Anda di halaman 1dari 15

 

Cairan rongga mulut 


mulut 
19.45 |
19.45 

Cairan Rongga mulut adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar ludah ke dalam rongga
mulut dan disebarkan melalui celah diantara permukaan gigi dan gusi. Cairan rongga mulut
terdiri dari saliva, cairan sulkus gingival dan secret dari epitel rongga mulut. Jumlah dan
susunannya sangat menentukan bagi kesehatan mulut. Saliva merupakan sekresi campuran,
lebih dari 90 % dihasilkan oleh kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual. Sisanya dari
kelenjar-kelenjar tambahan.

I. Pengertian dan fungsi saliva


Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat
disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi
untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut
“salivia” (ludah atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus
(4
(4 – 
 –   12
12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus
dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan
l apisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi
seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-
0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit.
Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang
menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah
(basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi.
Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung
t ergantung pada umur, jenis
kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit
tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24
 jam, yang umumnya
umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat
organik dan zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein,
lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang
menyusun saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida
dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam
saliva adalah kalsium dan Natrium.
Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan
menelan makanan
2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair
sehingga mudah ditelan dan dirasakan
3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman
4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer
5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah)
dan lipase ludah
6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor
 pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva
7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam
tubuh.
8. membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)
 

Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva
memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga
mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak
di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya
misal nya bisa
dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup
dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya.
Di dalam air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan
virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang
 penyakit. Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur kumur
ataupun antiseptik yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu,
 bakteri-bakteri yang penting bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah
menjadi berlipat ganda sehingga timbul lah masalah dalam rongga mulut. Adanya bakteri
akan dapat membuat sisa makanan di gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya
ragi), sehingga timbul racun bersifat asam yang akan membuat email menjadi rapuh
(mengalami demineralisasi/mineral gigi rontok )mula-mula secara mikro dan dengan
 berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat mata. Masalah lain, bakteri terutama
 bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan
mengeluarkan gas yang mudah meng menguapuap antara lain
seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas ini menimbulkan bau mulut.
Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan
tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita
kanker) punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah
istil ah
xerostomia=kekeringan rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang
merangsang keluarnya air ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi).
Kecuali bagi perokok, barangkali lebih bijaksana apabila frekuensi rokoknya yang dikurangi,
 juga orang yang sedang meminum
meminum obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan ke kekeringan
keringan
rongga mulut, dapat kembali seperti semula apabila obat-obatan telah dihentikan
 pemakaiannya. (Khususnya pada penderita
penderita diabetes/kencing manis, ada bau mulut khas yakni
 bau aseton). Kemudian dalam hal kualitas, hindari makan-makanan yang yang terlalu banyak
mengandung zat-zat kimia, seperti makanan
mak anan yang banyak mengandung zat pengawet, zat
 pewarna tambahan, zat penambah rasa, atau makanan yang terlalu manis/lengket/asam ,
maupun minuman-minuman berkarbonasi secara terus menerus. Sebab dengan keasaman
yang terus menerus, air ludah tidak dapat menyangga kadar keasamannya (fungsi buffer tadi)
supaya pH-nya naik kembal. Jadi keasaman yang terus menerus itu yang membuat gigi
 berlubang (mengalami demineralisasi email). Bila ingin minum air bersoda, atau permen
lebih baik dimakan dalam satu waktu tertentu berdekatan dengan makan pagi/makan
siang/makan malam dan diakhiri dengan minum air putih/sikat gigi, daripada memakan atau
meminumnya sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama. Men Menyikat
yikat gigi umumnya
dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum
sebelu m tidur. Dengan
 jumlah yang 2 kali dan juga
juga kesalahan manusiawi misalnya tidak bisa setiap saat bisa
membersihkan gigi dengan tepat dan teliti ke seluruh bagian, maka kita harus melepaskan
waktu perawatan sisanya kepada air ludah yang cukup jumlahnya dan baik kualitasnya.
Dengan cara makan makanan yang alamiah tidak banyak mengandung zat kimia, yakni zat
 perasa, pewarna dan pengawet, makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan
buah-buahan
supaya saat menggigit air ludah dapat terrangsang untuk keluar (pada makanan yang
semuanya lunak/tidak berserat, gigi tidak perlu menggigit kuat, akibatnya air ludah juga tidak
 banyak keluar), menghindari minuman berkarbonasi (secara berlebihan) dan juga pola
makannya diatur dengan memakan camilan/minuman manis berdekatan dengan waktu makan
makanan utama, setelah itu gigi dibersihkan, apabila tidak dapat menggosok gigi, kumur-
kumurlah atau minumlah air putih yang banyak. Itu adalah cara yang sederhana dan paling
mudah dilakukan.
 

 
II. Jenis kelenjar saliva dan muaranya
Macam-macam kelenjar ludah :
1. Kelenjar ludah utama / mayor / besar-besar
Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan
melalui duktusnya kedalam rongga mulut.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari :
 Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula
 Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus
mandibula
 Kelenjar Sublingualis
Sublingualis , terletak dibawah lidah
Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.

Kelenjar Parotis
 Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus
mastoideus dan ramus mandibula.
 Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi
dan gusi dihadapan molar 2 atas.
 Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat
 Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam,
aldolase, dan kolinesterase.
 Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus
dan lobulus
 Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar)
 bercbang-cabang (compound tubulo
tubulo alveolar gland)
 Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan
kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan
 Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
 Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri
dari epitel berlapis semu.
 Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis
dengan sel-sel epitel berlapis silindris
 Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis.
Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang mempunyai epitel selapis
silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-garis basal
 Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan
 Duktus Pfluger agak pendek
 Sel-selnya pipih dan memanjang
 Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang
 berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of bichat). Juga pada jaringan
tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah

Kelenjar submandibularis (submaksilaris)


 Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai duktus
ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum lidah ,
dibelakang gigi seri bawah.
 Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak
 Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri dari jaringan
ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi beberapa
 

lobulus
 Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus
 bercabang-cabang (compound tubulo
tubulo alveolar gland)
 Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya
 Bentuk sinus kebanyakan memanjang
 Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
 Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan
glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang
 Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan
menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari

Kelenjar sublingualis
 Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar
 Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar
(duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus
 Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum
lidah
 Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa
 jaringan ikat yang jelas/tebal
 Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-
cabang
 (compound
Merupakan tubuloalveolar gland)
kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni
 Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis
 Duktus Pfluger sangat pendek
 Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat
sukar ditemukan
 Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai
seb agai glandula parotis

2. Kelenjar ludah tambahan / minor / kecil-kecil


Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa
atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam dala m 24 jam) yang
diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah
mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.
 Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan
asinus-asinus seromukus
 Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus
seromukus
 Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah
ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus
 Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal
lidah, dnegan asinus-asinus murni serus
 Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mukus
.
Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
 Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .

III. Struktur-struktur kelenjar saliva


Tiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:
1. Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus
 

 bercabang.
Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan
dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.
2. Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus
tersebut.
Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi organ
tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus kelenjar,
 pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:


1. Unit sekretori
Terdiri dari : sel-sel asinar , duktus interkalaris , duktus striata , dan main excretory ducts.
Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk sekresi dan
modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada sekresi saliva, setidaknya pada
kelenjar minor.
2. Unit non sekretori
Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf

Sel-sel asinar
Merupakan unit sekretori sel.
Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.
Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur
a. Asinus serus
- Sekretnya encer
- Terdapat pada kelenjar parotis
- Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan
- Lumennya sempit
- Batas sel sukar
sukar dilihat
dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris
sekretoris interseluler
- Inti sel bulat kearah basal
- Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat, bagian
apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel terdesak
terdes ak ke basal. Dan
setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.
- Terdapat sel myoepitel
myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat berkontraksi
berkontraksi
untuk membantu mengeluarkan sekret asinus

 b. Asinus mukus


- Sekretnya kental
- Terdapat pada kelenjar saliva minor / tambahan / kecil-kecil
- Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan
- Lumennya besar
- Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler
interseluler sehingga
sehingga sekretnya
langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus
- Inti sel pipih kearah basal
- Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung
mengandung butir mucigen
mucigen yang
yang sering rusak saat
 preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang
- Terdapat sel myoepitel
- Organela selnya
selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit mitokondria,
mitokondria, RE,
RE,
dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak komponen karbohidrat pada
sekretnya
 

 
c. Asinus campuran
- Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur, adalah
kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus mukus sebagai
 parenkimnya. Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni mukusmukus dengan asinus-
asinus murni serus atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus bersama-
sama
- Kelenjar submandibularis
submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak dari pada sel
mukusnya
- Kelenjar sublingualis
sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya
- Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus sedangkan sel-sel
serus pada bagian yang jauh dari duktus
- Kadang-kadang sel mukus
mukus berasal dari melendirnya
melendirnya sel-sel asinus karena terganggunay
 pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada duktus
duktus Boll
- Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak
banyak lagi, maka sel-sel albumin (serus) tadi
akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel serus tadi merupakan suatu
lengkungan yang pada penampang sering terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut
lanula Gianuzzi (Demilines of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of
Gianuzzi). Bagian ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke
lumen asinus.

Duktus
Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda menurut
 jenis kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya
letaknya intralobularis dan ada
yang interlobularis.
1. Duktus intralobularis
a. Duktus interkalaris (Duktus Boll)
- Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus Pfluger)
- Bersifat non sekretorius
- Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis
- Fungsi
Fungsi : a. mengatur sekresi saliva asinar
 b. memodifikasi komponen elektrolit
c. mengangkut komponen makromolekuler

 b. Duktus sekretorius (Pfluger)


- Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga duktus salivatorius,
terutama menghasilkan Ca dan air
- Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian basalnya
menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct (duktus bergaris-garis)
- Fungsi : a. Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi
utama diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler
 b. memodifikasi kompisisi elektrolit saliva

2. Duktus Interlobularis
Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari lobulus kelenjar
tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini merupakan duktus pengeluaran
atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis
silindris atau berlapis semu dan dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel berlapis
 pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.
Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :
 

 Kelenjar parotis : Stensen


 Kelenjar Submandibular (submaksilaris) : Whartoni
 Kelenjar Sublingualis : Bartholini
Fungsi = Resorpsi Na dan sekresi K

Sel Myoepitel
- Terdapat dalam asinar

- Fungsinya
kontraksi asinar untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus dengan cara
- Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)
- Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva
- Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β 

Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior, kelenjar
submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior. Supply
saraf simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion
simpatis servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang
arteri. Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan
 parasimpatis.

IV. Komposisi Saliva


Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva
mayor dan minor yang ada dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari beberapa komponen
anorganik dan organic.
Komponen anorganik :
1. Natrium dan Kalium
 Mempunyai konsentrasi tertinggi di dalam saliva
 Natrium jauh lebih rendah didalam cairan mulut daripada didalam serum,sedangkan kalium
sebaliknya.
 Konsentrasi natrium dalam saliva tergantung kecepatan aliran saliva
 Ion natrium dan kalium berfungsi sebagai osmoregulator dan berperan dalam transport
membrane
2. Klorida
 Penting untuk aktivitas enzim amylase, karena perannya sebagai kofaktor amylase
3. Kalsium dan Fosfat
 Sebagian kalsium berikatan dengan protein, sebagian
s ebagian lagi membentuk kompleks dengan
karbonat dan fosfat
 Konsentrasi kalsium saliva adalah 2-11mg/dl
 Fosfat banyak terdapat sebagai fosfat organic
 Jumlah fosfat dalam saliva sebanyak 6-71 mg/dl
 Kalsiium dan fosfat dalam saliva penting untuk remineralisasi email dan mempertahankan
struktur gigi.
4. Buffer
 Merupakan ion buffer terpenting dalam saliva
 Daya kerja buffer saliva dapat menetralkan asam
asa m sehingga dapat mencegah kerusakan gigi
akibat rangsangan kimiawi
 Konsentrasi bikarbonat dalam saliva meningkat bersama aliran saliva
 Kecepatan sekresi saliva yang meningkat  konsentrasi bikarbonat dalam saliva lebih
tinggi daripada didalam serum
 

 
5. Magnesium
 Berfungsi penting sebagai pengendali metabolisme sel dan berperan sebagai activator
enzim untuk pembentukan energy dan sintesis protein jaringan

Komponen Organik :
1. Amilase
 Amilase atau ptyalin adalah enzim pencernaan yang mengubah tepung dan glikogen
menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih kecil
 Amilase juga memudahkan pencernaan polisakarida
2. Lisozim
 Mempunyai fungsi antibakteri karena mampu melisiskan dinding sel bakteri tertentu
3. Laktoferin
 Merupakan protein pengikat Fe3+ yang menghabiskan suplai Fe3+ pada saliva yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
4. Laktoperosidase
 Enzim ini mengkatalisis oksidasi tyocyanate menjadi hipotyocyanate yang mampu
menghambat pertukaran zat bakteri dan juga pertumbuhannya
5. Imunoglobulin
 Berfungsi sebagai system antibody spesifik
6. Musin
 Melapisi seluruh permukaan mulut dan gigi
 Melindungi jaringan mulut dari kekeringan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Saliva
1. Tipe kelenjar
 Sekresi masing-masing kelenjar berbeda secara almiah dan kuantitas dari protein dan
elektrolit yang berbeda
2. Kecepatan Sekresi
 Makin meningkat kecepatan eksresi, makin meningkat pula konsentrasi protein, natrium,
klorida, dan bikarbonat, sedangkan konsentrasi magnesium dan fosfat menurun
3. Lamanya Stimulus
 Pada kecepatan sekresi yang konstan, komposisi saliva dapat bervariasi tergantung
t ergantung
lamanya stimulasi
4. Sifat Stimulus
 Garam menstimulasi protein didalam saliva menjadi lebih banyak
 Gula meningkatkan konsentrasi amylase pada saliva
5. Diet
 Diet menyebabkan perubahan konsentrasi fosfat plasma dan urea
6. Usia
 Laju alir saliva meningkat dari umur anak-anak sampai remaja dan akan menurun (kira-
kira 25%) pada usia tua
 Konsentrasi kalsium, magnesium dan klorida pada anak-anak lebih tinggi dalam saliva
dewasa
 Konsentrasi natrium, kalsium, dan klorida rendah pada saliva patotis tanpa stimulasi dari
subjek berusia lebih dari 70 tahun
V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sekresi Saliva
Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi saliva:
1. Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karet
2. Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit, dan pedas.
 

 3. Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik simpatis maupun parasimpatis.
4. Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan kemarahan dapat bekerja
sebagai stimulasi.
5. Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang
dapat menstimulasi sekresi.

Mekanisme sekresi saliva


Di kelenjar saliva, granula sekretorik (zymogen)
(z ymogen) yang mengan
mengandung
dung enzim-enzim saliva
dikeluarkan dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Kelenjar submaksilaris mengandung asinus
mukosa maupun asinus serosa. Sekresi primer dihasilkan oleh kedua asinus ini yang berupa
 ptialin dan/atau musin. Sewaktu sekres primer mengalir melalui duktus, terjadi dua proses
transpor aktif utama yang memodifikasi komposisi ion saliva.
Sekresi saliva berada dibawah kontrol saraf. Rangsangan pada Inervasi sarafsar af parasimpatik
memegang peran utama stimulus sekresi saliva, dan berpengaruh terhadap komposisinya.
Saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior (bagian dari nervus fasialis dan
 berlokasi di pontine tegmentum) menyebabkan
menyebabkan sekresi liur cair dalam jumlah besar dengan
kandungan bahan organik yang rendah.
rendah. Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi mencolok pada
kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive intestine polipeptide). Polipeptida
ini adalah co-transmitter dengan asetilkolin pada sebagian neuron parasimpatis
 pascaganglion. Rangsangan Saraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya.
Saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva
sa liva yang akan bahan
organik dari kelenjar submandibulais. Pada kelenjar sub lingual dan kelenjar-kelenjar minor,
lebih dipengaruhi oleh respon kolinergik, sedangkan pada kelenjar
kel enjar lainnya cenderung ke
inervasi adrenergik.

Pengendalian Sekresi Saliva

Volume saliva yang disekresikan setiap hari diperkirakan antara 1,0-1,5 liter.
lit er. Sekresi saliva
diproduksi oleh kelenjar parotis,submandibularis, sublingualis, dan kelenjar saliva tambahan.
Pada malam hari, kelenjar parotis tidak sama sekali berproduksi. Jadi, sekresi saliva berasal
dari kelenjar submandibularis, yaitu kurang lebih 70% dan sisanya (30%) disekresikan oleh
kelenjar sublingualis dan juga oleh kelenjar tambahan.Sekresi saliva diatur oleh sistem saraf
otonom melalui saraf parasimpatis dan simpatis. Rangsangan pada kelenjar saliva adalah
adrenegik dan kolinergik dengan neurotransmitter noradrenalin dan asetilkolin.

Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi saliva, dan berpengaruh
terhadap komposisinya. Saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior(bagian dari
nervus fasialis dan berlokasi di pontine tegmentum) menyebabkan sekresi liur cair dalam
 jumlah besar dengan kandungan
kandungan bahan organik yang rendah.
rendah. Sekresi ini disertai oleh
vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive
intestine polipeptide). Polipeptida ini adalah co-transmitter dengan asetilkolin pada sebagian
neuron parasimpatis pascaganglion. Rangsangan.
Inervasi Saraf simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis
menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan bahan organik dari kelenjar
submandibulais. Pada kelenjar sub lingual dan kelenjar-kelenjar minor, lebih dipengaruhi
oleh respon kolinergik, sedangkan pada kelenjar lainnya cenderung ke inervasi adrenergik.
Selain dari perbedaan tipe reseptor autonom yang aktif, terdapat dua faktor lain yang
 berpengaruh terhadap komposisis saliva, yaitu intensitas dan durasi stimulasi ke kelenjar.
Perbedaan tersebut berpengaruh langsung kepada permeabilitas membran sel-sel sekretori
sebagai akibat dari hilangnya elektrolit sel tersebut.
 

 
Beda Karakteristik Saliva yang Disekresi Melalui Sistem Kollinergik dan Adrenergik
Parameter Kollinergik α-
α- Adrenergik β-
β- Adrenergik
Volume Besar kecil Kecil
Viskositas Rendah Rendah Tinggi
Kadar Protein Rendah Tinggi Tinggi
Kadar Musin Sangat rendah Rendah Sangat tinggi

Pengaturan Neurotransmitter Sekresi Kelenjar Saliva


 Neurotransmitter Reseptor Second Messager Tipe Sel Fungsi Sekresi
 Noradrenalin β-Adrenergik
β-Adrenergik
α-Adrenergik AMP siklik
Ca2+ Asini
GCT Protein dan musin
Protein
Cairan/elektrolit
Asetilkolin Muskarinik
Kolinergik Ca2+ Asini Sedikit protein
Cairan/elektrolit

Sekresi saliva dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima oleh kelenjar saliva.
sali va.
Rangsangan tersebut dapat terjadi melalui :

• Mekanis : karena menguyah permen karet atau makanan yang keras 


keras  
• Kimiawi : karena rangsangan rasa seperti asam, manis, asin, pahit, dan juga pedas  
• Neuronal : karena rangsangan yang diterima melalui sistem
siste m saraf autonom baik
simpatis maupun parasimpatis
• Psikis : karena stress yang dapat menghambat sekresi saliva. Dapat juga
karena membayangkan makanan yang enak, sehingga meningkatkan
sekresi saliva
• Rangsangan rasa sakit : misalnya kerena
ke rena peradangan, gingivitis, dan juga karena protesa
yang akan menstimulasi sekresi saliva.

VI. Mikroflora Saliva


Mikroflora saliva hampir semua berasal dari permukaan rongga mulut, terutama permukaan
lidah dan kalkulus. Terdiri dari mikroflora normal, yang menetap dan sementara. Mikroflora
normal adalah mikroorganisme yang ditemukan setiap saat secara konsisten dan dalam
 jumlah yang signifikan dalam sampel saliva. Bersifat apatogen, dalam keadaan tertentu dapat
menimbulkan penyakit (patogen).
Mikroflora Saliva :
• Streptococcus sp. 
sp. 
• Peptostreptococcus sp. 
sp. 
• Veillonella sp. 
sp. 
• Enterococcus 
Enterococcus 
• Corynebacterium sp. 
sp. 
• Neisseria sp. 
sp. 
• Fusobacterium sp. 
sp. 
• Bacteroides sp. 
sp. 
• Lactobacillus sp. 
sp. 
 

• Actinomyces sp. 
sp. 
• Spirochaeta sp. 
sp. 
• Basil Gram + 

Paling banyak Streptococcus salivarius dan Streptococcus mitis (20% dari populasi). Basil
Gram + 15%, Veillonella 10%, dan Streptococcus sanguis 8%. Distribusi:
 Streptococcus salivarius (permukaan lidah dan plak)
 Streptococcus sanguis (permukaan gigi)

 Veillonella (permukaan
Distribusinya dipengaruhigigi
olehdan lidah) antibiotik dosis tinggi jangka waktu lama,
pemakaian
kelainan hormonal, kortikosteroid, obat imunosupresif, pasien immunocompromised, serta
individu dengan karies tinggi.

