Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

SOSIOLOGI HUKUM

NAMA : ADITH RULYANDI RIWU BATI

NIM : 1802010509

KELA/SEMESTER : A/VII

DOSEN PA : ADRIANUS DJARA DIMA S.H.,M.Hum

DOSEN PENGASUH: YORHAN YOHANIS NOME.,S.H.,M.Hum

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS HUKUM
2021/2022
1. Buatlah ragaan/skema tentang Optik Pembelajaran Hukum dan berikan penjelasan secara
singkat!

Ilmu Hukum

Studi tentang Law in Books Studi tentang Law in Actions

Normwissenchaften Tatsachenwissenscahften
(Sollenwissenschaften) (Seinwisswnschaften)
Hukum sebagai Norma/Kaedah Hukum sebagai gejala sosial
a. Ilmu tentang pengertian Hukum d. Sejarah Hukum
b. Ilmu tentang kaedah Hukum e. Perbandingan Hukum
c. Psikologi Huku
2. Buatlah ragaan/skema tentang Komponen Sistem Hukum dan berikan penjelasan secara
singkat!

KOMPONEN SISTEM HUKUM

SUBSTANSI STRUKTUR BUDAYA


HUKUM HUKUM HUKUM

Tatanana norma Tatanan norma


yang dibuat untuk yang mengatur Tatanan nilai yang
mendapatkan tentang dimiliki oleh
mana perbuatan bagaimana masyarakat yang
yang dilarang dan prosedur hukum menjiwai dan
mana perbuatan harus dijalankan, menentukan pol pikir
yang dibolehkan dan dimana dan pola perilaku
oleh hukum saluran masyarakat dalam
kelembagaan yang setiap bidang
harus dilalui kehidupan, termasuk
dalam bidang hukum

DINAMIKA SOSIAL
3. Buatlah ragaan/skema tentang Cara Pandang Terhadap Hukum dan berikan penjelasan
secara singkat!

RAGAM CARA PANDANG TERHADAP HUKUM


DUNIA
IDE

NILAI MORAL
KEADILAN

PUTUSAN
KAIDAH HUKUM HAKIM
POSITIF

HUKUM

INSTITUSI MAKNA
SOSIAL SIMBOLIK

DUNIA
REALITAS
KETERANGAN :
1. Hukum sebagai asas moral dan keadilan : terarah pada asas-asas moral dan keadilan yang
bersumber dari pemikiran filsafat, religi, agama (SOCRATES, PLATO, ARISTOTELES,
THOMAS AQUINAS):
⮚ Hakekat hukum adalah keadilan Hukum berfungsi melayani kebutuhan
keadilan dalam masyarakat.
⮚ Tanpa keadilan, hukum hanya merupakan kekerasan yang diformalkan.
⮚ AQUINAS : Lex Aeterna : hukum kehendak Tuhan lex naturalis : kitab suci dan
lex humane : hukum buatan manusia yang sesuai dengan hukum alam.
2. Hukum sebagai kaidah positif : terarah pada tata hukum positif (norma-norma yang
positif)
⮚ Hans keslsen : adanya kesatuan hukum yang diikat oleh grundnorm (hukum
dasar) dan penekanan aspek normatif.
3. Hukum sebagai putusan hakim in concreto : terarah pada penemuan dan penafsiran hakim
dalam menangani kasus nyata
⮚ Realisme hukum AS : hukum yang real : kebenaran terdapat dalam kenyataan,
bukan dalam UU, UU hanya salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam
keputusan hakim, disamping prasangka politik, ekonomi dan moral bahkan
simpati dan antipasti pribadi berperan dalam putusan tersebut.
4. Hukum sebagai institusi sosial : terarah pada realitas hukum dalam konteks sistem
masyarakat
⮚ Karl Max (Hukum dan Kapital), Emile Durkhem (Solidasi dan Tipe Hukum),
Max Weber (Rasionalisasi Hukum), Roscoe Pound (Hukum Sebagai Sarana
Rekayasa Sosial).
5. Hukum sebagai makna simbolik terarah pada signifikansi hukum dalam aksi dan interaksi
manusia (Tindakan Manusia).
4. Buatlah ragaan/skema tentang Pandangan Sosiologis dan Non-Sosiologis terhadap hukum
dan berikan penjelasan secara singkat!

Pandangan Sosiologis Terhadap Hukum


Sistem Sosial

KEKUASAAN SOSIAL BUDAYA

POLITIK HUKUM KEAMANAN

RELIGI
EKONOMI PENDIDIKAN

Keterangan :
● Hukum hanyalah satu sub sistem dari sistem sosial secara keseluruhan
● Hukum saling berinteraksi dengan sekalian subsistem sosial untuk menata kehidupan
sosial
● Konsekwensi logisnya : hukum tidak netral atau tidak bebas nilai, karena selalu mendapat
pengaruh dari subsistem-subsistem sosial yang lain

PANDANGAN NON-SOSIOLOGIS TERHADAP HUKUM

MASYARA
HUKUM MASYARAKAT
KAT
KETERANGAN :
Hukum dilihat secara terpisah dari masyarakat. Hukum berada diluar sistem sosial, dan berperan
sabagai alat untuk memotret dan menilai kehidupan sosial itu artinya, hukum harus netral atau
bebas nilai.

5. Sebutkan dan jelaskan secara singkat 5 konsekwensi teoritik dari pandangan sosiologis
dan non-sosiologis terhadap hukum disertai penganut-penganutnya!

● perilaku hukum itu sendiri justru ada dan tumbuh di tengah-tengah kehidupan
sosial masyarakat. Lebih spesifik lagi, hukum yang bercorak sosiologis ditandai
dengan karakter-karakter, bahwa pandangan hukum sebagai satu metode kontrol
sosial, hukum dalam kenyataan aktualnya (realitas sosial), dan pentingnya
memanfaatkan sosiologi terhadap hukum itu sendiri.

6. Kemukakan pengertian tentang Sosiologi Hukum dari berbagai ahli sebanyak mungkin
yang saudara ketahui!

● Soerjono Soekanto
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan
empiris menganalisa atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dengan gejala-gejala lainnya.
● Satjipto Raharjo
Sosiologi Hukum (sosiologi of law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola
perilaku masyarakat dalam konteks sosial.
● R. Otje Salman
Sosiologi Hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis.
● H.L.A. Hart
H.L.A. Hart tidak mengemukakan definisi tentang sosiologi hukum. Namun,
definisi yang dikemukakannya mempunyai aspek sosiologi hukum. Hart
mengungkapkan bahwa suatu konsep tentang hokum memngandung unsur-unsur
kekuasaan yang terpusatkan kepada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum
yang tampak dari kehidupan bermasyarakat. Menurut Hart, inti dari suatu sistem
hukum terletak pada kesatuan antara aturan utama/primary rules dan aturan
tambahan /secondary rules (Zanudin Ali,2006,1). Aturan utama merupakan
ketentuan informal tentang kewajiban-kewajiban warga masyarakat yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pergaulan hidup sedangkan aturan
tambahan terdiri atas:
o Rules of recognition, yaitu aturan yang menjelaskan aturan utama yang
diperlukan berdasarkan hierarki urutannya,
o Rules of change, yaitu aturan yang mensahkan adanya aturan utama yang
baru.
o Rules of adjudication, yaitu aturan yang memberikan hak-hak kepada
orang perorangan untuk menentukan sanksi hukum dari suatu peristiwa
tertentu apabila suatu aturan utama dilanggar oleh warga masyarakat.
● Meuwissen juga mengemukakan pandangan tentang sosiologi hukum. Ia
berpendapat bahwa sosiologi hukum menjelaskan hukum positif yang berlaku
(artinya isi dan bentuknya yang berubah-ubah menurut waktu dan tempat) dengan
bantuan faktor kemasyarakatan.
● Alvin S Johnson mengemukakan bahwa sosiologi hukum adalah bagian dari
sosiologi jiwa manusia, yang menelaah sepenuhnya realitas sosial hukum dimulai
dari hal-hal yang nyata, seperti observasi perwujudan lahirlah dalam kebiasaan-
kebiasaan kolektif yang efektif (organisasi-organisasi yang baku, adat istiadat
sehari-hari dan tradisi-tradisi atau kebiasaan inovatif) dan juga dalam materi
dasarnya (struktur ruang dan kepadatan lembaga-lembaga hukumnya secara
demografis).
● Gurvitch mengemukakan sosiologi hukum adalah bagian dari sosiologi sukma
manusia yang menelaah kenyataan sosial sepenuhnya dari hukum, diawali dengan
pernyataan yang konkrit yang dapat diperiksa dari luar, dalam kelakuan kolektif
yang efektif dalam dasar materinya. Sosiologi hukum menafsirkan kelakuan dan
manifestasi material hukum menurut makna batinnya, seraya mengilhami dan
meresapi, sementara itupun untuk sebagian dirubahnya. Selanjutnya Gurvitch
membedakan sosiologi hukum atas beberapa bentuk dengan menggunakan ukuran
ruang lingkup masalah yang dicakup:
o Masalah sosiologi hukum sistematik (sistematic sociology of law), yang
menelaah hubungan antara bentuk kemasyarakatan (forms of sociality)
dengan jenis hukum (kinds of law);
o Masalah sosiologi hukum diferensial, yang menelaah manifestasi hukum
sebagai suatu fungsi satuan kolektif yang nyata;
o Masalah sosiologi hukum genetik yang menelaah keteraturan sebagai
tendensi dan faktor-faktor dari perubahan, perkembangan dan keutuhan
hukum dalam satu type masyarakat tertentu.

7. Sebutkan dan jelaskan pemilihan cara pandang Hukum secara Metodologis!

Penelitian sebagai aktivitas ilmiah merupakan bagian dari proses pengembangan


ilmu pengetahuan dan pencerdasan manusia. Ilmu pengetahuan yang pada hakikatnya
dibangun, dipelajari serta dikembangkan untuk memberi kemanfaatan bagi umat manusia
agar tercipta sebuah tatanan hidup yang dinamis dan harmonis. Begitu pula dengan ilmu
hukum, harus dikaji dan didayagunakan melalui proses penelitian agar meberikan
sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk membangun ilmu
pengetahuan, menuntut proses penelitian yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan parameter kebenaran ilmiah. Prinsipprinsip penelitian seperti konsistensi,
sistematis dan terukur harus selalu dijadikan pegangan bagi para research staff supaya
hasil yang diberikan dapat digunakan dan terus dikembangkan sebagai dasar berpijak
kajian dan penelitian selanjutnya (Mukti Fajar ND, 2013).
Ilmu Hukum sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan terikat pada paradigma yang
terjadi di dalam ilmu pengetahuan pada umumnya. Paradigma ilmu hukum menunjukkan
kekhususannya sendiri, dalam perkembangannya menunjukkan suatu perkembangan
paradigmatic yang tidak terputus-putus melainkan bersifat berkelanjutan. Paradigma ilmu
hukum adalah hasil konstelasi kerangka keyakinan dan komitmen para ahli hukum
terhadap ilmu hukum, berisi kajian-kajian rasional yang deduktif dan empiris yang
induktif, bersifat metateoritik bertujuan untuk memanusiakan manusia yang
mengedepankan etika moral dan estetika yang bersumber pada Sang Khalik
(Hadisuprapto, 2009).
Penelusuran sekitar perbincangan masalah pendekatan kajian-kajian hukum,
menunjukkan kecenderungan pada pendikotomian tipe kajian pendekatan hukum itu, dan
mangundang perdebatan yang bermuara pada pencarian "pembenaran" terhadap
pendekatan itu (doktirinal atau empiris/sosiologis). Lebih mengharukan lagi,
"ketegangan" itu berbuah pada munculnya "mashab" di lingkungan perguruan tinggi
hukum di negeri ini, fakultas hukum "X" ber "mazhab" kan kajian hukum doktrial,
fakultas hukum ‡<· EHUPD]KDE GDQ NDMLDQ KXNXP sosiologis.
Perdebatan mengenai ilmu hukum semula sebagai suatu ilmu pengetahuan (sains)
atau bukan sudah selesai, karena ilmu hukum telah dapat memenuhi kriteria sebagai suatu
ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, ini dapat dibuktikan bahwa
unsur-unsur pengetahuan ilmiah yang menjadi syarat sebagai cabang ilmu yang dapat
dikaji, diteliti dan dirumuskan sebagaimana ketentuan suatu pengetahuan ilmiah antara
lain: 1) objektif, 2) mempunyai metode, 3) sistematis dan 4) universal (Mahdi, 2016).
Pergeseran letak ilmu hukum dalam sistem ilmu- yang semula merupakan bagian dari
filsafat dan sastra kemudian menjadi bagian dari humaniora, membawa implikasi
terjadinya perubahan dalam pendekatan dan metode penelitiannya. Untuk selanjutnya
pohon ilmu hukum berkembang ke dalam banyak cabang dan ranting yang memerlukan
treatment yang berbeda karena lingkupnyapun berbeda, bahkan juga karena
persentuhannya dengan ilmu atau hal-hal yang ada di luar dirinya juga berbeda-beda.
Pemahaman terhadap pohon ilmu atau rumpun ilmu hukum secara mendalam sangat
penting, juga untuk menentukan bidang kajian, dasar teoritis dan metode yang yang akan
dipergunakan, meskipun sebetulnya suatu tema atau masalah penelitian dapat dikaji oleh
dua atau lebih disiplin atau cabang ilmu (Muhdlor, 2012)

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum sebagai sistem sosial!

Hukum sebagai sistem sosial adalah hukum yang berbicara tentang hakikat
manusia dan masyarakatnya, artinya bagaimanakah perilaku hukum itu sendiri yang
justru ada dan tumbuh di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat. Lebih spesifik lagi,
hukum yang bercorak sosiologis ditandai dengan karakter-karakter, bahwa pandangan
hukum sebagai satu metode kontrol sosial, hukum dalam kenyataan aktualnya (realitas
sosial), dan pentingnya memanfaatkan sosiologi terhadap hukum itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai