderita diabetes/kencing manis, ada bau mulut khas yakni
bau aseton). Kemudian dalam hal kualitas, hindari makan-makanan yang yang terlalu banyak
mengandung zat-zat kimia, seperti makanan
mak anan yang banyak mengandung zat pengawet, zat
pewarna tambahan, zat penambah rasa, atau makanan yang terlalu manis/lengket/asam ,
maupun minuman-minuman berkarbonasi secara terus menerus. Sebab dengan keasaman
yang terus menerus, air ludah tidak dapat menyangga kadar keasamannya (fungsi buffer tadi)
supaya pH-nya naik kembal. Jadi keasaman yang terus menerus itu yang membuat gigi
berlubang (mengalami demineralisasi email). Bila ingin minum air bersoda, atau permen
lebih baik dimakan dalam satu waktu tertentu berdekatan dengan makan pagi/makan
siang/makan malam dan diakhiri dengan minum air putih/sikat gigi, daripada memakan atau
meminumnya sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama. Men Menyikat
yikat gigi umumnya
dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum
sebelu m tidur. Dengan
jumlah yang 2 kali dan juga
juga kesalahan manusiawi misalnya tidak bisa setiap saat bisa
membersihkan gigi dengan tepat dan teliti ke seluruh bagian, maka kita harus melepaskan
waktu perawatan sisanya kepada air ludah yang cukup jumlahnya dan baik kualitasnya.
Dengan cara makan makanan yang alamiah tidak banyak mengandung zat kimia, yakni zat
perasa, pewarna dan pengawet, makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan
buah-buahan
supaya saat menggigit air ludah dapat terrangsang untuk keluar (pada makanan yang
semuanya lunak/tidak berserat, gigi tidak perlu menggigit kuat, akibatnya air ludah juga tidak
banyak keluar), menghindari minuman berkarbonasi (secara berlebihan) dan juga pola
makannya diatur dengan memakan camilan/minuman manis berdekatan dengan waktu makan
makanan utama, setelah itu gigi dibersihkan, apabila tidak dapat menggosok gigi, kumur-
kumurlah atau minumlah air putih yang banyak. Itu adalah cara yang sederhana dan paling
mudah dilakukan.
II. Jenis kelenjar saliva dan muaranya
Macam-macam kelenjar ludah :
1. Kelenjar ludah utama / mayor / besar-besar
Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan
melalui duktusnya kedalam rongga mulut.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari :
Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula
Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus
mandibula
Kelenjar Sublingualis
Sublingualis , terletak dibawah lidah
Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.
Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus
mastoideus dan ramus mandibula.
Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi
dan gusi dihadapan molar 2 atas.
Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat
Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam,
aldolase, dan kolinesterase.
Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus
dan lobulus
Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar)
bercbang-cabang (compound tubulo
tubulo alveolar gland)
Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan
kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan
Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri
dari epitel berlapis semu.
Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis
dengan sel-sel epitel berlapis silindris
Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis.
Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang mempunyai epitel selapis
silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-garis basal
Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan
Duktus Pfluger agak pendek
Sel-selnya pipih dan memanjang
Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang
berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of bichat). Juga pada jaringan
tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah
lobulus
Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus
bercabang-cabang (compound tubulo
tubulo alveolar gland)
Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya
Bentuk sinus kebanyakan memanjang
Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan
glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang
Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan
menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari
Kelenjar sublingualis
Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar
Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar
(duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus
Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum
lidah
Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa
jaringan ikat yang jelas/tebal
Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-
cabang
(compound
Merupakan tubuloalveolar gland)
kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni
Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis
Duktus Pfluger sangat pendek
Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat
sukar ditemukan
Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai
seb agai glandula parotis
bercabang.
Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan
dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.
2. Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus
tersebut.
Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi organ
tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus kelenjar,
pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.
Sel-sel asinar
Merupakan unit sekretori sel.
Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.
Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur
a. Asinus serus
- Sekretnya encer
- Terdapat pada kelenjar parotis
- Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan
- Lumennya sempit
- Batas sel sukar
sukar dilihat
dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris
sekretoris interseluler
- Inti sel bulat kearah basal
- Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat, bagian
apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel terdesak
terdes ak ke basal. Dan
setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.
