Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ners Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman 49 – 59

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http:// journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT
MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI TINDAKAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

Riani¹, Syafriani²
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
aniria22.27@gmail.com

ABSTRAK

Infeksi nosokomial yang terjadi pada pasien, baru bisa dikategorikan apabila saat
pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan infeksi atau tanda-tanda klinik
dari infeksi, dan tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi. Rumah sakit sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai peranan penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien yang menjamin patient safety
sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Salah satu indikator patient safety adalah
pengurangan resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 mengenai Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit dalam menetapkan standar kejadian Infeksi nosokomial di rumah sakit ≤ 1,5%.
Salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial dengan melakukan hand hygiene
Kasus infeksi nosokomial pada salah satu rumah sakit di wilayah pekanbaru kasus
phlebitis pada tahun 2018 sebanyak 6.55%. hal itu berkaitan dengan motivasi dan
kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene namun pada kenyataannya
kepatuhan dalam melaksanakan hand hygiene oleh perawat hanya mencapai sekitar
56.3 %. Tujuan peneliitan ini untuk menganalisa hubungan motivasi dan kepatuhan
perawat dalam melakukan hand hygiene. Desain penelitian yang digunakan cross
sectional, yang menjadi populasi dan sampel yaitu seluruh perawat ruangan rawat
inap dengan jumlah 47 orang perawat. Hasil penelitian diperoleh bahwa (P<0,05) P=
0.003,denganPOR 9.286 (CI = 2.225 – 38.750) maka Ha diterima yang artinya ada
hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kepatuhan perawat melaksanakan
hand hygiene enam langkah dilima moment sebagai tindakan pencegahan infeksi
nosokomial di ruangan rawat inap rumah sakit AH. Direkomendasikan kepada pihak
terkait bahwa diperlukan adanya reward dan bagi perawat yang melaksanakan
kepatuhan hand hygiene dengan baik dan punishment bagi yang tidak melakukan
hand hygiene dengan baik agar infeksi nosokomial dapat dicegah.

Kata Kunci : Motivasi, Kepatuhan, Kepatuhan Hand Hygiene.

Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang


Email : aniria22.27@gmail.com
Phone : 081268772227
50 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI TINDAKAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

PENDAHULUAN kesehatan lainnya setelah pasien


A. Latar Belakang masuk rumah sakit dalam kurun
Rumah sakit sebagai waktu 48–72 jam (WHO, 2016).
fasilitas pelayanan kesehatan Infeksi nosokomial yang terjadi
mempunyai peranan penting pada pasien, baru bisa
dalam meningkatkan derajat dikategorikan apabila saat pasien
kesehatan masyarakat, oleh mulai dirawat di rumah sakit
karena itu rumah sakit dituntut tidak didapatkan infeksi atau
memberikan pelayanan tanda-tanda klinik dari infeksi,
kesehatan yang bermutu, efektif dan tidak sedang dalam masa
dan efisien yang menjamin inkubasi dari infeksi (Kozier,
patient safety sesuai dengan 2010).
standar yang telah ditentukan. Pada tahun 2017 Menteri
Salah satu indikator patient Kesehatan Indonesia
safety adalah pengurangan mengeluarkan kebijakan
resiko infeksi terkait dengan pencegahan infeksi di rumah
pelayanan kesehatan (WHO, sakit dan fasilitas kesehatan
2012). lainnya yang tertuang keputusan
World Health Menteri Kesehatan Republik
Organization(WHO) Indonesia Nomor:
mendeklarasikan program 27/Menkes/III//2017, tentang
keselamatan pasien dengan Pedoman Pencegahan dan
mencetuskan Global Patient Pengendalian Infeksi di Rumah
Safety Challenge “clean care is Sakit dan Fasilitas Kesehatan
safe care”, serta meluncurkan (Depkes, 2017). Keputusan
Save Lives: Clean Your Hands Menteri Kesehatan Nomor 129
dengan strategi 5 momenthand tahun 2008 mengenai Standar
hygiene (My Five Moments for Pelayanan Minimal Rumah
Hand hygiene) yaitu sebelum Sakit dalam menetapkan standar
kontak dengan pasien, sebelum kejadian Infeksi nosokomial di
melakukan tindakan aseptik, rumah sakit ≤ 1,5% (Darmadi
setelah terpapar dengan cairan 2008).
tubuh pasien, setelah kontak Berdasarkan prevalensi
dengan pasien, setelah kontak infeksi nosokomial rumah sakit
dengan lingkungan sekitar di dunia lebih dari 1,4 juta atau
pasien”. sedikitnya 9% pasien rawat inap
Terkait perawatan di seluruh dunia mendapatkan
kesehatan atau ″Healthcare infeksi nosokomial, penelitian
Associated Infections″ (HAIs), yang dilakukan oleh WHO dari
yang juga disebut sebagai 55 rumah sakit dari 14 negara
infeksi "Nosokomial" atau yang mewakili 4 kawasan
"Rumah Sakit", merupakan (Eropa, timur tengah, Asia
infeksi yang terjadi pada pasien Tenggara dan Pasifik Barat)
selama perawatan di rumah terdapat sekitar 8,7%
sakit atau fasilitas perawatan menujukkan adanya infeksi
nosokomial dan 10,0% untuk
51 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

Asia Tenggara (WHO, Beberapa dampak infeksi


2012).Dan dari hasil survey nosokomial yang sering terjadi
World Health Organozations dan harus diwaspadai, antara
(WHO) pada tahun 2016, lain: infeksi saluran kemih,
menyatakan bahwa di Eropa infeksi aliran darah, pneomonia
prevalensi kejadian infeksi dan infeksi luka operasi.
nosokomial setiap tahunnya Hasil survey tim
lebih dari 4 juta – 4,5 juta Pencegahan dan Pengendalian
pasien, sedangkan di Amerika Infeksi RSUP Sanglah Denpasar
Serikat prevalensi pasien terkena didapatkan data 144 kejadian
infeksi nosokomial pertahunnya infeksi nosokomial selama tahun
diperkirakan sekitar 1,7 juta 2011. Survey yang dilakukan
pasien. Prevalensi ini mewakili dirawat inap terjadi 33
4,5 % untuk 99.000 kematian kejadianinfeksi nosokomial,
(WHO, 2016). dimana 30 kejadian phlebitisdan
Di Indonesia melalui 3 kejadian decubitus, penyebab
Departemen Kesehatan RI, telah dari kejadian phlebitis bisa
melakukan survey pada tahun disebabkan oleh hygiene petugas
2013 terhadap 10 Rumah Sakit (Lindayati, 2012).
Umum Pendidikan, didapatkan Salah satu upaya
angka yang cukup tinggi 6-16 % pencegahan infeksi nosokomial
angka infeksi nosokomial, dengan melakukan hand
dengan rata-rata 9,8%. Survey hygiene. Hand hygiene menurut
yang dilakukan di 10 rumah Persatuan Pengendalian Infeksi
sakit di DKI Jakarta ini Indonesia yaitu suatu prosedur
menunjukkan bahwa pasien tindakan membersihkan tangan
rawat inap yang mendapat dengan menggunakan sabun atau
infeksi yang baru selama antiseptik di bawah air mengalir
dirawat di rumah sakit adalah atau dengan menggunakan
sebanyak 9,8% (Depkes RI, handscrub yang bertujuan untuk
2013). Phlebitis adalah infeksi menghilangkan kotoran dari
yang tertinggi di rumah sakit kulit secara mekanis dan
swasta atau pemerintah dengan mengurangi jumlah
jumlah pasien 2.168 pasien dari mikroorganisme (Perdalin,
jumlah pasien berisiko 124.733 2010). Hand hygiene
(1.7%) (Depkes RI,2010). merupakan ukuran yang paling
Kasus infeksi nosokomial penting dalam tindakan
pada beberapa rumah sakit dapat pencegahan karena lebih efektif
memperparah kondisi kesehatan dan biaya rendah, diperkirakan
pasien, bahkan pada beberapa dengan melakukan hand
kasus dapat menimbulkan hygienedapat pengurangan
kematian. Dampak infeksi dampak terhadap infeksi
nosokomial tidak hanya nosokomial sebesar 50%
menimbulkan kerugian dalam (Madrazo,2009).
segi materi pasien namun juga Pelaksanaan hand hygiene
dari sisi kesehatan pasien. sangat penting dilakukan karena
52 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

