Anda di halaman 1dari 15

GAGAL

JANTUNG
Arina Rezkyana Arfa C014202265
Muh. fahrulsyah Nasution C11116865

Supervisor Pembimbing
dr. Zaenab Djafar, Sp. PD, Sp. JP (K)
DEFINISI
Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung
tidak dapat lagi memompa darah ke jaringan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah
balik masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain, gagal
jantung merupakan suatu ketidakmampuan jantung untuk
memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
EPIDEMIOLOGI
1
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian
2 Kesehatan Indonesia pada tahun 2018, prevalensi penyakit
gagal jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter
diperkirakan sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 29.550
orang. Paling banyak terdapat di provinsi Kalimantan Utara
yaitu 29.340 orang atau sekitar 2,2% sedangkan yang paling
sedikit penderitanya adalah pada provinsi Maluku Utara yaitu
sebanyak 144 orang atau sekitar 0,3%.
ETIOLOGI
KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI

SISTOL HF = Fraksi ejeksi berkurang


Preload
Stroke
Cardiac Volume
Output
Blood Kontraktil
Preasure Heart
After Load Beat

Stroke
Volume
80ml/beat

End Diastolic
Volume 120ml Fraksi Ejeksi
80/120 = 66%
Volume yang
tertinggal 40ml
Diastol HF
Fraksi ejeksi normal , jumlah darah yang masuk di ventrikel berkurang

Stroke Volume
40ml/beat
Kegagalan
Pengisian Aliran darah “Backward”
Ventrikel
End-Diastolic
Volume 70 ml

Volume yang
tertinggal 30 ml

Fraksi ejeksi : 40/70


=57%
HEART FAILURE
RIGHT vs LEFT

• Gagal jantung kiri • Hipertensi


• Hipertensi pulmonal • Infark miokard
• Penyakit paru kronis akut
seperti pneumonia berat, • Stenosis atau
emboli paru, stenosis regurgitasi aorta
aortal atau mitral. atau katup
• Kelainan katup tricuspid mitral
atau pulmonal
• Infark ventrikel kanan
• Kardiomiopati
• Tetralogy of fallot atau
VSD
High Outflow Heart Failure

High Outflow Heart Failure adalah tipe yang jarang terjadi, tipe ini disebabkan oleh
kebutuhan cardiac output yang berlebih. Pada tipe ini, fungsi jantung dapat melebihi
normal tapi tidak mampu menyesuaikan dengan kebutuhan metabolic. Keadaan-keadaan
yang dapat menyebabkan tipe ini yaitu anemia berat, tiroroksikosis, arteriovenous
shunting, dan Paget disease.
Low Outflow Heart Failure

Tipe ini disebabkan oleh penyakit akibat disfungsi pompa jantung seperti iskemik
atau kardiomiopati. Tipe ini memiliki karakteristik adanya vasokontriksi sistemik,
dingin, pucat, bahkan sianosis. Pada tahap lanjut, penurunan stroke volume dapat
ditandai dengan perbedaan jauh tekanan darah sistolik dan diastolik.
Diagnosis

EKG Sinar - X

Duo dimensi Echo Katerisasi


dan studi doppler Jantung
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI

Ketaatan berobat Penentuan BB Asupan Cairan


Mandiri
Ketaatan pasien berobat dapat pengaruhi Pantau BB rutin tiap hari Restriksi cairan 1,2 1/hari harus dipertimbangkan
mobilitas, mortalitas, dan kualitas hidup.

Pengurangan BB Latihan fisik


Direkomendasikan kepada semua pasien gagal
Kurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup
jantung kronik
TATALAKSANA FARMAKO

Kasus Akut Kasus Kronis


Menurunkan preload
• Pasien setengah duduk

• Berikan oksigen
a. Diuretik à HCT dan
spinorolacton (NYHA II), kondisi
memberuk berikan furosemide
• Monitor perubahan hemodinamik

• Monitor fungsi kardiovaskular


b. Nitrat à gagal jantung Bersama
PJK
• Permberian obat
TATALAKSANA FARMAKO

MENINGKATKAN KONTRAKTILITAS JANTUNG MENURUNKAN AFTERLOAD


a. Digitalis (digoksin) → efek inotropic positif dan a. ACE inhibitor → gagal jantung kongestif dan hipertensi
kronotropik negative b. ARB
b. Ibopamin → monoterapi atau kombinasi c. Direct renin inhibitor
c. β-blocker → star slow go slow d. CCB → gagal jantung grade ii
d. Fosfodiaterase inhibitor
e. Isoniazid

MENURUNKAN REMODELING MEMPERBAIKI METABOLISME ENERGI


ACE-inhibitor dan ARB MIOKARD
D-ribose, L-carnitine, Co-Q10 dan Mg++

KASUS KRONIS
KESIMPULAN

Klinis: semakin buruk gejala


1 pasein, kapasitas aktivitas,
dan gambaran klinis, semakin
buruk juga prognosis;

Hemodinamik: semakin rendah


2 indeks jantung, isi sekuncup,
dan fraksi ejeksi, semakin buruk
juga prognosis

Biokimia: Hiponatremia
3 dikaitkan dengan prognosis
yang lebih buruk
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai