Anda di halaman 1dari 6

1. a.

(p ⇦⇨ q)
Ingkaran suatu pernyataan (misalkan p) adalah pernyataan lain yang bernilai benar, jika
pernyataan semula salah, dan sebaliknya.
b. ∼(p ⋀ ∼q)
Konjungsi dari dua pernyataan (misalkan p dan q) bernilai benar, jika dua pernyataan
bernilai benar
c. (p ∨ ∼q)
Setiap pernyataan yang selalu bernilai benar untuk setiap nilai kebenaran komponen-
komponennya.

2. a. Konvers : Jika ber-Pancasila, maka rakyat Indonesia

b. Invers : Jika bukan rakyat Indonesia, maka tidak ber-Pancasila

c. Kontraposisi : Jika tidak ber-Pancasila, maka bukan rakyat Indonesia

a. Konvers : jika positif covid harus isolasi mandiri

b. Invers : jika tidak covid , tidak harus isolasi mandiri

c. Kontraposisi : jika tidak isolasi mandiri, tidak positif covid

3. Suatu argument disebut valid jika untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan
kepada hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka kesimpulan juga benar.
Sebaliknya, jika semua hipotesa benar tetapi ada kesimpulan yang salah, maka argument
tersebut dikatakan tidak valid (invalid). Untuk menunjukan apakah suatu argument valid
atau tidak, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menuliskan argument tersebut
dalam bentuk simbol-simbol.
Pada kenyataannya banyak argument valid yang tidak dapat di buktikan kebenarannya
hanya dengan menggunakan aturan penarikan kesimpulan. Ini berarti kita membutuhkan
aturan lain selain aturan diatas. Aturan yang menunjang ini disebut aturan penukaran
(Rule of Replacements). Dalam pembicaraan ekuivalensi, kita telah mengetahui bahwa
dua pernyataan disebut ekuivalen jika mempunyai nilai kebenaran yang sama. Dengan
demikian jika sebagian atau keseluruhan dari suatu pernyataan majemuk ditukar dengan
pernyataan lain yang ekuivalen secara logika, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk
yang baru tersebut akan sama dengan nilai kebenaran pernyataan majemuk semula.
Aturan ini yang disebut aturan penukaran. Aturan ini memungkinkan kita untuk menarik
kesimpulan suatu pernyataan sebagai hasil dari penukaran semua atau sebagian dari suatu
pernyataan dengan pernyataan yang ekuivalen dengan bagian yang kita ganti.
4. 1. Modus Ponens

premis 1 : p => q

premis 2 : p

konklusi : q

atau

premis 1 : p

premis 2 : p => q

konklusi : q

2. Modus Tollens

premis 1 : p => q

premis 2 : ~q

konklusi : ~p

atau

premis 1 : ~q

premis 2 : p => q

konklusi : ~p

3. Silogisme

premis 1 : p => q
premis 2 : q => r

konklusi : p => r

Diketahui :

premis 1 : p => q

premis 2 : p

konklusi : q

Ditanya :

a. rumus simbolik dari silogisme tersebut

b. contoh modus ponens ponen dari silogisme tersebut

a. Contoh :

premis 1 : p => q
premis 2 : p

konklusi : q

Simbolik :

misal :

p = hari ini hari minggu

q = hari ini libur

Hari ini hari minggu maka hari ini libur, hari ini hari minggu, kesimpulannya hari ini libur.

b. Modus Ponens :

premis 1 : p

premis 2 : p => q

konklusi : q

Silogisme :

premis 1 : p => p

premis 2 : p => q

konklusi : q

Premis : p => q

konvers : q => p

invers : ~p => ~q
kontraposisi : ~q => ~p

Pendahuluan

Jenis Jenis Logika

Matematika :

1. Pernyataan

kalimat yang tertutup yang memiliki nilai benar atau salah saja tapi tidak sekaligus benar
dan salah. Contoh :

“hari ini hari senin, maka hari ini tidak libur”

“Musuh saya sudah kalah, saya senang”

2. Kalimat Terbuka

kalimat yang belum pasti nilai kebenarannya. Contoh :


“jika saya membantu ibu dua kali dan membantu paman sekali, saya dapat permen”

“harga empat ekor kucing dan seekor harimau adalah tiga ratus ribu”

3. Ingkaran (Negasi)

Ingkaran (~) adalah suatu operasi yang membalikan suatu pernyataan. Contoh :

A = “hari ini saya libur”

~A = “hari ini saya tidak libur”

B = “Uang saya masih banyak”

~B = “Uang saya tinggal sedikit”

Pernyataan Majemuk

1. Konjungsi (^)

Bernilai benar jika pernyataan lainnya bernilai benar semua.

Contoh

P=B

Q=S

P ^ Q = S karena P ^ Q hanya bernilai benar jika P dan Q bernilai benar.

R=B

S=B

R ^ S = B karena nilai R dan S sama sama benar


2. Disjungsi (V)

bernilai benar jika salah satu dari pernyataan bernilai benar.

Contoh :

P=S

Q=S

P V Q = S karena tidak ada yang bernilai benar

R=S

S=B

R V S = B karena salah satu dari pernyataannya bernilai benar

3. Implikasi (=>)
bernilai salah jika pernyataan pertama bernilai benar, pernyataan kedua bernilai salah,
dan seterusnya.

Contoh :

P=B

Q=S

P => Q = S karena permyataan pertama P bernilai benar dan pernyataan kedua Q bernilai
salah

A=S

C=B

A => C = B karena pernyataan pertama bernilai salah

4. Biimplikasi (<=>)

Bernilai benar jika kedua pernyataan memiliki kebenaran yang sama.

Contoh :

P=B

Q=S

P <=> Q = S karena dua duanya berbeda yaitu P benar Q salah

B=S

C=S

B <=> C = B karena B dan C sama sama salah


G=B

H=B

G <=> H = B karena G dan H sama sama benar

Pernyataan majemuk yang Ekuivalen

1. Komutatif

p^q=q^p

pVq=qVp

2. Asosiatif

p ^ (q ^ r) = (p ^ q) ^ r

p V (q V r) = (p V q) V r
3. Distributif

p ^ (q V r) = (p ^ q) V (p ^ r)

p V (q ^ r) = (p V q) ^ (p V r)

4. Eksportasi

[(p ^ q) => r] = [p => (q => r)]

5. Hukum De Morgan

~(p V q) = ~p ^ ~q

~(p ^ q) = ~p V ~q

6. Konjungsi

p ^ q = ~(~p V ~q) = ~(p => ~q)

7. Disjungsi

p V q = ~(~p ^ ~q) = ~p => q

8. Implikasi

p => q = ~(p ^ ~q) = ~p V q

9. Negasi dari Implikasi

~(p => q) = p V ~q

Anda mungkin juga menyukai