ketidakpatuhan dapat Aulia Hospital, sebagai rumah


menimbulkan dampak antara sakit yang terbilang baru berdiri,
lain: (1) Terhadap pasien, dapat sepatutnya tindakan hand
memperpanjang hari rawatan hygiene perawat mencapai
dengan penambahan diagnosa 100%, guna untuk
sehingga dapat menyebabkan memperlihatkan kualitas suatu
kematian; (2) Terhadap rumah sakit, sehingga dapat
pengunjung, dapat menularkan berjalan sesuai dengan visi
kepada orang lain setelah rumah sakit yaitu “menjadi
meninggalkan rumah sakit; (3) rumah sakit yang terunggul di
Bagi perawat, akan menjadi Provinsi Riau yang
barier (pembawa kuman) yang menyelenggarakan pelayanan
menularkan kepada pasien lain kesehatan yang professional,
dan diri sendiri; (4) Bagi rumah modern, bermutu, serta sesuai
sakit, menurunkan mutu dengan kebutuhan masyarakat”,
pelayanan rumah sakit hingga namun pada kenyataannya
pencabutan ijin operasional kepatuhan dalam melaksanakan
rumah sakit. Untuk menjaga hand hygiene oleh perawat
keselamatan pasien, pengunjung, hanya mencapai sekitar 56.3 %.
perawat dan meningkatkan mutu Dampak yang ditimbulkan dari
rumah sakit. rendahnya kepatuhanhand
Kepatuhan perawat dalam hygiene ini salah satunya adalah
melakukan hand hygiene sekitar terjadinya kasus phlebitis.
65% di Australia, sementara Berdasarkan Komite PPI Pada
berdasarkan studi di Amerika tahun 2018 kasus phlebitis
Serikat kepatuhan perawat mengalami jumlah yang
dalam hand hygiene masih fluktuatif di rumah sakit AH.
sekitar 50%. Rumah Sakit Cipto Infeksi nosokomial tidak
Mangunkusumo (RSCM) yang akan terjadi jika perawat patuh
sudah sejak tahun 2008 telah pada azas dalam melakukan cuci
melakukan program hand tangan atau hand hygiene
hygiene, namun sampai saat ini berdasarkan survey awak yang
kepatuhan perawat melakukan peneliti lakukan yaitu kepatuhan
hand hygiene hanya sekitar 60%. perawat dalam melaksanakan
Data-data mengenai kepatuhan hand hygiene di rumah sakit AH
perawat terkait hand hygiene di masih terbilang rendah, dan
berbagai rumah sakit di angka kepatuhan perawat dalam
Indonesia juga di paparkan oleh melaksanakan hand hygiene
Utami, 2010 yakni: RS Misi dalam periode 2018 berdasarkan
Rangkas Bitung 49.7%, RS data dari Komite PPI (Komite
Tkt.III R.W. Mongosidi Manado Pencegahan dan Pengendalian
61.9%, RST Dr. Soedjono Infeksi) di rumah sakit AH yaitu
Magelang 53.6%. dengan rata-rata 59.3%.
Data kepatuhan hand Kurangnya kepatuhan dilatar
hygiene perawat untuk rumah belakangi oleh motivasi perawat
sakit di Pekanbaru khususnya dalam melakukan hand hygiene
53 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

