Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FADLHAN FADILLAH GHIFFARY

NIM : 11210331000059

KELAS : AFI B

ABSEN : 21

KELOMPOK :2

TURKI USTMANI

1. bidang politik dan pemerintahan

Sebenarnya ekspansi sudah dilakukan sejak Sultan Usman I (gelar Padisyah Aal Usman). Usaha ekspansi
setelah sultan pertama Turki wafat tetap dilanjutkan oleh sultan sultan yang lain, antara lain Ourkhan I
telah menaklukan kota Izmid (Nicomidia) pada tahun 723 H/1330 M, Kalipoti (pantai Eropa) 756 H/1356
M, yang kemudian dijadikan benteng strategis bagi Turki Usmani. Murad I menaklukan kota Ankara dan
kota Andrianopel (Anderne) pada tahun 763 H/ 1361 M, serta kota Philopolis. Puncaknya kebesarannya
pada masa pemerintahan Muhammad II (al-fatih) yang sukses menaklukan kota Konstantinopel pada
tahun 1453 M yng merupakan ibu kota Byzantium atau Romawi Timur

2 . bidang ekonomi

Sejak dikuasainya Laut Hitam, Aegean dan Mediterania sebagai jalur perdagangan laut yang strategis,
terutama untuk jalur distribusi hasil produksi yang dikembangkan kedunia luar. Terdapat sentra-sentra
kota industri pada waktu itu misalnya Mesir memproduksi kain sutera dan katun, Anatoli yang
memproduksi bahan-bahan tekstil, dll. Mereka juga negara Agraris yang subur dengan hasil
pertaniannya seperti Syiria yang menghasilkan beras, sayuran, terigu, dan gula bahkan daerah lain juga
menghasilkan buah-buahan. Hasil hasil dari pertanian mereka ini juga dipasarkan melalui Laut Hitam.
Sarana peningkatan ekonomi yang lain yaitu ketika musim Haji tiba. Hal itulah yang menyebabkan
perekonomian di Turki Usmani relatif berjalan baik

bahkan cenderung maju untuk kepentingan pemerintahan dan rakyatnya.

3. bidang Ilmu pengetahuan

A. Kemajuan Madrasah

Lembaga pendidikan Madrasah, yang pertama kali berasal pada periode Seljuk, dan mencapai titik
tertingginya selama pemerintahan Ottoman.[5]

B. Pendidikan Teknik

Istanbul Technical University atau Universitas Teknik Istanbul mulai dibangun pada tahun 1773 dan
didirikan oleh Sultan Mustafa III sebagai Sekolah Insinyur Angkatan Laut Imperial (nama asli:
Mühendishane-i Bahr-i Humayun), dan pada awalnya didedikasikan untuk pelatihan pembangun kapal
dan kartografer. Pada 1795 ruangan kampus tersebut diperluas untuk melatih staf militer teknis untuk
memodernisasi para tentara Ottoman agar sesuai dengan standar Eropa. Pada tahun 1845 departemen
teknik di kampus tersebut dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan program belajar, yakni
pelatihan arsitek. Bangunan dan nama sekolah dimekarkan kembali dan diubah lagi pada tahun 1883,
dan tahun 1909, ITU tersebut menjadi sekolah teknik umum yang ditujukan untuk melatih insinyur sipil,
guna menciptakan infrastruktur baru demi mengembangkan kekaisaran Ottoman.

C. Astronomi

Dalam bukunya Concerning the Supposed Dependence of Astronomy upon Philosophy (Tuntutan
Ketergantungan Astronomi terhadap Filsafat, Ali Kuşçu (1403-1474) menolak konsep fisika Aristoteles
dan dia benar-benar memisahkan filsafat alam dari astronomi Islam, anggapannya bahwa astronomi
adalah murni empiris dan matematika adalah sains. Hal ini diungkapkannya untuk menjelaskan secara
alternatif atas gagasan Aristoteles tentang perputaran Bumi, saat dia meneliti gagasan tentang bahwa
Bumi itu yang bergerak. Dia menemukan bukti empiris untuk rotasi Bumi melalui pengamatannya
terhadap komet dan menyimpulkan atas dasar bukti empirisisme bukan filsafat yang lebih bersifat
spekulatif.[7][8][9] Kuşçu juga mengkoreksi gagasan Nasīr al-Dīn al-Tūsī tentang planet dan
mempresentasikan gagasan planet alternatif untuk menjelaskan planet Merkurius.

4. Keagaman

ketika Turki sebagai kerajaan Islam, atau masa-masa ketika Turki berada dalam periodesasi sejarah
Islam, mulai periode pertama tahun 1299-1942 M, sampai periode keempat tahun 1699-1838 seba-
gaimana yang telah disinggung di atas. Perkembangan Islam dalam masa-masa tersebut dapat dilihat
antara lain pada segi perkembangan wilayah Islam. Ketika Usman sebagai pemimpin kerajaan Turki, dan
sesaat setelah dia mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usmami(raja besar keluarga Usman) pada
tahun 1300 M, dia memulai mengem-bangkan wilayah Islam.9 Perluasan wilayah (ekspansi) para Sultan
Usmani menjadi sebuah model. Hal ini berlangsung paling tidak sampai dengan masa pemerintahan
Sulaiman I. Untuk mendukung hal itu, Orkhan membentuk pasukan tangguh yang dikenal dengan
Inkisyariyah. Pasukan Inkisyariyah adalah tentara utama Dinasti Usmani yang terdiri dari bangsa Georgia
dan Armenia yang baru masuk Islam.10 Ternyata, dengan pasukan tersebut seolah-olah Dinasti Usmani
memiliki mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang besar sekali bagi penaklukan
negeri-negeri non Muslim. Maka, pada masa Orkhan I Kerajaan Turki Usmani dapat menaklukkan Azmir
(Asia Kecil) pada tahun 1327, Thawasyani (1330), Uskandar (1338), Ankara (1354), dan Gholipolli (1356).
Daerah-derah ini adalah bagian dunia Eropa yang pertama kali dapat dikuasai Kerajaan Usmani

5 . Pendidikan

Turki Usmani merupakan perpaduan budaya dari beberapa Negara, yaitu: Persia, Bizantium dan Arab.
Dari kebudayaan Persia mereka menerima ajaran-ajaran tentang etika, tatakarma dalam kehidupan di
Istana. dari Bizantium mereka mendapatkan tentang Organisasi pemerintahan dan Prinsip-prinsip
kemiliteran. Sedangkan dari kebudayaan Arab mereka dapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi,
kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan.Sebagai bangsa yang berdarah militer, pendidikan pada masa
kerajaan ini banyak dikonsentrasikan kepada pendidikan pelatihan militer, sehingga melahirkan tentara
Yenissari dan menjadikan Negara ini mempunyai mesin perang yang tangguh. Kehidupan keagamaan
merupakan bagian terpenting dalam system social dan politik pada masa kerajaan ini, para penguasa
sangat terkait dengan syariat islam.

Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam Negara dan masyarakat. Mufti sebagai pejabat tinggi agama
dan berwenang menyampaikan fatwa resmi mengenai problematika keagamaan.13 Pada masa ini
berkembang pula ajaran-ajaran tarekat yang paling besar, yakni tarekat al-Bektasyi dan Al-Maulawy,
kedua tarekat ini mempunyai pengaruh pada wilayah yang berbeda, tarekat al-Bektasyi sangat
berpengaruh di kalangan tentara yenesari, sementara al-Maulawy berpengaruh besar dikalangan
penguasa.

DINASTI SYAFAWIYAH

1. Bidang Ekonomi

Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas Kepulauan Hurmuz dan pelabuhan
Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan
antara Barat dan Timur. Di samping sektor perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam
bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertile Crescent).

2.Bidang Ilmu Pengatahuan

Sepanjang sejarah Islam Persia dikenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa
mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sejumlah ilmuan yang selalu hadir di Majelis Istana
yaitu Baha al-Dina al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan
Muhammad al-Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah
mengadakan observasi tentang kehidupan lebah

3. Kemajuan bidang agama

Kemajuan Dalam Keagamaan Pada Masa Khalifah Abbas 1 Memimpin Dinasti Safawiyah, kebijakan
keagamaan tidak lagi seperti masa khalifah-khalifah sebelumnya yang menginginkan paham syi'ah
menjadi agama resmi kekhalifahan Dinasti Safawiyah. Tetapi Khalifah Abbas Saya menanamkan sikap
toleransi terhadap para pemeluk aliran kegamaan dalam islam. Menurut Hamka (1981;70), Khalifah
Abbas I dalam bidang politik selalu menanamkan toleransi atau lapang dada yang sangat besar. Paham
sy'ah tidak lagi menjadi paksaan, bahkan orang sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan
hanya itu saja, para pendeta Nasrani diizinkan mengembangkan ajaran agamanya dengan leluasa sebab
sudah banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di Kota Isfahan.

4. Bidang Politik
kemajuan di bidang politik di sini adalah terwujudnya integritas wilayah Negara yang luas yang dikawal
oleh suatu angkatan bersenjata yang tangguh dan diatur oleh suatu pemerintahan yang kuat, serta
mampu memainkan peranan dalam percaturan politik internasional.

Kesultanan mughal

A.Politik

Puncak kejayaan Kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-
1605 M). Karena wilayah kekuasaannya yang sangat luas, Akbar menjalankan pemerintahannya secara
militeristis. Selain itu, Akbar juga menerapkan kebijakan politik sulakhul (toleransi universal). Artinya,
semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan oleh perbedaan etnis dan agama.

Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan tiga penguasa setelahnya; Jahangir (1605-
1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Shah Jahan, putra Jahangir,
memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1631-1643 M di Kota Agra. Taj Mahal, istana nan indah
ini, dibangun selama 12 tahun, berdiri di tepi Sungai Jamuna. Taj Mahal adalah warisan abadi Dinasti
Mughal yang dapat dinikmati hingga kini.

