Resume Buku 1
Resume Buku 1
BAB 1
MENELAAH PENGERTIAN DASAR TENTANG “PENELITIAN”
A. Definisi Penelitian
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga
merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi
dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat
kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua
kesimpulan untuk menemukan apakah ia cocok dengan hipotesis (Woody, 1927).
Jenis-jenis penelitian menurut Kline (1980) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tujuan
a) Penelitian Dasar
b) Penelitian Terapan
c) Penelitian Evaluasi
2. Berdasarkan Metode
a) Penelitian Historis
b) Penelitian Deskriftif
c) Penelitian Perkembangan
d) Penelitian Kasus dan Studi Lapangan
e) Penelitian Korelasional
f) Penelitian Tindakan
g) Penelitian Komparatif
h) Penelitian Ekperimental
i) Penelitian Kualitatif
3. Berdasarkan Tingkat Penjelasan
a) Penjelasan Deskriptif
b) Penjelasan Asosiatif
c) Penjelasan Kausalitas
Menurut Danjm (2002), ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode penelitian
kuantitatif dan metode penelitian kualitatif.
Tipe-Tipe Penelitian Kuantitatif:
1. Penelitian Deskriptif
2. Penelitian Perkembangan
3. Penelitian Tindakan
4. Penelitian Perbandingan Kausal
5. Penelitian Korelasi
6. Penelitian Eksperimental Semu
7. Penelitian Ekperimental
Tipe-Tipe Penelitian Kualitatif:
1. Penelitian Fenomenologo
2. Penelitian Grounded
3. Penelitian Etnografi
4. Penelitian Historis
5. Penelitian Kasus
6. Penelitian Filosopis
7. Penelitian Kritik Sosial
Selain itu, dipaparkan oleh Uma Sekaran (1992) bahwa karakteristik utama penelitian
ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian: jelas, pasti dan terarah.
2. Keseriusan Penelitian: ketelitian, kehati-hatian, kepastian.
3. Dapat Diuji: hipotesis yang dapat diuji dengan metodestatistik tertentu.
4. Dapat Direplikasi: temuan penelitian akan sama kalau diulang pada kondisi yang sama.
5. Presisi dan keyakinan: presisi mencerminkan derajat kepastiandan temuan penelitian terhadap
kejadian yang dipelajari. Keyakinan menunjukkan kemungkinan dan kebenaran estimasi yang
dilakukan.
6. Objektivitas: kesimpulan penelitian harus didasarkan pada data yang aktual.
7. Berlaku Umum: dapat-tidaknya hasil penelitian diterapkan pada berbagai keadaan.
8. Efisien: kerangka penelitian yang melibatkan sedikit variabel yang dapat menjelaskan suatu
kejadian.
Tahapan metode penelitian ilmiah ala Dewey adalah sebagai berikut:
1. The Felt Need (adanya suatu kebutuhan)
Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaannya sehingga dia
berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.
2. The Problem (menetapkan masalah)
Dari kebutuhan yang dirasakan pada tahap the felt need di atas, diteruskan dengan
merumuskan, menempatkan, dan membatasi permasalahan (kebutuhan). Penemuan terhadap
kebutuhan dan masalah boleh dikatakan parameter yang sangat penting dan menentukan
kualitas penelitian. Studi literatur, diskusi, dan pembimbingan dilakukan sebenarnya untuk
men-define kebutuhan dan masalah yang akan diteliti.
Koleksi Data
Bagan Komponen Proses Penelitian
BAB 2
PENGETAHUAN AWAL DALAM MELAKUKAN PENELITIAN KUANTITATIF
A. Pengetahuan Awal
Pada bagian ini penulis ingin mengajak pembaca untuk mempelajari kembali beberapa
paham/aliran dalam penelitian yang banyak memulainya dari bidang jalian filsafat ilmu,
terlebih dari kajian berpikir ilmiah yang sederhana. Keuntungan mempelajari bagian ini, yaitu
peneliti akan mengetahui pada posisi mana dan aliran atau paham apa yang ia anut.
Keuntungan selanjutnya, yaitu membekali para peneliti agar jangan sampai takut dengan istilah
dan aliran sehingga masih banyak peneliti yang alergi dan statiska, atau sebaliknya yang malas
untuk melakukan penelitian kualitatif. Padahal baik ilmu statiska ataupun ilmu lainnya sangat
penting bagi seorang peneliti.
C. Rencana Penelitian
Modal dasar kesuksesan dalam melakukan penelitian adalah bagaimana kesiapan para
peneliti, apakah sudah menguasai isi proposal penelitian atau masih bingung. Ketika peneliti
bingung terhadap semua komponen isi proposal penelitian, langkah selanjutnya akan tidak
jelas. Kemungkinan besar para peneliti banyak mengulangi lagi tahapan penelitian atau bahkan
mengganti fokus atau obyek yang ditelitinya disebabkan oleh ketidakutuhan dalam memahami
semua komponen dan isi rencana penelitian yang ditulisnya. Fenomena ini banyak dijumpai
pada saat perumusan proposal penelitian skripsi, tesis dan disertasi.
BAB 3
MEMAHAMI PENELITIAN YANG BERORIENTASI KUANTITATIF
A. Pemahaman Dasar
Hal-hal yang bukan dikategorikan riset perlu diketahui sehingga kita dapat mengetahui
bahwa research atau penelitian alau riset itu adalah sebagai berikut:
1. Bukan hanya mengumpulkan informasi tentang sesuatu atau beberapa hal. Ini namanya
pencarian informasi (information discovery).
2. Bukan memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan menghilangkan inti dari
riset, yaitu interpretasi data.
3. Bukan mencari infomasi tertentu secara acak.
4. Bukan sekadar istilah untuk menarik perhatian, seperti iklan, dll.
B. Karakteristik Riset
Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau
data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang
menarik perhatian kita. Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset,
sebagai berikut:
1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengar menanyakan pertanyaan kita sedang
berupaya untuk stimulast dimulainya proses penelitian. Sumber pertanyaan dapa berasal dari
sekitar kita.
2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas: pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan: “Masalah
apa yang akan diselesaikan/ dipecahkan?“ Tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan
dipecahkan dalam riset.
3. Riset membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian rencana kegiatan disusun.
Selain menetapkan tujuan riset, kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan
tersebut.
4. Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah. Untuk
mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi menjadi
beberapa submasalah. Contoh:
a. Masalah: Kompresi data dengan algoritma substitution
b. Submasalah:
Bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30% dari
file asli?
Bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?
5. Riset dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan, atau hipotesis riset yang spesifik. Hipotesis
adalah asumsi atau dugaan logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan
riset berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi
yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan riset yang sudah
ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau
tidak didukung oleh data.
6. Riset mengakui asumsi-asumi. Dalanm riset, asumsi merupakan hal penting untuk ditetapkan.
Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan riset jelas batasnya. Asumsi Juga
bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan riset.
7. Riset membutuhkan data dan intepretasi data untuk- menyelesaikan masalah yang mendasari
adanya riset. Pentingnva data bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan. menarik
inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam riset data yang tidak
diinterpretasikan/diterjemahkan tidak- berarti apa pun.
8. Riset bersifat siklus: siklus dari riset dapat digambarkan- seperti pada Gambar
Siklus Riset
E. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pEngetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat enemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Fenelitian
kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi, penelitian
kuasi-eksperimental, dan penelitian eksperimental (Margono, 1997).
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian berupa pengumpulan data untuk mengetes
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka
melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Tujuan penelitian
deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat (West, 1982 dalam Sukardi, 2003:157). Penelitian deskriptif adalah
penelitian mendeskripsikan hal- hal yang saat ini berlaku. Penelitian ini tidak menguji hipotesis
melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran/lukisan secara sistematis, taktual, akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1985).
2. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan
keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis manusia
lainnya. Penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan secara bersama-sama oleh
peneliti dan decision maker tentang variabel -variabel yang dapat dimanupulasikan dan dapat segera
digunakan untuk menentukan kebijakan (Moh, Nazir, 1985).
3. Penelitian Eksperimen
Penelitian ekspeimen adalah penelitian untuk memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan
yang sebenarnya yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel
yang relevan (Cholid, 2005:54). Penelitian eksperimen adalah penelitian mengetes hipotesis
(Nasution, 2004:24).
4. Penelitian Expose Facto
Penelitian expose facto disebut demikian karena sesuai dengan arti espose facto, yaitu “dari
apa yang dikerjakan setelah kenyataan”, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah
kejadian. Penelitian Expose Facto merupakan penyelidikan secara empiris yang sistematik.
BAB 4
JENIS-JENIS PENELITIAN
Langkah I dan II adalah identifikasi masalah, langkah III adalah batasan masalah.
Panduan dalam merumuskan masalah umum dan masalah spesifik adalah sebagai berikut:
Harus dirumuskan sebelum melakukan penelitian.
Dapat menyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Hanya mengandung satu makna.
Jawaban atas setiap pertanyaan spesifik dapat dicari tanpa mempertimbangkan pertanyaan
lain.
Setiap pertanyaan spesifik harus didasarkan pada fakta dan gejala.
G. Identifikasi Masalah
Beberapa pedoman penulisan karya ilmiah mengharuskan identifikasi masalah sebagai
bagian dari isi proposal dan laporan penelitian. Identifikasi permasalahan penelitian adalah
pernyataan singkat tentang permasalah yang akan dipecahkan dan merupakan intisari dari
latar belakang masalah. Dari banyak masalah yang mungkin dihadapi, maka akan ditentukan
pokok permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan pokok permasalahan
biasanya berupa kalimat tanya (Merta, 2004).
Tahap identifikasi masalah merupakan suatu kegiatan berupa mencari sebanyak-
banyaknya masalah yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui penelitian.
Pencarian masalah-masalah ini bertumpu pada masalah pokok yang tercermin pada bagian
latar belakang masalah (Umar, 2001). Bentuk identifikasi masalah:
1. Identifikasi Masalah Penelitian Terapan (Applied Research)
Untuk identifikasi masalah penelitian terapan, peneliti dapat mengemukakan fakta-
fakta atau masalah-masalah empiris yang ditemukan berkaitan dengan fokus yang
diteliti.
2. Identifikasi Masalah Penelitian Dasar (Basic Research)
Identifikasi masalah bentuk ini, peneliti dapat mengemukakan faktor-faktor yang
secara konsep teoritis adalah faktor yang memengaruhi masalah utama.