- Terdapat sel myoepitel
myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat berkontraksi
berkontraksi
untuk membantu mengeluarkan sekret asinus
c. Asinus campuran
- Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur, adalah
kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus mukus sebagai
parenkimnya. Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni mukusmukus dengan asinus-
asinus murni serus atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus bersama-
sama
- Kelenjar submandibularis
submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak dari pada sel
mukusnya
- Kelenjar sublingualis
sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya
- Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus sedangkan sel-sel
serus pada bagian yang jauh dari duktus
- Kadang-kadang sel mukus
mukus berasal dari melendirnya
melendirnya sel-sel asinus karena terganggunay
pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada duktus
duktus Boll
- Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak
banyak lagi, maka sel-sel albumin (serus) tadi
akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel serus tadi merupakan suatu
lengkungan yang pada penampang sering terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut
lanula Gianuzzi (Demilines of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of
Gianuzzi). Bagian ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke
lumen asinus.
Duktus
Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda menurut
jenis kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya
letaknya intralobularis dan ada
yang interlobularis.
1. Duktus intralobularis
a. Duktus interkalaris (Duktus Boll)
- Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus Pfluger)
- Bersifat non sekretorius
- Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis
- Fungsi
Fungsi : a. mengatur sekresi saliva asinar
b. memodifikasi komponen elektrolit
c. mengangkut komponen makromolekuler
2. Duktus Interlobularis
Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari lobulus kelenjar
tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini merupakan duktus pengeluaran
atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis
silindris atau berlapis semu dan dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel berlapis
pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.
Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :
Sel Myoepitel
- Terdapat dalam asinar
- Fungsinya
kontraksi asinar untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus dengan cara
- Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)
- Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva
- Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β
Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior, kelenjar
submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior. Supply
saraf simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion
simpatis servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang
arteri. Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan
parasimpatis.
5. Magnesium
Berfungsi penting sebagai pengendali metabolisme sel dan berperan sebagai activator
enzim untuk pembentukan energy dan sintesis protein jaringan
Komponen Organik :
1. Amilase
Amilase atau ptyalin adalah enzim pencernaan yang mengubah tepung dan glikogen
menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih kecil
Amilase juga memudahkan pencernaan polisakarida
2. Lisozim
Mempunyai fungsi antibakteri karena mampu melisiskan dinding sel bakteri tertentu
3. Laktoferin
Merupakan protein pengikat Fe3+ yang menghabiskan suplai Fe3+ pada saliva yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
4. Laktoperosidase
Enzim ini mengkatalisis oksidasi tyocyanate menjadi hipotyocyanate yang mampu
menghambat pertukaran zat bakteri dan juga pertumbuhannya
5. Imunoglobulin
Berfungsi sebagai system antibody spesifik
6. Musin
Melapisi seluruh permukaan mulut dan gigi
Melindungi jaringan mulut dari kekeringan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Saliva
1. Tipe kelenjar
Sekresi masing-masing kelenjar berbeda secara almiah dan kuantitas dari protein dan
elektrolit yang berbeda
2. Kecepatan Sekresi
Makin meningkat kecepatan eksresi, makin meningkat pula konsentrasi protein, natrium,
klorida, dan bikarbonat, sedangkan konsentrasi magnesium dan fosfat menurun
3. Lamanya Stimulus
Pada kecepatan sekresi yang konstan, komposisi saliva dapat bervariasi tergantung
t ergantung
lamanya stimulasi
4. Sifat Stimulus
Garam menstimulasi protein didalam saliva menjadi lebih banyak
Gula meningkatkan konsentrasi amylase pada saliva
5. Diet
Diet menyebabkan perubahan konsentrasi fosfat plasma dan urea
6. Usia
Laju alir saliva meningkat dari umur anak-anak sampai remaja dan akan menurun (kira-
kira 25%) pada usia tua
Konsentrasi kalsium, magnesium dan klorida pada anak-anak lebih tinggi dalam saliva
dewasa
Konsentrasi natrium, kalsium, dan klorida rendah pada saliva patotis tanpa stimulasi dari
subjek berusia lebih dari 70 tahun
V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sekresi Saliva
Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi saliva:
1. Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karet
2. Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit, dan pedas.
3. Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik simpatis maupun parasimpatis.
4. Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan kemarahan dapat bekerja
sebagai stimulasi.
5. Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang
dapat menstimulasi sekresi.
Volume saliva yang disekresikan setiap hari diperkirakan antara 1,0-1,5 liter.
lit er. Sekresi saliva
diproduksi oleh kelenjar parotis,submandibularis, sublingualis, dan kelenjar saliva tambahan.
Pada malam hari, kelenjar parotis tidak sama sekali berproduksi. Jadi, sekresi saliva berasal
dari kelenjar submandibularis, yaitu kurang lebih 70% dan sisanya (30%) disekresikan oleh
kelenjar sublingualis dan juga oleh kelenjar tambahan.Sekresi saliva diatur oleh sistem saraf
otonom melalui saraf parasimpatis dan simpatis. Rangsangan pada kelenjar saliva adalah
adrenegik dan kolinergik dengan neurotransmitter noradrenalin dan asetilkolin.
Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi saliva, dan berpengaruh
terhadap komposisinya. Saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior(bagian dari
nervus fasialis dan berlokasi di pontine tegmentum) menyebabkan sekresi liur cair dalam
jumlah besar dengan kandungan
kandungan bahan organik yang rendah.
rendah. Sekresi ini disertai oleh
vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive
intestine polipeptide). Polipeptida ini adalah co-transmitter dengan asetilkolin pada sebagian
neuron parasimpatis pascaganglion. Rangsangan.
Inervasi Saraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis
menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan bahan organik dari kelenjar
submandibulais. Pada kelenjar sub lingual dan kelenjar-kelenjar minor, lebih dipengaruhi
oleh respon kolinergik, sedangkan pada kelenjar lainnya cenderung ke inervasi adrenergik.
Selain dari perbedaan tipe reseptor autonom yang aktif, terdapat dua faktor lain yang
berpengaruh terhadap komposisis saliva, yaitu intensitas dan durasi stimulasi ke kelenjar.
Perbedaan tersebut berpengaruh langsung kepada permeabilitas membran sel-sel sekretori
sebagai akibat dari hilangnya elektrolit sel tersebut.
Beda Karakteristik Saliva yang Disekresi Melalui Sistem Kollinergik dan Adrenergik
Parameter Kollinergik α-
α- Adrenergik β-
β- Adrenergik
Volume Besar kecil Kecil
Viskositas Rendah Rendah Tinggi
Kadar Protein Rendah Tinggi Tinggi
Kadar Musin Sangat rendah Rendah Sangat tinggi
Sekresi saliva dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima oleh kelenjar saliva.
sali va.
Rangsangan tersebut dapat terjadi melalui :
• Actinomyces sp.
sp.
• Spirochaeta sp.
sp.
• Basil Gram +
+
Paling banyak Streptococcus salivarius dan Streptococcus mitis (20% dari populasi). Basil
Gram + 15%, Veillonella 10%, dan Streptococcus sanguis 8%. Distribusi:
Streptococcus salivarius (permukaan lidah dan plak)
Streptococcus sanguis (permukaan gigi)
Veillonella (permukaan
Distribusinya dipengaruhigigi
olehdan lidah) antibiotik dosis tinggi jangka waktu lama,
pemakaian
kelainan hormonal, kortikosteroid, obat imunosupresif, pasien immunocompromised, serta
individu dengan karies tinggi.
A. Serostomia
Adalah kekeringan mulut karena adanya gangguan fungsi kelenjar saliva yang disebabkan
oleh:
1. Faktor psikis
- reaksi emosional, secara proses faal mengganggu aliran saliva
- dehidrasi, karena kehilangan banyak cairan tubuh (diare, muntah)
2. Anomali
- Aplasia kel.saliva (kel.saliva tdk terbentuk)
3. Peradangan
- Sialadenitis (peradangan kel.saliva)
- Siallolithiasis (sumbatan yang mengiritasi duktus kel.saliva)
4. Sialadenosis (Sialosis)
pembesaran kel.saliva bukan karena inflamasià reduksi aliran saliva
5. Lesi traumatik,
- proses iskhemikkarena:
- operasi pembedahan disekitar kel.saliva
- lesi pada saraf sekresi saliva
6. Proses menua, krn atropi jar.sekretorik à mempengaruhi kecepatan aliran saliva
7. Sjogren syndrome
penyakit autoimun yang mengenai
mengenai kel.saliva
Gambaran klinis:
• Reduksi sekresi saliva
saliva
• Mukosa mulut kering
kering
• Dorsum lidah berfisur
lidah berfisur dan atrofi papila filiformis
• Kesulitan mengunyah dan menelan
menelan
• Prevalensi kandidiasis oral meningkat
meningkat
• Penderita rentan terhadap karies, yaitu karies servikal
servikal
Terapi:
• Pilokarpin 5-10
5-10 mg, 3-4 kali/hari
B. Sialorrhea (Hipersalivasi)
Adalah suatu keadaan terjadinya sekresi saliva yang berlebihan. Sialorrhea bukanlah suatu
penyakit, tetapi suatu symptom dari banyak kelainan
kelainan yang berhubungan dengan kelenjar-
kelenjar saliva, baik dalam keadaan lokal maupun sistemik. Terjadinya kelainan ini
dipengaruhi karena faktor:
1. Psikis, reaksi emosional seperti
- melihat atau mencium makanan tertentu
- rasa takut
- rasa sakit yg berlebihan
2. Lokal
- pemakaian gigi tiruan pd tahap awal
- rasa sakit akibat protesa atau alat ortodonti
3. Keadaan patologik
- stomatitis
- gastritis
C. Sialadenitis
Peradangan kelenjar saliva krn infeksi dan non infeksi
Penyebab :
- Virus : Coxsackie A à mumps
- Bakteri : Staphylococcus aureus
- Sjogren syndrome
- Terapi radiasi
- Reaksi alergi
Gambaran Klinis
• Umumnya pd kel. Parotis
Parotis
• Pembengkakan kelenjar, sakit, kulit sekitar eritem (kemerah-merahan)
(kemerah -merahan)
• Demam, trismus
trismus
• Sialadenitis kronis krn obstruksi duktus rekuren atau persisten à pembengkakan & sakit
yaitu saat makan
• Sialografi : dilatasi duk tus
tus (sialectasia) di proksimal daerah obstruksi
Terapi
Sialadenitis akut : antibiotik & rehidrasi (untuk stimulasi aliran saliva)
Sialadenitis kronis : pengambilan sialolith atau sumbatan
Mumps : sembuh tanpa perawatan dlm 2 minggu
D. Sialolithiasis
Sialolith : “batu” atau kalkulus yg menyumbat dan mengiritasi kel saliva
sali va akibat
pengendapan garam-garam kalsium di sekitar duktus kel.saliva. penyumbatan
penyumbatan yang terjadi
bisa sebagian atau total. Materi penyumbat dapat sebagai hasil dari predisposisi dan
pengendapan materi yang terkalsifikasi, batu penyumbat
penyumbat tersebut dapat dipalpasi atau
dirontgen.
Gambaran Klinis
• Sering terdapat di kel.submandibula
kel.submandibula
E. Sialosis (Sialadenosis)
Pembesaran kel.saliva bukan karena inflamasi
Biasanya mengenai parotis, unilateral atau bilateral
Etiologi:
Endokrin : DM, akromegali,hipotiroidisme, kehamilan
Nutrisi : malnutrisi, alkoholisme, anoreksia bulimia
Obat-obatan : antihipertensi, simpatomimetik (utk asma)
Gambaran Klinis
• Pembengkakan kel.parotis
kel.parotis
• Sakit/tdk sakit
sakit
• Bilateral, dpt jg unilateral
unilateral
• Pada kel.submandibula jarang
jarang
• Pengurangan sekresi saliva
saliva
Terapi
Tdk memuaskan
Kontrol penyebab
Masalah kosmetik à parotidektomi
2. Malignant tumor
• Malignant Mixed tumor (Pleomorphic adenocarcinoma)
• Adenocarcinoma
Adenocarcinoma
1. basaloid mixed tumor
2. acinic cell
3. miscellanous forms
1. Squamous cell carcinoma
2. Mucoepidermoid tumors
DAFTAR PUSTAKA
Regina dan Nahak M Maria, Dasar-Dasar Imlu Pencabutan Gigi. Akademi Kesehatan Gigi
Denpasar.
Roth Gerald I and Camles Robert, Oral Biology.The C. V. Mosby Company. Chapter 8:196-
213 , 1981.
http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pregastric/salivary.html
http://www.fpnotebook.com/ENT59.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Saliva#Role_in_emesis
2 komentar:
Gaul mengatakan...
Dokter Gigi Gaul
salam sejawat..