6 langkah yang baik dan benar yang berharga dalam


juga masih terbilang kurang melakukan penelitian.
B. Tujuan Penelitian 2. Manfaat Praktis (Tempat
1. Tujuan umum Penelitian)
Mengetahui hubungan Hasil penelitian
motivasi dengan kepatuhan diharapkan dapat menjadi
perawat dalam melaksanakan bahan masukan bagi
hand hygienesebagai tindakan pimpinan rumah sakit
pencegahan infeksi AH untuk menyusun
nosokomial di ruang rawat program, kebijakan dan
inap rumah sakit AH. strategi pelaksanaan
2. Tujuan khusus khususnya mengenai
a. Untuk mengetahui kepatuhan perawat dalam
gambaran distribusi melakukan hand hygiene
frekuensi motivasi hand guna meningkatkan mutu
hygiene perawat sebagai pelayanan rumah sakit
tindakan pencegahan serta memperhatikan
infeksi nosokomial di ketersediaan fasilitashand
ruang rawat inap rumah hygiene mendukung
sakit AH pelaksanaan melakukan
b. Untuk mengetahui hand hygiene guna
gambaran distribusi mencegah penularan
frekuensi kepatuhan hand infeksi yang terjadi
hygiene perawat sebagai selama pasien di ruang
tindakan pencegahan rawat inap rumah sakit
infeksi nosokomial di AH.
ruang rawat inap rumah
sakit AH METODE PENELITIAN
c. Untuk mengetahui A. Desain Penelitian
hubungan motivasi dan Jenis penelitian ini adalah
kepatuhan perawat dalam penelitian kuantitatif dengan
melaksanakan hand metode observasi analitik,
hygienesebagai tindakan dengan pendekatan Cross
pencegahan infeksi Sectional..
nosokomial di ruang rawat B. Populasi, Sampel Dan Teknik
inap rumah sakit AH Sampling
C. Manfaat Penelitian Populasi dan sampel
1. Manfaat Teoritis (Peneliti) dalam penelitan ini adalah
Penelitian ini diharapkan sebagian perawat yang bertugas
dapat menambah wawasan di ruangan rawat inap berjumlah
peneliti tentang kepatuhan 47 orang dengan teknik total
dalam melakukan hand sampling.
hygiene dan mengaplikasikan
mata kuliah Metodologi
Penelitian dan Biostatistik,
serta merupakan pengalaman
54 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

HASIL PENELITIAN Dengan Enam Langkah Dilima


Moment di RuangRawat Inap
A. Karakteristik Responden Aulia Hospital Tahun 2019
Karakteristik responden
meliputi usia, jenis kelamin dan No Uraian Frek Persenta
wensi se (%)
tingkat pendidikan yakni sebagai (f)
berikut: 1 Motivasi
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi a. Tinggi 33 70.2 %
Karakteristik Responden di b. Rendah 14 29.8 %
RuangRawat Inap Aulia 2 Kepatuhan
Hospital Tahun 2019 a. Patuh 30 63.8 %
b. Tidak 17 36.2 %
N Uraian Frekw Persentase patuh
o ensi (f) (%) Total 47 100 %
1 Umur
a. 17 – 25 26 55.3 % Berdasarkan tabel 4.2 dapat
b. 26 – 35 21 44.7 % diketahui bahwa sebagian besar
2 Jenis
responden memiliki motivasi tinggi
Kelamin
a. Laki-laki 3 6.4 % dalam melakukan hand hygieneenam
b. Perempu 44 93.6 % langkah dilima moment yaitu sebesar
an 33 (70.2 %), dan sebagian besar
3. Pedidikan responden patuh dalam melakukan
a. Diploma 17 36.2 % hand hygiene yaitu sebesar 30 (63.8
III
b. Strata I 30 63.8 % %).
Total 47 100 %
C. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat merupakan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
analisis yang dilakukan untuk
diketahui bahwa sebagian besar
mengetahui keterkaitan dua variabel.
responden berusia 17–25 tahun atau
Keterkaitan variabel tersebut tersebut
pada fase remaja akhir yaitu
dapat dilihat sebagai berikut:
sebanyak 26 orang (55.3 %).
Responden didominasi oleh
Tabel 4.3 Hubungan Motivasi Dengan
perempuan sebanyak 44 orang (93.6 Kepatuhan Perawat
%), serta tingkat pendidikan Melaksanakan Hand
responden paling banyak adalah HygieneEnam Langkah
Strata I sebanyak 30 orang (63.8%). Dilima Moment Sebagai
Tindakan Pencegahan Infeksi
B. Analisis Univariat Nosokomial di Ruang Rawat
Analisa Univariat adalah Inap Aulia Hospital Tahun
analisis yang bertujuan untuk 2019
mendeskripsi berbagai karakteristik
data penelitian. Karateristik tersebut Pencegahan Infeksi C
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Nosokomial P I
Pva
Motiva Tidak Total O 95
Tabel 4.2 Analisis Univariat Patuh lue
si Patuh R %
Responden Berdasarkan
F % F % F %
Motivasi Dan Kepatuhan Tinggi 26 55.3 7 14.9 33 70.2 0.00 9. 2.
Melakukan Hand Hygiene % % % 3 3 22
55 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

Rendah 4 8.5 10 21.3 14 29.8 5


responden yang memiliki
% % % –
motivasi tinggi terdapat 7
Total 30 63.8 17 36.2 47 100 38
(14.9%)
.7
responden yang tidak
% % %
melakukan
50 hand hygiene enam
langkah dilima moment sebagai
tindakan pencegahan infeksi
Berdasarkan tabel 4.3 dapat nosokomial, sedangkan dari 14
dilihat dari 33 (70.2 %) responden (29.8 %) responden dengan
yang memiliki motivasi tinggi motivasi rendah terdapat 4 (8,5
terdapat 7 (14.9%) responden yang %) responden melakukan hand
tidak melakukan hand hygiene enam hygiene enam langkah dilima
langkah dilima moment sebagai moment untuk tindakan
tindakan pencegahan infeksi pencegahan infeksi nosokomial.
nosokomial, sedangkan dari 14 (29.8 Hasil uji statistik didapatkan
%) responden dengan motivasi (P<0,05) P= 0,003, dengan POR
rendah terdapat 4 (8,5 %) responden 9.286 (CI = 2.225 – 38.750).
melakukan hand hygiene enam Berdasarkan hasil observasi dan
langkah dilima momentuntuk wawancara langsung terhadap
tindakan pencegahan infeksi responden, salah satu hal yang
nosokomial. Hasil uji statistik menyebabkan kurangnya
didapatkan (P<0,05) P= kepatuhan dari beberapa
0.003,dengan POR 9.286 (CI responden melaksanakan hand
= 2.225 – 38.750) maka Ha diterima hygiene enam langkah dilima
yang artinya ada hubungan yang moment adalah tidak adanya
bermakna antara motivasi dengan reward dari rumah sakit
kepatuhan perawat melaksanakan terhadap perawat yang patuh,
hand hygiene enam langkah dilima ataupun punisment bagi perawat
moment sebagai tindakan yang tidak patuh melaksanakan
pencegahan infeksi nosokomial di hand hygiene. Fenomena ini
ruangan rawat inap Aulia Hospital yang membuktikan analisa POR
pekanbaru. atau faktor resiko dari antara
variabel tersebut yakni POR
9.286 (CI = 2.225–38.750)
PEMBAHASAN artinya motivasi responden yang
rendah berisiko 9.286 kali
A. Hubungan Motivasi Dengan menyebabkan responden tidak
Kepatuhan Perawat melakukan hand hygiene enam
Melaksanakan Hand Hygiene langkah dilima moment sebagai
Enam Langkah Dilima tindakan pencegahan
Moment Sebagai Tindakan pencegahan infeksi nosokomial,
Pencegahan Infeksi dengan tingkat kepercayaan atau
Nosokomial di Ruang Rawat Convidence Interval 2.225–
Inap Aulia Hospital Tahun 38.750. Hasil penelitian ini
2019 diperkuat dengan karakteristik
Dari hasil penelitian dapat responden, dimana sebagian
dilihat dari 33 (70.2 %) besar responden berada di usia
56 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