B.Kegiatankan pendidikan pada Kerajaan Mogul

Kerajaan Mogul (Moghal) di India berdiri seperempat abad sesudah berdirinya

Kerajaan Satawi. Dengan demikian, di antara ketiga kerjaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang
berbungsu (mudah).20 Pendiri kerajaan ini, adalah Zahiruddin

Babur (1428 – 1530) cucu dari Timur Leuk, dan Delhi sebagai ibukota kerajaan.21

Kekuasaan Moghai membujur dari perbatasan India di sebelah Timur sampai

Keperbatasan Syria di sebalah barat. Dan di celah-celah itu pernah turunan Persia

Dan turunan Arab masing-masing menguasai Persia dan Irak dalam waktu yang

Relatif singkat.

Kegiatan pendidikan pada Kerajaan Mogul mengalami dua fase, yaitu fase
Klasik dan fase modernitas. Pada fase klasik, kemajuan pendidikan jauh lebih

Kompleks, khususnya dalam bidang intelektual, baik ilmu keagamaan, politik,

Peradaban dan kebudayaan seperti bidang ilmu pengetahuan dan filsafat. Namun

Dalam fase modern, ilmu keagamaan, umat Islam hanya melakukan taklid kepada

Iman-iman besar yang lahir pada masa klasik Islam. Sehingga tidak nampak

Adanya ijtihad mutlak, dalam artian hasil pemikiran yang bebas mandiri dan

Kalaupun ada mujtahid – maka, ijtihadnya berada dalam biasa batas mazhab

Tertentu (ijtihad fil al mazhab).23 Diantara kegiatan keilmuan yang menonjol pada

Zaman kladik Moghal adalah ilmu hadis, ilmu-ilmu al-Qur’an, tasawuf, al-thib,

Ilmu filsafat, ilmu pasti/ilmu binatang, ilmu tabi’yat (ilmu hewan, ilmu alam),

Ilmu kemiliteran (peperangan). Ilmu berburu dan kecakapan berkuda, serta ilmu

Politik dan kenegaraan.

C.Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Dinasti Mughal mengembakan sektor pertanian, pertambangan dan
perdagangan, akan tetapi sumber utama keuangan kerajaan lebih bertumpu kepada sektor pertanian.
Dalam hal ini pemerintahan Dinasti Mughal membentuk sebuah sistem pemerintahan lokal yang
digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Wilayah terkecil disebut deh
dan beberapa deh tergabung dalam Pargana (Kaum petani kawedanan). Setiap pargana petani dikepalai
oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan “muqaddam” atau “patel”, yang mana kedudukan yang
dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan
menghindarkan tindak kejahatan. dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi
mereka juga terikat terhadapnya[16].

Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini.
Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap
unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil
pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar,
tetapi para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam
pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang
menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang
chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.

Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi
perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) Perusahaan Inggris-India Timur
untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa
sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam
lainnya dalam jumlah yang besar[17].

D. Bidang Keagamaan

Bidang keagamaan di kerajaan Mughal cukup menarik, Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di
Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan
sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi[18]. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik
dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-
Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan
umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap
kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang di kedepankan.

E.Sosial

Masih segar dalam Ingatan kita kasus yang mimpa seorang Mahasiswi di India, yang mana mahasiswi
tersebut diperkosa oleh sekelompok orang kemudian dibunuh secara kejam, pada saat ini salah satu
Negara yang dijuluki neraka bagi wanita adalah Negara India, dalam waktu 24 jam minimal 3 kasus
pelecehan seksual terhadap wanita.

Pada masa lalu pada masa pemerintahan dinasti Mughal di India wanita mendapatkan tempat yang
begitu istimewa, mereka mendapatkan kebebasan yang berdasarkan keadilan dari ajaran agama Islam,
pada masa ini wanita dimuliakan kedudukannya didengar pendapatnya dan sangat dihormati
kedudukannya, pada masa pemerintahan Syah Jihan ia membangun Makam yang sangat Indah untuk
Istrinya tercinta yang wafat, Makam tersebut yang dikenal sampai saat ini yaitu Taj Mahal[21], Taj Mahal
saat ini masih terdaftar di UNISCO Sebagai salah satu keajaiban dunia.

Pada Masa Pemerintahan Sultan Akbar dikeluarkan larangan Membakar wanita bersama mayat
suaminya, yang mana pada saat itu menurut ajaran Umat Hindu India seorang wanita yang ditinggal
mati oleh suaminya harus dibakar bersama suaminya sebagai bentuk kesetiaan kepada suaminya. Pada
masa Sultan Akbar juga di keluarkan undang-undang pembatasan umur pernikahan nikah usia laki-laki
adalah 16 tahun sedangkan wanita 14 tahun agar keturunan mereka tidak lemah[22]. Adanya kebijakan
Sultan Akbar tersebut menunjukkan bahwa penghargaan kepada wanita pada masa Dinasti Mughal
sangatlah tinggi, wanita mempunya posisi yang tidak dapat di abaikan dalam pemerintahan, politik
maupun sosial

DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal UIN banten Kemajuan Dinasti Turki Utsmani

2. Buku sejarah Peradaban Islam

3. Jurnal UIIN Kemajuan Dinasti moughol

Anda mungkin juga menyukai