H. Batasan Masalah
Batasan masalah berkaitan erat dengan identifikasi masalah. Jika peneliti memiliki
keterbatasan, masalah-masalah yang telah diidentifikasi mungkin tidak dapat diteliti
semuanya, melainkan hanya beberapa saja/dibatasi (Umar, 1999, 17). Jika masalah terlalu
umum atau meluas, ini berarti terlalu kabur sehingga tidak dapat diuji oleh peneliti
(Kerlinger, 2000, 17).
Batasan masalah juga dapat disajikan dalam bentuk lain, batasan masalah juga bisa
berarti membatasi aspek-aspek tertentu dari variabel yang diteliti, membatasi target populasi
dab sebagainya.
I. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang telah dibatasi dapat diformulasikan dalam suatu rumusan
masalah. Walaupun tidak mutlak, umumnya rumusan masalah diformulasikan dalam bentuk
kalimat tanya, apalagi bagi peneliti pemula, rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan ini
sangat dianjurkan. Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh peneliti, dan
dengan rumusan masalah ini pula, maka peneliti akan dapat menentukan apa yang menjadi
tujuan penelitian, teori apa yang akan melandasi penelitian, bagaimana hipotesis yang akan
dikemukakan, dan metode apa yang aka digunakan untuk melakukan penelitiam.
4. Sumber Masalah
Masalah dapat juga diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi. Stoner (1982: 257) mengemukakan bahwa
masalah-masalah dapat diketahui apabila terjadi hal-hal berikut ini:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan. Dalam suatu organisasi yang tadinya tenang tidak ada masalah,
ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun layanan yang
diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu.
d. Ada kompetisi. Adanya saingan atau kompetisi sering menimbulkan masalah besar,
bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama.
5. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pertanyaan penelitian - Permasalahan penelitian - Fokus penelitian.
b. Pertanyaan yang harus dijawab melalui penelitian.
c. Pertanyaan penelitian menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi.
L. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Jadi, kalau peneliti akan memilih variabel penelitian, baik
yang dimiliki oleh objek orang maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka
harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai
variabel . Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok
sumber data atau objek yang bervariasi.
2. Macam-Macam Variabel
a. Variabel Independen
Sering disebut juga variabel stimulus / variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
b. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator
Variabel yang memengaruhi (memperkuat dan memparlemen) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel
independen kedua.
d. Variabel Intervening
Variabel yang secara teoretis memengaruhi (memperkuat) hubungan antara
variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati den diukur.
e. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
BAB 6
LANDASAN TEORETIS, DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN KUANTITATIF, DAN
HIPOTESIS
B. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekadar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang akan diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/
dideskripsikan, akan bergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis bergantung pada
jumlah variabel yang akan diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen
atau dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu
kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan
tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesis
tentang hubungan antar variabel yang diteliti..
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel -variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
b. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari
c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antarvariabel
itu positif atau negatif, berbentuk simetris kausal atau interaktif (timbal balik).
d. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian) sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang
dikemukakan dalam penelitian.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh
karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi,
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian,
sebelum jawaban yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru menemukan
hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Contoh hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah (hipotesis deskriptif).
2. Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat petani dan
nelanyan (dalam populasi itu/hipotesis komparatif).
3. Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli masyarakat (dalam
populasi itu/hipotesis assosiatif).
Sumber masalah
kehidupan sehari-hari
Teori
Penelitian Terdahulu
Perumusan Hipotesis
Instrumen penelitian,
variabel, data
Pengujian Hipotesis
BAB 7
METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan mengembangkan pengetahuan. Penelitian
merupakan operasionalisasi dari metode yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan
ilmiah atau yang disebut metode ilmiah. Tujuan suatu penelitian adalah untuk memecahkan
suatu masalah.
Metode penelitian adalah metode cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Menyangkut dengan upaya ilmiah, metode dihubungkan dengan cara kerja, yaitu cara kerja
untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Proses Deduktif
Tentukan sampel
Proses Deduktif uji Proses Induktif
Induktif Penelitian
Kuantitatif
Buat kesimpulan
yang berlaku
umum
Dalam metode kuantitatif, dianut suatu paradigma bahwa dalam setiap even atau
peristiwa sosial terdapat elemen-elemen tertentu yang berbeda dan dapat berubah. Elemen
elemen yang dimaksud disebut dengan variabel.
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai
karakteristik tertentu didalam kehidupan manusia yang dinamakan variabel. Dalam
penekatan kuantitatif, hakikat hubungan diantara variabel variabel dianalisis menggunakan
teori yang objektif.
2. Perumusan Masalah dan Penetuan Metode Penelitian
Salah satu komponen yang sangat penting dan menentukan kualitas sebuah penelitian
ilmiah adalah rumusan masalah. Dalam hal ini yang dimaksud masalah adalah masalah
ilmiah penelitian (scientific research problems). Masalah penelitian inilah yang akan
dipecahkan atau dicarikan solusinya melalui suatu proses penelitian ilmiah. Berbeda dengan
rumusan masalah pada umumnya, seperti laporan proyek, dalam penelitian ilmiah dituntut
untuk memenuhi beberapa kriteria, antara lain: masalah dirumuskan dengan tanda tanya,
sebaiknya hindari kata tanya “sejauh manakah” atau “seberapa besarkah” dan sebagainya.
3. Pengembangan Alat Ukur Non-Test
Pengembangan alat ukur merupakan bagian dari langkah kuantifikasi sebagai dasar
dari pengukuran (measurement) dalam penelitian kuantitatif terhadap setiap variabel yang
dilibatkan dalam penelitian. Pengembangan alat ukur dalam penelitian kuantitatif
merupakan langkah lanjutan setelah dirumuskannya masalah yang mencakup nama-nama
variabel yang akan dipecahkan melalui penelitian, hipotesis, dan penentuan metode
penelitian. Penjelasan mengenai alat ukur yang dalam penelitian ilmiah disbut juga
instrumen dapat dilakukan berdasarkan teori-teori yang membahas tentang variabel tersebut.
4. Sampling dalam Penelitian Kuantitatif
Bagian dari populasi disebut sampel dan cara-cara atau teknik penarikan sampel dari
populasi ini yang disebut sampling.
5. Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif
Pada hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan
filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah penelitian dipecahkan
dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari
teori-teori yang bersifat universal dan umum. Jadi, kesimpulan dalam bentuk hipotesis inilah
yang akan diverifikasi secara empiris melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statiska
inferensial.
6. Analisis Data Kuantitatif
Lebih khusus mengenai metode analisis dan prinsip pengambilan kesimpulan, Julia
Brannen, ketika menjelakan paradigma kuantitatif dan kualitatif, mengungkapkan paradigma
penelitian kuantitatif dari dua aspek penting, yaitu: bahwa penelitian kuantitatif
menggunakan enumerative induction dan cenderung generalisasi (generalization).
7. Tahap Pelaporan Penelitian kuantitatif
Susunan Metode Ilmiah
Merujuk pada pendapat Danim (2002), diketahui bahwa yang termasuk ke dalam
jenis penelitian kuantitatif antara lain: Penelitian deskriptif, penelitian perkembangan,
penelitian tindakan, penelitian perbandingan kausal, penelitian korelasional, dan penelitian
eksperimental. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah
tertentu.
A. Populasi
Satu penelitian tentunya memiliki keterbatasan dalam menghadirkan sumber informasi
atau subjek peneltian. Selain itu, penelitian yang hasilnya dapat digenerlisasi tentunya memiliki
perjalanan proses pengambilan sampel yang proporsional sehingga kesimpulannya dapat
digeneralisasikan. Siapa saja yang akan diteliti dan berapa banyak (populasi) dan siapa saja
yang menjadi sasaran langsung pengumpulan data (sample atau responden). Dengan demikian,
yang dimaksud sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas.
B. Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang
dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa
dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun, karena sesuatu hal peneliti bisa
tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukaxmya adalah meneliti sebagian
dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipencaya dalam
artian masih bisa mewakili kalakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus
dilakukan secara saksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau
teknik pengambilan sampel.
D. Ukuran Sample
Ukuran Sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting
manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis
kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan
menjadi nomor satu karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walaupun
jumlahnya sedikit, jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
Probability NonProbability
Sampling Sampling
BAB 9
TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
C. Penerapan Statistika
1. Konsep Dasar
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata
dan varians dari data mentah: medeskripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga
data mentah lebih mudah dibaca dan lebih bermakna. Statistika inferensial lebih dari itu,
misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau
membuat model regresi.
2. Metode Statistika
Tujuan umum bagi suatu penelitian berbasis statistika adalah menyelidiki hubungan
sebab akibat, dan lebih khusus dan menarik suatu simpulan akan perubahan yang timbul
pada peubah penjelas atau terdapat dua jenis utama penelitian, yaitu eksperimen dan survei.
Keduanya sama-sama medalami pengaruh perubahan pada peubah penjelas dan perilaku
peubah respons akibat perubahan itu. Beda keduanya terletak pada bagaimana kajiannya
dilakukan.
3. Tipe Pengukuran
Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam statistika,
yakni nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki
tingkat penggunaan yang berbeda dalam riset dan statistik.
4. Teknik-Teknik Statistika
Beberapa pengujian dan prosedur dan banyak digunakan dalam penelitian, antara lain:
Analisis regresi dan korelasi
Analisis varians
Khi-kuadrat
Uji t-student
BAB 10
PEMBAHASAN HASIL DAN KESIMPULAN
PENELITIAN KUANTITATIF
B. Saran-Saran
Kalimat dalam saran yang dirumuskan oleh peneliti dikembangkan berdasarkan hasil
kesimpulan yang telah diperoleh saran ditulis secara tegas dan ditunjukkan kepada berbagai
pihak saran biasanya di tunjukkan untuk kepentingan sebagai berikut.
a. Pengembangan keilmuan yang dimaksud seperti berfungsi dalam pengembangan suatu
teori atau pengujian suatu teori, pemetaan suatu teori atau pembentuka teori baru, dan
mungkin pembentukan suatu dalil, dan konsep baru.
b. Pengembangan dan pemberdayaan kembali atau lebih tajam sebagai input dari pihak
lembaga, instansi, organisasi, yayasan, proyek, bahkan mungkin pemerintahan dalam
menunjukan kembali apa yang harus di lakukan sehubungan dengan hasil penelitian.
c. Pengembangan, penyempurnaan, tindak lanjut serta pengujian yang lebih kaya lagi
terhadap faktor-faktor yang belum terjangkau (teranalisis) oleh peneliti saran ini terutama
bisa di tunjukkan kepada peneliti selanjutnya.
C. Rekomendasi
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka, pada akhir bab biasanya dirumuskan juga
rekomendasi selain saran-saran,bentuk rekomendasi ini di tunjukan guna melakukan diseminasi
atau penerapan atau hasil temuan penelitian yang telah dilakukan. Beberapa rekomendasi
biasanya dirumuskan setelah beberapa temuan atas dasar uji hipotesis temuannya cukup
signifikan. Rekomendasi biasanya juga ditunjukan pada aspek-aspek penerapan prosedur
tertentu dari temuan-temuan yang di peroleh para peneliti.
BAB 11
SEBUAH REFLEKSI TENTANG PENELITIAN KUANTITATIF
A. Pendahuluan
Penulis lebih cenderung untuk mengkaji dan mengembangkan analisis teoritis secara
lebih luas, terutama pada masalah perlakuan, dan analisis data serta generalisasi kesimpulan
sebagai hasil dari analisis data penelitian. Hal ini dapat dilihat dari sudut mana dan bagaimana
data penelitian akan dianalisis dengan metode statistiknya.
C. Hubungan Antara Filsafat Ilmu dengan Analisis Prosedur atau Logika Eksplanasi
1. Hakikat Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan, yang secara spesifik melakukan
kajian tentang hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah (Judistira K. Garna 1999:4). Filsafat
ilmu dipandang juga sebagai suatu studi tentang masalah eksplanasi.
2. Hakikat Analisis Prosedur atau Logika Eksplanasi
Hakikat analisis prosedur atau logika eksplanasi tak lain merupakan suatu penjelasan
atau penjabaran dari proses atau alur suatu analisis terhadap ilmu, sebagaimana kita lihat
bahwa secara analisis prosedur, ilmu pengetahuan berada pada tahapan pertama menghadapi
fakta.
3. Hubungan Antara Keduanya
a. Filsafat ilmu yang melakukan kajian tentang hakikat ilmu memerlukan suatu logika
eksplanasi yang memenuhi persyaratan dalam proses berpikir menurut struktur keilmuan
yang sedang dikaji itu sendiri.
b. Pandangan filsafat sebagai suatu studi tentang eksplanasi menunjukan bahwa eksplanasi
yang bagaimana yang harus dilakukan.
c. Filsafat ilmu merupakan filsafat yang menyelidiki struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk
pengetahuan ilmiah secara makna teoretis dan praktis dari ilmu.
d. Filsafat juga dipandang sebagai suatu studi tentang eksplanasi, maka hubungannya
dengan logika eksplanasi terletak pada tujuan dari proses studi eksplanasi itu dengan hasil
berpikir (logika) sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri.
Kesimpulannya bahwa hubungan kedua konsep di atas cenderung saling melengkapi
dalam proses kerjanya (prosedural) dengan maksud dan tujuan memperoleh suatu hasil
pemikiran yang baru dan dapat diterima logika berpikir manusia tentang suatu ilmu yang
memiliki struktur tertentu.
D. Tinjauan dengan Memperhatikan Fokus Kajian pada Variabel atau Proses Interaktif dan
Peristiwa
1. Tinjauan dengan Memperhatikan Aspek “Bebas Nilai-Nilai atau Ditunjukan”
Pada dasarnya semua penelitian tidak akan terlepas dari nilai-nilai, baik itu nilai sosial,
etika, praktis, dan aplikatif. Demikian juga dengan pendekatan penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian diatas mengenai kebersamaan atau
keterkaitan antara keduanya dari sudut proses, teori dan generalisasi hasil penelitian, maka
tinjauan penulis terhadap tinjauan yang memperhatikan aspek bebas nilai atau ditunjukan
adalah benar.
2. Tinjauan dengan Memperhatikan Aspek “Analisis Stastik atau Tematik”
Tinjauan kritis yang berangkat dari pemikiran terhadap pokok masalah suatu
penelitian yang menerapkan metode kualitatif dan kuantitatif akan memerlukan suatu
analisis data. Dalam hal ini data tersebut diperoleh melalui alat instrumen pengumpul data.
Kedua metode tersebut dapat berlaku sebagai sumber dugaan sementara atau hipotesis yang
akan diuji dengan pendekatan kuantitatif. Adapun pemakaian kedua adalah dalam
pengembangan dan pemanduan instrumen-instrumen penelitian kuesioner, skala sikap, dan
indeks. Pemakaian ketiga dan sering kali samar-samar peran keduanya adalah dalam
interpretasi dan klasifikasi data- data kuantitatif.
BAB 12
PERBANDINGAN PENDEKATAN KUANTITATIF-KUALITATIF
A. Riset Kuantitatif
1. Dasar Filosofis
Telaah awal, penulis mencoba untuk memben'kan beberapa kajian mengenai istilah-istilah
yang familier dengan kalangan peneliti terutama dari aspek filsafat ilmu.
a. Aksioma ontologis, menunjukkan pengkajian terhadap hakikat kenyataan yang
dipandang sebagai sesuatu yang tunggal dapat diamati, dan dapat dipilah-pilah.
b. Aksioma epistemologis, penelitian ini menunjukkan bahwa subjek yang mengetahui dan
objek yang diketahui adalah bebas, berdiri sendiri, dualisme.
c. Aksioma logikal, bahwa generalisasi-generalisasi yang tidak bergantung pada waktu
dan konteks atau pemyataan-pemyataan nomotetis adalah mungkin dapat dicapai dalam
penelitian. Ada hubungan sebab akibat yang nyata, ada hal-hal temporer yang
mendahului dari hal-hal yang menjadi akibat, atau serempak berlangsung ada hubungan
sebab-akibat.
d. Aksioma aksiologis, penelitian bebas dari nilai-nilai yang berlaku.
2. Aflliasi
a. Teori, dalam pendekatan ini mencakup hal-hal yang bersifat realisme, positivisme,
empirisme logika (neopositivisme), fungsionalisme struktural, behaviorisme, teori sistem.
b. Ilmu, ilmu yang dijadikan bidang kajian, atau alat (pisau analisis) dalam penelitian
kuantitatif ini meliputi ilmu kealaman: psikologi, ilmu ekonomi, sosiologi, dan ilmu
politik.
c. Karakteristik umum, meliputi kajian yang menghendaki adanya rekayasa situasi yang
akan diteliti, dengan terencana memberikan perlakukan (treatment) tertentu, untuk
mengetahui akibat-akibatnya.
3. Karakteristik Umum
a. Menghendaki adanya rekayasa situasi yang akan diteliti, dengan terencana memberikan
perlakuan untuk mengetahui akibat-akibatnya.
b. Mempergunakan metode eksperimen yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan
terkontrol, baik dalam bentuk desain fungsional maupun faktorial.
c. Objeknya lebih tertuju pada hasil atau akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perlakuan
yang direncanakan. Menghendaki prosedur pengumpulan data melalui observasi
sistematis untuk pembuktian hipotesis yang dideduksi dari dalil-dalil atau teori melalui
prosedur statistik inferensial (hypotetico observational procedure).
d. Bertujuan memperoleh penemuan-penemuan yang berupa teori baru atau perbaikan teori,
deskriptif statistik, penggambamn hubungan antara variabel-variabel, dan prediksi.
4. Karateristik Khusus
Karakteristik khusus ini akan ditinjau dari sudut-sudut berikut ini:
a. Desain Riset
b. Implementasi
c. Laporan
B. Riset Kualitatif
1. Dasar Filosofis
Telaah ini pada dasarnya sama dengan apa yang penulis jabarkan untuk memberikan
beberapa kajian mengenai istilah-istilah yang familier dengan kalangan peneliti terutama
dari aspek filsafat ilmu di atas.
a. Aksioma ontologis, menunjukkan pengkajian telrhadap hakikat kenyataan adalah jamak,
terstruktur, dan holistik.
b. Aksioma epistemologis, penelitian ini menunjukkan bahwa subjek yang mengetahui dan
objek yang diketahui mempunyai hubungan yang bersifat interaktif, dan tidak dapat
dipisahkan.
c. Aksioma logikal, bahwa hanya hipotesis-hipotesis kerja yang bergantung pada waktu
dan konteks atau pemyataan-pemyataan ideografislah yang mungkin dapat dicapai
dalam penelitian.
d. Aksioma aksiologis, penelitian bersatu padu dengan nilai-nilai yang berlaku.
2. Afiliasi
a. Teori, dalam pendekatan ini mencakup hal-hal yang bersifat idealisme, fenomenologis,
etnometodologi, interaksi simbolik, dan teori kebudayaan.
b. Ilmu, ilmu yang dijadikan bidang kajian, atau alat (pisau analisis) dalam penelitian
kualitatif ini meliputi antropologi, sosiologi, dan sejarah.
3. Karakteristik Umum
a. Menghendaki situasi alamiah sebagaimana adanya, tidak ada pengubahan, dan peneliti
sebagai alat penelitian utama.
b. Bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kata-kata atau gambar-gambar
daripada angka-angka.
c. Objeknya lebih tertuju pada proses atau rangkaian kegiatan daripada hasil.
d. Menghendaki analisis data secara induktif untuk menyusun teori yang diangkat dari
bawah atau “the grounded theory".
e. Bertujuan mengenali makna peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, dalam bentuk penggambaran konsep-konsep yang bersifat penghayatan, kenyataan-
kenyataan yang bersifat jamak, dan pemahaman.
4. Karateristik Khusus
Karakteristik khusus ini akan ditinjau dari sudut berikut ini.
a. Desain Riset
b. lmplementasi
c. Laporan
5. Pendukung
Dari sudut pandang ini pendekatan kuantitatif telah didukung oleh beberapa tokoh riset.
Berdasarkan tabel di atas, sangat jelas bahwa dari karakteristiknya kedua pendekatan
tersebut memiliki bidang garapan yang berbeda, tetapi dalam praktiknya kadang saling
melengkapi.
1. Paham Positivisme
Seperti telah diungkapkan di atas nyatanya kaitan Filkom dengan Metodologi Penelitian
sudah jelas, yaitu dalam proses verifikasi, terutama terhadap proposisi-proposisi ilmiah.
Proposisi ilmiah inilah yang diuji melalui proses verifikasi data. Menurut paham positivisme
proses ini disebut juga proses pengujian teori (yang tiada lain terdapat dalam hipotesis-
hipotesis penelitian) melalui data empirik yang dikumpulkan dengan bantuan alat (statistik,
matematika, bahasa dan sejenisnya). Proses pengujian proposisi dalam bentuk hipotesis ini
dilakukan juga pada lingkup kajian (analisis area) Filsafat Komunikasi, terutama dalam
pencarian model-model, teori komunikasi. Teori-teori ini melalui metodologi pcnelitian tadi
diuji mulai dari meta teori, hipotesis, deskriptif, dan hal-hal yang terdapat dalam komunikasi
yang ditinjau dari sudut epistemologi, ontologi, perspektif, dan aksiologi sampai
ditemukannya model-model pemikiran baru.
2. Analisis Syarat Pendekatan Penelitian Berdasarkan Perbedaannya
Ciri Kuantitatif (Positivistik) adalah sebagai berikut.
a. Melakukan ubahan-ubahan variabel (X, Y dan Z).
b. Pengamatan sempit bergantung pada ubahan-ubahan variabel tersebut.
c. Pertanyaan penelitian ditujukan untuk bisa dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian
dan hipotesis statistik.
d. Pertanyaan penelitian jelas mengukur hubungan kausal antarvariabel yang diteliti.
e. Dilakukan teknik sampling (random, cluster, stratum, dan sejenisnya).
f. Data berukuran interval, yaitu memiliki bantasan satuan pengukuran yang jelas dalam
bentuk digit hitungan ukuran tertentu seperti l, 2, 3, dan seterusnya.
g. Analisis data bisanya dilakukan dengan pendekatan statistik parametrik dengan korelasi,
regresi, uji-t, dan sejenisnya.
h. Instrumen yang digunakan biasanya angket, alat tes, alat ukur dengan satuan tertentu,
menggunakan alat bantu ukur dengan satuan-satuan yang bisa diamati.
i. Peneliti tidak terjun langsung ke dalam fenomena masalah yang diukur di lapangan.
j. Waktu pelaksanaan cenderung singkat.
BAB 13
PENYUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam bagian ini dirumuskan tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian yang
bersangkutan.
2. Alasan Memilih Masalah
Pada bagian ini dibahas alasan-alasan yang mendasari pemilihan masalah. Alasan-alasan
tersebut sebaiknya berupa data hasil penelitian pendahuluan atau data yang didapat dari
orang lain yang sedemikian menyakinkan sehingga cukup kuat untuk dijadikan alasan.
3. Perumusan dan Pembatasan Masalah
a. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti oleh si peneliti lazimnya dirumuskan dalam kalimat bertanya.
b. Pembatasan Masalah
Sampai seberapa luas dan mendalam Masalah yang diteliti dan dibahas.
4. Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel wajib dilakukan oleh peneliti menggunakan metode eksperimental
dan mencantukan hipotesis pada rancangan penelitiannya.
5. Daerah Lingkup Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan didaerah mana penelitian itu akan dilaksanakan (Jika
Penelitian lapangan), atau buku-buku apa saja yang akan ditelaah (Jika penelitian
perpustakaan murni). Bagi penelitian lapangan hendaknya disebutkan alasan peneliti
mengambil daerah lingkup penelitian tersebut, sedangkan bagi penelitian perpustakaan
murni hendaknya disertakan rangkuman buku-buku atau bahan-bahan tersebut adalah
sebagai berikut.
6. Populasi atau Sampel Penelitian
Siapa saja yang akan diteliti dan berapa banyaknya (populasi), serta siapa saja yang
menjadi sasaran langsung pengumpulan data (sampel atau responden). Apabila
skripsi/tesis/disertasi ditulis berdasarkan penelitian perpustakaan murni, maka pada bagian
ini dijelaskan penelitian perpustakaan murni, maka pada bagian ini dijelaskan bab-bab atau
bagian mana saja dari buku-buku dan atau sumber-sumber tertulis lainnya itu yang akan
dijadikan sumber data.
7. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan, diantaranya:
Pertama, Metode Normatif yaitu Metode peneliatian yang dipergunakan dalam
penelitian perpustakaan murni. Dikatakan normative karena dalam analisi dan pengambilan
kesimpulannya si peneliti menggunakan norma berpikir mantik tanpa pengujian data dari
lapangan. Tolok ukur pengujiannya adalah mantik tidaknya dan tepat tidaknya cara berpikir
menurut tatanan ilmiah.
Kedua, Metode Historis yaitu Metode penelitian lapangan yang menggunakan data-
data masa silam.
Ketiga, Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakn untuk meneliti
dilapangan hal-hal yang sedang terjadi.
Keempat, Metode Eksperimental yaitu metode penelitian dilapangan dengan maksud
mengetahui apa yang bakal terjadi. Metode ini hanya digunakan oleh peneliti yang
melakukan penelitian eksperimental.
8. Teknik-Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni
tentunya teknik pengumpulan datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan pada
penelitian lapangan maka teknik-teknik tersebut dapat berupa kuesioner, pedoman
wawancara lembaran pengamatan, tes, atau gabungan dari semuanya. Khusus penjelasan
tentang teknik pengumpulan data pada penelitian lapangan hendaknya disebutkan alasan si
peneliti menggunakan teknik tersebut. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti ini harus di lampirkan pada rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa kepada
pembimbing.
9. Anggapan Dasar
Dalam bagian ini dikemukakan anggapan dasar merupakan dasar yang melandasi
penelitian. Anggapan dasar ini merupakan kebenaran yang sudah tidak memerlukan
pengujian lagi, sekurang-kurangnya bagi si peneliti pada saat itu.
10. Hipotesis Kuantitatif
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang diteliti dan perlu diuji lebih
lanjut melalui penelitian yang bersangkutan. Perlu di tekankan disini bahwa hipotesis ini
bukan bermaksud menguji benar tidaknya hipotesis tetapi bermaksud menguji dapat
diterima atau tidaknya hipotesis.
11. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini dijelaskan tentang teknik analisis data yang akan digunakan oleh si
peneliti beserta alsannya. Tentunya alasan ini selalu dikaitkan dengan sifat penelitian, tujuan
penelitian, sifat data, dan yang tidak kurang penting adalah dikaitkan dengan kemampuan
peneliti, baik kemampuan akademis, keuangan maupun waktu yang tersedia baginya.
Bagi data kuantitatif tentu saja tekniknya adalah statistik sedangkan bagi data
kualitatif, maka teknik analisisnya adalah kualitatif kritis. Apabila analisis yang digunakan
adalah analisis statistik, hendaknya disebutkan metode dan jenis statistiknya. Berbicara
tentang metode misalnya deskriptif atau inferensial, sedangkan berbicara tentang jenis
statistiknya misalnya persen, rata-rata, kolerasi, analisis varians atau yang lain.
12. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa hasil penelitian dan
pembahasan selalu ada dalam bab yang sama. Namun, penulis menegaskan kembali bahwa
jika pendekatan atau metode yang digunakan adalah kuantitatif, maka sudah selayaknya
dipisahkan. Namun, jangan lupa bahwa pada bagian pembahasan ini biasanya peneliti
kurang memperhatikan terhadap kritisi dan analisis hasil hitungan dengan teori-teori yang
dirumuskan pada bagian Bab II. Dengan demikian, sajian temuan tidak bisa komunikatif dan
hanya menyajikan dominan angka dan tanda-tanda atau koefisien-koefisien serta pernyataan
sederhana saja. Padahal dalam Bab II peneliti sudah mengutip dan memaparkan analisis
teori, pendapat, dan argumentasi para ahli mengenai apa yang relevan dengan rumusan
masalah penelitiannya.
BAB 14
MARI BELAJAR PENELITIAN EKSPERIMEN
A. Pemaknaan Awal
Penelitian eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian dengan pendekatan
kuantitatif atau objektif, dan termasuk ke dalam paham positivistik. Dengan demikian, berbagai
persyaratan dan tahapan sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya harus
dilakukan dengan cermat dan memenuhi persyaratan ilmiah logis yang sesuai.
Untuk melaksanakan suatu eksperimen yang baik, kita perlu memahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan
dengan pola-pola eksperimen (design experimental), maupun penentuan kelompok eksperimen
dan kontrol, bagaimana kondisi kedua kelompok sebelum eksperimen dilaksanakan, dan
pelaksanaannya, kesesatan-kesesatan yang dapat memengaruhi hasil eksperimen, cara
pengumpulan data, dan teknik analisis statistik yang tepat digunakan.
Dikenakan variabel
Kelompok A Kelompok A
Pada awal eksperimen Pada akhir eksperimen
Eksperimen
Tidak
Kelompok kontrol awal dikenakan Kelompok kontrol akhir
eksperimen variable eksperimen
eksperimen
BAB 15
PERBEDAAN POKOK ANTARA EKSPERIMEN DAN KORELASI
E. Rancangan Eksperimental
Metode eksperimen adalah metode yang mungkin paling tepat untuk menyelidiki
hubungan kausal atau sebab-akibat. Sebelum pelaksanaan eksperimen, perlu dibuat rancangan
yang baik dengan cara menjawab pertanyaan pokok tentang tujuan eksperimen, variabel yang
akan diukur/diteliti, jenis data yang akan dicari dan teknis analisis data yang akan dipakai.
Semua ini dilakukan agar metodologinya tepat.
F. Kuasi Eksperimental
Kuasi eksperimental terhadap variabel dilakukan tidak dengan murni atau penuh, tetapi
dengan dikurangi atau ditampilkan sebagian saja. Sering disebut Eksperimen Nonekuivalen,
yang berarti eksperimen dengan kelompok kontrol yang tidak atau kurang sebanding.
BAB 16
ANTARA CASE STUDY DAN ACTION RESEARCH
C. Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
sehingga hasil belajar dapat meningkat.
R1 R2 R3
L1 L2 L3
Keterangan :
M = Merencanakan
L =Melaksanakan
R = Refleksi
Tahap perncanaan PTK secara garis besar terdiri atas mengidentifikasi masalah,
menganalisis dan merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan.
BAB 17
CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN KUANTITATIF
C. Model Penelitian
1. Model Struktur Pengujian Berdasarkan Empat Hipotesis Utama
Dengan mempertimbangkan hubungan kausal baik secara langsung maupun tidak langsung
dari variabel kelima variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y), maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini terdiri dari 4 hipotesis utama (secara eksplisit).
Model Konstruk Akhir Penelitian Berdasarkan Diagram Jalur dalam Pengujian Hipotesis Utama