17-25 tahun atau pada fase mau melaksanakan sesuatu yang


remaja awal sebanyak 26 orang telah ditetapkan. Sedangkan
(55.3%), yang memiliki menurut Liang Gie dalam
kemampuan kognitif untuk Samsudin menyatakan bahwa
mengembangkan hipotesis atau motivasi adalah pekerjaan yang
memperkirakan cara pemecahan dilakukan oleh manajer dalam
masalah, remaja ini dapat memberikan inspirasi, semangat
menciptakan situasi ideal, dan dorongan kepada orang lain,
dimana remaja mulai berfikir dalam hal ini karyawannya,
seperti ilmuan, menyusun untuk mengambil tindakan-
rencana dan pemecahan masalah tindakan tertentu (Andriyani,
dan secara sistematis menguji 2015).
cara-cara pemecahan masalah Berdasarkan uraian diatas
yang dipikirkannya.(dalam maka dapat disimpulkan bahwa
Santrok, 2007). Dan dengan ada hubungan yang bermakna
sebagian besar responden adalah antara motivasi perawat dengan
perempuan sebanyak 44 kepatuhan melakukan hand
(93.6%), dimana perempuan hygiene sebagai tindakan
yang lebih dikenal dengan sosok pencegahan infeksi nosokomial.
yang patuh dan taat terhadap Motivasi yang tinggi yang
aturan- aturan yang berlaku. dimiliki oleh perawat maka akan
Serta didukung dengan tingkat meningkatkan kepatuhan
pendidikan responden yang perawat dalam melakukan hand
sebagian besar adalah Strata I hygiene.
yang memiliki pola pikir yang
maju, sehingga gampang diajak KESIMPULAN DAN
untuk kerjasama dan memiliki SARAN
rasa tanggung jawab yang tinggi.
Penelitian ini sejalan A. Kesimpulan
dengan hasil penelitian Berdasarkan hasil dan
Sumariyem yang menyatakan pembahasan penelitian yang
dalam penelitiannya ada telah dilakukan di ruang rawat
hubungan motivasi dengan inap rumah sakit AH, maka
kepatuhan perawat dalam dapat disimpulkan sebagai
praktek hand hygiene di ruang berikut:
Cendana Irna I RSUP Dr. 1. Motivasi perawat dalam
Sardjito Yogyakarta Tahun 2015 melakukan hand hygiene di
didapatkan hasil analisa nilai P- Aulia Hospital Pekanbaru
value 0,000 (Sumariyem, 2015). sebagian besar dalam
Senada dengan teori Samsudin kategori tinggi.
dalam Andriyani 2. Kepatuhan perawat
mengemukakan bahwa motivasi melakukan hand hygiene
merupakan proses enam langkah dilima
mempengaruhi atau mendorong moment sebagian besar
dari luar terhadap seseorang atau dalam kategori patuh.
kelompok kerja agar mereka
57 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

3. Ada hubungan yang


bermakna antara motivasi
perawat melaksanakan hand
hygiene dengan enam
langkah dilima moment DAFTAR PUSTAKA
dengan tindakan Andriyani, D. 2015. Teori Motivasi.
pencegahan infeksi [serial
nosokomial (p-value 0,002). online].DiaksesdariURL:
B. Saran http://
1. Saran Teoritis (Peneliti) C:/Users/user/Downloads/Doc
Diharapkan peneliti uments/BAB%20II.pdf
selanjutnya agar dapat Arikunto, S. 2010. Prosedur
menjadikan penelitian ini Penelitian Suatu Pendekatan
sebagai acuan awal dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
melanjutkannya dengan
faktor-faktor yang Aulia Hospital Pekanbaru. 2018.
mempengaruhi kepatuhan Data Bidang Keperawatan:
perawat melaksanakn hand Bidang Keperawatan Aulia
hygiene sebagai tindakan Hospital (tidak dipublikasikan)
pencegahan infeksi ________. 2018. Data Surveilans:
nosocomial. Komite Pencegahan dan
2. Saran Praktis (Tempat Pengendalian Infeksi Aulia
Penelitian) Hospital Pekanbaru (tidak
a. Perlu adanya reward bagi dipublikasikan)
perawat yang melaksanakan Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial
kepatuhan hand hygiene Problemika dan
dengan baik dan punishment Pengendaliannya. Jakarta:
bagi yang tidak melakukan Salemba Medika
hand hygiene dengan baik. Depkes RI. 2008. Pedoman
b. Perlu adanya briefing setiap Manajerial Pencegahan dan
pagi setelah overan dinas Pengendalian Infeksi di Rumah
antara perawat dinas malam Sakit dan Fasilitas Pelayanan
dengan dinas pagi selama 5 Kesehatan Lainnya. Cetakan
menit tentang hand hygiene kedua. Jakarta: Direktorat
dan bersama-sama Jenderal Bina Pelayanan
memperagakan prosedur Mediki
hand hygiene yang baik dan ________. 2010. Pedoman
benar yang dipimpin kepala Pelaksanaan Kewaspadaan
ruangan sebagai supervisi. Universal di Pelayanan
Kesehatan. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan
Lingkungan
________. 2011. Laporan Akhir
Riset Fasilitas Kesehatan
58 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

tahun 2011. Jakarta: Badan ________. 2010. Promosi Kesehatan


Litbangkes Kemenkes RI Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta
________. 2013. Riset Kesehatan ________. (Ed). 2012. Metodologi
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Penelitian dan Pengembangan Rineka Cipta
Kesehatan Kementrian Nursalam, 2007. Manajemen
Kesehatan RI Keperawatan, Aplikasi dan
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta:
Pelaksanaan Pencegahan dan Selemba Medika
Pengendalian Infeksi di Rumah ________. 2011. Konsep dan
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Penerapan Metodologi
Kesehatan Lainnya di Penelitian Ilmu Keperawatan.
Pelayanan Kesehatan Jakarta: Selemba Medika
(Kesiapan Mengahadapi Rahmawati, R. 2014. Pengetahuan
Energing Infection Disease). dan Sikap Perawat
Cetakan Ketiga. Jakarta : Pencegahan Infeksi
Kementrian Kesehatan Nosokomial dalam
Purwantiningsih, S. 2014. Hubungan Pelaksanaan Cuci Tangan.
Tingkat Pengetahuan dan [serial online] Diakses dari
Sikap Petugas Kesehatan URL:
dengan Penerapan Teknik http://journal.unigres.ac.id/inde
Mencuci Tangan Secara x.php/JNC/article/download/10
Benar. [serial onlineDiakses 6/104
dari URL: Sani, F, N. 2017. Hubungan Motivasi
http://digilib.stikeskusumahusa Perawat dengan Tingkat
da.ac.id/files/disk1/23/01-gdl- Kepatuhan Melakukan Cuci
sripurwant- 1145-1-skripsi- Tangan di Rsi Klaten. [serial
h.pdf online] DiaksesdariURL:
Menkes. 2008. Keputusan Menteri https://www.researchgate.net/p
Kesehatan RI Nomor 129 ublication/318879263_HUBU
tahun 2008 Tentang Standar NGAN_MOTIVASI_PERAW
Pelayanan Minimal Rumah AT_DENGAN_TINGKAT_K
Sakit. Jakarta : Kementrian EPATUHAN_MELAKUKAN
Kesehatan _
________. 2017. Peraturan Menteri CUCI_TANGAN_DI_RSI_KL
Kesehatan RI Nomor 27 tahun ATEN
2017 Tentang Pedoman Sinaga, S.E.N. 2015. Kepatuhan
pencegahan dan pengendalian Hand Hygiene di Rumah Sakit
infeksi di Fasilitas Pelayanan Misi Rangkasbitung.[serial
Kesehatan. Jakarta : online] [Diakses dari URL:
Kementrian Kesehatan http://ejournal.stikesborromeus
Notoatmodjo, S. (Ed). 2007. Promosi .ac.id/file/6-2.pdf
Promosi Kesehatan dan Ilmu Suparyanto. 2014.Pengukuran
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Motivasi. [serial online].
Diakses dariURL:
59 | H U B U N G A N A N T A R A M O T I V A S I D E N G A N K E P A T U H A N
PERAWAT MELAKSANAKAN HANDHYGIENE SEBAGAI
TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT AH TAHUN 2019

http://dr-
suparyanto.blogspot.co.id/2014
/06/pengukuran- motivasi.html
Waney, M.P. 2016. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Penerapan Hand Hygiene di
Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Tingkat III R. W.
Mongisidi Manado [serial
online]. Diakses dari URL:
https://ejournalhealth.com/inde
x.php/CH/article/view/107
WHO. 2010. Using WHO Hand
Hygiene Improvement Tools to
Support the Implementation of
National/Sub-National Hand
Hygiene Campaigns.
[serialonline]DiaksesdariURL:
http://www.who.int/gpsc/natio
nal_campaigns/PS_hand_hygie
ne_tools_2010_6_en .pdf
____. 2009. Who Guidelines On
Hand Hygiene In Health Care.
[serial online]
DiaksesdariURL:http://apps.w
ho.int/iris/bitstream/10665/251
730/1/9789241549929-eng.pdf

Anda mungkin juga menyukai