Faktor yang mempengaruhi komposisi mikroflora rongga mulut :


• Aliran saliva 
saliva 
• pH lingkungan rongga mulut 
mulut 
• Terapi radiasi kel saliva 
saliva 
• Serostomia 
Serostomia 

VII. PENYAKIT KELENJAR SALIVA

A. Serostomia
Adalah kekeringan mulut karena adanya gangguan fungsi kelenjar saliva yang disebabkan
oleh:
1. Faktor psikis
- reaksi emosional, secara proses faal mengganggu aliran saliva
- dehidrasi, karena kehilangan banyak cairan tubuh (diare, muntah)
2. Anomali
- Aplasia kel.saliva (kel.saliva tdk terbentuk)
3. Peradangan
- Sialadenitis (peradangan kel.saliva)
- Siallolithiasis (sumbatan yang mengiritasi duktus kel.saliva)
4. Sialadenosis (Sialosis)
 pembesaran kel.saliva bukan karena inflamasià reduksi aliran saliva

5. Lesi traumatik,
- proses iskhemikkarena:
- operasi pembedahan disekitar kel.saliva
- lesi pada saraf sekresi saliva
6. Proses menua, krn atropi jar.sekretorik à mempengaruhi kecepatan aliran saliva
7. Sjogren syndrome
 penyakit autoimun yang mengenai
mengenai kel.saliva
Gambaran klinis:
• Reduksi sekresi saliva 
saliva 
• Mukosa mulut kering 
kering 
• Dorsum lidah berfisur
lidah berfisur dan atrofi papila filiformis
• Kesulitan mengunyah dan menelan 
menelan  
• Prevalensi kandidiasis oral meningkat 
meningkat  
• Penderita rentan terhadap karies, yaitu karies servikal 
servikal 
Terapi:
• Pilokarpin 5-10
5-10 mg, 3-4 kali/hari
 

• Permen tanpa gula à stimulasi aliran saliva


saliva
• Gunakan produk yg mengandung laktoperoksidase, lisozim, laktoferin 
laktoferin  
• Bila penyebab obat-obatanàhentikan
obat -obatanàhentikan penggunaan/ubah dosis, ganti obat
• OH yg baik  
• Aplikasi fluor à cegah karies 
karies  
• Obat kumur klorheksidin à cegah plak  

B. Sialorrhea (Hipersalivasi)
Adalah suatu keadaan terjadinya sekresi saliva yang berlebihan. Sialorrhea bukanlah suatu
 penyakit, tetapi suatu symptom dari banyak kelainan
kelainan yang berhubungan dengan kelenjar-
kelenjar saliva, baik dalam keadaan lokal maupun sistemik. Terjadinya kelainan ini
dipengaruhi karena faktor:
1. Psikis, reaksi emosional seperti
- melihat atau mencium makanan tertentu
- rasa takut
- rasa sakit yg berlebihan
2. Lokal
- pemakaian gigi tiruan pd tahap awal
- rasa sakit akibat protesa atau alat ortodonti
3. Keadaan patologik
- stomatitis
- gastritis
C. Sialadenitis
 Peradangan kelenjar saliva krn infeksi dan non infeksi
 Penyebab :
- Virus : Coxsackie A à mumps
- Bakteri : Staphylococcus aureus
- Sjogren syndrome
- Terapi radiasi
- Reaksi alergi
Gambaran Klinis
• Umumnya pd kel. Parotis 
Parotis 
• Pembengkakan kelenjar, sakit, kulit sekitar eritem (kemerah-merahan)
(kemerah -merahan)
• Demam, trismus 
trismus 
• Sialadenitis kronis krn obstruksi duktus rekuren atau persisten à pembengkakan & sakit
yaitu saat makan
• Sialografi : dilatasi duk tus
tus (sialectasia) di proksimal daerah obstruksi
Terapi
 Sialadenitis akut : antibiotik & rehidrasi (untuk stimulasi aliran saliva)
 Sialadenitis kronis : pengambilan sialolith atau sumbatan
 Mumps : sembuh tanpa perawatan dlm 2 minggu

D. Sialolithiasis
 Sialolith : “batu” atau kalkulus yg menyumbat dan mengiritasi kel saliva
sali va akibat
 pengendapan garam-garam kalsium di sekitar duktus kel.saliva. penyumbatan
penyumbatan yang terjadi
 bisa sebagian atau total. Materi penyumbat dapat sebagai hasil dari predisposisi dan
 pengendapan materi yang terkalsifikasi, batu penyumbat
penyumbat tersebut dapat dipalpasi atau
dirontgen.
Gambaran Klinis
• Sering terdapat di kel.submandibula 
kel.submandibula 
 

• Episodic pain atau pembengkakan kelenjar tu saat makan 


makan  
• Keparahan gejala tergantung level obstruksi 
obstruksi  
• Sialolith
Sialolith à massa radioopak di sepanjang duktus atau di dalam kelenjar
Terapi
 Sialolith kecil
meningkatkan aliran saliva untuk mendorongnya ke muara duktus, dengan:
- obat-obatan
- pijatan
 Sialolith besar à pembedahan

E. Sialosis (Sialadenosis)
 Pembesaran kel.saliva bukan karena inflamasi
 Biasanya mengenai parotis, unilateral atau bilateral
 Etiologi:
 Endokrin : DM, akromegali,hipotiroidisme, kehamilan
 Nutrisi : malnutrisi, alkoholisme, anoreksia bulimia
 Obat-obatan : antihipertensi, simpatomimetik (utk asma)
Gambaran Klinis
• Pembengkakan kel.parotis 
kel.parotis 
• Sakit/tdk sakit 
sakit 
• Bilateral, dpt jg unilateral 
unilateral  
• Pada kel.submandibula jarang 
jarang 
• Pengurangan sekresi saliva 
saliva 
Terapi
 Tdk memuaskan
 Kontrol penyebab
 Masalah kosmetik à parotidektomi

F. Tumor dari Glandula Saliva


1. Benign tumor
• Mixed tumor (Pleomorphic adenoma) 
adenoma)  
• Papillary cystadenoma lymphomatosum (Warthin’s tumor) 
tumor)  
• Adenoma 
Adenoma 
i. Oncocytoma (Oxylophilic, Acidophilic)
ii. Secaceous cell
• Benign lymphoepithelial
lymphoepithelial lesion

2. Malignant tumor
• Malignant Mixed tumor (Pleomorphic adenocarcinoma)
• Adenocarcinoma 
Adenocarcinoma 
1. basaloid mixed tumor
2. acinic cell
3. miscellanous forms
1. Squamous cell carcinoma
2. Mucoepidermoid tumors

VIII. Efek Obat Terhadap Sekresi Saliva

Efek Obat Terhadap


• Gangguan Sekresi
  Saliva, antara lain:
pacuan syaraf 
 

• Perubahan Strukur asinus dan duktus 


duktus  
• Kerusakan kelenjar saliva 
saliva 
• Hiperplasia dan hipertrofi kelenjar saliva 
saliva 
• Rangsangan parasimpatis (kolonergik) : peningkatan sekresi saliva
sali va yang encer
• Rangsangan simpatik (adrenergika) : peningkatan sekresi saliva yang bersifat mukuas 
mukuas 
• Obat yang mereduksi kecepatan sekresi  obat-obatan antikolinergik dan anti adrenergic
• Obat yang meningkatkan kecepatan sekresi. 
sekresi. 

DAFTAR PUSTAKA

Haskell R and Gayford J.J , Penyakit Mulut. Jakarta:1991

Arey Leslie Brainerd, Ph.D.,LL.D., Human Histology a textbook


t extbook in outline from W.B.
Saunders Company, Third edition Philadelphia. London, Toronto 1968.

Regina dan Nahak M Maria, Dasar-Dasar Imlu Pencabutan Gigi. Akademi Kesehatan Gigi
Denpasar.

Roth Gerald I and Camles Robert, Oral Biology.The C. V. Mosby Company. Chapter 8:196-
213 , 1981.

http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pregastric/salivary.html

http://www.fpnotebook.com/ENT59.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Saliva#Role_in_emesis

 

 

 

 

 

Diposkan oleh Putri Ferina Aprilia

2 komentar:

Gaul  mengatakan...
Dokter Gigi Gaul

terima kasih. saya jadikan bahan referensi untuk menjawab pertanyaan


pert anyaan yang diajukan
ke saya :)

salam sejawat..
 

Anda mungkin juga menyukai