Anda di halaman 1dari 15

MODUL 3

KELAYAKAN EKONOMI

6. INFLASI

6.1 Manfaat Data Inflasi


Inflasi dapat diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada
barang lainnya.

6.2 Metode Pengambilan Asumsi Inflasi


Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks
Harga Konsumen (IHK). Selain itu, BPS mempunyai indeks-indeks yang terkait
dengan harga konstruksi seperti: Indeks Kemahalan Konstruksi (indeks spasial)
dan Indeks harga perdagangan besar (IHPB) konstruksi. Lebih lanjut, perubahan
IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan
jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam
keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007
yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan
memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di
beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barang/jasa di setiap kota.
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok
pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose
- COICOP), yaitu:
1. Kelompok bahan makanan
2. Kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau
3. Kelompok perumahan
4. Kelompok sandang
5. Kelompok kesehatan
6. Kelompok pendidikan dan olah raga
7. Kelompok transportasi dan komunikasi
Biasanya data inflasi diambil rata-rata dalam beberapa tahun, misalnya 10
(sepuluh) tahun.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


15
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

7. SUKU BUNGA

7.1 Jenis-Jenis Suku Bunga


Tingkat bunga yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu
tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai harga ini bisa juga dinyatakan sebagai
harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang
dan satu rupiah nanti.
Terdapat dua macam bunga yang digunakan dalam penghitungan, yakni :
 Bunga Tetap (Fixed Interest Rate), adalah bunga yang tidak akan naik/turun.
Jadi, walaupun iklim perekonomian sedang berubah atau Bank Indonesia
menaikkan/menurunkan suku bunga antar bank, tetapi besar suku Bunga
Tetap tidak akan berubah. Karena suku bunga tidak berubah, jumlah cicilan
juga tidak akan berubah.
 Bunga Berubah (Floating Interest Rate). Suku bunga ini selalu naik dan turun
tergantung dari iklim perekonomian negara dan bunga antar-bank yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu, besaran dari bunga ini dapat
naik dan turun. Misal, jika perekonomian Indonesia sedang bagus, maka
Bunga Berubah dapat turun; dan naik jika iklim ekonomi sedang tidak bagus.
Untuk saat ini, besar Bunga Berubah adalah sekitar 12% - 14% per tahun.
Terkait dengan penggunaannya secara lebih makro, terdapat empat suku bunga
yang mengindikasikan perekonomian dan penentuan interest rate dalam suatu
proyek di suatu negara, yakni:
a. Deposit Rate, adalah suku bunga yang dibayarkan oleh bank komersial atau
sejenis untuk permintaan, waktu, atau tabungan. Bank membayar suku bunga
deposito pada tabungan dan rekening investasi lainnya.
b. Risk Free Rate/Central Bank Interest Rate, yaitu tingkat pengembalian teoritis
dari investasi dengan nol risiko dimana tingkat pengembalian ini disesuaikan
dengan suku bunga bank sentral dari sebuah negara. Tingkat bebas risiko
mewakili minat yang diharapkan investor dari investasi yang benar-benar
bebas risiko selama jangka waktu tertentu.
c. Lending Interest Rate, yaitu suku bunga bank yang biasanya memenuhi
kebutuhan pembiayaan jangka pendek dan menengah dari sektor swasta.
Tingkat ini biasanya dibedakan menurut kelayakan kredit peminjam dan tujuan

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


16
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

pembiayaan. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan tarif ini berbeda di
setiap negara, namun membatasi komparabilitas mereka.
d. Discount Rate, yaitu tingkat bunga yang dikenakan bank sentral atas pinjaman
yang diberikan kepada bank umum. Jadi, bank sentral selain juga sebagai
pengendali lalu lintas moneter, juga dapat meminjamkan uang ke bank umum.
Bank umum meminjam uang saat kalah kliring, mereka meminjam uang bisa
ke bank umum lain atau ke bank sentral. Saat bank umum meminjam uang ke
bank sentral, maka dikenakan tingkat bunga diskonto. Discount rate ini juga
berfungsi sebagai instrumen kebijakan moneter di suatu negara.

7.2 Manfaat Data Suku Bunga Pada Kelayakan Ekonomi


Nilai ekonomi proyek umumnya bertahun-tahun dimana manfaat dan biaya yang
datang akan berbeda-beda, untuk itu diperlukan waktu tertentu dan semua nilai
manfaat dan biaya masa yang akan datang disikonversikan ke waktu tersebut
(bisanya sekarang) agar dapat diperbandingkan, nilai manfaat dan biaya pada
waktu tersebut.
Tingkat suku bunga merupakan variabel yang penting untuk diketahui dalam
penggunaannya untuk menghitung present value/nilai sekarang. Tingkat suku
bunga juga mengidentifikasikan cut off rate dimana usulan investasi diterima atau
ditolak.
Tingkat suku bunga unutuk analisis financial adalah cost of money yang berlaku
dipasar. Ini sama dengan tingkat suku bunga untuk pinjaman. Tingkat suku bunga
untuk analisis ekonomi adalah tingkat suku bunga bayangan, dan dibawah sistem
harga yang efisien, ini menggambarkan opportunity cost dari kapital/modal.
Opportunity cost dari modal adalah tingkat pengembalian ekonomi yang akan
ditimbulkan oleh alternatif rencana investasi yang terbaik. Secara teori opportunity
cost dari modal merupakan indikator terbaik untuk penilaian kelayakan ekonomi
proyek.

7.3 Metode Pengambilan Asumsi Suku Bunga


Suku bunga yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi adalah suku
bunga diskonto (Discount Rate), yaitu suku bunga yang dikenakan oleh bank
sentral atas pinjaman ke bank komersial atau suku bunga yang dipakai untuk

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


17
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

menghitung nilai sekarang dari berbagai aset. Jenis lain dari suku bunga
digunakan untuk melihat bagaimana kondisi suatu negara terhadap pembangunan
dan kondisi kestabilan ekonominya.
Tugas 5 :
Carilah suku bunga Bank Indonesia dalam 5 tahun terakhir, kemudian tentukan
asumsi suku bunga yang bisa mewakili kondisi saat ini

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


18
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

7. BAB III
ANALISIS PARAMETER KELAYAKAN EKONOMI

Kompetensi : Peserta mampu mengetahui cara menganalisis parameter


untuk studi kelayakan ekonomi

Secara garis besar, analisis kelayakan ekonomi yang dilakukan, meliputi :


1. Analisis Ekonomi, terdiri atas :
 Net Present Value (NPV);
 Economic Internal Rate of Return (EIRR);
 Benefit Cost Ratio (BCR);
2. Analisis Sensitivitas/Kepekaan (Sensitivity Analysis)
Dalam mengevaluasi kelayakan suatu proyek, dapat dilakukan dengan
menganalisis ketiga komponen tersebut di atas, atau apabila memungkinkan,
dapat menganalisis hanya dengan dua atau lebih dari ketiga komponen tersebut.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah monetizing benefits and impacts
dimana ini merupakan aktivitas penting dalam Cost Benefit Analysis karena ini
merupakan faktor vital dalam menghitung NPV dan IRR. NPV dan IRR adalah
indikator keuangan yang paling penting yang membuktikan jika sebuah proyek
dapat diterima untuk diimplementasikan atau harus ditolak.
Identifikasi dan penilaian manfaat dan dampaknya merupakan kegiatan yang
menantang karena memerlukan banyak efek positif tidak langsung yang
kompleks, yang tidak selalu jelas. Pekerjaan berkualitas tinggi melibatkan
pendekatan multidisiplin, di mana ekonomi saling terkait dengan kimia,
kedokteran, fisika, aeronautika, pedologi, dll.
Kebutuhan memperkirakan kemungkinan manfaat dalam ekspresi moneter
menekankan kompleksitas kerja praktisi CBA. Karena proyek investasi dulunya
diproyeksikan dalam jangka waktu yang panjang (kebanyakan lebih dari satu
dekade), penilaian manfaat menjadi sangat sulit karena harus mencerminkan
perilaku masyarakat yang diperkirakan pada semua periode waktu ini.
Namun, sebelum melakukan analisis itu semua, yang perlu diperhatikan adalah
pengaturan cash flow. Jadi pada Modul ini akan diawali pengenalan penyusunan
cash flow.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


19
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

1. CASH FLOW

Aliran kas (cash flow) merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran kas yang
mengubah kondisi kas proyek atau perusahaan setiap periode pembukuan (bulan,
triwulan, semester, atau tahun). Kegunaannya dari cash flow adalah untuk
menentukan apakah tersedia dana atau tidak untuk mengeksekusi suatu rencana,
atau untuk melakukan analisa kelayakan ekonomi dan finansial suatu proyek.
Dalam analisis kelayakan ekonomi proyek infrastruktur biasanya digunakan
periode per tahun.
Aliran kas masuk (cash inflows) dapat bersumber dari manfaat yang diprediksi
akan diterima selama umur rencana dalam periode tahunan.
Aliran kas keluar (cash outflows) diakibatkan oleh pembiayaan-pembiayaan yang
dilakukan selama umur rencana meliputi biaya investasi dan biaya operasi
pemeliharaan.
Alisan kas netto = penerimaan – pengeluaran.
Diagram aliran kas adalah suatu ilustrasi grafis dari transaksi-transaksi ekonomi
yang dilukiskan pada garis skala waktu, garis horisontal menunjukkan skala waktu
dan garis vertikal menunjukkan skala aliran kas.

Gambar 1 Cash Flow

Contoh perhitungan cash flow dapat dilihat pada tabel berikut.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


20
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

Tabel 6 Contoh Perhitungan Cash Flow


Perhitungan Arus Kas Proyek
Estimasi Biaya (Rp.) 500.000
Harga Penawaran (Rp.) 550.000
Cost of Money 0,0075
Tanggal faktur invoice tanggal 5 di tiap bulannya
Penerimaan pembayaran 30 hari setelah pengajuan
Retensi 10% dari 50% pertama (dari seluruh nilai kontrak)

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Estimasi Biaya (a) 50.000 100.000 100.000 100.000 100.000 50.000 500.000
Nilai invoice yang ditagihkan (b) 49.500 99.000 99.000 110.000 110.000 82.500 550.000
Nilai pembayaran (c) = (b') 0 0 49.500 99.000 99.000 110.000 110.000 82.500 550.000
Uang yang dibutuhkan (d) = (a)-(c)+(f') 50.000 150.375 202.003 204.518 207.052 148.605 39.719
Bunga (e) = 0.0075*(d) 375 1.128 1.515 1.534 1.553 1.115 298 7.517
Jumlah (f) = (d)+(e) 50.375 151.503 203.518 206.052 208.605 149.719 40.017 0
Keuntungan (g) = total (c)-(a)-(d) 42.483

Tugas 6
Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pengelolahan sampah sebesar 500 juta
rupiah , biaya operasional setiap tahun 80 juta dan manfaat dari pengolahan
sampah tersebut 100 juta . Gambarkan diagram cashflownya

2. NET PRESENT VALUE (NPV)

2.1 Pengertian NPV


Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi dengan
Present Value Cost. Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara
finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif.
NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur
pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya
ditentukan dengan tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga
dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu cash flow yang diperoleh dari suatu
investasi yang dilakukan.

2.2 Metode Analisis NPV


Metoda ini dikenal sebagai metoda present worth dan digunakan untuk
menentukan apakah suatu rencana mempunyai manfaat dalam periode waktu
analisis. Hal ini dihitung dari selisih present value of the benefit (PVB) dan present
value of the cost (PVC).

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


21
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

Dasar dari metoda ini adalah bahwa semua manfaat (benefit) ataupun biaya (cost)
mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek didiskonto ke nilai sekarang
(present values), dengan menggunakan suatu suku bunga diskonto.
Persamaan umum untuk metode ini adalah sebagai berikut :

T
Ct
NPV    Co
t 0 (1  i)t
dengan pengertian :
NPV = Nilai sekarang bersih
Ct = Aliran kas masuk bersih (net cash inflow) selama periode t
Co = Total biaya investasi
i = Suku bunga diskonto (discount rate)
t = Jangka waktu/umur ekonomi proyek
Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara ekonomi adalah yang
menghasilkan nilai NPV bernilai positif.
Indikator NPV :
 Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
 Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
 Jika NPV = 0, maka manfaat proyek akan sama dengan biaya proyek
Untuk mendapatkan NPV lebih cepat menggunakan bantuan Microsoft Excel
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buat tabel tahun selama umur rencana
- Isilah data cost total yang dikeluarkan tiap tahun (Ci)
- Isilah manfaat total yang diterima tiap tahun (Bi)
- Hitunglah Bi – Ci
- Letakkan cursor pada tempat nilai NPV dihitung
- Ketik = NPV (tulis tingkat diskonto, blok pada hasil Bi – Ci mulai awal tahun
sampai umur rencana)
- Enter

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


22
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

2.3 Tugas Menghitung NPV


Terdapat investasi sebuah proyek senilai 9 M rupiah. Arus kas bersih diperkirakan
sebesar 5,09 M, 4,5 M dan 4 M masing-masing pada akhir tahun 1, 2, dan 3.
Asumsikan tingkat pengembalian yang diminta adalah 10%.
Hitung NPV proyek tersebut?
Tabel 7 Contoh Perhitungan NPV

Tahun 0 1 2 3 10%
Biaya investasi (juta rupiah) 9.000
Arus kas masuk (juta rupiah) 5.090 4.500 4.000
Arus masuk - Biaya -9000,00 5090,00 4500,00 4000,00

NPV 2137,76
=NPV(F25;B28:E28)

3. ECONOMIC INTERNAL RATE OF RETURN (EIRR)

3.1 Pengertian EIRR


Economic internal rate of return (EIRR) merupakan tingkat pengembalian
berdasarkan pada penentuan nilai tingkat bunga (discount rate), dimana semua
keuntungan masa depan yang dinilai sekarang dengan discount rate tertentu
adalah sama dengan biaya kapital atau present value dari total biaya.
Dalam perhitungannya IRR adalah besarnya tingkat suku bunga pada saat nilai
NPV = 0. Nilai IRR dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai suku bunga yang
berlaku atau yang ditetapkan dipakai dalam perhitungan kelayakan proyek. Nilai
ini digunakan untuk memperoleh suatu tingkat bunga dimana nilai pengeluaran
sekarang bersih (NPV) adalah nol. Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai IRR
ini dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Jika nilai IRR lebih besar
dari discount rate yang berlaku, maka proyek mempunyai keuntungan ekonomi
dan nilai IRR pada umumnya dapat dipakai untuk membuat rangking bagi usulan-
usulan proyek yang berbeda.

3.2 Metode Perhitungan EIRR


Dalam perhitungan nilai EIRR adalah dengan cara mencoba beberapa tingkat
bunga. Guna perhitungan EIRR dipilih tingkat bunga yang menghasilkan NPV

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


23
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

positif yang terkecil dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil.
Selanjutnya diadakan interpolasi dengan perhitungan:
𝑵𝑷𝑽𝟏
𝑬𝑰𝑹𝑹 = 𝒊𝟏 + (𝒊𝟐 − 𝒊𝟏 )
𝑵𝑷𝑽𝟏 − 𝑵𝑷𝑽𝟐
dengan pengertian :
EIRR economic internal rate of return;
i1 tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil;
i2 tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif terkecil;
NPV1 nilai sekarang dengan menggunakan i1;
NPV2 nilai sekarang dengan menggunakan i2.
Seperti hal nya NPV, untuk analisis EIRR akan sangat mudah dilakukan dengan
bantuan MS-Excel, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buat tabel tahun selama umur rencana
- Isilah data cost total yang dikeluarkan tiap tahun (Ci)
- Isilah manfaat total yang diterima tiap tahun (Bi)
- Hitunglah Bi – Ci
- Letakkan cursor pada tempat nilai NPV dihitung
- Ketik = IRR (blok pada hasil Bi – Ci mulai awal tahun sampai umur rencana)
- Enter
Karena data yang diperlukan dalam analisis sama dengan NPV, maka analisis
bisa dilakukan bersamaan dengan NPV.

3.3 Tugas Menghitung EIRR


Dengan kasus yang terdapat pada Bab II.2.3., hitung EIRR pada proyek tersebut.
Tabel 8 Contoh Perhitungan EIRR
Tahun 0 1 2 3
Biaya investasi (juta rupiah) 9.000
Arus kas masuk (juta rupiah) 5.090 4.500 4.000
Arus masuk - Biaya -9000,00 5090,00 4500,00 4000,00

EIRR 25%
=IRR(B41:E41)

NPV 0,00
=NPV(B43;B41:E41)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


24
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

Soal 7
Biaya investasi : 200 jt
Manfaat : 100 jt/th
Pengeluaran : 50 jt/th
Nilai sisa tahun ke 10 : 60 jt
Suku Bunga : 12 %/th
Tentukan NPV dan EIRR

4. BENEFIT COST RATIO (BCR)

4.1 Pengertian BCR


Analisis Biaya dan Manfaat (ABM) merupakan suatu pendekatan untuk menyusun
rekomendasi kebijakan dengan cara menghitung total biaya dan total keuntungan
dalam bentuk uang. Analisis Biaya dan Manfaat dapat digunakan untuk
merekomendasikan tindakan kebijakan, dalam arti diaplikasikan ke depan (ex
ante), dan dapat juga digunakan untuk mengevaluasi kinerja kebijakan. Analisis
Biaya dan Manfaat digunakan terutama ketika masalah efisiensi menjadi sesuatu
yang sangat relevan dan diperhitungkan, atau dengan perkataan lain digunakan
untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang
langka tersebut dapat digunakan secara efisien.
Dalam melakukan analisis manfaat-biaya yang harus diperhatikan adalah
melakukan hal-hal berikut:
(i) Identifying relevant impacts. Melakukan identifikasi hal-hal mana yang relevan
terkena dampak dari kebijakan. Misal: keluasan wilayah, orang-orang/pihak-
pihak. Pihak-pihak mana yang paling berkepentingan dengan pembangunan
proyek.
(ii) Monetizing impacts. Mengukur sejauh mana biaya-biaya yang dikeluarkan
memberikan kompensasi yang wajar dengan hasil yang diperolehnya.
a. Valuing inputs: Mengukur sejauh mana biaya-biaya yang dikeluarkan
memberikan kompensasi yang wajar dengan hasil yang diperolehnya.
b. Valuing Outcomes; menilai sejauh mana hasil yang didapatkan melalui
pendekatan opportunity cost atau survei willingness to pay.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


25
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

c. Oportunity cost: Pemilihan sejumlah sumberdaya yang paling efisien, yang


diukur melalui penilaian sejauh mana sumberdaya itu telah mengakibatkan
hilangnya kesempatan untuk digunakan untuk menghasilkan hal lain.
(iii) Discounting for time and risk. Menghitung perkiraan nilai hari ini dari biaya dan
manfaat yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Faktor diskonto
(discount) didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang pada masa yang akan
datang pada arus biaya dan manfaat tidak sama pada setiap tahunnya.
(iv) Choosing Among Polices. Memilih kebijakan yang mendatangkan manfaat (net
benefits) yang paling memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek langkah-langkah yang
harus diambil adalah :
- menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
- menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
- menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang sekarang.
Benefit cost ratio adalah perbandingan antara present value benefit dibagi dengan
present value cost. BCR mengukur mana yang lebih besar, biaya yang
dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan
dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B
(benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan
dengan melihat nilai B/C.
Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang
dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Jadi, hasil BCR dari suatu
proyek dikatakan layak secara ekonomi, bila nilai BCR adalah lebih besar dari 1
(satu). Nilai ini dilakukan berdasarkan nilai sekarang, yaitu dengan
membandingkan selisih manfaat dengan biaya yang lebih besar dari nol dan
selisih manfaat dan biaya yang lebih kecil dari nol.

4.2 Metode Perhitungan BCR


Metoda ini dipakai untuk mengevaluasi kelayakan proyek dengan membandingkan
total manfaat terhadap total biaya yang telah didiskonto ke tahun dasar dengan
memakai nilai suku bunga diskonto (discount rate) selama tahun rencana.
Persamaan untuk metoda ini adalah sebagai berikut :

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


26
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒇𝒊𝒕𝒔


𝑩𝑪𝑹 =
𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 𝒄𝒐𝒔𝒕
Nilai BCR yang lebih kecil dari 1 (satu), menunjukkan investasi ekonomi yang
tidak menguntungkan.

Indikator BCR adalah :


 Jika Net BCR > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
 Jika Net BCR < 1, maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
 Jika Net BCR = 1, maka manfaat proyek sebanding dengan biaya yang
dikeluarkan
Analisis BCR juga dilakukan bersamaan dengan NPV dan IRR karena data yang
diperlukan sama,langkah-langkah analisis hampir sama, yaitu :
- Buat tabel tahun selama umur rencana
- Isilah data cost total yang dikeluarkan tiap tahun
- Hitunglah PV cost
- Isilah manfaat total yang diterima tiap tahun
- Hitunglah PV benefit
- Hitunglah BCR

4.3 Tugas Perhitungan BCR


Tabel 9 Contoh Perhitungan BCR
TAHUN
KETERANGAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022 10%
BIAYA (Juta Rp)
- Pembebasan Lahan 8.000.000
- Biaya Konstruksi 10.000.000
-Biaya Desain & Supervisi (5% Biaya
Konstruksi) 500.000
-Biaya operasi &Pemeliharaan rutin 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000
- Biaya Pemeliharaan berkala 3 tahun 30.000
Total Cost 18.500.000 35.000 35.000 65.000 35.000 35.000
Total Cost (PV) 18.500.000 31.818 28.926 48.835 23.905 21.732 18.655.217

Manfaat (Juta Rp)


- 0,75 LHR * BKBOK 3.530.080 4.183.885 4.905.868 5.700.929 6.567.347
Akibat kenaikan harga tanah 248.194 825.568 1.443.357 2.104.392 2.811.700
Total Benefit - 3.778.274 5.009.452 6.349.225 7.805.321 9.379.047
Total Benefit (PV) - 3.434.794 4.140.043 4.770.267 5.331.139 5.823.650 23.499.894

B-C - 18.500.000 3.743.274 4.974.452 6.284.225 7.770.321 9.344.047

BCR 1,260
=H17/H11

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


27
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

Tugas 8
Tentukan BCR pada tugas 7 !

5. ANALISIS SENSITIVITAS

Analisis ekonomi dari suatu proyek sering berdasar pada kejadian yang tidak tentu
dikemudian hari dan data yang tidak akurat. Elemen-elemen dasar dalam aliran
biaya dan manfaat seperti misalnya harga input atau parameter-parameter yang
digunakan jarang diwakili oleh hanya satu nilai yang benar. Akan lebih baik bila
analisis biaya dan manfaat mempertimbangkan kemungkinan variasi dari elemen-
elemen dasar.
Cara sederhana untuk melakukan hal itu adalah dengan melakukan analisis
sensitivitas, analisis ini akan melihat fenomena apa yang terjadi pada hasil analisis
proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya dan manfaat.
Dalam analisis sensitivitas maka setiap kemungkinan akan dicoba, yang berarti
bahwa tiap kali harus diadakan analisis kembali. Ini perlu dilaksanakan mengingat
analisis proyek didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak
ketidakpastian tentang apa yang terjadi di waktu mendatang.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan meninjau perubahan terhadap prakiraan
nilai komponen-komponen berikut:
a. Suku bunga diskonto (discount rate)
b. Biaya pembangunan (construction cost)
c. Manfaat
d. Dengan dan tanpa biaya pengadaan tanah;
e. Komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan proyek.
Analisis ini diadakan untuk menunjukkan seberapa peka parameter ekonomi yang
didapatkan untuk dibandingkan dengan perubahan variabel yang digunakan.
Gambar di bawah menunjukan dua hal, yakni hubungan IRR dengan
kenaikan/penurunan biaya konstruksi serta hubungan IRR dengan
kenaikan/penurunan revenue. Jika terdapat kenaikan atau penurunan sebesar
sumbu X, maka IRR akan bernilai sumbu Y. Sebagai contoh, jika revenue
mengalami penurunan sebesar 50% dari revenue semula, maka nilai IRR adalah
4%.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


28
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI
MODUL 3
KELAYAKAN EKONOMI

Gambar 2 Contoh Analisis Sensitivitas

Tugas 9
Buatlah analisis sensitivitas akibat perubahan biaya investasi dan pemasukan

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


29
PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai