Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Made Sri Hendrayanti

No / NIM : 26 / 1802622010466
Kelas : I Akuntansi Malam

TEMA :
“KONDISI EKONMI DI TENGAH SITUASI
PAMDEMI VIRUS COVID-19”

Indonesia dan seluruh dunia saat ini tengah menghadapi masa-masa berat. Pasalnya
wabah penyakit dengan isu yang simpang siur mengenai COVID-19 semakin merajalela. Saat
ini, berbagai aspek dalam lingkup sosial mengalami penurunan yang signifikan. Semenjak
WHO (World Healthy Organization) mengumumkan bahwa COVID-19 merupakan pandemi
dunia, perilaku konsumen di berbagai sektor bisnis berubah. Konsumen menjadi sangat
berhati-hati untuk melakukan konsumsi dan berusaha untuk menjaga diri dan keluarganya
untuk tetap bertahan di situasi yang seperti ini. Hal ini bukan hanya terjadi pada industri
pangan, pariwisata namun hingga semua bidang bisnis. Adanya isu mengenai wabah COVID-
19 di tengah masyarakat merupakan salah satu pemicu penurunan terhadap semua sektor bisnis
saat ini. Virus ini juga memberi tekanan yang sangat luar biasa terhadap ekonomi global dan
nasional sehingga sebagian bidang usaha mengalami penurunan drastis. Sehingga berdampak
terhadap sistem perekonomian di Indonesia khususnya maupun di dunia.
Dari data yang dapat dilihat di website www.covid.go.id (12/5), secara global ada
4.098.018 kasus COVID-19, dan dari sekian kasus tersebut yang meninggal 283.271 orang.
Kasus ini masih mengalami kecenderungan meningkat terus dilihat dari trend perkembangan
di beberapa negara. Ini juga terjadi di Indonesia, dalam hal ini peningkatan kasus juga masih
cukup signifikan. Per tanggal 12 Mei 2020 dapat dilihat sebanyak 14.749 orang kasus positif,
3.063 orang sembuh dan 1.007 orang di nyatakan meninggal.
Menyikapi hal yang terjadi saat ini maka berbagai kebijakan mulai dimunculkan. Mulai
penerapan work from home ( WFH ), social distancing dan physical distancing, sampai
diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tentu saja ini akan menimbulkan
dampak bagi perekonomian di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat harus bersiap terhadap
apa yang terjadi bila kasus penyebaran virus ini semakin berlarut. Dampak dari penyebaran
virus COVID-19 terjadi di berbagai bidang, baik di sektor riil, bursa saham. Dan yang paling
dirasakan berat terhadap perekonomian secara global di Indonesia, di mana mengalami
pelambatan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan.
Mewabahnya virus COVID-19 ini mengakibatkan dampak besar bagi perekonomian
pedagang kecil serta menyebabkan kenaikan harga bahan pokok yang sempat terjadi beberapa
waktu lalu. Hal ini juga menimbulkan kelangkaan beberapa barang seperti yang paling disorot
kelangkaan masker sehingga harga masker melonjak sepuluh kali lipat lebih mahal. Ini terjadi
disebabkan oleh beberapa oknum yang mencari keuntungan dengan menimbun masker
sehingga stok di pasaran menjadi sangat langka. Tidak hanya itu saja pasokan bahan pokok
seperti gula juga mengalami kenaikan harga, namun pemerintah bertindak cepat untuk
mengatasi hal ini sehingga harga yang melonjak tersebut teratasi dan kembali normal.
Terganggunya pasokan bahan baku sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi bagi para
pelaku usaha. Karena kegiatan produksi menjadi tidak lancar, banyak perusahaan mengalami
kesulitan karena berkurangnya pendapatan sehingga tidak mampu membayar para pekerja.
Sehingga gelombang PHK tidak bisa dihindari. Akibatnya, banyak orang kesulitan mencari
penghasilan, dengan demikian akan mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Jika
wabah ini semakin berlarut-larut maka akan semakin mempengaruhi perlambatan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
Dengan situasi yang terjadi saat ini pemerintah melalui berbagai kebijakannya berupaya
penyelematan perekonomian. Langkah pemerintah untuk penyelematan perekonomian
Indonesia dilakukan dengan menggelontorkan beberapa paket stimulus fiskal yang pertama
difokuskan kepada sektor pariwisata yaitu hotel, restoran, dan kawasan wisata di daerah-
daerah. Dapat dilihat upaya pemerintah di sektor pariwisata dengan pembebasan pajak hotel
dan restoran, hal ini dilakukan dengan pembebasan pajak hotel dan restoran selama 6 bulan.
Tetapi pembebasan pajak hanya terbatas pada 10 daerah wisata yaitu Danau Toba, Yogyakarta,
Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.
Sedangkan upaya pemerintah lainnya meluncurkam program kartu prakerja. Program ini
sebelumnya sudah menjadi wacana namun belum ada kepastian kapan akan terealisasikan,
sehingga program ini dipercepat lantaran beberapa sektor industri telah melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja ( PHK). Diharapkan, kartu prakerja bisa menjadi sarana bagi korban PHK
meningkatkan skill secara online.
Namun berbagai upaya pemerintah tersebut juga tetap akan bergantung dari kesadaran
masyarakat secara bersama-sama dalam memutus penyebaran wabah COVID-19 tersebut.
Berbagai kebijakan dari social distancing, psychal distancing bahkan PSBB semuanya memang
akan mengurangi pergerakan dan aktifitas semua menjadi terbatas. Tetapi semua hal tersebut
dilakukan sebagai langkah memutus mata rantai merebaknya virus tersebut. Langkah tersebut
sudah merupakan keputusan yang tepat bagi pemerintah apabila dibandingkan dengan
karantina wilayah (lockdown).
Dengan demikian sebaiknya masyarakat ikut serta mendukung peran pemerintah dalam
menstabilkan perekonomian Indonesia dengan cara tidak menimnbun bahan makanan yang
berlebihan yang nantinya akan membuat bahan pokok semakin melonjak serta dalam
pencegahan penyebaran wabah pandemi COVID-19 ini dengan senantiasa mendengarkan dan
mematuhi arahan pemerintah untuk tetap menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun
sesuai anjuran WHO, menggunakan masker saat keluar rumah, menghindari tempat keramaian
dan sebisa mungkin untuk melakukan segala hal di #rumah saja.

Anda mungkin juga menyukai